Anda di halaman 1dari 25

i

ALUR PELAYANAN PASIEN TB RAWAT JALAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSU AL – FATAH 001/01.T/TB/III/2018 1 1/1
AMBON

TanggalTerbit Ditetapkan Oleh :

27 Desember 2018
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

NIK : 004015001

Merupakan alur pelayanan kepada pasien TB yang melakukan kunjungan rawat


Pengertian
jalan di RSU AL-Fatah
Dikertahui urutan kegiatan ketika paien memperoleh pelayanan rawat jalan di
Tujuan
RSU AL-Fatah sejak pasien TB datang sampai dengan pasien TB pulang.
1. Pasien TB dilayani melalui klinik rawat jalan maupun ruang rawat inap
2. OAT program diberikan oleh petugas Dots
Kebijakan 3. Dokumentasi pencatatan data pengobatan pasien adalah oleh pelaksana perawat
di unit pelayanan terkait, dimana pasien TB mndapat pasien OAT

1. Setiap pasien TB yang akan memperoleh pelayaan rawat jalan di RSU AL-
Fatah wajib melakukan pendaftaran di loket pendaftaran rawat jalan, dengan
prosedur sebagaimana di tetapkan
2. Setelah mendaftar pasien dipersilahkan menuju Poli Umum/Poli Penyakit
Dalam
3. Pelaksanaan pelayanan di poli Poli Umum/Poli Penyakit Dalam melakukan
penjaringan suspek
Prosedur 4. Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter pasien disarankan pemeriksaan dahak S
– P, radiologi TCM (Tes Cepat Mulekul) selanjutnya dilakukan Foto Rongten,
5. Prosedur penegakkan diagnosis dan penetapan klasifikasi serta tipe pasien, oleh
dokter Umum/Spesilis Dalam perawatan pasien tersebut
6. apabila kemudian pasien ditegakkan diagnosis TB dilakukan prosedur
pengobatan pasien dapat OAT melalui Petugas Dots RSU AL-Fatah
7. pasien diberikan kartu control/pengambilan obat OAT
8. pasien pulang dan di anjurkan control secara teratur
Unit Terkait Poli Spesialis Dalam, Poli Umum, Labortorium, Radiologi

1
ALUR PASIEN TUBERKULOSIS DI INSTALASI RAWAT JALAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


0 1/1
RSU AL – FATAH 002/01.T/TB/XII2017
AMBON
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
27 Desember 2017
Standar Prosedur
Operational

NIK : 004015001

PENGERTIAN Suatu alur penatalaksanaan pasien atau suspek pasien tuberkulosis yang datang
melalui Instalasi Rawat Jalan.
TUJUAN Urutan kegiatan sejak pasien datang hingga pulang untuk memperoleh pelayanan
rawat jalan di RSU Al-Fatah

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Nomor :23 /RS.Alf/S.Kep.Dir/XII/2018


Tentang Pelayanan TB di RSU AL-FATAH AMBON
PROSEDUR A. Untuk Pasien TB Paru Baru
1. Setiap pasien yang dicurigai menderita Tuberkulosis Dalam harus diberi
masker untuk dipakai mulai saat pendaftaran, selama menjalani pemeriksaan
sampai mendapatkan diagnosis.
2. Masker harus selalu dipakai sampai terbukti bahwa pasien yang bersangkutan
tidak menderita Tuberkulosis Paru.
3. Pasien yang dicurigai menderita Tuberkulosis Paru harus ditempatkan
terpisah dari kelompok pasien lain dan mendapatkan prioritas untuk diperiksa
terlebih dahulu.
4. Pasien yang oleh dokter didiagnosis Tuberkulosis Paru bila keadaan umum
nya baik maka akan dikirim ke poliklinik Dalam untuk mendapatkan terapi
Tuberkulosis, penyuluhan serta pencatatan.
B. Untuk Pasien TB Paru lama atau kontrol
1. Pasien yang telah memulai pengobatan TB Paru di Poliklinik paru
melanjutkan pengobatan seterusnya langsung di Poliklinik Dalam.
2. Verifikasi administrasi, pengambilan status dilakukan oleh petugas.
3. Pasien kontrol yang telah mendapatkan terapi dan follow up di Poliklinik
Dalam dan tidak dikonsulkan ke Poliklinik lain diperbolehkan langsung
pulang.

