Anda di halaman 1dari 21

S4P3

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH “KANJURUHAN” KEPANJEN


KABUPATEN MALANG
NOMOR : 445/ /421.215/2008

TENTANG

PEDOMAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT PELINDUNG DIRI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH “KANJURUHAN” KEPANJEN KABUPATEN MALANG

DIREKTUR RSUD “KANJURUHAN” KEPANJEN KABUPATEN MALANG

Menimbang : a. Bahwa untuk menjamin keselamatan dan kesehatan di tempat kerja yang
menggunakan alat atau bahan yang berbahaya dan beracun atau
lingkungan tempat kerja yang dapat menimbulkan penyakit akibat kerja
dan kecelakaan, diperlukan pelindungan dengan menggunakan Alat
Pelindung Diri;

b. Bahwa agar diperoleh satu dasar, satu pengertian, pemahaman dan tata
cara pelaksanaan yang benar dalam penerapan butir a konsideran
menimbang, diperlukan Pedoman Penggunaan dan Pemeliharaan Alat
Pelindung Diri (APD) RSUD “Kanjuruhan” Kepanjen Kabupaten Malang;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan ;

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja ;

3. Undang undang Nomor 03 Tahun 1992 tentang Keselamatan Jaminan


Sosial Tenaga Kerja ;

4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang


Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah ;

7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 983/Menkes/


SK/1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum ;

8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 876/Menkes/SK/VIII/2001 tentang


Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan ;

9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/Menkes/


SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran
dan Industri ;

10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204/Menkes/


SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit ;

11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/MENKES/


SK/V/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum ;

12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1335/MENKES/


SK/X/2002 tentang Standar Oprasional Pengambilan Sampel Kualitas

/conversion/tmp/scratch/460355833.doc Page 1 of 21
Udara Ruangan Rumah Sakit ;

13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 472/MENKES/


PER/V/1996 tentang Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan ;

14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1975 tentang


Keselamatan Kerja terhadap Radiasi ;

15. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor Per-


02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan
Keselamatan Kerja ;

16. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor Per-


01/MEN/1981 tentang Kewajiban Melaporkan Penyakit Akibat Kerja ;

17. Peraturan Bupati Malang Nomor 37 Tahun 2008 tentang Organisasi


Perangkat Daerah Rumah Sakit Umum Daerah.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :

KESATU : Memberlakukan Pedoman Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Pelindung Diri


RSUD “Kanjuruhan” Kepanjen Kabupaten Malang sebagaimana terdapat dalam
lampiran keputusan ini.

KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan..................................

Ditetapkan di Kepanjen
Pada tanggal, September 2008

DIREKTUR RSUD “KANJURUHAN” KEPANJEN


KABUPATEN MALANG

dr. LINA JULIANTY, SpM, MM


Pembina Tk.I
NIP. 140 181 089

LAMPIRAN : SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD ”KANJURUHAN” KEPANJEN


KABUPATEN MALANG
NOMOR : 445/ /421.215/2008
TANGGAL : SEPTEMBER 2008

/conversion/tmp/scratch/460355833.doc Page 2 of 21
PEDOMAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH “KANJURUHAN” KEPANJEN
KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH “KANJURUHAN” KEPANJEN
Jalan Panji Nomor 100 Telp. (0341) 395041 Fax (0341) 395024
E-mail: rsud-kanjuruhan@malangkab.go.id Website: http://rsud-kanjuruhan.malangkab.go.id
KEPANJEN – MALANG 65163

