Anda di halaman 1dari 63

Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

FEASIBILITY STUDY PENGEMBANGAN PELABUHAN NIAGA


B A TA N G

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BATANG


TAHUN 2005

13
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

SUSUNAN TIM PENELITI

FEASIBILITY STUDY
PENGEMBANGAN PELABUHAN
NIAGA BATANG

1. Drs. Gunistiyo, M.Si. (Ketua)


2. Jaka Waskito, S.E., M.Si.(Anggota)
3. M. Faqihudin, S.E. (Anggota)
4. Drs. Sana Prabowo, M.Si. (Anggota)
5. Siswanto, S.H., M.H. (Anggota)

14
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

ABSTRAK
Sedangkan tujuan dilaksanakan studi ini adalah: 1) Menganalisis produksi barang
di wilayah Batang dan sekitarnya yang mempunyai potensi untuk melewati
Kabupaten Batang; 2) Mengkaji arus barang yang melewati Kabupaten Batang; 3)
Mensurvey industri di lingkungan Kabupaten Batang dan sekitarnya yang berpotensi
menghasilkan barang ekspor, maupun kebutuhan akan barang impor yaitu material
awal untuk bahan produksi industri tersebut. 4) Untuk mengetahui kebutuhan sarana
dan prasarana dalam pembangunan pelabuhan niaga.
Metode yang digunakan dalam Feasibility Study Pembangunan Pelabuhan Niaga
Kabupaten Batang adalah survey dan pengamatan (observasi) di lapangan. Survey
lapangan dan observasi dilakukan untuk memperoleh data potensi hinterland dan
kondisi operasional pelabuhan.
Data yang diperoleh akan diklasifikasikan, dianalisis dan diolah sesuai dengan
tahapan dan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan serta dianalisis kelayakannya
menurut aspek ekonomi, dan keuangan. Metode analisis data mula-mula adalah
metode peramalan yang terdiri dari Metode Regresi Linier, Metode Regresi Non
Linier, Metode Regresi Linier Berganda. Selanjutnya analisis dilakukan dengan
metode Metode Penilaian Rencana Investasi yang terdiri dari Metode Net Present
Value, Profitabilitas Index, dan Payback Period.
Dari hasil analisa data serta hasil kajian kelayakan yang dilakukan terhadap
aspek teknis, ekonomi, sosial budaya serta kajian awal dampak lingkungan dapat
diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil kajian lokasi dari 3 alternatif lokasi pengembangan pelabuhan dipilih
lokasi yang terletak di sebelah barat muara Sungai Sambong.
2. Dari analisa perkiraan kebutuhan fasilitas Pelabuhan Niaga Batang dapat
diperkirakan kebutuhan investasi awal Pelabuhan Niaga Batang mencapai Rp
104.211.838.000,04 (± Seratus Empat Milyar Rupiah).
3. Dari hasil analisis kelayakan secara ekonomis, diperoleh kesimpulan sebagai
berikut : Opportunity loss (yang dapat diukur) sebagian akan tampak dari besarnya
biaya transportasi melalui darat dari Batang ke Semarang, sebagai gambaran dapat
dikemukakan biaya transport yang diperkirakan terjadi pada tahun 2007 sebesar
Rp 28.246.350.000,- Dengan demikian secara ekonomi makro pembangunan
Pelabuhan Batang akan sangat menguntungkan masyarakat Kabupaten Batang.
Pengembangan Pelabuhan Batang dengan kedalaman –3,5 meter, menguntungkan
/ layak untuk dilaksanakan karena NPV selama umur investasi positif dan
profitability index-nya lebih besar dari satu
4. Dari hasil analisis kelayakan terhadap aspek sosial budaya, diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut: Lokasi calon Pelabuhan Niaga Batang direncanakan
dengan melakukan reklamasi lahan, sehingga dampak negatif sosial yang dapat
timbul akibat penolakan warga karena ketidak sesuaian ganti rugi relatif tidak ada /
sangat kecil.Untuk kepentingan peningkatan jalan akses tetap diperlukan
pembebasan lahan, dimana dibeberapa ruas terdapat pemukiman penduduk yang

15
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

cukup padat, sehingga diperlukan sosialisasi dan pendekatan sejak dari awal untuk
menghindari konflik / gesekan di masyarakat.
5. Hasil analisa sedimentasi dengan menggunakan metode komputasi numerik
dengan selang waktu selama 5 tahun, menunjukkan adanya pergerakan transport
sedimen yang mengakibatkan garis pantai mengalami erosi dan sedimentasi
sebagai berikut : Perubahan garis pantai bagian Barat Jetty, antara transport
sedimen (akresi / sedimentasi) dan abrasi relatif seimbang. Perubahan garis pantai
bagian Timur Jetty, didominasi dengan adanya transport sedimen yang meningkat
terus (akresi / sedimentasi), terutama disekitar sisi jetty dan tetap terjadi abrasi
dengan jumlah yang relatif lebih kecil.
Ada beberapa saran-saran yang dapat Konsultan rekomendasikan sehubungan
dengan Pengembangan Pelabuhan Niaga Batang, sebagai berikut :
1. Pelabuhan lama Batang tidak layak untuk dikembangkan menjadi Pelabuhan
Niaga Batang, untuk itu lokasi pengembangan Pelabuhan Niaga Batang disarankan
pada sisi barat muara Sungai Sambong dengan metode reklamasi
2. Panjang break water (ujung breakwater merupakan posisi pintu masuk kolam
pelabuhan) direncanakan sepanjang ± 400 m dari pantai (kondisi asli dasar pantai
sudah mencapai –6,50 m).
3. Pemerintah Kabupaten Batang perlu menjalin kerja sama dengan investor untuk
menginvestasikan dananya di Pengembangan pelabuhan Niaga Batang dengan
sistem sharing.
4. diperlukan upaya untuk menarik potensi daerah hinterland guna menggunakan
Pelabuhan Niaga Batang dengan cara antara lain menjalin kerjasama dengan para
pengusaha yang potensial di daerah hinterland untuk dapat terlibat dalam kegiatan
Pelabuhan Niaga Batang, serta upaya-upaya yang bersifat promotif.
5. Untuk meminimalkan dampak kegiatan pengembangan pada lingkungan, maka
perlu diupayakan langkah-langkah sosialisasi, koordinasi dan analisis lingkungan
secara lebih mendetail, terarah dan terpadu.
6. Diperlukan adanya studi kelayakan lingkungan yang lebih lanjut (AMDAL) dan
terpisah dari kegiatan studi kelayakan ini.
7. Diperlukan adanya pengelolaan terintegrasi antara hulu dan hilir didalam
pengelolaan sedimen yang ada di muara, yaitu dengan menghambat laju sedimen
yang berasal dari hulu, antara lain dengan melakukan konservasi lahan di daerah
hulu DAS Sambong.
8. Untuk mengatasi permasalahan sedimentasi di pantai Pelabuhan Batang selain
diperlukan penanganan secara terintegrasi direkomendasikan dibuatkan suatu
bangunan revetment atau breakwater yang dapat menghambat laju kemunduran
garis pantai (erosi pantai).

16
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga Laporan pelaksanaan
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Batang ini dapat diselesaikan.
Feasibility Study ini merupakan landasan ilmiah (langkah awal) dalam perencanaan
pengembangan Pelabuhan Niaga di Kabupaten Batang.
Dalam laporan ini diuraikan pengembangan Pelabuhan Niaga Batang ditinjau
dari kelayakan secara ekonomis (rencana investasi).
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada
1. Bapak Ketua Bappeda Kabupaten Batang, yang telah memberikan kepercayaan
kepada kami untuk melaksanakan pekerjaan ini.
2. Kepala Kantor Pelabuhan Batang dan Kepala Dinas terkait di Kabupaten Batang,
yang telah membantu dalam memberikan informasi data sekunder yang sangat
berharga.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan pengumpulan data di
lapangan sehingga terlaksananya kegiatan ini dengan lancar.
Sadar akan keterbatasan yang ada, maka kritik dan saran sangat diperlukan
untuk perbaikan laporan ini.
Mudah-mudahan laporan ini bermanfaat.

Batang, Juli 2005

Tim Penyusun.

17
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan ......................................................................... 3
1.3 Ruang Lingkup ................................................................................ 4

BAB II PENDEKATAN DAN METODOLOGI ............................................... 5


2.1 Kerangka Pendekatan ...................................................................... 5
2.2 Metodologi ...................................................................................... 7

BAB III DESKRIPSI DAERAH STUDI ............................................................ 13


3.1 Kondisi Pelabuhan Kabupaten Batang ........................................... 13
3.2 Potensi Pasar Kawasan Hinterland ................................................. 17

BAB IV ANALISIS DATA ................................................................................ 23


4.1 Analisis Pertumbuhan dan Perkiraan Arus Muatan ........................ 23
4.2 Peramalan Arus Kapal .................................................................... 28
4.3 Kelayakan Secara Ekonomi ............................................................ 36
4.3.1 Analisis Biaya-Social Benefit (Keuntungan Sosial) ............ 36
4.3.2 Kelayakan Secara Finansial ................................................. 37
4.3.2.1 Perkiraan Pendapatan Pelabuhan ............................. 37
4.3.2.2 Perkiraan Pengeluaran Pelabuhan ........................... 42
4.3.2.3 Biaya Investasi Pengembangan Pelabuhan .............. 44
4.3.2.4 Kelayakan Investasi .................................................. 46

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ............................................. 49


6.1 Kesimpulan .................................................................................... 49
6.2 Rekomendasi ................................................................................. 49
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 51

18
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

DAFTAR TABEL

No. Halaman
1 – 1 Beberapa Contoh Jenis Komoditi di Daerah Hinterland
Kabupaten Batang .................................................................................. 2
3 – 1 Jumlah Kapal Masuk / Keluar Di Pelabuhan Batang Tahun 2001-2004 15
3 – 2 Potensi Pasar Terhadap Volume Eksport Menurut Jenis Barang ........... 19
4 – 1 Hasil Perhitungan Pertumbuhan Dan Perkiraan Barang Keluar Melalui
Pelabuhan Batang ................................................................................... 24
4 – 2 Hasil Perhitungan Pertumbuhan dan Perkiraan Barang Masuk
Melalui Pelabuhan Batang .................................................................... 27
4 – 3 Realisasi dan Perkiraan Arus Kunjungan Kapal dan Jumlah Barang
(Ton/m3) di Pelabuhan Batang ............................................................... 29
4 – 4 Perkiraan Arus Kunjungan Kapal Tongkang Untuk Barang Eksport
untuk Kapal Tongkang Maksimal 1.425 GT .......................................... 30
4 – 5 Perkiraan Arus Kunjungan Kapal Tongkang Untuk Barang Import /
Bongkar untuk Kapal Tongkang Maksimal 1.425 GT ............................ 32
4 – 6 Rasio Muatan dari Arus Kunjungan Kapal Tongkang Untuk Barang
Eksport Tahun 2016 (Kapal Tongkang Maksimal 1425 GT)................. 33
4 – 7 Rasio Muatan dari Arus Kunjungan Kapal Tongkang Untuk Barang
Eksport Tahun 2026 (Kapal Tongkang Maksimal 1425 GT)................. 34
4 – 8 Rasio Muatan dari Arus Kunjungan Kapal Tongkang Untuk Barang
Import Tahun 2016 (Kapal Tongkang Maksimal 1425 GT) .................. 35
4 – 9 Rasio Muatan dari Arus Kunjungan Kapal Tongkang Untuk Barang
Import Tahun 2026 (Kapal Tongkang Maksimal 1425 GT) .................. 35
4 – 10 Tarif Jasa Dermaga 39
4 – 11 Perkiraan Pendapatan Pelabuhan Batang Tahun 2007 – 2026
(Tongkang Maksimal 1425 GT) 41
4 – 12 Perkiraan Biaya Operasi Pelabuhan Batang Tahun 2007 – 2026
(Tongkang Maksimal 1425 GT) 43
4 – 13 Perkiraan Biaya Investasi Pengembangan Pelabuhan Batang
(Tongkang Maksimal 1425 GT) 45
4 – 14 Analisis Perhitungan Operation Ratio dan Working Ratio
(Tongkang Maksimal 1425 GT) 47
4 – 15 Analisis Perhitungan Net Present Value (NPV)
(Tongkang Maksimal 1425 GT) 48

19
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman
2 – 1 Bagan Alir Kegiatan 6
3 – 1 Letak Pelabuhan Batang 16
3 – 2 Lokasi Rencana Pengembangan 17

20
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Undang-undang No. 23 tahun 2004 tentang otonomi daerah yang luas dan
bertanggung jawab, mulai dilaksanakan tahun 2004. Pelaksanaan otonomi daerah
yang luas dan bertanggung jawab tersaebut telah menyadarkan pada pemerintah
daerah betapa rentannya strategi pembangunan yang hanya mengandalkan pada
bantuan pemerintah pusat. Hal ini menggugah pemerintah daerah akan pentingnya
menggali dan mengembangkan potensi daerah yang selama ini belum tergali dan
dikembangkan.
Bertolak dari kenyataan tersebut maka perlu kiranya pemerintah membangun
pondasi yang kuat agar kesinambungan pembangunan tetap terjaga sehingga tidak
terpengaruh dengan adanya ekses era globalisasi. Untuk membangun pondasi yang
kuat maka perlu kiranya pemerintah dalam melaksanakan pembangunan berorientasi
pada potensi daerah yang ada dan mengembangkannya sehingga dapat dimanfaatkan
secara optimal dan akhirnya dapat meningkatkan penerimaan daerah Kabupaten
Batang.
Salah satu potensi yang ada di Kabupaten Batang yang dapat dikembangkan
adalah sektor perhubungan laut dengan dukungan pantainya yang sepanjang 38,75
km. Mengingat Kabupaten Batang adalah salah satu kabupaten di Propinsi Jawa
Tengah yang sangat strategis, karena terletak pada lintasan jalur pantai utara Jawa
yang menghubungkan antara Propinsi Jawa Barat dan Jawa Timur. Wilayah ini
tepatnya terletak antara 060 51’ 46” dan 070 11’ 47” LS dan antara 1090 40’ 10” dan
1100 03’ 06” BT. Wilayah Kabupaten Batang terdiri dari daerah pegunungan yang
terletak di bagian selatan dan pantai di bagian utara dengan luas keseluruhan
85.425,841 Ha yang secara administratif terbagi menjadi 12 keamatan, 235 desa, 9
kelurahan, 1.036 RW, dan 3.676 RT. Sedangkan daerah cakupan (hinterland) dari
Kabupaten Batang adalah Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten

21
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

Banjarnegara, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Pemalang,


Kabupaten Tegal, Kota Tegal dan Kabupaten Brebes.

Tabel 1–1. Beberapa Contoh Jenis Komoditi di Daerah Hinterland Kabupaten


Batang

Hinterland Jenis komoditi

1 2
Kabupaten Batang  Hasil-hasil hutan (kayu jati) dan industri tekstil.
Kota Pekalongan  Hasil-hasil industri tekstil dan batik.
Kabupaten Pekalongan  Hasil-hasil pertanian dan perkebunan seperti beras,
karet, teh dan tetes (dari pabrik gula Sragi),
gondorukem, serta industri tekstil dan batik.
Kabupaten Pemalang  Hasil-hasil Pertanian dan Perkebunan seperti beras,
karet, teh dan tetes (dari pabrik gula Sumberharjo) serta
industri tekstil.
Kabupaten Tegal  Hasil-hasil pertanian dan perkebunan seperti beras dan
tetes (dari pabrik gula Pangkah) serta hasil industri
kecil.
Kota Tegal  Hasil-hasil industri mesin logam dasar dan elektronika,
industri kimia dasar, aneka industri dan industri hasil
perkebunan.
Kabupaten Brebes  Hasil-hasil pertanian dan perkebunan seperti beras,
bawang, lombok dan tetes (dari pabrik gula Banjaratma
dan Jatibarang) serta hasil tambak (udang) dan jamur
merang (Bumiayu).
Kabupaten Banyumas  Hasil-hasil pertanian dan perkebunan seperti beras, tetes
dan hasil kerajinan keramik.
Kabupaten Purbalingga  Hasil-hasil pertanian dan perkebunan.
Kabupaten Banjarnegara  Hasil-hasil pertanian dan perkebunan (karet) serta hasil
kerajinan keramik.
Sumber : Data Primer

22
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

Hasil industri daerah hinterland Kabupaten Batang yang berupa komoditi ekspor

selama ini lebih banyak melalui Pelabuhan Tanjung Emas (Semarang), Cirebon,

Tanjung Priok (Jakarta) dan Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya).

Sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan jaman, dalam upaya untuk

menunjang kegiatan eksploitasi sumberdaya baik sumberdaya manusia maupun

sumberdaya alam secara terpadu untuk kesejahteraan penduduk Kabupaten Batang

dan berdasarkan potensi daerah hinterland yang ada maka diperlukan sarana dan

prasarana perhubungan laut yang memadai, untuk itu Kabupaten Batang bermaksud

untuk membangun sebuah pelabuhan niaga beserta sarana dan prasarananya.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dilaksanakan pekerjaan Feasibility Study Pembangunan Pelabuhan


Niaga Kabupaten Batang ini adalah:
1. Menunjang percepatan pertumbuhan ekonomi di daerah Kabupaten Batang dan
sekitarnya.
2. Mengantisipasi terjadinya bangkitan arus barang hasil produk unggulan daerah.
3. Menyiapkan pelabuhan niaga Kabupaten Batang dalam kaitannya dengan
pemberlakuan otonomi daerah.
Sedangkan tujuan dilaksanakan studi ini adalah:
1. Menganalisis produksi barang di wilayah Batang dan sekitarnya yang mempunyai
potensi untuk melewati Kabupaten Batang;
2. Mengkaji arus barang yang melewati Kabupaten Batang;
3. Mensurvey industri di lingkungan Kabupaten Batang dan sekitarnya yang
berpotensi menghasilkan barang ekspor, maupun kebutuhan akan barang impor
yaitu material awal untuk bahan produksi industri tersebut.
4. Untuk mengetahui kebutuhan sarana dan prasarana dalam pembangunan
pelabuhan niaga.

23
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup feasibility study pembangunan pelabuhan niaga Kabupaten


Batang adalah:
1. Pengkajian studi ini meliputi seluruh wilayah cakupan Kabupaten Batang.
2. Melakukan pengumpulan data-data yang menyangkut aspek umum, terdiri dari
data pendukung proyek, peluang pasar, pesaing potensial dan kondisi Hinterland.
3. Melakukan pengumpulan data-data yang menyangkut aspek ekonomi (pasar),
mengenai gambaran dan perkiraan perkembangan industri, segmen pasar yang
dituju, harga pasar produk, prospek pemasaran dan perkembangan harga.
4. Melakukan kajian dan pengelolaan serta analisis terhadap data-data yang
menyangkut aspek umum, ekonomi, dan keuangan.
5. Membuat kesimpulan dan rekomendasi.
6. Memberikan penjelasan kepada pemberi tugas terhadap hasil-hasil studi yang telah
dikerjakan.

24
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

BAB II
PENDEKATAN DAN METODOLOGI

2.1 Kerangka Pendekatan

Pelaksanaan studi ini secara umum dapat dikelompokan kedalam beberapa


kegiatan yaitu: 1) Studi aspek eknomi potensi arus barang di daerah “Hinterland”;
2) kajian perkembangan arus barang yang memerlukan fasilitas pelabuhan; 3) analisis
kebutuhan sarana dan prasarana pembangunan pelabuhan niaga; 4) kajian mengenai
kelayakan ekonomi pembangunan dan 5) penyusunan laporan. Pelaksanaan studi ini
digambarkan dalam Gambar 1.
Sebagai langkah awal, diperlukan pengenalan kondisi lapangan. Hal ini
diperlukan dalam perencanaan rencana kerja, penentuan lokasi pengambilan sampel,
dan pekerjaan lapangan. Selanjutnya diperlukan pengumpulan data sekunder yang
mencakup data potensi Hinterland, arus barang, studi-studi terdahulu, data akhir
materi dan kondisi eksisting. Selain data sekunder, juga diperlukan data primer yang
diperoleh melalui questionair survey dan interview.

25
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

Persiapan Administrasi

Survey Lapangan awal

Pengumpulan Data Sekunder


Aspek Ekonomi, meliputi :
- Potensi Hinterland
- Potensi Pasar
- Potensi Angkutan Barang Laporan Pendahuluan

Survey Aspek Ekonomi, meliputi :


- Arus Barang Diskusi
- Arus Muatan
- Aspek Pasar

Analisis Aspek Ekonomi


dan Operasi :
- Peramalan
- Arus Muatan
- Arus Kapal

Analisis kelayakan :
Draft Laporan Akhir
- Ekonomi :
a. NVP
b. Profitabilitas
c. Payback period
- Finansial Diskusi
- Investasi

Laporan Akhir
Kesimpulan dan
Rekomendasi

Ringkasan Eksekutif

Gambar 2–1 Bagan Alir Kegiatan

26
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

2.2 Metodologi
2.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah daerah hinterland dari Kabupaten Batang yang


meliputi Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten Banjarnegara,
Kabupaten Pemalang, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten
Tegal, Kota Tegal dan Kabupaten Brebes.

2.2.2 Metode

Metode yang digunakan dalam Feasibility Study Pembangunan Pelabuhan


Niaga Kabupaten Batang adalah survey dan pengamatan (observasi) di lapangan.
Survey lapangan dan observasi dilakukan untuk memperoleh data potensi hinterland
dan kondisi operasional pelabuhan.
Berdasarkan sifat data, maka data dikelompokkan menjadi data primer dan
data sekunder. Data primer yang diperoleh meliputi : (1) Wawancara lansung dengan
pejabat kunci, (2) Survey lapangan yang berupa pengamatan langsung terhadap
pelaksanaan operasional pelabuhan dan potensi hinterland, dan (3) Diskusi dengan
Tim pendamping proyek. Sedangkan data sekunder meliputi : (1) Pengumpulan
peraturan atau ketentuan–ketentuan perundangan yang berlaku, peraturan pemerintah,
Keputusan Presiden, Keputusan Menteri, serta keputusan-keputusan intern yang
diterbitkan oleh Daerah, (2) Berbagai keputusan tentang pelabuhan.
2.2.3 Metode Analisis

Data yang diperoleh akan diklasifikasikan, dianalisis dan diolah sesuai dengan
tahapan dan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan serta dianalisis kelayakannya
menurut aspek ekonomi, dan keuangan.

1. Metode Peramalan

Untuk mendapatkan besarnya arus muatan dan kapal pada tahun 2026 yang melalui
Pelabuhan Batang, dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode
peramalan. Perhitungan arus muatan dan kapal yang melalui pelabuhan Batang

27
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

dipengaruhi oleh pertumbuhan dari beberapa faktor yaitu GNP, PDRB, Jumlah
penduduk dan sektor produksi. Mengingat karakteristik data dari faktor-faktor
tersebut, peramalan pertumbuhan dilakukan dengan metode regresi linier dan non
linier. Faktor-faktor yang dianalisa dengan menggunakan metode regresi linier
adalah GNP, PDRB, dan jumlah penduduk, hal ini disebabkan karena karakteristik
data pertumbuhan dari GNP, PDRB, dan jumlah penduduk yang relatif konstan tiap
tahunnya, sehingga metode regresi linier cocok untuk memproyeksikan
pertumbuhannya pada tahun-tahun berikutnya. Sedangkan untuk faktor-faktor
produksi yang meliputi pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan industri,
arus muatan dan jumlah kapal, digunakan metode regresi non linier yang
berfluktuatif setiap tahunnya, sehingga metode regresi non linier time depending
dianggap cocok untuk memproyeksikan pertumbuhannya. Solusi dari metode
regresi linier dan regresi non linier akan digunakan media software curve expert
(CE) dan akan ditunjukkan dalam bentuk grafik.

a. Metode Regresi Linier


Persamaan umum regresi linier sederhana adalah :
Y = a + bX
Dimana :
Y = peubah tak bebas yaitu hasil yang ingin diketahui
X = peubah bebas, yaitu parameter yang diketahui.
a = intersep
b = kemiringan yang dicari.

b. Metode Regresi Non Linier


Penyelesaian bentuk persamaan regresi non linier menggunakan metode
Levenberg-Marquart (LM). Metode ini menggabungkan metode Steepset
Descent dan metode deret Taylor dasar, karena terbukti dapat menyelesaikan
dengan cepat dan dapat diandalkan untuk mengoptimasi bentuk non linier.
Alasan penggabungan dua metode tersebut adalah karena tidak ada satupun
metode optimasi yang benar-benar sempurna. Sebagai contoh adalah bahwa
metode Levenberg-Marquart hanya cocok untuk data yang jauh dari nilai

28
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

minimum sedangkan metode deret Taylor cocok untuk data yang dekat dengan
nilai minimum. Secara umum pemodelan persamaan (dengan satu variabel
bebas) dapat dinyatakan sebagai berikut:
Y = f (x,a)
Bentuk persamaan sederhana diatas menyatakan bahwa variabel tak bebas y
dapat dinyatakan sebagai suatu fungsi dari variabel bebas x. Dan parameter
berupa vektor a dari besaran panjang yang berubah-ubah. Sebagai catatan bahwa
penggunaan metode Levenberg-Marquart pada beberapa persamaan non linier
dengan parameter tidak tetap, dapat digunakan sebagai pemodelan data
persamaan.
Pemodelan regresi non linier dibagi dalam beberapa kelompok dasar yang
disesuaikan dengan karakteristik dari masing-masing data yang dievaluasi. Pada
studi ini kelompok yang sesuai untuk evaluasi data adalah kelompok
pertumbuhan. Bentuk dasar persama yang digunakan dalam bentuk
pertumbuhan ini adalah sebagai berikut:
- Exponential Assoc (1) : Y = a (1-e-bx)
- Exponential Assoc (2) : Y = a (b-e-cx)
- Saturation Growth : Y = a Ln (x)-b

c. Metode Regresi Linier Berganda


Penyelesaian bentuk persamaa regresi linier berganda dimaksudkan untuk
melihat pengaruh dari variabel bebas yang lebih dari satu karena banyaknya data
pengamatan. Secara umum pemodelan persamaan linier berganda dengan
variabel bebas lebih dari satu dapat dinyatakan sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + ........ + bi Xi + 

Dimana :
Y = variabel bebas
a = intersep
b1 ... bi = konstanta
X1 ... Xi = variabel tak bebas.

29
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

2. Metode Penilaian Rencana Investasi


Untuk menilai kelayakan secara ekonomis, alat analisis yang digunakan antara lain
Metode Net Present Value, Profitabilitas Indeks dan Payback Period.

a. Metode Net Present Value


Dalam metode ini digunakan faktor diskoton. Semua pengeluaran dan
penerimaan dimana saat pengeluaran dan penerimaannya adalah dalam waktu
yang tidak bersamaan. Harus diperbandingkan dengan nilai yang sebanding
dalam arti waktu. Dalam hal ini berarti kita harus mendiskotokan nilai-nilai
pengeluaran dan penerimaan tersebut ke dalam penilaian yang sebanding atau
sama. Pengeluaran adalah dilakukan pada saat mula-mula atau sekarang,
sedangkan penerimaan baru akan diperoleh di masa-masa yang akan datang,
padahal nilai uang sekarang adalah tidak sama atau lebih tinggi dari nilai uang
dikemudian hari. Oleh karena itu jumlah estimasi penerimaan itu harus kita
diskontokan, kita jadikan jumlah-jumlah nilai sekarang (penilaian yang
sebanding dengan pengeluarannya).
Urut-urutan perhitungan dalam metode ini adalah :
1) Menghitung cash flow yang diharapkan dari investasi yang akan
dilaksanakan.
2) Mencari nilai sekarang (Present Value) dari cash flow dengan mengalikan
tingkat diskonto tertentu yang ditetapkan.
3) Kemudian jumlah nilai sekarang atau Present Value dari cash flow selama
umur investasi dikurangi dengan nilai investasi awal akan menghasilkan Net
Present Value (NPV).
Net Present Value dari investasi itu dapat diperoleh dengan menggunakan
formulasi sebagai berikut :

P1 P2 P3 Pn
NPV =  +  +  + .......... 
1 2 3 n
(1 + i) (1 + i) (1 + i) (1 + i)

30
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

n Pt
NPV =   - IO
t
1 (1 + i)

Keterangan :
Pt = Net Cash Flow pada tahun ke-t
i = Tingkat diskonto
n = Lama waktu atau perode perlangsungan investasi
IO = Pengeluaran mula-mula atau nilai investasi awal
Untuk pengambilan keputusan, maka apabila NPV lebih besar dari Nol (positif)
maka berarti proyek itu menguntungkan. Apabila jumlah nilai Proceed dari tiap-
tiap tahun menunjukkan angka yang sama besarnya, maka perhitungan nilai
sekarang dari Proceed itu akan dapat lebih disederhanakan lagi dan lebih dapat
dipercepat.

b. Profitabilitas Indeks
Profitabilitas Indeks (PI) adalah perbandingan dari Precent Value dari Net Cash
Flow dengan Precent Value dari investasi awal.
P . V Net Cash Flow (Proceeds)
PI = 
P . V Initial Outlays (IO)

i Pn
 
n
1 (1 + i)
PI = 
IO

Dimana :
Pn = Net Cash Flow (Proceed) pada tahun ke-t
i = Tingkat Diskonto
n = Lama waktu/periode umum investasi
IO = Initial Outlays (nilai investasi mula-mula)
Untuk pengambilan keputusan dari kriteria penilaian Profitabilitas Indeks (PI)
adalah apabila PI lebih besar dari satu maka usulan investasi akan diterima dan
dilaksanakan, tetapi apabila PI kurang dari saru maka usulan investasi itu akan
ditolak.

31
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

c. Payback Period
Payback Period menunjukkan periode waktu yang diperoleh untuk menutup
kembali uang yang telah diinvestasikan dengan hasil yang akan diperoleh atau
(Net Cash Flow) dari investasi tersebut.
Payback Period ini dimaksudkan untuk mengukur kecepatan dari suatu investasi
dapat ditutup kembali dengan Net Cash Flow dari hasil investasi tersebut.
Apabila investasi akan dinilai dengan menggunakan kriteria penilaian Payback
Period maka sebelumnya ditetapkan lebih dahulu Payback Period maksimum
atau target Payback Period untuk pendamping dengan Payback Period dari
investasi yang akan dilaksanakan.
Untuk pengambilan keputusan, diperbandingkan antara Payback Period
maksimum yang ditetapkan dengan Payback Period investasi yang akan
dilaksanakan. Apabila Payback Period investasi yang akan dilaksanakan lebih
singkat atau pendek waktunya dibanding Payback Period maksimum yang
disyaratkan maka investasi itu akan dilaksanakan, tetapi sebelumnya apabila
lebih panjang waktunya dibanding Payback Period maksimum yang disyaratkan
maka investasi itu ditolak.

32
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

BAB III
DESKRIPSI DAERAH STUDI

3.1 Kondisi Pelabuhan Kabupaten Batang


Secara historis Pelabuhan Batang dibawah Kantor Pelabuhan Pekalongan
karena kantor yang digunakan sejak tahun 1991 diperuntukkan untuk satuan kerja
sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Perhubungan KM. 20 Tahun 1988 tanggal 29
Februari 1988 Kantor Kesyahbandaran Batang berubah menjadi satuan kerja
Pelabuhan Batang di bawah kordinasi Kantor Pelabuahn Pekalongan pada Kantor
Wilayah IV Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Pada tahun 1989 Kanwil
Perhubungan Laut berubah menjadi Kantor Wilayah XI Departemen Perhubungan
Propinsi Jawa Tengah yang kemudian menjadi tanggungjawab Kepala Kantor
Pelabuhan Batang langsung kepada Kepala Kantor Wilayah XI Departemen
Perhubungan Propinsi Jawa Tengah.
Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 35
Tahun 1993 tanggal 19 Januari 1993 tentang “Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Pelabuhan” dan disempurnakan dengan KM. 63 Tahun 2002 tentang “Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Pelabuhan” maka kondisi sekarang Kantor Pelabuhan Batang
ditetapkan menjadi Kantor Pelabuhan Kelas V eselon IV B yang selanjutnya sesuai
KM. 53 Tahun 2002 tentang “Tatanan Kepelabuhan Nasional” Kantor Pelabuhan
Batang termasuk pelabuhan regional. Personil Pelabuhan Batang pada saat masih
merupakan satuan kerja dari Kantor Pelabuhan Pekalongan pada tahun 1998
ditangani empat orang petugas, sekarang dengan Pelabuhan Kelas V jumlah personil
17 (tujuh belas) orang.
Fasilitas Pelabuhan Batang memiliki :
 Alur pelayaran sepanjang 1.075 meter dan lebar 80 meter kedalaman alur
Pelabuhan Batang mempunyai kedalaman rata-rata –2 s/d –2,5 LWS oleh
karenanya kurang mendukung untuk lalu lintas keluar masuk kapal-kapal niaga.

33
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

Padahal untuk kegiatan keluar masuk kapal-kapal niaga membutuhkan kedalaman


minimal –4 s/d –5 LWS untuk tipe Pelabuhan Batang.
 Break Water / Pier Penahan Gelombang untuk sebelah timur mempunyai panjang
566 meter, sedangkan sebelah barat 334,2 meter.
 Dermaga beton dengan panjang 50 meter dan lebar 6 meter.
 Sarana Bantu Navigasi Pelayaran berjumlah 2 unit yang terletak pada ujung Break
Water dengan jarak tampak 5 mil.
 Lapangan Penumpukan dengan panjang 20 meter dan lebar 10 meter.
 Pusat Pendaratan Ikan
 Galangan dan Dock Kapal antara lain dari :
- PT. Along Jaya,
- CV Basuki Raharjo,
- CV. Pramono Jati,
- CV Laksana Abadi.
 SPBU untuk melayani kapal-kapal di Pelabuhan Batang.
 Lapangan Penumpukan Pendaratan Batu Bara.
 Kapal Tarik / Tug Boat
 Kapal Patroli
Dari fasilitas yang ada tersebut di atas ada keinginan untuk melakukan
peningkatan pengembangan Pelabuhan Batang dari status Pelabuhan Batang Kelas V
menjadi Pelabuhan Standart dengan sarana dan prasarana yang cukup yaitu dengan
penengadaan Alur Pelayaran dengan kedalaman minimal –4 s/d –5 LWS sehingga
bisa untuk lalu lintas keluar masuk kapal-kapal niaga. Untuk hal ini diperlukan
pengerukan dan reklamasi supaya keadaan alur Pelabuhan Batang bisa terpenuhi.
Untuk Break Water yang dimiliki sekarang adalah untuk Pelayaran Kapal
Perikanan sehingga menyulitkan kapal-kapal niaga masuk ke Pelabuhan Batang. Oleh
karenanya perlu dibuat Break Water baru dan reklamasi agar kapal-kapal niaga bisa
berlabuh.

