Anda di halaman 1dari 6

TINJAUAN ASPEK PRODUKSI PT.

PERTAMINA EP ASSET 2 PRABUMULIH


FIELD
UPN "Veteran"Yogyakarta

Copyright 2019

This paper was prepared for presentation at the Final Test of Working and Practice

Abstrak
Penggunaan metode pengangkatan buatan fluida dari dasar lubang sumur menuju kepala sumur
(artificial lift) digunakan dalam suatu sumur apabila tekanan dasar sumur (Pwf) dari dasar sumur tidak
mampu lagi untuk mendorong fluida sampai ke kepala sumur. Salah satu jenis artificial lift yang terdapat
di lapangan adalah pemompaan (pumping). Pemompaan dilakukan dengan prinsip dasar menambah
tekanan yang ada di fluid level sehingga fluida dapat mengalir ke permukaan. Salah satu jenis pemompaan
yang banyak digunakan pada Struktur Ogan, Prabumulih Field, PT. Pertamina EP Asset 2 adalah electric
submersible pump (ESP). ESP merupakan pompa sentrifugal dengan beberapa tingkatan atau multi-stage
pump. Pompa ini mengubah energi listrik yang ada menjadi energi kinetik dan dapat dikonversi lagi untuk
menambah tekanan di fluid level.

LATAR BELAKANG DASAR TEORI


Ketika sumur baru berada di masa awal Electric submersible pump (ESP) adalah
produksinya, sumur menggunakan tenaga alami metode pengangkatan fluida dengan
yang ada di dasar sumur (Pwf). Seiring menggunakan pompa yang dibenamkan pada
berjalannya waktu produksi, maka tenaga alami fluid level yang ada.
yang dimiliki sumur tidak mampu lagi
mengagkat fluida ke permukaan sehingga Screening Criteria ESP
diperlukan pengangkatan buatan atau artificial Sama seperti metode produksi lainnya,
lift. Salah satu karakteristik yang dimiliki oleh ESP juga memiliki keadaan optimum untuk
Struktur Ogan adalah memiliki kandungan gas kinerjanya, yaitu :
yang sedikit dan kandungan air yang tinggi. 1. Productivity Index (PI) sumur kurang dari
Berdasarkan karakteristik yang ada, maka (<) 0,5 BPD/Psi.
pemilihan electric submersible pump atau ESP 2. Ketinggian fluid lever minimal 40 %
adalah pilihan yang optimal dalam mengangkat kedalaman sumur
fluida dari dasar sumur ke permukaan. 3. Laju produksi fluida (Q) minimal (>)
20.000 BPD
TUJUAN 4. GOR fluida rendah
Tujuan utama dari pembuatan paper ini 5. Kandungan pasir (sand content) fluida
adalah untuk mengetahui perencanaan sedikit.
pemasangan ESP dan persamaan – persamaan
yang terkait dalam perancangan ESP pada suatu
sumur.
2 SPE-Error! Reference source not found.-MS

Mekanisme Kerja ESP Pump Setting Depth


ESP bekerja dengan prinsip menambah Pump setting depth (PSD) adalah
tekanan yang ada di fluid level. Energi listrik kedalaman minimal pompa akan dipasangkan.
yang ada akan menggerakan motor sehingga Dalam praktek di lapangan, PSD biasanya
impeller yang ada di dalam pompa bergerak. diformulasikan dalam persamaan :
Fluida yang ada masuk ke pompa melalui intake
dan mendapat energi kinetik dan terlempar PSD = WFL + 100 ……….(7)
menuju diffuser sehingga energi kinetik diubah Dimana :
menjadi tekanan dan terjadi secara berulang PSD : Pump Setting Depth, ft
sehingga tekanan fluida bertambah.
Downhole gas separator pada ESP Pump Intake Pressure
berfungsi untuk memisahkan gas terlarut dari Pump intake pressure (PIP) adalah
fluida sehingga kandungan cairan yang ada besarnya tekanan yang yang ada di intake ESP.
menjadi opmtimal. Hal ini dikarenakan kinerja Besarnya PIP dapat diformulasikan dengan
optimal ESP berada saat kandungan cairan persamaan :
tinggi.
ΔD intake = D mid perf – PSD….(8)
Static Fluid Level dan Working Fluid Level ΔP intake = ΔD intake x SG F…..(9)
Pompa pada ESP harus dibenamkan pada PIP = Pwf - ΔP intake…….(10)
level fluida sehingga harus diketahui terlebih
dahulu berapa nilai static fluid level (SFL) dan Total Dynamic Head
working fluid level (WFL). SFL menyatakan Total Dynamic Head adalah nilai
kedalam level fluida saat pompa tidak bekerja ekuivalen ketinggian yang dibutuhkan untuk
dan WFL menyatakan kedalaman level fluida satt memompakan fluida dari fluid level menuju ke
pompa bekerja. Parameter diatas dapat diketahui permukaan. Dalam menentukan nilai TDH dari
dengan persamaan : ESP, maka ada beberapa parameter yang harus
ditentukan besaranyaa diantaranya fluid over
SG Wp = WC x SGw ……..(1) pump (FOP), net vertical lift, tubing head dan
SG Op = OC x SGo……….(2) tubing friction loss.
SG F = SG Wp + SG Op..(3) Fluid over pump (FOP) adalah
GF = SG F x 0,433……(4) ketinggian level fluida yang ada di atas pompa.
𝑃𝑠 FOP dapat diketahui dengan persamaan :
SFL = D mid perf – (𝐺𝑓).(5)
𝑃𝑤𝑓
WFL = D mid perf – ( ).(6) 𝑃𝐼𝑃 𝑥 2,31
FOP = 𝑆𝐺 𝐹 ………(11)
𝐺𝑓
Dimana : Dimana :
SG Wp : Specific Gravity Fasa Air, fraksi FOP : Fluid Over Pump, ft
SG Op : Specific Gravity Fasa Minyak, fraksi Vertical lift (HD) adalah ketinggian level
WC : Water Cut, fraksi fluida teratas menuju ke permukaan. Vertical lift
OC : Oil Cut, fraksi ditentukan dengan persamaan :
SGo : Specific Gravity Minyak, fraksi
SGw : Specific Garvity Air, fraksi HD = PSD – FOP…….(12)
SG F : Specific Gravity Fluida, fraksi Dimana :
GF : Gradien fluida produksi, Psi/ ft HD ; Vertical Lift, ft
SFL : Static Fluid Level, ft Tubing friction loss (HF) adalah nilai
WFL : Working fluid level. ekuivalen ketinggian yang hilang akibat gesekan
D mid perf : Kedalaman perforasi, ft fluida di dalam tubing. Tubing friction loss dapat
Ps : Tekanan reservoir, Psi ditentukan dengan persamaan :
Pwf : Tekanan dasar sumur, Psi
SPE-Error! Reference source not found.-MS 3

