Anda di halaman 1dari 92

1|Agenda Kegiatan

Hasil dan Rekomendasi


Rembuk Pendidikan Kejuruan SMK Tahun 2018
“Solusi Mengatasi Pengangguran Lulusan SMK”
5 Desember 2018
Hotel Pullman Central Park Jakarta

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2018
2|Agenda Kegiatan
Kata Pengantar

Penyelenggaraan Rembuk Pendidikan Kejuruan SMK Tahun 2018 merupakan sarana


berbagi informasi, perspektif, pengalaman dan pembelajaran dalam rangka penyamaan
persepsi dan pengolaborasian gagasan dari para ahli (value judgment) atau para pihak
yang berkepentingan (stakeholders), untuk mencari solusi mengatasi pengangguran SMK.

Rembuk Pendidikan Kejuruan SMK ini juga sebagai kegiatan yang dirancang untuk
memaparkan dalam penyampaian informasi terkait di institusi dan bidangnya masing-
masing. Harapannya adalah dengan adanya rembuk ini dapat mengidentifikasi dan
memformulasikan rekomendasi arah kebijakan ke depan.

Kami sangat menghargai dan menyampaikan penghargaan yang tinggi atas kerjasama dan
peran serta aktif dari berbagai pihak dalam penyelenggaraan Rembuk Pendidikan
Kejuruan SMK Tahun 2018 ini untuk mendukung terwujudnya tujuan dan hasil yang
diharapkan.

i|Kata Pengantar
AGENDA KEGIATAN

WAKTU KEGIATAN

07:30-08:00 Registrasi

08:00-09:00 Pembukaan:
1. Performance
2. Menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
3. Pembacaan Doa
4. Laporan Penyelenggara Dirjen Dikdasmen
5. Penyerahan Penghargaan kepada 5 Industri yang Peduli SMK
6. Sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sekaligus membuka
Rembuk Pendidikan Kejuruan SMK

09:00-09:30 Kudapan

Keynote Speech : Pengembangan Pendidikan Kejuruan Menopang


09:30-10:15 Pertumbuhan Ekonomi
• Darmin Nasution, Menko Perekonomian

Tema 1: Strategi Pengembangan SDM melalui Pendidikan Kejuruan 2020-2025

Moderator : Waras Kamdi, Ketua Tim Pokja Revitalisasi SMK

Panelis:
- Strategi Kemendikbud dalam Pengembangan Pendidikan Kejuruan
Hamid Muhammad, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,
Kemdikbud
10:15-12.00 - Strategi Pemenuhan SDM dalam Mendukung RPJMN
Subandi, Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan
Kebudayaan, Kementerian PPN/Bappenas

- Strategi Pengembangan SDM untuk Menghadapi Revolusi Industri 4.0


Denni Puspa Purbasari, Deputi III Bidang Kajian dan Pengolahan Isu-isu
Strategis Kantor Staf Presiden

12:00-12.45 Makan Siang

Tema 2: Kurikulum SMK Berbasis Industri

Moderator : Dedi Budiman, Founder Sales Director Indonesia

Panelis:
12.45-13:45 - Arah Pengembangan Kebijakan Kurikulum SMK
Awalludin Tjalla, Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

ii | A g e n d a K e g i a t a n
WAKTU KEGIATAN

- Inovasi dalam Kurikulum SMK yang dibutuhkan oleh Industri


Amirul Chusni, Direktur Akademi Komunitas Toyota Indonesia

- Peran Swasta Membangun Pendidikan melalui Inovasi Kurikulum


Primadi H. Serad, Direktur Program Djarum Foundation

Tema 3: “Kebekerjaan Lulusan SMK, dibalik Angka”

13:45-14:45 Moderator : Ahmad Rizali, Pegiat SMK

Panelis:
- Data dan Fakta Kebekerjaan Lulusan SMK
Indra Murty Surbakti, Kasubdit Statistik Ketenagakerjaan, Badan Pusat
Statistik

- Nilai Tambah Kontribusi Pendidikan Kejuruan dalam Pembangunan


Suyanto, Universitas Negeri Yogyakarta

-Kolaborasi Pemerintah dan Swasta Mendukung Kebekerjaan Lulusan SMK


Bayu Janitra Wirjoatmodjo, CEO Top Karir

Tema 4: Membangun Karakter Kerja & Kewirausahaan Siswa SMK

14:45-15.45 Moderator : Najelaa Shihab, Pegiat Pendidikan dan Founder Sekolah


Guru Cikal

Panelis:
- Membangun Karakter Kerja Siswa SMK
Darwoto, General Manager for Operational Div. Head PT. Megalopolis
Manunggal Industrial Development Kawasan Industri MM 2100 Cikarang

- Strategi Menghadapi Pengaruh Negatif terhadap Generasi Millenial


Imam B. Prasodjo, sosiolog dan tokoh masyarakat

- Pengembangan Kewirausahaan Berbasis Kompetensi


Siswanto, Direktur PT. Indo Bismar

15.45-16.15 Kesimpulan Tim Perumus dan Tindak Lanjut


Ananto K. Seta, Staf Ahli Menteri Bidang Inovasi dan Daya Saing,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

16.15-16.30 Penutupan oleh Direktur Pembinaan SMK

iii | A g e n d a K e g i a t a n
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................... i


Agenda Kegiatan ....................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................. iv

Keynote Speech : Pengembangan Pendidikan Kejuruan Menopang Pertumbuhan


Ekonomi
Darmin Nasution, Menteri Koordinator Perekonomian ........................................... 1

TEMA 1 Strategi Pengembangan SDM melalui Pendidikan Kejuruan 2020-2025


A. Presentasi 1 : Strategi Kemendikbud melalui Pendidikan Kejuruan
Hamid Muhammad, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ........................................... 9

B. Presentasi 2 : Strategi Pemenuhan SDM dalam Mendukung RPJMN


Subandi, Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan,
Kementerian PPN/Bappenas ............................................................ 14

C. Presentasi 3 : Strategi Pengembangan SDM untuk menghadapi Revolusi


Industri 4.0
Denni Puspa Purbasari, Deputi III Bidang Kajian dan Pengolahan Isu-isu
Strategis, Kantor Staf Presiden......................................................... 18

TEMA 2 Kurikulum SMK Berbasis Industri


A. Presentasi 1 : Arah Pengembangan Kebijakan Kurikulum SMK
Awalludin Tjalla, Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan ............................................................ 24

B. Presentasi 2 : Inovasi dalam Kurikulum SMK yang dibutuhkan oleh Industri


Amirul Chusni, Direktur Akademi Komunitas Toyota Indonesia ................... 26

C. Presentasi 3 : Peran Swasta membangun Pendidikan melalui Inovasi


Kurikulum
Primadi H. Serad, Direktur Program Djarum Foundation .......................... 30

TEMA 3 Kebekerjaan Lulusan SMK, dibalik Angka


A. Presentasi 1 : Data dan Fakta Kebekerjaan Lulusan SMK
Indra Murty Surbakti, Kasubdit Statistik Ketenagakerjaan, Badan Pusat
Statistik .................................................................................... 34

