Bahasa Indonesia termanifestasi dalam bentuk kalimat-kalimat, yang mana kalimat-kalimat itu
terdiri atas unsur segmental dan suprasegmental.
1. Unsur-unsur kalimat:
a. Unsur-unsur kalimat sebagai manifetasi (bentuk) bahasa:
Unsur Segmental
Huruf/ fonem
Suku kata
Kata
Frasa
Klausa
Unsur Suprasegmental
Tekanan
Intonasi
Jeda
Unsur segmental berupa rentetan bunyi yang membentuk satuan-satuan bunyi. Unsur
segmental bahasa yang terkecil adalah fonem, yang dalam bahasa tulis dilambangkan dengan
huruf. Fonem-fonem itu membentuk suku kata, kata, frasa, klausa dan kalimat. Cara
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu masyarakat bahasa mengcapkan bunyi-bunyi
bahasa disebut lafal.
Unsur suprasegmental merupakan unsur kalimat yang terdiri atas tekanan, intonasi dan
jeda. Tekanan berupa panjang pendek ataupun keras lemahnya bagian bagian ujaran tertentu.
Tekanan terhadap bahasa-bahasa tertentu disebut fonemis, artinya dapat membedakan makna
kata.
Misalnya dalam bahasa Arab /la/ artinya sungguh, sedangkan /la/ artinya tidak.Dalam
bahasa Batak Toba /bontar/ artinya putih, sedangkan /bontar/ artinya darah.
Dalam bahasa Indonesia tekanan tidak bersifat fonemis artinya tidak berfungsi sebagai
pembeda makna kata. Meskipun demikian tidak berarti bahwa tekanan tidak penting.
Pemberian tekanan harus mengikuti pola pola yang lazim. Da lam pengucapaan kalimat
bahasa Indonesia, suku akhir satuan-satuan makna (gatra) cenderung diucapkan lebih
panjang.
Contoh suku kata yang diberi tekanan panjang diberi tanda (-)
Intonasi ialah naik turunnya atau tinggi rendahnya nada dalam pelafalan kalimat. Nada
tinggi biasanya dipakai oleh orang yang sedang marah, sedangkan nada rendah dipakai oleh
orang yang sedang bersedih. Nada juga memiliki peranan penting dalam pembentukan
isi/jenis kalimat.
Kalimat berita menggunakan nada akhir menurun yang dalam bahasa tulis tidak
dilambangkan dengan tanda titik (.), Kalimat perintah umumnya menggunakan nada
mendatar yang dalam bahasa tulis dilambangkan dengan tanda seru (!) dan kalimat tanya
pada umumnya menggunakan nada ahir naik yang dalam bahasa tulis dilambangkan dengan
tanda tanya (?)
Lafal merupakan cara seseorang atau sekelompok orang untuk mengucapkan bunyi-
bunyi bahasa. Dalam bahasa tulis, lafal tidak terlihat dengan jelas. Dalam bahasa lisan, lafal
lebih tercermin. Contoh: kata tepat berbeda dengan cepat, guna berbeda dengan tuna.
Tekanan yaitu menekankan bagian kata yang lebih penting dalam sebuah kalimat.
Contoh variasi tekanan pada kalimat:
Saya telah membaca buku Hak-hak Asasi Manusia di Perpustakaan Rabu lalu.
1. Saya telah membaca buku Hak-hak Asasi Manusia di Perpustakaan Rabu lalu.
2. Saya telah membaca buku Hak-hak Asasi Manusia di Perpustakaan Rabu lalu.
3. Saya telah membaca buku Hak-hak Asasi Manusia di Perpustakaan Rabu lalu.
4. Saya telah membaca buku Hak-hak Asasi Manusia di Perpustakaan Rabu lalu.
5. Saya telah membaca buku Hak-hak Asasi Manusia di Perpustakaan Rabu lalu.
Secara fungsional unsur-unsur segmental kalimat mengemban suatu fungsi, apakah sebagai
subyek (S), predikat (P), obyek (O) ataupun keterangan.
Sebuah kalimat lengkap minimal harus ada S dan P serta intonasinya menunjukkan adanya
intonasi selesai. Kalimat yang secara segmental tidak lengkap, secara suprasegmental terasa juga
ketidaklengkapan itu. Kalimat yang lengkao intonasinya terasa selesai, sedangkan kalimat yang
tak lengkap terasa intonasinya tidak selesai.