34
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

Kegiatan Bongkar Muat kapal-kapal niaga besar di Pelabuhan Batang nihil


karena kedalaman Alur Pelayaran yang kurang mendukung sehingga kapal-kapal
niaga tidak bisa masuk, padahal Pelabuhan Batang pernah melakukan perjanjian
dengan beberapa investor yang dikomandani PT. Dupantek yaitu untuk pengangkutan
batubara dan serbuk kayu karena alur pelayaran Pelabuhan Batang tidak mendukung
perjanjian tersebut sehingga tertunda. Karenanya sekarang arus bongkar muat yang
terjadi hanya kapal-kapal perikanan dengan kurang lebih 30 ton/hari.
Jumlah kapal masuk dan keluar serta bongkar muat yang ada di Pelabuhan
Batang dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2004 adalah sebagai berikut :

Tabel 3–1. Jumlah Kapal Masuk / Keluar Di Pelabuhan Batang Tahun 2001-
2004

Jumlah Kapal Jumlah Barang


No Tahun Bongkar Muat
Masuk Keluar
(ton) (ton)
1 2001 582 582 3.495 7.293
2 2002 997 964 1.741 1.992
3 2003 527 458 1.864 1.644
4 2004 566 570 3.073 7.587
Sumber : Kantor Pelabuhan Batang
Kapal-kapal yang masuk dan keluar Pelabuhan Batang merupakan kapal-
kapal kecil. Dari tabel tersebut nampak bahwa jumlah barang bongkar dan muat
mengalami penurunan dari tahun 2001 ke tahun 2002 dan 2003 yang cukup besar.
Sedangkan pada tahun 2004 mengalami kenaikan kembali.
Kantor Pelabuhan Batang sampai sekarang belum mempunyai Ketetapan
Batas-Batas DLKP dan DLKR yang seharusnya dengan berlakunya Undang-undang
Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran dan PP No. 70 Tahun 1996 serta PP No. 69
Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, Kantor Pelabuhan Batang seharusnya sudah
mempunyai Batas-Batas DLKP dan DLKR. Upaya untuk memenuhi hal tersebut
sebenarnya sudah diupayakan yaitu dengan Surat Permohonan Kantor Pelabuhan
Batang kepada Bupati Kabupaten Batang sesuai dengan Surat Nomor
PP.724/TP.4/Btg-1998 tanggal 8 Maret 1998 yang kemudian ditindaklanjuti dengan

35
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

Surat Bupati Kabupaten Batang Kepada Gubernur Jawa Tengah Nomor 551. 4/1263
tanggal 15 Desember 1998 sampai sekarang belum ada realisasi dari Gubernur
sehingga Kantor Pelabuhan Batang dalam melakukan operasionalnya menjadi kurang
optimal.

Pelabuhan Batang

Gambar 3 – 1. Letak Pelabuhan Batang

3.4 Potensi Pasar Kawasan Hinterland

Disamping potensi produksi yang dihasilkan dari daerah Kabupaten Batang,


pada studi ini juga ditampilkan potensi pasar di kawasan Hinterland yaitu mengenai
produk–produk yang dihasilkan dari kawasan Hinterland yang selama ini dikirim
melalui Pelabuhan lain yaitu melalui pelabuhan Tanjung Mas Semarang, pelabuhan
Cirebon, Tanjung Priok Jakarta dan Tanjung Perak Surabaya. Potensi pasar yang
dapat diambil adalah agar supaya barang–barang tersebut dapat dialihkan melalui
pelabuhan Batang. Dasar dari pengalihan ke pelabuhan Batang adalah karena jarak
pengiriman barang dan penerimaan barang dari dan ke tempat lokasi penerimaan

36
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

barang yang lebih dekat daripada melalui pelabuhan lain. Apalagi ada prospek
kegiatan bongkar batubara dari Banjarmasin ke daerah Batang dan diprediksi rata–
rata perbulan 10.000 ton, diangkut dengan tongkang dan diperkirakan lahan yang
digunakan kurang lebih 20.000 m2. Sedangkan rencana tersebut kemungkinan bisa
terealisir jika di Kabupaten Batang ada pelabuhan. Data potensi pasar terhadap asal
dan tujuan barang dapat dilihat pada tabel berikut ini.

37
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

TABEL 3–2. Potensi Pasar Terhadap Volume Eksport Menurut Jenis Barang
Volume barang
Pelabu
No Nama Perusahaan Jenis Barang Sat. Asal Tujuan
han
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Tg.
1 Petani Bawang Bawang Merah Ton 729,00 913,00 1.181,00 1.250,00 1.325,00 1.538,00 1.691,00 1.843,87 1.996,73 Brebes Malaysia/Brunei
Priok
2 PTPN IX Teh Ton 536,00 713,00 785,00 849,00 820,00 951,20 1.232,80 1.303,20 1.373,60 Brebes Jepang/Inggris Tg. Mas

3 PTP IX Semugih Teh Ton 176,25 721,37 927,06 696,69 652,23 912,91 1.005,64 1.098,37 1.191,10 Pemalang Jerman, India, Inggris Tg. Mas
USA, AUST, Eropa,
4 PT. Pagilaran Teh Ton - - - 1.850,00 2.070,00 2.070,00 2.070,00 1.129,18 769,22 Batang Malaysia, Jpg, Tim Tg. Mas
Teng
5 PTPN IX Tetes Cair Ton 200,00 198,00 219,00 230,00 250,00 259,00 272,20 347,96 376,80 Brebes Singapura/Taiwan Tg. Mas

6 PTP IX Semugih Kakao Ton - - - 13,00 12,95 14,05 15,65 14,36 14,81 Pemalang Pakistan, Taiwan Tg. Mas
PTP IX Semugih KBN
7 Kakao Ton - - - 17,00 23,00 8,00 9,00 3,19 8,00 Batang Jepang Tg. Mas
Siluwuk
PTP IX Semugih KBN
8 Karet Ton - - - 2.813,00 2.894,00 464,38 755,18 1.210,60 1.406,52 Batang Timur Tengah, Jepang Tg. Mas
Siluwuk
PTP IX Semugih KBN
9 Kapok Ton - - - 589,00 225,00 59,00 149,00 437,00 151,00 Batang Malaysia Tg. Mas
Siluwuk
10 PTPN IX Terpentin Ton 429,00 432,00 550,00 575,00 600,00 663,00 711,00 760,14 808,64 Brebes Korsel/Taiwan Tg. Mas

11 Perum Perhutani Terpentin Ton 1.764,54 625,05 1.391,25 626,21 1.571,41 1.665,34 1.759,27 1.853,32 Pemalang Jepang, malaysia, AS Tg. Mas

12 PTPN IX Gondorukem Ton 3.463,00 5.528,00 5.233,00 5.500,00 5.750,00 6.459,00 6.913,00 7.367,86 7.822,47 Brebes Korsel/Taiwan Tg. Mas

13 Perum Perhutani Gondorukem Ton 1.068,69 1.969,57 2.091,60 4.997,28 1.712,88 3.662,83 41.094,44 4.526,05 4.957,66 Pemalang India, Pakistan, Taiwan Tg. Mas
Tg.
14 PT. Ika Citra Fishtama Ikan Beku Ton - - 1.064,29 273,58 120,69 305,01 756,10 989,51 1.152,38 Pekalongan USA
Priok
Tg.
15 PT. Tirta Raya Mina Ikan Beku Ton 637,34 252,98 127,23 161,27 158,34 256,62 301,72 689,27 602,31 Pekalongan USA
Priok
16 CV. Pahala Mina Ikan Asin Ton - - - - 12,96 15,00 18,10 18,25 20,24 Pekalongan Colombo Tg. Mas
USA, Malaysia,
Tg.
17 PT. Maya Food Udang Ton 106,33 184,67 - - - - - - - Pekalongan Swedia,
Priok
Hongkong, Denmark
Tg.
18 PT. Phillips Sea Food Ind. Crab (rajungan) Ton 578,05 430.326,00 2.686,03 81.690,25 1.033,50 51.088,56 3.866,55 45.786,02 60.780,20 Pemalang AS
Priok
19 PT. Zetta Agro Industri Jamur Ton 2.920,00 8.540,00 8.000,00 8.400,00 8.850,00 10.858,00 8.850,00 12.030,00 13.202,00 Brebes AS/Taiwan/Eropa Tg. Mas

20 Arjuna Sapu Ton 186,29 272,00 707,13 166,50 102,00 218,00 706,00 223,00 198,00 Pemalang Singapura Cirebon
Singapura, Malaysia,
21 Mekarsari Sapu Ton 278,00 244,00 300,76 167,95 - - - - - Pemalang Cirebon
Taiwan
22 PT. Gema Wijaya HS Sapu Ton 106,24 165,87 269,12 - - - - - - Tegal Jepang Tg. Mas

23 PT. Sorgum Tani Baru Sapu Ton - 182,75 271,07 256,29 218,46 94.324,50 94.324,50 - - Tegal Jepang Tg. Mas

24 PT. Sorgum Tani Baru Broom Strow Ton - - - - 13,06 15,17 19,30 21,05 22,51 Tegal Jepang Tg. Mas

25 PT. Sorgum Tani Baru Bamboo Ton - - - 11,96 - - - - - Tegal RRC Tg. Mas

38
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

26 PT. Sengon Mas Sumpit Ton - - 21,60 24,87 17,02 26,71 19,21 20,82 25,36 Pekalongan Taiwan Jakarta
Jerman/Spanyol/Beland
27 CV.Tirto Utomo Kayu Ramin Ton - 16,75 84,04 59,10 - - - - - Tegal Tg. Mas
a/Italia
Tg.Prio
28 CV.Tirto Utomo Ramin Dowel Ton 10,93 16,75 - - - - - - - Tegal Italia
k
29 PT. Kujang Mas Ramin Dowel Ton - - 16,64 - - - - - - Tegal Jerman Tg. Mas
Ramin Tg.
30 PT. Gema Wijaya HS Ton - - 25,48 - - - - - - Tegal Jepang
Moulding Perak
31 PT. Sorgum Tani Baru Sunoko Ton - - - 19,44 - - - - - Tegal Jepang Tg. Mas

32 PT. Sorgum Tani Baru Agathis Ton - 4,34 - - - - - - - Tegal Jepang Tg. Mas
3
33 PT. Bina Lestari Kayu Olahan m - - - 1.452.165,00 843.286,10 75.086,70 - 1.111.483,00 1.739,54 Batang Jepang Tg. Mas

34 CV. Purbayasa Kayu Olahan m3 3.537,20 4.049,52 4.473,50 6.339,93 5.722,41 6.822,79 7.488,91 - - Purbalingga Jepang Tg. Mas

3
35 PT. Karya Bhakti M Kayu Olahan m 1.565,60 1.349,80 1.118,40 1.749,96 1.560,41 1.586,76 1.621,74 1.663,72 1.702,70 Purbalingga Jepang Tg. Mas

3
36 CV. Narayana Kayu Olahan m 783,60 457,30 6.138,40 190,98 1.115,94 1.856,76 1.816,00 1.936,44 1.976,28 Purbalingga Jepang, RRC, Belanda Tg. Mas

37 CV. Sinhan Timber Kayu Olahan m3 - - - 2.703,80 2.063,95 2.105,68 2.205,47 2.522,23 Purbalingga Korea Sel Tg. Mas

3
38 PT. Nyp Wood Work Kayu Olahan m 1.768,00 1.548,90 2.236,70 2.016,22 2.025,51 2.213,77 2.312,00 2.410,23 2.508,46 Purbalingga Jepang, Taiwan Tg. Mas

3
39 PT. Bralink Albasinda Kayu Olahan m 984,30 674,90 1.107,50 703,06 1.982,17 1.697,56 1.899,95 2.102,34 2.304,73 Purbalingga Jepang, Irlandia Tg. Mas

40 PT. Arumabi Kesembadan Kayu Olahan m3 790,98 331,33 729,45 2.128,75 1.641,02 2.173,56 2.523,31 2.873,06 3.222,81 Banyumas Jepang, Korea, Spanyol Tg. Mas

41 CV. Citra Serayu Mas Kayu Olahan m3 2.646,64 1.132,76 2.306,49 2.415,39 1.646,91 1.814,59 1.742,91 1.671,23 1.599,55 Banyumas Jepang, Taiwan Tg. Mas

3
42 PT. Giri Sentosa Adi Raya Kayu Olahan m 337,26 67,07 108,34 114,27 123,24 146,84 164,28 102,41 90,11 Banyumas Jepang, Korea Tg. Mas

3 Banjarnegar
43 PT. Serayu Makmur Kayu Olahan m - - - - 2.040,00 2.354,00 2.985,00 2.524,07 3.251,24 Jepang Tg. Mas
a
44 PT. Sinar Permai Kayu Olahan m3 - - - - 21,56 25,04 26,11 28,21 30,02 Tegal Jepang Tg. Mas
CV. Matera Mitra
45 Rotan Furniture Ton - 2,93 - - - - - - - Tegal Denmark Tg. Mas
Sekawan
CV. Matera Mitra
46 Rotan Furniture Ton - 8,03 4,39 - - - - - - Tegal Finlandia Tg. Mas
Sekawan
CV. Matera Mitra
47 Rotan Furniture Ton - 30,09 8,80 - - - - - - Tegal Korea Tg. Mas
Sekawan
48 PT. Archindo Duta Kreasi Rotan Furniture Ton - - - - 4,94 6,71 8,42 10,52 10,15 Tegal Jepang Tg. Mas

49 PT. Mahamotin Rotan Furniture Ton 14,75 - - - - - - - - Tegal Finlandia Tg. Mas

50 PT. Mahamotin Rotan Furniture Ton 1,63 - - - - - - - - Tegal Denmark Tg. Mas

51 CV. Bhakti Furniture Ton - - - 105,00 130,00 141,50 152,00 165,51 170,30 Batang Netherland Tg. Mas

52 PT. Karya Bhakti M Furniture Ton - - - 895,90 10.785,00 11.381,42 13.452,12 15.565,01 17.371,21 Purbalingga Jepang Tg. Mas

53 CV. Tirto Utomo Furniture Ton 38,64 - 16,53 - - - - - - Tegal USA Tg. Mas
CV. Matera Mitra
54 Furniture Ton - - - 35,52 - - - - - Tegal Belanda Tg. Mas
Sekawan

39
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
CV. Matera Mitra Tg.
55 Furniture Ton - 77,81 13,39 57,64 - - - - - Tegal Finlandia,USA, Korea
Sekawan Priok
CV. Matera Mitra
56 Furniture Ton - - - 22,81 - - - - - Tegal Jerman Tg. Mas
Sekawan
CV. Matera Mitra
57 Panel Ton - - - 5,77 - - - - - Tegal Jerman, Belanda Tg. Mas
Sekawan
58 PT. Rimba Profil Baby Box Ton - - - 1.113,64 942,95 1.902,05 1.852,65 1.966,19 1.371,54 Batang USA Tg. Mas
Wooden Lunch
59 PT. Harvasd Perdana Ton - - - 208,00 388,00 1.315,00 2.217,00 1.324,00 1.321,28 Batang Jepang Tg. Mas
Box
60 PT. Gema Wijaya HS Wooden Ware Ton - - 20,98 - - - - - - Tegal Jepang Tg. Mas

