Anda di halaman 1dari 15

TOTAL QUALITY

MANAGEMENT
KEPEMIMPINAN MANAJEMEN
KUALITAS

Oleh :

Jihan C201 17 417


Ika Pratiwi C201 17 414
Vonam C201 17 344
Riswan Armawan C201 17 580
Muh. Agus Riadi C201 17 439

MANAJEMEN PROGRAM S1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TADULAKO (NON-REGULER)
TAHUN AJARAN 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan
Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Total Quality
Management dengan judul “Kepemimpinan Manajemen Kualitas”. Tugas ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Total Quality Manajemen.

Kami mengharapkan makalah ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu dan pengetahuan kita semua
mengenai total quality manajement. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Hal tersebut dikarenakan kami masih
dalam proses belajar. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan untuk bahan pembelajaran dimasa depan.

Palu, Februari 2020

Kelompok VI

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3


BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1.Latar Belakang .............................................................................................. 4
1.2.Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
1.3.Tujuan ............................................................................................................ 5

BAB II ..................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6
A. Pengertian Kepemimpinan ............................................................................. 6
B. Gaya Kepemimpinan ...................................................................................... 8
C. Total Quality Management (TQM) ............................................................ 10
D. Kepemimpinan dalam Total Quality Management ..................................... 10

BAB III ................................................................................................................. 15


PENUTUP ............................................................................................................. 15
Kesimpulan ........................................................................................................ 15

3
BAB.1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kepemimpinan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting


untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam semua kelompok dalam masyarakat, baik
itu keluarga, perkumpulan olah raga, unit kerja, maupun organisasi lainnya, terdapat
seseorang yang paling berpengaruh dan dapat dikatakan sebagai pemimpin.
Organisasi akan kurang efisien tanpa pemimpin, bahkan tidak mampu mencapai
tujuan yang ditentukan. Kepemipinan menghadapi berbagai faktor dalam organisasi
seperti struktur, tatanan, koalisi, kekuasaan dan kondisi lingkungan, disamping itu,
kepemimpinan dapat menjadi alat pemecahan terhadap beberapa persoalan dalam
organisasi. Karena pentingnya kepemimpinan inilah, maka kepemimpinan menjadi
perhatian para ahli. Pentingnya kepemimpinan inilah yang perlu dipahami lebih
dalam, dengan memadukan beberapa konsep agar kepemimpinan yang ideal dapat
tercapai. Perilaku pemimpin yang positif dan cukup ideal dapat mendorong
kelompok dalam mengarahkan dan memotivasi individu untuk bekerjasama dalam
kelompok dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi.

Mutu terpadu merupakan sebuah gairah dan pandangan hidup bagi organisasi
yang menerapkannya. Oleh karena itu, unsur utama yang menentukan mutu sebuah
institusi adalah kepemimpinan. Menurut Peter dan Austin, gaya kepemimpinan
tertentu dapat mengantarkan institusi pada revolusi mutu (sebuah gaya yang mereka
singkat dengan MBWA atau management by walking about (manajemen dengan
melaksanakan)). MBWA menekankan pentingnya kehadiran pemimpin dan
pemahaman atau pandangan mereka terhadap karyawan dan proses institusi. Gaya
kepemimpinan akan mementingkan komunikasi visi dan nilai-nilai institusi kepada
pihak-pihak lain, serta berbaur dengan para staf dan pelanggan. Peter dan Austin

4
menganjurkan pentingnya pemimpin yang unggul dalam mencapai mutu merupakan
pertimbangan yang penting. Signifikasi kepemimpinan untuk melakukan transformasi
TQM tidak boleh diremehkan. Tanpa kepemimpinan, pada semua level institusi,
proses peningkatan tidak dapat dilakukan dan diwujudkan. Dari beberapa penjabaran
di atas, bisa dikatakan bahwa kepemimpinan dalam pendidikan mutu sangat urgen.
Organisasi diibaratkan sebagai anggota tubuh yang masing-masing bagiannya
mempunyai tugas dan fungsi berbeda. Di mana kesatuan tersebut bekerja secara
sistematis untuk mencapai suatu tujuan. Pemimpin dalam proses kepemimpinannya
dianalogikan seperti kepala yang bertugas sebagai manajer dan memiliki beberapa
fungsi penting. Sudah barang mesti apabila kepemimpinan tidak berjalan dengan baik
maka juga akan mempengaruhi pendidikan mutu yang ada dalam sebuah lembaga.
Dari latar belakang masalah tersebut sangat penting pembahasan mengenai
kepemimpinan dalam pendidikan mutu yang dalam makalah ini diramu dalam
beberapa sub-bab.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa Pengertian Kepemimpinan
1.2.2 Apa Pengertian Mutu
1.2.3 Bagaimana Kepemimpinan Mutu dalam TQM

