Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah nyeri punggung bawah merupakan sumber daya tarik,
frustasi dan kadang menjadi kebingungan pada banyak dokter dan dan
ilmuan untuk mempelajari dan menangani penyakit ini. Tulang
belakang merupakan satu-satunya organ yang terdiri dari tulang-
tulang, sendi-sendi, ligamen-ligamen, jaringan lemak, berlapis-lapis
otot, syaraf tepi, ganglion sensoris, ganglion otonom dan saraf tulang
belakang. Struktur tersebut di suvlay oleh satu sistem arteri dan vena
yang rumit. Selain itu pergerakan dari tulang belakang itu sendiri
sangat kompleks dan cidera pada tulang belakang dan struktur-struktur
tersebut akan menghasilkan pola nyeri yang unik.
Menurut data dari Amerika, prevalensi gangguan low back pain
berkisar 15-20% dari populasi umum. Dari kelompok usia bekerja
sekitar 50% mengaku pernah mengalami low back pain setiap
tahunnya (meliala,dkk.2005). kelompok jayson menemukan bahwa 35-
37% pekerja mengalami nyeri punggung dan sebagian penderita yang
di maksud adalah mereka yang ada pada usia 45-59 tahun.
Di Indonesia data mengenai jumlah penderita low bback pain di
RSUD dr.Soedarso Pontianak di dapatkan bahwa pada tahun 2010
sebanyak 189 kasus, tahun 201 sebanyak 63 kasus dan tahun 2012
sebanyak 959 kasus (Tuti,2013). LBP sering dijumpai pada praktek
sehari-hari, terutama di negara-negara industri. Di perkirakan 70-85%
dari seluruh populasi pernah mengalami episode ini selama hidupnya.
Prevalensi tahunannya bervariasi dari 15-45% dengan poin prevalence
(sadeli dan tahjono.2004). data epidemiologi mengenai LBP di
Indonesia belum ada, namun diperkirakan 40% penduduk jawa tengah
berusia di atas 65 tahun pernah mengalami nyeri punggung, prevalensi
laki-laki 18,2% dan pada wanita 13,6%. Insiden berdasarkan

1
kunjungan pasien ke beberapa rumah sakit di Indonesia berkisar antara
3-17%.
Sebagian besar pasien dapat diatasi secara efektif dengan kominasi
dari pemberian informasi, sarana, analgesia, dan jaminan yang tepat.
Selain itu pasien juga dapat di dorong untuk melakukan aktivitas, tirah
baring, dan olahraga. Medikasi dan oprasi juga bisa menjadi
penatalaksanaan dari low back pain.

B. Rumusan masalah
1. Apa definisi dari low back pain
2. Apa etiologi dari low back pain
3. Bagaimana patofisiologi low back pain
4. Bagaimana penatalaksanaan pasien low back pain
5. Apa komplikasi dari low back pain
6. Bagaimana asuhan keperawatan mengenai kasus low back pain

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat memahami dan melakukan peran sebagai perawat
dalam pencegahan dan penanganan masalah low back pain.
2. Tujuan khusus \
a. Mengetahui dan memahami definisi low back pain
b. Mengetahui dan memahami etiologi low back pain
c. Mengetahui dan memahami patofisiologi low back pain
d. Memahami bagaimana penatalaksanaan pasien low back pain
e. Memahami dan mengetahui apa saja komplikasi low back pain
f. Memahami dan mampu mempraktekan asuhan keperawatan
yang tepat untuk penderita low back pain.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Low Back Pain


