Anda di halaman 1dari 8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definsi Manufaktur

Dalam pengertian sempit, roduksi dipahami sebagai transformasi bahan


mentah menjadi produk oleh serangkaian aplikasi energi, masing-masing yang
mempengaruhi perubahan baik yang didefinisikan dalam karakteristik fisik atau kimia
dari bahan(Dano,1996). Karena definisi ini hanya berlaku untuk memproduksi barang
berwujud (produk) seperti di industri manufaktur dan proses, itu di sebut
manufaktur,sebuah tempat yag menjalakan manufaktur disebut pabrik (workshop).

Pengertian manufaktur adalah konvrensi desain produk menjadi produk jadi,


dan produksi memiliki arti sempit, yaitu tindakan fisik membuat produk (young dan
Mayer, 1984). Jadi manufaktur dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang
saling terkait dan oprasi yang melibatkan desian, pemilihan material, perencanaan,
produksi manufaktur, jaminan mutu, mengelola dan memasarkan produk industri
manufaktur. (pengantar sistem manufaktur hal 3). Manufkatur diakuai serangkaian
kegiatan produktif yaitu:perencanaan,desain, pengadaan, produksi, persediaan,
pemasaran, distribusi, penjualan, dan manajemen.

2.2 Definisi Sistem

Sistem berasal dari bahasa latin (systema) dan bahasa yunani (sustema)
adlah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen atau elemen yang di
hubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi,atau energi untuk
mencapai suatu tujuan(wikipedia). Sistem adalah sekelompok entiti yang berinteraksi
satu sama lain dengan tujuan tertentu. Tujuan dapat berupa kemampuan
bertahan,menyerang, membesarkan diri, bermutasi, dan lainnya. Sistem perlu
dibangun dan di kembangkan, dan oleh karena itu sistem yang baik dapat
menghasilkan tujuan secara terus menerus(pengantar sistem manufaktur 1 PNC).
2.3 Gambaran Sistem

2.4 Komponen Sistem

Sistem mempunyai komponen dasar antara lain:

A. Input atau masukan


B. Proses transformasi
C. Output atau hasil
Sistem mentransformasikan input dengan metoda, prosedur, terkologi,
keterampilan manusia yang didukung oleh sumber daya lain seperti energi dan
bangunan menghasilkan luaran dalam bentuk produk.Umpan balik merupakan
komponen sistem yang dapat memberikan masukan perbaikan baik dari sisi proses
maupun keberterimaan pengguna produk.

2.5 Sistem Manufaktur

Manufacturing adalah rangkaian aktifitas yang saling berkaitan yang dibekukan


untuk dapat merancang dan membuat produk secara efektif dan efesien dengan fungsi
tertentu mengacu pada sistem panduan seperti sistem mutu ISO 9001. Aktifitas
meliputi: Pemasaran, Perancangan prototype, Perencanaan proses dan tool, aktifitas
produk dan pelayanan engineering.

Production adalah rangkaian aktifitas yang saling berkaitan yang dibakukan


untuk dapat membuat produk secara efektif dan efisien, sesuai spesifikasi dan fungsi
mengacu pada panduan seperti sistem mutu ISO 9002. Aktifitas produk meliputi:
Gambar, Penjadwalan, Alat bantu, Proses Manufacturing, Heat Treatment,
Pengecetan, Pelapisan, Pengemasan, Inspection dan test, Instalasi.
2.6 Industri Penghasil Produk
1. Industri Manufactur
Industri yang aktivitasnya dilakukan secara terputus-putus mulai dari
perancangan, perencanaan, proses, pengujian dan instalasi ( bentuknya :
Mass, Batch, Jobshop Productions ).
2. Industri Proses
Industri yang aktifitasnya dilakukan secara terus menerus.
3. Industri Jasa Konsultasi
Industri yan aktivitasnya memberikan solusi analitis dan aplikatif dalam
meningkatkan kinerja industri.