1.3 Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah menambah pengetahuan kita mengenai


apa itu kepemimpinan dan bagaimana kepemimpinan dalam Total Quality
Management. Selain itu juga, tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk melengkapi
nilai tugas dalam mata kuliah Total Quality Management.

5
BAB 2.

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah suatu proses kegiatan seseorang untuk menggerakkan


orang lain dengan memimpin, membimbing, memengaruhi orang lain, untuk
melakukan sesuatu agar dicapai hasil yang diharapkan. Siagian (2002) mengatakan
bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk memengaruhi orang lain,
dalam hal ini para bawahannya sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau
melakukan kehendak pimpinan meskipun secara pribadi hal itu mungkin tidak
disenanginya. Blancard dan Hersey dalam Tohardi (2002) mengemukakan bahwa
kepemimpinan adalah proses memengaruhi kegiatan individu, dan kelompok dalam
usaha untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Terry (1960) menganggap
kepemimpinan sebagai kegiatan untuk memengaruhi orang agar bekerja dengan rela
untuk mencapai tujuan bersama.

Dari sudut manajemen, seorang pemimpin harus mampu menetapkan tujuan


yang hendak dicapai oleh organisasi atau perusahaan, dalam konteks ini seorang
pemimpin harus mampu merancang taktik dan strategi yang tepat. Dengan adanya
taktik dan strategi yang tepat tersebut maka langkah yang akan ditempuh oleh
organisasi akan berjalan lebih efisien dan efektif dalam hal pengguna anggaran.

Menurut beberapa ahli pengertian kepemimpinan adalah :

1. Kepemimpinan adalah kegiatan dalam mempengaruhi orang lain untuk bekerja


keras dengan penuh kemauan untuk tujuan kelompok (George P Terry)
2. Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam
mencapai tujuan umum (H.Koontz dan C. O'Donnell)
3. Kepemimpinan sebagai pengaruh antar pribadi yang terjadi pada suatu keadaan
dan diarahkan melalui proses komunikasi ke arah tercapainya sesuatu tujuan (R.
Tannenbaum, Irving R, F. Massarik).

Untuk lebih mendalami pengertian kepemimpinan, di bawah ini akan


dikemukakan beberapa definisi kepemimpinan lainnya seperti yang dikutip oleh Gary
Yukl (1996: 2), antara lain:

6
1. Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada dan
berada di atas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin
organisasi (Katz dan Kahn)
2. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah
kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan (Rauch dan Behling)
3. Kepemimpinan adalah proses memberi arti terhadap usaha kolektif yang
mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk
mencapai sasaran (Jacobs dan Jacques)

Menurut Wahjosumidjo (1984: 26) butir-butir pengertian dari berbagai


definisi kepemimpinan, pada hakekatnya memberikan makna :

1. Kepemimpinan adalah sesuatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang
berupa sifat-sifat tertentu seperti kepribadian, kemampuan, dan kesanggupan.
2. Kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan pemimpin yang tidak dapat
dipisahkan dengan kedudukan serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri
3. Kepemimpinan adalah proses antar hubungan atau interaksi antara pemimpin,
bawahan dan situasi.

Dari berbagai definisi yang ada, maka dapat dikatakan bahwa Kepemimpinan
adalah

1. Seni untuk menciptakan kesesuaian paham


2. Bentuk persuasi dan inspirasi
3. Kepribadian yang mempunyai pengaruh
4. Tindakan dan perilaku
5. Titik sentral proses kegiatan kelompok
6. Hubungan kekuatan/kekuasaan
7. Sarana pencapaian tujuan
8. Hasil dari interaksi
9. Peranan yang dipolakan
10. Inisiasi struktur

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan


merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok,
kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki
kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya,
untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.

