Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

2.2.1. Manajemen Pengadaan Bibit Sapi


Sipen (2019) menyatakan bahwa bibit yang dibesarkan harus sehat dan tidak cacat.
Untuk itu, saat akan membeli bibit perlu memperhatikan ciri-ciri sebagai berikut yaitu tidak
ada cacat fisik. Kulit tidak rusak atau luka. Ada tanda di telinga yang menunjukkan bahwa
anakan sapi tersebut telah didaftar dan lengkap silsilahnya. Mata tampak cerah dan bersih
(tidak berair dan kotor) Tidak sering batuk atau gangguan pernapasan serta tidak keluar lendir
dari hidungnya. Tidak ditemui adanya eksternal parasit di tubuh dan kulit. Tidak ada gejala
bengkak pada kuku. Bila diraba, kukunya tidak terasa panas dan kurang lebih memiliki umur
1 tahun yang ditandai dengan poel(gigi lepas)
2.2.2. Manajemen Pemberian Pakan
Untuk penggemukan sapi dalam waktu yang relative singkat maka ransum yang
diberikan haruslah terdiri dari hijauan dan konsentrat. pemeberian kosentrat memiliki
kandungan polar 38%, dedak padi 30%,bukil kelapa 22%,bukil sawit 7%,mineral 2% dan
garam 1%. Penggemukan sapi dalam waktu yang relative singakat berarti pertambahan bobot
badan yang akan disapai harus tinggi karena peningkatan badan dihasilkan dari pemberian
pakan dengan kandunganyang di butuhkan (Sipen, 2019).
Pada umumnya ternak sapi lebih menyukai rumput hijauan ini dikarenakan sapi adalah
hewan herbivore (pemakan rumput). Rumput memiliki berbagai jenis dan spesies. Pada
umunya rumput yang sering dikondumsi oleh ternak sapi ialah rumput gajah,kombot jagung
dan rumput benggala dst.
2.2.3.
. Manajemen Perkawinan
Metode perkawinan yang digunakan pada Peternakan BBPP(Balai Besar Pelatihan
Peternakan) adalah dengan metode Inseminasi Buatan (IB). Inseminasi Buatan adalah
penyampaian atau pemasukan semen ke dalam saluran kelamin betina dengan dengan alat
buatan manusia. Adapun tahapan IB adalah penampungan semen, pemeriksaan kualitas,
pengenceran, pembuatan semen beku, pelaksanaan inseminasi, rekording dan penilaian hasil.
Inseminasi Buatan mempunyai beberapa keunggulan yaitu meningkatkan kualitas genetik,
efektifitas biaya perawatan pejantan, kontrol penyakit menular, aman, fleksibel dan
memugkinkan menyusun catatan atau recording dalam manajemen pemeliharaan
untuk sapi bunting.
Beberapa hari menjelang melahirkan, induk yang bunting akan menunjukkan tanda-
tanda ambing membesar dan kencang, urat daging di sekitar vulva mengendor dan di kanan-
kiri pangkal ekor kelihatan legok, beberapa saat menjelang melahirkan, sapi gelisah. Apabila
tanda-tanda tersebut muncul, kadang harus dibersihkan dari kotoran dan diberi alas dengan
jerami kering. Setelah melahirkan, induk sapi akan membersihkan linder yang menempel
Kerugian akibat IB muncul apabila inseminator kurang terampil dalam pelaksanaan IB,
akan terjadi inbreeding, apabila tidak dilakukan pergantian pejantan yang digunakan
(Sipen,2019).
Estrus adalah saat ternak betina bersedia untuk menerima pejantan untuk kopulasi
(kawin). Lama estrus adalah waktu yang diperlukan dalam satu kali ternak betina menjalani
estrus atau bersedia dikawini oleh pejantan (Riyanto, 2000). Pada saat estrus terjadi hal
pokok yakni nampak tanda-tanda estrus, pada sapi dikenal dengan tiga A yaitu abang (labia
minor memerah), aboh (vulva membengkak) dan anget (suhu tubuh meningkat sedikit, lebih
hangat dari biasanya), berlendir yakni mucus yang berasal dari cervix nampak keluar dari
vulva, seperti berwarna bening atau jernih, transparan yang sering kali melilit pada ekor atau
menempel pada kaki-kaki belakangnya dan sering nampak betina
menaiki temannya sewaktu di padang penggembalaan (Nuryadi, 2000). Hafez (1993),
menyatakan bahwa rata-rata panjang siklus estrus untuk sapi adalah 21 hari, meskipun
panjang siklus estrus yang normal adalah 17-21 hari. Faktor-faktor yang mempengaruhi
siklus estrus adalah umur, pakan, system pemeliharaan dan lingkungan (Toelihere, 1993).