B. Presentasi 2 : Nilai Tambah Kontribusi Pendidikan Kejuruan dalam


Pembangunan
Suyanto, Universitas Negeri Yogyakarta .............................................. 41
iv | D a f t a r I s i
C. Presentasi 3 : Kolaborasi Pemerintah dan Swasta Mendukung Kebekerjaan
Lulusan SMK
Bayu Janitra Wirjoatmodjo, CEO Top Karir .......................................... 49

TEMA 4 Membangun Karakter Kerja & Kewirausahaan Siswa SMK


A. Presentasi 1 : Membangun Karakter Keja Siswa SMK
Darwoto, General Manager for Operational Div. Head PT. Megalopolis
Manunggal Industrial Development Kawasan Industri MM 2100 Cikarang........ 59

B. Presentasi 2 : Inovasi dalam Kurikulum SMK yang dibutuhkan oleh Industri


Amirul Chusni, Direktur Akademi Komunitas Toyota Indonesia ................... 63

C. Presentasi 3 : Pengembangan Kewirausahaan


Ananto K. Seta, Staf Ahli Menteri Bidang Inovasi dan Daya Saing, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan ............................................................ 71

Kesimpulan Tim Perumus dan Tindak Lanjut ................................................... 81

v|Daftar Isi
Keynote Speech

Pengembangan Pendidikan Kejuruan Menopang Pertumbuhan Ekonomi

Darmin Nasution, Menteri Koordinator Perekonomian

1|Keynote Speech
Pengembangan Pendidikan Kejuruan Menopang Pertumbuhan Ekonomi

Menteri Koordinator Perekonomian

1. Tidak banyak yang menyadari bahwa model pembangunan yang diusul oleh
pemerintahan Jokowi-JK sebetulnya agak berbeda dengan model-model sebelumnya.
Secara sederhana, perbedaan dari pemerintah sebelumnya sampai ke zaman orde
baru, model pembangunan yang dikembangkan dikenal dengan model liman side.
Jadi, ekonomi didorong dari arah demand nya, ekonomi secara makro bisa dibaca jika
demand side nya apa saja:
1) Konsumsi Masyarakat,
2) Investasi,
3) Ekspor.

Demand side akan selalu dimulai dari sini.

2. Pemerintahan Jokowi-JK menariknya, karena dari segi pembangunan ekonomi, fokus


ke supply side. Supply side maksudnya adalah:
1) Infrastruktur untuk membangun kapasitas,
2) Sumber Daya Manusia (SDM),
3) Pertanahan, walaupun agak alot betul dan lambat, karena sudah terlambat 70
tahun untuk mengurusi pertanahan untuk masyarakat.

3. Apa yang akan terjadi jika ini berlangsung terus? kalau supply side nanti demand
sidenya harus mengimbangi kalau tidak diimbagi maka akan terjadi
ketidakseimbangan. Oleh karena itu, ada hal-hal yang perlu ditindaklanjuti dari

2|Keynote Speech
pembangunan infrastruktur yaitu Logistik, system logistic kita sangat tidak efisien.
Misalnya angkutan truk dari desa ke kota tidak punya pegangan (system, data).

4. Pihak lain pada waktu membangun SDMnya sendiri, kita tidak bisa pakai supply side
karena harus menyeimbangkan dengan kebutuhannya harus mencocokan dengan
kebutuhannya.

5. Pak muhadjir mengatakan bahwa tingkat pengangguran secara nasional relative baik
5% tapi masuk ke tingkat pendidikan, SMA dan SMK yang paling tinggi sebenarnya
kadang-kadang melebihkan. Ada 2 alasan yaitu:
1) anak-anak muda yang pasti memilih-milih pekerjaan;
2) link and matchnya antara yang diberikan pendidikan dan apa yang dibutuhkan
oleh lapangan pekerjaan. Kira-kira kombinasi seperti itu.

6. Anak-anak SMK pada Asia World Skills di Abu Dhabi meraih 6 medali emas dan 3
medali perak, saya ingin menyampaikan apresiasi dan kehormatan kepada para
pemenang. Hal ini menunjukan bahwa kalau kita pilih siswa yang bagus-bagus maka
bisa bersaing dengan tamatan/murid-murid di negara lain.

Pertanyaannya: bagaimana membuat yang bagus itu diperbanyak? Bagaimana


membuat pendidikan SMK itu standarnya tidak banyak bedanya satu sama lain?
Tentu perlu waktu, di UU nomor 23 tahun 2014 tentang otonomi daerah diamanatkan
bahwa setiap K/L pusat diperintahkan untuk membuat NSPK dengan koordinasi
Menteri Dalam Negeri. Terminologi NSPK tidak ada di dunia internasional, namun
yang umum dipakai Norma dan Standar dan pada saat pembuatan UU otonomi daerah,
K/L ada yang menggunakan norma, ada yang standar, ada yg persyaratan, ada yang
kriteria dan selanjutnya digabung menjadi NSPK. Intinya, NSPK disusun untuk
menjadi standar.

1. Pertama yang dibuat adalah dan kewajiban sudah ditetapkan oleh UU no 23 tahun
2014, dengan NSPK tersebut tidak bisa SMK standarnya satu sama lain jauh.
Misalnya membuat klinik harus punya alat dan lain-lain maka baru boleh ke klinik
kalau tidak celaka. Kalau membuat SMK, yang harus dipunyai apa saja harus
dibuat, itulah penyaring. Walaupun ijin SMK ada di pemerintah daerah
(gubernur) namun harus tunduk NSPK yang dibuat oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Kemdikbud susun standarnya kalau tidak akan
repot ke depan kalau pemerintah daerah tidak ada pegangan dan tidak ada
monitoring, tidak ada reinforcement terhadap NSPK maka akan kisruh di
lapangan. Semua akan buat aturan sesuai kemampuannya saja dan hal ini tidak
bisa. Misalnya, membuat bank dan ada standarnya apabila tidak bisa memenuhi
jangan membuat bank karena costnya akan mahal sekali kepada masyarakat. SMK
pendidikan vokasi yang dicanangkan oleh Presiden kembali namun sudah sejak 2
(dua) tahun lalu tapi sekarang sudah dicanangkan lagi lebih mendorong SMK agar
tingkat penganggurannya kecil dan hal ini benar-benar pasangan dari supply side.

3|Keynote Speech
Apa yang sedang dijalankan pemerintah ini adalah infrastruktur sudah dan itu
untuk meningkatkan kapasitas produksi dan konektivitas sehingga orang dari pulau
manapun sudah punya pelabuhan, dijalan sudah ada tol, praktis dan komplit.

2. Kedua, Tanah, agak pelan menyentuhnya bukan hanya karena sensitive namun
karena sudah terlambat 70 tahun apalagi tanah di Pulau Jawa sudah tidak ada
lagi.