7
Kemampuan kepemimpinan penting untuk senantiasa di upgread agar up to
date dengan kondisi dan persoalan yang dihadapi. Banyak cara dan langkah untuk
mengembangkan potensi kepemimpinan, diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Keterbukaan dan interaksi.

2) Merawat.

3) Kualitas melawan kuantitas.

4). Pendelegasian.

B. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan amat sangat beragam, menyerupai sidik jari. Artinya


bahwa antara satu dengan yang lainnya tidak sama. Masing-masing mempunyai ke-
khas-an dan keunikannya sendiri. Seseorang yang mempelajari gaya kepemimpinan
harus bisa memilah dan memilih mana yang pas dan yang cocok dengan kondisi
dirinya untuk diterapkan.

Gaya kepemimpinan adalah langkah dan cara yang digunakan oleh pemimpin
dalam rangka berinteraksi dengan bawahannya. Diantara gaya kepemimpinan tersebut
adalah:

1. Kepemimpinan Otokratis. Yaitu pemimpin mengambil keputusan tanpa tanpa


melibatkan bawahan yang akan melaksanakannya. Kepemimpinan ini disebut juga
dengan kepemimpinan diktator.
2. Kepemimpinan Demokratis. Penganut gaya ini, seorang pemimpin melibatkan
karyawan yang akan melaksanakan dalam membuat kebijakan atau keputusan.
Namun gaya kepemimpinan ini sering kali menghasilkan keputusan populer
(disenangi banyak orang), terkadang keputusan seperti ini tidak tepat sasaran,
karena pertimbangan takut tidak disukai.
3. Kepemimpinan Partisipatif. Dalam gaya ini pemimpin pemimpin amat sedikit
sekali memegang kendali dalam proses pengambilan keputusan. Ia hanya
menyajikan informasi mengenai suatu permasalahan dan memberikan kesempatan
kepada anggota tim untuk mengembangkan strategi dan pemecahannya. Tugas
pemimpin adalah mengarahkan tim kepada tercapainya konsensus. Dengan asumsi

8
bahwa mereka akan lebih siap menerima tanggung jawab karena mereka
diberdayakan untuk mengembangkannya.
4. Kepemimpinan Berorientasi pada Tujuan. Gaya kepemimpinan ini, pemimpin
akan meminta anggota tim untuk memusatkan perhatiannya hanya pada tujuan
yang ada. Hanya strategi yang menghasilkan kontribusi nyata dan dapat diukur
dalam mencapai tujuan organisasilah yang dibahas. Pengaruh kepribadian dan
faktor lainnya yang tidak berhubungan dengan tujuan organisasi tertentu
diminimumkan.
5. Kepemimpinan Situasional. Gaya kepemimpinan ini sering juga disebut dengan
kepemimpinan tidak tetap (fluid) atau kontingensi. Asumsi yang digunakan dalam
gaya ini adalah bahwa tidak ada satupun gaya kepemimpinan yang tepat bagi
setiap manajer dalam segala kondisi. Oleh katena itu gaya kepemimpinan ini akan
menerapkan gaya tertentu dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
pemimpin, pengikut dan situasi. Ketiga faktor ini adalah variabel yang saling
berhubungan yang dikenal dengan istilah hukum situasi (law of the situation) (
Fandy Tciptono & Anastasia Diana, 2001; hlm.161-163).

