Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN

SENYAWA KIMIA TANAH, HUBUNGAN KIMIA TANAH DAN


KUALITAS AIR TANAH SERTA TEKNIK SAMPLING KIMIA TANAH

DISUSUN OLEH :

HANI NURI SHABRINA P21345119035


HANUN IFTINAN AQILAH P21345119036
HASNA AULIA ATHIFA P21345119037
JULIANDREY DEWANTO P23133016029

KELOMPOK 2

KELAS 1 D III A

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEHATAN LINGKUNGAN


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
Jl. Hang Jebat III Blok F3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah yang kami bahas dengan judul “ SENYAWA KIMIA TANAH,
HUBUNGAN KIMIA TANAH DAN KUALITAS AIR TANAH SERTA TEKNIK
SAMPLING KIMIA TANAH “.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita,
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita
semua, yang merupakan sebuah petunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang
sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapatkan tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai sumber dan pihak yang saling membantu antar teman
sekelompok dengan mencari berbagai materi – materi yang dijadikan sebagai isi di dalam
makalah ini dan akhirnya tantangan itu bisa teratasi dengan baik dan lancar. Oleh karena itu,
kami mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada semua sumber dan pihak yang
yang telah membantu dan mendukung kami dalam mengatasi beberapa hambatan sehingga
terselesainya penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik bentuk
penyusunannya maupun materinya. Kritik dan saran para pembaca sangat diharapkan agar
kami bisa menyempurnakan pada makalah selanjutnya. Dan semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada para pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 2

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3

2.1 Senyawa Kimia Tanah ......................................................................................... 3

2.2 Hubungan Kimia Tanah dan Kualitas Air Tanah ................................................ 12

2.3 Teknik Sampling Pada Kimia Tanah ................................................................... 17

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 19


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah merupakan tempat tumbuh dan penyedia unsur hara pada tanaman. Tanah
mampu menyediakan air dan berbagai unsur hara baik makro maupun mikro. Kemampuan
tanah menyediakan unsur hara, ditentukan oleh kandungan bahan organik tanah (BOT) dan
kelengasan tanah. Atas dasar kandungan bahan organik, biasanya dikenal dua kelompok
tanah yaitu tanah mineral dan tanah organik/gambut (Mustafa, 2012).
Dari kedua jenis tanah tersebut memiliki karakteristik kimia tanah yang berbeda.
Karakteriktik tanah gambut sangat ditentukan oleh kandungan, ketebalan dan jenis mineral
pada dasar gambut, serta tingkat dekomposisi gambut. Komposisi kimia gambut sangat
dipengaruhi oleh tingkat dekomposisi dan sifat kimia lingkungan aslinya. Ketersediaan
unsur-unsur makro, N,P,K serta sejumlah unsur mikro pada umumnya rendah (Handayani,
2003).
Pada tanah mineral juga memiliki karakteristik kandungan bahan organik yang rendah
dan kelarutan Al yang tinggi yang berpotensi meracuni tanaman. Tanah mineral memiliki
kandungan unsur hara seperti N dan P dan kation-kation basa seperti Ca, Mg, Na dan K
yang rendah (Prasetyo dan Suriadikarta, 2006).
Di daerah-daerah dengan lahan gambut yang luas, tanah gambut berpeluang untuk
dimanfaatkan sebagai media semai alternatif yang cukup baik. Melalui pencampuran tanah
gambut dengan tanah mineral dalam imbangan yang sesuai, tidak hanya sifat fisika tanah
saja yang menjadi lebih baik tetapi juga kemampuan media dalam menahan air pun
meningkat (Hanibal, 2007). 2 Bahan organik di dalam tanah sangat berperan dalam proses
kimia, fisika, dan biologi tanah. Bahan organik tanah yang dimanfaatkan yaitu pupuk
kandang dan kompos yang berasal dari kotoran hewan dan sisa-sisa tanaman. Pemanfaatan
pupuk organik ini sangat diperlukan untuk perbaikan produktivitas, mencegah erosi,
menurunkan stress lingkungan pada tanah gambut dan tanah mineral agar menyediakan
lingkungan media tumbuh yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman (Mahbub, 2011).
Menurut Santosa (2006) dalam penelitiannya semakin lama waktu aplikasi
pendiaman/inkubasi pupuk kandang kurva (pF) bergeser ke kanan karena peningkatan
kadar lengas, hal ini berarti terjadi peningkatan kadar bahan organik dan terjadi
peningkatan P-tersedia dalam larutan tanah. Hasil penelitian Malyana (2010) menunjukkan
pemberian jerami cacah dan pupuk kandang mampu meningkatkan P-tersedia tanah pada 4
minggu inkubasi. Begitu juga dengan hasil penelitian Suwastika dan Sutari (2009) bahwa
kompos yang dihasilkan pada masa inkubasi 4 minggu dapat dikategorikan mempunyai N-
total yang sangat tinggi. Penggunaan kedua pupuk ini belum diketahui mana yang lebih
optimal dalam perubahan sifat kimianya dari beberapa media tanah dan dalam kemampuan
meningkatkan kesuburan tanah serta ketersediaan unsur hara. Dari permasalahan tersebut
maka perlu dilakukan kajian tentang perbaikan sifat kimia tanah yang akan diinkubasi
pupuk kandang dan kompos serta dianalisis kondisi sifat kimia media tanah sebelum dan
sesudah diberi pupuk organic.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja yang terdapat di dalam senyawa kimia tanah?
2. Bagaimana hubungan kimia tanah dan kualitas air tanah?
3. Jelaskan tahap – tahap dalam tahap dalam teknik pengambilan sampling pada senyawa
kimia tanah?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui apa saja yang terdapat di dalam senyawa kimia tanah
2. Untuk mengetahui hubungan kimia tanah dan kualitas air tanah
3. Untuk mengetahui tahap – tahap dalam teknik pengambilan sampling pada senyawa
kimia tanah
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kimia Tanah


