Anda di halaman 1dari 15

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BATUNYALA
JALAN RAYA PRAYA MUJUR DESA BATUNYALA KECAMATAN PRAYA TENGAH
www.puskesmasbatunyala.lomboktengahkab.go.id

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATUNYALA


NOMOR : TAHUN 2020

TENTANG
PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI UPTD PUSKESMAS BATUNYALA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA UPTD PUSKESMAS BATUNYALA

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka tertib administrasi


dan Penyeragaman bentuk naskah di UPTD
Puskesmas Batunyala perlu diatur
penyelenggaraan tata naskah Puskesmas;
b. Bahwa untuk maksud tersebut pada butir hurup
a, perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan.

Memutuskan : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25


Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
112, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5038);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 Tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Imdonesia Nomor 5063);
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun
2014 Tentang Puskesmas (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 );
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 tahun
2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik
Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan
Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
1049);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 tahun
2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 1423);
6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 80 Tahun 2012 tentang
Pedoman Tata Naskah Dinas Instansi
Pemerintah;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Pedoman Tata Naskah Dinas di UPTD Puskesmas


Batunyala

Kesatu : Pedoman Tata Naskah Dinas di UPTD Puskesmas


Batunyala adalah sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Surat Keputusan.

Kedua : Pedoman Tata Naskah Dinas di UPTD Puskesmas


Batunyala sebagai acuan bagi seluruh Pegawai UPTD
Puskesmas Batunyala dalam menyelenggarakan
tata naskah Puskesmas.

Ditetapkan di : Batunyala
Pada Tanggal : 1 Januari 2020
KEPALA UPTD PUSKESMAS BATUNYALA,

Saparudin
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS
BATUNYALA
NOMOR :
TENTANG TIM AKREDITASI UPTD
PUSKESMAS BATUNYALA

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI UPT PUSKESMAS BATUNYALA

A. PEDOMAN TATA NASKAH SECARA UMUM


1. Kertas yang digunakan adalah HVS putih 70 gram ukuran
folio/F4 (215 mm x 330 mm).
2. Naskah dinas diketik menggunakan komputer dengan Page
Setup sebagai berikut :
a. Paper size : Custom size, width : 21,5 cm, Height : 33 cm.
b. Margins : Top 4 cm, left 4 cm, bottom 2,5 cm dan right 2 cm
c. Spacing : before 0 pt, after 0 pt, line spacing single atau
1,5 lines (Disesuaikan dengan panjang/pendeknya naskah)
d. Font : bookman old style ukuran huruf 12, kecuali untuk
tabel dapat disesuaikan dengan lebar kolom dan baris.
3. Urutan penomoran menggunakan aturan indentasi sebagai
berikut : I, A, 1, a, 1), a), (1), (a), dan apabila masih terdapat sub
lagi maka baru boleh menggunakan bullets.

B. KOP NASKAH DINAS


Kop naskah dinas yang berlaku di UPTD Puskesmas Batunyala
memuat antara lain :
1. Lambang daerah Kabupaten Lombok Tengah ditempatkan
dibagian kiri atas.
2. Logo Puskesmas ditempatkan dibagian kanan atas.
3. Tulisan dengan menggunakan Font : bookman old style rata
tengah (center) dengan urutan dari atas ke bawah sebagai
berikut:
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH (font 14)
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH (font 14)
UPTD PUSKESMAS BATUNYALA (font 14, Tebal)
Jalan Raya Praya Mujur Kecamatan Praya Tengah (font 8)
www.puskesmasbatunyalakab.go.id (font 8)
4. Borders garis bawah : 1,5 pt
5. Contoh Kop Naskah Dinas :

C. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH KEBIJAKAN


Kebijakan adalah Peraturan/ Surat Keputusan yang ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas yang merupakan garis besar yang bersifat
mengikat dan wajib dilaksanakan oleh penanggung jawab maupun
pelaksana. Penyusunan Peraturan / Surat Keputusan harus
didasarkan pada peraturan perundangan, baik undang-undang,
Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Daerah,
Peraturan Kepala Daerah, Peraturan Menteri dan pedoman-
pedoman teknis yang berlaku seperti yang ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Dinas
Kesehatan Provinsi, dan Dinas Kesehatan Kabupaten. Peraturan/
Keputusan Kepala Puskesmas dapat dituangkan dalam pasal-pasal
dalam keputusan tersebut, atau merupakan lampiran dari
peraturan/ Keputusan. Format Peraturan/ Keputusan dapat
disusun sebagai berikut:
1. Kop Naskah Dinas
2. Pembukaan (Kepala Naskah) semua ditulis dengan huruf kapital
dan ditulis sistematis, diletakkan di tengah garis margin,
meliputi :
a. Judul : Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Batunyala
b. Nomor : ditulis sesuai sistem penomoran surat di UPTD
Puskesmas Batunyala
c. Nama Keputusan : Tentang (dibawahnya diteruskan nama
peraturan / keputusan)
d. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
e. Jabatan pembuat peraturan / keputusan
3. Konsideran, meliputi :
a. Menimbang:
1) Memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran
yang menjadi latar belakang dan alasan
pembuatanperaturan / keputusan.
2) Huruf awal kata “menimbang” ditulis dengan huruf
kapital diakhiri dengan tanda baca titik dua (:), dan
diletakkan di bagian kiri.
3) Konsideran menimbang diawali dengan penomoran
menggunakan huruf kecil dan dimulai dengan kata
bahwa dengan “b” huruf kecil, dan diakhiri dengan tanda
baca titik koma (;).
b. Mengingat:
1) Memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan
yang memerintahkan pembuat peraturan / keputusan.
2) Peraturan perundangan yang menjadi dasar hukum
adalah peraturan yang tingkatannya sederajat atau lebih
tinggi.
3) Kata “mengingat” diletakkan di bagian kiri sejajar dengan
kata menimbang.
4) Konsideran yang berupa peraturan perundangan
diurutkan sesuai dengan hirarki tata perundangan
dengan tahun yang lebih awal disebut lebih dulu, diawali
dengan nomor 1, 2, dan seterusnya, dan diakhiri dengan
tanda baca titik koma (;).
4. Diktum:
a. Diktum “MEMUTUSKAN” ditulis simetris di tengah,
seluruhnya dengan huruf kapital, serta diletakkan di tengah
margin.
b. Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan
disejajarkan ke bawah dengan kata menimbang dan
mengingat, penulisan kata menetapkan ditulis dengan huruf
kapital, dan diakhiri dengan tanda baca titik dua ( : ).
c. Nama peraturan / keputusan sesuai dengan judul peraturan
/ keputusan ( kepala naskah), seluruhnya ditulis dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik (.).
5. Batang Tubuh
a. Batang tubuh memuat semua substansi peraturan /
keputusan yang dirumuskan dalam diktum-diktum,
misalnya:
KESATU :
KEDUA :
Dan seterusnya.
b. Dicantumkan saat berlakunya Peraturan/ Surat Keputusan,
perubahan, pembatalan, pencabutan, ketentuan, dan
peraturan lainnya.
c. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran Peraturan/
Surat Keputusan, dan pada halaman terakhir ditandatangani
oleh pejabat yang menetapkan Peraturan/ Surat Keputusan
6. Kaki
Kaki Peraturan/ Surat Keputusan merupakan bagian akhir
substansi yang memuat penandatangan penerapan Peraturan/
Surat Keputusan, pengundangan peraturan/ Surat keputusan
yang terdiri dari :
a. Tempat dan tanggal penetapan.
b. Nama jabatan diakhiri dengan tanda koma (,).
c. Tanda tangan pejabat.
d. Nama lengkap pejabat dicetak tebal.
7. Penandatanganan
Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas ditandatangani oleh
Kepala UPT Puskesmas Batunyala
8. Lampiran Peraturan/ Surat Keputusan
a. Halaman pertama harus dicantumkan judul dan nomor
Surat Keputusan
b. Halaman terakhir harus ditanda tangani oleh Kepala UPTD
Puskesmas Batunyala

D. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH KERANGKA ACUAN KEGIATAN


Penyusunan kerangka acuan kegiatan mencakup tujuan umum dan
khusus yang merupakan tujuan program. Tujuan umum adalah
tujuan secara garis besar, sedangkan tujuan khusus merupakan
rincian kegiatan-kegiatan yang akan dicapai dari organisasi. Dalam
kerangka acuan harus dijelaskan bagaimana cara melaksanakan
kegiatan agar tujuan tercapai, dengan penjadwalan yang jelas,
evaluasi serta pelaporannya.
Program/kegiatan yang dibuat kerangka acuan antara lain :
Program Pengembangan SDM, Program Peningkatan Mutu
Puskesmas dan Keselamatan Pasien, Program Pencegahan Bencana,
Program Pencegahan Kebakaran, Kegiatan pelatihan triase gawat
darurat. Sistematika atau format kerangka acuan kegiatan disusun
sebagai berikut :
1. Pendahuluan
2. Latar belakang
3. Tujuan umum dan tujuan khusus
4. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
5. Cara melaksanakan kegiatan
6. Sasaran
7. Jadwal pelaksanaan kegiatan
8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan
9. Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan

Sistematika/ format tersebut diatas adalah minimal, dapat


ditambah sesuai kebutuhan, tetapi tidak diperbolehkan mengurangi.
Contoh penambahan : ditambah point untuk rencana
pembiayaan/anggaran.