Kerusakan punggung dan tulang adalah penyebab ketiga ketidakmampuan
individu dalam bertahun-tahun pekerjaannya. Kebanyakan nyeri punggung bawah
disebabkan oleh masalah-masalah muskuloskeletal (misalnya peregangan
lumbosakral akut, ligamen lumbosakral yang tidak stabil dan kelemahan otot,
osteotitis medulla, stenosis medula, masalah-masalah diskus itervertebra, panjang
tungkai yang tidak sama). Pasien lansia mungkin mengalami sakit punggung yang
berkaitan dengan fraktur vertebra, osteoporosis atau metastasis tulang. Banyak
kondisi medikal dan psikomatis lain yang menyebabkan nyeri punggung.
Obesitas, stress dan kadang depresi dapat menunjang terjadinya nyeri punggung
bawah. Pasien dengan nyeri punggung bawah kronik mungkin mengalami
ketergantungan pada alkohol atau analgesik.
Masalah nyeri punggung bawah merupakan sumber data tarik, frustasi dan
kadang menjadi kebingungan pada banyak dokter dan ilmuan untuk mempelajari
dan menangani penyakit ini. Tulang belakang merupakan satu-satunya organ yang
terdiri dari tulang-tulang, sendi-sendi, ligamen-ligamen, jaringan lemak, lapisan
otot, saraf tepi, gang lion sensori, ganglion otonom dan saraf tulang belakang.
Struktur tersebut di suplay oleh satu sistem arteri dan vena. Selain itu pergerakan
dari tulang belakang itu sendiri sangat kompleks dan cidera pada tulang belakang
dan struktur-struktur tesebut akan menghasilkan pola nyeri yang unik.

B. Etiologi
Tulang belakang merupakan organ mekanik yang sering di gambarkan
sebagai suatu derek (crane) dengan kemampuan menyangga berat badan, menjaga
keseimbangan, dan melawan berbagai tarikan sebagai akibat dari pekerjaan
sehari-hari maupun aktivitas rekreasional. Walaupun tulang belakang memiliki
kemampuan yang luar biasa untuk menahan sebagian besar tekanan mekanis,
tulang belakang tidak dapat di paksa untuk melampaui kemampuannya. Kekuatan

3
yang melampaui kapasitas jaringan tulang belakang untuk meregang akan
mengakibatkan cidera atau nyeri.
Penyebab dari nyeri punggung masih belum dapat diketahui dengan jelas
dan masih belum dapat dijelaskan dengan detail. Banyak penelitian telah
menyerah dalam usaha untuk menjelaskan penyebab dari nyeri punggung bawah
dan kemudian justru menjelaskan beberapa kondisi tanda bahaya (red flag) yang
berkaitan dengan gangguan ini. Kelompok permasalahan yang dapat
menyebabkan nyeri punggung adalah sebagai berikut :
1 Berasal dari Biomekanis dan deskruktif, misalnya kompres diskus vertebralis,
herniasi diskusvertebralis, cidera torsio dan vibrasi. Permasalahan-
permasalahan terseut dapat terlihat pada klien yang memiliki pekerjaan yang
membutuhkan kerja mengangkat yang berat dan berulang pada posisi
membunkuk atau pekerjaan mengoprasikan mesin yang bergetar.
2 Bersifat deskruktif, misalnya infeks, tumor, dan gangguan rematik. Kondisi-
kondisi tersebut dapat memberikan tekanan pada saraf tulang belakang atau
akarnya, atau bahkan mengubah struktur dari tulang vertebra. Pembagian
etiologi berdasarkan sistem anatomi :
a. LBP Visirogenik (organ abdomen)
Kelainan berasal dari ginjal, viscera pelvis, omentum minor, tumor
retroperitoneal, fibroid retrouteri.
b. LBP Verkulogenik (pembuluh darah)
Aneurisme di abdomen, penyakit veskuler perifer, insufiensi dari arteri
glutea superior.
c. LBP Neuovogenik
Tumor-tumor yang letak nya ekstradural maupun intradural esktra
modullar sering menyebabkan LBP oleh karena juga menekan radik.
d. LBP Spondilogenik
Berasal dari :
1 Tulang koluma spinalis (trauma, radang, tumor, metabolic dan
spondilolistesis)
2 Sendi-sendi sakroiliakan

4
3 Jaringan lunak (degenerasi diskus,aptur diskus, penjepitan akar saraf
akibat stenosis spinalis).

e. LBP Psikogenik
Dapat di sebabkan oleh keadaan depresi, kecemasan maupun neurosis.