Umur pertama kawin betina adalah 1 tahun sedangkan umur kawin jantan adalah 15
bulan, dengan calving interval 1 tahun. Asal semen beku berasal dari dinas dan biasanya
semen beku yang digunakan adalah dari bangsa Simental atau PO dan limosin
Pelaksanaan perkawinan yang tepat sekitar 10-14 jam sejak tanda-tanda birahi. Apabila
sapi birahi pada pagi hari, maka paling lambat sapi dikawinkan pada sore hari, sedangkan
apabila sapi birahi pada sore hari, maka paling lambat sapi dikawinkan pada pagi hari pada
hari berikutnya. Kebuntingan dapat diamati 21 hari setelah perkawinan. Kalau tidak ada
tanda-tanda birahi, maka kebuntingan telah terjadi, namun apabila tanda-tanda birahi muncul
lagi, maka perkawinan perlu diulang. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan
perabaan, yang hanya dapat dilakukan oleh petugas yang terlatih dan berpengalaman. Setelah
anak sapi lahir, induk sapi dapat dikawinkan lagi 3 (tiga) bulan setelah melahirkan. Sapi
bunting harus dipisahkan dari sapi yang lain. Kondisi ini dilakukan untuk menjaga
kebuntingan. Pakan yang diberikan harus dapat memenuhi kebutuhan zat gizi pada pedet
yang baru dilahirkan dengan lidah. Apabila induk lemah dan tidak mapu, maka kita dibantu
membersihkan, terutama yang mengganggu lubang pernafasan. Supaya kelahiran berjalan
lancar, induk sapi yang akan beranak diberi kesempatan bergerak kira-kira 2-3 minggu
menjelang melahirkan.
2.2.4. Manajemen Perkandangan
Pembuatan kandang harus sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan dalam pemeliharaan
sapi potong antara lain yaitu kandang penggemukan, kandang isolasi ternak sakit, gudang
pakan dan peralatan, unit penampungan dan pengolahan lahan. Konstruksi kandang harus
kuat dan nyaman serta memiliki daya tampung dan pertukaran udara harus terjamin, lantai
kandang harus kuat dan tidak licin, untuk bangunan gudang pakan harus terjamin kebersihan
dan kehygienisan gudang agar pakan tetap sehat dan hygienis.
Tata letak kandang dan bangunan lain harus diperhatikan.. Letak kandang dan
bangunan lain harus diperhatikan guna mempermudah dalam pengerjaan dan kegiatan sehari-
hari. Letak kandang isolasi harus di belakang dan agak jauh dari bangunan lainnya. Jarak
antar bangunan yang bukan kandang minimal 25 meter. Bangunan untuk pekerja (tempa
tinggal) serta hal-hal pekerjaan yang berhubungan dengan administratif harus terpisah dari
kandang.
Menurut Sipen (2019) yang menyatakan bahwa konstruksi kandang yang dibangun
dengan perencanaan dan teknis yang benar akan menjamin kenyamanan hidup ternak
Oleh karena itu, di dalam bangunan konstruksi kandang perlu diperhatikan yaitu tinggi
bangunan, kandang didaerah dataran rendah lebih tinggi daripada dipegunungan. Hal ini
dimaksud agar udara panas didalam ruang kandang lebih bebas bergerak atau berganti. Atap
berfungsi untuk menghindarkan air hujan dan terik matahari. Menjaga kesehatan sapi
dimalam hari. Dinding Diding berfungsi menahan angin langsung yang datang dari arah luar,
agar pada malam hari sapi tidak kedinginan. Mengurangi keluarnya panas di dalam ruangan
kandang yang dihasilkan oleh tubuh hewan. Ventilasi kandang harus dibuat dan diatur sesuai
dengan tempat dan kebutuhan ternak. Kebutuhan ventilasi kandang didataran rendah harus
dibuat lebih lebar dan lebih banyak di dataran tinggi pegunungan. Sebab di dataran rendah
umumnya udaranya lebih panas daripada didataran tinggi/pegunungan. Lantai kandang, baik
lantai tanah, adukan semen, aspal, batu-batu dan sebagainya harus dibiuat agak miring.
Kemiringan lantai kandang cukup di buat 5 derajat saja. Kemiringan lantai ini bertujuan agar
air kencing sapi tidak berhenti dan bercampur dengan kotoran dan tilam yang dipakai sebagai
alas ternak sehingga kesehatan sapi tetap terjamin.
TABEL UKURAN KANDANG SAPI POTONG
Jenis Ukuran Nilai Ukuran
Ukuran Kandang Sapi Potong 12 x 26 m
Palungan 1m