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keselamatan kerja merupakan faktor yang sangat penting dalam industri modern
terutama bagi mereka yang berstandar internasional. Kondisi kerja dapat di kontrol untuk
/conversion/tmp/scratch/460355833.doc Page 3 of 21
mengurangi bahkan menghilangkan peluang terjadinya kecelakan di tempat kerja .Kecelakaan
dan kondisi kerja yang tidak aman berakibat pada luka luka pada pekerja, penyakit, cacat,
bahkan kematian, juga harus diperhatikan ialah hilangnya efesiensi dan produktivitas pekerja
dan perusahaan.Saat ini sekitar 7 orang dari 100 pekerja penuh (full time) yang bekerja di
sektor swasta setiap tahunnya di amerika mengalami kecelakan atau penyakit di tempat kerja.
Di dunia sekitar 2,8 juta kasus mengakibatkan hilangnya waktu berproduksi dan setiap
tahunnya pula 6000 pekerja meninggal dunia akibat kecelakan di tempat kerja.
Perhatian pada keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan :
1. Mengontrol semua resiko dan potensi kecelakaan yang menghasilkan kecelakaan dan
kerusakan ;
2. Mencegah kecelakaan ;
3. Menghindari kerugian harta benda dan nyawa ;
4. Kerugian bagi perusahaan (cost ).
Khusus untuk keselamatan kerja, setahun kemudian dikeluarkan undang-undang ini
mengantikan undang –undang keselamatan yang diterbitkan di zaman hindia belanda pada
tahun 1910 yang dikenal dengan singkatan VR yaitu “ Veilegheids Reglement “ Undang-
undang Nomor 1 Tahun 1970 lebih bersifat represif.
Ruang lingkup keselamatan kerja yang diatur dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun
1970 mencangkup keselamatan kerja di semua tempat baik didarat, di dalam tanah, di
permukaan air, di dalam air maupun di udara di wilayah negara Republik Indonesia.
Keterkaitan undang–undang dengan peraturan pelaksanaannya. Keterkaitan undang–undang
dengan Peraturan Pemerintah atau Peraturan Pemerintah dengan Peraturan Menteri/
Keputusan Menteri harus merupakan peraturan pelaksanaan dari pasal-pasal yang ada dalam
peraturan perundangan yang lebih tinggi.
Dalam hal Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970, maka berbagai Peraturan Menteri
Tenaga Kerja berkaitan dengan pelaksanaan ketentuan yang tercantum dalam pasal-pasal
dari Undang–undang Nomor 1 Tahun 1970.
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pada pasal 3 ayat (1)
berbunyi : Dengan peraturan perundang-undangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan
kerja untuk :
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan ;
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran ;

3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan ;


4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya ;
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan ;
6. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja ;
7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi,suara dan getaran ;

/conversion/tmp/scratch/460355833.doc Page 4 of 21
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun psikis,
peracunan, infeksi dan penularan ;
9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai ;
10. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik ;
11. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup ;
12. Memelihara kebersihan,kesehatan dan ketertiban ;
13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya ;
14. Mengamankan dan memperlancar pengangkitan orang,binatang,tanaman atau barang ;
15. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan ;
16. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan
barang ;
17. Mencegah terkena aliran yang berbahaya ;
18. Menyesuiakan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerja yang bahaya
kecelakaanya menjadi bertambah tinggi.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Sebagai petunjuk / pedoman bagi semua unit kerja di RSUD ”Kanjuruhan” Kepanjen
Kabupaten Malang agar secepatnya memberikan informasi kepada para karyawan yang
bekerja khususnya yang berhubungan dengan bahan, proses dan teknik yang berbahaya
tidak sehat atau beracun atau suatu alasan yang membahayakan wajib mengunakan alat
pelindung diri yang telah ditetapkan dan pengelola rumah sakit wajib menyediakan
,menunjukan dan menjelaskan serta bertanggungjawab kepada setiap karyawan tentang
alat pelindung diri bagi karyawan yang bersangkutan melalui Panitia K3 yang telah ditunjuk
oleh pengelola rumah sakit.

Tujuan Alat Pelindung Diri (APD) :


Tujuan umum :
1. Melindungi pekerja dari bahan, proses dan teknik yang berbahaya, tidak sehat atau
beracun atau suatu alasan yang membahayakan ;
2. Mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja di lingkungan rumah sakit ;
3. Mencegah terjadinya penyebaran penyakit akibat infeksi nosokomial ;
4. Terdapat pada Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 pasal 3 ayat 1 (tertulis di atas).

III. PENGERTIAN

Alat Pelindung Diri (APD) atau lebih dikenal PPE (Personal Protection Equipment)
di definisikan sebagai segala perlengkapan yang dimaksudkan untuk dipakai atau dipegang
oleh seseorang di tempat kerja yang melindunginya dari salah satu atau lebih resiko
terhadap keselamatan dan kesehatan termasuk pakaian yang dikenakan untuk melindungi

/conversion/tmp/scratch/460355833.doc Page 5 of 21
diri dari cuaca bila diperlukan, helm, sarung tangan, perlindungan mata, sepatu, harness dan
lain-lain.
Perlengkapan seperti baju kerja biasa atau seragam yang tidak secara spesifik
melindungi diri dari resiko keselamatan dan kesehatan tidak termasuk APD.