Ada ungkapan bahwa apapun makanannya minumnya teh botol, begitu juga
dengan kepemimpinan, apapun gaya kepemimpinan yang akan di aplikasikan
tentunya harus berdasarkan pada pendekatan ilmu prilaku dan efektifitas
kepemimpinan yang sudah teruji. Menurut Richard I. Lester[1] dalam Dale Timpe
(2002, hlm. 184-185), ciri-ciri pemimpin perusahaan yang baik adalah sebagai berikut
:

1. Rasa tanggung jawab


2. Kompetensi teknis dan profesional.
3. Kegairahan.
4. Ketrampilan komunikasi
5. Standar etika yang tinggi
6. Keluwesan
7. Pandangan kedepan

Sehingga bagi siapapun pemimpin yang akan mengadopsi gaya


kepemimpinan mesti memperhatikan 7 hal yang disebutkan oleh Richard I. Lester
diatas, agar kepemimpinannya bisa berjalan dengan baik. Mengingat bahwa kondisi
dan situasi berbeda maka membutuhkan gaya dan teori kepemimpinan yang berbeda
pula. Tentu tidak bisa dilakukan seragamisasi, artinya gaya kepemimpinan demokrasi
yang terbaik, maka harus diterapkan dalam organisasi apapun, atau semua organisasi

9
harus menerapkan gaya kepemimpinan partisipatif misalnya, karena di organisasi A
telah diterapkan dan berhasil.

C. Total Quality Management (TQM)

Total Quality Management (TQM) adalah merupakan suatu pendekatan dalam


menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi
melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungannya. Juga merupakan suatu pendekatan pengendalian mutu melalui
penemuan partisipasi karyawan yang bertujuan memecahkan memecahkan persoalan
dengan menekankan pada partisipasi dan kreatifitas antar karyawan dalam sebuah
organisasi atau perusahaan (Heri Aryanto, 2013, hlm.1).

Evolusi gerakan Total Quality Management (TQM) semula berasal dari


Amerika Serikat, kemudian lebih banyak dikembangkan di Jepang dan kemudian
berkembang ke Amerika Utara dan Eropa. Jadi TQM mengintegrasikan ketrampilan
tekhnikal dan analisis dari Amerika, keahlian dan pengorganisasian Jepang, serta
tradisi keahlian dan integritas dari Eropa dan Asia.

Landasan TQM adalah stastical process control (SPC) yang merupakan model
manajemen manufactur, yang pertama-tama dikenalkan oleh Edward Deming dan
Joseph Juran dinamakan TQM oleh US Navy pada tahun 1985. Kita ketahui bahwa
TQM terus sesudah perang dunia II guna membantu bangsa Jepang membangun
kembali infrastruktur negaranya. ”Ajaran” Deming dan Juran itu berkembang terus
hingga kemudian mengalami evolusi menjadi semakin matang dan mengalami
diversifikasi untuk aplikasi di bidang manufaktur, industri jasa, kesehatan, dan
dewasa ini di bidang pendidikan.

D. Kepemimpinan Dalam TQM

Dalam perspektif TQM, definisi kepemimpinan yang diberikan oleh Goetsch


dan Davis adalah kemampuan untuk membangkitkan semangat orang lain agar
bersedia dan memiliki tanggungjawab total terhadap usaha mencapai atau melampaui
tujuan organisasi. Sehingga kepemimpinan didasarkan pada filosofi bahwa perbaikan
metode dan proses kerja secara berkesinambungan akan dapat memperbaiki kulitas,
biaya, produktifitas, dan pada gilirannya juga meningkatkan daya saing. Filosofi ini
pertama kali dikemukakan oleh Deming yang menyatakan bahwa setiap perbaikan
metode dan proses kerja akan memberikan rangkaian hasil yaitu perbaikan kualitas,

10
penurunan biaya, peningkatan produktifitas, penurunan harga, peningkatan pangsa
pasar, lapangan kerja yang lebih luas.

Penentu mutu dalam sebuah institusi adalah kepemimpinan. Gaya


kepemimpinan tertentu dapat mengantarkan institusi atau organisasi pada revolusi
mutu, yaitu dengan gaya mangement by walking about atau manajemen dengan
melaksanakan yang menekankan pentingnya kehadiran pemimpin dan pemahaman
atau pandangan mereka terhadap karyawan dan proses institusi. Gaya kepemimpinan
ini mementingkan komunikasi visi dan nilai-nilai institusi kepada pihak-pihak lain
serta berbaur dengan para staf dan pelanggan.

Dalam kepemimpinan mutu pendidikan, setiap orang merupakan pemimpin.


Untuk mencapai visi pendidikan, pemimpin sekolah harus dapat memberdayakan
para guru dan memberi mereka wewenang seluas-luasnya untuk meningkatkan
pembelajaran. Mereka diberi keleluasaan dan otonomi dalam bertindak.

Joseph M. Juran dalam Fandy Tciptono & Anastasia Diana, menyatakan


bahwa kepemimpinan yang mengarah kepada kualitas meliputi tiga fungsi manajerial,
yaitu :

1. Perencanaan kualitas
Fungsi ini meliputi langkah-langkah; identifikasi pelanggan, identifikasi
kebutuhan pelanggan, mengembangkan produk berdasarkan kebutuhan
pelanggan, mengembangkan metode dan proses kerja untuk menghasilkan
produk yang memenuhi atau melampaui harapan pelanggan, dan
mengubah hasil perencanaan ke dalam tindakan nyata.
2. Pengendalian kualitas
Langkah-langkah dalam fungsi ini adalah; evaluasi kinerja aktual,
membandingkan kinerja aktual dengan tujuan, dan melakukan tindakan
perbaikan untuk mengatasi perbedaan kinerja yang ada.
3. Perbaikan kualitas.
Langkah-langkahnya adalah membentuk infrastruktur untuk perbaikan
kualitas secara berkesinambungan, identifikasi proses atau metode yang
membutuhkan perbaikan, membentuk tim yang bertanggung jawab atas
proyek perbaikan tertentu, dan menyediakan sumber daya dan pelatihan
yang dibutuhkan tim perbaikan tersebut agar dapat mendiagnosis masalah
dan mengidentifikasi penyebabnya, menemukan pemecahannya, dan
melakukan perbaikan terhadap masalah tersebut.

11
 Kriteria Pemimpin Pendidikan Mutu

Kepemimpinan pendidikan mutu memiliki peran penting dengan


pemberdayaan guru dan para staff untuk bekerja sama dalam satu tim yang solid.
Dengan demikian pemimpin pendidikan mutu harus memiliki kriteria sebagai berikut:

- Melibatkan seluruh staff dalam aktivitas penyelesaian masalah, dengan


menggunakan metode ilmiah, prinsip-prinsip mutu dan kontrol proses.
- Meminta pendapat mereka tentang berbagai hal.
- Menyampaikan sebanyak mungkin informasi manajemen untuk membantu
pengembangan dan meningkatkan komitmen mereka.
- Menanyakan pendapat staff tentang sistem dan prosedur mana saja yang
menghalangi mereka dalam menyampaikan mutu kepada pelanggan
- Memahami bahwa keinginan untuk meningkatkan mutu tidak sesuai dengan
manajemen dari atas ke bawah (top-down).
- Mengimplementasikan komunikasi yang sistematis dan kontinyu diantara setiap
orang yang terlibat dalam organisasi.
- Mengembangkan kemampuan pemecahan masalah serta negoisasi dalam rangka
menyelesaikan konflik.
- Memiliki sikap membantu tanpa harus mengetahui semua jawaban bagi setiap
masalah dan tanpa merasa rendah diri.
- Menyediakan materi pembelajaran konsep mutu. Seperti membangun tim,
manajemen proses, layanan pelanggan, komunikasi serta kepemimpinan.
- Memberikan teladan yang baik.
- Belajar berperan sebagai pelatih, bukan sebagai bos.
- Memberikan otonomi dan berani mengambil resiko.
- Memberikan perhatian yang berimbang dalam menyediakan mutu bagi
pelanggan internal dan eksternal.

 Peran dan Fungsi Pemimpin Pendidikan Mutu

Komitmen terhadap mutu harus menjadi peran utama bagi pemimpin


manajemen mutu. Menurut peters dan Austin sebagaimana dikutip Sallis. pemimpin
pendidikan mutu harus memiliki perspektif dibawah ini:

12
- Manajer harus memberi arahan, visi, dan inspirasi. Mentalitas yang
menganggap dirinya bos harus dirubah menjadi pendukung dan pemimpin
staf.
- Dekat dengann pelanggan. Hal ini mencerminkan bahwa perusahaan memiliki
fokus yang jelas terhadap pelanggan utamanya.
- Pemimpin harus melakukan inovasi diantara stafnya dan bersiap
mengantisipasi kegagalan yang merintangi inovasi tersebut.
- Menciptakan rasa kekeluargaan.
- Memiliki sifat-sifat personal yang dibutuhkan, yaitu ketulusan, kesabaran,
semangat, intensitas, dan antusiasme.