3. Ketiga, Sumber Daya Manusia (SDM), kalau tiga ini dibenahi maka kapasitas akan
meningkat untuk tumbuh dan bertransformasi ekonominya bukan hanya tumbuh.
Dalam rangka itu, SDM ini, presiden Jokowi sangat menekankan SMK karena
struktur penduduk yang bekerja dan menganggur. Penduduk yang bekerja dengan
pendidikan paling tinggi SMP 58%, SD 48% jadi memang jauh sekali. Kalau tidak
ada kelembagaan dan mekanisme yang membenahinya dan memperbaiknya maka
kita tidak akan bisa bersaing dengan negara-negara lain di dunia. Sebagai contoh,
Korea, Taiwan begitu merdeka tahun 50 an mengurusi satu legal form dan yang
kedua pendidikan. Namun, Indonesia senang sekali mengurusi pendidikan umum,
perlu itu tetapi tidak semua orang harus menjadi doktor dan Ph.D. contoh
lainnya, di galangan kapal Jerman, lulusan Ph.D bisa dihitung, sisanya lulusan

SMK.

7. Oleh karena itu, kita harus melakukan perombakan besar-besaran pendidikan dan
pelatihan vokasi khususnya SMK tidak hanya SMK, berkewajiban juga membenahi
kompetensi yang sudah bekerja. Hampir separuh pekerja SD pendidikanya. Menteri
Tenaga Kerja pernah cerita, pabrik-pabrik garmen yang pekerjanya ibu-ibu dan
4|Keynote Speech
selama 15 tahun pekerjaanya pasang kancing. Kenapa kita tidak menawarkan mereka
untuk belajar 2 atau 3 bulan untuk meningkatkan lagi kemampuannya?

8. Sederhananya, presiden selalu bilang SMK itu masalahnya adalah diajari banyak hal
namun sedikit-sedikit artinya dites dilapangan, sebagai contoh las tau sedikit tetapi
begitu motong apa tidak mengerti lagi. Oleh karena itu, arah SMK adalah ada modul
yang tidak terlalu banyak, satu atau kalau sekolah besar bisa dua atau tiga modul.
Sekolah yang biasa saja satu modul saja misalnya otomotif, mau bikin rumah.

Presiden sering menceritakan, modul membangun rumah. Menurut presiden, Filosofi


SMK seperti yang sekarang, terlalu mahal 3 tahun hanya untuk mendapat ijazah,
sangat terlalu mahal. Kalau pakai modul-modul maka misalnya modul buat rumah,
tahun pertama mendapat sertifikat kompetensi untuk buat pintu dan jendela yang
bagus, bukan hanya tampilannya saja namun juga keseimbangannya. Tahun kedua,
ada 2 standar kompetensi misalnya pasang pondasi, harus ada pelajaran pondasi dan
ada urusan air, listrik, dinding, atap. Kalau punya 5 standar kompetensi yang betul
maka memnuhi standar minimum yang ditetapkan sehingga SKKNInya harus benar-
benar dijalankan, dengan begitu pada saat tamat mempunyai 1 (satu) ijazah dengan
5 standar kompetensi. Masa segitu banyak standar kompetensi yang dimiliki tidak bisa
bekerja maka bisa usaha. Apabila yang dimiliki 3 kompetensi maka tidak mahal tetapi
kalau mendapatkan ijazah mahal. Kira-kira seperti itu mikronya.

9. Makronya, presiden bilang kalau 4 tahun pertama membangun infrastruktur,


gaungnya kemana-mana dan orang akan lihat kita membangun infrastruktur. Pada
tahun kelima dan seterusnya, presiden maunya pendidikan dan pelatihan vokasi
gaungnya seperti gaungnya infrastuktur jadi ini bukan hitung-hitungan 100.000
tamatan, menyangkut jutaan orang setiap tahun dan bukan hanya untuk lulusan SMK
termasuk yang pasang kancing 15 tahun tadi dan seterusnya.

10. Mulai dari perombakan kurikulum, kurikulum normatif, adaptif dan produktif harus
diubah komposisinya kemudian antara belajar di kelas, praktek dan magang dibuat
lagi komposisinya. Oleh karena itu, tidak bisa dilakukan tanpa dukungan sektor
industri. Lama komunikasi dengan sector industri, permintaannya ada fasilitas karena
ada cost nya untuk menanggung peserta vokasi magang di pabriknya atau di
kantornya. Oleh karena itu, pemerintah menyusun, draft sudah final. Substansi
mudah tapi metode menghitung susah karena keterlibatan industri bisa berbagai
macam misalnya terlibat dalam meminjamkan expert pegawainya yang kompeten
untuk mengajar (harus ada hitungannya). Bagaimana menghitung nilainya? Bisa
menyediakan peralatan dan laboratorium untuk dipakai SMK dan harus dihitung dan
seterusnya, ada banyak kemungkinannya.

11. Prinsipnya kalau ada hitungannya mengeluarkan/mengorbankan sejuta rupiah untuk


membantu pemerintah untuk melakukan vokasi maka pemerintah akan mengganti 2
juta rupiah bukan dalam bentuk cash tapi dalam pengurangan pajak. Hanya dengan

5|Keynote Speech
cara itu kerjasama yang langgeng rumusnya satu saja, saling menguntungkan.
Kerjasama satu pihak saja yang untung maka diakalin bahwa kerjasama tersebut
diakali agar gagal. Jadi keterlibatan industri bisa diharapkan dan walaupun tetap
harus membuat catatan. Beberapa industri kuat dan banyak perusahaanya misalnya
garmen namun ada juga industri yang perusahaannya hanya ada dua, tidak akan
cukup.

12. Kurikulum, kenapa kurikulum sekarang ini banyak dibuat normatif dan adaptif
karena gurunya juga tidak ada. Kalau guru produktif pasti bergerak, jangan
menganggap tidak ada hubungannya dengan pengajar produktif namun guru produktif
terbatas. Perubahan kurikulum harus diingi dengan program training for the
trainers. Dua tahun lalu, presiden berkunjung ke beberapa negara eropa, di jerman
dengan Konselir, beliau bertanya ke presiden, apa yang bisa dibantu oleh jerman untuk
Indonesia? Satu saja yaitu pendidikan vokasi. Oleh karena itu, dalam program training for
the trainers mengingatkan kurikulum, peranan pemerintah jerman cukup besar termasuk
swiss, korea, jepang. Pendidikan pengajar (guru) tidak bisa dikirim terlalu banyak keluar
negeri, karena mahal maka harus dilatih di Indonesia. Guru dari gurunya yang akan datang
ke Indonesia, tahun depan akan berjalan.