2
C. Untuk Pasien TB Ekstraparu
1. Pasien yang telah didiagnosis oleh dokter sebagai Tuberkulosis Ekstraparu
selanjutnya akan dikirim ke Poliklinik Dalam untuk mendapatkan terapi
tuberkulosis, penyuluhan serta pencatatan.
2. Pasien TB Ekstraparu yang telah mendapatkan pengobatan di Poliklinik
Dalam melakukan follow up di Bagian yang merujuk atau di Poliklinik
Dalam.
3. Pasien TB Ekstraparu yang telah mendapatkan follow up di poliklinik asal
akan mengambil obat di Poliklinik Dalam dan jika tidak dikonsulkan ke
Bagian lain diperbolehkan pulang.
UNIT Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan
TERKAIT

3
PENJARINGAN SUSPEK PASIEN TB
DAN PENEGAKAN DIAGNOSIS TB

No. Dokumen No. Revisi Halaman


003/01.T/TB/III/2018 0 1/1
RSU AL – FATAH
AMBON
TanggalTerbit Ditetapkan Oleh :

27 Desember 2018
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

NIK : 004015001

Merupakan upaya untuk menjaring pasien-pasien yang dicurigai menderita TB


Pengertian
(suspek pasien TB) di RSU Al-Fatah yang dilakukan secara promotive case finding
Sebagai tujuan tatalaksana menjaring pasien dicurigai menderita TB (suspek pasien
Tujuan
TB)
Bahwa seluruh pelaksanaan pelayanan di tiap unit pelayanan di di RSU Al-Fatah
Kebijakan mempunyai kewajiban untuk menjaring pasien- pasien yang memiliki gejala
penderita TB ( suspek pasien TB )
1. Pasien dengan gejala sebagaimana dibawah ini harus di anggap sebagai seorang
suspek TB
a. Batuk terus menerus > 2 minggu
b. Batuk berdahak, kadang bisa disertai darah
c. Dapat disertai : demam, meriang > 1 bulan, nafsu makan menurun, berat
badan menurun, malaise dan berkeringat malam
d. Pasien dengan gejala TB ekstra paru (sesuai orang yang disertai :
pembesaran kelenjar limfa, gibus, skrufuloderma dll)
2. Pelaksana pelayanan kesehatan (staf medis dokter/ staf perawat), apabila
menemukan pasien dengan gejala sebagaimana dengan tersebut di atas :
a. Di klinik- klinik rawat jalan :
Prosedur  Catat data identitas suspek pasien TB pada form TB – 06 di kolom 1-6
 Buatkan lembaran pemeriksaan dahak S-P-S
 Form TB 05 penegakan diagnosis
 Buatkan lembar permintaan pemeriksaan penunjang lainnya ,sesuai
indikasi foto thorak
 Dilakukan konseling dan eduksi
 Pentingnya dilakukan pemeriksaan 3 kali pemeriksaan dahak dan cara
mengeluarkan dahak yang benar
 Dan pasien dipersilahkan ke laboratorium / radiologi
 Setelah diperoleh hasil pemeriksaan dahak S-P-S, maka hasil
pemeriksaan dahak di catat pada form TB 06 kolom 8-14

4
 Melengkapi pencatatan RM pasien
 Apabila pasien terdiaknosis sebagai pasien tuberculosis maka diberikan
penanganan selanjutnya

Unit
Poli Umum, Poli Spesialis Dalam. Laborat dan Radiologi
terkait

5
PERAWATAN PASIEN TB DAN SUSPEK TB DI INSTALASI
GAWAT DARURAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSU AL – FATAH 0
AMBON 005/01.T/TB/III/2018

Standar Prosedur Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :


Operational
27 Maret 2018

NIK : 004015001

PENGERTIAN Tata laksana perawatan pasien dengan TB dan atau suspek TB yang datang
melalui Instalasi Gawat Darurat (IGD).