Tanah merupakan tubuh alam yang bebas yang tersusun oleh komponen organik
maupun anorganik. Diseluruh permukaan bumi terdapat beraneka macam tanah mulai
dari yang paling gersang sampai yang paling subur. Mulai dari warna yang paling gelap
himgga yang warna cerah. Keanekaragaman tanah itu memiliki sifat dan kandungan
yang berbeda dalam komponennya. Antara lain sifat kimia yang merupakan komponen
inti dalam tanah. tanah satu dengan yang lain memiliki perbedaan sifat kimia yang
tentunya mempengaruhi tingkat kesuburan dalam tanah tersebut. Kesuburan itu sendiri
pada akhirnya erat kaitannya dengan pertumbuhan suatu tanaman. Untuk
mempermudah mengkaji dan menganalisisa keadaan itu maka diperlukan kemampuan
untuk mengenal beragam komponen kimia dalam masing-masing jenis tanah.
Semenjak pertanian berkembang, konsep tanah yang paling penting adalah
konsep sebagai media alami bagi pertumbuhan tanaman. Sebagai konsep itu, tanah
sendiri memiliki jenis dan sifat yang berbeda. Adapun jenis tanah itu antara lain :
Regosol, Andisol, Vertisol, Latosol, dan masih banyak lagi. Disetiap tanah itu
terkandung unsur kimia tertentu dan fase-fase reaksi kimia tertentu. Hal ini berpengaruh
untuk kesuburan tanah, kembali pada konsep bahwa tanah sebagai media alami
pertumbuhan tanaman. Kenyataan pada saat ini, kadang pertanian belum mampu
mengkaji hal-hal yang erat kaitannya dengan kimia tanah. hal ini disebabkan kurangnya
pengetahuan dan wawasan mengenai kimia dalam pertanian. Padahal ini cukup
berperan penting dalam menopang produksi pertanian. Maka dari itu, pengetahuan
mengenai kimia tanah sangat diperlukan dalam bidang pertanian, khususnya ditujukan
kepada para petani yang memegang peranan langsung di lapangan.
Kimia Tanah merupakan sarana untuk mempelajari mengenai beragam ilmu
mengenai kimia tanah. Sehingga pada nantinya mendapatkan bekal pengetahuan dan
wawasan mengenai kimia tanah dalam bidang pertanian, baik itu pengetahuan dan
wawasan mengenai kimia tanah dalam bidang pertanian, baik itu mengenai unsure, fase
reaksi, atau beragam hal yang erat kaitan dengan kimia tanah yang menopang untuk
usaha pertanian kedepannya.
A. Sifat Fisik dan Kimia Tanah Regosol, Vertisol, Latosol, dan Andisol

