Anda di halaman 1dari 1

1. Keluarga Bagaimana?

Jika yang sudah punya anak, pikirkan kembali apakah keluarga besar
sampai bapak ibu mertua setuju dan dapat memahami perjuangan
sekolah lagi bertahun-tahun. Jika bukan dari kalangan dokter, beri
penjelasan bahwa ini bisa berkali lipat lama dan tantangannya seperti
sekolah dokter umum dulu. Karena terkadang tidak semua dapat
memahami dunia kehidupan dokter spesialis ketika mereka sekolah.
Bahkan jika keluarga besar anda ada yang dokter sekalipun, belum tentu
juga mereka paham "konsekuensi" hidup residen. Tentu saja orang yang
akan paling tahu adalah anda sendiri.

Bagi yang sudah punya keluarga, sampai rumah anak sudah tidur dan
ketika meninggalkan anak di pagi hari, anak belum bangun. Hanya bisa
memberikan ciuman kasih sayang sembari terus berdoa semoga diberi
kekuatan menjalani hari demi hari pendidikan residensi. Bukan hal yang
"sehat" sebenarnya. Kami meninggalkan anak-anak kami untuk menolong
anak-anak orang lain. Bahkan terkadang kami tidak dapat
menyelamatkan anak kami sendiri. Kami memeriksa tumbuh kembang
anak orang lain, tapi mungkin kami lupa memeriksakan anak kami sendiri
sampai mungkin kami sadar ada yang berjalan tidak normal pada anak
kami. Kami bisa mencarikan pasien atau anak orang lain obat ketika
mereka kejang dengan berlarian tapi mungkin kami tidak bisa melakukan
hal itu sendiri ketika anak kami yang kejang karena kami tidak disana,
tidak berada di samping mereka. Kami bisa menganjurkan para ibu hamil
menjaga bayinya agar lahir normal dan sehat tapi mungkin kami para
residen yang sedang hamil tidak dapat melakukan itu pada bayi-bayi
kami, kami masih bersentuhan dengan pasien-pasien infeksius yang
tanpa sadar mungkin membahayakan bayi kami. Kami bisa melakukan
apapun untuk yang terbaik ketika pasien sakit tapi kadang kami lupa
ketika kami sakit, kami tetap harus ada untuk mereka.

Kami mungkin menjadi anak-anak yang tidak bisa menujukkan bakti kami
ke keluarga ketika kami menjalani dunia residensi ini. Kami mungkin
tidak punya banyak waktu bersama seperti sebelum kami belajar.
Mungkin juga kami tidak dapat menemani saat-saat genting orang tua
kami, kami dapat menyelamatkan orang tua serangan jantung atau
stroke tapi mungkin kami tidak bisa hadir dengan cepat di saat itu terjadi
pada orang-orang yang kami cintai . Untuk itu, kami minta maaf karena
banyak hal yang mungkin berubah dari kami karena berada di dunia
residensi. Kami juga minta maaf mungkin kami tidak langsung menjadi
anak durhaka, mantu atau mertua yang terlihat tidak
becus. Bagaimanapun keluarga adalah tempat kami kembali, tempat yang
selalu menguatkan kami karena untuk keluargalah kami menjalani semua
ini.

Anda mungkin juga menyukai