61 PT. Sorgum Tani Baru Wooden Ware Ton - - 20,98 7,04 - - - - - Tegal Jepang Tg. Mas

62 PT. Gema Wijaya HS Hanger Ton 3,24 91,69 37,83 - - - - - - Tegal Jepang Tg. Mas

63 PT. Gema Wijaya HS Hanger Ton - - 3,84 - - - - - - Tegal Taiwan Tg. Mas

64 PT. Gema Wijaya HS Hanger Ton - - 6,66 - - - - - - Tegal Korea Tg. Mas

65 PT. Sorgum Tani Baru Hanger Ton - 99,72 41,66 99,58 120,04 119,96 131,85 143,74 149,68 Tegal Jepang Tg. Mas

66 CV. Tirto Utomo Pallets Ton - 17,00 74,57 - - - - - - Tegal Belanda Tg. Mas

67 CV. Tirto Utomo Pallets Ton - 17,00 67,58 48,27 - - - - - Tegal Jerman/Belanda, USA Tg. Mas

68 PT. Matahari SS Garden Tools Ton 14,20 - - - - - - - - Tegal Inggris Tg. Mas
CV. Matera Mitra
69 Garden Tools Ton 7,82 - - - - - - - - Tegal USA Tg. Mas
Sekawan
Tg,
70 PT. Matahari SS Radiator Flance Ton 0,70 - - - - - - - - Tegal Jepang
Priok
Komponen Tg,
71 PT. Sanmet Intermitra Ton 5,19 - - - - - - - - Tegal Belanda
Pintu Priok
Pintu Dorong Tg,
72 PT. Sanmet Intermitra Ton 0,68 - - - - - - - - Tegal Jepang
Otomatis Priok
Obat Nyamuk Tg,
73 PT. Ampuh Perkasa Jaya Ton 9,68 - - - - - - - - Tegal Mozambique
Bakar Priok
74 CV. Gadjah Mada Shuttle cock Ton 0,24 - - - - - - - - Tegal Jerman Tg. Mas
Singapore/Hk/Africa/ Tg,
75 PT. Texmaco Jaya Tekstil Ton 96.270,35 59.721,27 71.826,35 51.413,19 46.927,00 30.457,21 20.525,32 - - Pemalang
Eropa/USA/Australia Priok
Belgia, Cina, Jerman,
Inggris, Hongkong,
Tg,
76 PT. Primatexco Indonesia Tekstil Ton - - - 3.123.117,54 4.941.019,25 1.140.360,24 4.512.215,26 5.518.764,44 4.813.042,72 Batang Jepang,
Priok
Thailand, Taiwan,
Singapura
77 PT. Lojitex Tekstil Ton - - 2,28 - - - - - - Pekalongan Malaysia Tg. Mas
Tekstil Motif Tg,
78 PT. Panamtex Ton - - 1.556,51 936,49 1.807,95 1.908,65 1.595,95 1.955,62 1.881,32 Pekalongan Malaysia, Singapore
Batik Priok
Tekstil Motif Tg,
79 PT. Kesmatex Ton - - 1.037,88 86,67 322,92 877,82 1.052,57 1.145,42 1.051,65 Pekalongan Gabon, Guenia, Abijan
Batik Priok
80 PT. Kesmatex Kain Batik Ton 53,57 8.049,25 22,01 36,92 13,56 825,82 16,58 64,86 51,52 Pekalongan Srilangka, Singapura Tg. Mas

40
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Tg,
81 PT. Panamtex Kain Batik Ton - - 365,44 454,49 316,11 467,31 398,16 552,26 458,22 Pekalongan Nigeria, Saudi Arabia
Priok
82 Cipta Manunggal Sarung Ton - - - 220,28 401,42 177,64 580.000,00 - - Batang Dubai

83 CV.Tirto Utomo Pallets Ton - 17,00 74,57 - - - - - - Tegal Belanda Tg. Mas

84 CV.Tirto Utomo Pallets Ton - 17,00 67,58 48,27 - - - - - Tegal Jerman/Belanda, USA Tg. Mas

85 PT. Matahari SS Garden Tools Ton 14,20 - - - - - - - - Tegal Inggris Tg. Mas
PT. Matera Mitra
86 Garden Tools Ton 7,82 - - - - - - - - Tegal USA Tg. Mas
Sekawan
Tg,
87 PT. Matahari SS Radiator Flance Ton 0,70 - - - - - - - - Tegal Jepang
Priok
Komponen Tg,
88 PT. Sanmet Intermitra Ton 5,19 - - - - - - - - Tegal Belanda
Pintu Priok
Pintu Dorong Tg,
89 PT. Sanmet Intermitra Ton 0,68 - - - - - - - - Tegal Jepang
Otomatis Priok
Obat Nyamuk Tg,
90 PT. Ampuh Perkasa Jaya Ton 9,68 - - - - - - - - Tegal Mozambique
Bakar Priok
91 Cipta Manunggal Sarung Ton - - - 220,28 401,42 177,64 5.800,00 831,22 982,35 Batang Dubai
Dubai, Malaysia, Tg.
92 PT. Dupantex Sarung Ton - - 608,78 463,29 504,55 671,01 701,20 985,52 1.025,50 Pekalongan
Singapura Perak
PT. Bahtera Dwipa Raya Dubai, Malaysia, Tg.
93 Sarung Ton - - 977,49 441,43 500,22 687,50 861,21 24,59 25,06 Pekalongan
Sejati Singapura Perak
94 CV. Samlan Putra Sarung Ton 21,01 22,66 16,43 32,99 18,18 23,65 24,12 394,28 402,01 Pekalongan Singapura, Malaysia Tg Mas
Arab Saudi, Brunei, Tg,
95 PT. Pismatex Sarung Ton 24,71 542,63 684,27 383,61 142,88 378,82 386,55 240,91 243,60 Pekalongan
Singapura, Malaysia Priok
Malaysia, Singapura,
96 PT. Wiwatextile Sarung Ton - 95,77 239,53 525,54 27,52 235,53 238,22 - - Pekalongan Tg Mas
Myanmar
97 Jacky Batik Sarung Ton 19,52 6,21 - - - - - 18,92 21,80 Pekalongan Singapura Tg Mas
PT. Bahtera Dwipa Raya
98 Sarung Ton - - - - 11,37 15,62 16,41 45,05 50,70 Pekalongan Dubai Tg Mas
Sejati
99 PT. Panamtex Garment Ton - - 22,87 54,79 23,82 28,91 37,60 167,08 285,82 Pekalongan USA, AUST, Prancis Bali

100 CV. Batik Martha Garment Ton - - 63,12 345,76 5,19 135,05 151,20 83,95 93,13 Pekalongan USA, Taiwan Jakarta

101 CV. Tobal Batik Garment Ton 29,74 32,02 19,80 35,91 73,19 65,36 74,44 8.483,50 9.287,00 Pekalongan USA Jakarta
Banjarnegar Singapore,Belanda,
102 Usaha Karya Keramik Glass Ware Ton 3.000,00 3.600,00 4.320,00 5.185,00 6.225,00 6.876,50 7.680,00 305,27 310,54 Tg Mas
a Italia, New Zealand
103 PT. Indesso Aroma Minyak Atsiri Ton 43,03 - 152,40 228,67 218,62 235,01 276,29 24,72 26,81 Banyumas Jepang, Taiwan Tg Mas

104 PT. Takasago Indonesia Minyak Atsiri Ton - - - - 19,21 20,01 21,32 0,12 0,21 Banyumas Jepang, Perancis, Sing. Tg Mas

105 PT. Jasulawangi Minyak Atsiri Ton - - - - 0,05 0,25 0,08 Banyumas Eropa, USA Tg Mas

106 PT. Tri Pilar Jayatama Arang Briket Ton - - - - - - - - 82.850,00 Batang Korea Selatan Tg Mas
Ton 111.022,09 524.848,28 107.504,31 3.298.813,28 5.038.813,46 1.375.232,54 5.316.332,25 5.634.841,66 4.948.367,00
m3
12.413,58 9.611,58 18.218,78 1.467.823,56 863.869,07 97.842,32 24.685,89 1.129.000,18 20.947,67

Sumber : Data primer yang diolah

41
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

Volume barang Asal Tujuan Pelabuhan


No Nama Perusahaan Jenis Barang Sat.
2001 2002 2003 2004

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Petani Bawang Bawang Merah Ton 1.538,00 1.691,00 1.843,87 1.996,73 Brebes Malaysia/Brunei Tg. Priok

2 PTPN IX Teh Ton 951,20 1.232,80 1.303,20 1.373,60 Brebes Jepang/Inggris Tg. Mas

3 PTP IX Semugih Teh Ton 912,91 1.005,64 1.098,37 1.191,10 Pemalang Jerman, India, Inggris Tg. Mas
USA, AUST, Eropa,
4 PT. Pagilaran Teh Ton 2.070,00 2.070,00 1.129,18 769,22 Batang Malaysia, Jpg, Tim Tg. Mas
Teng
5 PTPN IX Tetes Cair Ton 259,00 272,20 347,96 376,80 Brebes Singapura/Taiwan Tg. Mas

6 PTP IX Semugih Kakao Ton 14,05 15,65 14,36 14,81 Pemalang Pakistan, Taiwan Tg. Mas
PTP IX Semugih KBN
7 Kakao Ton 8,00 9,00 3,19 8,00 Batang Jepang Tg. Mas
Siluwuk
PTP IX Semugih KBN
8 Karet Ton 464,38 755,18 1.210,60 1.406,52 Batang Timur Tengah, Jepang Tg. Mas
Siluwuk
PTP IX Semugih KBN
9 Kapok Ton 59,00 149,00 437,00 151,00 Batang Malaysia Tg. Mas
Siluwuk
10 PTPN IX Terpentin Ton 663,00 711,00 760,14 808,64 Brebes Korsel/Taiwan Tg. Mas

11 Perum Perhutani Terpentin Ton 1.571,41 1.665,34 1.759,27 1.853,32 Pemalang Jepang, malaysia, AS Tg. Mas

12 PTPN IX Gondorukem Ton 6.459,00 6.913,00 7.367,86 7.822,47 Brebes Korsel/Taiwan Tg. Mas
India, Pakistan,
13 Perum Perhutani Gondorukem Ton 3.662,83 41.094,44 4.526,05 4.957,66 Pemalang Tg. Mas
Taiwan
14 PT. Ika Citra Fishtama Ikan Beku Ton 305,01 756,10 989,51 1.152,38 Pekalongan USA Tg. Priok

15 PT. Tirta Raya Mina Ikan Beku Ton 256,62 301,72 689,27 602,31 Pekalongan USA Tg. Priok

16 CV. Pahala Mina Ikan Asin Ton 15,00 18,10 18,25 20,24 Pekalongan Colombo Tg. Mas
USA, Malaysia,
17 PT. Maya Food Udang Ton - - - - Pekalongan Swedia, Tg. Priok
Hongkong, Denmark
18 PT. Phillips Sea Food Ind. Crab (rajungan) Ton 51.088,56 3.866,55 45.786,02 60.780,20 Pemalang AS Tg. Priok

19 PT. Zetta Agro Industri Jamur Ton 10.858,00 8.850,00 12.030,00 13.202,00 Brebes AS/Taiwan/Eropa Tg. Mas

20 Arjuna Sapu Ton 218,00 706,00 223,00 198,00 Pemalang Singapura Cirebon
Singapura, Malaysia,
21 Mekarsari Sapu Ton - - - - Pemalang Cirebon
Taiwan
22 PT. Gema Wijaya HS Sapu Ton - - - - Tegal Jepang Tg. Mas

23 PT. Sorgum Tani Baru Sapu Ton 94.324,50 94.324,50 - - Tegal Jepang Tg. Mas

24 PT. Sorgum Tani Baru Broom Strow Ton 15,17 19,30 21,05 22,51 Tegal Jepang Tg. Mas

25 PT. Sorgum Tani Baru Bamboo Ton - - - - Tegal RRC Tg. Mas

42
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

26 PT. Sengon Mas Sumpit Ton 26,71 19,21 20,82 25,36 Pekalongan Taiwan Jakarta
Jerman/Spanyol/Beland
27 CV.Tirto Utomo Kayu Ramin Ton - - - - Tegal Tg. Mas
a/Italia
Tg.Prio
28 CV.Tirto Utomo Ramin Dowel Ton - - - - Tegal Italia
k
29 PT. Kujang Mas Ramin Dowel Ton - - - - Tegal Jerman Tg. Mas
Ramin Tg.
30 PT. Gema Wijaya HS Ton - - - - Tegal Jepang
Moulding Perak
31 PT. Sorgum Tani Baru Sunoko Ton - - - - Tegal Jepang Tg. Mas

32 PT. Sorgum Tani Baru Agathis Ton - - - - Tegal Jepang Tg. Mas
3
33 PT. Bina Lestari Kayu Olahan m 75.086,70 - 1.111.483,00 1.739,54 Batang Jepang Tg. Mas

34 CV. Purbayasa Kayu Olahan m3 6.822,79 7.488,91 - - Purbalingga Jepang Tg. Mas

3
35 PT. Karya Bhakti M Kayu Olahan m 1.586,76 1.621,74 1.663,72 1.702,70 Purbalingga Jepang Tg. Mas

3
36 CV. Narayana Kayu Olahan m 1.856,76 1.816,00 1.936,44 1.976,28 Purbalingga Jepang, RRC, Belanda Tg. Mas

37 CV. Sinhan Timber Kayu Olahan m3 2.063,95 2.105,68 2.205,47 2.522,23 Purbalingga Korea Sel Tg. Mas

3
38 PT. Nyp Wood Work Kayu Olahan m 2.213,77 2.312,00 2.410,23 2.508,46 Purbalingga Jepang, Taiwan Tg. Mas

3
39 PT. Bralink Albasinda Kayu Olahan m 1.697,56 1.899,95 2.102,34 2.304,73 Purbalingga Jepang, Irlandia Tg. Mas

40 PT. Arumabi Kesembadan Kayu Olahan m3 2.173,56 2.523,31 2.873,06 3.222,81 Banyumas Jepang, Korea, Spanyol Tg. Mas

41 CV. Citra Serayu Mas Kayu Olahan m3 1.814,59 1.742,91 1.671,23 1.599,55 Banyumas Jepang, Taiwan Tg. Mas

3
42 PT. Giri Sentosa Adi Raya Kayu Olahan m 146,84 164,28 102,41 90,11 Banyumas Jepang, Korea Tg. Mas

3 Banjarnegar
43 PT. Serayu Makmur Kayu Olahan m 2.354,00 2.985,00 2.524,07 3.251,24 Jepang Tg. Mas
a
44 PT. Sinar Permai Kayu Olahan m3 25,04 26,11 28,21 30,02 Tegal Jepang Tg. Mas
CV. Matera Mitra
45 Rotan Furniture Ton - - - - Tegal Denmark Tg. Mas
Sekawan
CV. Matera Mitra
46 Rotan Furniture Ton - - - - Tegal Finlandia Tg. Mas
Sekawan
CV. Matera Mitra
47 Rotan Furniture Ton - - - - Tegal Korea Tg. Mas
Sekawan
48 PT. Archindo Duta Kreasi Rotan Furniture Ton 6,71 8,42 10,52 10,15 Tegal Jepang Tg. Mas

49 PT. Mahamotin Rotan Furniture Ton - - - - Tegal Finlandia Tg. Mas

50 PT. Mahamotin Rotan Furniture Ton - - - - Tegal Denmark Tg. Mas

51 CV. Bhakti Furniture Ton 141,50 152,00 165,51 170,30 Batang Netherland Tg. Mas

52 PT. Karya Bhakti M Furniture Ton 11.381,42 13.452,12 15.565,01 17.371,21 Purbalingga Jepang Tg. Mas

53 CV. Tirto Utomo Furniture Ton - - - - Tegal USA Tg. Mas


CV. Matera Mitra
54 Furniture Ton - - - - Tegal Belanda Tg. Mas
Sekawan

43
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
CV. Matera Mitra Tg.
55 Furniture Ton - - - - Tegal Finlandia,USA, Korea
Sekawan Priok
CV. Matera Mitra
56 Furniture Ton - - - - Tegal Jerman Tg. Mas
Sekawan
CV. Matera Mitra
57 Panel Ton - - - - Tegal Jerman, Belanda Tg. Mas
Sekawan
58 PT. Rimba Profil Baby Box Ton 1.902,05 1.852,65 1.966,19 1.371,54 Batang USA Tg. Mas
Wooden Lunch
59 PT. Harvasd Perdana Ton 1.315,00 2.217,00 1.324,00 1.321,28 Batang Jepang Tg. Mas
Box
60 PT. Gema Wijaya HS Wooden Ware Ton - - - - Tegal Jepang Tg. Mas

61 PT. Sorgum Tani Baru Wooden Ware Ton - - - - Tegal Jepang Tg. Mas

62 PT. Gema Wijaya HS Hanger Ton - - - - Tegal Jepang Tg. Mas

63 PT. Gema Wijaya HS Hanger Ton - - - - Tegal Taiwan Tg. Mas

64 PT. Gema Wijaya HS Hanger Ton - - - - Tegal Korea Tg. Mas

65 PT. Sorgum Tani Baru Hanger Ton 119,96 131,85 143,74 149,68 Tegal Jepang Tg. Mas

66 CV. Tirto Utomo Pallets Ton - - - - Tegal Belanda Tg. Mas

67 CV. Tirto Utomo Pallets Ton - - - - Tegal Jerman/Belanda, USA Tg. Mas

68 PT. Matahari SS Garden Tools Ton - - - - Tegal Inggris Tg. Mas


CV. Matera Mitra
69 Garden Tools Ton - - - - Tegal USA Tg. Mas
Sekawan
Tg,
70 PT. Matahari SS Radiator Flance Ton - - - - Tegal Jepang
Priok
Komponen Tg,
71 PT. Sanmet Intermitra Ton - - - - Tegal Belanda
Pintu Priok
Pintu Dorong Tg,
72 PT. Sanmet Intermitra Ton - - - - Tegal Jepang
Otomatis Priok
Obat Nyamuk Tg,
73 PT. Ampuh Perkasa Jaya Ton - - - - Tegal Mozambique
Bakar Priok
74 CV. Gadjah Mada Shuttle cock Ton - - - - Tegal Jerman Tg. Mas
Singapore/Hk/Africa/ Tg,
75 PT. Texmaco Jaya Tekstil Ton 30.457,21 20.525,32 - - Pemalang
Eropa/USA/Australia Priok
Belgia, Cina, Jerman,
Inggris, Hongkong,
Tg,
76 PT. Primatexco Indonesia Tekstil Ton 1.140.360,24 4.512.215,26 5.518.764,44 4.813.042,72 Batang Jepang,
Priok
Thailand, Taiwan,
Singapura
77 PT. Lojitex Tekstil Ton - - - - Pekalongan Malaysia Tg. Mas
Tekstil Motif Tg,
78 PT. Panamtex Ton 1.908,65 1.595,95 1.955,62 1.881,32 Pekalongan Malaysia, Singapore
Batik Priok
Tekstil Motif Tg,
79 PT. Kesmatex Ton 877,82 1.052,57 1.145,42 1.051,65 Pekalongan Gabon, Guenia, Abijan
Batik Priok
80 PT. Kesmatex Kain Batik Ton 825,82 16,58 64,86 51,52 Pekalongan Srilangka, Singapura Tg. Mas

44
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Tg,
81 PT. Panamtex Kain Batik Ton 467,31 398,16 552,26 458,22 Pekalongan Nigeria, Saudi Arabia
Priok
82 Cipta Manunggal Sarung Ton 177,64 580.000,00 - - Batang Dubai

83 CV.Tirto Utomo Pallets Ton - - - - Tegal Belanda Tg. Mas

84 CV.Tirto Utomo Pallets Ton - - - - Tegal Jerman/Belanda, USA Tg. Mas

85 PT. Matahari SS Garden Tools Ton - - - - Tegal Inggris Tg. Mas


PT. Matera Mitra
86 Garden Tools Ton - - - - Tegal USA Tg. Mas
Sekawan
Tg,
87 PT. Matahari SS Radiator Flance Ton - - - - Tegal Jepang
Priok
Komponen Tg,
88 PT. Sanmet Intermitra Ton - - - - Tegal Belanda
Pintu Priok
Pintu Dorong Tg,
89 PT. Sanmet Intermitra Ton - - - - Tegal Jepang
Otomatis Priok
Obat Nyamuk Tg,
90 PT. Ampuh Perkasa Jaya Ton - - - - Tegal Mozambique
Bakar Priok
91 Cipta Manunggal Sarung Ton 177,64 5.800,00 831,22 982,35 Batang Dubai
Dubai, Malaysia, Tg.
92 PT. Dupantex Sarung Ton 671,01 701,20 985,52 1.025,50 Pekalongan
Singapura Perak
PT. Bahtera Dwipa Raya Dubai, Malaysia, Tg.
93 Sarung Ton 687,50 861,21 24,59 25,06 Pekalongan
Sejati Singapura Perak
94 CV. Samlan Putra Sarung Ton 23,65 24,12 394,28 402,01 Pekalongan Singapura, Malaysia Tg Mas
Arab Saudi, Brunei, Tg,
95 PT. Pismatex Sarung Ton 378,82 386,55 240,91 243,60 Pekalongan
Singapura, Malaysia Priok
Malaysia, Singapura,
96 PT. Wiwatextile Sarung Ton 235,53 238,22 - - Pekalongan Tg Mas
Myanmar
97 Jacky Batik Sarung Ton - - 18,92 21,80 Pekalongan Singapura Tg Mas
PT. Bahtera Dwipa Raya
98 Sarung Ton 15,62 16,41 45,05 50,70 Pekalongan Dubai Tg Mas
Sejati
99 PT. Panamtex Garment Ton 28,91 37,60 167,08 285,82 Pekalongan USA, AUST, Prancis Bali

100 CV. Batik Martha Garment Ton 135,05 151,20 83,95 93,13 Pekalongan USA, Taiwan Jakarta

101 CV. Tobal Batik Garment Ton 65,36 74,44 8.483,50 9.287,00 Pekalongan USA Jakarta
Banjarnegar Singapore,Belanda,
102 Usaha Karya Keramik Glass Ware Ton 6.876,50 7.680,00 305,27 310,54 Tg Mas
a Italia, New Zealand
103 PT. Indesso Aroma Minyak Atsiri Ton 235,01 276,29 24,72 26,81 Banyumas Jepang, Taiwan Tg Mas

104 PT. Takasago Indonesia Minyak Atsiri Ton 20,01 21,32 0,12 0,21 Banyumas Jepang, Perancis, Sing. Tg Mas

105 PT. Jasulawangi Minyak Atsiri Ton 0,25 0,08 Banyumas Eropa, USA Tg Mas

106 PT. Tri Pilar Jayatama Arang Briket Ton - - - 82.850,00 Batang Korea Selatan Tg Mas
Ton 1.375.232,54 5.316.332,25 5.634.841,66 4.948.367,00
m3
97.842,32 24.685,89 1.129.000,18 20.947,67

45
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

BAB IV
ANALISIS DATA

4.1. Analisis Pertumbuhan dan Perkiraan Arus Muatan

Pengembangan pelabuhan Batang, keberhasilannya akan sangat tergantung


dari volume barang yang akan melalui pelabuhan tersebut, yaitu volume barang yang
diperkirakan akan memanfaatkan fasilitas pelabuhan. Tujuan dilakukan evaluasi
pertumbuhan dan permalan arus muatan ini adalah untuk memperkirakan banyaknya
arus muatan yang keluar ataupun masuk melalui pelabuhan Batang hingga tahun
2024. Perkiraan arus muatan akan dipengaruhi oleh volume pertumbuhan tiap – tiap
komoditi dan total pertumbuhan arus barang sesuai kondisi pengiriman barang ekspor
/ muat ataupun impor / bongkar. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan
dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang ada, maka jenis barang yang akan
dilakukan evaluasi adalah mencakup semua potensi barang / komoditi yang keluar
masuk kawasan hinterland yang diperkirakan melalui pelabuhan Batang maupun yang
sekarang dikirim melalui pelabuhan lainnya seperti pelabuhan Tanjung Mas,
pelabuhan Tanjung perak, pelabuhan Tanjung Priok dan pelabuhan Cirebon.

23
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

Tabel 4–1. Hasil Perhitungan Pertumbuhan Dan Perkiraan Barang Keluar


Melalui Pelabuhan Batang
No Jenis Sat. Total Arus Barang per tahun
Komoditi 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005
1 Bawang merah Ton 729 913 1.181 1.250 1.325 1.538 1.691 1.844 1.997 2150
2 Kakao Ton 0 0 0 30 36 22 25 18 23 26
3 Karet Ton - - - 2.813 2.894 464 755 1.211 1.407 1591
4 Kapok Ton - - - 589 225 59 149 437 151 268
Ton 729 913 1181 4682 4480 2083 2620 3510 3578 4034
5 Teh Ton 712 1.434 1.712 3.396 3.542 3.934 4.308 3.531 3.334 4754
6 Jamur Ton 2.920 8.540 8.000 8.400 8.850 10.858 8.021 12.030 13.202 13488
Ton 3632 9974 9712 11796 12392 14792 12329 15561 16536 18242
7 Tetes cair Ton 200 198 219 230 250 259 272 348 377 369
Ton 200 198 219 230 250 259 272 348 377 369
8 Terpentin Ton 429 2.197 1.175 1.966 1.226 2.234 2.376 2.519 2.662 2912
9 Gondorukem Ton 4.532 7.498 7.325 10.497 7.463 10.122 11.007 11.894 12.780 13666
10 Minyak atsiri Ton 43 0 152 229 238 255 298 330 338 380
Ton 5.004 9.695 8.652 12.692 8.927 12.611 13.681 14.743 15.780 16958
11 Ikan beku Ton 637 253 1.192 435 279 562 1.058 1.679 1.755 1590
12 Ikan asin Ton - - - - 13 15 18 18 20 22
13 Crab (rajungan) Ton 578 430.326 2.686 81.690 1.034 51.089 3.867 45.786 60.780 75315
Ton 1215 430579 3878 82125 1326 51666 4943 47483 62555 76927
14 Kayu olahan m3 12.414 9.612 18.219 1.467.824 863.869 97.841 24.769 18.629 20.948 281569
Ton 12.414 9.612 18.219 1.467.824 863.869 97.841 24.769 18.629 20.948 281569
15 Sapu Ton 571 865 1.548 591 320 94.607 99.269 95.470 90.436 120359
16 Broom Strow Ton - - - - 13 15 19 21 23 26
17 Sumpit Ton - - 22 25 17 27 19 21 25 23
18 Rotan Furniture Ton 16 41 13 0 5 7 8 11 10 12
19 Furniture Ton 39 78 30 1.117 10.915 11.523 13.604 15.731 17.542 20719
20 Baby box Ton - - - 1.114 943 1.902 1.853 1.966 1.372 1956
21 Wooden Lunch Box Ton - - - 1.208 1.288 1.315 2.217 1.324 1.321 1603
22 Hanger Ton - 100 42 100 120 120 132 144 150 165
Ton 626 1084 1655 4155 13621 109516 117121 114688 110879 144863
23 Tekstil Ton 96.270 59.721 71.829 3.174.531 4.987.946 1.170.817 4.532.741 5.578.764 4.813.043 4813043
24 Textil motif batik Ton 0 0 2.594 1.023 2.131 2.786 2.648 3.101 2.933 3272
25 Kain batik Ton 54 8.049 387 491 330 1.293 415 617 510 1350
26 Sarung Ton 65 667 2.527 2.067 1.606 2.190 2.808 2.495 2.700 3295
27 Garment Ton 30 32 106 436 102 229 263 296 430 422
96.419 68.469 77.443 3.178.548 4.992.115 1.177.315 4.538.875 5.585.273 4.819.616 4821386
28 Glass ware Ton 3.000 3.600 4.320 5.185 6.225 6.877 7.680 8.484 9.287 10091
3.000 3.600 4.320 5.185 6.225 6.877 7.680 8.484 9.287 10091
29 Arang Briket Ton - - - - - - - - 82.850 82850
82.850 82850

24
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

No Jenis Sat Total Arus Barang per tahun


Komoditi 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Bawang merah Ton 2303 2456 2608 2761 2914 3067 3220 3373 3526 3679
2 Kakao Ton 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
3 Karet Ton 1591 1591 1591 1591 1591 1591 1591 1591 1591 1591
4 Kapok Ton 268 268 268 268 268 268 268 268 268 268
4187 4340 4493 4646 4799 4952 5105 5257 5410 5563
5 Teh Ton 5129 5504 5879 6254 6630 7005 7380 7755 8130 8505
6 Jamur Ton 14390 15292 16193 17095 17996 18898 19800 20701 21603 22505
19519 20796 22072 23349 24626 25903 27180 28456 29733 31010
7 Tetes cair Ton 391 412 434 455 477 498 520 542 563 585
391 412 434 455 477 498 520 542 563 585
8 Terpentin Ton 3122 3331 3541 3750 3960 4169 4378 4588 4797 5007
9 Gondorukem Ton 14552 15438 16325 17211 18097 18983 19869 20755 21641 22528
10 Minyak atsiri Ton 409 439 468 497 526 556 585 614 644 673
18083 19208 20333 21458 22583 23708 24833 25958 27082 28207
11 Ikan beku Ton 1733 1877 2020 2164 2307 2451 2594 2738 2881 3024
12 Ikan asin Ton 24 25 27 29 30 32 34 36 37 39
13 Crab (rajungan) Ton 75315 75315 75315 75315 75315 75315 75315 75315 75315 75315
77072 77217 77362 77507 77653 77798 77943 78088 78233 78378
14 Kayu olahan m3 281569 281569 281569 281569 281569 281569 281569 281569 281569 281569
281569 281569 281569 281569 281569 281569 281569 281569 281569 281569
15 Sapu Ton 135904 151450 166995 182541 198086 213632 229177 244723 260268 275814
16 Broom Strow Ton 29 31 34 36 39 42 44 47 49 52
17 Sumpit Ton 23 23 23 23 23 23 23 24 24 24
18 Rotan Furniture Ton 14 15 17 18 19 21 22 24 25 26
19 Furniture Ton 23295 25870 28445 31021 33596 36172 38747 41323 43898 46473
20 Baby box Ton 2018 2079 2141 2202 2264 2325 2387 2449 2510 2572
21 Wooden Lunch Box Ton 1626 1648 1671 1693 1716 1738 1761 1783 1806 1828
22 Hanger Ton 170 176 182 187 193 199 205 210 216 222
163077 181292 199507 217722 235937 254152 272366 290581 308796 327011
23 Tekstil Ton 4813043 4813043 4813043 4813043 4813043 4813043 4813043 4813043 4813043 4813043
24 Textil motif batik Ton 3476 3679 3882 4085 4288 4492 4695 4898 5101 5304
25 Kain batik Ton 1350 1350 1350 1350 1350 1350 1350 1350 1350 1350
26 Sarung Ton 3574 3852 4131 4409 4688 4966 5245 5523 5802 6080
27 Garment Ton 464 505 547 589 630 672 714 755 797 839
4821909 4822432 4822955 4823478 4824001 4824524 4825047 4825570 4826093 4826616
28 Glass ware Ton 10894 11698 12501 13305 14108 14912 15716 16519 17323 18126
10894 11698 12501 13305 14108 14912 15716 16519 17323 18126
29 Arang Briket Ton 82850 82850 82850 82850 82850 82850 82850 82850 82850 82850
82850 82850 82850 82850 82850 82850 82850 82850 82850 82850

25
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

No Jenis Sat Total Arus Barang per tahun


Komoditi 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
1 Bawang merah Ton 3831 3984 4137 4290 4443 4596 4749 4902 5055 5207 5360
2 Kakao Ton 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
3 Karet Ton 1591 1591 1591 1591 1591 1591 1591 1591 1591 1591 1591
4 Kapok Ton 268 268 268 268 268 268 268 268 268 268 268
5716 5869 6022 6175 6328 6481 6633 6786 6939 7092 7245
5 Teh Ton 8881 9256 9631 10006 10381 10756 11131 11507 11882 12257 12632
6 Jamur Ton 23406 24308 25210 26111 27013 27914 28816 29718 30619 31521 32423
32287 33564 34840 36117 37394 38671 39947 41224 42501 43778 45055
7 Tetes cair Ton 606 628 649 671 692 714 736 757 779 800 822
606 628 649 671 692 714 736 757 779 800 822
8 Terpentin Ton 5216 5426 5635 5845 6054 6264 6473 6683 6892 7102 7311
9 Gondorukem Ton 23414 24300 25186 26072 26958 27844 28731 29617 30503 31389 32275
10 Minyak atsiri Ton 702 731 761 790 819 849 878 907 936 966 995
29332 30457 31582 32707 33832 34957 36082 37207 38331 39456 40581
11 Ikan beku Ton 3168 3311 3455 3598 3742 3885 4029 4172 4316 4459 4603
12 Ikan asin Ton 41 42 44 46 47 49 51 53 54 56 58
13 Crab (rajungan) Ton 75315 75315 75315 75315 75315 75315 75315 75315 75315 75315 75315
78524 78669 78814 78959 79104 79250 79395 79540 79685 79830 79976
14 Kayu olahan m3 281569 281569 281569 281569 281569 281569 281569 281569 281569 281569 281569
281569 281569 281569 281569 281569 281569 281569 281569 281569 281569 281569
15 Sapu Ton 291360 306905 322451 337996 353542 369087 384633 400178 415724 431270 446815
16 Broom Strow Ton 55 57 60 62 65 68 70 73 75 78 81
17 Sumpit Ton 24 24 24 24 24 24 25 25 25 25 25
18 Rotan Furniture Ton 28 29 31 32 33 35 36 38 39 40 42
19 Furniture Ton 49049 51624 54200 56775 59350 61926 64501 67077 69652 72228 74803
20 Baby box Ton 2633 2695 2756 2818 2880 2941 3003 3064 3126 3187 3249
21 Wooden Lunch Box Ton 1851 1873 1896 1918 1941 1963 1986 2008 2031 2053 2076
22 Hanger Ton 227 233 239 244 250 256 261 267 273 279 284
345226 363441 381655 399870 418085 436300 454515 472730 490944 509159 527374
23 Tekstil Ton 4813043 4813043 4813043 4813043 4813043 4813043 4813043 4813043 4813043 4813043 4813043
24 Textil motif batik Ton 5508 5711 5914 6117 6321 6524 6727 6930 7133 7337 7540
25 Kain batik Ton 1350 1350 1350 1350 1350 1350 1350 1350 1350 1350 1350
26 Sarung Ton 6359 6637 6915 7194 7472 7751 8029 8308 8586 8865 9143
27 Garment Ton 880 922 963 1005 1047 1088 1130 1172 1213 1255 1297
4827140 4827663 4828185 4828709 4829233 4829756 4830279 4830803 4831325 48318504832373
28 Glass ware Ton 18930 19733 20537 21340 22144 22947 23751 24554 25358 26161 26965
18930 19733 20537 21340 22144 22947 23751 24554 25358 26161 26965
29 Arang Briket Ton 82850 82850 82850 82850 82850 82850 82850 82850 82850 82850 82850
82850 82850 82850 82850 82850 82850 82850 82850 82850 82850 82850
Sumber : Data Primer yang diolah

26
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

Tabel 4–1 menunjukkan hasil perhitungan proyeksi barang yang diperkirakan


keluar melalui pelabuhan Batang dari kawasan Hinterland untuk tahun
rencana. Untuk produksi – produksi yang mengalami penurunan, perkiraan
arus barang diasumsikan diambil dari perolehan data yang terakhir. Sedangkan
untuk komoditi lainnya perhitungan pertumbuhan dan perkiraan tahun 2005
sampai dengan 2026 digunakan dengan menggunakan perhitungan regresi
linier berganda. Dari tabel tersebut tampak bahwa pada tahun–tahun
mendatang, menurut volumenya, diperkirakan jenis barang yang paling
banyak akan melalui pelabuhan Batang adalah tekstil, kemudian disusul kayu
olahan, gondorukem, glass ware, furniture, jamur dan lain sebagainya.