Jenis-Jenis dan pengertian APD secara umum :


1. Alat Pelindung Kepala
Topi pelindung (helm). Berguna untuk melindungi kepala dari benda-benda keras yang
terjatuh, pukulan, benturan kepala dan terkena arus listrik. Tutup kepala berguna untuk
melindungi kepala dari kebakaran, korosi, panas/dingin. Dapat terbuat dari asbestos, kain
khusus tahan api dan korosi, terbuat dari kulit atau kain tahan air. Hats/cap berguna untuk
melindungi kepala (rambut) dari kotoran debu mesin-mesin berputar, biasanya terbuat dari
katun.

( gambar 1)

2. Alat Pelindung Mata dan Muka


Spectacles berguna untuk melindungi mata dari partikel-partikel kecil, debu dan radiasi
gelombang elektromagnetik, kilatan cahaya atau sinar yang menyilaukan, digunakan pada
tingkat bahaya yang rendah.

(gambar 2)

Goggles, digunakan untuk melindungi mata dari gas, uap, debu dan percikan larutan kimia.
Bahan dapat terbuat dari plastik yang transparan dengan lensa yang dilapisi kobalt untuk
melindungi bahaya radiasi gelombang elektromagnetik non ionisasi dan kesilauan atau lensa
yang terbuat dari kaca yang dilapisi timah hitam untuk melindungi dari radiasi gelombang
elektromagnetik dan mengion.

/conversion/tmp/scratch/460355833.doc Page 6 of 21
(gambar 3)

Perisai muka, digunakan untuk melindungi mata atau muka. Dapat dipasang pada helm atau
pada kepala langsung. Dapat pula dipegang dengan tangan banyak digunakan pada
pekerjaan pengelasan.

3. Alat Pelindung Pernafasan


Berguna untuk melindungi pernafasan terhadap gas, uap, debu, atau udara yang
terkontaminasi di tempat kerja yang dapat bersifat racun, korosi ataupun rangsangan.
Masker untuk melindungi debu/partikel-partikel yang lebih besar yang masuk ke dalam
pernafasan, dapat terbuat dari kain dengan ukuran pori-pori tertentu. Respirator, berguna
untuk melindungi pernafasan dari debu, kabut, uap logam, asap dan gas. Alat ini dapat
dibedakan atas :
a. Respirator pemurni udara
Membersihkan udara dengan cara menyaring atau menyerap kontaminan dengan
toksinitas rendah sebelum memasuki sistim pernafasan, alat pembersihnya terdiri dari
filter untuk menangkap debu dari udara atau tabung kimia yang dapat menyerap gas
uap dan dan kabut.
b. Respirator Penyalur Udara
Memberikan aliran udara yang terkontaminasi secara terus menerus. Udara dapat
dipompakan dari sumber yang jauh (dihubungkan dengan selang tahan tekanan) atau
dari persediaan yang portabel (seperti tabung yang berisi udara bersih atau oksigen).
Jenis ini biasa dikenal dengan SCBA (self contained breathing apparatus) atau alat
pernafasan mandiri. Digunakan untuk tempat kerja yang terdapat gas beracun atau
kekurangan oksigen.

(gambar 5)

5. Alat Pelindung Tangan


Berguna untuk melindungi tangan dan bagian-bagian dari benda-benda tajam/goresan,
bahan-bahan kimia (padat/larutan), benda-benda panas dingin atau kontak arus listrik.
Sarung tangan dapat terbuat dari karet (melindungi tangan dari paparan bahan kimia dan
arus listrik), kulit (melindungi tangan dari benda tajam goresan), kain/katun (melindungi
tangan dari benda panas/dingin atau goresan). Sarung tangan untuk mengurangi dari
/conversion/tmp/scratch/460355833.doc Page 7 of 21
paparan getar yang tinggi adalah sarung tangan kulit yang dilengkapi dengan bahan
peredam getar yang terbuat dari busa.

