Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN KEBUTUHAN

DASAR MANUSIA HAMBATAN MOBILITAS FISIK


Di Ruang 22 RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Disusun Oleh :
Nita Febrilia Robi
NIM. 15.20.024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan Hambatan Mobilitas Fisik di Ruang 22 RSSA yang


dilakukan oleh :

Nama : Nita Febrilia Robi


NIM : 15.20.024
Prodi : Pendidikan Profesi Ners

Sebagai salah satu syarat dalam pemenuhan tugas praktik Pendidikan Profesi Ners
Departemen Keperawatan Dasar, yang dilaakukan pada Tanggal 09 September –
14 September 2019, yang telah disetujui dan disahkan pada :

Hari : Senin
Tanggal : 09 September 2019

Malang, 09 September 2019

Mengetahui,

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

(……………………….) (…………………………..)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Gangguan mobilisasi fisik didefenisikan oleh sebagai suatu keadaan
ketika individu mengalami atau beresiko mengalami keterbatasan fisik (Kim
et al, 1995). Apabila ada perubahan mobilisasi, maka setiap sistem tubuh
beresiko terjadi gangguan. Tingkat keparahan dari gangguan tersebut
tergantung pada umur klien dan kondisi kesehatan secara keseluruhan, serta
tingkat imobilisasi yang dialami. Misalnya, perkembangan pengaruh
imobilisasi lansia berpenyakit kronik lebih cepat dibandingkan klien yang
lebih muda (Perry dan Potter, 1994).
Imobilitas atau lebih dikenal dengan keterbatasan gerak dan juga
didefinisikan oleh North American Nursing Diagnosis Association (NANDA)
sebagai suatu keadaan ketika individu mengalami atau berisiko mengalami
keter batasan gerak fisik baik aktif dan pasif memiliki dampak pada sistem
tubuh (Kim et al, 1995). Imobilitas dapat mempengaruhi fisiologis sistem
tubuh yang abnormal dan patologi seperti perubahan sistem muskuluskeletal,
sistem kardiovaskuler, sistem repirasi, sistem unrinari dan endokrin, sistem
integument, sistem neourosensori, perubahan metabolism dan nutrisi,
perubahan eliminasi bowel, perubahan sosial, emosi dan intelektual (Kozier &
Erb, 1987).
Salah satu bentuk rehabilitasi awal pada penderita stroke adalah
dengan memberikan mobilisasi. Mobilisasi yang awal juga mungkin
mengurangi semua komplikasi yang berhubungan dengan tempat tidur seperti
pneumonia, Deep Vena Trombosis (DVT), emboli pulmoner, dekubitus, dan
masalah tekanan darah orthostatik. Mobilisasi awal kemungkinan juga
memiliki efek psikologis yang penting. Penelitian yang ada menunjukkan
bahwa mobilisasi yang sangat awal adalah salah satu faktor kunci dalam
perawatan pasien stroke (Gofir, 2009).
Mobilisasi adalah kondisi dimana dapat melakukan kegiatan dengan
bebas (Kozier, 1989). Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk
bergerak secara bebas dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sehat menuju
kemandirian dan mobilisasi yang mengacu pada ketidakmampuan seseorang
untuk bergerak dengan bebas (Potter & Perry, 2006).

1.2 TUJUAN
Tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk mengetahui
tentang hambatan mobilitas fisik dan asuhan keperawatan untuk menangani
klien yang mengalami masalah hambatan mobilitas fisik. Khususnya pada
klien An. Tz di Ruang 20 RS. Syaiful Anwar, Malang.