13. Jadi, perubahan tidak bisa membuat lompatan terlalu jauh harus bertahap satu persatu,
tidak bisa semua beres baru mulai programnya. Kita akan menggerakkan pemerintah daerah
(gubernur) mulai duduk dengan gubernur-gubernur belum semua daerah untuk identifikasi
daerah anda keunggulannya apa. Apakah hasil pertanian, sumber daya alam lainnya mari
kita rumuskan, tidak perlu banyak-banyak minimal 1 maksimal 5 per provinsi tetapi sudah
ada contohnya. Sebagai contoh Kab.sumedang dengan sekolah kopi. SMK dijadikan SMK Kopi,
diajarkan memilih bibit, bagaimana budidayanya, panennya, roastingnya sampai menjadi
barista, bisa mempunyai 6 standar kompetensi. Presiden bilang pakai itu modelnya.

6|Keynote Speech
14. Kita mulai dengan gubernur dan provinsi-provinsi, menunggu selesai road map besar. Dunia
berubah cepat sekali dengan adanya digitalisasi, sebetulnya kerjasama kemdikbud, world
bank, identifikasi mana saja pekerjaan yang terpengaruh dengan era digital, cepat atau
lambat akan hilang dan mana saja yang kurang terkena agar jangan kita kembangkan banyak-
banyak pendidikan vokasi yang akan hilang 2 atau 3 tahun lagi. Semua dikombinasikan dengan
menyiapkan road map dan modelnya dan contoh-contohnya dengan gubernur dengan begitu
kita berharap bisa membuat suatu arus besar dalam pembangunan sumber daya manusia
melalui pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi tidak harus SMK levelnya bisa SMP bisa juga
tamatan SD misalnya vokasi untuk beternak penggemukan sapi, tidak perlu SMP.

15. Bersama-sama Kemdikbud, Kemristekdikti, Kemenaker, Kemenperin, DUDI dan kita tahu tapi
belum dicoba distandarisasi. Ada konglomerat buat SMK hebat, mahal lagi, kalau mahal
Pemerintah tidak bisa buat. Kalau memang pantasnya sekolah dengan fasilitas untuk SMK,
SMP dan politeknik-politeknik maka dibuat sesuai level pendidikan dan kebutuhannya.

7|Keynote Speech
Tema 1

Strategi Pengembangan SDM melalui Pendidikan Kejuruan 2020-2025

Paparan 1
- Strategi Kemendikbud dalam Pengembangan Pendidikan Kejuruan
Hamid Muhammad, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Paparan 2
- Strategi Pemenuhan SDM dalam Mendukung RPJMN
Subandi, Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan
Kementerian PPN/Bappenas

Paparan 3
- Strategi Pengembangan SDM untuk Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Denni Puspa Purbasari, Deputi III Bidang Kajian dan Pengolahan Isu-isu Strategis
Kantor Staf Presiden

8|Tema 1
Paparan 1
Strategi Kemendikbud dalam Pengembangan Pendidikan Kejuruan

Hamid Muhammad, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Ada beberapa hal yang akan disampaikan berdasarkan data:


 Ada 9 Bidang Keahlian yang ada di SMK dari mulai Teknologi dan Rekayasa
sampai dengan Energi dan Pertambangan. Jika dilihat sekilas, jumlah siswa
terbanyak itu ada pada bidang Teknologi dan Rekayasa ada 1.6 juta siswa.
Kemudian diikuti dengan bidang Bisnis dan Manajemen ada 1.2 juta siswa, TIK
yaitu 1.1 juta siswa. Ini yang paling pesat perkembangannya. Hanya dalam
waktu 2 tahun, bertambah sekitar 300.000an siswa jumlahnya. Sedangkan
jumlah paling sedikit yaitu Kemaritiman, Seni dan Industri Kreatif, serta Energi
dan Pertambangan. Dan ini semuanya berkolerasi dengan jumlah lembaganya.
Jadi saat ini, jumlah siswanya 5 juta lebih dan kemudian jumlah lembaganya
itu 14.122 dari Negeri dan Swasta. Jumlah Negeri yaitu 3.566 dan Swasta
10.500. Swasta sudah mencapai 75% dari jumlah SMK.

9|Tema 1
 Perkembangan SMK dalam beberapa tahun terakhir memang luar biasa. Di satu
sisi, kami senang karena angka partisipasinya naik, tapi disisi lain sangat
mengkhawatirkan. Karena SMK-SMK yang tidak memenuhi standar itu, itulah
yang menjadi penyumbang terbesar terhadap lulusan yang menganggur
tersebut. Dan hal ini yang sudah disampaikan sebelumnya untuk diperbaiki.

 Pada bagian pengangguran terbuka, SMK time series ya tentang


peganggurannya, dari 2016-2018 itu lumayan turun. Dari 9,84 menjadi 8,92
Kenapa hal ini berbeda dengan yang kemarin diumumkan oleh BPS. Karena ini
temuan BPS pada bulan Februari, itu rata-rata tingkat pengangguran SMK itu
sekitar 9-8 %. Tetapi begitu Agustus diumumkan, itu biasanya naik meski pada
tahun yang sama. Contohnya: Pada Februari 2018, jumlah pengangguran SMK
adalah 8.9%, kemarin bulan Agustus yang banyak diberitakan media itu
menjadi 11,… Kenapa berbeda? Hal tersebut dikarenakan, kebanyakan siswa
SMK yang baru lulus harus menunggu sekian bulan untuk mendapatkan
pekerjaan dan masa tunggu itulah yang dihitung lulusan SMK menganggur. Dan
ini menjadi persoalan kita, sehingga tema dari seminar ini adalah bagaimana
mengatasi pengangguran SMK yang besar ini.

 Sebenarnya dari kami penyedia supply, selalu bertanya, betulkah


Industri/DUDI membuka lapangan usaha jurusan SMK sebanyak atau 2/3 dari
lulusan SMK. Lulusan SMK setiap tahunnya ada sekitar 1.4 juta, saya yakin
tahun depan akan naik karena jumlah SMK bertambah terus.

 Apakah betul DUDI membutuhkan lulusan SMK sebanyak itu, sampai sekarang
tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan tersebut, termasuk bidang apa saja
yang dibutuhkan, level apa, dimana tempatnya, dan kapan rekrutmennya.
Sementara Bapak Menko Perekonomian mengatakan kedepan akan sesuai
dengan demand nya. Karena selama ini kita berbasis supply. Nah apakah kita
10 | T e m a 1
bisa membutukan data tersebut? Yang bisa kami jadikan input untuk membina
SMK kedepan dan ini yang ingin kami benahi bersama.

 Apa yang akan kami lakukan kedepan? Persoalan pertama di SMK kita itu
terkait persoalan guru, dan ini bukan masalah di SMK saja, di semua satuan
pendidikan, kebutuhan guru ini sangat luar biasa. Satu jumlahnya, untuk
memenuhi kebutuhan guru kejuruan/produktif itu luar biasa kebutuhannya.
Tempo hari kami menghitung, kira-kira kalau guru produktif SMK itu harus
dipenuhi, itu kira-kira akan membutuhkan 92.000 an. Jika semua jurusan
harus dipenuhi guru produktif.