1. Regosol : Regosol adalah tanah yang belum banyak mengalami perkembangan


profilnya. Oleh karena itu tebal solum tanahnya biasanya tidak melebihi 25 cm.
Mengandung bahan yang belum atau masih mengalami pelapukan. Tanah ini
berwarna kelabu, coklat, atau coklat kekuningan. Tekstur tanah biasanya kasar, yaitu
pasir hingga lempung berdebu, struktur remah, konsistensi tanah lepas sampai
gembur dan pH 6-7. Makin tua tanah maka semakin padat konsistensinya. Umumya
regosol belum membentuk agregat, sehingga peka terhadap erosi. Umumnya cukup
mengandung unsure P dan K yang masih segar dan belum siapuntuk diserap
tanaman, tetapi kekurangan unsure N. (Dharmawijaya, 1992)

2. Vertisol : Tanah ini bertekstur liat yang berwarna kelam yang bersifat fisik berat.
Tanah ini memiliki lapisan solum tanah yang agak dalam atau tebal, yaitu antara
100-200 cm, berwarna kelabu sampai hitam, sedangkan tekstur lempung bersifat liat.
Struktur tanah keras, dilapisan atas sering berbentuk seperti bunga kubis, dan lapisan
bawah gumpal dengan konsistensi teguh atau keras jika kering. Tidak terdapat
horizon illuvial ataupun elluvial. Tanah ini kaya akan kapur dan pH tanahnya agak
alkalis. Sifat tanah vertisol yang dijadikan tanah pertanian adalah tanah dengan kadar
asam fosfat rendah, vertisol muda berbahan napal sehingga kaya akan fosfat.

3. Latosol : Tanah ini memiliki lapisan solum yang tebal sampai sangat tebal, yaitu
dari 30 cm sampai 5 meter bahkan lebih. Memiliki batas horizon yang tidak jelas.
Latosol meliputi tanah yang melakukan pelapukan yang intensif dan perkembangan
tanah yang lebih lanjut. Keadaan ini meyebabkan pelindian unsure basa, bahan
organic, dan silica dengan meninggalkan sesquoksida sebagai sisa berwarna merah.
Umumnya kandungan unsure hara dari rendah sampai sedang. Tekstur tanah liat,
struktur remah dan konsisitensi gembur. Daya menahan air cukup baik sehingga
tidak rentan terhadap erosi. Reaksi pH berkisar antara 4,5-6,5. Kapasitas pertukaran
katiion rendah. Secara umum, tanah ini memiliki sifat fisik yang baik, namun sifat
kimia agak buruk.

4. Andisol : Tanah andisol adalah tanah yang berwarna hitam kelam, kelabu sampai
coklat tua. Memiliki ketebalan solum yaitu 100-225 cm. Tekstur tanah ini adalah
debu, lempung berdebu sampai lempung. Sedangkan struktur rema, konsisitensi
gembur. Mengandung bahan organic yang tinggi. Terdapat alofan yang
menyebabkan KPK dalam tanh tinggi. Reaksi tanah cukup baik, berkisar dari pH 5-
7, asam sampai netral. Meskipun demikian, tanah ini rentan terhadap erosi.

5. pH Dalam Larutan Tanah


pH adalah tingkat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur dengan
menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH antara 0
hingga 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH antara 7 hingga 14. pH tanah
menunjukan derajat keasaman tanah atau keseimbangan antara konsentrasi H+ dan
OHֿ dalam larutan tanah. Apabila konsentrasi H+ dalam larutan tanah lebih banyak
dari OHֿ, maka suasana larutan tanah menjadi asam. Sebaliknya bila konsentrasi OHֿ
lebih banyak dari konsentrasi H+ maka suasana menjadi basa. pH tanah atau
tepatnya pH larutan tanah sangat penting karena larutan tanah mengandung unsur
hara seperti nitrogen (N), Kalium (K), Phospor (P), dan unsur lain yang dibutuhkan
tanaman dalam jumlah tertentu untuk tumbuh, berkembang, dan bertahan dari
penyakit. pH tanah merupakan salah satu sifat kimia tanah. Banyak petani yang
sudah mendengar tentang pH tanah, akan tetapi belum bisa mengerti pentingnya
mengetahui pH tanah dan bagaimana cara mengukurnya. Apalagi untuk mengukur
pH tanah dibutuhkan alat yang mahal, sehingga petani tidak pernah memiliki
kesempatan untuk mengukur langsung pH tanah mereka. Padahal dengan
mengetahui pH tanah yang ada di dalam lahan, mereka dapat menjaga kesuburan
tanah. Pentingnya mengetahui pH tanah adalah sebagai berikut :
 Mengetahui mudah tidaknya unsur-unsur hara dalam tanah diserap oleh
tanaman. Unsur hara akan mudah diserap oleh tanaman (akar tanaman) pada pH
netral.
 Menunjukan adanya kemungkinan unsur-unsur beracun. Tanah dengan pH
masam banyak ditemukan ion-ion Al yang memfiksasi unsur P, sehingga unsur
P sulit diserap oleh tanaman.
 Mempengaruhi perkembangan organisme. Bakteri akan berkembang biak
dalam pH lebih dari 5,5, apabila pH kurang dari itu maka perkembangannya
akan terhambat. Jamur dapat berkembang biak pada pH dibawah 5,5 dan diatas
itu jamur harus bersaing dengan bakteri.
B. Bahan Organik (BO)

