Disusun Oleh:
Nama : Santi Wijayatri (5551170001)
Neng Risma Daianti (5551170016)
Herlina Juniyanti (5551170119)
Kelas : 6 A Bisnis Syariah
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt, karena atas ridha dan
karunianya kami dapat menyelesaikan tugas pada mata kuliah bisnis syariah ini
mengenai landasan pokok manajemen dan ruang lingkup bisnis syariah.
Tujuan penulisan ini yaitu untuk memenuhi penugasan yang diberikan oleh
Bapak Sujai, selaku dosen pada mata kuliah bisnis syariah sekaligus untuk
memberikan informasi kepada pembaca agar lebih memahami dan mengerti apa
dan bagaimana arti penting landasan pokok manajemen dan ruang lingkup bisnis
syariah dalam suatu kegiatan atau aktivitas yang biasa dilakukan sehari-hari
dimanapun dan kapanpun.
Dalam kesempatan ini, kami tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada
Allah Swt, rekan kelompok, dan pihak lain yang telah memberikan bantuan
sehingga tugas ini dapat terselesaikan. Semoga tugas yang kami buat ini dapat
bermanfaat bagi kami selaku penulis maupun bagi para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Apa yang dimaksud dengan bisnis?
3. Bagaimana sejarah perkembangan bisnis?
4. Apa saja peluang-peluang bisnis?
5. Bagaimana korelasi antara bisnis dan dinamika masyarakat?
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari latar belakang dan rumusan masalah diatas antara lain
sebagai berikut:
1. Memahami terkait konsep Islam mengenai bisnis
2. Mengetahui makna dan arti dari suatu bisnis
3. Memahami sejarah perkembangan bisnis
4. Mengetahui terkait peluang-peluang bisnis
5. Mengetahui dan memahami terkait korelasi antara suatu bisnis dengan
dinamika masyarakat
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
bersifat material atau kuantitas, tetapi perniagaan juga ditujukan kepada hal
yang bersifat immaterial kualitatif.
Al-Quran menjelaskan: Katakanlah jika Bapak-bapak, anak-anak, saudara-
saudara, istri-istri kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan,
perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya dan rumah-rumah tempat
tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-
Nya dan dari berjihad dijalan Allah maka tungguhlah sampai Allah
mendatangkan keputusannya.
Orientasi bisnis menurut Islam sejatinya tidak bertentangan dengan tujuan
penciptaan manusia, proses penciptaan manusia, hakikat penciptaan manusia,
konsep manusia dalam Islam, dan hakikat manusia menurut Islam sesuai
dengan fungsi agama. Tentu saja bisnis islam juga berorientasi pada
keuntungan penjual dan pembeli, kemasalahatan masyarakat, hilangnya
pengangguran dan bertambahnya lahan pekerjaan, dan mengoptimalkan
sumber daya alam yang telah Allah berikan.
Dalam konteks ini al-Qur’an menjanjikan dalam surat At Taubah : 111
4
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan
sembahyang pada hari jum’at. Maka bergegaslah kamu kepada
mengingat Allah dan tinggalkan jual-beli. Yang demikian itu lebih
baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan
sembahyang maka bertebaranlah di muka bumi dan carilah karunia
Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”
(Q.S Al-Jumu’ah: 9-10)
Ayat ini memberi pengertian agar berbisnis (Mencari kelebihan karunia
Allah) dilakukan setelah melakukan shalat dan dalam pengertian tidak
mengesampingkan dan tujuan keuntungan yang hakiki yaitu keuntungan yang
dijanjikan Allah. Oleh karena itu, walaupun mendorong melakukan kerja
keras termasuk dalam berbisnis, Al-Qur’an menggaris bawahi bahwa
dorongan yang seharusnya lebih besar bagi dorongan bisnis adalah
memperoleh apa yang berada di sisi Allah. Karena itu pula pada ayat yang
berbicara tentang naluri manusia (hub asy-syahwati) diatas, di akhiri dengan :
Wallahu indahu husnul ma’ab “(Disisi Allah kesudahan yang paling baik)”.