TUJUAN Sebagai acuan penatalaksanaan pasien TB dan atau suspek TB selama


mendapatkan perawatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD).

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Nomor :25 /RS.Alf/S.Kep.Dir/XII/2018


Tentang Pelayanan TB di RSU AL-FATAH AMBON
PROSEDUR 1. Petugas memberikan dan memasang masker kepada pasien terduga TB,
yang harus selalu dipakai selama menjalani pemeriksaan sampai terbukti
bahwa pasien yang bersangkutan tidak menderita TB.
2. Untuk pasien terdiagnosis TB yang datang melalui Instalasi Gawat
Darurat, petugas juga harus memberikan dan memasang masker kepada
pasien.
3. Petugas menempatkan pasien di sisi ruang IGD yang terpisah dan tidak
banyak orang di area tersebut.
UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan

6
ALUR PASIEN TUBERKULOSIS MDR (TB MDR) DI INSTALASI
RAWAT JALAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSU AL – FATAH 1 1/1
AMBON 001/01.T/TB/III/2018

Standar Prosedur Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :


Operational
27 Maret 2018

NIK : 004015001

PENGERTIAN Suatu alur penatalaksanaan pasien atau suspek pasien tuberkulosis MDR
yang datang melalui Instalasi Rawat Jalan.

TUJUAN Urutan kegiatan sejak pasien datang hingga pulang untuk memperoleh
pelayanan rawat jalan di RSU Al-Fatah.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Nomor : 34 /RS.Alf/S.Kep.Dir/XII/2018


Tentang Pelayanan TB di RSU AL-FATAH AMBON
PROSEDUR A. Untuk Pasien TB MDR baru
- Setiap pasien yang dicurigai menderita TB MDR harus diberi
masker untuk dipakai mulai saat pendaftaran, selama menjalani
pemeriksaan sampai mendapatkan diagnosis.
- Pasien yang dicurigai menderita TB MDR harus ditempatkan
terpisah dari pasien lain dan mendapatkan prioritas untuk diperiksa
terlebih dahulu.
- Dokter atau petugas lainnya yang menangani pasien atau suspek
Tuberkulosis MDR wajib menggunakan masker setiap kali
berinteraksi dengan pasien.
B. Pasien yang oleh dokter didiagnosis TB MDR baik rawat inap maupun
rawat jalan akan dirujuk ke RS yang telah mempunyai Poliklinik TB
MDR.
UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan

7
PROSEDUR BERSAMA POLIKLINIK PARU-TIM VCT UNTUK
PENATALAKSANAAN PASIEN TB DAN HIV

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSU AL – FATAH 0
AMBON 001/01.T/TB/III/2018
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
27 Maret 2018
Standar Prosedur
Operational

NIK : 004015001

Pengertian Pelayanan pasien koinfeksi TB dan HIV/AIDS (ODHA) secara bersamaan oleh
poliklinik paru dan tim VCT.
TUJUAN Memberikan pelayanan kepada pasien koinfeksi TB dan HIV/AIDS (ODHA) secara
terpadu, proporsional dan menyeluruh.

