Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH METODE PENGEMBANGAN KOGNITIF DAN SAINS AUD

“TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN ANAK MENURUT JEAN PIAGET”

Dosen Pengampu Mata Kuliah


Annisa Amalia, M.Pd

Disusun Oleh:
Maria Teodosia (F1122181018)
Lidia Krisdayanti Tegi (F1122181012)
Kristantri Masneno (F1122181023)

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
TAHUN AJARAN
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatnya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “Tahap-tahap Perkembangan
Anak Menurut Jean Piaget” dengan tepat waktu. Oleh karena itu kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang sudah membantu dalam pembuatan dan penyusunan makalah
ini.

Tujuan dari pembuatan makalah ini, selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode
Pengembangan Kognitif dan Sains AUD, juga kami lakukan sebagai bahan pembelajaran kami
bersama mahasiswa/mahasiswi lain, agar dapat menambah wawasan tentang Tahap-tahap
Perkembangan Anak Menurut Jean Piaget.

Melalui kata pengantar ini kami lebih dulu meminta maaf bila dalam pembuatan
makalah ini ada-Nya kekurangan baik yang kurang jelas maupun yang menyinggung perasaan
pembaca. Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang
membacanya.

Pontianak, 13 Februari 2020


DAFTAR ISI
Kata pengantar …………………………………………………………………………………i
Daftar isi…………………………..…………………………………………………………...ii
Bab I Pendahuluan………………..…………………………………………………………...1
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
Bab II Pembahasan
A. Tahap perkembangan kognitif pada anak menurut piaget
B. Faktor yang dapat berpengaruh dalam perkembangan kognitif anak
C. Ciri-ciri dari tahapan perkembangan pada anak

Bab III Penutup


A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar putaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kognitif merupakan salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara umum
kognitif adalah potensi intelektual yang terdiri dari tahapan pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesa dan evaluasi.
Kognitif berarti persoalan menyangkut kemampuan untuk mengembangkan
kemampuan rasional (akal). Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau
upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain.
Secara sederhana, kemampuan kognitif adalah kemampuan anak untuk berfikir lebih
kompleks serta kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah. Dengan
demikian dapat dipahami perkembangan kognitif adalah salah satu aspek
perkembangan pesertadidik yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu
semua proses psikologi yang berkaitan dengan bagaiman cara individu mempelajari
dan memikirkan lingkungan.
Jean Piaget adalah seorang ilmuawan yang merumuskan teori yang dapat menjelaskan
fase-fase perkembangan kognitif. Teori ini dibangun berdasrkan sudut pandang yang
disebut sudut pandang aliran structural (structuralism) dan aliran konstructive
(constructivism). Teori perkembangan Piaget adalah salah satu teori yang
menjelasakan bagaimana anak beradaptasi dan menginterpretasikan objek-objek dan
kejadian yang terjadi di sekitar anak.
Piaget memandang bahwa anak memainkan peran aktif dalam menyusun
pengetahuannya mengenai realitas. Anak tidak pasif menerima informasi. Walaupun
proses berfikir dalam konsepsi anak mengenai realitas telah dimodifikasi oleh
pengalaman dengan dunia sekitarnya, namun anak juga berperan aktif dalam
menginterpretasikan informasi yang ia peroleh.
Piaget percaya bahawa pemikiran anak-anak berkembang menurut tahap-tahap atau
priode-periode yang terus bertambah kompleks. Teori Piaget merupakan akar revolusi
kognitif saat ini yang menekankan pada proses mental.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana tahap perkembangan kognitif pada anak menurut Piaget?
2. Apasaja faktor yang dapat berpengaruh dalam perkembangan kognitif anak?
3. Apasaja ciri-ciri dari tahapan perkembangan pada anak?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui tahap perkembangan kognitif pada anak menurut piaget
2. Untuk mengetahui faktor yang dapat berpengaruh dalam perkembangan kognitif
anak
3. Untuk mengetahui ciri-ciri dari tahapan perkembangan pada anak
BAB II

PEMBAHASAN

A. TAHAP PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA ANAK MENURUT PIAGET


Jean Piaget, merancang model yang mendeskripsikan bagaimana manusia
memahami dunianya dengan mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi.
Menurut Piaget seperti yang dikutip Woolfolk (2009) perkembangan kognitif
dipengaruhi oleh maturasi (kematangan), aktivitas dan transmisi sosial. Maturasi atau
kematangan berkaitan dengan perubahan biologis yang terprogram secara genetik.
Aktivitas berkaitan dengan kemampuan untuk menangani lingkungan dan belajar
darinya. Transmisi sosial berkaitan dengan interaksi dengan orang-orang di sekitar dan
belajar darinya.