Pembagian lain adalah berdasarkan etiologi :

a. LBP Traumatik
1 LBP pada unsur miofasial
2 LBP akibat trauma pada komponen neuromuskuloskeletal
b. LBP akibat proses degeneratif yang mencakup
1 Spondilosis
2 HNP
3 Stenosis spinalis
4 Oesteoarthitis
c. LBP akibat gangguan metaolisme, misalnya osteoporosis tulang
d. LBP akibat neoplasma
1 Tumor meylum
2 Retikulosis
e. LBP akibat kelainan kongenital
f. LBP sebagai refered pain
g. LBP akibat gangguan sirkulatorik
h. LBP oleh karena psikoneurotik
C. Patofisiologi
Beban berat memiliki berbagai efek terhadap diskus intervertebralis, badan
dari vertebrata, faset dan ligamen-ligamen tulang belakang. Pada beban berat yang
menekan (compressive load) serabut anuker dari diskus mengalami pereggangan.
Tulang vertebra juga mengalami tekanan dan dapat patah pada end-plate-nya.
Ligamen-ligamen tulang belakang cenderung dapat melengkung dengan mudah
dan sendi faset hanya dapat sedikit menahan kompresi.

5
Akibatnya sadalah dapat mengakibatkan herniasi. Ketika diskus hanya
menonjol, anulusnya masih sempurna. Ketika terjadi herniasi, annulus bisa robek,
sehingga menghasilkan esktruksi dari nucleus pulpous. Kompresi dari akar saraf
tulang belakang dapat terjadi karena herniasi diskus tadi. Diskus yang
memisahkan dan memberi bantalan vertebra dan mendapatkan inervasi oleh
ujung-ujung halus. Ketika diskus menimpa nervus sklialitikus, kondisi ini dan
denyut nyeri yang dihasilkan disebut skiatika. Skiatika adalah bentuk nyeri yang
parah dan konstan di daerah kaki yang muncul disepanjang jalur nervus skiatik
dan cabang-cabangnya.
Diskus intervertebralis akan mengalami perubahan sifat ketika usia
bertambah tua. Pada orang muda diskus terutama tersusun atas fibrokartilago
dengan matriks gelatinus. Pada lansia akan menjadi fibrokartilago yang padat dan
tak teratur. Degenerasi diskus merupakan penyebab nyeri punggung yang biasa
diskus lumbal, menderita stress mekanis paling berat dan perubahan degenerasi
terbberat. Penonjolan diskus (herniasi nucleus pulposus) atau kerusakan sendi
faset dapat mengakibatkan penekanan pada akar saraf ketika keluar dari kanalis
spinalis yang mengakibatkan nyeri menyebar sepanjang saraf tersebut. Sekitar
12% orang dengan nyeri punggung bawah menderita hernia nucleus pulposus
( Brunner & Suddarth, 2002).

D. Manisfestasi Klinis
Gambaran klinis LBP adalah nyeri yang dirasakan di area punggung
bawah, dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri
yang berasal dari daerah punggun bawah dapat menuju ke daerah lain atau
sebaliknya, nyeri yang berasal dari daerah lain di rasakan di daerah punggung
bawah (reffered pain/nyeri yang menjalar). Tanda dan gejala yang timbul antara
lain :
a. Cara berjalan pincang, diseret, kaku (merupakan indikasi untuk pemeriksaan
neurologis)
b. Prilaku penderita apakah konsisten dengan keluhan nyerinya (kemungkinan
kelainan psikiatri)