1.3 MANFAAT
a. Manfaat teoritis dapat memperkaya konsep atau teori dalam
perkembangan ilmu pengetahuan yang terkait dengan asuhan keperawatan.
b. Manfaat bagi praktik keperawatan
1. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam membuat
asuhan keperawatan yang sistematis dan sesuai dengan konsep
keperawatan.
2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta sebagai sarana
untuk melatih berpikir secara logis dan sistematis dalam memberi
asuhan keperawatan kepada klien.
3. Sebagai sarana menerapkan ilmu yang didapat dibangku kuliah dalam
memberi asuhan keperawatan.
BAB II
TIJAUAN TEORI

2.2 Definisi
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas,
mudah dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat.
Mobilisasi diperlukan untuk meningkatkan kesehatan, memperlambat proses
penyakit khususnya penyakit degeneratif dan untuk aktualisasi (Mubarak,
2008).
Imobilisasi adalah suatu kondisi yang relatif, dimana individu tidak
saja kehilangan kemampuan geraknya secara total tetapi juga mengalami
penurunan aktivitas dari kebiasaan normalnya (Mubarak, 2008).

2.3 Penyebab/Faktor Predisposisi


Penyebab imobilisasi dapat disebabkan oleh trauma, kondisi
patologis, beberapa penyakit yang beresiko menyebabkan stroke seperti
hipertensi, DM, Arterosklerosis, embolis serta kontak antara bagian tubuh
dengan sumber panas ekstrem.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat mobilisasi seseorang
diantaranya menurut Aziz Alimul (2009) :
a) Gaya Hidup
b) Proses Penyakit/Cedera
c) Kebudayaan
d) Tingkat Energi.
e) Usia dan Status Perkembangan.
2.4 Pathway

Mobilisasi

Tidak mampu beraktivitas

Tirah baring yang lama

Kehilangan Gangguan Jaringan kulit Jantung Ginjal Gastro


daya tahan fungsi paru- yang tertekan mengalami intestinal
otot paru vasokontriksi

Penurunan Penumpukan Perubahan Penyumbatan Ketidak Gangguan


otot (atrofi) sekret sistem mampuan Katabolisme
intragumen diblader
kulit Suplai aliran
Perubahan Sulit batuk terganggu Anoreksia
sistem Retensi
muskulus Kontriksi
skeletal pembuluh
Gangguan darah Nitrogen
jalan napas
tidak
seimbang
Sel kulit menjadi
mati
Kelemahan

Dekubitus otot Kemunduran infek


defekasi

Stres terjadi
Konstipasi

Peningkatan asam lambung

Nafsu makan menurun

Gangguan sistem
metabolik
2.5 Klasifikasi
Menurut Mubarak (2008) secara umum ada beberapa macam
mpbilisasi dan imobilisasi antara lain :
1. Jenis Mobilisasi
a. Mobilisasi penuh
b. Mobilisasi sebagian
1. Mobilisasi sebagian temporer
2. Mobilisasi permanen
2. Jenis Imobilisasi
a. Imobilisasi fisik
b. Imobilisasi intelektual
c. Imobilisasi emosional
d. Imobilisasi sosial

2.6 Gejala Klinis


Menurut North American Nursing Diagnosis Association (NANDA)
2012-2014, batasan karakteristik dari hambatan mobilitas fisik adalah sebagai
berikut:
 Penurunan waktu reaksi.
 Kesulitan membolak balik posisi
 Melakukan aktivitas lain sebagai pengganti gerakan
 Perubahan cara berjalan.
 Pergerakan gemetar.
 Keterbatasan kemampuan untuk melakukan keterampilan motorik
halus.
 Keterbatasan kemampuan untuk melakukan keterampilan motorik
kasar.
 Keterbatasan rentang pergerakan sendi
 Ketidakstabilan postur.
 Pergerakan lambat.
 Pergerakan tidak terkodinasi.
2.7 Pemeriksaan Fisik
1) Mengkaji skelet tubuh
2) Mengkaji tulang belakang
3) Mengkaji system persendian
4) Mengkaji system otot
5) Mengkaji cara berjalan
6) Mengkaji kulit dan sirkulasi perifer
7) Mengkaji fungsional klien