100 𝑥 𝑄𝑡 1,85
2,083 (
120 𝑥 34,3
) Pengamatan di lapangan dilakukan
Ft = ………(13) dengan mengamati laju produksi dan tekanan –
𝐼𝐷 4,8655
HF = Ft x PSD……………..(14) tekanan yang ada.
Dimana :
Ft : Friction Loss, fraksi PEMBAHASAN
HF : Tubing Friction Loss, ft Paper ini membahas tentang perencanaan
Qt : Laju alir, BPD ESP yang ada di Struktut Ogan, Lapangan
Tubing head (HT) dapat ditentukan Prabumulih, PT. Pertamian EP Asset 2. ESP
dengan persamaan : dipilih pada beberapa sumur yang ada di Ogan
seperti OGN – 16, OGN – 20 dan OGN – 22.
𝑇𝑢𝑏𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑟𝑒𝑠𝑠𝑢𝑟𝑒 𝑥 2,31 Pemilihan ESP di beberapa titik di Ogan
HT = …..(15)
𝑆𝐺 𝐹
dilakukan karena beberapa titik itu telah
Dimana :
memenuhi screening criteria dari pemasangan
HT : Tubing Head, ft
ESP seperti kandungan cairan tinggi, GOR
Tubing Pressure, Psi
rendah dan PI kurang dari 0,5 BPD/ Psi. ESP
Total Dynamic Head (TDH) dari ESP
digunakan dikarenakan beberapa sumur sudah
dapat ditentukan dengan persamaan :
tidak mempu lagi berproduksi secara tenaga
alamiah atau natural flow.
TDH = HD + HF +HT……….(16)
KESIMPULAN
Horse Power Motor ESP
Penentuan horsepower motor ESP dapat
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan:
dilakukan berdasarkan parameter yang ada.
1. ESP digunakan di Struktur Ogan
Horsepower ESP dapat ditentukan dengan
dikarenakan beberapa titik di Struktur
persamaan :
Ogan sesuai dengan kriteria dari
pemasangan ESP.
HP Motor = SG F x St x HP eff
2. ESP digunakan pada Struktur Ogan
Dimana :
dikarenakan sumur sudah tidak mampu
HP Motor : Horsepower motor ESP, HP
lagi berproduksi secara natural flow.
St : Jumlah stages
HP Eff : Efisiensi pompa, fraksi
DAFTAR PUSTAKA
METODOLOGI
• Brown, Kermit E, 1984 ”The Technology
• Studi pustaka
• Pengamatan di lapangan of Artificial Lift Methods Volume 4”,
• Pengujian di laboratorium Oklahoma.
• Brown, Kermit E, 1984 ”The Technology
Studi Pustaka of Artificial Lift Methods Volume 2”,
Studi pustakan dilakukan dengan melihat Oklahoma.
beberapa refrensi yang mendukung penyelesaian
masalah dalam paper ini.

Pengujian di Laboratorium
Pengujian di laboratorium dilakukan
dengan menguji nilai specific gravity (SG) dari
fluida produksi dan kandungan airnya.

Pengamatan di Lapangan
4 SPE-Error! Reference source not found.-MS

LAMPIRAN

Gbr. 1. Electric Submersible Pump di Ogan

Gbr. 2. Switchbox ESP di Ogan


SPE-Error! Reference source not found.-MS 5

Gbr. 3. Bagian Pompa ESP

Gbr. 4. Parameter dalam Desain ESP


6 SPE-Error! Reference source not found.-MS

Gbr. 5. Diagram Aliran Fluida di SP Ogan

Gbr. 6. Diagram Aliran Fluida di PPP Prabumulih

Anda mungkin juga menyukai