Tabel 4–2. Hasil Perhitungan Pertumbuhan dan Perkiraan Barang


Masuk Melalui Pelabuhan Batang
No. Jenis Sat. Total Arus Barang per Tahun
Barang 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
1 Raw Material Alum Ton - 2.849 2.972 2.249 2.386 2.317 2.349 2.481 2.402 2.417
2 Raw Material Benang Ton - 360 1.342 1.670 1.850 2.003 1.852 1.987 2.123 2.258
3 Batubara Ton - - - - - - - - -
Ton 3.209 4.314 3.919 4.236 4.320 4.201 4.468 4.525 4.675
No. Jenis Sat. Total Arus Barang per Tahun
Barang 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 Raw Material Alum Ton 2.433 2.448 2.463 2.478 2.494 2.509 2.524 2.539 2.555 2.570

2 Raw Material Benang Ton 2.258 2.394 2.529 2.665 2.800 2.936 3.071 3.207 3.342 3.478

3 Batubara Ton 216.000 216.000 216.000 216.000 216.000 288.000 288.000 288.000 288.000 288.000

Ton 220.691 220.841 220.992 221.143 221.294 293.444 293.595 293.746 293.897 294.047
No. Jenis Sat. Total Arus Barang per Tahun
Barang 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
1 Raw Material Alum Ton 2.585 2.600 2.616 2.631 2.646 2.661 2.677 2.692 2.707 2.722

2 Raw Material Benang Ton 3.613 3.749 3.884 4.020 4.155 4.291 4.426 4.562 4.697 4.833

3 Batubara Ton 288.000 288.000 288.000 288.000 288.000 288.000 288.000 288.000 288.000 288.000

Ton 294.198 294.349 294.500 294.650 294.801 294.952 295.103 295.253 295.404 295.555
Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4–2 menunjukkan hasil perhitungan pertumbuhan dan perkiraan arus barang
sesuai dengan jenis komoditi yang kan masuk melalui pelabuhan Batang dari
kawasan hinterland. Peramalan arus barang Raw Material Alum, karena data yang
ada menunjukkan gejala linier, maka dilakukan perhitungan dengan regresi linier.

27
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

4.2 Peramalan Arus Kapal

Peramalan arus kapal dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis


kebutuhan pengembangan dermaga yang diperlukan. Analisis yang dilakukan
meliputi perkiraan jumlah kunjungan kapal yang akan sandar per tahun dan rasio
penggunaan sandaran, berth itu sendiri. Adapun untuk perkiraan jumlah kapal
yang akan beroperasi di pelabuhan Batang pada tahun rencana didasarkan atas
perkiraan arus barang yang potensial keluar dan masuk melalui pelabuhan Batang
( tabel 4-3 dan tabel 4 - 4 ).
Dalam memperhitungkan perkiraan arus kapal digunakan dua asumsi.
Asumsi pertama adalah perkiraan arus kapal yang didasarkan pada pertumbuhan
arus muatan barang yang hanya melalui pelabuhan Batang saja. Asumsi kedua
adalah perkiraan arus kapal yang didasarkan pada pertumbuhan arus muatan di
daerah hinterland yang potensial melalui pelabuhan Batang yang selama ini
melalui pelabuhan lain yaitu pelabuhan Tanjung Priok, pelabuhan Tanjung Mas,
pelabuhan Cirebon dan pelabuhan Tanjung Perak.
1. Realisasi dan Perkiraan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan Batang
Data kunjungan kapal yang menggunakan fasilitas pelabuhan Batang
dipergunakan untuk memperkirakan besarnya tonase kapal terbesar yang
dilayani oleh dermaga pelabuhan Batang. Perkiraan ini juga
mempertimbangkan data tonase dan arus kunjungan kapal di pelabuhan
Batang.

28
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

Tabel 4–3. Realisasi dan Perkiraan Arus Kunjungan Kapal dan Jumlah
Barang (Ton/m3) di Pelabuhan Batang
Arus Kapal 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Masuk 582 997 527 566 668 668 668 668 668
Keluar 582 967 458 570 530 530 530 530 530
Jml Barang
Bongkar 3.495 1.741 1.864 3.073 2543 2543 2543 2543 2543
Muat 7.292 1.992 1.644 7.587 7614 7667 7721 7775 7828
Arus Kapal 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Masuk 668 668 668 668 668 668 668 668 668
Keluar 530 530 530 530 530 530 530 530 530
JmlBarang
Bongkar 2543 2543 2543 2543 2543 2543 2543 2543 2543
Muat 7882 7935 7989 8043 8096 8150 8203 8257 8311
Arus Kapal 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Masuk 668 668 668 668 668 668 668 668 668
Keluar 530 530 530 530 530 530 530 530 530
Jml Barang
Bongkar 2543 2543 2543 2543 2543 2543 2543 2543 2543
Muat 8364 8418 8471 8525 8579 8632 8686 8739 8793

Sumber : Kantor Pelabuhan Kabupaten Batang yang Diolah


Berdasarkan data historis yang ada (tahun 2001 sampai dengan tahun 2004),
maka perkiraan arus kunjungan kapal dan jumlah barang yang masuk ataupun
keluar melalui pelabuhan Batang dapat dihitung dengan menggunakan regresi
linier. Tampak bahwa berdasarkan perhitungan tersebut, untuk tahun–tahun
mendatang terdapat peningkatan arus kunjungan kapal dan jumlah barang
yang keluar/muat dan masuk/bongkar.
2. Perkiraan Arus Kunjungan Kapal
Untuk memperkirakan besarnya tonase kapal terbesar yang akan dilayani
dermaga yang direncanakan, perlu adanya data kunjungan kapal yang
menggunakan fasilitas pelabuhan lain yang potensial akan melalui pelabuhan
Batang. Pengolahan data kunjungan kapal tersebut meliputi jenis pelayaran,
jenis kemasan, jumlah kapal dan ukuran tonase kapal. Dalam melakukan
peramalan arus kunjungan kapal yang potensial akan melalui pelabuhan
Batang digunakan anggapan bahwa sebagian besar produk didaerah hinterland
pengembangan pelabuhan Batang telah selesai dilakukan.

29
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

Hasil pengolahan data mengenai perkiraan jenis kemasan dan jumlah kapal
yang akan melalui pelabuhan Batang (maksimal 1.425 GT) dapat dilihat pada
tabel 4-4 yaitu untuk arus kujungan kapal untuk barang eksport dan tabel 4-5
untuk arus kunjungan kapal untuk barang import/bongkar.

Tabel 4–4. Perkiraan Arus Kunjungan Kapal Untuk Barang Eksport


untuk Kapal Maksimal 1.425 GT

Kapal Jumlah Kapal (dalam Unit)


No. Jenis Barang Sat.
Jenis GT Kpsts 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Bawang mrh,
1 Ton General
kakao, karet, 1.425 1.425 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
Cargo
kapok
35 box
2 Teh, Jamur Ton Container 1.425 14 15 16 17 18 19 19 20 21 22
22.8/box

3 Tetes cair Ton Curah cair 500 500 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2

4 Terpentin, 35 box
gondorukem, Ton Container 1.425 39/box 13 14 15 15 16 17 18 19 19 20
minyak atsiri
Ikan beku, ikan General
5 Ton 1.425 1.425 54 55 55 55 55 55 55 55 55 55
asin, rajungan Cargo
70 box
6 Kayu olahan M3 Container 1.425 198 198 198 198 198 198 198 198 198 198
37.5/box

Sapu, broom
strow, sumpit,
7 funiture, baby Ton Container 1.425 70 box 115 128 140 153 166 179 192 204 217 230
box, wooden 12/box
lunch box,
hanger

Tekstil, kain
8 70 box
batik, sarung, Ton Container 1.425 15/box 3383 3384 3384 3385 3385 3386 3386 3386 3387 3387
garment

70 box
9 Glass ware Ton Container 1.425 8 9 9 10 10 10 11 12 13 13
18/box
General
10 Arang Briket Ton 1.425 1.425 59 59 59 59 59 59 59 59 59 59
Cargo
TOTAL 3848 3866 3882 3898 3913 3929 3944 3960 3977 3992

30
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

No. Jenis Sat. Kapal Jumlah Kapal (dalam Unit)


Barang Jenis GT Kpsts 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Bawang
1 Ton General
mrh, kakao, 1.425 1.425 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5
Cargo
karet, kapok
2 Teh, Jamur Ton Container 1.425 35 box
23 24 25 26 27 28 28 29 30 31 32
22.8/box

3 Tetes cair Ton Curah cair 500 500 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Terpentin,
4
gondorukem Container 1.425 35 box
Ton 21 22 23 23 24 25 26 27 27 28 29
, minyak 39/box
atsiri
Ikan beku,
General
5 ikan asin, Ton 1.425 1.425 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 57
Cargo
rajungan
70 box
6 Kayu olahan M3 Container 1.425 198 198 198 198 198 198 198 198 198 198 198
37.5/box
Sapu, broom
strow,
sumpit,
7 funiture, Ton Container 1.425 70 box
243 255 268 281 294 307 319 332 345 358 370
baby box, 12/box
wooden
lunch box,
hanger
Tekstil, kain
T3.
8 batik, 1.425 70 box
on Container 3387 3388 3388 3389 3389 3389 3390 3390 3390 3391 3391
sarung, 15/box
garment
9 Glass ware Ton Container 1.425 70 box
14 14 15 15 16 16 17 18 18 19 19
18/box
Arang General
10 Ton 1.425 1.425 59 59 59 59 59 59 59 59 59 59 59
Briket Cargo
TOTAL 4007 4023 4039 4054 4071 4086 4102 4118 4132 4149 4164

Sumber: Data primer yang diolah.

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah kapal (eksport) diperkirakan
akan melalui pelabuhan Batang adalah 3.866 unit per tahun pada tahun 2007
dan akan meningkat hingga menjadi 4.164 unit pada tahun 2026. Adapun
perkiraan arus kunjungan kapal untuk barang import untuk tahun rencana
akan tampak pada tabel berikut ini.

31
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

Tabel 4–5 Perkiraan Arus Kunjungan Kapal Untuk Barang Import / Bongkar
untuk Kapal Maksimal 1.425 GT

Kapal Jumlah Kapal (dalam Unit)


No. Jenis Barang Sat. Jenis GT Kapasitas 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Raw Material Ton Container 1.425 70 box 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Alum 12/box
2 Raw Material Ton Container 1.425 70 box 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3
Benang 14/box
3 Batubara Ton 1,425 1,425 ton 152 152 152 152 152 152 202 202 202 202
TOTAL 156 156 156 156 156 156 207 207 207 207

Jenis Kapal Jumlah Kapal (dalam Unit)


No. Barang Sat. Jenis GT Kapasitas 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
1 Raw Material Ton Container 1.425 70 box 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Alum 12/box
2 Raw Material Ton Container 1.425 70 box 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4
Benang 14/box
3 Batubara Ton 1,425 1,425 ton 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202
TOTAL 208 208 208 208 208 208 209 209 209 209 209

Sumber: Data primer yang diolah.

Tampak bahwa pada tahun rencana diperkirakan ada arus kunjungan kapal
untuk barang import sejumlah 156 unit hingga tahun 2011, 208 unit dari tahun
2012 hingga tahun 2022 dan 209 dari tahun 2023 hingga 2026.
Untuk mendapatkan kegiatan operasional kunjungan kapal yang
diperkirakan akan melalui pelabuhan Batang dihitung juga rasio muatan yang
akan terjadi pada setiap kunjungan kapal. Hal ini dimaksudkan untuk memberi
gambaran kepada perusahaan pelayaran bahwa rasio muatan yang akan diangkut
dari dan ke pelabuhan Batang tidak minim. Adapun hasil pengolahan data rasio
muatan setiap kunjungan kapal yang diperkirakan untuk arus muatan pada tahun
2016 dan 2026 dapat ditunjukkan pada tabel berikut.

32
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

Tabel 4-6. Rasio Muatan Dari Arus Kunjungan Kapal Untuk Barang Eksport
Tahun 2016 (Kapal Maksimal 1.425 GT)
No. Jenis Barang Sat. Volume Kapal Masa Masa Rasio
Jenis GT Jml/ Tambat Operasi Muatan
Unit (Etmal) (Jam) Per Kapal
Bawang mrh, kakao, General
1 Ton 5.869 1.425 4 2 16.00 1.407
karet, kapok Cargo
Ton 33.564
2 Teh, Jamur Container 1.425 24 2 16.00 1.399
Box 20” 1.679
3 Tetes cair Ton 628 Curah Cair 500 2 2 16.00 314
4 Terpentin, gondo- Ton 30.457
rukem, minyak Box 20” 1.523 Container 1.425 21 2 16.00 1.450
atsiri.
Ikan beku, ikan asin, General
5 Ton 78.669 1.425 56 2 16.00 1.405
crab (rajungan) Cargo

m3 281.569
6 Kayu olahan Container 1.425 198 2 16.00 1.422
Box 40" 7.040

Sapu, broom strow, 765


Sumpit, funiture, Ton 363.441
7 Container 1.425 255 2 16.00
baby box, wooden Box 20" 18.173
Lunch box, hanger

Tekstil, kain batik, Ton 4.827.139 1.035


8 Container 1.425 3.387 2 16.00
sarung, garment Box 40" 120.678

Ton 19.733
9 Glass ware Container 1.425 14 2 16.00 1.114
Box 20" 987
General
10 Arang Briket Ton 82.850 1.425 59 2 16.00 1.404
Cargo
Ton 5.442.350 3.809
m3 281.569 198
TOTAL
Box 40" 127.718 3.693
Box 20" 22.362 314
Sumber: Data primer yang diolah.

33
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

Tabel 4-7 Rasio Muatan Dari Arus Kunjungan Kapal Untuk Barang Eksport
Tahun 2026 (Kapal Maksimal 1.425 GT)
No. Jenis Barang Sat. Volume Kapal Masa Masa Rasio
Jenis GT Jml/ Tambat Operasi Muatan
Unit (Etmal) (Jam) Per Kapal
Bawang mrh, kakao, General
1 Ton 7.245 1.425 5 2 16.00 1.425
karet, kapok Cargo
Ton 45.055
2 Teh, Jamur Container 1.425 32 2 16.00 1.408
Box 20’ 2.253
3 Tetes cair Ton 822 Curah Cair 500 2 2 16.00 411
4 Terpentin, gondo- Ton
40.581
rukem, minyak Box 20’ Container 1.425 29 2 16.00 1.399
2.029
atsiri.
Ikan beku, ikan asin, General
5 Ton 79.976 1.425 57 2 16.00 1.403
crab (rajungan) Cargo

m3 281.569
6 Kayu olahan Container 1.425 198 2 16.00 1.422
Box 40" 7.039

Sapu, broom strow,


Sumpit, funiture, Ton 527.374
7 Container 1.425 370 2 16.00 1.425
baby box, wooden Box 20" 26.369
Lunch box, hanger

Tekstil, kain batik, Ton 4.832.369


8 Container 1.425 3.391 2 16.00 1425
sarung, garment Box 40" 120.809

Ton 26.965
9 Glass ware 1.349
Container 1.425 19 2 16.00 1.419
Box 20"
General
10 Arang Briket Ton 82.850 1.425 59 2 16.00 1.404
Cargo
Ton 5.643.237 3.966
m3 281.569 198
TOTAL
Box 40" 127.848 3.714
Box 20" 32.000 450
Sumber: Data primer yang diolah.

