Sipen (2019) menyatakan bahwa bibit yang dibesarkan harus sehat dan tidak cacat. Untuk itu, saat akan membeli bibit perlu memperhatikan ciri-ciri sebagai berikut yaitu tidak ada cacat fisik. Kulit tidak rusak atau luka. Ada tanda di telinga yang menunjukkan bahwa anakan sapi tersebut telah didaftar dan lengkap silsilahnya. Mata tampak cerah dan bersih (tidak berair dan kotor) Tidak sering batuk atau gangguan pernapasan serta tidak keluar lendir dari hidungnya. Tidak ditemui adanya eksternal parasit di tubuh dan kulit. Tidak ada gejala bengkak pada kuku. Bila diraba, kukunya tidak terasa panas dan kurang lebih memiliki umur 1 tahun yang ditandai dengan poel(gigi lepas) 2.2.2. Manajemen Pemberian Pakan Untuk penggemukan sapi dalam waktu yang relative singkat maka ransum yang diberikan haruslah terdiri dari hijauan dan konsentrat. pemeberian kosentrat memiliki kandungan polar 38%, dedak padi 30%,bukil kelapa 22%,bukil sawit 7%,mineral 2% dan garam 1%. Penggemukan sapi dalam waktu yang relative singakat berarti pertambahan bobot badan yang akan disapai harus tinggi karena peningkatan badan dihasilkan dari pemberian pakan dengan kandunganyang di butuhkan (Sipen, 2019). Pada umumnya ternak sapi lebih menyukai rumput hijauan ini dikarenakan sapi adalah hewan herbivore (pemakan rumput). Rumput memiliki berbagai jenis dan spesies. Pada umunya rumput yang sering dikondumsi oleh ternak sapi ialah rumput gajah,kombot jagung dan rumput benggala dst. 2.2.3. . Manajemen Perkawinan Metode perkawinan yang digunakan pada Peternakan BBPP(Balai Besar Pelatihan Peternakan) adalah dengan metode Inseminasi Buatan (IB). Inseminasi Buatan adalah penyampaian atau pemasukan semen ke dalam saluran kelamin betina dengan dengan alat buatan manusia. Adapun tahapan IB adalah penampungan semen, pemeriksaan kualitas, pengenceran, pembuatan semen beku, pelaksanaan inseminasi, rekording dan penilaian hasil. Inseminasi Buatan mempunyai beberapa keunggulan yaitu meningkatkan kualitas genetik, efektifitas biaya perawatan pejantan, kontrol penyakit menular, aman, fleksibel dan memugkinkan menyusun catatan atau recording dalam manajemen pemeliharaan untuk sapi bunting. Beberapa hari menjelang melahirkan, induk yang bunting akan menunjukkan tanda- tanda ambing membesar dan kencang, urat daging di sekitar vulva mengendor dan di kanan- kiri pangkal ekor kelihatan legok, beberapa saat menjelang melahirkan, sapi gelisah. Apabila tanda-tanda tersebut muncul, kadang harus dibersihkan dari kotoran dan diberi alas dengan jerami kering. Setelah melahirkan, induk sapi akan membersihkan linder yang menempel Kerugian akibat IB muncul apabila inseminator kurang terampil dalam pelaksanaan IB, akan terjadi inbreeding, apabila tidak dilakukan pergantian pejantan yang digunakan (Sipen,2019). Estrus adalah saat ternak betina bersedia untuk menerima pejantan untuk kopulasi (kawin). Lama estrus adalah waktu yang diperlukan dalam satu kali ternak betina menjalani estrus atau bersedia dikawini oleh pejantan (Riyanto, 2000). Pada saat estrus terjadi hal pokok yakni nampak tanda-tanda estrus, pada sapi dikenal dengan tiga A yaitu abang (labia minor memerah), aboh (vulva membengkak) dan anget (suhu tubuh meningkat sedikit, lebih hangat dari biasanya), berlendir yakni mucus yang berasal dari cervix nampak keluar dari vulva, seperti berwarna bening atau jernih, transparan yang sering kali melilit pada ekor atau menempel pada kaki-kaki belakangnya dan sering nampak betina menaiki temannya sewaktu di padang penggembalaan (Nuryadi, 2000). Hafez (1993), menyatakan bahwa rata-rata panjang siklus estrus untuk sapi adalah 21 hari, meskipun panjang siklus estrus yang normal adalah 17-21 hari. Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus estrus adalah umur, pakan, system pemeliharaan dan lingkungan (Toelihere, 1993). Umur pertama kawin betina adalah 1 tahun sedangkan umur kawin jantan adalah 15 bulan, dengan calving interval 1 tahun. Asal semen beku berasal dari dinas dan biasanya semen beku yang digunakan adalah dari bangsa Simental atau PO dan limosin Pelaksanaan perkawinan yang tepat sekitar 10-14 jam sejak tanda-tanda birahi. Apabila sapi birahi pada pagi hari, maka paling lambat sapi dikawinkan pada sore hari, sedangkan apabila sapi birahi pada sore hari, maka paling lambat sapi dikawinkan pada pagi hari pada hari berikutnya. Kebuntingan dapat diamati 21 hari setelah perkawinan. Kalau tidak ada tanda-tanda birahi, maka kebuntingan telah terjadi, namun apabila tanda-tanda birahi muncul lagi, maka perkawinan perlu diulang. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan perabaan, yang hanya dapat dilakukan oleh petugas yang terlatih dan berpengalaman. Setelah anak sapi lahir, induk sapi dapat dikawinkan lagi 3 (tiga) bulan setelah melahirkan. Sapi bunting harus dipisahkan dari sapi yang lain. Kondisi ini dilakukan untuk menjaga kebuntingan. Pakan yang diberikan harus dapat memenuhi kebutuhan zat gizi pada pedet yang baru dilahirkan dengan lidah. Apabila induk lemah dan tidak mapu, maka kita dibantu membersihkan, terutama yang mengganggu lubang pernafasan. Supaya kelahiran berjalan lancar, induk sapi yang akan beranak diberi kesempatan bergerak kira-kira 2-3 minggu menjelang melahirkan. 2.2.4. Manajemen Perkandangan Pembuatan kandang harus sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan dalam pemeliharaan sapi potong antara lain yaitu kandang penggemukan, kandang isolasi ternak sakit, gudang pakan dan peralatan, unit penampungan dan pengolahan lahan. Konstruksi kandang harus kuat dan nyaman serta memiliki daya tampung dan pertukaran udara harus terjamin, lantai kandang harus kuat dan tidak licin, untuk bangunan gudang pakan harus terjamin kebersihan dan kehygienisan gudang agar pakan tetap sehat dan hygienis. Tata letak kandang dan bangunan lain harus diperhatikan.. Letak kandang dan bangunan lain harus diperhatikan guna mempermudah dalam pengerjaan dan kegiatan sehari- hari. Letak kandang isolasi harus di belakang dan agak jauh dari bangunan lainnya. Jarak antar bangunan yang bukan kandang minimal 25 meter. Bangunan untuk pekerja (tempa tinggal) serta hal-hal pekerjaan yang berhubungan dengan administratif harus terpisah dari kandang. Menurut Sipen (2019) yang menyatakan bahwa konstruksi kandang yang dibangun dengan perencanaan dan teknis yang benar akan menjamin kenyamanan hidup ternak Oleh karena itu, di dalam bangunan konstruksi kandang perlu diperhatikan yaitu tinggi bangunan, kandang didaerah dataran rendah lebih tinggi daripada dipegunungan. Hal ini dimaksud agar udara panas didalam ruang kandang lebih bebas bergerak atau berganti. Atap berfungsi untuk menghindarkan air hujan dan terik matahari. Menjaga kesehatan sapi dimalam hari. Dinding Diding berfungsi menahan angin langsung yang datang dari arah luar, agar pada malam hari sapi tidak kedinginan. Mengurangi keluarnya panas di dalam ruangan kandang yang dihasilkan oleh tubuh hewan. Ventilasi kandang harus dibuat dan diatur sesuai dengan tempat dan kebutuhan ternak. Kebutuhan ventilasi kandang didataran rendah harus dibuat lebih lebar dan lebih banyak di dataran tinggi pegunungan. Sebab di dataran rendah umumnya udaranya lebih panas daripada didataran tinggi/pegunungan. Lantai kandang, baik lantai tanah, adukan semen, aspal, batu-batu dan sebagainya harus dibiuat agak miring. Kemiringan lantai kandang cukup di buat 5 derajat saja. Kemiringan lantai ini bertujuan agar air kencing sapi tidak berhenti dan bercampur dengan kotoran dan tilam yang dipakai sebagai alas ternak sehingga kesehatan sapi tetap terjamin. TABEL UKURAN KANDANG SAPI POTONG Jenis Ukuran Nilai Ukuran Ukuran Kandang Sapi Potong 12 x 26 m Palungan 1m
2.2.5. Manajemen Pemeliharaan