(gambar 6)

6. Alat Pelindung Kaki


Berguna untuk melindungi kaki dan bagian-bagiannya dari benda terjatuh. Benda-benda
tajam/potongan kaca, larutan kimia, benda panas dan kontak listrik. Dapat terbuat dari kulit
yang dilapisi asbes atau cr (bagi pekerja pengecoran logam/baja). Sepatu keselamatan kerja
yang dilengkapi dengan baja diujungannya dan sepatu karet anti hantaran listrik. Pada
industri ringan/tempat kerja biasa, cukup memakai sepatu yang baik dan untuk pekerja
wanita tidak diperkenankan menggunakan sepatu bertumit tinggi atau sepatu dengan alas
yang datar dan licin. Untuk mencegah tergelincir sebaiknya menggunakan sol anti slip dari
karet alam atau sintetik dengan motif timbul. Untuk mencegah tusukan dari benda-benda
runcing, sol dilapisi dengan logam. Terhadap bahaya listrik, sepatu seluruhnya dijahit atau
direkat, tidak menggunakan logam atau paku.

(gambar 7)

7. Pakaian Pelindung
Berguna untuk menutupi seluruh atau sebagian dari percikan api, panas, suhu, dingin,
cairan kimia, dan minyak. Bahan dapat terbuat dari dril, kulit, plastik, asbes atau kain yang
dilapisi alumunium. Bentuknya dapat berupa apron (menutupi sebagian tubuh yaitu mulai
dada sampai lutut), celemek atau pakaian terusan dengan celana panjang dan lengan
panjang (overallas).

/conversion/tmp/scratch/460355833.doc Page 8 of 21
(gambar 8)

8. Sabuk Pengaman (Safety Belt)


Berguna untuk melindungi tubuh dari kemungkinan terjatuh, biasanya digunakan pada
pekerjaan konstruksi dan memanjat tempat tinggi.

(gambar 9)

BAB II
LANDASAN HUKUM ALAT PELINDUNG DIRI

I. DASAR HUKUM

/conversion/tmp/scratch/460355833.doc Page 9 of 21
1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970
a. Pasal 3 ayat (1) butir f : Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat untuk
memberikan APD ;
b. Pasal 9 ayat (1) butir c : Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap
tenaga kerja baru tentang APD ;
c. Pasal 12 butir b : Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak
tenaga kerja untuk memakai APD pasal 14 butir c pengurus diwajibkan menyediakan
APD secara Cuma-Cuma.
2. Permenakertrans Nomor Per.01/MEN/1981
Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajiban pengurus menyediakan alat pelindung diri dan
wajib bagi tenaga kerja untuk menggunakannya untuk pencegahan penyakit akibat kerja.
3. Permenakertrans Nomor Per.03/MEN/1982
Pasal 2 butir I menyebutkan memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan
tempat kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan
makanan ditempat kerja.
4. Permenakertrans Nomor Per.03/Men/1986
Pasal 2 ayat (2) menyebutkan tenaga kerja yang mengelola pestisida harus memakai alat-
alat pelindung diri yang berupa pakaian kerja, sepatu laras tinggi, sarung tangan,
kacamata pelindung atau pelindung muka dan pelindung pernafasan.

II. UNSUR –UNSUR PENDUKUNG APD

Secara sederhana yang dimaksud dengan Alat Pelindung Diri (APD) adalah
seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh
tubuhnya dari adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja”. APD tidaklah secara sempurna
dapat melindungi tubuhnya, tetapi akan dapat mengurangi tingkat keparahan yang mungkin
terjadi. Pengendalian ini sebaiknya tetap dipadukan dan sebagai pelengkap pengendalian
teknis maupun pengendalian administratif.
Langkah-langkah yang penting diperhatikan sebelum menentukan APD yang akan
digunakan, adalah :
1. Inventarisasi potensi bahaya yang dapat terjadi.
Langkah ini sebagai langkah awal agar APD yang digunakan sesuai kebutuhan.

2. Menentukan jumlah APD yang akan disediakan.


Jumlah tenaga kerja yang terpapar langsung menjadi prioritas utama. Dalam
menentukan jumlah bergantung pula pada jenis APD yang digunakan sendiri-sendiri
(pribadi) atau APD yang dapat dipakai secara bergantian.
3. Memilih kualitas/mutu dari APD yang akan digunakan.

/conversion/tmp/scratch/460355833.doc Page 10 of 21
Penentuan mutu akan menentukan tingkat keparahan kecelakaan/penyakit akibat kerja
yang dapat terjadi. Penentuan mutu suatu APD dapat dilakukan melalui proses pengujian
di laboratorium.