Kebijakan Surat Keputusan Direktur Nomor :23 /RS.Alf/S.Kep.Dir/XII/2018


Tentang Pelayanan TB di RSU AL-FATAH AMBON

Prosedur 1. Pasien TB yang dirawat


a. Pasien TB yang berada di poliklinik rawat jalan maupun bangsal rawat inap, apabila
ditemukan salah satu atau lebih indikasi terinfeksi HIV/AIDS :
(1) MDR-TB
(2) Hasil terapi dengan OAT tidak memuaskan
(3) Perilaku berisiko tertular HIV/AIDS dibuatkan surat konsultasi
kepada tim VCT
b. Tim VCT melakukan pemeriksaan terhadap pasien yang dikonsulkan oleh poliklinik
paru atau dokter spesialis.
- Apabila pasien sero positif/positif HIV, selanjutnya dilakukan
rawat bersama antara poliklinik paru dengan tim VCT, dan masuk
pencatatan, pelaporan bersama poliklinik paru-tim VCT.
- Apabila pasien sero(-)/negatif HIV, selanjutnya pasien
dikembalikan kepada poliklinik paru untuk penatalaksanaan.
2. Pasien ODHA yang dirawat tim VCT
a. Pasien ODHA yang dirawat oleh tim VCT di poliklinik rawat jalan maupun bangsal
rawat inap, apabila ditemukan salah satu atau lebih indikasi terinfeksi TB :
(1) Batuk lebih dari 3 minggu
(2) Batuk darah
(3) Pembesaran kelenjar getah bening

8
(4) Gambaran radiologi thorax mendukung
(5) Gambaran TB ekstraparu
Maka pasien dibuatkan surat konsultasi kepada poliklinik paru atau dokter spesialis paru.
b. Poliklinik paru atau dokter spesialis paru melakukan pemeriksaan terhadap pasien yang
dikonsulkan oleh tim VCT :
- Apabila pasien positif TB, selanjutnya dilakukan rawat bersama
antara tim VCT dan poliklinik paru, dan masuk dalam registrasi
pencatatan, pelaporan bersama tim VCT-poliklinik paru
- Apabila pasien negatif TB, selanjutnya pasien dikembalikan
kepada tim VCT untuk penatalaksanaan HIV/AIDS

UNIT Poliklinik Paru, Tim VCT, Seluruh bidang terkait


TERKAIT

9
DIAGNOSIS TB PADA ANAK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSU AL – FATAH
AMBON 001/01.T/TB/III/2018
Standar Prosedur Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
Operational
15 Maret 2018

NIK : 004015001

PENGERTIAN Prosedur penegakan diagnosis TB pada anak.

TUJUAN Sebagai acuan tata laksana penegakan diagnosis TB pada anak (usia kurang
dari 14 tahun).

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Nomor :23 /RS.Alf/S.Kep.Dir/XII/2018


Tentang Pelayanan TB di RSU AL-FATAH AMBON
PROSEDUR 1. Lakukan pemeriksaan mikrobiologi (BTA/Tes Cepat Molekuler) pada
anak yang telah dapat mengeluarkan dahak.
2. Jika hasil pemeriksaan mikrobiologi (BTA/TCM) negatif atau spesimen
tidak dapat diambil, lakukan pemeriksaan uji tuberkulin dan foto thoraks,
hitung skor total menggunakan sistem skoring TB pada anak:
a. Jika skor total > 6 (skor maksimal 13), diagnosis TB dan diobati
dengan OAT
b. Jika skor total < 6, dengan uji tuberkulin positif atau ada kontak erat,
diagnosis TB dan diobati dengan OAT
c. Jika skor total < 6, dan uji tuberkulin negatif atau tidak ada kontak
erat, observasi gejala selama 2-4 minggu, bila menetap, evaluasi
ulang kemungkinan diagnosis TB

Skoring TB pada Anak


Parameter 0 1 2 3
Kontak TB Tidak jelas - Laporan BTA (+)
keluarga BTA

(-)/ tidak jelas/


tidak tahu

10
Uji Tuberkulin negatif - - Positif (≥10cm
(Mantoux) atau ≥5cm pada
immune-
compromised)

Berat badan/gizi - BB/TB <90% Klinis gizi -


atau BB/U 80% buruk atau
BB/TB <70%
atau BB/U
<60%

Demam yang tidak - >2minggu - -


diketahui penyebabnya

Batuk kronik - ≥3minggu - -

Pembesaran kelenjar - ≥1cm lebih dari - -


limfe kolli/aksila/ 1 KGB, tidak
inguinal nyeri

Pembengkakan - Ada - -
tulang/sendi panggul, pembengkakan
lutut, falang

Foto thorax Normal/ Gambaran - -


kelainan tidak sugestif TB
jelas

Skor total (Maksimal 13)