2.8 Pemeriksaan diagnostik/penunjang


 Sinar –X tulang menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, dan
perubahan hubungan tulang.
 CT scan (Computed Tomography) menunjukkan rincian bidang
tertentu tulang yang terkena dan dapat memperlihatkan tumor jaringan
lunak atau cidera ligament atau tendon.
 MRI (Magnetik Resonance Imaging) adalah tehnik pencitraan khusus,
noninvasive, yang menggunakan medan magnet, gelombang radio, dan
computer untuk memperlihatkan abnormalitas.
 Pemeriksaan Laboratorium:
Hb menurun pada trauma, Ca menurun pada imobilisasi lama, Alkali
Fospat meningkat, kreatinin dan SGOT meningkat pada kerusakan
otot.

2.9 Therapy/tindakan penanganan


Therapy yang dapat dilakukan antara lain menurut Potter and Perry (2005)
2) Kesejajaran Tubuh
3) Mobilisasi Sendi
4) Mengurangi Bahaya Mobilisasi
2.10 Komplikasi
Dampak dari imobilisasi dalam sangat besar pada tubuh Fundamental
Keperawatan Perry dan Potter (2005) diantaranya adalah :
a. Perubahan Metabolisme
b. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
c. Gangguan Fungsi Gastriointestinal
d. Perubahan Sistem Pernafasan
e. Perubahan Kardiovaskuler
f. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Perubahan yang terjadi dalam sistem muskuloskeletal sebagai
dampak dari imobilisasi adalah sebagai berikut: (Fundamental
Keperawatan Potter dan Perry Edisi 7 Buku 3)
 Gangguan Muskular
 Gangguan Skeletal
g. Perubahan Sistem Integumen
h. Perubahan Eliminasi
i. Perubahan Prilaku
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
1) Identitas
a) Identitas Pasien
b) Identitas Penanggung Jawab
2) Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan saat ini
Alasan masuk rumah sakit, Faktor pencetus, Faktor memperberat
nyeri, Keluhan utama, Timbulnya keluhan, Pemahamanaan
penatalaksanaan masalah kesehatan, Upaya yang dilakukan untuk
mengatasinya, Diagnosa medik
b. Status kesehatan masa lalu
Penyakit yang pernah dialami, Pernah dirawat
Operasi, Kebiasaan obat – obatan, Riwayat kesehatan keluarga
3) Pengkajian Kesehatan Fungsional Pola Gordon
Pola Fungsi Kesehatan
a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
 Tingkat pengetahuan kesehatan/penyakit
 Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan
 Faktor-faktor resiko sehubungan dengan kesehatan
b. Nutrisi/ metabolik
 Berapa kali makan sehari
 Makanan kesukaan
 Berat badan sebelum dan sesudah sakit
 Frekuensi dan kuantitas minum sehari
c. Pola eliminasi
 Frekuensi dan kuantitas BAK dan BAB sehari
 Nyeri
 Kuantitas
d. Pola aktivitas dan latihan