Tanah tersusun dari bahan padatan, air, dan udara. Bahan padatan tersebut dapat berupa
bahan mineral dan bahan organik. Bahan mineral terdiri dari pertikel pasir, debu, dan
lempung. Ketiga pertikel ini menyusun tekstur tanah. Sedangkan bahan organik
berkisar 5 % dari bobot total tanah. Meskipun kandungan bahan organik sedikit dalam
tanah tetapi memegang peranan penting dalam menentukan kesuburan tanah. Bahan
organik adalah sekumpulan senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang atau
telah mengalami proses dekomposisi. Baik berupa humus atau hasil humifikasi maupun
senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi dan termasuk juga mikrobia yang
terlibat dan berada di dalamnya. Sumber bahan organik antara lain :

1. Sumber primer, yaitu : Jaringan organik tanaman (flora) yang dapat berupa daun,
ranting, cabang, batang, buah, dan akar.
2. Sumber Sekunder, yaitu : Jaringan organik hewan (fauna) yang dapat berupa
kotoran, dan mikrofauna.
3. Sumber dari luar, yaitu : Pemberian pupuk organik berupa pupuk hijau, pupuk
kandang, pupuk kompos, dan pupuk hayati.

C. Dekomposisi bahan organik terjadi melalui 3 reaksi, yaitu :

1. Reaksi enzimatis atau oksidasi enzimatis, yaitu reaksi oksidasi senyawa


hidrokarbon yang terjadi melalui reaksi enzimatis menghasilkan produk akhir berupa
karbondioksida (CO2), air (H2O), energi dan panas.

2. Reaksi spesifik berupa mineralisasi dan atau immobilisasi unsur hara essensial
berupa hara nitrogen (N), Phospor (P), dan belerang (S).

3. Pembentukan senyawa-senyawa baru atau turunan yang sangat resisiten berupa


humus tanah.

D. Peranan bahan organik terhadap perubahan sifat kimia tanah, meliputi :

1. Meningkatkan hara tersedia dari proses mineralisasi bagian bahan organic yang
mudah terurai.
2. Menghasilkan humus tanah yang berperan secara koloidal dari senyawa sisa
mineralisasi dan senyawa sulit terurai dalam proses humifikasi.

3. Meningkatkan Kapasitas TUkar Kation (KTK) tanah 30 kali lebih besar daripada
koloid anorganik.

4. Menurunkan muatan positif tanah melalui proses pengkelatan terhadap mineral


oksida dan kation Al dan Fe yang reaktif, sehingga menurunkan fiksasi P tanah, dan,

5. Meningkatkan ketersediaan dan efesiensi pemupukan serta melalui peningkatan


pelarutan P oleh asam-asam organic hasil dekomposisi bahan organik.

6. Kapasitas Pertukaran Kation (KPK)

Salah satu sifat kimia tanah yang terkait dengan ketersediaan hara bagi tanaman dan
menjadi indicator kesuburan tanah adalah Kapasitas Pertukaran Kation. KPK
merupakan jumlah total kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan koloid yang
bermuatan negatif. Satuan hasil pengukuran KPK adalah milli equivalent kation dalam
100 gram tanah.

7. Hidrogen (H+)

Hidrogen adalah unsur kimia pada table periodik yang memiliki simbol H dan nomor
atom 1. Pada suhu dan tekanan standar, hidrogen tidak berwarna, tidak berbau, bersifat
non logam, bervalensi tunggal, dan merupakan gas diatomik yang mudah terbakar.
Hidrogen juga merupakan unsure yang paling melimpah dengan persentase kira-kira 75
% dari total massa unsur alam semesta. Senyawa hydrogen relatif langka dan jarang
dijumpai secara alami di bumi, dan biasanya dihasilkan secara industri dari berbagai
senyawa hidrokarbon seperti metana. Hydrogen juga dapat dihasilkan dari air melalui
proses elektrolisis, namun proses ini mahal daripada produksi hydrogen dari gas alam.