Perhatikan contoh berikut!
Bahasa baku merupakan salah satu variasi bahasa yang pada umumnya mengacu pada
bahasa orang terdidik/ terpelajar dalam situasi resmi/ formal baik lisan maupun tulis dengan
tidak menampakkan ciri kedaerahan atau asing.
Bahasa baku merupakan variasi bahasa yang layak digunakan untuk hal-hal sebagai
berikut :
1. Komunikasi resmi, misalnya surat resmi atau surat dinas, pengumuman resmi, perundang-
undangan.
2. Wacana teknis, misalnya laporan penelitian, makalah (kertas kerja), buku keilmuan, tesis,
desertasi.
3. Pembicaraan di muka umum, misalnya memberi pelajaran, memberi kuliah, rapat dinas,
konferensi, kongres, pidato kenegaraan.
4. Pembicaraan dengan orang yang dihormati, misalnya dengan atasan, dengan pejabat, dengan
guru/dosen, dengan orang yang baru dikenal.
1. Tata bahasa yang mencakup bentuk dan susunan kata atau kalimat yang berpedoman pada
buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
2. Kosakata yang berpedoman pada KBBI.
3. Istilah kata yang berpedoman pada Pedoman Pembentukan Istilah.
4. Ejaan yang berpedoman pada EYD.
5. Kriteria lafal baku adalah tidak menampakkan dialek kedaerahan.
Bahasa Indonesia baku menggunakan lafal, tekanan dan intonasi yang sesuai dengan
sistem bunyi Bahasa Indonesia dengan tidak menampakkan sifat asing atau kedaerahan.
Bahasa yang lafal, tekanan dan intonasinya menampakkan ciri asing atau kedaerahan dapat
dikatagorikan sebagai bahasa yang tidak baku.
LATIHAN
1. Pengertian Informasi
Informasi adalah segala sesuatu yang bisa menerangkan, memberitahukan, bermanfaat dan
dapat menambah pengetahuan atau wawasan yang berasal dari sumber yang dapat dipercaya.
2. Ciri-ciri sumber informasi dan yang bukan.
- Dapat dicek kebenarannya
- Dapat dipertanggungjawabkan
- Mengacu pada informasi tertentu
3. Pemilihan sumber informasi yang didengar.
Informasi lisan dapat berasal dari:
- Narasumber, yaitu orang yang ahli dalam suatu bidang
- Buku, buku-buku di perpustakaan, buku-buku pribadi, hasil penelitian
- Media massa, televisi, radio, surat kabar, majalah, tabloid, brosur
- Internet, yaitu media komunikasi melalui komputer.
4. Perbedaan fakta dan bukan fakta, yang umum dan yang spesifik, pemerian dan yang bukan.
Fakta yaitu peristiwa yang benar-benar terjadi. Sedangkan bukan fakta yaitu kalimat yang
masih merupakan opini. Fakta yang umum, cakupannya masih luas daripada fakta yang
khusus. Pemerian merupakan informasi yang dijelaskan lebih detail.
5. Pembuatan catatan yang bersifat faktual, spesifik, dan rinci berdasarkan informasi yang
didengar.
- Catatan yang bersifat faktual, adalah catatan yang didasarkan atas fakta.
- Catatan yang bersifat spesifik, merupakan catatan khusus dari informasi yang kita
dapatkan.
- Catatan yang bersifat rinci, berupa uraian hasil penyimakan secara keseluruhan.
6. Konsep dan ciri-ciri ragam/ laras bahasa disertai contoh.
7. Identifikasi ragam / laras bahasa yang tepat / tidak tepat.
8. Ciri atau penanda kata / kalimat yang menunjukkan proses atau hasil.
- Ciri kata yang menunjukkan proses yaitu ditandai dengan imbuhan pe-an.
Contoh kata yang menyatakan proses yaitu:
imbuhan pe(N)-an: pemberontakan, pendaftaran, penghitungan.
- Ciri kata yang menunjukkan hasil yaitu ditandai dengan akhiran -an.
Contoh kata yang menyatakan hasil yaitu:
Akhiran -an: hukuman, balasan, timbangan.