6
c. Nyeri yang timbul hampir pada semua pergerakan daerah lumbal (pinggang)
sehingga penderita berjalan sangat hati-hati (kemungkinan infeksi,
peredangan, tumor atau patah tulang)
Menurut internasional association for the study of pain (IASP),
yang termasuk dalam low back pain terdiri dari :
1 Lumbar spinal pain, nyeri di daerah yang dibatasi: superior oleh garis
transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus dari
vertebra thorakal terakhir, inferior oleh garis transversal imajiner yang
melalui ujung prossesus spinosus dari vertebra sakralis pertama dan
lateral oleh garis vertikal tangensial terhadap batas lateral spina
lumbalis.
2 Sacral spinal pain, nyeri di daerah yang diatasi superior oeh garis
pertama, inferior oleh garis transversal imajiner yang melalui sendi
sakrokoksigeal posterior dan lateral oleh garis imajiner melalui spinal
iliaka superior posterior dan inferior.
3 Lumbosacral pain, nyeri di daerah 1/3 bawah daerah lumbar spinal
pain dan 1/3 atas daerah sacral spinal pain.
Selain itu, IASP juga membagi low back pain ke dalam:
a. LBP Akut, telah dirasakan kurang dari 3 bulan
b. LBP Kronik, dirasakan lebih dari 3 bulan
c. LBP Subakut, telah dirasakan minimal 5-7 minggu, tetapi tidak
lebih dari 12 minggu.

E. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Low Back Pain

Sebagian besar pasien dapat diatasi secara efektif dengan kombinasi


dari pemberian informasi, saran, analgesik, dan jaminan yang tepat. Pasien
juga harus disemangati untuk segera kembali bekerja. Penjelasan dan saran
dapat juga dalam bentuk tertulis. Krosinitas Low Back Pain dapat
dihindari dengan : memperhatikan aspek psikologis gejala yang ada,

7
menghindari pemeriksaan yang tidak perlu dan berlebihan, menghindari
penatalaksanaan yang tidak konsisten, serta memberikan saran untuk
mencegah rekurensi (menghindari pengangkatan beban yang berat).

2. Penatalaksanaan Low Back Pain Kronik yang menyebabkan


Disabilitas
Penelitian telah menunjukkan bahwa pengaruh terpenting dalam
perkembangan kronisitas adalah psikologikal dibandingkan dengan
biomekanikal. Faktor-faktor psikologis yang dimaksud adalah distress
berat, kesalah pahaman tentang nyeri dan implikasinya, serta penghindaran
aktivitas karena takut membuat rasa nyeri bertambah parah.
3. Penatalaksanaan Low Back Pain non spesifik
a) Aktivitas : lakukan aktivitas normal. Penting untuk melanjutkan kerja
seperti biasanya.
b) Tirah baring : tidak dianjurkan sebagai terapi, tetapi pada beberapa
kasus dapat dilakukan tirah baring 2-3 hari pertama untuk mengurangi
nyeri.
c) Medikasi : obat anti nyeri diberikan dengan interval biasa dan
digunakan hanya jika diperlukan. Mulai dengan paracetamol dengan
opioid. Pertimbangkan tambahan muscle relaxant tetapai hanya untuk
jangka pendek. Mengingat bahaya ketergantungan.
d) Olahraga : harus dievaluasi lebih lanjut jika pasien tidak kembali ke
aktivitas sehari-harinya dalam 4-6 minggu.
e) Manipulasi : dipertimbangkan untuk kasus-kasus yang membutuhkan
obat penghilang nyeri ekstra dan belum dapat kembali bekerja dalam
1-2 minggu. Terapi dan intervensi lain : belum ada penelitian
mengenai terapi dengan traksi, termis ultrasound, akupuntur, sabuk
penyangga, ataupun pijatan.