8. Nitrogen (N)

Nitrogen merupakan zat lemas sebagai unsur penting bagi tanaman khususnya dalam
pembentukan atau pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti daun, batang,
dan akar. Semakin tinggi kadar nitrogen dalam larutan tanah maka semakin cepat pula
sintesis karbohidrat yang terjadi.
Tanaman menyerap unsur N dalam bentuk NO3ֿ, NH4+, dan NO2ֿ. Namun ion mana
yang diserap dulu tergantung dari keadaan pH tanah. Pada pH diatas 7, maka ion NH4+
yang lebih cepat diserap. Sedangkan bila kondisi larutan tanah mempunyai pH dibawah
7, maka ion yang cepat diserap adalah NO3ֿ. Hal ini disebabkan karena pada pH diatas
7 (basa) terdapat ion OHֿ sehingga bersaing dengan ion NO3ֿ yang sama-sama memiliki
muatan negatif. Sebaliknya pada pH rendah dengan larutan tanah bersifat
masam banyak terdapat ion H+ yang akan bersaing dengan NH4+ yang samam-sama
memiliki muatan positif, sehingga peluang peluang ion NO3ֿ lebih besar untuk diserap.

Tanaman menyerap unsur N dalam bentuk NO3ֿ, NH4+, dan NO2ֿ. Namun ion mana
yang diserap dulu tergantung dari keadaan pH tanah. Pada pH diatas 7, maka ion NH4+
yang lebih cepat diserap, sedangkan bila kondisi larutan tanah mempunyai pH dibawah
7, maka ion yang cepat diserap adalah NO3ֿ. Hal ini disebabkan karena pada pH diatas
7 (basa) terdapat ion OHֿ sehingga bersaing dengan ion NO3ֿ yang sama-sama memiliki
muatan negatif. Sebaliknya pada pH rendah dengan larutan tanah bersifat
masam banyak terdapat ion H+ yang akan bersaing dengan NH4+ yang sama-sama
memiliki muatan positif, sehingga peluang peluang ion NO3ֿ lebih besar untuk diserap.

Nitrogen dapat dikatakan sebagai salah satu unsur hara yang bermuatan. Selain mutlak
dibutuhkan, ia dengan mudah dapat hilang atau menjadi tidak tersedia bagi tanaman.
Ketidak tersediaan N dari tanah dapat melalui proses pencucian (leaching) NO3ֿ,
denitrifikasi NO3ֿ menjadi N2, volatilisasi NH4+ menjadi NH3+, terfiksasi oleh mineral
atau dikonsumsi oleh mikroorganisme tanah.

Fungsi Nitrogen bagi tanaman adalah :

 Diperlukan untk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman.


 Berperan dalam pembentukan hijau daun yang berguna dalam proses fotosintesa.
 Membentuk protein, lemak, dan berbagai senyawa organik.
 Meningkatkan mutu tanaman penghasil daun-daun.
 Meningkatkan perkembangan mikroorganisme dalam tanah.

Adapun sumber Nitrogen adalah :

 Halilintar dapat menghasilkan zat nitrat, yang dibawa hujan lalu meresap di tanah.
 Sisa-sisa tanaman dan bahan-bahan organis.
 Mikrobia dan bakteri-bakteri.
 Pupuk buatan (Urea, ZA, dan lain-lain).

9. Phospor (P)

Phospor merupakan unsur macro yang dibutuhkan tanaman untuk menyusun


protoplasma dan intisel. Unsur ini oleh tanaman diserap dalam bentuk H2PO4ֿ dan
HPO4ֿ. Fungsi utama dari unsur ini adalah mempercepat pertubuhan akar semia,
mempercepat dan memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi dewasa,
mempercepat pembungaan dan pemasakan biji serta meningkatkan produksi biji.

Adapun pentingnya unsur P bagi tanaman adalah :

 Sebagai senyawa utama untuk membentuk Atp dan ADP, yaitu senyawa yang
dihasilkan pada proses respirasi siklus Krebs. Sehingga tanaman dapat melakukan
segala aktifitasnya.
 Membentuk DNA dan RNA untuk pembentukan intisel.
 Membentuk senyawa Fosfolipid yang berfungsi dalam mengatur keluar masuknya
zat-zat makanan dalam sel.

