Model Konsep Dan Teori Keperawatan Siste
Model Konsep Dan Teori Keperawatan Siste
Alhamdulillahi robbil alamin, segala puji bagi Allah yang maha pengasih lagi
maha penyayang yang telah memberikan kenikmatan yang tiada terkira sehingga
kami dapat menyusun makalah mata kuliah Keperawatan gerontik yang berjudul “
Model konseptual adaptasi roy ” dengan tepat waktu dan semaksimal mungkin.
Tidak lupa sholawat serta salam selalu kami curahkan kepada junjungan
terbaik baginda Rosul Muhammad Shallallahu ‘Alaihu Wasasallam selaku tauladan
terbaik hingga akhir zaman. Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada beliau, serta
kepada keluarga, sahabat, tabi’in dan orang-orang yang selalu mengikuti sunnahnya.
Penyusun sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan Oleh
karena itu kami siap menerima kritik dan saran yang membangun sebagai bahan
evaluasi. Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif serta bermanfaat
bagi kita semua, Aamiin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai individu,
kelompok situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin
yang spesifik. Teori-teori yang terbentuk dari penggabungan konsep dan
pernyataan yang berfokus lebih khusus pasa suatu kejadian dan fenomena
dari suatu disiplin ilmu. Model konseptual keperawatan dikembangkan
atas pengetahuan para ahli keperawatan tentang keperawatan yang bertolak
dari paradigma keperawatan. Model konseptual dalam keperawatan dapat
memungkinkan perawat untuk menerapkan cara perawat bekerja dalam
batas kewenangan sebagai seorang perawat. Perawat perlu memahami
konsep ini sebagai kerangka konsep dalam memberikan asuhan
keperawatan dalam praktek keperawatan atau sebagai filosofi dalam dunia
pendidikan dan kerangka kerja dalam riset keperawatan.
B. Rumusan Masalah
1. Riwayat calista roy
2. Sumber teori
3. Pengertian
4. Karakteristik teori keperawatan
5. Faktor pengaruh teori keperawatan
1
2
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Adapun tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk
mengetahui berbagai hal yang berhubungan dengan adaptasi
konseptual callista Roy.
2. Tujuan kuhusus
a. Untuk mengetahui riwayat Callista Roy
b. Untuk mengetahui sumber teori Callista Roy
c. Untuk mengetahui pengertian Callista Roy
d. Untuk mengetahui karateristik keperawatan Callista Roy
e. Untuk mengetahui faktor pengaruh keperawatn Callista Roy
f. Untuk mengetahui tujuan teori keperawatan Callista Roy
g. Untuk mengetahui konsep dasar keperawatan model Callista Roy
h. Untuk mengetahui Model konseptual Callista Roy.
D. Sistematika penulisan
Dalam makalah ini penyusunan ingin mempermudah pemahaman
maupun penelaahan terhadap isi makalah sehingga diperoleh gambaran
ringkas dalam penyusunan makalah ini. Dalam pebuatan makalah ini
penyusun membaginya dalm tiga bab, dengan sistematika sebagai berikut :
1) Bab I Pendahuluan
Bab ini mencakup latar belakang rumusan masalah, tujuan, dan
sistematika penulisan.
2) Bab II Tinjauan Teori
Bab ini pembahasan I mencakup Riwayat Callista Roy, sumber
teori Callista Roy, karateristik keperawatan Callista Roy, faktor
pengaruh keperawatan Callista Roy, tujuan Teoriseacara keperawatan
Callista Roy, konsep dasar keperawatan Callista Roy, dan odel
konseptual Callista Roy.
3) Bab III penutup
3
4
5
B. Sumber Teori
Dimulai dengan pendekatan teori sistem Roy menambahkan kerja
adaptasi dari Harry Helson ( 1964 ) seorang ahli fisiologis-psikologis. Untuk
memulai membangun pengertian konsepnya Harry Helson mengartikan
respon adaptif sebagai fungsi dari datangnya stimulus sampai tercapainya
derajat adaptasi yang dibutuhkan individu. Derajat adaptasi dibentuk oleh
dorongan tiga jenis stimulus yaitu :
1. Focal stimuli : Individu segera menghadap
2. Konsektual stimuli : semua kehadiran stimuli yang menyumbangkan efek
Dari focal stimuli.
3. Residual stimuli : faktor lingkungan mengakibatkan tercemarnya keadaan.
Teori Helson dikembangkan dari penyesuaian tingkat zona yang mana
menentukan stimulus akan mendatangkan respon hal yang positif
maupun negatif. Sesuai dengan teori Helson, adaptasi adalah proses yang
berdampak positif terhadap perubahan lingkungan.
Roy mengkombinasikan teori adaptasi Helson dengan definisi dan
pandangan terhadap manusia sebagai sistem yang adaptif. Dengan teori
6
3. Lingkungan
Lingkungan digambarkan sebagai suatu keadaan yang ada di dalam dan di
luar manusia. Lingkungan merupakan input bagi manusia sebagai suatu sistem
yang adaptif.
