Anda di halaman 1dari 3

NAMA : DICKY FIRMANSYAH

KELAS : 1 Teknik Mesin A

MATA PELAJARAN : TP&PL

SOAL DAN JAWABAN:


Sebuah sambungan bilah (butt joint). Diameter paku keling (rivet) adalah ¾ inch,
lebar pelat 6 inch dan tebal pelat ½ inch. Tegangan yang diizinkan adalah sebagai
berikut :

Rivet : τ = 18.000 lb/in2 ; σt = 22.000 lb/in2 ; σc = 24.000 lb/in2.

Pelat : τ = 16.000 lb/in2 ; σt = 21.000 lb/in2 ; σc = 22.000 lb/in2

Tentukan : Kekuatan dan Effisiensi dari sambungan.

Untuk menentukan Kekuatan dari sambungan, kita hitung beban P, dimana akan
mengakibatkan sambungan akan gagal , untuk setiap jenis kegagalan (rivet shear,
Bearing, dan plate tearing). Beban yang paling kecil dimana akan mengakibatkan
kegagalan/kerusakan sambungan disebut : Kekuatan dari sambungan .

Untuk sambungan bilah (butt joint), kita hanya menggunakan ½ dari pola
sambungan, jika satu sisi gagal/rusak, maka pelat utama juga akan gagal dan
akibatnya sambungan akan gagal pula.

1. Rivet shear :

P = N (π.d2/4)τall

P = N (π .d2/4)τ = (12 rivet).(3,1416 .(3/4)2/4).18.000 lb/in2 = 95.400 lb.

Kita gunakan 12 rivet, karena salah satu bagian sambungan ada 2 bidang
geser . Jadi pada beban 95.400 lb, sambungan akan patah/gagal karena beban
geser.

2. Kegagalan karena bearing (compression)

Pbearing = N (d.t) σc all = (6 rivets) (3/4”.1/2”).(22.000 lb/in2) = 49.500 lb.


Jadi pada beban 49.500 lb dapat mengakibatkan kerusakan pada sambungan
(pelat) karena adanya compression atau tekanan.

3. Plate tearing (pelat sobek) , pada baris 1

Pbaris1 = (w – n d).t.σall = ( 6” – 1.3/4”).(1/2”).(21.000 lb/in2) = 55.100 lb.

Ini adalah beban dimana pelat akan sobek karena beban tegangan.

Sambungan akan gagal atau patah pada beban terkecil, yaitu pada beban
akibat tekanan /kompresi, 49.500 lb. Di atas nilai ini (49.500 lb), adalah Kekuatan
Sambungan, akan tetapi tetap harus mengecek kerusakan karena plate tearing pada
baris ke 2 atau bahkan baris ke 3 dari sambungan , jika ada beban yang lebih
rendah disana.

3a. Plate tearing pada baris 2

Perbedaan utama antara plate tearing baris 2 dan baris 1 adalah material
pelat pada baris ke 2 tidak menanggung semua beban P. Hal ini terjadi karena
sebagian dari beban sudah ditransfer ke pelat bagian bawah melalui rivet pada
baris 1. Karena ada 6 buah rivet pada bagian kiri dari sambungan, kita asumsikan
bahwa beban terbagi merata ke 6 buah rivet, sehingga 1/6 bagian beban sudah
ditransfer ke bagian atas bilah dan ke bagian kedua dari pelat utama.

Jadi baris ke dua menanggung 5/6 dari beban P, sehingga dapat kita tulis :

(5/6)Pbaris2 = (w – n d)t.σall = (6” – 2 . ¾”).(1/2”).(21.000 lb/in2) = 47.250 lb,


shg,

Pbaris2 = (6/5).47250 lb = 56.700 lb.

Ini adalah beban dimana akan terjadi kegagalan geseran pada baris 2 karena adanya
tension. Hal ini membuktikan bahwa kerusakan akibat tension akan terjadi pada
baris 1 terlebih dahulu dibandingkan pada baris 2.

3b. Plate tearing pada baris 3


Karena ada 3 buah rivet pada baris 1 dan 2, hal ini berarti 3/6 bagian beban di
transfer ke pelat di bawahnya, sehingga rivet pada baris ke 3 hanya menanggung
beban 3/6 nya, sehingga dapat kita hitung :

(3/6)Pbaris3 = (w – nd)t.σall = (6” – 3 . 3/4”).(1/2”).(21.000 lb/in2) = 39.400 lb, shg


,

Pbaris3 = (6/3).39.400 lb = 78.800 lb.

Disini dapat kita lihat bahwa beban yang dapat mengakibatkan kegagalan pada
baris 3 lebih besar daripada baris 1 dan 2.

Setelah kita bandingkan, ternyata beban yang terkecil yang dapat mengakibatkan
kegagalan adalah beban karena tegangan kompresi, 49.500 lb, dan ini adalah
Kekuatan dari Sambungan terakhir, sehingga beban yang lebih besar dapat
digunakan dengan aman.

Anda mungkin juga menyukai