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4


Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilisasi di tempat tidur
Berpindah
Ambulasi ROM
0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain
dan alat, 4: tergantung total.
e. Pola tidur dan istirahat
 Jam berapa biasa mulai tidur dan bangun tidur
 Somnambolisme
 Kualitas dan kuantitas jam tidur.
f. Pola kognitif-perseptual
 Adakah gangguan penglihatan, pendengaran (Panca
Indra)
g. Pola persepsi diri/konsep diri
 Gambaran diri
 Identitas diri
 Peran diri
 Ideal diri
 Harga diri
h. Pola seksual dan reproduksi
 Adakah gangguan pada alat kelaminya.
i. Pola peran-hubungan
 Hubungan dengan anggota keluarga
 Dukungan keluarga
 Hubungan dengan tetangga dan masyarakat.
j. Pola manajemen koping stress
 Cara pemecahan dan penyelesaian masalah
k. Pola keyakinan-nilai
 Persepsi keyakinan
 Tindakan berdasarkan keyakinan
4) Kemampuan Fungsi Motorik
Pengkajian motorik antara lain pada tangan kanan dan kiri, kaki kanan
dan kiri untuk menilai ada atau tidaknya kelemahan, kekuatan, atau
spastis.
5) Kemampuan Mobilisasi
Pengkajian kemampuan mobilisasi dengan tujuan untuk menilai
kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri, bangun, dan
berpindah anpa bantuan. Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah
sebagai berikut :
Tingkat Kategori
Aktivitas/Mobilisasi
Tingkat 0 Mempu merawat diri secara penuh
Tingkat 1 Memerlukan penggunaan alat
Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau pengawasan orang
lain
Tingkat 3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain,
dan peralatan
Tingkat 4 Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan
atau berpartisipasi dalam perawatan
6) Kemampuan Rentang Gerak
Pengkajian rentang gerak (range of motion-ROM) dilakukan pada
daerah seperti bau, siku, lengan, panggul dan kaki.
Tipe gerakan Derajat rentang
normal
Leher, spinal, servikal
Fleksi : menggerakkan dagu menempel ke dada 45
Ekstensi : mengembalikan kepala ke posisi tegak 45
Hiperekstensi : menekuk kepala ke belakang sejau mungkin 10
Fleksi lateral : memiringkan kepala sejau mungkin ke arah 40-45
setiap bahu
Rotasi : memutar kepala sejau mungkin dalam gerakan 180
sirkuler
Bahu
Fleksi : menaikkan lengan dari posisi di samping tubuh ke 180
depan ke posisi di atas kepala
Ekstensi : mengembalikan lengan ke posisi semula 180
Abduksi : menaikkan lengan ke posisi samping di atas 180
kepala dengan telapak tangan jauh dari kepala
Adduksi : menurunkan lengan ke samping dan menyilang 320
tubu sejau mungkin
Rotasi dalam : dengan siku fleksi, memutar bahu dengan 90
menggerakkan lengan sampai ibu jari menghadap ke dalam
dan ke belakang.
Rotasi luar : dengan siku fleksi, menggerakkan lengan 90
sampai ibu jari ke atas dan samping kepala
Lengan bawa
Supinasi : memutar lengan bawa dan telapak tangan seingga 70-90
telapak tangan menghadap ke atas
Pronasi : memutar lengan bawah sehingga telapak tangan 70-90
menghadap ke bawah
Pergelangan tangan
Fleksi : menggerakkan telapak tangan ke sisi dalam lengan 80-90
bawah
Ekstensi : menggerakkan jari-jari sehingga jari-jari, tangan, 80-90
dan lengan bawa berada pada arah yg sama
Abduksi (fleksi radial) : menekuk pergelangan tangan miring Sampai 30
(medial) ke ibu jari
Adduksi (fleksi luar) : menekuk pergelangan tangan miring 30-50
(medial) ke ibu jari
Jari-jari tangan
Fleksi : membuat pergelangan 90
Ekstensi : meluruskan jari tangan 90
Hiperkstensi : menggerakkan jari-jari tangan ke belakang 30-60
sejau mungkin
Ibu jari
Fleksi : menggerakkan ibu jari menyilang permukaan 90
telapak tangan
Ekstensi : menggerakkan ibu jari lurus menjau dari tangan 90
Pinggul
Fleksi : menggerakkan tungkai ke depan dan atas 90-120
Ekstensi : menggerakkan kembali ke samping tungkai yang 90-12 0
lain
Lutut
Fleksi : menggerakkan tumit ke arah belakang paha 120-130
Ekstensi : mengembalikan tungkai ke lantai 120-130
Mata kaki
Dorsofleksi : menggerakkan sehingga jari-jari kaki menekuk 20-30
ke atas
Plantarfleksi : menggerakkan kaki sehingga jari-jari kaki 45-50
menekuk ke bawah
7) Pengkajian Fisik
 Keadaan umum pasien
 Kesadaran
 Pemeriksaan TTV
Analisa (pegelompokan data)
No Tgl Data Penyebab/interpretasi Masalah
1 Ds :
Klien
mengatakan tidak
bisa beraktivitas
secara mandiri
Klien mengeluh
nyeri sehingga
sulit untuk
bergerak
Do :
Klien tampak
lemah dan
aktivitasnya
bergantng pada
orang lain