10. Kalium (K)

Kalium merupakan unsur utama yang dibutuhkan tanaman. Sangat penting peranannya
dalam pembentukan protein dan karbohidrat, mengeraskan jerami dan bagian kayu,
meningkatkan kualitas biji atau buah. Unsur Kalium diserap tanaman dalam bentuk ion
K+. Dalam beberapa sumber dijelaskan, bahwa peranan K yang penting dalam tanaman
diantaranya sebagai elemen penting yang bersifat higroskopis (muddah menyerap dan
menahan air). Unsur K biasanya terdapat pada stomata daun. Dengan sifatnya yang
higroskopis tersebut, Kalium mampu membuat persediaan air yang ada dan dibutuhkan
dalam proses transpirasi, fotosintesis, absorpsi, maupun transportasi unsur hara dalam
tanaman tersebut menjadi optimal.

Sumber-sumber Kalium adalah :

 Beberapa jenis mineral.


 Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis.
 Air irigasi serta larutan dalam tanah.
 Pupuk buatan (KCL, ZK, dan lain-lain)
11. Natrium (Na)

Natrium atau sodium adalah unsure kimia dalam table periodic memiliki symbol Na
dan nomor atom 11. Natrium adalah logam reaktif yang lunak, keperakan, dan seperti
lilin. Termasuk dalam logam alkali yang banyak terdapat dalam senyawa alam. Sangat
reaktif, memiliki api berwarna kuning, beroksidasi dalam udara, dan bereaksi kuat
dengan air sehingga harus disimpan dalam bentuk minyak. Karena sangat reaktif,
natrium hampir tidak ditemukan dalam bentuk unsure murni.

12. Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg)

Unsur Kalsium diambil/diserap tanaman dalam bentuk Ca2+. Memiliki fungsi dalam
tanaman antara lain :

 Merangsang pembentukan bulu-bulu akar.


 Berperan dalam pembuatan protein atau bagian yang aktif dari tanaman.
 Memperkeras batang tanaman dan sekaligus merangsang pembentukan biji.
 Menetralisir asam-asam organic yang dihasilkan pada saat metabolisme.
 Menetralisir senyawa atau keasaman tanah (pada daun dan batang).

Unsur Magnesium diambil/diserap tanaman dalam bentuk Mg2+. Memiliki fungsi


dalam tanaman antara lain :

 Merupakan bagian tanaman dari klorofil.


 Salah satu enzim yang disebut Organic pyrophosphate dan Carboxy peptisida.
 Berperan dalam pembentukan buah.

Sumber-sumber Magnesium adalah :

 Batuan Kapur (Dolomit Limestone) CaCO3MgCO3.


 Garam Epsom (Epsom salt) MgSO4.7H2O.
 Magnesia MgO.
 Kalium Magnesium Sulfat.

12. Alumunium (Al)

Alumunium sebenarnya merupakan unsur beracun bagi tanaman. Walaupun demikian,


tanaman mempunyai daya ketegangan tertentu terhadap alumunium. Dalam keadaan
tertentu tanaman dapat membatasi serapan alumunium, sehingga terhindar dari
keracunan. Tanaman dapat membentuk dinding tebal pada akar rambut dengan ujung
akar yang membengkak menyerupai kail. Kelarutan alumunium sangat dipengaruhi
oleh pH tanah. Dalam keadaan sangat masam (pH<3,5) banyak alumunium menjadi
larut dan dijumpai dalam bentuk kation (Al3+) dan hidroksi Al. Bentuk
Al3+ merupakan bentuk aluminium yang paling dominan pada pH<4.0, sedangkan
bentuk Al(OH)2+ mulai terbentuk pada pH antara 4.0 – 5.0 dan pada pH>5.5 pengaruh
Al bentuk Al3+ sudah dapat diabaikan. Keracunan Al merupakan salah satu faktor
utama yang membatasi pertumbuhan tanaman pada tanah-tanah masam. Pengaruh yang
penting diperhatikan dari Al adalah menghambat pertumbuhan pada genotip yang peka
terhadap Al dengan mempengaruhi pengambillan hara dan air. Terhambatnya
pertumbuhan akar oleh keracunan Al dapat mengurangi kemampuan akar dalam
menyerap hara dan air sehingga dapat menginduksi zat hara dan kepekaan terhadap
kekeringan.