8
4. Penatalaksanaan Back Pain dengan Nerve Root Afektion Low
a. Aktivitas : pasien didorong melakukan bergam aktivitas walaupun
punggung atau tungkai bawahnya nyeri.
b. Tirah baring : mungkin dibutuhkan untuk menghilangkan nyeri.
c. Medikasi : obat anti nyeri diberikan dengan interval biasa dan
digunakan hanya jika diperlukan. Mulai dengan parasetamol atau
dikombinasikan dengan opioid. Pertimbangan tambahan relaksan otot
tetapi hanya untuk jangka pendek, mengingat bahaya ketergantungan.
d. Olahraga : jika pasien menjadi pasif, olahraga ringan mungkin
berguna.
e. Operasi : dilakukan pada kasus dengan tanda-tanda neurologis
progresif/kauda ekuina dan pengurangan nyeri yang tidak memuaskan
setelah 6-12 minggu, mungkin dengan episode nyeri yang tidak
tertahankan sebelumnya.
f. Terapi dan intervensi lain : tidak terdapat penelitian mengenai terapi
dengan traksi atau manipulasi yang dianjurkan.
F. Prognosis
Biasanya pasien sembuh rata-rata dalam 7 minggu. Tetapi sering dijumpai
episode nyeri berulang. Dan sebanyak 80% pasien mengalami keterbatasan
dalam derajat tertentu. Selama 12 bulan, mungkin hanya 10-15% yang
mengalami disabilitas berat. Status pasien setelah 2 bulan terapi meupakan
indikator untuk meramalkan status pasien pada bulan ke 12.
The Agency for Healtcare Research an Quality (AHRQ) mengkaji hasil
dari pembedahan untuk masalah – masalah low back pain. Secara umum,
dikektomi lumbal dapat menghilangkan manifestasi nyeri padi klien – kilen
dengan nyeri kaki yang parah dan melumpuhkan, lebih cepat dibandingkan
dengan manajemen medis jangka panjang. Namun, pada – klien tanpa nyeri
kaki, hanya ada sedikit perbedaan pada hasil akhir antara perawatan
diskektomi dengan perawatan konservatif. Kebanyakan klien yang
mendapatkan injeksi nyeri – kimopa (Cymopa – pain) pada akhirnya
memerlukan diskektomi sebagai solusi nyeri permanen. Masih diperlukan

9
banyak penelitian untuk menentukan teknik apa yang paling baik bagi klien
tertentu; pilihan klien juga berperan dalam penentuan teknik yang akan
digunakan. (Joyce, 2009).

G. Komplikasi
Komplikasi umum yang biasanya terjadi setelah pembedahan (Joyce, 2009):
1. Infeksi dan peradangan
2. Cedera pada akar – akar saraf
3. Robekan pada lapisan durameter
4. Sindroma kauda ekuina
5. Hemotoma
6. Tidak ada penyatuan pada area bedah

H. Konsep dasar keperawatan


1. Pengkajian
a) Aktivitas dan istirahat
Gejala: Riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat benda berat, duduk,
mengemudi dalam waktu lama, membutuhkan papan/matras waktu
tidur, penurunan rentang gerak dari ekstrimiter pada salah satu bagian
tubuh, tidak mampu melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan.
Tanda: Atropi otot pada bagian tubuh yang terkena, gangguan dalam
berjalan.
b) Eliminasi
Gejala: Konstribusi, mengalami kesulitan dalam defekasi, adanya
inkontenensia/retensi urine

c) Integritas Ego
Gejala: Ketakutan akan timbulnya paralysis, ansietas masalah
pekerjaan, finansial keluarga.
Tanda: Tampak cemas, defresi, menghindar dari keluarga/orang
terdekat