34
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

Tabel 4-8 Rasio Muatan Dari Arus Kunjungan Kapal Untuk Barang Import
Tahun 2016 (Kapal Maksimal 1.425 GT)
No. Jenis Barang Sat. Volume Kapal Masa Masa Rasio
Jenis GT Jml/ Tambat Operasi Muatan
Unit (Etmal) (Jam) Per Kapal
1 Raw Material Ton 2.570 Container 1,425 3 2 16.00 857
Alum Box 20" 129
2 Raw Material Ton 3.478 Container 1,425 3 2 16.00 1.159
Benang Box 20" 174
3 Batubara Ton 288.000 1,425 202 2 16.00 1.425
Ton 288.000 202
m3 - -
TOTAL
Box 40" - -
Box 20" 303 6
Sumber: Data primer yang diolah.

Tabel 4-9 Rasio Muatan Dari Arus Kunjungan Kapal Untuk Barang Import
Tahun 2026 (Kapal Maksimal 1.425 GT)
No. Jenis Barang Sat. Volume Kapal Masa Masa Rasio
Jenis GT Jml/ Tambat Operasi Muatan
Unit (Etmal) (Jam) Per Kapal
1 Raw Material Ton 2.722 Container 1,425 3 2 16.00 907
Alum Box 20" 136
2 Raw Material Ton 4.833 Container 1,425 4 2 16.00 1.208
Benang Box 20" 242
3 Batubara Ton 288.000 1,425 202 2 16.00 1.425
Ton 288.000 202
m3 - -
TOTAL
Box 40" - -
Box 20" 378 7
Sumber: Data primer yang diolah.

35
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

4.3 Kelayakan Secara Ekonomi


Dari aspek ekonomi dimungkinkan bahwa adanya beberapa kesempatan
yang hilang (opportunity loss) yang meliputi antara lain komoditas hinterland
yang melewati pelabuhan lain, hilangnya kesempatan kerja di daerah Batang,
perkembangan idustri pada umumnya dan khususnya idustri galangan kapal.
Selain itu juga tidak berkembanganya infrastruktur (perbankan, perusahaan
pelayaran, bea cukai dan sebagainya) yang berdampak pada terhambatnya
perekonomian di daerah Batang.
Opprtunity loss (yang dapat diukur) sebagian akan tampak dari besarnya
biaya transportasi melalui darat dari Batang ke Semarang. Sebagai gambaran
dapat dikemukakan biaya transport yang diperkirakan terjadi pada tahun 2007
sebagai berikut:
- Sebanyak 55.625 box container 20” x Rp 500.000,- = Rp 27.807.500.000,-
- Sebanyak 6.777 ton muatan x Rp 50.000,-/ton = Rp 338.850.000,-
Dengan demikian secara ekonomi makro pengembangan Pelabuhan Batang akan
sangat menguntungkan masyarakat Kabupaten Batang. Pelabuhan Batang sangat
strategis untuk dikembangkan karena dampak yang ditimbulkan dari
pengembangan tersebut sangat besar bagi pertumbuhan perekonomian Kabupaten
Batang.

4.3.1 Analisis Biaya – Sosial Benefit (Keuntungan Sosial)


Analisis biaya keuntungan sosial merupakan suatu cara untuk melihat
kemungkinan berhasilnya dan besarnya keuntungan suatu proyek ditinjau dari
sudut kepentingan atau keuntungan seluruh masyarakat. Keuntungan yang
diperoleh masyarakat didalam pengembangan suatu proyek dinamakan
keuntungan sosial. Dalam analisis ini yang harus dimaksimumkan adalah
keuntungan neto sosial dari proyek yang akan dilaksanakan.
Menghitung besarnya keuntungan neto adalah rumit dibandingkan dengan
keuntungan dalam bentuk uang dari suatu proyek. Hal ini disebabkan karena
dalam analisisnya tidak saja terbatas pada biaya-biaya atau hasil-hasil yang berupa
uang, tetapi juga biaya-biaya atau hasil-hasil yang tidak dinilai dengan uang, yaitu

36
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

sampai sejauh mana proyek tersebut memaksimumkan pencapaian tujuan


kebijaksanaan pengembangan meliputi :
- laju pertumbuhan ekonomi
- distribusi pendapatan
- meningkatkan konsumsi masyarakat
- memperbesar jumlah kesempatan kerja
- mengurangi tingkat ketergantungan
Proyek pengembangan Pelabuhan Batang dapat pula menimbulkan beberapa
perubahan lain dalam masyarakat. Apabila proyek tersebut secara tidak langsung
akan menaikkan tingkat kesejahteraan masyarakat, maka kenaikan ini merupakan
keuntungan sosial tidak langsung. Sebaliknya, suatu proyek dapat pula
menimbulkan biaya sosial tidak langsung yaitu apabila adanya proyek tersebut
menurunkan kesejahteraan masyarakat.

4.3.2 Kalayakan Secara Finansial


Alat yang digunakan dalam analisis finansial adalah Net Present Value
Method, Profitability Index, dan Payback Period. Analisis kelayakan investasi ini
dilakukan dengan menggunakan asumsi :
- Pengembangan Pelabuhan dilakukan mulai tahun 2006
- Pengembangan akan selesai dikerjakan dalam satu tahun.
Dengan demikian komponen-komponen yang diperlukan dalam penggunaan
metode tersebut akan dihitung perkiraan pendapatan dan biaya mulai tahun 2007
dengan mendasarkan pada perkiraan biaya operasional yang proporsional dengan
jumlah pekerja yang ada dan perkiraan arus barang dari daerah sekitar Batang
yang nantinya akan masuk melalui Pelabuhan Batang dengan asumsi semuanya
bisa masuk ke Pelabuhan Batang.

4.3.2.1 Perkiraan Pendapatan Pelabuhan


`Perkiraan pendapatan bagi Pelabuhan Batang diperoleh melalui :
1. Pendapatan fasilitas pokok pelabuhan
2. Pendapatan fasilitas penumpukan
3. Pendapatan pengusahaan alat-alat

37
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

4. Pendapatan pelayanan usaha bongkar muat


5. Pendapatan pengusahaan TBAL
6. Pendapatan rupa-rupa usaha
Dalam memenuhi kelayakan pengembangan maka diperlukan langkah
perhitungan perkiraan masing-masing komponen pendapatan pelabuhan hingga
tahun 2030 sebagai berikut :
1. Fasilitas pokok pelabuhan
Dalam perhitungan ini perlu dihitung :
a. Jumlah kunjungan kapal (N) tiap tahun
Jumlah kunjungan kapal dihitung dari volume barang yang ada dengan
menggunakan asumsi rasio muatan untuk tiap kapalnya.
b. Jumlah hari yang dibutuhkan suatu kapal
Jumlah hari yang dibutuhkan disesuaikan dengan waktu operasional
pelabuhan.
c. Jasa labuh
Tarif jasa labuh di Pelabuhan Batang ditetapkan Rp 48,- per ton per hari
untuk angkutan dalam negeri dan US $ 0,082 per ton per hari untuk
angkutan luar negeri. Jasa labuh hingga tahun 2026 = GT x jumlah
kunjungan kapal x tarif labuh.
d. Jasa tambat
Tarif tambat untuk tambatan beton ditetapkan Rp 39,- per ton per etmal
untuk angkutan dalam negeri dan US $ 0,088 per ton per etmal untuk
angkutan luar negeri. Jasa tambat hingga tahun 2026 = GT x jumlah
kunjungan kapal x jumlah hari tambat x tarif labuh.
e. Jasa dermaga
Jasa dermaga dikenakan pada setiap barang yang dibongkar muat dari/ke
kapal yang bertambat di dermaga yang bersangkutan. Tarif dermaga
dibedakan menurut jenis dan pola perdagangan.

38
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

Tabel 4-10 Tarif jasa dermaga


No. Jenis Kemasan Samudra Nusantara
1. Tonase Rp 895,-/ton Rp 895,-/ton
2. Kubikasi Rp 895,-/m3 Rp 895,-/m3
3. Container 20” Rp 27.300,-/box 20” Rp 27.300,-/box 20”
4. Container 40” Rp 40.950,-/box 40” Rp 40.950,-/box 40”
Sumber: Data primer.

2. Fasilitas penumpukan
Perkiraan jasa fasilitas penumpukan dihitung sebagai berikut:
a. Jasa gudang
Tarif gudang adalah Rp 195,- per ton
Perkiraan jasa gudang hingga tahun 2026 = Tarif gudang x volume muatan
b. Jasa lapangan penumpukan
Tarif lapangan penumpukan (open storage) adalah Rp 100,- per m3, Rp
3.900,- untuk tiap box 20” dan Rp 7.800,- untuk tiap box 40”.
Perkiraan jasa open storage hingga tahun 2026 = tarif open storage x
volume muatan.
3. Pengusahaan alat-alat
Pendapatan pengusahaan alat-alat ini diperoleh dari persewaan alat-alat di
darat maupun apung.
4. Pelayanan usaha bongkar muat
Pendapatan pelayanan usaha bongkar/muat diperoleh dari stvedoring,
cargodoring dan sebagainya.
5. Pengusahaan Tanah, Bangunan, Air, Listrik (TBAL)
Pengusahaan TBAL mencakup persewaan lahan, bangunan, air minum dan
listrik.
6. Rupa-rupa usaha
Merupakan pendapatan yang diperoleh pelabuhan selain dari pendapatan
tersebut di atas.
7. Intangible benefit

39
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

Merupakan manfaat tidak langsung dari suatu proyek, dalam hal ini
diasumsikan sebesar 25% dari pendapatan yang diperoleh dari proyek
tersebut.
Asumsi yang digunakan dalam penghitungan perkiraan pendapatan
pelabuhan adalah setiap lima tahun sekali mengalami kenaikan 20% berdasarkan
SK tarif dasar (Mei 2000). Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa tarif dasar
mengalami kenaikan rata-rata 20% setiap lima tahun sekali.

40
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

Tabel 4-11 Perkiraan Pendapatan Pelabuhan Batang Tahun 2007-2026 ( Maks. 1.425 GT)
Intangible Jumlah Pertumbuhan
Tahun Fas. Pokok Penumpukan Alat-alat TBAL Usaha BM Rupa-rupa
Benefit (25%) Pendapatan (%)
2007 20,588,861,517 3,318,123,604 83,258,500 28,000,000 1,481,026,823 226,852,523 6,431,530,742 32,157,653,708 0.00
2008 22,255,667,147 3,602,081,921 88,670,400 29,250,000 1,758,134,589 226,610,519 6,990,103,644 34,950,518,220 8.68
2009 23,922,779,997 3,886,039,459 93,698,025 30,400,000 2,085,718,466 226,087,451 7,561,180,849 37,805,904,247 8.17
2010 25,589,580,850 4,169,996,996 98,341,375 31,450,000 2,472,625,775 225,283,530 8,146,819,631 40,734,098,157 7.75
2011 27,256,706,667 4,453,956,484 102,600,450 32,400,000 2,929,164,400 224,198,966 8,749,756,742 43,748,783,709 7.40
2012 29,420,623,357 4,765,994,411 106,475,250 33,250,000 3,467,319,558 222,833,970 9,504,124,137 47,520,620,683 8.62
2013 31,087,744,140 5,049,952,729 109,965,775 34,000,000 4,100,995,762 221,188,752 10,150,961,789 50,754,808,946 6.81
2014 32,754,969,870 5,333,910,266 113,072,025 34,650,000 4,846,284,679 219,263,521 10,825,537,590 54,127,687,951 6.65
2015 34,422,090,910 5,617,868,584 115,794,000 35,200,000 5,721,758,700 217,058,487 11,532,442,670 57,662,213,350 6.53
2016 36,097,642,470 5,901,827,291 118,131,700 35,650,000 6,748,788,727 214,573,859 12,279,153,512 61,395,767,558 6.47
2017 37,764,437,180 6,185,784,049 120,085,125 36,000,000 7,951,882,826 211,809,845 13,067,499,756 65,337,498,780 6.42
2018 39,431,562,315 6,469,743,146 121,654,275 36,250,000 9,359,039,788 208,766,655 13,906,754,045 69,533,770,223 6.42
2019 41,098,355,402 6,753,699,904 122,839,150 36,400,000 11,002,108,042 205,444,496 14,804,711,749 74,023,558,743 6.46
2020 42,765,793,732 7,037,658,611 123,639,750 36,450,000 12,917,135,542 201,843,577 15,770,630,303 78,853,151,515 6.52
2021 44,432,595,692 7,321,616,539 124,056,075 36,400,000 15,144,689,683 197,964,106 16,814,330,523 84,071,652,617 6.62
2022 46,105,296,085 7,605,575,246 124,088,125 36,250,000 17,730,117,680 193,806,289 17,948,783,356 89,743,916,780 6.75
2023 47,772,417,382 7,889,533,954 123,735,900 36,000,000 20,723,706,342 189,370,334 19,183,690,978 95,918,454,889 6.88
2024 49,439,217,295 8,173,491,491 122,999,400 35,650,000 24,180,685,157 184,656,448 20,534,174,948 102,670,874,739 7.04
2025 51,106,653,152 8,457,449,809 117,651,600 35,200,000 28,160,996,956 179,664,838 22,014,404,089 110,072,020,444 7.21
2026 52,767,132,632 8,741,408,516 106,956,000 32,000,000 25,600,906,324 163,331,671 21,852,933,786 109,264,668,929 -0.73
Sumber: Data primer yang diolah.

41
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

4.3.2.2 Perkiraan Pengeluaran Pelabuhan

Biaya-biaya (pengeluaran) pelabuhan dapat dirinci sebagai berikut :


1. Biaya tenaga kerja
Yang dimaksud biaya tenaga kerja di sini adalah gaji, tunjangan, lembur dan lain-
lain.
2. Biaya pembelian bahan
Biaya ini antara lain adalah biaya konsumsi bahan bakar, pelumas, air, listrik dan
lain-lain.
3. Biaya pemeliharaan umum
Yang dimaksud dengan biaya pemeliharaan umum adalah biaya yang dikeluarkan
untuk pemeliharaan fasilitas-fasilitas pelabuhan.
4. Biaya penyusutan peralatan
Biaya penyusutan merupakan kerugian akibat keausan dari peralatan yang
digunakan.
5. Biaya admministrasi kantor dan umum
Biaya administrasi kantor ini mencakup biaya cetakan dan fotocopi, kertas dan
alat-alat tulis, pengiriman surat dan kawat, surat kabar dan majalah, rapat dan
jaminan rapat, perjalanan dinas/penugasan dan lain-lain.

42
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

Tabel 4-12 Perkiraan Biaya Operasi Pelabuhan Batang Tahun 2007 - 2026 ( Maks. 1.425 GT)
Tahun Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya Total Pertumbuhan
Pegawai Bahan Pemeliharaan Penyusutan Sewa Adm. Kantor Umum Biaya (%)
2007 477,354,095 41,652,953 135,321,933 475,274,348 4,373,678 62,684,248 188,841,051 1,385,502,306 0.00
2008 484,133,274 41,652,953 142,716,139 522,576,455 4,405,519 67,409,789 198,402,614 1,461,296,743 5.47
2009 490,912,453 41,652,953 150,110,346 354,951,176 4,437,361 72,135,330 207,964,176 1,322,163,796 -9.52
2010 497,691,632 41,652,953 157,504,552 354,951,176 4,469,202 76,860,872 217,525,739 1,350,656,127 2.15
2011 504,470,811 41,652,953 164,898,759 354,951,176 4,501,044 81,586,413 227,087,302 1,379,148,458 2.11
2012 511,249,990 41,652,953 172,292,965 354,951,176 4,532,885 86,311,954 236,648,864 1,407,640,788 2.07
2013 518,029,169 41,652,953 179,687,172 354,951,176 4,564,726 91,037,495 246,210,427 1,436,133,119 2.02
2014 524,808,348 41,652,953 187,081,378 354,951,176 4,596,568 95,763,037 255,771,990 1,464,625,450 1.98
2015 531,587,527 41,652,953 194,475,585 354,951,176 4,628,409 100,488,578 265,333,553 1,493,117,781 1.95
2016 538,366,706 41,652,953 201,869,791 354,951,176 4,660,251 105,214,119 274,895,115 1,521,610,112 1.91
2017 545,145,885 41,652,953 209,263,998 354,951,176 4,692,092 109,939,661 284,456,678 1,550,102,443 1.87
2018 551,925,064 41,652,953 216,658,204 354,951,176 4,723,934 114,665,202 294,018,241 1,578,594,773 1.84
2019 558,704,243 41,652,953 224,052,410 354,951,176 4,755,775 119,390,743 303,579,804 1,607,087,104 1.80
2020 565,483,422 41,652,953 231,446,617 354,951,176 4,787,616 124,116,284 313,141,366 1,635,579,435 1.77
2021 572,262,600 41,652,953 238,840,823 354,951,176 4,819,458 128,841,826 322,702,929 1,664,071,766 1.74
2022 579,041,779 41,652,953 246,235,030 354,951,176 4,851,299 133,567,367 332,264,492 1,692,564,097 1.71
2023 585,820,958 41,652,953 253,629,236 354,951,176 4,883,141 138,292,908 341,826,054 1,721,056,428 1.68
2024 592,600,137 41,652,953 261,023,443 354,951,176 4,914,982 143,018,450 351,387,617 1,749,548,758 1.66
2025 599,379,316 41,652,953 268,417,649 354,951,176 4,946,824 147,743,991 360,949,180 1,778,041,089 1.63
2026 606,158,495 41,652,953 268,417,649 354,951,176 4,023,422 147,743,991 360,949,180 1,783,896,867 0.33
Sumber : Data Primer Yang Diolah

43
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

4.3.2.3 Biaya Investasi Pengembangan Pelabuhan


Berdasarkan kondisi arus barang dan kapal yang terjadi saat ini (existing)
maka pengembangan pelabuhan Batang yang dapat dilakukan adalah peningkatan
kualitas pelabuhan yang sudah ada sehingga kapasitas dan kualitas pelabuhan cukup
memadai dibandingkan dengan pelabuhan sekitar.
Dengan meningkatnya kapasitas dan kualitas pelabuhan, diharapkan arus
barang yang berpindah ke pelabuhan lain dapat kembali lagi melalui pelabuhan
Batang dan bangkitan arus barang yang terjadi di daerah hinterland, dengan
pertimbangan jarak transportasi, dapat melalui pelabuhan Batang.
Dengan maksud seperti tersebut di atas, maka biaya yang dikeluarkan untuk
investasi pengembangan pelabuhan meliputi biaya yang dibutuhkab untuk:
1. Reklamasi
2. Pembuatan dermaga (Sheet Pile, Concrete Pile)
3. Bangunan Sarana dan Prasarana (Open storage, gudang, dan area parkir
kendaraan).
Dalam perhitungan biaya investasi ini, belum termasuk pembelian peralatan.
Pembelian peralatan mobil crane dan fork lift bisa dilakukan dengan kerja sama
dengan perusahaan bongkar muat untuk pengadaannya atau dengan sistim sewa.
Secara terperinci biaya investasi yang dibutuhkan bagi pengembangan pelabuhan
Batang dapat dilihat pada tabel perkiraan biaya investasi berikut ini.