LATIHAN
1. Simaklah sebuah informasi yang berasal dari media elektronika, dengan menuliskan:
a. Kalimat fakta
b. Kalimat bukan fakta
c. Kalimat fakta umum
d. Kalimat fakta khusus
2. Buatlah 4 kalimat yang didalamnya terdapat kalimat yang menunjukkan proses dan hasil!
3. Dapatkah ragam lisan dijadikan sebagai sumber informasi dalam karya ilmiah?
Tunjukkan buktinya!
KOMPETENSI DASAR 1.3 Membaca cepat untuk memahami informasi tertulis dalam
konteks bermasyarakat.
INDIKATOR 1. Membaca cepat permulaan (120 –150 kata / menit).
2. Membaca cepat lanjutan dengan menerapkan teknik
Memindai (scanning) dan Layap (skimming) sehingga
mencapai 230 – 250 kata per menit.
3. Membuat catatan pokok-pokok isi bacaan sesuai dengan
cara /teknik membuat catatan.
4. Menjelaskan bagian bacaan tertentu secara rinci.
1. Pelayapan (Skimming) adalah upaya mengambil intisari suatu bacaan berupa ide pokok/
detail penting. Ide pokok tersebut dapat berada di awal, di tengah, atau di akhir.
2. Pemindaian (Skanning) adalah teknik membaca cepat untuk memperoleh informasi tanpa
membaca yang lain, langsung ke masalah yang dicari berupa fakta khusus atau informasi
tertentu, seperti mencari nomor telepon, mencari kata dalam kamus,indeks,acara TV dan
sejenisnya.
MEDIA PEMBELAJARAN
1. Teks wacana
2. Teks drama
Latihan 1.3
KOMPETENSI DASAR 1.4 Memahami informasi tertulis dalam berbagai bentuk teks
INDIKATOR 1. Mengidentifikasi sumber informasi dengan menggunakan
cara/ teknik membaca cepat untuk pemahaman.
2. Mencatat isi pokok informasi dengan menggunakan
cara/teknik membuat catatan yang benar.
3. Mengidentifikasi jenis teks/narasi, deskripsi, dan eksposisi
dengan menggunakan cara/teknik membaca cepat untuk
pemahaman.
4. Memilih proses dan hasil dengan cara membuat cara/teknik
membuat catatan.
5. Memilih fakta dan opini dengan menggunakan cara/teknik
membuat catatan.
6. Menceritakan kembali informasi dari masalah yang telah
teridentifikasi.
7. Mengungkapkan gambar, matriks, bagan, grafis, diagram
secara verbal.
8. Mengubah informasi verbal ke dalam bentuk non verbal.
9. Menyimpulkan informasi yang termasuk pendapa /opini.
1. Pelayapan (Skimming) adalah upaya mengambil intisari suatu bacaan berupa ide pokok/
detail penting. Ide pokok tersebut dapat berada di awal, di tengah, atau di akhir.
2. Pemindaian (Skanning) adalah teknik membaca cepat untuk memperoleh informasi tanpa
membaca yang lain, langsung ke masalah yang dicari berupa fakta khusus atau informasi
tertentu, seperti mencari nomor telepon, mencari kata dalam kamus,indeks,acara TV dan
sejenisnya.
Jenis-jenis wacana:
Jenis Informasi:
Ciri-cirinya:
Ciri-cirinya:
4. Simpulan
a) Deduktif adalah simpulan dengan pola umum-khusus
b) Induktif adalah simpulan dengan pola khusus-umum
MEDIA PEMBELAJARAN
LATIHAN 1.4
Petunjuk!
Simaklah pembacaan wacan berikut ini dengan seksama!
Soal:
1. Tentukan pikiran utama paragraf di atas dengan menerapkan teknik membaca skimming !
2. Tuliskan kalimat yang berupa fakta dan kalimat yang berupa opini dalam paragraf di atas !
3. Buatlah kalimat yang menyatakan :
a. Proses
b. Hasil
c. Proses – hasil
4. Cermatilah wacana berikut ini :
INDIKATOR 1. Mengucapkan kata dengan suara yang jelas dan tekanan pada
suatu kata serta artikulasi yang tepat/lazim
2. Melafalkan bahasa Indonesia baku termasuk lafal bahasa
daerah yang dibedakan berdasarkan konsep lafal baku bahasa
Indonesia
TUJUAN 1. Mengidentifikasi pelafalan kata yang tidak tepat.