10
d) Neurosensori
Gejala: Kesemutan, kekakuan, kelemahan dari tangan/kaki
Tanda: Penurunan refleks tendon dalam, kelemahan otot, hipotania,
nyeri tekan/spasme pavavertebralis, penurunan persesi nyeri (sensori)
e) Nyeri/kenyamanan
Gejala: nyeri seperti tertusuk pisau yang akan semakin memburuk
dengan adanya batuk, bersin, membengkokan badan, mengangkat
defekasi, mengangkat kaki, atau fleksi pada leher, nyeri yang tidak ada
hentinya atau adanya episode nyeri yang lebih berat secara
interminten; nyeri menjalar ke kaki, bokong (lumbal) atau
bahu/lengan; kaku pada leher (servikal). Terdengar adanya suara
“krek” saat nyeri baru timbul/saat trauma atau merasa “punggung
patah”, keterbatasan untuk mobilisasi/membungkuk kedepan
Tanda Sikap: dengan cara bersandar dari bagian tubuh yang terkena,
perubahan cara berjalan: berjalan dengan terpincang-pincang,
pinggang terangkat pada bagian tubuh yang terkena, nyeri pada
palpasi.
f) Keamanan
Gejala: Adanya riwayat masalah punggung yang baru saja terjadi
g) Penyuluhan dan pembelajaran
Gejala: Gaya hidup ; monoton atau hiperaktif
h) Pertimbangan : DRG menunjukan rata-rata perawatan:10,8 hari
i) Rencana pemulangan : Mungkin memerlukan batuan transportasi,
perawatan diri dan penyelesaian tugas-tugas.

2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut b/d agen injuri (fisik, kelainan muskuloskeletal dan system
syaraf vaskuler
b. Hambatan mobilitas fisik b.d nyeri, kerusakan muskuloskeletal,
kekakuan sendi atau kontraktur.

11
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. F
Umur : 60 tahun.
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Banjar/Indonesia
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Barabai
No. Register :5673
Tanggal Masuk : 01 oktober 2015
Tanggal Pengkajian : 22 Maret 2016
Alasan Masuk Panti : karena tidak mempunyai pekerjaan dan
penghasilan

B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. M
Umur : 52 tahun.
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Dinas sosial
Agama : Islam
Hubungan Dgn Klien : kerabat

C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat kesehatan sekarang
a) Keluhan Penyakit Saat Ini

12
klien mengatakan pinggang bagian belakang nyeri karena
terjatuh pada 18 maret 2016, nyeri juga dirasakan pada
bagian lutut, klien mengatakan saat berdiri akan terasa
semakin nyeri.
b) Obat-obatan yg dipakai
Captopril 3x12,5mg
HCT 1x1/2
Piracetam 2x400mg
B12 2x1
Alergi Obat
Klien mengatakan tidak pernah mengalami alergi obat
2. Riwayat kesehatan masa lalu
Klien mengatakan pada masa kanak-kanak tidak hanya pernah
mengalami penyakit biasa seperti demam, batuk, pilek dan flu
3. Riwayat Penyakit Serius atau Kronik
Klien tidak pernah mengalami penyakit serius dan kronik
4. Trauma
Klien pernah terjatuh di kamar mandi
5. Perawatan di Rumah Sakit
Klien mengatakan pernah dirawat beberapa kali di rawat di
rumah sakit
6. Riwayat Operasi
Klien mengatakan jika tidak pernah operasi
7. Riwayat Obstretri (Kehamilan, persalinan, Nifas)
Klien mengatakan jika tidak pernah mengalami riwayat obsetri
(kehamilan,persalinan,nifas)

D. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
1. Kesadaran : Compos Mentis
2. Penampilan : Rapi dan bersih

13
3. Berat Badan : 50 kg
4. Vital Sign : 140/100 MmHg
5. Sistem Integumen
Lesi : Tidak ada terdapat lesi
Pigmentasi : Tidak terdapat hipergimentasi
Tekstur : lembut
Memar : Tidak Ada terdapat memar
Kuku : Bersih dan pendek
6. Kepala, Wajah, Leher
Klien mengatakan kadang-kadang kepalanya terasa sakit dan
pusing. Klien mengatakan tidak ada trauma pada kepala, wajah
dan leher
Bentuk Kepala : Simetris
Ekspresi Wajah : Rileks
Kelenjar Thyroid : Tidak Ada kelenjar thyroid
Kelenjar Lymphe : Tidak pembesaran lymphe
Vena Jugularis : Teraba
Kekakuan Leher : Baik
7. Mata
Kelopak Mata : kelopak mata klien tidak ada kelainan, hanya
Nampak keriput
Konjungtiva : Tidak Anemis
Sklera : berwarna putih
Visus : Pada pemeriksaan visus, klien tidak ada
penurunan penglihatan
Pupil : Isokor, simetris kiri dan kanan
Luas Pandang Mata : Luas pandang mata 90 derajat
Reflek Cahaya : miosis, kedua pupil mengecil simetris
Buta Warna : Tidak ada buta warna
Kelainan Mata : Tidak ada kelainan mata