Agar dapat dikenakan APD yang tepat maka jenis bahaya di tempat kerja perlu
diperhatikan dengan seksama. Hal ini akan memungkinkan untuk memilih tipe APD yang
tepat untuk meminimalkan resiko bahaya tersebut dan menyelesaikan pekerjaan. Beberapa
unsur pedukung yang harus diperhatikan ketika memilih APD yang tepat :
1. Kondisi dan resiko bahaya yang dihadapi di tempat kerja ;
2. Kesesuaian dengan pemakai ;
3. Kondisi Kesehatan pekerja ;
4. Keperluan pekerja seperti waktu yang dibutuhkan, kejelasan pandangan, kemudahan
komunikasi dan lain-lain ;
5. Jika lebih dari satu APD dikenakan, apakah mereka dapat dipakai bersamaan secara
efektif.

Pemeliharaan APD harus di perhatikan dengan seksama dan disimpan dengan baik
ketika tidak digunakan, contohnya pada rak yang bersih dan kering, kotak khusus yang di
sediakan produsen dan lain-lain. Seluruh APD harus dalam kondisi bersih dan siap
digunakan, jadwal pemeliharan oleh produsen harus diingat dan dilakukan termasuk
penggantian bagian yang rusak atau terjadwal untuk diganti. Pemeliharaan sederhana dapat
dilakukan oleh pemakai yang terlatih tetapi perbaikan yang kompleks dan rumit harus
diserahkan kepada personel yang ahli. Untuk menghindari hilangnya waktu kerja akibat tidak
tersedianya APD yang memadai maka harus disediakan cadangan APD yang sesuai di
tempat kerja.

BAB III
TATA LAKSANA ALAT PELINDUNG DIRI

I. KETENTUAN UMUM

/conversion/tmp/scratch/460355833.doc Page 11 of 21
Suatu perusahan menyediakan APD bagi para pekerja untuk menjaga keselamatan
dan kesehatan para pekerja, pemakaian alat APD dimaksudkan untuk mengurangi atau
meminimalkan resiko dan bahaya di tempat kerja.
Hal-hal yang harus diperhatikan saat mengunakan APD :
1. Memastikan pakaian pelindung pas dengan ukuran tubuh, dan sesuaikan posisi APD
agar merasa nyaman saat bekerja ;
2. Memastikan APD bekerja dengan baik dan benar, jika tidak segera laporkan ;
3. Jika mengunakan 2 atau lebih APD secara bersamaan pastikan mereka kompatibel dan
tidak mengurangi keefektifan masing-masing APD ;
4. Melaporkan gejala timbulnya rasa sakit atau tidak nyaman secepatnya ;
5. Menginformasikan kepada pihak yang bertanggungjawab bila diperlukan pelatihan
khusus.
APD yang telah dipilih hendaknya memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
Dapat memberikan perlindungan terhadap bahaya, berbobot ringan, dapat dipakai secara
fleksibel (tidak membedakan jenis kelamin), tidak menimbulkan bahaya tambahan, tidak
mudah rusak memenuhi ketentuan dari standar yang ada, pemeliharaan mudah,
penggantian suku cadang mudah, tidak membatasi gerak, rasa “tidak nyaman” tidak
berlebihan (rasa tidak nyaman tidak mungkin hilang sama sekali, namun diharapkan masih
dalam batas toleransi), bentuk cukup menarik.

II. JENIS ALAT PELINDUNG DIRI YANG DIWAJIBKAN DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT

No. Unit Kerja Jenis APD Fungsi APD


1.  IPS Melindungi kepala dari
 SL (IPAL) Topi Proyek bahaya benda tajam dan
keras
2.  IPS Melindungi kaki dari benda
 SL (IPAL) tajam, cairan kimia dan
 R.PERAWATAN Sepatu boot cairan infeksius.
 LOUNDRY

3.  IPS Melindungi tangan dari


 LOUNDRY Sarung tangan kulit benda tajam dan panas agar
 ISS tidak terluka .
4.  IPS Melindungi tangan dari
 SL(IPAL) bahaya cairan kimia dan
 R.PERAWATAN cairan infeksius lainnya
 LOUNDRY Sarung tangan karet
 FARMASI
 LABORATORIUM

5.  OK Melindungi tubuh dari cairan


 RADIOLOGI kimia,darah,cairan infeksius
Apron
dan bahaya radiasi (untuk
radiologi)
6.  IPS Melindungi mata dari
Kacamata las percikan api las dan silau
asitelin/las listrik cahaya dari pengelasan.