Alur Diagnosis TB pada Anak

11
UNIT TERKAIT Laboratorium, Radiologi, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, Rekam
Medis, seluruh bidang terkait

12
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI PASIEN
TUBERKULOSIS DI INSTALASI RAWAT INAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSU AL – FATAH 1
AMBON 001/01.T/TB/III/2018
Standar Prosedur Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
Operational
27 Maret 2018

NIK : 004015001

PENGERTIAN Suatu alur penatalaksanaan pasien atau suspek pasien tuberkulosis yang
dirawat di ruang perawatan.
TUJUAN Sebagai acuan penatalaksanaan pasien TB dan atau suspek TB selama
dirawat di ruang perawatan.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Nomor :23 /RS.Alf/S.Kep.Dir/XII/2018


Tentang Pelayanan TB di RSU AL-FATAH AMBON
PROSEDUR 1. Pasien yang oleh dokter didiagnosis Tuberkulosis paru dan memerlukan
perawatan harus dirawat di ruang perawatan isolasi khusus
Tuberkulosis.
2. Selama menjalani perawatan pasien wajib menggunakan masker.
3. Petugas medis dan paramedis wajib menggunakan masker setiap kali
memasuki ruang rawat isolasi Tuberkulosis.
4. Pasien yang dirawat di ruang isolasi tidak diperkenankan ditunggui oleh
keluarga atau pihak lain kecuali atas ijin dokter penanggung jawab
pasien.
5. Pintu ruang rawat isolasi harus selalu tertutup dan kuncinya dipegang
oleh petugas.
UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan

13
PROSEDUR JEJARING INTERNAL PELAYANAN PASIEN TB

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSU AL – FATAH
AMBON 001/01.T/TB/IV/2018
Standar Prosedur Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
Operational

27 April 2018

NIK : 004015001

PENGERTIAN Jejaring kerja antar semua unit yang terkait dalam menangani pasien TB di
rumah sakit.
TUJUAN Setiap pasien TB mendapatkan kemudahan akses pelayanan dengan strategi
DOTS yang berkualitas.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Nomor :23 /RS.Alf/S.Kep.Dir/XII/2018


Tentang Pelayanan TB di RSU AL-FATAH AMBON
Di Instalasi Rawat Jalan :
1. Pasien terduga TB dikirimkan untuk menjalani pemeriksaan penunjang
di lab maupun radiologi.
2. Bila pasien menjalani pemeriksaan dahak mikroskopis, maka kirimkan
pengantar lab beserta form TB 05.
3. Form TB 05 dikembalikan ke poliklinik paru dengan hasil pemeriksaan
dahak ditulis pada bagian bawah.
4. Diagnosis dan klasifikasi dilakukan oleh dokter poliklinik paru.
5. Bila diagnosis TB telah ditegakkan, maka pasien yang telah
memutuskan berobat di RS dibuatkan kartu TB 01 dan TB 02,
kesepakatan penunjukan PMO, diberi penyuluhan dan tata cara
pengambilan obat.
6. Bila diagnosis TB ditegakkan di poliklinik lain, maka dikirimkan ke
Poliklinik Paru untuk menjalani pengobatan.
Di Instalasi Rawat Inap :
1. Pasien terduga TB ditempatkan di ruang Isolasi.
2. Bagi pasien baru didiagnosis TB pasca rawat inap yang memutuskan
untuk melanjutkan pengobatan TB di RS, kartu TB 01 dan TB 02 akan
dibuatkan saat kontrol ke poliklinik untuk pertama kali.