2.2.5. Manajemen Pemeliharaan


di dalam kandang. Sedapat mungkin diupayakan agar sapi dimandikan minimal satu
kali dan maksimal dua kali dalam sehari. Apabila air tidak begitu tersedia maka sapi cukup
dimandikan satu kali sehari pada pagi hari sebelum pemberian pakan. Sebaliknya, apabila air
cukup tersedia dan memungkinkan sapi dimandikan dua kali sehari maka hal itu dilakukan
pada pagi hari dan sore hari (Siregar, 2002). Sapi sangat perlu dimandikan pada pagi hari
karena biasanya pada malam hari sapi itu telah penuh dengan kotoran yang menempel pada
tubuhnya. Sapi yang selalu bersih akan terhindar dari berbagai penyakit dan nafsu makannya
meningkat (Siregar, 2002) Pada peternakan ini sapi dimandikan sehari dua kali.
Perawatan anak yang bru lahir adalah dengn di bantu kelahirannya, di lap, di bantu
untuk menyusu. Pemeliharaan jantan dan betina di pisah namun masih berdekatan. Pada
peternakan ini tidak memiliki tempat untuk penggembalaan. Jadi sapi selalu berada
2.2.6. Manajemen Penanganan Kesehatan
Penyakit merupakan ancaman yang harus diwaspadai peternak. Walaupun serangan
penyakit tidak langsung mematikan ternak, tetapi dapat merusak citra, menimbulkan masalah
kesehatan yang berkepanjangan, menghambat pertumbuhan, dan mengurangi pendapatan atau
keuntungan. Untuk mengetahui sapi sakit secara umum bisa dilakukan dengan
memperhatikan keadaan tubuh, sikap dan tingkah laku.
Pencegahan terhadap penyakit sapi dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain
pemilihan sapi bakalan yang betul-betul sehat. Menjaga kebersihan kandang beserta
peralatannya, termasuk memandikan sapi. Sapi yang sakit dipisahkan dengan sapi sehat dan
segera dilakukan pengobatan. Mengusakan lantai kandang selalu kering. Memeriksa
kesehatan sapi secara teratur dan dilakukan vaksinasi sesuai petunjuk. Pemilihan lokasi dan
kandang yang memenuhi syarat. Pemberian pakan yang baik. Vaksinasi dan pengobatan
(Darmono, 1993).
Tindakan higiene meliputi usaha kebersihan lingkungan kandang, seperti lantai yang
bersih dan kering, drainase sekitar bangunan kandang yang baik, pengapuran dinding
kandang yang teratur, pengaturan ventilasi kandang yang sempurna, dan mampu
membentengi dari serangan berbagai jenis infeksi penyakit. Kebersihan sapi harus pula
diikuti dengan kebersihan kandang. Karena frekuensi pemberian pakan, terutama hijauan,
pada penggemukan sapi relatif tinggi maka kotoran sapi yang dikeluarkan oleh sapi itu cukup
banyak pula. Kebersihan kandang harus selalu dijaga, kotoran sapi harus selalu dibuang pada
tempat yang telah disediakan. Genangan-genangan air dalam kandang harus dikeringkan dan
diupayakan tidak ada lalat atau serangga lainnya yang dapat mengganggu sapi dalam
kandang. Vaksinasi pada sapi-sapi yang digemukan perlu pula dilakukan terutama terhadap
penyakit-penyakit yang menular. (Siregar, 2002)
Perlengkapan lain yang perlu disediakan adalah sapu, sikat, sekop, sabit, dan tempat
untuk memandikan sapi. Semua peralatan tersebut adalah untuk membersihkan kandang agar
sapi terhindar dari gangguan penyakit sekaligus bisa dipakai untuk memandikan sapi.
2.2.7 Manajemen Pemasaran Sapi
Pemasaran merupakan suatu proses sosial dimana individu dan kelompok mendapatkan
apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan produk
dan nilai dengan individu dan kelompok lainnya. Pemasaran juga didefinisikan sebagai suatu
kegiatan yang bersangkutan dengan berpindahnya barang dari produsen pertama ke
konsumen terakhir. Pemasaran diartikan sebagai suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-
kegiatan bisnis yang digunakan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan,
dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang
ada maupun pembeli potensial.
Dalam bisnis sapi memang petani cenderung menjadi pihak yang mempunyai margin
yang relatif kecil jika di bandingkan dari margin keuntungan yang di dapatkan oleh
pedagang. Sehingga harus ada semacam asosiasi yang dapat memproteksi harga dan
melindungi petani. Petani harus mau membuat kelompok/asosiasi agar harga dapat
dikendalikan maupun bekerja sama baik dari segi pemasaran, pengadaan pakan dll, sehingga
biaya produksi dapat effisien.

Anda mungkin juga menyukai

  • ISI
    ISI
    Dokumen10 halaman
    ISI
    Ermawati Sholeha
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Dokumen3 halaman
    Pendahuluan
    Ermawati Sholeha
    Belum ada peringkat
  • Alunan Cinta
    Alunan Cinta
    Dokumen1 halaman
    Alunan Cinta
    Ermawati Sholeha
    Belum ada peringkat
  • Makalah Sapi Potong
    Makalah Sapi Potong
    Dokumen20 halaman
    Makalah Sapi Potong
    Ermawati Sholeha
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen4 halaman
    Bab Ii
    Ermawati Sholeha
    Belum ada peringkat
  • Makalah Sapi Potong
    Makalah Sapi Potong
    Dokumen20 halaman
    Makalah Sapi Potong
    Ermawati Sholeha
    Belum ada peringkat