44
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

Tabel 4-13 Perkiraan Biaya Investasi Pengembangan Pelabuhan Batang ( maks


1.425 GT)

HARGA HARGA
NO URAIAN VOLUME SATUAN SATUAN TOTAL
(Rp.) (Rp.)
A. PEKERJAAN PERSIAPAN 1 Ls 10,000,000 10,000,000

B. PEKERJAAN REKLAMASI
1 Pekerjaan urugan tanah padas 1.600.000 m3 43,000 88,800.000,000
2 Pekerjaan Sheet Pile 1.300 Titik 16.000.000 20.800.000,000,
3 Pekerjaan Beton Slab 3
36.965 m 2.750.000 101.652.375.000

C. BANGUNAN SARANA & PRASARANA


1 Storage area 21.625 m2 1.200.000 25.950.000,000

2. Gudang 2400 m2 1.100.000 2.640.000.000


3. Tempat Container 1.365 m2 750.000 1.023.750.000
2
4. Workshop dan Kantor 750 m 1.200.000 900.000.000
5. Genset 300 m2 1.200.000 360.000.000
2
6. Kantor Adpel 450 m 1.200.000 540.000.000
7. Kantor Bea Cukai 160 m2 1.200.000 192.000.000
2
8. Gudang Bea Cukai 300 m 1.100.000 330.000.000
9. KPLP 200 m2 1.200.000 240.000.000
10. Kantor, Gudang dan Equipment Pool 600 m2 1.200.000 720.000.000
2
11. Penampunan Batubara 4.000 m 750.000 3.000.000.000
TOTAL BIAYA INVESTASI 227.158,125,000

45
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

4.3.2.4. Kelayakan Investasi


Berdasarkan perkiraan nilai investasi tersebut di atas, selanjutnya dilakukan
perhitungan analisis finansial untuk mengetahui rasio kerja dan rasio operasi dari
pelaksanaan operasional kegiatan bongkar muat serta untuk mengukur besarnya rasio
keuntungan selama operasi dan lamanya jangka waktu pengembalian biaya operasi
sebagai tolok ukur kelayakan investasi yang dilakukan.
Analisis finansial dilakukan melalui Net Present value, profitabilitas indeks,
dan pay back period. Untuk keperluan analisis tersebut maka diberlakukan asumsi-
asumsi sebagai berikut:
1. Discount factor yang digunakan adalah 16 %.
2. Umur lnvestasi adalah 20 tahun.
3. Proyek mulai dilaksanakan tahun 2006.
4. Proyek selesai dalam waktu satu tahun.
5. $ 1.00 sama dengan Rp 9.800.
Analisis kelayakan ini dilakukan dengan menggunakan alternatif
pengembangan pelabuhan dengan kedalaman –3,5 m (untuk ukuran maksimal 1.425
GT). Hasil perhitungan Working Ratio, Operation Ratio, Net Present Value,
Profitability Index dan Payback Period untuk model pengembangan ini adalah
sebagai berikut:

46
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

Tabel 4-14 Analisa Perhitungan Operating Ratio dan Working Ratio ( Maks. 1.425
GT)
No. Tahun Biaya Operasi Pendapatan Working Operating
Tanpa Penyusutan Dengan Penyusutan Ratio Ratio
1 2007 1,385,502,306 910,227,958 32,157,653,708 0.043 0.028
2 2008 1,461,296,743 938,720,289 34,950,518,220 0.045 0.029
3 2009 1,322,163,796 967,212,620 37,805,904,247 0.041 0.030
4 2010 1,350,656,127 995,704,951 40,734,098,157 0.042 0.031
5 2011 1,379,148,458 1,024,197,281 43,748,783,709 0.043 0.032
6 2012 1,407,640,788 1,052,689,612 47,520,620,683 0.044 0.033
7 2013 1,436,133,119 1,081,181,943 50,754,808,946 0.045 0.034
8 2014 1,464,625,450 1,109,674,274 54,127,687,951 0.046 0.035
9 2015 1,493,117,781 1,138,166,605 57,662,213,350 0.046 0.035
10 2016 1,521,610,112 1,166,658,936 61,395,767,558 0.047 0.036
11 2017 1,550,102,443 1,195,151,266 65,337,498,780 0.048 0.037
12 2018 1,578,594,773 1,223,643,597 69,533,770,223 0.049 0.038
13 2019 1,607,087,104 1,252,135,928 74,023,558,743 0.050 0.039
14 2020 1,635,579,435 1,280,628,259 78,853,151,515 0.051 0.040
15 2021 1,664,071,766 1,309,120,590 84,071,652,617 0.052 0.041
16 2022 1,692,564,097 1,337,612,921 89,743,916,780 0.053 0.042
17 2023 1,721,056,428 1,366,105,252 95,918,454,889 0.054 0.042
18 2024 1,749,548,758 1,394,597,582 102,670,874,739 0.054 0.043
19 2025 1,778,041,089 1,423,089,913 110,072,020,444 0.055 0.044
20 2026 1,783,896,867 3,567,793,734 109,264,668,929 0.055 0.111
Rata-rata 0.048 0.040
Sumber : Data Primer Yang Diolah

Berdasarkan tabel tersebut di atas working ratio pelabuhan Batang (kedalaman –


3,5 m) untuk masa 20 tahun yang akan datang diperkirakan rata-rata sebesar 4,8 %.
Sedangkan Operating rationya diperkirakan mencapai 4,0 %.

47
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

Tabel 4-15 Analisis Perhitungan Net Present Velue (NPV) ( Maks.1.425 GT)
DF 16
No. Tahun Laba Operasi Penyusutan Proceeds PV of Proceeds NPV
%
- - - - (227,158,126,000) 1.00 (227,158,126,000) (227,158,126,000)
1 2007 30,772,151,402 475,274,348 31,247,425,750 0.862 26,937,435,991 (200,220,690,009)
2 2008 33,489,221,477 522,576,455 34,011,797,931 0.743 25,276,306,429 (174,944,383,580)
3 2009 36,483,740,451 354,951,176 36,838,691,627 0.641 23,600,990,474 (151,343,393,105)
4 2010 39,383,442,031 354,951,176 39,738,393,207 0.552 21,947,160,812 (129,396,232,293)
5 2011 42,369,635,252 354,951,176 42,724,586,428 0.476 20,341,731,676 (109,054,500,617)
6 2012 46,112,979,895 354,951,176 46,467,931,071 0.410 19,072,402,399 (89,982,098,218)
7 2013 49,318,675,827 354,951,176 49,673,627,003 0.354 17,575,996,090 (72,406,102,128)
8 2014 52,663,062,501 354,951,176 53,018,013,677 0.305 16,171,843,840 (56,234,258,287)
9 2015 56,169,095,569 354,951,176 56,524,046,746 0.263 14,863,166,533 (41,371,091,754)
10 2016 59,874,157,446 354,951,176 60,229,108,622 0.227 13,652,951,375 (27,718,140,379)
11 2017 63,787,396,338 354,951,176 64,142,347,514 0.195 12,534,498,679 (15,183,641,700)
12 2018 67,955,175,449 354,951,176 68,310,126,625 0.168 11,507,718,234 (3,675,923,466)
13 2019 72,416,471,638 354,951,176 72,771,422,814 0.145 10,568,345,586 6,892,422,120
14 2020 77,217,572,080 354,951,176 77,572,523,256 0.125 9,711,718,130 16,604,140,250
15 2021 82,407,580,852 354,951,176 82,762,532,028 0.108 8,932,312,951 25,536,453,202
16 2022 88,051,352,683 354,951,176 88,406,303,860 0.093 8,225,369,304 33,761,822,506
17 2023 94,197,398,462 354,951,176 94,552,349,638 0.080 7,583,793,669 41,345,616,175
18 2024 100,921,325,980 354,951,176 101,276,277,157 0.069 7,002,674,221 48,348,290,396
19 2025 108,293,979,354 354,951,176 108,648,930,530 0.060 6,476,250,823 54,824,541,218
20 2026 107,480,772,062 354,951,176 107,835,723,238 0.051 5,541,187,819 60,365,729,038
Net Present Value (NPV) 60,365,729,038
Sumber : Data Primer Yang Diolah
Dari hasil perhitungan diperoleh :
Net Present Value = Rp 60,365,729,038
Profitability Index = 1,27
Pay-back period = 13 tahun 3 bulan.
Dengan demikian untuk pengembangan pelabuhan Batang dengan kedalaman –3,5
meter, menguntungkan/layak untuk dilaksanakan karena NPV selama umur investasi
positif dan profitability indexnya lebih besar dari satu. Sedangkan investasi akan
kembali dalam waktu 13 tahun 3 bulan yang lebih kecil dari umur investasi.

48
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisa data serta hasil kajian kelayakan yang dilakukan
terhadap aspek teknis, ekonomi, sosial budaya serta kajian awal dampak
lingkungan dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil kajian lokasi dari 3 alternatif lokasi pengembangan pelabuhan
dipilih lokasi yang terletak di sebelah barat muara Sungai Sambong, dengan
alasan sebagai berikut :
a. Lokasi sebelah timur muara Sungai Sambong diperuntukan untuk
pengembangan lokasi pariwisata dan material sedimentasi di sisi timur
muara sungai lebih dominan (besar) dibanding sisi barat.
b. Jika Pelabuhan Batang lama (PPI) dikembangakan menjadi Pelabuhan
Niaga kondisinya tidak memungkinkan mengingat kedalaman alur
pelayaran yang ada hanya -2 s/d -2,5 m LWS dengan lebar tidak lebih dari
80 meter, ini tidak dapat memberikan pelayanan optimal bagi sebuah
pelabuhan.
c. Akses jalan di pesisir pantai sisi Barat telah tersedia. Kemiringan dasar laut
di pantai sisi barat antara 1 s/d 1,5 %, sehingga kedalaman -4 m LWS
dicapai pada jarak ± 400 m dari garis pantai. Lahan yang masih relatf
kosong dan belum dimiliki oleh masyarakat terletak ± 500 m sebelah barat
dari muara sungai Sambong.
2. Dari analisa perkiraan kebutuhan fasilitas Pelabuhan Niaga Batang dapat
diperkirakan kebutuhan investasi awal Pelabuhan Niaga Batang mencapai Rp
104.211.838.000,04 (± Seratus Empat Milyar Rupiah).
3. Dari hasil analisis kelayakan secara ekonomis, diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :

49
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

a. Opportunity loss (yang dapat diukur) sebagian akan tampak dari besarnya
biaya transportasi melalui darat dari Batang ke Semarang, sebagai
gambaran dapat dikemukakan biaya transport yang diperkirakan terjadi
pada tahun 2007 sebesar Rp 28.246.350.000,-
Dengan demikian secara ekonomi makro pembangunan Pelabuhan Batang
akan sangat menguntungkan masyarakat Kabupaten Batang.
b. Pengembangan Pelabuhan Batang dengan kedalaman –3,5 meter,
menguntungkan / layak untuk dilaksanakan karena NPV selama umur
investasi positif dan profitability index-nya lebih besar dari satu
(profitability index = 1,27. Sedangkan investasi akan kembali dalam waktu
13 tahun 3 bulan yang lebih kecil dari umur investasi
4. Dari hasil analisis kelayakan terhadap aspek sosial budaya, diperoleh
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
a. Lokasi calon Pelabuhan Niaga Batang direncanakan dengan melakukan
reklamasi lahan, sehingga dampak negatif sosial yang dapat timbul akibat
penolakan warga karena ketidak sesuaian ganti rugi relatif tidak ada /
sangat kecil.
b. Untuk kepentingan peningkatan jalan akses tetap diperlukan pembebasan
lahan, dimana dibeberapa ruas terdapat pemukiman penduduk yang cukup
padat, sehingga diperlukan sosialisasi dan pendekatan sejak dari awal untuk
menghindari konflik / gesekan di masyarakat.

5.2 Rekomendasi

Ada beberapa saran-saran yang dapat Konsultan rekomendasikan


sehubungan dengan Pengembangan Pelabuhan Niaga Batang, sebagai berikut :
1. Pelabuhan lama Batang tidak layak untuk dikembangkan menjadi Pelabuhan
Niaga Batang, untuk itu lokasi pengembangan Pelabuhan Niaga Batang
disarankan pada sisi barat muara Sungai Sambong dengan metode reklamasi
agar kegiatan pembebasan lahan relatif lebih mudah. Material untuk

50
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

penimbunan dapat diambilkan dari galian dasar pantai di sekitar Pelabuhan


Batang yang dikeruk untuk mencapai kedalaman – 6,50 m.
2. Kondisi asli dasar pantai Pelabuhan Batang berdasarkan bathimetri kedalaman
–6,50 m diperkirakan sejauh ± 400 m dari pantai. Untuk mempendek jarak
mendapatkan kedalaman yang ideal direkomendasikan untuk menggunakan
kombinasi dari reklamasi, galian dan pembangunan trestle yang diperkirakan
jarak sejauh ± 200 m dari pantai kedalaman –6,50 m sudah didapat. Panjang
break water (ujung breakwater merupakan posisi pintu masuk kolam
pelabuhan) direncanakan sepanjang ± 400 m dari pantai (kondisi asli dasar
pantai sudah mencapai –6,50 m).
3. Pengembangan Pelabuhan Niaga Batang dipandang sangat strategis sehingga
Pemerintah Kabupaten Batang perlu menjalin kerja sama dengan investor
untuk menginvestasikan dananya di Pengembangan pelabuhan Niaga Batang
dengan sistem sharing.
4. Pelabuhan Niaga Batang akan bisa berkembang bila dalam operasinya
didukung oleh daerah hinterland, maka diperlukan upaya untuk menarik
potnsi daerah hinterland guna menggunakan Pelabuhan Niaga Batang dengan
cara antara lain menjalin kerjasama dengan para pengusaha yang potensial di
daerah hinterland untuk dapat terlibat dalam kegiatan Pelabuhan Niaga
Batang, serta upaya-upaya yang bersifat promotif.
5. Untuk meminimalkan dampak kegiatan pengembangan pada lingkungan,
maka perlu diupayakan langkah-langkah sosialisasi, koordinasi dan analisis
lingkungan secara lebih mendetail, terarah dan terpadu.
6. Diperlukan adanya studi kelayakan lingkungan yang lebih lanjut (AMDAL)
dan terpisah dari kegiatan studi kelayakan ini. Mengingat berdasarkan
Keputusan MNLH No. 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha atau
Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan, dimensi / luasan lahan dan jenis konstruksi Pelabuhan Niaga

51
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang

Batang telah memenuhi kriteria bangunan / kegiatan yang wajib dilengkapi


dengan AMDAL.
7. Diperlukan adanya pengelolaan terintegrasi antara hulu dan hilir didalam
pengelolaan sedimen yang ada di muara, yaitu dengan menghambat laju
sedimen yang berasal dari hulu, antara lain dengan melakukan konservasi
lahan di daerah hulu DAS Sambong.
8. Untuk mengatasi permasalahan sedimentasi di pantai Pelabuhan Batang selain
diperlukan penanganan secara terintegrasi direkomendasikan dibuatkan suatu
bangunan revetment atau breakwater yang dapat menghambat laju
kemunduran garis pantai (erosi pantai). Model atau bentuk bangunan tersebut
perlu dipilih dengan hati-hati dan perlu dilakukan kajian yang lebih mendalam
dan terpisah dari studi kelayakan ini.

52

Anda mungkin juga menyukai