Petunjuk Penulisan
1. Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat
umum yang masih terkait dengan upaya/ kegiatan.
2. Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan
mengapa program tersebut disusun. Sebaiknya dilengkapi
dengan data-data sehingga alasan diperlukan program tersebut
lebih kuat.
3. Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan ini adalah merupakan tujuan upaya/ kegiatan. Tujuan
umum adalah tujuan secara garis besarnya, sedangkan tujuan
khusus adalah tujuan secara rinci.
4. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah
kegiatan yang harus dilakukan sehingga tercapainya tujuan
upaya/ kegiatan tersebut. Oleh karena itu antara tujuan dan
kegiatan harus berkaitan dan sejalan.
5. Cara melaksanakan kegiatan
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk
melaksanakan kegiatan pokok dan rincian kegiatan. Metode
tersebut bisa antara lain dengan membentuk tim, melakukan
rapat, melakukan audit dan lain-lain.
6. Sasaran
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik dan
terukur untuk mencapai tujuan-tujuan upaya/ kegiatan.
Sasaran upaya/ kegiatan menunjukkan hasil antara yang
diperlukan untuk merealisir tujuan tertentu. Penyusunan
sasaran program perlu memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut :
Sasaran yang baik harus memenuhi “SMART” yaitu :
a. Specific :sasaran harus menggambarkan hasil spesifik yang
diinginkan, bukan cara pencapaiannya. Sasaran harus
memberikan arah dan tolok ukur yang jelas sehingga dapat
dijadikan landasan untuk penyusunan strategi dan kegiatan
yang spesifik.
b. Measurable : sasaran harus terukur dan dapat
dipergunakan untuk memastikan apa dan kapan
pencapaiannya. Akuntabilitas harus ditanamkan ke dalam
proses perencanaannya. Oleh karenanya metodologi untuk
mengukur pencapaian sasaran (keberhasilan upaya/
kegiatan) harus ditetapkan sebelum kegiatan yang terkait
dengan sasaran tersebut dilaksanakan.
c. Agressive but Attainable : apabila sasaran harus dijadikan
standar keberhasilan, maka sasaran harus menantang,
namun tidak boleh mengandung target yang tidak layak.
Umpamanya kita bisa menetapkan sebagai suatu sasaran “
Pengurangan kematian misalnya akibat TB akan dapat
dicapai pada suatu tingkat tertentu” tetapi meniadakan
kematian merupakan hal yang tidak dapat dipastikan
kelayakannya.
d. Result oriented : sedapat mungkin sasaran harus
menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai. Misalnya :
mengurangi komplain masyarakat terhadap pelayanan OAT
sebesar 50%.
e. Time bound : sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam waktu
yang relative pendek, mulai dari beberapa minggu sampai
beberapa bulan (sebaiknya kurang dari 1 tahun). Kalau ada
upaya/ kegiatan 5 (lima) tahun dibuat sasaran antara.
Sasaran akan lebih mudah dikelola dan dapat lebih serasi
dengan proses anggaran apabila dibuat sesuai dengan batas-
batas tahun anggaran di Puskesmas.