2.7 Optimasi Manufacture melalui Pengembangan Sistem


A. Aktifitas – aktifitas terkait seperti rantai :
1. Input : Permintaan, bahan baku, modal, fasilitas dan teknologi, SDM.
2. Proses : Desain, PPC, Proses, prosedur mutu, QC, optimasi QCD.
3. Produk : Barang, Jasa dan citra yang terus diperbaiki melalui umpan
balik.
B. Manufactur membutuhkan SDM yang Deterministik bukan wait and see.
1. Marketing ( mencari apa dan seperti apa yang dibutuhkan calon
pelanggan yang kita mampu pasok ).
2. Desain berdasarkan kebutuhan ( Market Driven )
3. Prototype dan Produksi
4. Perencanaan Produksi
5. Proses produksi (satu atau beberapa proses manufactur dengan ukuran
QCD
6. Pengendalian mutu
7. Perakitan
8. Instalasi dan engineering service.
C. Produksi membutuhkan SDM yang deterministik, bukan wait and see
dalam merealisasikan sesuatu yang dibutuhkan yang sebelumnya sudah
pernah ada dengan ukuran QCD.
1. Penggambaran detail
2. Perencanaan produksi
3. Pengendalian mutu
4. Perakitan
5. Instalasi
2.8 Level Pengembangan Sistem Manufactur
Kesuksesan industri manufacture sangat tergantung pada pengembangan sistem
manufacturnya menuju sistem yang Zero Defect or Zero Waste

2.9 Parameter Penilaian Sistem Manufacture


Identifikasi ukuran kinerja sistem manufacture :
1. Karakteristik internal yang mampu menghasilkan produk sesuai dengan
harapan pelanggannya “Customer Value”.
2. Kestabilan sistem dalam menghadapi kondisi luar meliputi supplier bahan
baku, pesaing, jalur distribusi, kepercayaan pelanggan dan perubahan.
3. Benefit langsung yang bisa dinikmati masyarakat
2.9.1 Pengembangan Level I
1. Mampu menghasilkan produk dengan baik dan benar sesuai standar,
spesifikasi produk dapat dicapai tetapi sistem manufaktur masih belum
cukup menghasilkan kepuasan pelanggan “Low Customer Value”
2. Produk yang dihasilkan not yet indicated competitive value dan oleh
karenanya perusahaan belum memiliki pelanggan yang loyal. Perubahan
diluar sangat memperngaruhi kestabilan usahanya.
3. Masyarakat membutuhkan pada kondisi terpaksa atau emergency.

2.9.2 Pengembangan Level II


1. Mampu menghasilkan produk dengan baik dan benar sesuai standar dan
memperlihatkan beberapa keunggulan dalam Q, C, D, S atau M.
spesifikasinya produk dapat dicapai dan sistem mampu menghasilkan
kepuasan pelanggan yang cukup.
2. Produk yang dihasilkan menunjukan beberapa keunggulan relatif terhadap
persaingan dan dapat diterima sebagai pilihan alternatif. Perubahan
komdisi diluar mempunyai sedikit efek pada kestabilan usaha dan oleh
karenanya, pada level ini sistem akan mempunyai kemungkinan untuk
berkompetisi diera global.
3. Sebagai alternatif untuk substitusi komponen asli.
2.9.3 Pengembagan Level III
1. Mampu menghasilkan produk dengan baik dan benar sesuai standar dan
memperlihatkan beberapa keunggulan dalam Q, C, D, S atau M serta setiap
orang tergabung dalam usaha perbaikan berkelanjutan ( GKM ). Spesifikasi
produk tidak diragukan dan tentunya mempunyai indeks high customer
value.
2. Produk yang dihasilkan terbukti unggul dan produk – produknya terpilih
sebagai pilihan utama. Supplier, Channel, Customer, menjadi bagian
integral dari perusahaan, pada tingkat ini, sistem manufaktur mempunyai
kekuatan untuk memenangkan kompetisi global.
3. Produk – produknya sebagai pilihan prioritas.
2.9.4 Pengembagan Level IV
1. Mampu menghasilkan produk dengan baik dan benar sesuai standar dan
memperlihatkan beberapa keunggulan dalam Q, C, D, S atau M serta setiap
orang tergabung dalam usaha perbaikan berkelanjutan ( GKM ) dan
menghasilkan disain orisinil. Spesifikasinya produk sangat unggul dan
sistem menghasilkan higher customer value.
2. Produk yang dihasilkan menunjukan superioirtas dan produk tersebut
diminati oleh berbagai pelanggan yang sangat loyal. Supplier, channel,
customer menjadi bagian integral dari perusahaan dan oleh karenanya,
sistem akan mempunyai kemungkinan sangat tinggi untuk memenangkan
kompetisi global.
3. Pelanggan membeli produk tanpa syarat.

Anda mungkin juga menyukai