14
8. Telinga dan Hidung
Serumen : Tidak ada serumen berlebih
Fungsi Pendengaran : klie dapat mendengar dengan baik
suara perawat
Kelainan Telinga : Tidak ada kelainan telinga
9. Hidung
Rongga Hidung : Normal
Sekret Hidung : Tidak ada sekret berlebih
Fungsi Penciuman : Baik, klien dapat membedakan minyak
kayu putih dan parfum
Kelainan Hidung : Tidak Ada kelainan hidung
10. Mulut dan Temggorokan
Bibir : Mukosa lembab, warna merah muda
Lidah : Lidah klien bersih
Gusi : Baik, warna merah muda
Gigi : Baik, Bersih, pasien rutin setiap hari gogok gigi
Fungsi Menelan : Baik, tidak ada masalah dalam menelan
11. Toraks dan Paru-paru
Permukaan Dada : Permukaan dada Simetris
Nyeri Dada : Tidak Ada nyeri dada
Pernafasan : pernapasan klien eapnea
Cardiovaskuler
Nyeri dada : Tidak Ada nyeri dada
Irama Jantung : Reguler, S1/S2 Tunggal
Frekwensi : 88x/m
Bunyi Jantung : Regular S1/S2 tunggal
Nadi : 88x/m
12. Abdomen
Permukaan : Tampak Simetris
Umbilikus : Klien memiliki umbilicus
Bising Usus : 14x/m

15
Gaster : Tidak ada pembesaran gaster
Hepar : Tidak ada pembesaran hepar
Limpa : Tidak ada pembesaran limpa
Perkusi : Tympani
Nyeri : Tidak ada nyer
Kelainan : Tidak ada kelainan
13. Urogenetalia dan Anus
Vesika : Tidak ada pembesaran vesika urinaria
Nyeri : Tidak ada nyeri pada vesika
Kebersihan : Genital klien bersih
Vulva : kklien memiliki vulva
14. Muskuloskletal
Kesemitrisan : Simetris
Otot : Tidak Ada Nyeri otot, kekuatan otot ekstremitas
atas dan bawah bernilai 4 yaitu dapat bergerak dan dapat
melawan hambatan yang ringan
Nyeri Sendi : klien mengeluh nyeri pada bagian lutut kanan
Kekakuan Sendi : klien mengeluh kaku pada lutut kanan
Fungsi Alat Gerak : Baik , terhambat karena terasa kaku
15. Neurologis
Fungsi Sensorik : Baik
Fungsi Motorik : Baik

E. AKTIVITAS SEHARI-HARI
1. Kemandirian
Mandi : klien mandi secara mandiri
Berpakaian : klien berpakaian secara mandiri
Kekamar Kecil : klien kekamar kecil diawasi oleh suami
klien
Makan/Minum : klien makan dan minum secara mandiri
Penggunaan Alat : penggunaan alat diawasi oleh suami klien

16
2. Sosial ekonomi
Penggunaan Waktu Luang : Klien biasanya menggunakan
waktu luang untuk berbincang dengan sesama teman
penghuni panti (wisma)
Hubungan Dgn Orang lain
Pengurus : Hubungan dengan pengurus panti baik
Sesama Penghuni Panti : Hubungan klien sesama panti baik
Keluarga/Pengunjung : keluarga tidak pernah mengunjungi
Kegiatan Organisasi : Tidak ada
Penyaluran Hobi : Tidak ada
Rekreasi : Klien tidak mengikuti rekreasi
Alasan Tdk Mengikuti Kegiatan : karna sulit untuk berjalan
Penghasilan Yg Dipunyai : Tidak ada penghasilan yang
dimiliki
Sumber Dana : Panti

