BAB II Ske 1 Blok 11
BAB II Ske 1 Blok 11
PEMBAHASAN
SKENARIO 3
Seorang anak laki – laki berusia 5 tahun bernama Andi diantar oleh ibunya
ke Puskesmas dengan keluhan badan panas sejak tiga hari yang lalu. Suhu
badan subfebris dan sudah diberikan penurun panas (Paracetamol sirup)
oleh ibunya. Pasien juga mengatakan muncul bintil – bintil kemerahan dan
beberapa diantaranya berisi cairan bening pada kedua telapak tangan dan
kaki sejak sehari sebelumnya, jumlahnya makin bertambah dan terkadang
gatal. Kemunculan bintil dibagian tubuh yang lainnya disangkal. Selain itu,
pasien juga mengalami faringitis dan pilek sejak sehari sebelumnya. Nafsu
makan menurun karena sariawan yang muncul dua hari sebelumnya. Pasien
tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya. Pasien dikatakan
sudah pernah menderita cacar air sebelumnya. Tidak ada anggota keluarga
yang menderita keluhan serupa. Dikatakan tetangga pasien ada yang
mengalami keluhan yang sama seminggu sebelumnya. Kelenjar Getah
Bening (KGB) kiri dan kanan teraba, kenyal dan sakit. Di pemeriksaan intra
oral tampak makula, ulser multiple dengan ukuran 2 mm ditemukan pada
palatum durum, mukosa bukal, lidah, uvula, tonsil yang terasa nyeri.
1. Amira : uvula
- afsyah : suatu tonjolon yang menggentung
- hajri : jaringan yang menggantung di belakang
- bibah : terdiri atas membran mukosa
- mitha : biasa disebut dengan anak lidah yang berfungsi menjaga
kelembaban
- tika : dapat memanjang dan memendek
- vanya : dilapisi membran mukosa yang menghasilkan lendir
2. Tika : tonsil
- sabrini
- afi : massa jaringan limfoid
- mitha : organ kecil dibelakang tenggorokan
- hajri : dapat disebut amandel
3. Intan : makula
- andi : lesi sama rata dan datar
- afsyah : kelainan kulit yang ditandai dengan perubahan warna
- hajri : berbatas tegas
- mitha : suatu daerah yang berbatas tegas dan uk. 1 cm
- bibah : berpigmen berasal dari darah (peteche)
4. Dani : faringitis
- intan : peradangan yang yang berada pada tenggorokan
- amira : menyebabkan yang tidak nyman dan terbagi : akut dan
kronis
- afsyah : tenggorokan terasa gatal dan kesulitan dan menelan
makanan
- tika : iritasi tenggorokan
- bibah : dapat disebabkan oleh bakteri (streptococcus) dan virus
1. Sugeng : kenapa bintil muncul pada telapak tangan dan kaki saja ?
2. Vanya : apakah ada hub riwayat sakit yang lama dengan penyakit
yang sekarang ?
3. Dani : apakah kasus pd sk harus didahului oleh sariawan ?
4. Amira : komplikasi yang dapat terjadi
5. Intan : apa pemeriksaan yang dapat dilakukan pada sk ?
6. Bibah : fakto predisposisi pada kasus sk ?
7. Mitha : gambaran klinis pada kasus sk ?
8. Afysah : patogenesis pd kasus sk ?
9. Tika : bagaimna cara penularan pada sk ?
10. Mitha : bagaimana prognosis pada kasus sk ?
11. Sabrini : pencegahan dari flu negara singa ?
12. Hajri : apa diagnosis dan diagnosis banding yang tepat pada kasus
yang tepat ?
13. Tika : pengobatan dari kasus sk ?
STEP 3 BRAINSTORMING
1. Sugeng : kenapa bintil2 muncul pada telapak tangan dan kaki saja ?
- mitha : karena hand foot mouth disease tertular pada bagian itu
2. Vanya : apakah ada hub riwayat sakit yang lama dengan penyakit
yang sekarang ?
- amira : yang disebabkan virus herpes yang tertidur di ganglion, pas
tertular virusnya ikut terbangun
- sugeng : apabila sesorang pernah terkena infeksi virus... yang
mengakbitkan sistem imun pada ( genus nya sama)
12. Hajri : apa diagnosis dan diagnosis banding yang tepat pada kasus
yang tepat ?
- intan : flu singapura dengan nama lain Hand – Foot and mouth
disease
Diagnosa banding : enamtema pada hepangia
- vanya : herpes primer
Hal ini meliputi keluhan utama dan anamnesis lanjutan. Keluhan utama
adalah keluhan yang membuat seseorang datang ke tempat pelayanan
kesehatan untuk mencari pertolongan. Keluhan utama ini sebaiknya tidak
lebih dari satu keluhan. (Redhono, 2013)
A. Lokasi Sakit
1. Pemeriksaan serologis
Pemeriksaan serologis jarang dilakukan karena tidak dapat
menunjukkan serotipe yang spesifik dari enterovirus. Standar kriteria
untuk mendiagnosis infeksi enterovirus adalah dengan isolasi virus.
Virus dapat diisolasi dan didentifikasi melalui kultur dan teknik
immunoassay dari lesi kulit, lesi mukosa atau bahan feses. Spesimen
oral memiliki angka isolasi tertingggi. Pada penderita dengan
kelainan kulit berupa vesikel, swab dari vesikel merupakan bahan
yang baik. Pada penderita tanpa vesikel, dapat diambil swab dari
rektum. Untuk isolasi virus, pengumpulan 2 swab dianjurkan yaitu
dari tenggorok dan yang lain dapat dari vesikel atau rectum
2. Pemeriksaan histopatologi
Pemeriksaan histopatologi biasanya tidak diperlukan karena
pada kebanyakan infeksi enterovirus memberikan gambaran
nonspesifik. Pada pemeriksaan histopatologis terdapat gambaran
degenerasi retikuler pada epidermis yang menghasilkan
terbentuknya celah intraepidermal diisi oleh neutrofil, sel
mononuklear dan bahan eosinofilik protein. Vesikel ini memiliki
atap yang nekrotik dengan diskeratosis dan akantolisis. Pada lapisan
dermis bagian atas nampak edem dan terdapat infiltrat sel campuran
perivaskuler. Tidak ditemukan viral inclusion atau multinucleated
giant cell. Pada pemeriksaan Tzanck smear dapat ditemukan sel
dengan syncytial nuclei.
GAMBARAN KLINIS:
Gambaran klinis HFMD terjadi hampir 100% pada anak-
anak usia prasekolah yang terinfeksi namun hanya 11% individu
dewasa yang terinfeksi memiliki kelainan kulit. Setelah fase inkubasi
3 hingga 6 hari, penderita dapat mengeluh panas badan yang
biasanya tidak terlalu tinggi (38 hingga 39 C) malaise, nyeri perut,
dan gejala traktus respiratorius bagian atas seperti batuk dan nyeri
tenggorok. Dapat dijumpai pula adanya limfadenopati leher dan
submandibula. Eksantema biasanya nampak 1 hingga 2 hari setelah
onset demam, tetapi bisa bervariasi tergantung serotipe yang terlibat.
(Andriyani,2010)
PENYEBARAN:
Scott LA, Stone MS. Viral Exanthems. Dermatology Online Journal 2003;
9(3): 4
Andriyani, C., Heriwati, D. I., & Sawitri. (2010). Penyakit Tangan , Kaki
dan Mulut. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin, 22(2), 143–150.