Pemimpin manajemen mutu memiliki fungsi utama dalam manajemen mutu


diperusahaan, diantara fungsi utama tersebut adalah sebagai berikut:
- Penjaga visi mutu terpadu bagi institusi.
- Motivator bagi seluruh struktur organisasi untuk berkomitmen. Komitmen
memerlukan antusiasme dan tak henti terhadap pemberdayaan mutu, selalu
menghendaki kemajuan dengan metode dan cara yang baru.
- Mengkomunikasikan pesan mutu.
- Memastikan kebutuhan pelanggan menjadi pusat kebijakan dan praktek
intitusi.
- Mengarahkan perkembangan karyawan.
- Memimpin inovasi dalam institusi.
- Mampu memastikan bahwa struktur organisasi secara jelas telah
mendefinisikan tanggung jawab dan mampu memersiapkan delegasi yang
tepat.
- Memiliki komitmen untuk menghilangkan rintangan, baik organisasional
maupun Kultural.
- Membangun tim yang efektif.
- Mengembangkan mekanisme yang tepat untuk mengawali dan mengevaluasi
kesuksesan.

Setiap organisasi pasti dihadapkan pada permasalahan dan perbedaan-


perbedaan di dalamnya, misalnya perbedaan antara tujuan perorangan, tujuan
organisasi dan manajemen dalam rangka pengembangan organisasi. Pimpinan
dikatakan berhasil apabila ia dapat mengupayakan secara optimal pencapaian setiap
tujuan yang ada dalam organisasi termasuk prestasi dari pencapaian prestasi
organisasi itu sendiri.

13
Segala upaya yang dilakukan oleh pemimpin tergantung kepada komitmen
yang dimilikinya dalam hubungannya dengan organisasi yang dipimpinnya.
Kepemimpinan mutu dikatakan efektif dalam suatu organisasi, apabila pimpinannya
kreatif. Inovatif dengan berinteraksi pada gagasan-gagasan lain atau lingkungan
sosial, hal tersebut berhubungan dengan perilaku kepemimpinan dalam kerangka
Total Quality Management (TQM).

Manusia merupakan makhluk social yang diciptakan untuk berhubungan satu


sama lain dalam mencapai tujuan hidupnya. Dalam hubungannya dengan sesama
itulah, manusia membutuhkan pemimpin yang membawa kepada pencapaian tujuan
demi terwujudnya kebaikan. Berbagai perubahan masyarakat dan krisis
multidimensional yang melanda, ditandai dengan sulitnya menemukan sosok
pemimpin yang memiliki komitmen tinggi terhadap pendidikan.

Dalam piramida kepeimpinan mutu, setiap orang merupakan pemimpin.


Untuk mencapai visi, pemimpin harus dapat memberdayakan para staf dan memberi
mereka wewenang seluas-luasnya untuk meningkatkan pembelajaran. Mereka diberi
keleluasaan dan otonomi dalam bertindak

14
BAB 3.

PENUTUP

Kesimpulan

Definisi dari kepemimpinan manajemen mutu adalah kemampuan untuk


membangkitkan semangat orang lain agar bersedia dan memiliki tanggungjawab total
terhadap usaha mencapai atau melampaui tujuan organisasi.

Pemimpin memiliki peran penting dan stratigis dalam mencapai suatu tujuan
organisasi. Pemimpin untuk dapat berperan secara maksimal maka mereka harus
memiliki kompetensi dan keterampilan. Keterampilan minimal yang harus dimiliki
seorang pemimpin adalah keterapilan kepemimpinan dan keterampilan mengelola.
Dengan keterampilan tersebut diharapkan pemimpin dapat menggerakan, mendorong,
mengarahkan, mengelola elemen- elemen dalam oraganisi secara bersama sama
mencapai tujuan.

15

Anda mungkin juga menyukai