Seni di dalam penentuan sasaran adalah menimbulkan


tantangan yang dapat dicapai. Sasaran yang terbaik adalah
sasaran yang dapat mendorong peningkatan kapasitas
Puskesmas, namun dalam batas-batas kelayakan. Sasaran yang
baik tidak hanya akan meningkatkan upaya/ kegiatan dan jasa
pelayanan yang dihasilkan, namun juga menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri pada para pelaksananya.
Sebaliknya penerapan target kinerja yang mudah dicapai akan
melemahkan motivasinya, membunuh inisiatif dan menghambat
daya inovasi pada karyawan.
7. Jadwal pelaksanaan kegiatan
Jadwal adalah merupakan perencanaan waktu melaksanakan
langkah-langkah pelaksanaan upaya/ kegiatan. Lama waktu
tergantung pada rencana kegiatan upaya/kegiatan tersebut
dilaksanakan.
8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
Yang dimaksud dengan evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah
evaluasi dari jadwal kegiatan. Jadwal kegiatan tersebut akan
dievaluasi setiap berapa bulan sekali (kurun waktu tertentu),
sehingga apabila dari evaluasi diketahui ada pergeseran jadwal
atau penyimpangan maka dapat segera diperbaiki sehingga tidak
mengganggu upaya/ kegiatan secara keseluruhan. Karena itu
yang ditulis di kerangka acuan adalah kapan (setiap kurun
waktu berapa lama) evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan
dan siapa yang melakukan. Yang dimaksud dengan
pelaporannya adalah bagaimana membuat laporan evaluasi
pelaksanaan kegiatan tersebut dan kapan laporan tersebut
harus dibuat. Jadi yang harus ditulis di dalam kerangka acuan
adalah cara bagaimana membuat laporan evaluasi dan kapan
laporan tersebut harus dibuat dan ditujukan kepada siapa.
9. Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan
Pencatatan adalah catatan kegiatan dan yang ditulis dalam
kerangka acuan adalah bagaimana melakukan pencatatan
kegiatan atau membuat dokumentasi kegiatan. Pelaporan adalah
bagaimana membuat laporan program dan kurun waktu (kapan)
laporan harus diserahkan dan kepada siapa saja laporan
tersebut harus diserahkan. Evaluasi kegiatan adalah evaluasi
pelaksanaan Upaya/ kegiatan secara menyuluruh. Jadi yang di
tulis di dalam kerangka acuan, bagaimana melakukan evaluasi
dan kapan evaluasi harus dilakukan.

E. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH STANDAR OPERASIONAL


PROSEDUR (SOP)
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah suatu perangkat
instruksi/ langkah- langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan
proses kerja rutin tertentu.
1. Tujuan Penyusunan SOP
Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien,
efektif, konsisten/ seragam dan aman, dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan standar
yang berlaku.
2. Manfaat SOP
a. Memenuhi persyaratan standar pelayanan Puskesmas
b. Mendokumentasi langkah-langkah kegiatan
c. Memastikan staf Puskesmas memahami bagaimana
melaksanakan pekerjaannya.
Contoh : SOP Pemberian informasi, SOP Pemasangan infus,
SOP Pemindahan pasien dari tempat tidur ke kereta dorong.

3. Format SOP
a. Format SOP dibakukan agar tidak terjadi banyak format yang
digunakan.
b. Format merupakan format minimal, oleh karena itu format
ini dapat diberi tambahan materi/ kolom misalnya nama
penyusun SOP, unit yang memeriksa SOP. Untuk SOP
tindakan agar memudahkan didalam melihat langkah-
langkahnya dengan bagan alir, persiapan alat dan bahan dan
lain-lain, namun tidak boleh mengurangi item-item yang ada
di SOP.
c. Format SOP sebagai berikut :
1) Kop/Heading SOP
JUDUL
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

2) Kotak Legalisasi
UPT Tanda Tangan Nama Kepala
PUSKESMAS Kepala UPT UPT Puskesmas
Puskesmas
............... ............... ...............
3) Komponen SOP
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur
6. Diagram Alir (jika
dibutuhkan)
7. Unit Terkait
8. Dokumen Terkait

4) Rekaman Historis Perubahan


Tanggal Mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
Diberlakukan

4. Petunjuk Pengisian SOP


a. Logo yang dipakai adalah logo Pemerintah Kabupaten
Lombok Tengah, nama organisasi adalah UPTD Puskesmas
Batunyala Logo Puskesmas sebagaimana tercantum dalam
Permenkes Nomor 75 Tahun 2014.
b. Kotak Heading :
1) Heading dicetak dalam Header sehingga selalu muncul
pada tiap halaman.
2) Judul SOP : diberi Judul/ nama SOP sesuai proses
kerjanya, menggunakan font 12 bold
3) No. dokumen diisi dengan nomor urut SOP garis miring
(/)Nama Pokja garis miring (/) tahun penerbitan,
penomoran SOP dibuat oleh sekretariat umum akreditasi
UPTD Puskesmas Batunyala
4) No. Revisi : diisi dengan status revisi, diisi
menggunakan angka, untuk dokumen baru diberi nomor
00, sedangkan dokumen revisi pertama diberi nomor 01,
revisi kedua diberi nomor 02, dan seterusnya.
5) Halaman : diisi nomor halaman dengan mencatumkan
juga total halaman untuk SOP tersebut (Contoh :
halaman pertama :1/5, halaman kedua : 2/5, halaman
terakhir : 5/5.
6) Penamaan : istilah yang digunakan di UPTD Puskesmas
Batunyala adalah Standar Operasional Prosedur (SOP).
7) Tanggal terbit : diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya
atau tanggal diberlakukannya SOP tersebut.
c. Kotak Legalisasi
Kotak legalisasi hanya dicetak pada halaman pertama, terdiri
dari 3 (tiga) kolom, yaitu
1) Kolom Nama Puskesmas diberi nama UPTD Puskesmas
Batunyala menggunakan font 10.
2) Kolom tanda tangan Kepala UPTD Puskesmas Batunyala
3) Kolom Nama Kepala UPTD Puskesmas Batunyala diisi
nama lengkap beserta gelarnya beserta Nomor Induk
Pegawai (NIP) menggunakan font 10.