13. Besi (Fe)

Besi merupakan unsur mikro yang diserap dalam bentuk ion feri (Fe3+) ataupun ferro
(Fe2+). Fe dapat diserap dalam bentuk khelat (ikatan logam dengan bahan organik)
sehingga pupuk Fe dibuat dalam bentuk khelat. Khelat Fe yang biasa diigunakan adalah
Fe-EDTA, Fe-DTPA, dan khelat lain. Fe dalam tanaman sekitar 80 % yang terdapat
dalam khloroplas atau sitoplasma. Penyerapan Fe lewat daun dianggap lebih cepat
dibandingkan dengan penyerapan lewat akar, terutama pada tanaman yang mengalami
defisiensi Fe. Dengan demikian pemupukan lewat daun sering diduga lebih ekonomis
dan efisien. Fungsi Fe antara lain sebagai penyusun klorofil, protein, enzim, dan
berperanan dalam perkembangan dalam kloroplas. Fungsi lain Fe ialah sebagai
pelaksana pemindahan elektron dalam proses metabolisme. Proses tersebut misalnya
reduksi N2,redukktase sulfat, reduktase nitrat. Kekurangan Fe menyebabkan
terhambatnya pembentukan klorofil dan akhirnya juga penyusunan protein menjadi
tidak sempurna. Defisiensi Fe menyebabkan kenaikan kadar asam amino pada daun dan
penurunan jumlah ribosom secara drastis. Penurunan kadar pigmen dan protein dapat
disebabkan oleh kekurangan Fe yang pada akhirnya mengakibatkan pengurangan
aktifitas semua enzim.
14. Mangaan

Mangaan diserap dalam bentuk ion Mn2+. Seperti hara mikro lainnya, Mn dianggap
dapat diserap dalam bentuk kompleks khelat dan pemupukan Mn sering disemprotkan
lewat daun. Mn dalam tanaman tidak dapat bergerak atau beralih tempat dari organ
yang satu ke organ lain yang membutuhkan. Mangaan terdapat dalam tanah berbentuk
senyawa oksida, karbonat, dan silikat. Kadar Mn dalam tanah berkisar antara 300
sampai 200 ppm. Bentuk Mn dapat berupa Mn2+ atau mangaan oksida baik bervalensi
dua atau empat. Penggenangan dan pengeringan yang berarti reduksi dan oksidasi pada
tanah berpengaruh terhadap valensi Mn. Mn merupakan penyusun ribososm dan juga
mengaktifkan polymerase sintesis protein dan karbohidrat. Berperan sebagai activator
bagi sejumlah enzim utama dalam siklus Krebs, dibutuhkan dalam sintesis klorofil.

2.2 Hubungan Kimia Tanah dan Kualitas Air Tanah


Karakteristik kualitas air tanah dipengaruhi oleh gerakan ke bawah dari air pada
daerah imbuhan (perkolasi) dan gerakan lateral melalui akuifernya (aliran bawah).
Efektif atau tidaknya proses penjernihan itu dipengaruhi oleh kedalaman tanah diatas
muka air tanah (water table), jenis tanah dan konsentrasi bahan pencemar di dalam air
yang berperkolasi. Jika muka air tanahnya relatif dalam atau tanahnya kurang berpori
proses penjernihan akan lebih bagus, dan imbuhan akuifernya akan terhindar dari
bahan-bahan organik yang bisa menurunkan kualitas air tanah. Namun jika muka air
tanahnya dangkal serta tanahnya berpori, gas-gas terlarut, nitrat, sulfat, senyawa
organik yang terlarut dan garam yang terlarut dapat masuk ke dalam sistem air tanah.
Selain itu, sistem pembuangan limbah padat domestik dan industri yang apabila
tidak dikelola dengan baik dapat juga masuk kedalam sistem air tanah, dimana bahan
kimia dan gas-gas hasil pembusukan dengan konsentrasi tinggi akan hanyut masuk
melalui pori-pori tanah dan akan sampai kedalam lajur freatik sehingga dapat
menurunkan kualitas dan mutu air tanah (tercemar). Air tanah di kawasan pertanian
juga sangat rawan tercemar apabila sisa pestisida (residu) masuk melalui pori-pori tanah
dan meresap sampai ke dalam lajur freatik.
Bukan hanya itu, ketika berperkolasi air tanah juga melarutkan mineral yang
terkandung dalam lapisan tanah dan batuan, sehingga kadar mineral dalam air tanah
menjadi tinggi. Batuan yang mudah terlarut dapat menambahkan mineral terlarut secara
mencolok, khususnya kalsium bikarbonat ( Ca(HCO3)2 ), magnesium bikarbonat (
Mg(HCO3)2 ), kalsium sulfat (CaSO4), magnesium sulfat (MgSO4). Mineral-mineral ini
sesungguhnya tidak berbahaya bagi kesehatan, asalkan tidak melebihi kadar maksimum
yang diperbolehkan seperti yang tertera dalam Permenkes Nomor 416 Tahun 1990
tentang Standar Kualitas Air Bersih dan Air Minum.