Banyak para penjual dan pembeli tidak menghiraukan konsep bisnis yang
merupakan komponen dalam konsep bisnis dalam fiqh Islam. Jika
diperhatikan secara global, memang perilaku tersebut kelihatan remeh, tetapi
sebaliknya, jika benar-benar diperhatikan, maka akan dapat membuat pola
transaksi jual beli yang sehat, menyenangkan dan bahkan menguntungkan.
Konsep tersebut adalah sebagai berikut:
1. Jujur
Sifat jujur merupakan sifat Rasulullah saw. yang patut ditiru. Rasulullah
saw dalam berbisnis selalu mengedepankan sifat jujur. Beliau selalu
menjelaskan kualitas sebenarnya dari barang yang dijual serta tidak pernah
berbuat curang bahkan mempermainkan timbangan. Maka, latihlah
kejujuran dalam pola transaksi jual beli karena kejujuran dapat membawa
keberuntungan. Sebagaimana penjelasan dalam Hadits;
Artinya: Dari Abdullah bin Harits. Ia mengadu kepada Hakim bin Hazim
ra. Dan beliau berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “penjual dan
pembeli dapat melakukan khiyar (memilih) selagi belum berpisah atau
5
sampai keduanya berpisah. Apabila keduanya telah setuju dan jelas maka
jual belinya mendapatkan berkah. Dan apabila keduanya saling menekan
dan berdusta maka dihapus keberkahan yang ada pada jual belinya (tidak
mendapatkan keberkahan)”. (HR. Al-Bukhari)
2. Amanah
Amanah dalam bahasa Indonesia adalah dapat dipercaya. Dalam
transaksi jual beli, sifat amanah sangatlah diperlukan karena dengan
amanah maka semua akan berjalan dengan lancar. Dengan sifat amanah,
para penjual dan pembeli akan memiliki sifat tidak saling mencurigai
bahkan tidak khawatir walau barangnya di tangan orang. Memulai bisnis
biasanya atas dasar kepercayaan. Oleh karena itu, amanah adalah
komponen penting dalam transaksi jual beli. Sebagaimana dalam Alquran:
6
4. Adil
Adil merupakan sifat Allah swt. Dan Rasulullah saw merupakan contoh
sosok manusia yang berlaku adil. Dengan adil, tidak ada yang dirugikan.
Bersikap tidak membeda-bedakan kepada semua konsumen merupakan
salah satu bentuk aplikasi dari sifat adil. Oleh karena itu, bagi para penjual
semestinya bersikap adil dalam transaksi jual beli karena akan berdampak
kepada hasil jualannya. Para konsumen akan merasakan kenyamanan
karena merasa tidak ada yang dilebihkan dan dikurangkan. Sebagaimana
keterangan dalam Alquran surat An Nisa : 58 yang berbunyi :
7
Artinya: “Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati,
tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira
karenanya. jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya
mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu.
Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka
kerjakan. “(QS. Ali Imran : 120)
8
dengan demikian penghasilan keluarga bertambah. Dengan bertambahnya
penghasilan keluarga ini, mereka mampu memberi barang lain yang dibuat
oleh orang lain pula. Akhirnya, ekonomi tumbuh pesat dan memberi peluang
berkembangnya pabrik-pabrik, perdagangan besar, perdagangan eceran, dan
perusahaan jasa baik perseorangan maupun persekutuan.
Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan bisnis syariah di negara
Indonesia menjadi tren bagi para pelaku bisnis. Dengan melihat potensi
mayoritas masyarakat di Indonesia adalah pemeluk agama muslim,
menjadikan peluang bagi perkembangan bisnis syariah. Selain itu kesadaran
masyarakat muslim mulai tinggi dengan permintaannya terhadap produk
maupun jasa yang terjamin baik dalam akad, kehalalan dan tentunya sesuai
dengan syariat islam.
Di Indonesia, bisnis syariah yang telah dan mulai berkembang antaralain
dimulai dengan adanya lembaga-lembaga keuangan syariah seperti bank
syariah, asuransi syariah, reksadana syariah, Baitul Mal wat Tamwil dan lain
sebagainya, disusul dengan munculnya bisnis jasa syariah seperti hotel
syariah, pantai syariah, gojek syariah, kuliner syariah, pariwisata syariah dan
hasil produk berbagai perusahaan yang menjamin akan kehalalannya atau
syariahnya seperti kosmetik, makanan, obat-obatan hingga fashion.
Selain konsumen sebagai pengguna bisnis syariah, pelaku usahapun juga
banyak yang telah menyadari bahwa bisnis yang dijalankan dengan sistem
syariah akan lebih maju, lebih berkembang dan membawa keberkahaan bagi
banyak pihak. Tidak hanya terfokus pada keuntungan semata namun bisnis
syariah dijalankan karena nita ibadah dan mendapat ridho-Nya. Bisnis yang
dijalankan dengan sistem syariah akan terasa aman, nyaman, terjamin, selain
itu memiliki kualitas dalam memberikan layanan kepada masyarakat muslim.
Negara Indonesia dapat berperan sebagai motor penggerak bisnis syariah
dan tentunya memiliki potensi yang luar biasa untuk dapat menjadi pusat
pengembangan bisnis syariah. Bisnis syariah dapat memberikan kontribusi
dalam perekonomian negara dengan sistemnya dan membawa keselamatan
bagi para pelakunya karena bisnis syariah dilakukan atas prinsip syariat islam
sehingga aman, nyaman dan membawa keberkahan bagi umat muslim.
9
2.4 PELUANG-PELUANG BISNIS
Beberapa peluang bisnis yang ada dimasyarakat saat ini antara lain:
1. Bisnis Hijab Syar’i
Di Indonesia, saat ini bisa dirasakan bagaimana meningkatnya minat
masyarakat, terutama para wanita muslim yang ingin menggunakan hijab
syar’i. Hijab syar’I memang berbeda dengan hijab pada umumnya, namun,
jenis hijab seperti ini ternyata diminati oleh sebagian besar wanita muslim
di Indonesia. Anda bisa mencoba peluang bisnis ini, dengan mulai
mencari produsen hijb syar’I dan menjualnya sebagai reseller.Bisnis
2. Kosmetik Halal
Masih seputar wanita muslimah, bukan hanya hijab, ternyata kosmetika
halal saat ini banyak dibutuhkan dan diburu. Pasalnya, kosmetik halal
memiliki kandungan bahan yang aman untuk kulit wajah serta terbuat dari
herbal alami. Penggunanya akan terhindar dari masalah kulit yang
berbahaya, seperti kanker kulit. Peluang bisnis ini juga bisa Anda coba.
3. Bisnis Distro Muslim
Siapa bilang usaha distro hanya bisa menjual kaos bergambar tengkorak
saja, ada yang jauh lebih syar’I khusus untuk para muslim pria bahkan
untuk umum. Peluang bisnis dengan membuka distro muslim salah
satunya. Pakaian dari distro biasanya memang sudah menjadi favorit anak-
anak muda saat ini, baik pria maupun wanita. Dengan tetap bergaya,
namun identitas kemusliman mereka akan tetap terjaga.
4. Bisnis Agen Travel
Jenis bisnis yang satu ini sebenarnya cukup menjadi favorit dalam
bidang syariah. Pasalnya, agen travel umrah hampir sering dicari setiap
tahunya. Pastikan, Anda mendirikan agen travel umrah yang sesuai dengan
hukum syariah dengan tidak menggunakan dana talang terlebih dulu serta
harus bebas dari unsur riba.
10
kreatif, dan memberikan tantangan dalam menghadapi masa depan dengan
penuh rasa optimis. Mobilitas tinggi, mereka bergerak dari satu daerah ke
daerah lain, sesuai dengan musim, sesuai dengan situasi dan waktu yang tepat
di satu daerah. Memang inilah antara lain kegiatan bisnis yaitu menyediakan
barang yang pada waktu yang tepat, jumlah yang tepat, mutu yang tepat dan
harga yang tepat. Kegiatan semacam ini sudah berjalan sejak orang-orang
Huraisy jaman dulu yang terlukis dalam surat al-Quraisy. Masa globalisasi
tingkat mobilitas para pedagang yang sangat tinggi,transportasi demikian
maju dan canggih. Seperti pada Q.S. Al-Mulk: 15
Artinya: “Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka
berjalanlan di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari
rejeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya lah kamu (kembali setelah)
dibangkitkan”.
Dalil diatas menjadi landasan bagi manusia-manusia yang
berjiwa perantau. Mereka meninggalkan daerah kelahirannya, tidak terpaku
pada suatu tempat, akan tetapi mereka mengembara dengan niat mencari ilmu
pengetahuan,menimba pengalaman demi pengalaman, men;ari rezeki ke
tempat lain, dengan selalu berpegang pada tali Allah SWT.
Perjalanan ini banyak dilakuan oleh orang-orang yang bergerak di
bidang bisnis, dibandingkan dengan orang-orang yang bekerja di kantor.
Perjalanan orang bisnis betul-betul men;ari hu ungan, relasi, jual beli yang
mendatangkan rizki bagi mereka.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam Islam bisnis dapat dipahami sebagai serangkaian aktivitas bisnis
dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah (kuantitas) kepemilikan
hartanya (barang/jasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara
perolehan dan pendayagunaan hartanya (ada aturan halal dan haram). Selain
itu, ada beberapa terma dalam al-Quran yang berkaitan dengan konsep bisnis.
Diantaranya adalah kata : al Tijarah, al-baiu, tadayantum, dan isytara. Terma
tijarah, berawal dari kata dasar t-j-r, tajara, tajran wa tijaratan, yang bermakna
berdagang, berniaga. At-tijaratun walmutjar; perdagangan atau perniagaan,
attijariyyu wal mutjariyyu; yang berarti perdagangan atau perniagaan.
Orientasi bisnis menurut Islam sejatinya tidak bertentangan dengan tujuan
penciptaan manusia, proses penciptaan manusia, hakikat penciptaan manusia,
konsep manusia dalam Islam, dan hakikat manusia menurut Islam sesuai
dengan fungsi agama. Bisnis islam juga berorientasi pada keuntungan penjual
dan pembeli, kemasalahatan masyarakat, hilangnya pengangguran dan
bertambahnya lahan pekerjaan, dan mengoptimalkan sumber daya alam yang
telah Allah berikan. Orientasi tersebut tertuang dalam konsep-konsep
berbisnis yang baik antara lain jujur, amanah, ramah, adil, dan sabar.
Pada zaman dahulu, kegiatan bisnis dilakukan pada tingkat keluarga serta
tertutup. Namun, saat ini diera globalisasi peluang-peluang bisnis syariah
marak berkembang dan terus mengalami peningkatan signifikan diantaranya
yaitu bisnis hijab syar’I, kosmetik halal, bisnis distro muslim, dan bisnis agen
travel. Hal tersebut dikarenakan dunia bisnis bersifat dinamis, kreatif, dan
menantang. Bisnis tidak pernah diam, orang bisnis selalu dinamis, selalu
bergerak maju, banyak inisiatif, kreatif, dan memberikan tantangan dalam
menghadapi masa depan dengan penuh rasa optimis. Mobilitas tinggi, mereka
bergerak dari satu daerah ke daerah lain, sesuai dengan musim, sesuai dengan
situasi dan waktu yang tepat di satu daerah.
12
3.2 SARAN
Melalui makalah yang kami susun diharapkan kepada para pembaca dan
seluruh masyarakat luas, terutama para pebisnis atau pengusaha dan seluruh
anggota dalam organisasi maupun perusahaan agar senantiasa memahami
terkait landasan pokok manajemen dan ruang lingkup bisnis syariah karena
sangat berpengaruh terhadap kegiatan-kegiatan yang dijalankan dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam suatu perusahaan atau organisasi. Selain
itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk
pengembangan makalah yang kami buat.
13
DAFTAR PUSTAKA
14