d. Isi SOP
Isi SOP ditulis menggunakan font 10, adalah sebagai berikut:
1) Pengertian : berisi penjelasan dan atau definisi tentang
istilah yang mungkin sulit dipahami atau menyebabkan
salah pengertian/ menimbulkan multi persepsi.
2) Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik.
Kata Kunci : “sebagai acuan penerapan langkah-
langkah untuk…..”
3) Kebijakan : berisi kebijakan Kepala Puskesmas yang
menjadi dasar dibuatnya SOP tersebut. Dicantumkan
kebijakan yang mendasari SOP tersebut, contoh untuk
SOP imunisasi pada bayi, pada kebijakan yang
dituliskan: Keputusan Kepala UPTD Puskesmas
Batunyala No………………… tentang Pelayanan
Imunisasi.
4) Referensi : berisikan dokumen eksternal sebagai acuan
penyusunan SOP, bisa berbentuk buku, peraturan
perundang-undangan, ataupun bentuk lain sebagai
bahan pustaka.
5) Prosedur : bagian ini merupakan bagian utama yang
menguraikan langkah-langkah kegiatan untuk
menyelesaikan proses kerja tertentu.
6) Unit terkait : berisi unit-unit yang terkait dan atau
prosedur terkait dalam proses kerja tersebut.
7) Dari keenam point SOP sebagaimana diuraikan diatas,
dapat ditambahkan antara lain :
8) Diagram Alir/ bagan alir (Flow Chart)
9) Di dalam penyusunan prosedur maupun instruksi kerja
sebaiknya dalam langkah-langkah kegiatan dilengkapi
dengan diagram alir/ bagan alir untuk memudahkan
dalam pemahaman langkah-langkahnya. Diagram alir
ditulis menggunakan Font : bookman old style ukuran
huruf 8 atau 9 (menyesuaikan kebutuhan). Adapun
bagan alir secara garis besar dibagi menjadi menjadi
dua macam, yaitu diagram alir makro dan diagram alir
mikro.
10) Diagram alir makro/ Macro Flow Chart, menunjukkan
kegiatan-kegiatan secara garis besar dari proses yang
ingin kita tingkatkan, hanya mengenal satu symbol.
Bentuk balok:
11) Diagram alir mikro/ Micro Flow Chart, menunjukkan
rincian kegiatan-kegiatan dari tiap tahapan diagram
makro, bentuk simbol :

1) Awal Kegiatan :

2) Akhir kegiatan :

3) Keputusan : Ya /Tidak

4) Pengubung :

12) Dokumen Terkait : berisi nama-nama dokumen yang


ada kaitannya dengan SOP tersebut.
13) Rekaman historis perubahan : berisi riwayat jika
dilakukan revisi SOP.
e. Kaki (Footer)
Berisi informasi tentang pengguna dokumen, pengendalian
dokumen dan nama UPTD Puskesmas Batunyala selaku
penerbit dokumen.
f. Tata Cara Pengelolaan SOP
1) SOP dikelola oleh Sekretariat Akreditasi Puskesmas.
2) Setiap pokja menyerahkan SOP yang sudah dibuat untuk
dibuat penomoran, tanda tangan kepala puskesmas dan
stempel puskesmas. Kemudian dibubuhkan stempel
“ASLI” dan diperbanyak (foto copy). Foto copy distempel
“TERKENDALI” dan didistribusikan ke unit masing-
masing dan diarsipkan di unit masing-masing.
3) Pengelola SOP harus mempunyai arsip seluruh SOP ASLI
Puskesmas.

KEPALA UPTD PUSKESMAS BATUNYALA,

Saparudin

Anda mungkin juga menyukai