Piaget melakukan serangkaian wawancara dan pengamatan terhadap anaknya dalam


situasi pemecahan masalah. Beliau menemukan beberapa konsep dan prinsip tentang
sifat-sifat perkembangan anak, diantaranya yaitu :

1. Anak adalah pembelajaran yang aktif. Artinya anak tidak hanya mengobservasi dan
mengingat apa-apa yang mereka lihat dan dengar secara pasif. Sebaliknya, mereka
secara natural memiliki rasa ingin tahu tentang dunia mereka dan secara aktif berusaha
mencari informasiuntuk membantu pemahaman dan kesadarannya tentang realitas
dunia yang mereka hadapi itu.

2. Anak mengorganisasi apa yang mereka pelajari dari pengalamannya. Maksudnya


anak-anak tidak hanya mengumpulkan apa-apa yang mereka pelajari dari fakta- fakta
yang terpisah menjadi suatu kesatuan. Namun sebaliknyaya anak secara gradual
membangun suatu pandangan menyeluruh tentang bagaimana dunia bergerak.
Misalnya, dengan mngamati bahwa makanan, mainan, atau objek-objek lin yanag
selalu jatuh ketika mereka lepaskan, anak mulai mengembangkan pemahamn awal
tentang gravitasi.

3. Anak menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui proses asimilasi dan akomodasi.
Asimilasi terjadi ketika seorang anak memasukan penetahuan baru ke dalam
pengetahuan yang sudah ada, yakni anak mengasimilasikan lingkunagn ke dalm suatu
skema. Akomodasi terjadi ketika anak menyesuaikan diri pada informasi baru., yakni
anak menyesuaikan skema mereka dengan lingkungannya.

4. Proses ekuilibrasi menunjuan adanya peningkatan ke arah bentuk-bentuk pemikiran


yang lebih komplek. Menurut Piaget melalui kedua penyesuaian (asimilasi dan
akomodasi sistem kognisi seseorang berkembang dari satu tahap ke tahap selanjutnya,
sehingga kadang-kadang mencapai equilibrium, yakni keadaan seimbang antara
dtruktur kognisinya dan pengalamannya di lingkungan. Sebagai anak-anak yang sedang
tumbuh kadang-kadang mereka berhadapan dengan situasi yang tidak dapat
menjelaskan secara memuaskan tentang dunia daam terminology yang dipahaminya
saat ini. Kondisi demikian menimbulkan konflik kognitif atau disequilibrium, yakni
semacam ketidaknyamanan mental yang mendorongya untuk mencoba membuat
pemahaman tentang apa yanag mereka saksikan. Dengan melakukan penggantian,
mengorganisasi kembali atau mengintegrasikan secara baik skema-akema mereka
(dalam kata-kata lain, melalui akomodasi), anak-anak akhirnya mampu memecahkan
konflik, mampu memahami kejadian-kejadian yanag sebelumnya membingungkan,
serta kembali mendapatkan keseimbangan pemikiran. Pergerakan dari equilibrium ked
isequilibrium dan kemudian kembali lagi menjadi equilibrium atau proses yanag
meningkatkan perkembangan pemikiran dan pengetahuan anak dari suatu tahap ke
tahap yang lebih kompleks inilah yang disebut Piaget dengan
istilah equilibration (ekuilibrasi).

Implikasinya pada Pembelajaran di Kelas

Pengaplikasiannya di dalam belajar : perkembangan kognitif bergantung pada akomodasi.


Kepada individu diberikan suatu area yang belum diketahui agar ia dapat belajar, karena ia tak
dapat belajar dari apa yang telah diketahuinya saja. Ia tak dapat menggantungkan diri pada
asimilasi. Dengan adanya area baru ini individu akan mengadakan usaha untuk dapat
mengakomodasi. Situasi atau area itulah yang akan mempermudah pertumbuhan kognitif.

Secara terinci dibawah ini adalah penerapan teori Piaget terhadap pendidikan di kelas :

1. Karena cara berpikir anak itu berbeda-beda dan kurang logis di banding dengan
orang dewasa, maka guru harus dapat mengerti cara berpikir anak, bukan
sebaliknya anak yang beradaptasi dengan guru.

2. Anak belajar paling baik dengan menemukan (discovery). Arrtinya disini


adalah agar pembelajaran yang berpusat pada anak berlangsung efektif, guru
tidak meninggalkan anak-anak belajar sendiri, tetapi mereka memberi tugas
khusus yang dirancang untuk membimbing para siswa menemukan dan
menyelesaikan masalah sendiri.