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Hambatan mobiitas fisik berhubungan dengan intoleransi aktivitas
ditandai dengan keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan
motorik kasar dan keterbatasan rentang gerak sendi
3. INTERVENSI

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


Keperawatan
1 Hambatan Setelah dilakukan asuhan NIC Label
Mobilitas Fisik keperawatan ...x24jam Exercise o Menentukan
berhubungan diharapkan pasien dapat Therapy: Joint batas gerakan
dengan tetap mempertahankan Mobility yang akan
intoleransi pergerakannya, dengan dilakukan
aktivitas criteria: o Kaji o Motivasi yang
ditandai dengan NOC Label : Body keterbatasan tinggi dari
keterbatasan Mechanics Performance gerak sendi pasien dpt
kemampuan  Menggunakan posisi melancarkan
melakukan duduk yang benar o Kaji motivasi latihan
keterampilan  Mempertahankan klien untuk o Agar pasien
motorik kasar kekuatan otot mempertahan beserta
 Mempertahankan kan keluarga dapat
fleksibilitas sendi pergerakan memahami dan
sendi mengetahui
o Jelaskan alasanpemberia
alasan/rasiona n latihan
l pemberian o Agar dapat
latihan kepada memberikan
pasien/ intervensi
keluarga secara tepat

o Monitor o Cedera yg
lokasi timbul dapat
ketidaknyama memperburuk
nan atau nyeri kondisi klien
selama
aktivitas o Memaksimalka
o Lindungi n latihan
pasien dari
cedera selama
latihan
o ROM dapat
o Bantu klien ke mempertahank
posisi yang an pergerakan
optimal untuk sendi
latihan
rentang gerak
o Anjurkan
klien untuk o ROM pasif
melakukan dilakukan jika
latihan range klien tidak
of motion dapat
secara aktif melakukan
jika secara mandiri
memungkinka
n o Meningkatkan
o Anjurkan harga diri klien
untuk
melakukan
range of
motion pasif
jika
diindikasikan

o Beri
reinforcement
positif setiap
kemajuan
klien
4. EVALUASI
Hambatan mobilitas fisik
Evaluasi
S : Klien mengatakan kekakuan sendinya mulai berkurang
O :Klien tampak berusaha dan mulai bisa untuk menggerakkan
tubuhnya
A : Tujuan tercapai sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
DAFTAR PUSTAKA

Alimul H., A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia-Aplikasi Konsep


dan Proses Keperawatan. Buku 1. Jakarta : Salemba Medika.
Alimul Aziz, 2006. Kebutuhan Dasar Manusia, Jilid 2. Jakarta : Salemba Medika.
Bulechec M.Gloria, Butcher K. Howard, Dochterman Joanne McCloskey. 2004.
Nursing Interventions Classification (NIC). Edisi 5. Amerika: Mosby
Joanne&Gloria. 2004. Nursing Intervension Classification Fourth Edition, USA :
Mosby Elsevier
Moorhead, Sue. 2004. Nursing Outcomes Classification (NOC) Fifth Edition.
USA: Mosby Elseviyer.
Mubarak, Wahit & Chayatin. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori
dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : EGC.
NANDA. 2006. Diagnosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2005-2006.
Jakarta : Prima Medika
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan
Praktik,Ed.4. Vol.2. Jakarta : EGC.
T. Heather Herdman. 2011. NANDA Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi 2012-2014, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai