Anda di halaman 1dari 9

Tipe – Tipe Sistem Informasi, Ragam Sistem Informasi Dalam Perspektif

Fungsional dan Pengambilan Keputusan

RESUME

Untuk Memenuhi Tugas Individu

Pada Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

Oleh:

Nama : Neng Risma Daianti

NIM : 5551170016

Kelas : 5 E Manajemen

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA


2019

Tipe – Tipe Sistem Informasi:

1. Sistem Pemrosesan Transaksi (Transaction Processing System-TPS)


Sistem pemrosesan transaksi adalah system komputerisasi yang
mengoperasikan dan mencatat transaksi rutin harian yang diperlukan untuk
melakukan bisnis, seperti entri pesanan penjualan, pemesanan hotel, penggajian,
karyawan yang mencatat dan pengiriman.
Tujuan utama dari system pada tingkat ini adalah untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan rutin dan untuk memantau arus transaksi di seluruh perusahaan. Berapa
banyak barang di lokasi penyimpanan barang? Apa yang terjadi dengan pembayaran
Tn. Smith? Untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan semacam ini umumnya
informasi harus tersedia dengan mudah, terkini dan akurat.
Para manjer membutuhkan TPS untuk memantau status operasi di dalam perusahaan,
beserta hubungan perusahaan dengan lingkungan eksternal. TPS juga merupakan
penghasil utama informasi bagi system dan fungsi bisnis lainnya. Sistem pemrosesan
transaksi sangat penting bagi perusahaan, dimana kegagalan bagi TPS selama
beberapa jam saja, dapat menyebabkan lumpuhnya suatu perusahaan.
Contoh: TPS untuk pembayaran gaji, menyimpan data transaksi pembayaran
karyawan (seperti kartu absensi). Hasil yang dikeluarkan system berupa laporan
secara online maupun fisik kepada manajemen dan slip gaji kepada karyawan.
2. Sistem Untuk Intelejen Bisnis
Intelejen Bisnis (business intelligence) adalah istilah terkini mengenai data
dan perangkat lunak untuk mengorganisasi, menganalisis dan menyediakan akses
kepada data untuk membantu manajer dan pengguna lain dalam suatu perusahaan
dalam membuat keputusan yang lebih berdasarkan informasi. Intelejen bisnis
menunjukkan segala hal yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan pada setiap
tingkat manajemen. Sistem Intelejen Bisnis untuk manajemen tingkat menengah
membantu dengan cara memantau, mengontrol, mengambil keputusan, dan
melakukan kegiatan-kegiatan administrative.
3. Sistem Pendukung Keputusan (decision support system-DSS)
DSS berfokus pada
masalah- masalah yang
unik dan cepat berubah,
yang prosedur
dalam mencapai atau
menghasilkan suatu solusi belum ditentukan sebelumnya secara keseluruhan. DSS
mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan semacam ini: Apa yang akan terjadi pada
jadwal produksi jika kita melipatgandakan penjualan pada bulan Desember? Apa yang
akan terjadi pada tingkat pengembalian investasi yang kita lakukan jika pabrik tidak
beroperasi selama 6 bulan?
Meskipun DSS menggunakan informasi internal dari TPS dan SIM, seringkali
DSS memperoleh informasi dari sumber-sumber eksternal, seperti harga saham
terkini, atau harga barang pesaing. Sistem ini digunakan oleh ‘’super-user’’ manager
dana analis bisnis yang ingin menggunakan teknologi analisis dan model yang
mutakhir dalam menganalisis data.
4. Sistem Pendukung Eksekutif (Excecutive Support System-ESS)
ESS membantu manajemen senior dalam mewujudkan keputusan-keputusan
yang telah dibuat Sistem tersebut ditujukan untuk mendukung pengambilan keputusan
tanpa routine yang mebutuhkan pertimbangan, evaluasi dan wawasan karena tidak ada
prosedur terprogram yang telah ditetapkan sebelumnya untuk menciptkan solusi. ESS
menyajikan gfarik dan data dari banyak sumber melalui batasan yang mudah
digunakan oleh manajer senior. Informasi sering dikirimkan kepada eksekutif senior
melalui portal, yang menggunakan tampilan web untuk menampilkan konten personal
organisasi bisnis yang terintegrasi.
ESS diranncang untuk menggabungkan data dari kejadian-kejadian dari luar
perusahaan seperti perubahan peraturan pajak ataupun kondisi pesaing, serta
merangkum informasi dari lingkungan dalam perusahaan melalui SIM dan DSS.
Sistem tersebut menyaring, meringkas, dan memantau data-data penting, seperti
menampilkan datan terpenting bagi manajer senior. Menariknya system ini telah
dilengkapi kemampuan analisis dari intelejen bisnis untuk menganalisis tren,
perkiraan/ramalan, serta pencarian data secara terperinci.
Sebagai contoh CEO Leiner Health Products, perusahaan swasta penghasil
vitamin dan suplemen terebesar di Amerika Serikat menggunakan ESS pada PC
Desktop untuk menampilkan kinerja keuangan perusahaan tiap menit, yang diukur
berdasarkan modal kerja, piutang, utang, arus kas dan persediaan. Kemudian
informasi tersebut ditampilkan pada layer penampil digital yang ditampilkan dalam
bentuk grafik dan diagram mengenai indicator-indikator penting dalam pengelolaan
perusahaan.

Ragam Sistem Informasi Dalam Perspektif Fungsional


Dalam setiap organisasi bisnis selalu terdapat berbagai bidang fungsional yang harus
dikelola dalam rangka pencapaian tujuan, sasaran, strategi, rencana dan program kerja
perusahaan tersebut. Dengan kata lain, terdapat kesamaan bidang-bidang fungsional yang
perlu ditangani oleh semua bentuk dan jenis organisasi niaga. Tapi kesamaan bidang-bidang
tersebut tidak berakibat pada kesamaan pelembaganya. Artinya penanganan berbagai bidang
fungsional yang terdapat dalam perusahaan dapat dilakukan oleh satuan-satuan kerja yang
sengaja dibentuk untuk itu. Teteapi tidak mustahil terjadi penggabungan beberapa bidang
fungsional dalam satu satuan kerja tertentu atau bahkan penanganannya ditugaskan hanya
pada seseorang atau beberapa orang saja dalam perusahaan.

Berikut ini system informasi fungsional antara lain:

1. Produksi Sebagai Bidang Fungsional

Secara tradisional para pengguna, pelanggan, dan nasabah meminati produk


perusahaan tertentu setelah mempertimbangkan banyak faktor, seperti mutu, harga,
sistem pembayaran, jaminan penyampaian pesanan pada waktu yang telah disepakati
bersama, jaminan produsen, dan pelayanan purnajual. Dengan perkataan lain, perusahaan
harus mampu merebut dan mempertahankan kepercayaan konsumen lama sehingga
mereka tetap “loyal” kepada produk perusahaan dan peminat baru pun bertambah. Hal-
hal diatas disebut faktor-faktor tradisional karena dewasa ini timbul gejala baru dalam
dunia bisnis yang sifatnya bahkan sudah mendunia, yaitu bahwa dalam proses produksi,
manajemen, dituntut menghargai harkat dan martabat manusia di lingkungan perusahaan
disamping adannya usaha sadar untuk memproduksikan barang atau jasa tertentu dengan
tidak merusak lingkungan. Disamping itu, agar manajemen bidang produksi mampu
menampilkan kinerja yang benar-benar mendukung tercapainya tujuan dan berbagai
sasaran perusahaan, perlu memahami secara tepat “bisnis inti” (core business) dalam
mana perusahaan bergerak.
Sudah barang tentu, di samping bisnis inti, tidak jarang perusahaan terutama yang
besar seperti konglomerat bergerak pula dalam berbagai kegiatan bisnis yang
lain.berbagai kegiatan tersebut harus pula dikenali dan diketahui dengan baik dan tepat
oleh manajemen produksi karena mereka dituntut untuk menghasilkan produk untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginan para konsumen dalam berbagai bidang itu. Untuk
menjalankan beberapa fungsi yang disebutkan di atas, manajemen produksi memerlukan
berbagai informasi, bukan hanya dibidang satu bisnis yang ditekuni seperti suplai bahan
mentah atau bahan baku, keadaan pasar, kondisi persaingan, produk apa yang sedang
trendy, dan lain sebagainya, akan tetapi juga berbagai informasi lain seperti tingkat
pendidikan masyarakat yang menjadi konsumen, penghasilannya, preferensinya,
peraturan perundangan-undangan yang berkaitan dengan kegiatan bisnis, perkembangan
tekonologi yang dapat dimanfaatkan, dan informasi yang sejenis.
2. Pemasaran Sebagai Bidang Fungsional
Pemasaran sebagai salah satu bidang fungsional dalam perusahaan merupakan
fungsi yang amat penting peranannya dalam upaya perusahaan meraih kemajuan, bukan
hanya dalam bentuk tingkat keuntungan yang wajar, akan tetapi juga dalam arti
pertumbuhan, perkembangan dan peningkatan kemampuan menghadapi persaingan
dimasa yang akan datang.
Dewasa ini semakin disadari bahwa terdapat konsep pemasaran yang penerapannya
diharapakan dapat meningkatkan penyelenggaraan fungsi pemasaran secara efektif dan
efisien. Konsep pemasaran yang penerapannya diharapkan dapat meningkatkan
peyeleggaraan fungsi pemasaran secara efisiensi dan efektif. Konsep tersebut pada
dasarnya berkisar pada hal hal sebagai berikut:
a. Para manajer pemasaran dan tenaga profesional yang terdapat didalamnya dituntut
memiliki kemampuan untuk mengidentifikasikan kebutuhan pasar. Kemampuan ini
mutlak perlu karena seperti di ketahui pasar bukanlah sesuatu yang bersifat statis,
melaikan bergerak sangat diamis.
b. Jika identifikasi kebutuhan pasar yang telah disinggung diatas dilakukan dengan
tepat, langkah berikutnya ialah pengembangan kegiatan pemasaran.
c. Konsep dan teori organisasi mutakir menekankan bahwa suatu organisasi merupakan
suatu sistem yang utuh (total system) yang terdiri dari berbagai bagian atau
komponen yang biasanya dikenal dengan istilah subsystem. Salah satu implikasi dari
konsep tersebut ialah keharusan mengelola organisasi dengan pendekatan
kesisteman.
d. Telah diketahui bahwa sesuatu produk dihasilkan oleh suatu perusahaan dengan
maksud agar produk tersebut lau dijual dipasaran, berarti produk tersebut bukan
hanya harus dipersepsikan oleh para konsumen sebagai sesuatu yang dibutuhkan
atau diinginkan dalam rangka pemuasan kebutuhan tertentu tidak hanya kebutuhan
fisik akan tetapi juga kebutuhan lain seperti sosial, gengsi, status, dan lain
sebagainya.
e. Jika tujuan dikategorikan sebagai sesuatu yang sifatnya strategis dan mencakup
organisasi sebagai keseluruhan, terdapat kategorisasi berbagai sasaran, misalnya
sasaran berbagai bidang fungsional. Kesemuanya itu dioperasionalkan oleh para
manajer tingkat rendah antara lain melalui berbagai kegiatan yang sifatnya teknis.

3. Promosi Sebagai Bidang Fungsional


secara konseptual kegiatan promosi dapat dan perlu dipahami dengan tepat. Minat
dan niat para konsumen perlu ditumbuhkan, dikembangkan, dan dipelihara. Praktek
promosi yang umum adalah dengan berkisar pada periklanan. Program periklanan yang
efektif adalah program yang menggugah naluri anak kecil yang terpendam dalam diri
konsumen. Periklanan mengandung komponen komunikasi, yaitu adanya (a) sumber, (b)
pesan yang ingin disampaikan, (c) media yang digunakan untuk menyampaikan pesan,
dan (d) tanggapan dari penerima pesan atas pesan yang disampaikan.
Mudah untuk memahami bahwa dalam kegiatan promosi dalam bentuk periklanan
sebagai proses komunikasi, sumber adalah perusahaan yang menghasilkan produk
tertentu, baik berupa barang dan/atau jasa. Pesan yang ingin disampaikan mengandung
berbagai elemen, seperti: (a) bahwa produk yang ingin dipromosikan merupakan sesuatu
yang wajar atau pantas dimiliki oleh konsumen karena produk tersebut mampu
memenuhi sebagian kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut, (b) bahwa para
konsumen mengambil keputusan tepat jika membeli, memiliki dan menggunakan produk
yang dipromosikan, ketimbang produk lain, (c) bahwa produsen mempertaruhkan
reputasinya dalam menjamin mutu produk yang dipromosikan, (d) bahwa harga yang
ditawarkan bersaing, (e) bahwa persyaratan pembayaran yang dapat dinegosiasikan
sehingga menguntungkan kedua belah pihak, dan (f) jaminan lain oleh produsen yang
merangsang minat konsumen yang menjadi sasaran penyampaian pesan.
4. Penjualan Sebagai Bidang Fungsional
Berbagai factor yang perlu dipertimbangkan dalam pembentukan wadah
bidang fungsional, antara lain: besar kecinya perusahaan, alternative yang dipilih
untuk kegiatan penjualan, jenis pasar dimana produk dijual, sifat geografis para
pembeli.
Keberadaan Winaraga sangat penting karena:
a. Mereka berperan sebagai sumber informasi tentang produk yang akan dijual;
b. Mereka yang paling menggetahui potensi penjualan;
c. Merekalah yang memahami bentuk dan sifat tanggapan pembeli dan calon
pembeli terhadap produk yang telah dipromosikan;
d. Merekalah yang menjelaskan perubahan harga jual terhadap berbagai pikah jika
ada perubahan; dan
e. Mengetahui kebijakan dan tindakan pesaing.
5. Manajemen Logistik Sebagai Bidang Fungsional
Salah satu bidang yang memerlukan penanganan yang tepat dalam
keseluruhan manajemen bisnis ialah manajemen logistik. Logistik adalah keseluruhan
bahan, barang, alat, dan sarana yang diperlukan dan digunakan oleh suatu organisasi
dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasarannya. Logistik diperlukan untuk
memperlancar jalannya pelaksanaan berbagai bidang fungsional lainnya, baik yang
sifatnya tugas pokok maupun yang bersifat penunjang. Logistik harus dikelola dengan
baik dapat dilihat dari ‘’ arus masuk’’ dan arus keluar’’. Arus masuk adalah segala
jenis bahan, barang, alat, dan sarana yang bersumber dari luar perusahaan, seperti
bahan mentah dan bahan baku yang kemudian diolah menjadi barang jadi oleh
perusahaan untuk kemudian dijual dipasar. Arus keluar adalah produk yang
dihasilkan oleh perusahaan untuk disalurkan kepada berbagai pihak ,seperti
distributor, agen, dan pengecer. Proses manajemen logistic terdiri dari langkah-
langkah pengadaan, penyimpanan, distribusi, penggunaan, pemeliharaan, dan
penghapusan.
6. Manajemen Sumber Daya Manusia Sebagai Bidang Fungsional
Manajemen sumber daya manusia sebagai bidang fungsional dalam suatu
organisasi menjalankan berbagai fungsinya atas dasar postulat yang sangat mendasar
sifatnya. Postulat pertama ialah bahwa pekerja adalah makhluk yang mempunyai
harkat dan martabat yang harus diakui dan dihargai oleh orang atau pihak lain.
Postulat kedua ialah bahwa bekerja dipandang tidak hanya sekedar sebagai upaya
mencari nafkah bagi diri sendiri dan bagi orang lain yang menjadi tanggungan
pekerja, akan tetapi sebagai perwujudan keinginannya untuk mengangkat harkat dan
martabatnya. Postulat ketiga ialah bahwa bekerja merupakan upaya pemenuhan
berbagai kebutuhan insani, tidak hanya dalam bentuk kebutuhan fisik yang pada
umumnya bersifat materiil, akan tetapi juga berbagai kebutuhan lain yang sifatnya
non fisik atau non materiil, termasuk kebutuhan social, kebutuhan emosional,
pengakuan status, kebutuhan mental, kebutuhan intelektual, dan bahkan kebutuhan
spiritual. Postulat keempat ialah bahwa karena harkat dan martabatnya sebagai
manusia terhormat dengan berbagai predikatnya seperti makhluk politik, makhluk
ekonomi, dan makhluk social, gaya manajerial yang tepat digunakan adalah gaya
yang mencerminkan pengakuan manajemen atas predikat tersebut. Postulat kelima
ialah bahwa setiap orang memiliki kepribadian yang khas dan oleh sebab itu harus
diperlakukan bukan hanya secara manusiawi ditempatnya bekerja akan tetapi juga
memperhitungkan perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam diri mereka, termasuk
perbedaan yang bersifat idiosinkratik.
Dari berbagai postulat tersebut terbentuklah dasar penyelenggaraan berbagai
fungsi manajemen sumber daya manusia yang terdiri dari antara lain: penciptaan dan
pemeliharaan system informasi sumber daya manusia yang andal, perencanaan
ketenagakerjaan, rekrutmen, seleksi, orientasi dan penempatan, pemberian imbalan,
perencanaan dan pengembangan karier, pendidikan dan pelatihan, penilaian kinerja,
perlindungan dan pemeliharaan, kesehatan dan keselamatan kerja, pemeliharaan
hubungan dengan para karyawam, pemutusan hubungan kerja dan pemensiunan, serta
pemeliharaan hubungan industrial dengan serikat pekerja.

Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal yang terpenting dalam hal
manajemen. Pengambilan keputusan adalah seperangkat langkah yang diambil individu atau
kelompok dalam memecahkan masalah. Teori pengambilan keputusan menekankan bahwa
terdapat tujuh langkah yang harus ditempuh yaitu:
a. Identifikasi permasalahan yang dihadapi
Pengenalan Permasalahan. Ada ungkapan yang mengatakan bahwa suatu “permasalahan
yang sudah dikenali hakikatnya dengan tepat sesungguhnya sudah separo terpecahkan.”
Ungkapan ini mempunyai tiga implikasi, yaitu:

- Bahwa mutlak perlu mengenali secara mendasar situasi problematik yang


menimbulkan ketidakseimbangan dalam kehidupan organisasi atau perusahaan
- Pengenalan secara mendasar berarti “akar” penyebab timbulnya ketidakseimbagnan
harus digali sedalam-dalamnya
- Mengambil ketutusan tidak boleh puas hanya dengan diagnosis gejala-gejala yang
segera tampak.
b. Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data ada tiga hal yang mutlak mendapat perhatian.
- Pentingnya menggali data dari sumber yang layak digali, baik secara internal maupun
secara eksternal
- Pentingnya untuk menjamin bahwa data yang dikumpulkan relevan dengan
permasalahan yang hendak diatasi.
- Mutu data yang dikumpulkan haruslah setinggi mungkin sehingga informasi yang
dihasilkan akan bermutu tinggi pula.
c. Analisis Data
Analisis data harus mampu menunjukkan berbagai alternatif yang mungkin ditempuh,
baik dalam upaya mengembalikan situasi ekuilibrium maupun dalam memecahkan
masalah.
d. Analisis Berbagai Alternatif
Jika pengambil keputusan dihadapkan kepada hanya satu alternatif dan ia memutuskan
untuk menggunakan alternatif tersebut, yang bersangkutan sudah mengambil keputusan.
e. Pemilihan Alternatif
Jika dilakukan dengan cermat, analisis berbagai alternatif akan memberi petunjuk
tentang alternatif yang sebaiknya digunakan karena akan membuahkan solusi yang
paling efektif.
f. Pelaksanaan
Apakan alternatif yang dipilih merupakan pilihan terbaik atau tidak diuji pada waktu
digunakan dalam arti mampu tidaknya menghilangkan situasi disekuilibrium dan apakah
permasalahan yang dihadapi dapat dipecahkan secara efektif atau tidak.
g. Penilaian
Hasil pelaksanaan memerlukan penilaian yang objektif, rasional, dan berdasarkan tolak
ukur yang baku.

Anda mungkin juga menyukai