LP Dermatitisfix
LP Dermatitisfix
Definisi : Penyebab :
Dermatitis adalah a. luar (eksogen), misalnya bahan kimia (contoh: detergen, asam, basa, oli,
peradangan kulit semen), fisik (contoh: sinar, suhu)
(epidermis dan dermis) b. mikroorganisme (bakteri,jamur)
sebagai respon terhadap c. dalam (endogen), misalnya dermatitis atopik.
pengaruh faktor eksogen
dan atau faktor endogen, Klasifikasi :
Penatalaksanaan :
1. Dermatitis Kontak
b. Hindari kontak lebih lanjut dengan zat atau benda penyebab dermatitis kontak.
c. Pada tipe iritan, basuhlah bagian yang terkena dengan air mengalir sesegera mungkin.
d. Jika sampai terjadi lecet, tanganilah seperti menangani luka bakar.
e. Obat anti histamin oral untuk mengurangi rasa gatal dan perih yang dirasakan.
f. Kortikosteroid dapat diberikan secara topikal, oral, atau intravena sesuai dengan tingkat
keparahnnya.
2. Dermatitis Atopik
a. Menghindari dari agen pencetus seperti makanan, udara panas/dingin, bahan – bahan
berbulu.
b. Hindari kulit dengan berbagai jenis pelembab anatara lain krim hidrofilik urea 10% atau
pelembab yang mengandung asam laktat dengan konsentrasi kurang dari 5%
c. Kortikosteroid topikal potensi rendah diberi pada bayi, daerah intertriginosa dan daerah
genitalia. Kortikosteroid potensi menengah dapat diberi pada anak dan dewasa. Bila
aktifitas penyakit telah terkontrol.
d. Antihistamin topikal tidak dianjurkan pada DA karena berpotensi kuat menimbulkan
sensitisasi pada kulit. Pemakaian krim doxepin 5% dalam jangka pendek (1 minggu)
dapat mengurangi gatal tanpa sensitifitas, tapi pemakaian pada area luas akan
menimbulkan efek samping sedatif.
e. Pemberian antibiotika berkaitan dengan ditemukannya peningkatan koloni S. Aureus
pada kulit penderita DA. Dapat diberi eritromisin, asitromisin atau kaltromisin. Bila
ada infeksi virus dapat diberi asiklovir 3 x 400 mg/hri selama 10 hari atau 4 x
200mg/hari untuk 10 hari.
3. Neurodermatitis Sirkumskripta
a. Pemberian kortikosteroid dan antihistamin oral bertujuan untuk mengurangi reaksi
inflamasi yang menimbulkan rasa gatal. Pemberian steroid topical juga membantu
mengurangi hyperkeratosis. Pemberian steroid mid-potent diberikan pada reaksi radang
yang akut, tidak direkomendasikan untuk daerah kulit yang tipis (vulva, scrotum, axilla
dan wajah). Pada pengobatan jangka panjang digunakan steroid yang low-proten,
pemakaina high-potent steroid hanya dipakai kurang dari 3 minggu pada kulit yang tebal.
b. Anti-depresan atau anti anxiety sangat membantu pada sebagian orang dan perlu
pertimbangan untuk pemberiannya.
c. Jika terdapat suatu infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik topikal ataupun oral.
d. Perlu diberikan nasehat untuk mengatur emosi dan perilaku yang dapat mencegah gatal
dan garukan
4. Dermatitis Numularis
a. Bila kulit kering, diberi pelembab atau emolien
b. Secara topikal lesi dapat diobati dengan obat antiinflamasi, misalnya preparat ter,
glukokortikoid, takrolimus, atau pimekrolimus.
c. Bila lesi masih eksudatif sebaiknya dikompes dahulu misalnya dengan larutan
permanganas kalikus 1 : 10.000.
d. Kalau ditemukan infeksi bakterial, diberikan antibiotik secara sistemik.
e. Kortikosteroid sistemik hanya diberikan pada kasus yang berat dan refrakter, dalam
jangka pendek.
f. Pruritus dapat diobati dengan antihistamin golongan H1, Misalnya hidroksisilin HCL
5. Dermatitis statis
a. Cahaya berdenyut intens
b. Diuretik
c. Imunosupresan
d. Istirahat
e. Kortikosteroid
f. Ligasi Vaskuler
g. Pelembab
h. Terapi Kompresi
Pathway
Preseptor Akademik,
(Dewi
Nurhanifah.,Ns, M.
Kep)