14
Di IGD :
1. Pasien terduga TB / dalam pengobatan TB yang datang dengan
kegawatan akan ditangani dan dianjurkan di rawat inap.
2. Pasien terduga TB tanpa kegawatan dianjurkan untuk kontrol ke
Poliklinik Paru.
Di Instalasi penunjang, laboratorium, mikrobiologi :
1. Menerima rujukan untuk pemeriksaan mikroskopis dahak untuk
diagnosis maupun pemantauan hasil dengan surat pengantar TB 05, dan
mencatatnya didalam TB 04. Hasil Pemeriksaan laboratorium dahak
ditulis pada bagian bawah lembar TB 05 dan dikembalikan ke unit yang
mengirim.
2. Instalasi radiologi berfungsi bila diperlukan pemeriksaan penunjang
radiologi hasil dikembalikan kepada unit yang mengirim.

UNIT TERKAIT Seluruh bidang terkait

15
PENGUMPULAN DAN PEMERIKSAAN SPUTUM PASIEN/SUSPEK
TB PARU

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSU AL – FATAH
AMBON 001/01.T/TB/V/2018
Standar Prosedur Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
Operational
12 Mei 2018

NIK : 004015001

PENGERTIAN Suatu prosedur yang sangat diperlukan dalam proses penegakan diagnosis
TB.
TUJUAN Sebagai acuan untuk mendapatkan sputum yang berkualitas baik untuk
dilakukan pemeriksaan mikroskopis.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Nomor :23 /RS.Alf/S.Kep.Dir/XII/2018


Tentang Pelayanan TB di RSU AL-FATAH AMBON

PROSEDUR Cara kerja :


1. Persiapan pasien
a. Beritahu pasien tentang pentingnya mendapat dahak yang berkualitas
untuk menentukan penyakitnya.
b. Anjurkan pasien untuk berdahak dalam keadaan perut kosong dan
membersihkan rongga mulut dengan berkumur dengan air bersih.
c. Dahak adalah bahan infeksius anjurkan pasien untuk berhati-hati saat
berdahak dan mencuci tangan dengan sabun setelah selesai.
2. Persiapan alat
a. Siapkan pot dahak steril diameter minimal 5 cm, tutup berulir.
b. Beri identitas pada badan pot dahak. Tempelkan identitas pasien dan
tambahkan tulisan sewaktu, pagi bangun tidur, dan sewaktu untuk
yang pemeriksaan SPS. Sedangkan untuk TB MDR ditulis sewaktu
dan pagi bangun tidur. Stiker atau tulisan ditempelkan pada badan pot
dan jangan pada tutup pot.
c. Dahak sewaktu dikumpulkan pada waktu pasien datang pertama kali,
kemudian pasien diberikan pot untuk dibawa pulang menampung
dahak pagi. Pengambilan dahak untuk diagnosis TB adalah 3 kali (S-
P-S/Sewaktu-Pagi-Sewaktu), sedangkan untuk TB MDR 2 kali (S-
P/Sewaktu-Pagi).

