PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Obat akan berinteraksi dalam tubuh lewat organ, di dalam organ obat
berinteraksi di jaringan, dalam jaringan bekerja di sel secara molekuler.
Masuknya obat ke dalam tubuh melalui tiga fase, yaitu fase farmasetika,
farmakokinetik, dan farmakodinamik. Dalam fase farmasetik, obat akan
terdisintegrasi oleh pelarut dalam tubuh .sehingga peran disolusi obat dalam
pelarut dalam tubuh, sehinga peran disolusi obat dalam pelarut dalam tubuh
sangat penting (Muchtaridi, 2018).
R/ Parafin 20
Air ad 100
Dari hasil percobaan pada (a) didapatkan harga HLB butuh relatif
paling stabil. Untuk mendapatkan harga HLB butuh yang lebih tepat, maka
di buat satu seri emulsi dengan masing-masing 0.25 dari harga HLB yang
relatif paling stabil tersebut. Setelah itu dilakukan kerja dengan prosedur
kerja sepertipada (a).
BAB IV
Cara kerja pada praktikum ini yaitu di siapkan alat dan bahan, lalu di
hitung jumlah emulgator yang akan di gunakan pada 3 konsentrasi 4%, 5%,
dan 6%, lalu di lebihkan 10% agar dalam pengukur di gelas ukur dapat
menutupi udara yang ada di gelas ukur tertinggal ( khusus emulgator ). Lalu
diukur setiap bahan yang di hitung parafin dan span 80 di dalam gelas kimia
sementara pada fase cair di campurkan air dan tween 80 di dalam gelas
kimia. Kemudian di letakkan pada gelas kimia di atas penangas air di mana
masing-masing suhu berada yaitu pada fase 60oC sementara fase cair 70oC.
Hal tersebut dapat di titik lebur emulgator yang di gunakan dengan produk
dengan batang pengaduk yang telah di dilebur, tidak boleh menyentuh
dinding gelas kimia dapat menyebabkan keracunan pada alat-alat.
Selanjutnya di ukur suatu suhu larutan agar mencapai suhu yang di
tentukan, lalu di pertahankan suhunya, lalu di campurkan fase air dan fase
minyak dalam gelas kimia dan di campurkan dengan menggunakan alat
homogenizer selama 2 menit di ulang sebanyak 5 kali dengan waktu jeda 10
detik dengan kecepatan tidak lebih dari 700 rpm dan tidak kurang dari 600
Rpm. Lalu di tutup dengan alumunium foil agar dapat menghindari kontak
langsung cairan dengan udara yang dapat menyebabkan kerusakan pada
emulsi lalu di amati warna dan di ukur volume air dan minyak pada setiap
24 jam selama 3 hari.
Menurut Yusita, (2015) bila tween 80 dan span 80 dalam komposisi yang
sesuai dan dalam pembentukannya fase cair terdispersi dalam fase minyak
massa span 80 dan tween 80 arah tersusun secara berseling-seling pada
antarmuka fase minyak dan air membentuk lapisan sehingga menghasilkan
emulgator yang baik dan membentuk emulsi tipe A/M yang stabil.
Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu untuk menguji dan menentukan HLB
butuh minyakdi gunakan dalam pembuatan emulsi mengamati kestabilan,
mengamati perpisahan waktu terdispersi serta penentuan waktu terdispersi
serta penentuan o/w atau w/o.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Emulsi adalah suatu dispensi atau suspensi suatu cairan dalam cairan
yang molekul-molekul kedua cairan tersebut tidak saling berbaur
tapiberlawanan
2. Fase air dan fase minyak dapat bercampur dengan penggunaan bahan
pengemulsi (emulgator) yang dimana bahan aktif ini menurunkan
tegangan antarmuka antara minyak dan air
3. Berdasarkan hasil yang diperoleh terjadi pemisahan fase air dan
minyak pada konsentrasi 4%, 5%, 6%, 7%.
4. Dari hasil percobaan emulsi yang paling stabil ialah konsentrasi 8%
karena hampir tidak terjadi pemisahan fase air dan fase minyak.