F. Teori penegasan
Dalam teorinya sister Callista Roy memiliki dua model mekanisme yaitu
Fungsi atau proses control yang terdiri dari kognator dan regulator Efektor,
mekanisme ini dibagi menjadi empat yaitu fisiologi, konsep diri, fungsi peran dan
Interpendensi. Regulator digambarkan sebagai aksi dalam hubungannya terhadap
empat efektor cara adaptasi yaitu: fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan
interdependensi. Berikut penjelasan dari empat efektor yang telah disebutkan.
a. Mode Fungsi Fisiologi
Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya.
Roy mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus
dipenuhi untuk mempertahankan integritas, yang dibagi menjadi dua bagian,
mode fungsi fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari 5 kebutuhan dan fungsi
fisiologis dengan proses yang kompleks terdiri dari 4 bagian yaitu :
1. Oksigenasi : Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya, yaitu ventilasi,
pertukaran gas dan transpor gas (Vairo,1984 dalam Roy 1991).
2. Nutrisi :Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan untuk
mempertahankan fungsi, meningkatkan pertumbuhan dan mengganti jaringan
yang injuri. (Servonsky, 1984 dalam Roy 1991).
3. Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari instestinal dan ginjal. (
Servonsky, 1984 dalam Roy 1991).
4. Aktivitas dan istirahat : Kebutuhan keseimbangan aktivitas fisik dan istirahat
yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi fisiologis dalam memperbaiki
dan memulihkan semua komponen-komponen tubuh. (Cho,1984 dalam Roy,
1991).
5. Proteksi/ perlindungan : Sebagai dasar defens tubuh termasuk proses imunitas
dan struktur integumen ( kulit, rambut dan kuku) dimana hal ini penting
sebagai fungsi proteksi dari infeksi, trauma dan perubahan suhu. (Sato, 1984
dalam Roy 1991).
11
Mode fungsi peran mengenal pola – pola interaksi sosial seseorang dalam
hubungannya dengan orang lain, yang dicerminkan dalam peran primer,
sekunder dan tersier. Fokusnya pada bagaimana seseorang dapat memerankan
dirinya dimasyarakat sesuai kedudukannya .
d. Mode Interdependensi
Mode interdependensi adalah bagian akhir dari mode yang dijabarkan oleh
Roy.Fokusnya adalah interaksi untuk saling memberi dan menerima cinta/
kasih sayang, perhatian dan saling menghargai.Interdependensi yaitu
keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian dalam menerima
sesuatu untuk dirinya.
Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan untuk afiliasi dengan
orang lain. Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan berinisiatif untuk
melakukan tindakan bagi dirinya. Interdependensi dapat dilihat dari
keseimbangan antara dua nilai ekstrim, yaitu memberi dan menerima.
Output dari manusia sebagai suatu sistem adaptif adalah respon inefektif.
Respon-respon yang adaptif itu mempertahankan atau meningkatkan
integritas, sedangkan respon yang tidak efektif atau maladaptif itu
mengganggu integritas. Melalui proses umpan balik respon-respon
memberikan lebih lanjut masukan (input) pada manusia sebagai suatu
sisem.Subsistem regulator dan kognator adalah mekanisme adaptasi atau
koping dengan perubahan lingkungan, dan diperlihatkan melalui perubahan
biologis, psikologis, dan social. Subsistem regulator adalah gambaran respon
yang kaitannya dengan perubahan pada sistem saraf, kimia tubuh dan organ
endokrin serta subsistem kognator adalah gambaran respon yang kaitannya
dengan perubahan kognitif dan emosi, termasuk didalamnya persepsi, proses
informasi, pembelajaran, dan membuat alasan dan emosional, yang termasuk
didalamnya mempertahankan untuk mencari bantuan.
c) Stimulus residual yaitu ciri-ciri tambahan yang ada dan relevan dengan
situasi yang ada tetapi sukar untuk diobservasi meliputi kepercayan, sikap,
sifat individu berkembang sesuai pengalaman yang lalu, hal ini memberi
proses belajar untuk toleransi. Misalnya pengalaman nyeri pada pinggang
ada yang toleransi tetapi ada yang tidak.
2. Kontrol
Proses kontrol seseorang menurut Roy adalah bentuk mekanisme koping
yang di gunakan. Mekanisme kontrol ini dibagi atas regulator dan kognator
yang merupakan subsistem.
a) Subsistem regulator
Subsistem regulator mempunyai komponen-komponen : input-proses
dan output. Input stimulus berupa internal atau eksternal. Transmiter
regulator sistem adalah kimia, neural atau endokrin. Refleks otonom
adalah respon neural dan brain sistem dan spinal cord yang diteruskan
sebagai perilaku output dari regulator sistem. Banyak proses fisiologis
yang dapat dinilai sebagai perilaku regulator subsistem.
b) Subsistem kognator
Stimulus untuk subsistem kognator dapat eksternal maupun internal.