3. Pendidikan disini bertujuan untuk mengembangkan pemikiran anak, artinya


ketika anak-anak mencoba memecahkan masalah, penalaran merekalah yang
lebih penting daripada jawabannya. Oleh sebab itu guru penting sekali agar
tidak menghukum anak-anak untuk jawaban yang salah, tetapi sebaliknya
menanyakan bagaimana anak itu memberi jawaban yang salah, dan diberi
pengertian tentang kebenarannya atau mengambil langkah-langkah yang tepat
untuk untuk menanggulanginya.

4. Guru dapat menemukan menemukan dan menetapkan tujun pembelajaran


materi pelajaran atau pokok bahasan pengajaran tertentu.

Jadi, secara singkat dapat dikatakan bahwa pertumbuhan intelektual anak mengandung tiga
aspek, yaitu structure, content dan function. Anak yang sedang mengalami perkembangan,
struktur dan konten intelektualnya berubah / berkembang. Fungsi dan adaptasi akan tersusun
sehingga melahirkan suatu rangkaian perkembangan ; masing-masing . mempunyai struktur
psikologi khusus yang menentukan kecakapan pikir anak. Maka Piaget mengartikan intelegensi
adalah sejumlah struktur psikologis yang ada pada tingkat perkembangan khusus.
 Tahap Perkembangan Kognitif Pada Anak
1. Periode sensorimotor
Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga
dorongan untuk mengeksplorasi dunianya. Skema awalnya dibentuk
melalui diferensiasi refleks bawaan tersebut. Periode sensorimotor adalah
periode pertama dari empat periode. Piaget berpendapat bahwa tahapan ini
menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman spatial/persepsi
penting dalam enam sub-tahapan:
a) Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu
dan berhubungan terutama dengan refleks
b) Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai
empat bulan dan berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan
kebiasaan
c) Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat
sampai sembilan bulan dan berhubungan terutama dengan koordinasi
antara penglihatan dan pemaknaan
d) Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia
sembilan sampai duabelas bulan, saat berkembangnya kemampuan
untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen walau kelihatannya
berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda
e) Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas
sampai delapan belas bulan dan berhubungan terutama dengan
penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujuan
f) Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan
tahapan awal kreativitas
2. Tahap Pra-operasional
Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan
mengamati urutan permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir
usia dua tahun jenis yang secara kualitatif baru dari fungsi psikologis
muncul. Pemikiran (Pra) Operasi dalam teori Piaget adalah prosedur
melakukan tindakan secara mental terhadap objek-objek. Ciri dari tahapan
ini adalah operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai.
Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek
dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih bersifat egosentris:
anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Anak dapat
mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan
semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan
semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda.
Menurut Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan
sensorimotor dan muncul antara usia dua sampai enam tahun. Dalam
tahapan ini, anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka
mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar.
Bagaimanapun, mereka masih menggunakan penalaran intuitif bukan logis.
Di permulaan tahapan ini, mereka cenderung egosentris, yaitu, mereka tidak
dapat memahami tempatnya di dunia dan bagaimana hal tersebut
berhubungan satu sama lain. Mereka kesulitan memahami bagaimana
perasaan dari orang di sekitarnya. Tetapi seiring pendewasaan, kemampuan
untuk memahami perspektif orang lain semakin baik. Anak memiliki pikiran
yang sangat imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda yang tidak
hidup pun memiliki perasaan.
3. Tahapan Operasional Konkrit
Tahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul antara
usia enam sampai duabelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan
logika yang memadai. Proses-proses penting selama tahapan operasional
konkrit adalah:
a) Pengurutan: kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran,
bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran,
mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang
paling kecil.
b) Klasifikasi: kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi
serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik
lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat
menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi
memiliki keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua
benda hidup dan berperasaan).
c) Decentering: anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu
permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak
akan lagi menganggap cangkir lebar tapi pendek lebih sedikit isinya
dibanding cangkir kecil yang tinggi.
d) Reversibility: anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda
dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat
dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama
dengan 4, jumlah sebelumnya.
e) Konservasi: memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-
benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari
objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi
cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila
air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu
akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain.
f) Penghilangan sifat Egosentrisme: kemampuan untuk melihat sesuatu
dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir
dengan cara yang salah).
4. Tahapan Operasional Formal
Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan
kognitif dalam teori Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas
tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap
ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar
secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam
tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis,
dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan
putih, namun ada “gradasi abu-abu” di antaranya.
Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat
terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia
dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan
psikoseksual, dan perkembangan sosial. Beberapa orang tidak sepenuhnya
mencapai perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai
keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan
penalaran dari tahap operasional konkrit.
B. FAKTOR YANG DAPAT BERPENGARUH DALAM PERKEMBANGAN
KOGNITIF ANAK
Jean Piaget dikenal dengan teori perkembangan intelektual yg menyeluruh, yg
mencerminkan adanya kekuatan antara fungsi biologi & psikologis ( perkembangan
jiwa). Piaget menerangkan inteligensi itu sendiri sebagai adaptasi biologi terhadap
lingkungan. Jadi adabeberapa faktor yang dapat berpengaruh dalam perkembangan
kognitif anak:
1) Faktor Fisik
Interaksi antara individu dan dunia luat merupakan sumber pengetahuan baru, tetapi
kontak dengan dunia fisik itu tidak cukup untuk mengembangkan pengetahuan
kecuali jika intelegensi individu dapat memanfaatkan pengalaman tersebut.
2) Faktor Kematangan
Kematangan sistem syaraf menjadi penting karena memungkinkan anak
memperoleh manfaat secara maksimum dari pengalaman fisik. Kematangan
membuka kemungkinan untuk perkembangan sedangkan kalau kurang hal itu akan
membatasi secara luas prestasi secara kognitif. Perkembangan berlangsung dengan
kecepatan yang berlainan tergantung pada sifat kontak dengan lingkungan dan
kegiatan belajar sendiri.
3) Faktor Pengaruh Sosial
Lingkungan sosial termasuk peran bahasa dan pendidikan, pengalaman fisik dapat
memacu atau menghambat perkembangan struktur kognitif.
4) Proses pengaturan diri yang disebut ekuilibrasi
Proses pengaturan diri dan pengoreksi diri, mengatur interaksi spesifik dari individu
dengan lingkungan maupun pengalaman fisik, pengalaman sosial dan
perkembangan jasmani yang menyebabkan perkembangan kognitif berjalan secara
terpadu dan tersusun baik.
C. CIRI-CIRI DARI TAHAPAN PERKEMBANGAN PADA ANAK
Ada beberapa ciri-ciri yang dapat dilihat pada tahapan perkembangan pada anak:
1) Universal (tidak terkait budaya)
2) Walau tahapan-tahapan itu bisa dicapai dalam usia bervariasi tetapi urutannya
selalu sama. Tidak ada ada tahapan yang diloncati dan tidak ada urutan yang
mundur.
3) Tahapan-tahapan tersebut berupa keseluruhan yang terorganisasi secara logis
4) Urutan tahapan bersifat hirarkis (setiap tahapan mencakup elemen-elemen dari
tahapan sebelumnya, tapi lebih terdiferensiasi dan terintegrasi)
5) Tahapan merepresentasikan perbedaan secara kualitatif dalam model berpikir,
bukan hanya perbedaan kuantitatif
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Jean Piaget, merancang model yang mendeskripsikan bagaimana manusia
memahami dunianya dengan mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi.
Menurut Piaget seperti yang dikutip Woolfolk (2009) perkembangan kognitif
dipengaruhi oleh maturasi (kematangan), aktivitas dan transmisi sosial. Maturasi atau
kematangan berkaitan dengan perubahan biologis yang terprogram secara genetik.
Aktivitas berkaitan dengan kemampuan untuk menangani lingkungan dan belajar
darinya. Transmisi sosial berkaitan dengan interaksi dengan orang-orang di sekitar dan
belajar darinya.
Tahap Perkembangan Kognitif Pada Anak
1. Periode sensorimotor
2. Tahap Pra-operasional
3. Tahapan Operasional Konkrit
4. Tahapan Operasional Formal

B. SARAN

Dengan adanya makalah ini dapat menerapkan teori Piaget agar dapat Memperhatikan
karakteristik perkembagan kognitif anak sesuai dengan tahap-tahap perkembanganya, sehingga
perkembangan kognitif anak dapat berkembang secara optimal, Pada dasarnya setiap anak memiliki
tahap-tahap perkembangan yang berbeda-beda dan memiliki karakteristik yang unik, maka
disarankan sebagai seorang pendidik dapat memfasilitasi dan tidak memaksakan anak dan Peranan
pendidik dalam mendampingi anak diperlukan namun perananya tidak dominan, dengan kata lain
pendidik memberikan kesempatan anak untuk bereksplorasi dan membangun pemahamnya.
DAFTAR PUSTAKA

Siswanto, Alpi. 2016. Teori perkembangan kognitif Jean Piaget dan Implementasinya Dalam
Pendidikan. Dalam http://alpisisw4nto.blogspot.com/2016/06/makalah-teori-
perkembangan-kognitif.html. (Diakses Pada) 12 Februari 2020.

Anda mungkin juga menyukai