16
d. Tulis identitas pasien dan tanggal pengambilan dahak pada formulir
TB 05/TB 05 MDR.
e. Cara pengeluaran dahak yang baik :
 Kumur-kumur dengan air bersih sebelum mengeluarkan
dahak.
 Bila memakai gigi palsu, lepaskan sebelum berkumur.
 Tarik nafas dalam (2-3 kali).
 Buka tutup pot dekatkan ke mulut, berdahak dengan kuat dan
ludahkan ke dalam pot dahak.
 Tutup pot yang berisi dahak dengan rapat.
 Cuci tangan dengan air dan sabun antiseptik.
 Apabila pasien didampingi oleh petugas saat berdahak agar
diperhatikan arah mata angin agar tidak mengarah ke petugas.
 Apabila ternyata dahak tidak memenuhi syarat (air liur atau
volumenya kurang) pasien harus diminta berdahak lagi.
f. Cara menilai kualitas dahak secara makrokopis :
 Lakukan penilaian terhadap dahak pasien tanpa membuka
tutup pot melalui dinding pot yang transparan.
 Hal-hal yang harus diamati adalah volume 3-5 ml, dahak
kental berwarna hijau kekuningan (mukopurulen).
 Setelah pemeriksaan kualitas dahak petugas harus mencuci
tangan pada air bersih dan sabun.
g. Semua pasien (dewasa, remaja, anak yang dapat mengeluarkan
dahak) yang diduga menderita TB paru harus menjalani pemeriksaan
dahak mikroskopis minimal 2 dan sebaiknya 3 kali. Salah satu
spesimen yang diambil harus berasal dari dahak pagi hari.
 Sewaktu pertama : Dahak dikumpulkan pada saat suspek TB
datang berkunjung pertama kali. Pada saat pulang, suspek
membawa sebuah pot dahak untuk mengumpulkan dahak
pagi pada hari kedua.
 Pagi : Dahak dikumpulkan di rumah pada pagi hari kedua,
segera setelah bangun tidur. Pot dahak dibawa dan diserahkan
sendiri kepada petugas laboratorium.
 Sewaktu kedua : Dahak dikumpulkan di Laboratorium pada
hari kedua, saat menyerahkan dahak pagi.

UNIT TERKAIT Seluruh unit pelayanan yang terkait

17
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

PENGOBATAN PASIEN TB

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSU AL – FATAH
001/01.T/VCT/III2017 0 1/1
AMBON
TanggalTerbit Ditetapkan Oleh :

27 Desember 2017
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

NIK : 004015001

Tata cara memberikan pengobatan penderita TB Paru sesuai tata laksana


Pengertian
pengobatan TB Nasional
Untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan,
Tujuan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman
terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
Surat Keputusan Direktur Nomor :23 /RS.Alf/S.Kep.Dir/XII/2018
Kebijakan
Tentang Pelayanan TB di RSU AL-FATAH AMBON
Persiapan Alat :
1. Register TB 05
2. Register TB 06
3. Form TB 01
4. Form TB 02
5. Form TB 03
6. Obat OAT
Persiapan pasien : berikan penjelasan tentang tindakan yang akan
dilaksanakan pada pasien
Prosedur :
- Pasien yang telah diperiksa dahaknya dipersiapkan masuk ke ruang BP
Prosedur - Pasien diberi penjelasan sesuai dengan hasil pemeriksaan dahak di TB
05
- Untuk pasien dengan hasil BTA positif diberikan pengobatan dengan
OAT kategori I, dan untuk pasien dengan BTA negative dan rontgen
mendukung diberikan pengobatan denagn kategri III sesuai berat badan
pasien

Dengan dosis pemberian sesuai tabel sebagai berikut :

Pemberian obat TB sesuai BB pasien


Berat Badan Tahap Insentif tiap Tahap Lanjutan 3 kali
selama 65 hari RHZE seminggu selama 16

18
(150/75/400/275) minggu RH (150/150)
30-37kg 2 tablet 4 KDT 2 tablet 2 KDT
38-54kg 3 tablet 4 KDT 3 tablet 2KDT
55-70kg 4 tablet 4 KDT 4 tablet 2 KDT
>71kg 5 tablet 4 KDT 5 tablet 2 KDT

Unit terkait Poli Umum, Poli Spesialis Dalam. Laborat dan Radiologi

19
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

PROSEDUR TATA LAKSANA PASIEN TB YANG BEROBAT


TIDAK TERATUR

RSU AL – FATAH No. Dokumen No. Revisi Halaman


AMBON 001/01.T/TB/III2017 0 1/1
TanggalTerbit Ditetapkan Oleh :