di dalam kandang. Sedapat mungkin diupayakan agar sapi dimandikan minimal satu kali dan maksimal dua kali dalam sehari. Apabila air tidak begitu tersedia maka sapi cukup dimandikan satu kali sehari pada pagi hari sebelum pemberian pakan. Sebaliknya, apabila air cukup tersedia dan memungkinkan sapi dimandikan dua kali sehari maka hal itu dilakukan pada pagi hari dan sore hari (Siregar, 2002). Sapi sangat perlu dimandikan pada pagi hari karena biasanya pada malam hari sapi itu telah penuh dengan kotoran yang menempel pada tubuhnya. Sapi yang selalu bersih akan terhindar dari berbagai penyakit dan nafsu makannya meningkat (Siregar, 2002) Pada peternakan ini sapi dimandikan sehari dua kali. Perawatan anak yang bru lahir adalah dengn di bantu kelahirannya, di lap, di bantu untuk menyusu. Pemeliharaan jantan dan betina di pisah namun masih berdekatan. Pada peternakan ini tidak memiliki tempat untuk penggembalaan. Jadi sapi selalu berada 2.2.6. Manajemen Penanganan Kesehatan Penyakit merupakan ancaman yang harus diwaspadai peternak. Walaupun serangan penyakit tidak langsung mematikan ternak, tetapi dapat merusak citra, menimbulkan masalah kesehatan yang berkepanjangan, menghambat pertumbuhan, dan mengurangi pendapatan atau keuntungan. Untuk mengetahui sapi sakit secara umum bisa dilakukan dengan memperhatikan keadaan tubuh, sikap dan tingkah laku. Pencegahan terhadap penyakit sapi dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain pemilihan sapi bakalan yang betul-betul sehat. Menjaga kebersihan kandang beserta peralatannya, termasuk memandikan sapi. Sapi yang sakit dipisahkan dengan sapi sehat dan segera dilakukan pengobatan. Mengusakan lantai kandang selalu kering. Memeriksa kesehatan sapi secara teratur dan dilakukan vaksinasi sesuai petunjuk. Pemilihan lokasi dan kandang yang memenuhi syarat. Pemberian pakan yang baik. Vaksinasi dan pengobatan (Darmono, 1993). Tindakan higiene meliputi usaha kebersihan lingkungan kandang, seperti lantai yang bersih dan kering, drainase sekitar bangunan kandang yang baik, pengapuran dinding kandang yang teratur, pengaturan ventilasi kandang yang sempurna, dan mampu membentengi dari serangan berbagai jenis infeksi penyakit. Kebersihan sapi harus pula diikuti dengan kebersihan kandang. Karena frekuensi pemberian pakan, terutama hijauan, pada penggemukan sapi relatif tinggi maka kotoran sapi yang dikeluarkan oleh sapi itu cukup banyak pula. Kebersihan kandang harus selalu dijaga, kotoran sapi harus selalu dibuang pada tempat yang telah disediakan. Genangan-genangan air dalam kandang harus dikeringkan dan diupayakan tidak ada lalat atau serangga lainnya yang dapat mengganggu sapi dalam kandang. Vaksinasi pada sapi-sapi yang digemukan perlu pula dilakukan terutama terhadap penyakit-penyakit yang menular. (Siregar, 2002) Perlengkapan lain yang perlu disediakan adalah sapu, sikat, sekop, sabit, dan tempat untuk memandikan sapi. Semua peralatan tersebut adalah untuk membersihkan kandang agar sapi terhindar dari gangguan penyakit sekaligus bisa dipakai untuk memandikan sapi. 2.2.7 Manajemen Pemasaran Sapi Pemasaran merupakan suatu proses sosial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan individu dan kelompok lainnya. Pemasaran juga didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang bersangkutan dengan berpindahnya barang dari produsen pertama ke konsumen terakhir. Pemasaran diartikan sebagai suatu sistem keseluruhan dari kegiatan- kegiatan bisnis yang digunakan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Dalam bisnis sapi memang petani cenderung menjadi pihak yang mempunyai margin yang relatif kecil jika di bandingkan dari margin keuntungan yang di dapatkan oleh pedagang. Sehingga harus ada semacam asosiasi yang dapat memproteksi harga dan melindungi petani. Petani harus mau membuat kelompok/asosiasi agar harga dapat dikendalikan maupun bekerja sama baik dari segi pemasaran, pengadaan pakan dll, sehingga biaya produksi dapat effisien.