/conversion/tmp/scratch/460355833.doc Page 12 of 21
7.  R.PERAWATAN Melindungi mata dari cairan
 LABORATORIUM Kacamata bening/ kimia,darah dan infeksius
goegle lainnya.
8.  IPS Melindungi diri dari bahaya
jatuh
Sabuk pengaman
9.  RADIOLOGI Melindungi mata dari bahaya
 OK Kacamata Pb radiasi

10.  R.PERAWATAN Melindungi diri dari penyakit


 FARMASI menular melalui pernapasan
 IPS
 LOUNDRY
 LABORATORIUM Masker
 RADIOLOGI
 GIZI
 SL (IPAL)

Dari semua APD diatas ada yang belum terpenuhi oleh rs terkait yaitu topi proyek
dan sabuk pengaman oleh karena tim k3 akan mengusulkan untuk segera mendata APD
apa saja yang belum tersedia dan alat apa saja yang kondisi nya sudah tidak layak pakai
untuk segera diganti.

BAB IV
ORGANISASI K3

A. Susunan Organisan Tim K3

/conversion/tmp/scratch/460355833.doc Page 13 of 21
DIREKTUR
\

KOMITE MEDIK KETUA PANITIA K-3

WAKIL KETUA PANITIA K-3

SEKRETARIS PANITIA K-3

Koordinator Koordinator Koordinator Koordinator


Bidang Pengamanan Bidang Peralatan Berat Bidang Pengembangan Bidang Pelayanan
Peralatan Medik, Non Medik, Sanitasi Sarana Kesehatan Kerja dan
Pengamanan Radiasi & Pengamanan dan Kesehatan Pencegahan Penyakit
Limbah Radioaktif Keselamatan Bangunan Akibat Kerja

SATGAS SATGAS
Evakuasi dan Penanganan
Pelayanan Pasien Kebakaran dan
Bencana

SATGAS SATGAS
Informasi, Akomodasi
Komunikasi dan Perlengkapan
dan Transportasi

B. Maksud dan Tujuan

Pembentukan Panitia K3 bermaksud untuk menentukan dan membagi tugas,


wewenang dan tanggung jawab dalam melakukan pengawasan, pengkoordinasian dan
pengendalian kegiatan K3 di Rumah Sakit terhadap seluruh pegawai, dokter, pasien dan
/conversion/tmp/scratch/460355833.doc Page 14 of 21
pengunjung lainnya.
Panitia K3 dibentuk bertujuan untuk menciptakan kondisi sehat, aman dari kecelakaan
kerja dan lingkungan yang nyaman bagi pegawai sehingga produktivitas kerja meningkat
dan rasa aman dari bahaya kebakaran dan bencana lainnya.

DIREKTUR RSUD “KANJURUHAN” KEPANJEN


KABUPATEN MALANG

dr. LINA JULIANTY, SpM, MM


Pembina Tk.I
NIP. 140 181 089

BAB V

SPO ALAT PELINDUNG DIRI

/conversion/tmp/scratch/460355833.doc Page 15 of 21
BAB VI
DAFTAR INVENTARIS

/conversion/tmp/scratch/460355833.doc Page 16 of 21
BAB VII
PENUTUP

/conversion/tmp/scratch/460355833.doc Page 17 of 21
APD merupakan faktor yang sangat penting dalam indrustri modern terutama bagi mereka
yang berstandar internasional. Dengan adanya pedoman ini diharapkan menjadi petunjuk
semua unit kerja di RSUD ”Kanjuruhan” Kabupaten Malang agar secepatnya memberikan
informasi kepada para karyawan yang bekerja khususnya yang berhubungan dengan
bahan,proses,dan tekhnik yang berbahaya tidak sehat atau beracun atau suatu alasan yang
membahayakan wajib mengunakan alat pelindung diri yang telah ditetapkan dan pengelola
rumah sakit wajib menyediakan, menunjukan dan menjelaskan serta bertanggung jawab kepada
setiap karyawan tentang alat pelindung diri bagi karyawan yang bersangkutan melalui Panitia
K3 yang telah ditunjuk oleh pengelola rumah sakit.