Perilaku output dari regulator subsistem dapat menjadi stimulus umpan
balik untuk kognator subsistem. Kognator kontrol proses berhubungan
dengan fungsi otak dalam memproses informasi, penilaian dan emosi.
Persepsi atau proses informasi berhubungan dengan proses internal
dalam memilih atensi, mencatat dan mengingat. Belajar berkorelasi
dengan proses imitasi, reinforcement (penguatan) dan insight (pengertian
yang mendalam). Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan
adalah proses internal yang berhubungan dengan penilaian atau analisa.
Emosi adalah proses pertahanan untuk mencari keringanan,
mempergunakan penilaian dan kasih sayang.
3. Output
Output dari suatu sistem adalah perilaku yang dapt di amati, diukur
atau secara subyektif dapat dilaporkan baik berasal dari dalam maupun dari
luar . Perilaku ini merupakan umpan balik untuk sistem. Roy mengkategorikan
output sistem sebagai respon yang adaptif atau respon yang tidak mal-adaptif.
15
F. PEMBAHASAN KASUS
1. Pengkajian
a) Biodata
Nama : Ibu L
Tempat lahir : Makasar
Umur : 48 tahun
Agama : Islam
Suku : Makasar
23
Pendidikan : SMA
Alamat : Makasar
Sumber data : Pasien dan keluarga (suami)
No medical record : 36-51-01
Masuk rumah sakit : Tanggal 21 maret 2011
b) Pengkajian perilaku
a. Pengkajian tahap pertama
Pengkajian tahap pertama adalah mengumpulkan data perilaku
otput Ibu L sebagai sistem adaptasi dihubungkan dengan 4 mode
adaptif fungsi fisiologis, konsep diri, peran dan interdependen.
Pengkajian tahap pertama pada Ibu N didapatkan data:
Mode fisiologis
S : Menyatakan gerakan-Nya terbatas
O : Pasien nampak terbaring ditempat tidurnya dan nampak ragu-
ragu untuk bergerak, serta tampak gelisah
Mode konsep diri
S : Menyatakan cemas akan terjadi perubahan penampilan
O : Tampak gelisah
Mode fungsi peran
S : Menyatakan takut terjadi kecacatan
O : Rendah diri terhadap penampilanya
Mode interdependen
Tidak berdaya
b. Pengkajian tahap kedua
Setelah mengidentifikasi respon tidak efektif dan respon
selanjutnya melakukan pengkajian tahap kedua yang meliputii
fokal, kontekstual dan residual stimuli.
1) Pengkajian stimulus
a. Stimulus fokal (etiologi)
b. Stimulus konsteksual (presipitasi)
c. Stimulus residual (predisposisi)
d. Identifikasi stimulus yang berpengaruh : Budaya, keluarga,
fase perkembangan
24
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada tiga tipe teori keperawatan yaitu : terpusat pada keterikatan,
timbal balik dan out come. Model penyesuaian roy dikelomppokan dalam
teori out come ditegaskan oleh penulisnya sebagai “ konsep artikulasi yang
baik dari seseorang sebagai pasien dan perawat dalam mekanisme luar
yang beraturan “ roy dalam mengaplikasikan konsep-konsepnya yang
berasal dari system dan disesuaikan kepada pasien yang telah
mempersembahkan artikulasinya untuk perawat dalam menggunakan
peralatan untuk praktik, pendidikan, dan penelitian. Konsep-konsepnya
tentang person (Roy menjelaskan bahwa person bisa berarti individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat luas dan masing-masing sebagai
sistem adaptasi holistik. Roy memandang person secara menyeluruh atau
holistik yang merupakan suatu kesatuan yang hidup secara konstan dan
berinteraksi dengan lingkungannya. Antara sistem dan lingkungan terjadi
pertukaran informasi bahan dan energi. Interaksi yang konstan antara
orang dan lingkungannya akan menyebabkan perubahan baik internal
maupun eksternal. Dalam menghadapi perubahan ini individu harus
memelihara integritas dirinya dan selalu beradaptasi ) dan proses
kontribusi perawat terhadap ilmu pengetahuan dan seni merawat
B. Saran
Secara umum, pembaca diharapkan mampu menelaah dan
mempelajari setiap konsep dan model keperawatan yang sudah
berkembang dan mampu membandingkan teori dan model praktik yang
sesuai dengan ilmu keperawatan itu sendiri sehingga tidak bertentangan
dengan etika, norma dan budaya.
Secara khusus, perawat harus mampu meningkatkan respon adaptif
pasien pada situasi sehat atau sakit . Perawat dapat mengambil tindakan
27
28
29