 Terkait kompetensinya, guru-guru kita dulu yang dilatih bersama mitra


German, Prancis, Swedia sudah memasuki masa purna tugas. Dan setelah itu
kita tidak menggunakan pelatihan-pelatihan lagi ketika SMK diotonomikan
sejak tahun 2001. Kita tidak lagi mengirim guru, Kemendikbud waktu itu sudah
menyerahkan sepenuhnya kepada Kabupaten/Kota. Sehingga untuk hal ini,
pada isu guru, jumlah guru dan kompetensinya harus menjadi perhatian yang
pertama.

 Kedua, terkait kurikulum, sejak 2016 – 2017 sudah duduk bersama dengan
perwakilan industri untuk menyelesaikan 142 Kompetensi Keahlian yang
disesuaikan dengan kebutuhan industri. Tetapi, yang namanya kurikulum akan
selalu berubah sepanjang industrinya berubah. Jadi jangan sampai, teman-
teman di SMK ini tidak berharap akan terus berlanjut sampai 3-4 tahun
kedepan. Bisa saja tahun ini, kurikulum SMK yang di bidang produktif itu akan
selalu berubah. Sesuai dengan tingkat perkembangan di industri.

11 | T e m a 1
 Terkait fleksibilitas kurikulum, sejak 2015-2016 sudah membuka ruang agar
kurikulum SMK itu lebih fleksibel. Jika ada industri yang mau memasukkan
kurikulumnya ke SMK, dipersilahkan. Jadi saling sharing apa yang mau
dilakukan industri ditempat kita, dipersilahkan. Tetapi kurikulum yang sudah
diterbitkan Kemendikbud, jika ada revisi juga dipersilahkan oleh industri jika
mau merubahnya. Jika Industri mau pesan dengan kurikulumnya sendiri, juga
kami buka. Dan SMK-SMK kita juga boleh membuka itu, dan hal tersebut sudah
dilakukan dibeberapa tempat. Misalnya ada kelas Alfamart, kelas Transmart,
Honda, Yamaha dan seterusnya. Kami berikan keleluasaan untuk dilakukan
perubahan oleh SMK-SMK kita.

 Sepanjang ada jaminan bahwa anak-anak ini memiliki skill yang dibutuhkan
industri untuk bisa bekerja, akan dibuka saja. Minta tolong untuk pengawas
dan birokrasi, jangan menutup kemungkinan itu. Saat ini, Kemendikbud sudah
menyiapkan aturan agar SMK jauh lebih fleksibel dalam menghadapi DUDI.

 Terkait sistem blok, jika 1 SMK bekerjasama dengan bidang konstruksi bisa saja
kompetensinya dibagi beberapa blok. Tahun pertama ahli batu, tahun kedua
kayu, berikutnya listrik. Hal tersebut boleh saja dilakukan. Kepada semua SMK
diberikan keleluasaan untuk mengatur, yang penting lulusannya dapat bekerja
atau berwirausaha.

 Terkait kerja sama strategis antara SMK dengan industri, SMK kita yang 14.000
masih ada SMK kita yang tidak memiliki industri partner. Dan sekolah tersebut
juga menyatakan, SMK tertentu tidak punya apa-apa. Sehingga, dengan kondisi
tersebut, mulai tahun 2019 SMK yang tidak memiliki partner industri wajib
memiliki partner DUDI. Dan ini harus tertulis di regulasi yang akan dikeluarkan,
jadi tidak bisa lagi SMK tidak memiliki ruang praktik di SMK dan partner
industri. Terus skill seperti apa yang diharapkan kepada lulusan SMK kita. Jika
di sekolah tidak ada praktek kerja di sekolah dan Pratik kerja di industri juga
tidak ada. Sehingga hal ini yang sebelumnya disampaikan oleh Bapak Subandi
yang akan mengakibatkan pengangguran.

 Terkait Penataan Kelembagaan di SMK, betul jumlah SMK 14.000 tetapi kami
menurunkan SMK yang memiliki Bidang Keahlian yang besar dan campur aduk.
Jadi ada kesehatan, otomotif, dengan lainnya. Ini kami harapkan nanti agar
semua SMK dikembalikan lagi ke core business nya masing-masing. Dulu pada
saat kami serahkan tahun 2001 masih tertib, jadi jurusan bisnis dan pariwisata
ya hanya memiliki jurusan Bisnis dan Pariwisata, SMK Kesehatan hanya
membuka jurusan Kesehatan, TIK ya TIK. Saat ini bisa menemukan SMK yang
membuka semua bidang keahlian. Ini yang pada akhirnya, itu hanya jurusan
yang membuka untuk memperbanyak jumlah siswanya. Sehingga ini yang
sudah diatur oleh BSNP terkait standar. Selain itu, terdapat juga SMK yang
jumlah rombelnya hanya 3 rombel dan jumlah siswanya tidak lebih dari 60

12 | T e m a 1
siswa. Ada 2200 an SMK yang jumlah siswanya dibawah 60. Hanya 3 kelas dan
3 tingkat, yang sebelumnya disebutkan pak Bandi ada sekitar 4000an siswa
yang jumlah siswanya dibawah 100. Jika ditambahkan bisa 6000 an SMK yang
jumlah siswanya tidak memenuhi standar.

 Selanjutnya terkait masalah pendanaan, banyak dari SMK kita yang hanya
megandalkan pendanaan dari dana BOS. Apalagi disana, Pemdanya sudah
menyatakan bahwa sekolah gratis. Satu-satunya sumber dana pembiayaan
sekolah itu adalah 1.400.000/siswa/tahun. Terus kualitas seperti apa yang kita
harapkan dengan sekecil itu. Jadi memungut kepada orangtua tidak boleh,
karena katanya sekolah gratis saat janji dulu waktu pemilihan pemimpin
daerah. Dan hal tersebut yang harus dipikirkan bersama.

 Muncul pertanyaan, apa yang akan kita lakukan pada SMK-SMK tersebut. Kan
pilihannya adalah merger atau diubah menjadi satuan pendidikan yang lain,
misalnya menjadi lembaga kursus atau lembaga lainnya. Karena sepanjang ini
tidak ditertibkan, masalah kelembagaan ini maka setiap tahun lulusan SMK
pasti akan banyak menganggur. Karena kualitasnya tidak terjamin, jurusannya
tidak sesuai dengan kebutuhan industri, dan mungkin membuka jurusan-
jurusan yang sudah out of date dan sudah tidak bisa diharapkan mereka bisa
masuk di dunia industri.

 Hal diatas merupakan beberapa hal tantangan SMK yang sedang dicarikan
solusi dan regulasinya yang akan disiapkan bagi sekolah-sekolah yang tidak
memenuhi standar pelayanan minimal. Jadi yang jumlah siswanya hanya sisa-
sisa, pembelajarannya apa adanya, fasilitas belajarnya tidak ada, gurunya
pinjam sana pinjam sini, yang seperti itu mau diapakan? Sedang disiapkan
beberapa instrument regulasi yang mungkin, yang pertama dana BOS nya disop
terlebih dahulu, jika memang sudah tidak mungkin ya kenapa harus dibiayai,
kalau pak Darmin jika rapat di Menko Perekonomian meminta Kemendikbud
harus tutup. Sedangkan Kemendikbud sudah tidak punya hak untuk menutup
sekolah karena sekolah itu adalah sekolahnya Bapak Gubernur. Jadi agak sulit
menghadapi hal-hal semacam ini.

13 | T e m a 1
Paparan 2
Strategi Pemenuhan SDM dalam Mendukung RPJMN

Subandi, Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan


Kementerian PPN/Bappenas

 Kementerian PPN/Bappenas merancang Program Jangka Menengah 2020 – 2024


masih dalam posisi background study yang masih mendapatkan masukan dari
seluruh stakeholder kedepan terkait pembangunan manusia menjadi fokus
kita. Kita membangun manusia itu secara holistic.

 Gerakan pembangunan SDM yang berkualitas dan berdaya saing ini yang utama
adalah kita mampu menciptakan SDM yang sehat, cerdas, adaptif, kreatif,
inovatif, stabil dan bermanfaat. Hal tersebut ada di RPJP dan undang-undang
kita. Yang harus kita lakukan adalah memastikan layanan dasar itu tersedia,
hunian, pendidikan dan kesehatan itu ada. Jadi kita belum sampai ke
pendidikan menengah ini, dari PAUD, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menangah
dan Pendidikan Tingginya. Pendidikan dasar disini adalah layanan dasar
menyiapkan atau mempercepat pelaksanaan program wajib belajar 12 tahun
dan sudah dicanangkan pada RPJM.

 Jika terkait program belajar 12 tahun adalah menuntaskan wajib belajar 9


tahun dan mempercepat pelaksanaan program 12 tahun, termasuk yang SMK.
Sehingga ini nanti termasuk layanan dasar untuk hidup dan layanan hidup
sehat.

 Pada saat ini kita sudah masuk pada G-20, tapi anak yang kekurangan gizi itu
masih banyak. Gimana mereka bisa menjadi produktif, kalau mereka dewasa,
kalau mereka pandai dan bersertifikat misalnya tapi mereka nanti mudah
mengantuk. Sehingga menjadi tidak produktif dalam bekerja. Sehingga harus
sehat dulu.

 Selanjutnya adalah manusia yang produktif, dimana fokus kita adalah


pendidikan dan pelatihan vokasi kemudian pendidikan tingginya. Bagaimana
kita memperkuat IPTEK, inovasi dan kewirausahaannya. Jadi ini adalah SDM

14 | T e m a 1
yang produktif nantinya. Jadi, pelayanan dasar tersedia, dan bergerak menuju
yang produktif.

 Hal lain yang tidak boleh terlupakan adalah terkait pendidikan karakter, ini
merupakan sebuah keharusan. Data ini benar atau tidak, data dari praktisi
yang mengatakan yang dulu dari STM itu banyak yang tidak disiplin. Ini adalah
karakter terganggu. Sehingga guru itu bisa meng encourage murid untuk
menjadi disiplin, kreatif, dan inovatif pada proses belajar mengajar.

 Selanjutnya, pendidikan agama dan keluarga. Hal ini juga mengenai


nasionalisme juga harus tetap, kami menggabungkannya disini sebagai wujud
dari pembangunan kedepan mengenai kualitas pembangunan karakter.

 Untuk masuk ke RPJMN, kita harus memiliki strategi yang lebih komprehensif.
Memang ujungnya adalah, bagaimana lulusan SMK itu employability nya tinggi.
Keahlian ada disana dan sesuai dengan kebutuhan, demand yang menjadi
driver nya. Tapi kita lihat sekarang, SMK kita itu jumlahnya sudah hampir
14.000 jadi dalam 5 tahun terakhir ini peningkatannya luar biasa. Dan yang
menyedihkan, ada 300-400 SMK yang jumlah siswanya kurang dari 100.

 Seperti sebelumnya, hal ini lebih diperuntukkan bagi SMK yang siap. Ada
sekitar 13% yang akreditasinya bagus, seperti di koran-koran ada informasi
yang bagus. Tapi sisanya gimana? Karena sisanya inilah yang menjadi
kontributor pengangguran. Jadi, izin itu bertebaran dimana-mana dan izin itu
diberikan seharusnya apakah SMK yang dijalankan tersebut, benar ga
kualitasnya sudah baik, punya tidak laboratorium, workshop. Jadi, jika hanya
gedung saja itu mengatasnamakan SMK. Meski animonya besar, dia menerima
SMK sebanyak-banyanya. Karena dia akan mendapatkan BOS, tetapi kemudian
kualitasnya tidak ada seperti itu. Itu kita seperti membohongi orangtua, anak-
anak sekolah di SMK tapi lulus tidak bisa kerja. Jika itu masih kita biarkan,
kontributor pengagguran itu akan tetap besar. Jadi ini juga harus menjadi
considerant kita.

 Data menunjukkan jumlah siswa SMK meningkat sebanyak 250.000


siswa/tahun. Jika semua siswa itu bekerja maka akan bagus, tapi ternyata
tidak. Sehingga, tidak boleh kita bangga jika jumlah SMK itu bertambah tanpa
kualitas. Jadi hal ini harus dipikirkan. Meski yang memberikan izin SMK adalah
daerah bukan pusat, tapi pusat memberikan BOS. Ini yang juga harus dan kita
cek bahwa, apa yang telah disampaikan kita itu penting, tapi dihulunya juga
harus bagus. Jadi kedepan tidak boleh berdirian SMK baru, jika daerah
mengijinkan tanpa kualitas, seharusnya pusat tidak memberikan fasilitas. Ini
yang harus diterapkan kedepan.

15 | T e m a 1
 Beberapa hal tentang strategi, antara lain: 1) Wajib belajar harus dipercepat
dengan mengembangkan SMK yang mendukung bidang-bidang prioritas di
RPJMN dan arahan Bapak Presiden; 2) Penguatan akademik kecakapan siswa,
telah disinggung sebelumnya terkait STEM, dimana adaptability dibangun dari
science dan mathematic harus juga ada disana disamping juga Bahasa.

 Selanjutnya dimana industri engage, kita harus berani menetapkan kebijakan


untuk insentif. Karena ini harus benar ada aturan yang seperti yang pernah
ada di koran dari Kementerian Perindustrian yaitu supertext reduction.
Kenapa tidak? Sehingga outline nya harus dibuat, jika tidak, siapa yang akan
masuk.

 Terkait pengembangan kurikulum harus didiskusikan bersama dengan industri.


Jika kita lihat, arah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah kesana.
Tapi sekarang, berapa industri yang mampu untuk 14.000 SMK, selain itu juga
untuk memperkuat BLK kita. Kita punya 19 BLK di pusat dan ±254 BLK di
daerah. Jadi kedepan, jika kita mau memperkuat BL-BLK di daerah sebagai
teaching industry, ini juga bisa menjadi tempat-tempat magang oleh siswa
SMK yang tidak memiliki laboratorium/workshop. Jadi kita harus bekerjasama.
Tetapi, yang sekarang ada adalah BLK melatih 70% lebih yang dilatih oleh BLK
tersebut adalah lulusan SMK. Kenapa tidak disaat mereka masih di bangku
sekolah, karena SMK tersebut tidak memiliki laboratorium sehingga siswa di
SMK bersangkutan bisa magang di BLM tersebut. Sehingga juga akan
memperkuat BLK dimaksud. Kalau tidak, maka msalah SMK hanya akan ada di
masing-masing SMK. Jadi kita memilih yang mana?

 Dibutuhkan sinergisitas secara holistik untuk mengerjakan hal ini. Kerja sama
dengan BLK serta beberapa dengan pelibatan industri dan juga harus mulai
berani untuk menerapkan sistem keadilan aturan PKL dan magang. Misalnya
untuk magang di industri 6bulan-1tahun, hal tersebut harus terjadi terkait
insentif tadi.

 Hal lain yang tidak bisa dilupakan adalah guru dan instruktur vokasi yang
kompeten. Terkait LPTK yang baru akan bagus ini baru di Yogyakarta, karena
dibangun untuk guru-guru vokasi. Sedangkan yang lain, alat praktik guru SMK
lebih jelek dengat guru SMA. Kita harus melengkapi hal tersebut. Sehingga
Kemenristekdikti dengan Kemendikbud jadi misah. Sendiri-sendiri. Kepada
Prof. Suyanto, bagaimana agar Kemenristekdikti dan Kemendikbud dapat
bersinergi. Jika tidak, kita tidak akan memiliki guru vokasi yang bagus.

16 | T e m a 1
 Selain itu, terkait sertifikasi vokasi yang kompeten dan terakreditasi serta
teaching industri yang sangat penting. Sehingga kedepan, pelibatan industri
untuk vokasi ini harus betul-betul masuk pada Rencana Pembangunan kita dan
apa yang harus kita sediakan agar mereka mau bekerja seperti ini. Hal tersebut
beberapa hal yang Kementerian PPN/Bappenas usulkan.

 Sebentar lagi akan ada Sidang Kabinet, khusus terkait hal ini, ibu Denni juga
tau. Dan ini yang aka menjadi, kira-kira hasil forum ini juga akan menjadi
masukan terutama untuk, kita sudah tidak bicara terkait existing condition,
jika kita sekarang memiliki masalah yang banyak, mungkin dengan masalah ini
kita akan kemana, jalan itu akan lambat. Kita harus memiliki desain yang
ideal, dan untuk menjadi ideal itu, kita membutuhkan apa. Sehingga
seharusnya anggaran pendidikan itu akan fokus kesana. Berani ga kita? Jadi hal
tersebut yang akan kita usulkan kedepan. Jadi jika kita membicarakan hal
kecil-kecil, masalah kita apa, jalannya akan menjadi lambat banget. Tapi
memang 1 yang akan menjadi kendala, yaitu jumlah SMK yang 14.000 dengan
jumlah murid dibawah 100 yang kualitasnya tidak ada. Bagaimana cara yang
tidak berkualitas tersebut, agar employability nya agar mereka betul-betul
mendapatkan skill di proses belajar mengajar dan pemagangan pada waktu
mereka sekolah.

17 | T e m a 1
Paparan 3
Strategi Pengembangan SDM untuk Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Denni Puspa Purbasari, Deputi III Bidang Kajian dan Pengolahan Isu-isu Strategis
Kantor Staf Presiden

 Presiden mungkin emphasize tentang pembangunan SDM akan dimulai pada


tahun 2019, namun sebenarnya tentang pembangunan SDM sudah dimulai sejak
awal pemerintahan hanya barangkali gaungnya tertutup oleh pembangunan
infrastruktur.

 Namun jika melihat dari dokumen dan apa yang dikerjakan oleh
Kementerian/Lembaga, terutama terkait dengan Revitalisasi SMK dan
Pendidikan/Pelatihan Vokasi. Dan isu pembangunan SDM dari aspek Kesehatan.

 Terkait SMK atau Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan/Vokasi, ada levelnya di


Kemendikbud dan Kemenristekdikti tetapi keduanya saling terkait. Apa yang
sudah dilakukan dari level yang sangat mendasar sudah ada sejak PAUD sampai
SD-SMP-SMK akab terbawa terus dalam jangka panjang.

 Dalam konteks pembangunan yang ada di RPJMN, akan berfokus pada


Industrial Revolution 4.0. Kementerian Perindustrian telah berfokus pada 5
bidang untuk penerapan awal Industrial Revolution 4.0 yaitu: 1) Makanan dan
Minuman, 2) Tekstil, 3) Otomotif, 4) Elektronik dan 5) Kimia. Untuk sektor
elektronik, otomasi, dan tekstil sudah terjadi. Hanya saja kita terkait dengan
Industrial Revolution 4.0 lebih lagi menggunakan sistemnya tidak hanya
terkait otomasi, tetapi juga terkait 1) Internet of Things yang semuanya
basisnya cloud, 2) Data Analytic, 3) Robotic, 4) 3D Printing, 5) Augmented
Reality

 Jika terkait dengan Industrial Revolution 4.0 bagi Indonesia masih belum jelas
tetapi sebenarnya beberapa Perusahaan di Indonesia yang cukup advance
sudah menggunakan elemen dari Industrial Revolution 4.0. Misalnya:
Perusahaan peternakan ayam terbesar di Indonesia sudah menggunakan
Artificial Intellegence (AI) untuk membeli atau memilih pasar global karena

18 | T e m a 1
pakan ternak sebagai salah satu komponennya sudah tidak menggunakan
manusia dalam menentukan kapan beli, apa yang akan di beli, bursa apa,
dipasar mana, dan seperti apa. Sudah menggunakan mesin AI.

 Selain itu, beberapa perusahaan keuangan technology di Indonesia sudah


menggunakan AI yang berbasis pada data analytic dalam penentuan beberapa
keputusan strategis.

 Terdapat 10 berkas secara nasional yang terkait dengan Industrial Revolution


4.0. Salah satunya terkait Peningkatan Kualitas SDM. Secara spesifik
disebutkan bahwa kurikulum harus menyesuaikan dengan STEM yaitu Science,
Technology, Engineering and Mathematic. Sehingga ini menjadi tugas
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dari SD sampai dengan SMK sebagai
penekanan. Kurikulum harus selaras dengan kebutuhan industri yang tentu
tidak bisa berjalan sendiri terutama terkait vokasi.

 Vokasi selalu disoroti, lulusan SMK dari 1:11 menghasilkan pengangguran. Hal
tersebut mungkin disebabkan salah satunya adalah karena dulu proses kita
melahirkan SMK itu terlalu cepat. Sehingga ini seperti supply side berjalan
sendiri tanpa connection yang cukup dengan demand side. Nah sekarang tugas
kita membenahi dengan adanya Revitalisasi SMK.