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH “KANJURUHAN” KEPANJEN


KABUPATEN MALANG
NOMOR : 445/ /421.215/2008

TENTANG
/conversion/tmp/scratch/460355833.doc Page 18 of 21
JENIS DAN JUMLAH ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH “KANJURUHAN” KEPANJEN KABUPATEN MALANG

DIREKTUR RSUD “KANJURUHAN” KEPANJEN KABUPATEN MALANG

Menimbang : a. bahwa dengan adanya pedoman peralatan pelindung diri untuk para
pekerja dapat mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat
kerja baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan serta
bahaya radiasi pengion dan faktor kecelakaan kerja lainya.

b. bahwa pedoman peralatan pelindung diri di RSUD "Kanjuruhan" Kepanjen


Kabupaten Malang pemberlakuannya perlu ditetapkan dengan Keputusan
Direktur.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan ;

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja ;

3. Undang undang Nomor 03 Tahun 1992 tentang Keselamatan Jaminan


Sosial Tenaga Kerja ;

4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang


Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah ;

7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 983/Menkes/


SK/1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum ;

8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 876/Menkes/SK/VIII/2001 tentang


Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan ;

9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/Menkes/


SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran
dan Industri ;

10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204/Menkes/


SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit ;

11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/MENKES/


SK/V/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum ;

12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1335/MENKES/


SK/X/2002 tentang Standar Oprasional Pengambilan Sampel Kualitas
Udara Ruangan Rumah Sakit ;

13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 472/MENKES/


PER/V/1996 tentang Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan ;

14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1975 tentang


Keselamatan Kerja terhadap Radiasi ;

15. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor Per-


02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan

/conversion/tmp/scratch/460355833.doc Page 19 of 21
Keselamatan Kerja ;

16. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor Per-


01/MEN/1981 tentang Kewajiban Melaporkan Penyakit Akibat Kerja ;

17. Peraturan Bupati Malang Nomor 37 Tahun 2008 tentang Organisasi


Perangkat Daerah Rumah Sakit Umum Daerah.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :

KESATU : Menetapkan jenis dan jumlah alat pelindung diri (APD) RSUD "Kanjuruhan"
Kepanjen Kabupaten Malang sebagaimana dalam lampiran;

KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan..........................

Ditetapkan di Kepanjen
Pada tanggal, September 2008

DIREKTUR RSUD “KANJURUHAN” KEPANJEN


KABUPATEN MALANG

dr. LINA JULIANTY, SpM, MM


Pembina Tk.I
NIP. 140 181 089

No.

No. Unit Kerja Jenis APD Fungsi APD


1.  IPS Melindungi kepala dari
 SL (IPAL) Topi Proyek bahaya benda tajam dan
keras

/conversion/tmp/scratch/460355833.doc Page 20 of 21
2.  IPS Melindungi kaki dari benda
 SL (IPAL) tajam, cairan kimia dan
 R.PERAWATAN Sepatu boot cairan infeksius.
 LOUNDRY

3.  IPS Melindungi tangan dari


 LOUNDRY Sarung tangan kulit benda tajam dan panas agar
 ISS tidak terluka .
4.  IPS Melindungi tangan dari
 SL(IPAL) bahaya cairan kimia dan
 R.PERAWATAN cairan infeksius lainnya
 LOUNDRY Sarung tangan karet
 FARMASI
 LABORATORIUM

5.  OK Melindungi tubuh dari cairan


 RADIOLOGI kimia,darah,cairan infeksius
Apron
dan bahaya radiasi (untuk
radiologi)
6.  IPS Melindungi mata dari
Kacamata las percikan api las dan silau
asitelin/las listrik cahaya dari pengelasan.
7.  R.PERAWATAN Melindungi mata dari cairan
 LABORATORIUM Kacamata bening/ kimia,darah dan infeksius
goegle lainnya.
8.  IPS Melindungi diri dari bahaya
jatuh
Sabuk pengaman
9.  RADIOLOGI Melindungi mata dari bahaya
 OK Kacamata Pb radiasi

10.  R.PERAWATAN Melindungi diri dari penyakit


 FARMASI menular melalui pernapasan
 IPS
 LOUNDRY
 LABORATORIUM Masker
 RADIOLOGI
 GIZI
 SL (IPAL)

Dari semua APD diatas ada yang belum terpenuhi oleh rs terkait yaitu topi proyek
dan sabuk pengaman oleh karena tim k3 akan mengusulkan untuk segera mendata APD
apa saja yang belum tersedia dan alat apa saja yang kondisi nya sudah tidak layak pakai
untuk segera diganti.

/conversion/tmp/scratch/460355833.doc Page 21 of 21

Anda mungkin juga menyukai