3. Psikologis
Kecemasan : Tidak ada Kecemasan
Persepsi : Tidak ada Tidak ada masalah
Depresi : Tidak ada, Tidaka ada masalah
Berduka : Tidak ada, tidak ada masalah
Paranoid : Tidak ada, Tidak ada masalah
Orientasi : Baik , tidak ada masalah
Penilaian : Baik , tidak ada masaalah
Perhatian : Baik , tidak ada perhatian
Konsentrasi : Baik , tidak ada masalah
Memori : Baik , daya ingat bagus
Isi dan Proses Fikir : Baik , tidak ada masalah
Alam Perasaan dan Afek : Baik , tidak ada masalah
Kelainan Mental : Tidak ada kelainan mental

17
4. Spiritual
Agama : Islam
Pelaksanaan Ibadah : Baik pelaksanaan ibadah di kamar karena
kaki susah berjalan
Kegiatan Keagamaan : Tidak ada
Persiapan Kematian : Siap Menerima
Penyelesaian Masalah : Masalah diselesaikan
Persepsi Terhadap Tuhan : Tuhan memberikan hal terbaik pada
dirinya

F. ANALISA DATA

NO ANALISA DATA ETIOLOGI MASALAH


KEPERAWATAN
1 DS : Agen injuri Nyeri akut
Klien mengatakan pada tanggal
18 maret 2016 pernah terjatuh di
kamar mandi.
Klien mengatakan ada nyeri di
pinggang dan lutut kanan

DO :
Klien tampak meringis saat
berdiri
Klien tampak memegang
pinggang
P: karna terjatuh di kamar mandi
Q: seperti di tusuk-tusuk
R: pinggang dan lutut
S: skala 4 / nyeri ringan (0-10)
T: saat bergerak

18
DS: Nyeri, kekakuan Gangguan
· Klien mengatakan ada nyeri sendi mobilitas fisik
di pinggang dan lutut kanan
· Klien mengatakan lututnya
terasa kaku, sulit bediri dan
berjalan
· Klien mengatakan kalau
berjalan memakai tongkat

DO :
· Klien tampak berjalan
menggunakan tongkat
· Klien tampak berjalan
dengan hati-hati

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri
2. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri, kekakuan otot

H. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Dx 1 : nyeri akut b.d agen injuri
Intervensi :
a. Lakukan pegkajian nyeri secara komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi.
b. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan.

19
c. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri klien sebelumnya.
d. Kurangi faktor presipitasi nyeri.
e. Kontrol faktor lingkungan yang mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan, dan kebisingan.
f. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologis/non
farmakologis).
g. Ajarkan teknik non farmakologis (relaksasi, distraksi dll)
untuk mengetasi nyeri.
h. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.
i. Evaluasi tindakan pengurang nyeri/kontrol nyeri.
j. Monitor penerimaan klien tentang manajemen nyeri

2. Dx 2 : Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri, kekakuan otot


Intervensi :
a. Ajarkan klien tentang dan pantau penggunaan alat bantu
mobilitas (misalnya tongkat atau kursi roda)
b. Ajarkan dan bantu klien dalam proses berpindah (misalnya,
daru tempat tidur ke kursi)
c. Berikan penguatan positif selama aktifitas
d. Bantu klien untuk menggunakan alas kaki anti slip yang
mendukung untuk berjalan
e. Ajarkan klien bagaimana menggunakan postur dan
mekanika tubuh yang benar saat melakukan aktifitas

20
DAFTAR PUSTAKA

http://gusumi.blogspot.com/2016/04/asuhan-keperawatan-gerontik-lbp-
low.html?m=1 : diakses pada 21 november 2018. jam 07:30

http://www.academia.edu/27325901/ASKEP_Low_Back_Pain : diakses pada 21


November 2018. Jam 07:52

21

Anda mungkin juga menyukai