27 Desember 2017
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

NIK : 004015001

Pasien yang di diagnose TB dan telah ditetapkan klarifikasi sertab tipenya, yang
Pengertian
akan mendapat pengobatan dengan OAT ( Obat Anti TB)
1. Untuk menyembuhkan pasien TB
2. Mencegah kematian
Tujuan
3. Mencegah kekambuahn
4. Menurunkan resiko penularan
Surat Keputusan Direktur Nomor :23 /RS.Alf/S.Kep.Dir/XII/2018
Kebijakan Tentang Pelayanan TB di RSU AL-FATAH AMBON

1. Pasien yang telah didiagnosa TB dan telah ditetapkan klarifikasi dan tipenya
diberikan pengobatan OAT, dengan panduan regimen yang sesuai
2. Panduan Regimen OAT
a. Kategori 1 : 2 (RHZE)/ 5 (RH) 3E3
b. Ketagori 2 : 2 (RHZE) S / 1 (RHZE)/ 5 (RH) 3E3
c. Ketagori anak : 2 (RHZ) / 4 (RH) 3
d. Ketagori sisipan : 1 (RHZE)

Ketagori Pasien TB Panduan OAT


Prosedur Ketagori 1 a. Pasien baru BTA (+)
b. Pasien baru BTA ( - ) 2 (HRZE)/4 (HR) 3
dengan kerusakan paru
yang luas
c. Pasien TB ekstra paru berat
Ketagori 2 Pasien TB BTA (+) yang sudah 2(HRZE/5(HR)3E3
pernah diobati yaitu : kambuh,
gagal atau putus obat (defauld)
Ketagori 3 a. Pasien baru TB BTA (-) 2(HRZ) / 4 (hr) 3
b. Pasien TB ekstra paru ringan

20
Ketagori 4 a. Pasien TB Kronis individual
b. Kasus MDR - TB

Dosis obat disesuaikan berat badan pasien


1. Prinsip : multi grug, 2 fase ( fase intensif, minum OAT 1x / hari ) dan fase
lanjutan, minum OAT 3x / minggu ) da nada pengawasan keteraturan dan
kelengkapan
2. Untuk pengawasan minum obat, ditunjuk PMO ( Pengawas Minum Obat)
dari keluarga / tetangga yang dapat membantu melakukan pengawasan
minum obat oleh pasien.
3. Perjalanan pengobatan pasien TB dicatat di lembar pengobatan TB ( form
TB 01)
4. Pasien TB dibuatkan kartu kontrol TB (form TB 02) yang akan dibawa
pasien pada saat kontrol

Poli TB
Unit terkait
Instalasi Rawat Inap

21
22
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

PENCATATAN DAN PELAPORAN PASIEN TB

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSU AL – FATAH 001/01.T/TB/III/2017 0 1/1
AMBON
TanggalTerbit Ditetapkan Oleh :

27 Desember 2017
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

NIK : 004015001

Suatu kegiatan yang dilaksanaakan untuk pencatatan dan pelaporan pasien TB yang
Pengertian di sususn untuk memantau perkembangan pengobatan TB yang di lakukan setiap
unit pelayanana kesehatan sampai kementrian kesehatan
Memastikan petugas melakukan pencatatan pelaporan pasien TB sesuai dengan
Tujuan
alur yang telah di tetapkan, memantau perkembangana pengobatan pasien TB
Pencatatan dan pelaporan oleh pemegang program pada tingkat fasilitas kesehatan
Prosedur
pencatatan dan pelaporan , laporkan ke Dinas Kesehatan Kota

Pemegang Program
membuat laporan hasil
kegiatan

Diagram Alur Pemegang Program


melaporkan hasil Dinas Kesehatan
kegiatan Kab / Kota

a. Register rawat jalan


b. Register TB 05
Dokumen c. Register TB 06
Terkait d. Register TB 01
e. Regisater TB 02
f. Register TB 03

23
24

Anda mungkin juga menyukai