2.3 Pemeriksaan Sampel Tanah untuk Pemeriksaan Kualitas Kimia


2.3.1 Prosedur kerja
 Lakukan pengambilan sampel tanah dengan menggunakan auger / bor tangan
dengan kedalaman 15 – 25 cm

 Lakukan pengambilan tanah yang ada pada auger / bor tangan dengan
mengunakan sekop kecil

 Lakukan pelabelan pada kemasan sampel, dengan rincian:

a. Tanggal pengambilan sampel : ………………..

b. Lokasi pengambilan sampel : ………………..

c. Jenis sampel : Padatan / sampah / tanah *)

d. Jenis pemeriksaan : Fisik / kimia / mikrobiologi dan


parasitologi*)

e. Nama petugas : .................... Tanda Tangan :


….................

 Masukan kemasan sampel yang sudah diberi label ke box sampel

2.3.2 Pengambilan Contoh Sampel Tanah

Sampling Time

 Contoh tanah dapat diambil setiap saat, dan langsung dilakukan analisis di
laboratorium.
 Keadaan tanah saat pengambilan contoh tanah sebaiknya pada kondisi
kapasitas lapang (keadaan kelembaban tanah sedang) yaitu keadaan tanah
kira-kira cukup untuk dilakukan pengolahan tanah).
 Pengambilan contoh tanah terkait erat dengan tujuan yang ingin dicapai
dalam suatu kegiatan perencanaan pengelolaan tanah-tanaman.

2.3.3 Frekuensi Pengambilan Contoh


 Secara umum contoh tanah diambil sekali dalam 4 tahun untuk sistem
pertanaman di lapangan.
 Untuk tanah yang digunakan secara intensif untuk budidaya pertanian,
contoh tanah diambil paling sedikit sekali dalam setahun.
 Pada tanah-tanah dengan nilai uji tanah tinggi, contoh tanah disarankan
diambil setiap 5 tahun sekali.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kimia Tanah merupakan sarana untuk mempelajari mengenai beragam ilmu mengenai
kimia tanah. Sehingga pada nantinya mendapatkan bekal pengetahuan dan wawasan
mengenai kimia tanah dalam bidang pertanian, baik itu pengetahuan dan wawasan
mengenai kimia tanah dalam bidang pertanian, baik itu mengenai unsure, fase reaksi, atau
beragam hal yang erat kaitan dengan kimia tanah yang menopang untuk usaha pertanian
kedepannya.
Karakteristik kualitas air tanah dipengaruhi oleh gerakan ke bawah dari air pada daerah
imbuhan (perkolasi) dan gerakan lateral melalui akuifernya (aliran bawah). Efektif atau
tidaknya proses penjernihan itu dipengaruhi oleh kedalaman tanah diatas muka air tanah
(water table), jenis tanah dan konsentrasi bahan pencemar di dalam air yang berperkolasi.
Jika muka air tanahnya relatif dalam atau tanahnya kurang berpori proses penjernihan akan
lebih bagus, dan imbuhan akuifernya akan terhindar dari bahan-bahan organik yang bisa
menurunkan kualitas air tanah. Namun jika muka air tanahnya dangkal serta tanahnya
berpori, gas-gas terlarut, nitrat, sulfat, senyawa organik yang terlarut dan garam yang
terlarut dapat masuk ke dalam sistem air tanah.
Pengambilan sampling pada kimia tanah
 Contoh tanah dapat diambil setiap saat, dan langsung dilakukan analisis di
laboratorium.
 Keadaan tanah saat pengambilan contoh tanah sebaiknya pada kondisi kapasitas
lapang (keadaan kelembaban tanah sedang) yaitu keadaan tanah kira-kira cukup untuk
dilakukan pengolahan tanah).
 Pengambilan contoh tanah terkait erat dengan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu
kegiatan perencanaan pengelolaan tanah-tanaman.
DAFTAR PUSTAKA

 https://ihwatinurcahyani.wordpress.com/2012/04/06/makalah-sifat-kimia-tanah/
 http://lorenskambuaya.blogspot.com/2013/10/kualitas-air-tanah_20.html
 http://repository.uin-suska.ac.id/5314/2/BAB%20I.pdf
 http://riasubakti.blogspot.com/2013/03/laporan-kimia-tanah-bram.html

Anda mungkin juga menyukai