PEMBELAJARAN
2. Melafalkan/ mengucapkan kata dengan suara yang jelas dan
tekanan pada suku kata, serta artikulasi yang tepat/ lazim.
3. Memperbaiki lafal bahasa Indonesia yang terpengaruh lafal
bahasa daerah berdasarkan konsep baku bahasa Indonesia.
MATERI 1. Artikulasi bunyi (fonem) Bahasa Indonesia
PEMBELAJARAN 2. Pengaruh Lafal Terhadap Makna
3. Konsep lafal baku Bahasa Indonesia
Vokal : /a/,/i/,/u/,/e/,/o/
Konsonan :/ b/,/c/,/d/,/f/
Latihan 1.5
Jawablah soal berikut!
a. [tape]
b. [cabe]
c. [sate]
d. [rame]
e. [gule]
a. parap / paraf
b. pasip / pasif
c. fihak / pihak
d. adminnistratip / administatif
e. fasal / pasal
f. insaf / insyaf
g. tarif / tarib
h. telepon / telfon
a. Perbaikkan – perbaikan
b. Mencocokan – Mencocokkan
c. Kenaikan – kenaikkan
d. Digerakkan – digerakan
MEDIA PEMBELAJARAN
1. KBBI
2. Buku telepon
3. Artikel koran
PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
KABUPATEN PASURUAN
KOMPETENSI DASAR 1.6 Memilih kata, bentuk kata,dan ungkapan yang tepat
A. Memilih kata :
1. Makna kata
- Makna Referensial Makna kata yang berkaitan dengan hal, orang atau barang
yang diwakili
- Makna kontekstual Makna kata yang berkaitan dengan konteksnya
Contoh:
a. Ruang sidang DPR itu diisi dengan kursi-kursi empuk
buatan luar negeri. (Bermakna Refensial)
b. Sidang DPR untuk memperebutkan kursi ketua diwarnai
dengan kericuhan. (Bermakna Kontekstual)
- Makna Leksikal Makna kamus.
Contoh:
pencuri = maling
- Makna gramatikal Pencuri curi + pen (nama menurut tata bahasa)
= Orang yang melakukan perbuatan
- Makna denotasi Makna harfiah/makna sebenarnya
- Makna konotasi Makna kiasan/makna tambahan yang menimbulkan nilai
rasa pada pokok.
Contoh :
a. Panjang tangan anak itu hanya 35 cm.
b. Awasilah anak itu karena ia panjang tangan.
- Kata bersinonim Mempunyai nilai rasa (perasaan dan lingkungan )
Pemakaian (kolokasi) – nya
- Kata umum (hipernim) dan kata khusus (hiponim)
- Perubahan makna (generalisasi/meluas, menyempit, ameliorasi dan peyorasi,
sinestesia dan asosiasi)
2. Bentuk Kata
Kata dasar
Kata dibedakan
Kata bentukan
pemajemukan
Ungkapan contohnya : Angkat tangan, bapak angkat, keras kepala, kaki tangan
MEDIA PEMBELAJARAN
Latihan 1.6
A. Gantikanlah kata-kata yang bergaris bawah dalam kalimat berikut dengan kata yang lebih
tepat maknanya!
1. Dengan kerasnya,bola itu dipukul dengan kakinya hingga masuk ke gawang lawanya.
2. Hai, siapa itu yang melihat aku dari balik pintu?
3. Sudah dua puluh tahun ibuku menjaadi buruh di Depnaker.
4. Pembunuh itu harus menjalankan hukuman seumur hidup.
5. Penunjukan pejabat tanpa fit and proper test tidak akan diketahui kualitasnya.
B. Gantilah kata bergaris bawah dalam kailmat berikut dengan sinonim, ungkapan, idiom
atau parafrase yang tepat !
1. Anak-anak saya minta besok kalian sudah datang sebelum pukul 07.00.
2. Setelah dikepung selama hampir setu bulan,ajhirnya pemberontak itu pun menyerah
kepada pasukan pemerintah.
3. Meskipun bukan anak kembar, wajah dua gadis itu mirip sekali.
4. Karena ketakutan, anak itu berlari meninggalkan lawanya.