Hipo 2
Hipo 2
1. Pengkajian
a. Pengkajian Primer
1) Airway
Menilai jalan nafas bebas. Apakah pasien dapat bernafas dengan bebas,ataukah ada secret yang
menghalangi jalan nafas. Jika ada obstruksi, lakukan:
b) Suction
c) Guedel Airway
d) Instubasi Trakea
2) Breathing
a) Beri oksigen
3) Circulation
b) Pemberian infus
Menilai kesadaran pasien dengan cepat, apakah pasien sadar, hanya respon terhadap nyeri atau sama
sekali tidak sadar. Kaji pula tingkat mobilisasi pasien.Posisikan pasien posisi semi fowler, esktensikan
kepala, untuk memaksimalkan ventilasi.Segera berikan Oksigen sesuai dengan kebutuhan, atau instruksi
dokter.
b. Pengkajian Skunder
a) History
L : Last oral intake (masukan oral terakhir, apakah benda padat atau cair).
b) Head to toe
1) Kepala
2) Leher
3) Dada
4) Abdomen
5) Ekstermitas
2. Diagnosa Keperawatan
a) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas, peningkatan secret
b) Gangguan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan disfungsi sistem saraf pusat akibat
hipoglikemia
3. Perencanaan Keperawatan
No
Diagnosa Keperawatan
NOC
NIC
1.
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas, peningkatan secret
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan jalan napas normal dengan
kriteria:
Airway Management
2.
Gangguan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan disfungsi system saraf pusat akibat
hipoglikemia
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan gangguan perfusi jaringan
cerebral normal dengan kriteria:
3. TTV dalam batas normal (suhu 35,5ºC – 37,5ºC, nadi 60-100 x/menit, tekanan darah 120/80 mmHg)
3. Bantu pasien untuk berkemih, membatasi batuk, muntah, mengejan, anjurkan pasien napas dalam
selama pergerakan
5. Pantau TTV
3.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan defisit volume cairan teratasi
dengan kriteria:
Fluid Balance
1. TTV stabil (N:60-100 x/menit, TD: 100-140/80-90 mmHg, S: 36,5-370C, RR: 12-20 x/menit),
2. nadi perifer teraba kuat
Fluid Management
1. Batasi intake cairan yang mengandung gula dan lemak misalnya cairan dari buah yang manis.
2. Kolaborasi dalam pemberian terapi cairan 1500-2500 ml dalam batas yang dapat ditoleransi jantung.
3. Observasi suhu, warna, turgor kulit dan kelembaban, pengisian kapiler dan membran mukosa.
4.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan penurunan curah jantung normal
dengan kriteria:
• Circulation Status
2. Kesadaran Composmentis
4. Sp O2 95-100 %
4. Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencaan tentang kesehatan
klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara bersinambungan dengan melibatkan
klien, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya. (Setiadi, 2012).
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan yang sistematis dan
terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap
perencanaan, (Asmadi, 2008).
DAFTAR PUSTAKA
Herdman, Heather. 2010. Nanda International Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-
2011. Jakarta: EGC.
Kedia, Nitil. 2011. Treatment of Severe Diabetic Hypoglycemia With Glucagon: an Underutilized
Therapeutic Approach. Dove Press Journal.
McNaughton, Candace D. 2011. Diabetes in the Emergency Department: Acute Care of Diabetes
Patients. Clinical Diabetes.
RA, Nabyl. 2009. Cara mudah Mencegah Dan Mengobati Diabetes Mellitus.Yogyakarta :AuliaPublishing.
Setiadi (2012), Konsep & Penulisan Asuhan Keperawatan, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Setyohadi, Bambang. 2011. Kegawatdaruratan Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
Dalam