 Memang sudah ada SMK yang jumlahnya sudah sangat besar tetapi untuk
merevitalisasi SMK secara bermakna sustainable dan nantinya akan menjadi
penggerek bagi SMK-SMK lain itu membutuhkan investasi yang besar. Selain itu
juga, dibutuhkan pendampingan yang sangat kuat. Sehingga, kuncinya adalah
menemukan partner industri strategis untuk masing-masing pendidikan vokasi
tersebut baik SMK atau diploma.

 Partner industri strategis nantinya akan banyak engage dan banyak mentrailor
tentang kurilulum, modul, infrastruktur, pelatihan guru. Sehingga untuk
sertifikasinya akan berasal dari partner industri strategis tersebut.

 Kami pendekatannya adalah partner industri strategis adalah yang one of the
best di masing-masing industri. Kenapa demikian? Karena ketika SMK itu jika
partner strategisnya adalah pemain industri yang terbaik maka sesial-sialnya
lulusan SMK itu sudah dilatih pada pelatihan terbaik untuk diterima
diperusahaan lain yang KW 2-3-4 dan seterusnya. Investasi ini sangat besar dan
dibutuhkan kesabaran untuk melakukannya.

19 | T e m a 1
 Apa yang sudah dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
melalui Direktorat Pembinaan SMK yang telah melakukan perbaikan ini secara
telaten dan bertahap perlu apresiasi dan dukungan dari industri. Ini seperti
win-win solution agar industri mendapatkan pekerja yang sudah terlatih dan
dengan kualifikasi yang dibutuhkan industri.

 Tentunya, dengan dukungan fiskal juga sedang diupayakan. Hasil diskusi


terakhir, Kemnaker menyebutkan bahwa akan mengupayakan insentif 200%
dari apa yang Industri investasikan untuk training terhadap para calon pekerja
dari SMK.

 Selanjutnya kerja sama dengan Industri dan Pemerintah asing untuk


meningkatkan kualitas sekolah kejuruan dan juga bagaimana mobilitas tenaga
kerja global agar diperkenankan.

 Ketika kita melihat teknologi industri seperti ini, kita sudah melakukan FGD
dan industri kita sudah mengatakan bahwa mereka tidak sanggup untuk
menjadi innovator Industrial Revolution 4.0. Yang bisa lakukan adalah menjadi
pengguna dari teknologi yang berkembang. Sehingga mungkin fokusnya bukan
pada inovasi dan teknologinya tetapi bagaimana memastikan pendidikan kita
bahwa lulusan SMK tidak gagap teknologi dengan teknologi 4.0 untuk bisa
menjadi user. Mungkin untuk menjadi inovasi kita perlu banyak waktu untuk
melakukan itu.

 Industrial Revolution 4.0 dari segi demand adalah terbagi menjadi dua, yaitu
apakah kita fokus pada industri penghasil mesin industri 4.0 atau industri
pengguna dari mesin 4.0. Kalau industri pengguna itu, robotnya dibuat oleh
Jepang dan kita akan memakainya dan memaintain robot tersebut. Atau
satunya dengan industri penghasil robotnya. Jika untuk menghasilkan
wearable technology, jika perusahaannya ada di Indonesia tetapi untuk
menginovasikan hal tersebut mungkin tempatnya bukan di vokasi tetapi lebih
kepada Perguruan Tinggi umum.

 Sehingga untuk hal tersebut, stages nya akan ada di liverock dan tidak bisa
langsung pada pencipta teknologi alat tersebut tetapi lulusan SMK siap untuk
menjadi complement mesin 4.0.

 Selanjutnya, complement yang berhubungan dengan manusia. Sehingga apa


yang dibutuhkan oleh lulusan SMK, adalah pengetahuan dan keterampilan.
Secara spesifik adalah bagaimana siswa-siswa itu bisa mengoperasikan dan
memonitor alat-alat berbasis digital itu dulu.

20 | T e m a 1
 Alat-alat berbasis digital apakah itu smartphone, computer, atau apakah itu
aneka gadget yang dapat menggunakan digital informasi.Terkait pendidikan
matematikanya, katakanlah itu dibagian teknologi informasi apakah bisa
kemudian sedikit satu tahap untuk dapat menciptakan algoritma dengan
menggunakan data yang sudah mereka ekstrak dari internet yang kemudian
logic nya seperti ini.

 Selain itu, menggunakan perangkat lunak untuk akuntansi, pengolahan data


serta mengembangkan database. Mereka harus bisa. Selanjutnya adalah
bagaimana kita membangun softskill dari anak-anak. Masukan dari banyak
pihak, seringkali mengatakan anak Indonesia row material nya pintar tetapi
mereka gagal untuk berkomunikasi. Mereka gagal untuk mengkomunikasikan
ide-idenya, kemudia mereka lack of inisiative, tidak artikulatif. Untuk
levelnya yang mau bekerja, seringkali tidak mengerti apa yang dibutuhkan dan
tantangan ditempat kerja.

 Apa yang terjadi di SMK tidak bisa dilepaskan dengan apa yang terjadi di
pendidikan dibawahya. Statistik yang menunjukkan, PISA atau studi bank dunia
mengatakan bahwa sebagian dari anak Indonesia itu functional training nya
perlu menjadi bahan kita bersama. Tidak hanya gurunya, tapi pabrik gurunya
itu perlu kemudian perlu didorong untuk meningkatkan kualitas.

 Functionality training yang paling gampang, contohnya, orang Indonesia itu


sulit untuk membedakan kata beberapa, banyak, kadangkala, ada, akan,
seyogianya itu tidak bisa membedakan. Semuanya dianggap sama, padahal jika
dalam Bahasa Inggris yang namanya will, very likely, probably itu memiliki
arti dan logic yang berbeda. Tetapi ditempat kita tidak. Hajar bleh. Jadi
ketelitian apa yang dibaca dengan maknanya itu lemah sekali. Dan itu apa
yang disebut dengan functionality. Sehingga kita masih banyak memiliki PR
gimana caranya memperbaiki kualitas gurunya, apa guru Bahasa Indonesia ini
untuk memastikan anak itu nantik jika menulis EYD nya apa, subjeknya apa
jelas. Karena ini merupakan keluhan dari banyak pihak juga, karena kadang
ketika kita menerima surat, kita tidak paham karepe opo iki. Karena tadi,
subjek predikatnya tidak tertangkap dengan baik, yang artinya pemahaman
dia masih rendah, termasuk artikulasi juga. Hal ini merupakan PR kita
bersama, tidak hanya menjadi PR Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
karean in the end Industri adalah pengguna dari lulusan SMK tersebut.

 Sehingga kemudian, jika engagement kita menangani masalah ini terbatas,


maka kita akan sulit mengatasi masalah pendidikan kita saat ini. Soal
pendidikan kesehatan SDM, itu adalah PR jangka panjang. Ini tidak bisa hanya
dilakukan oleh satu periode atau dua periode. Tapi ini adalah agenda multi
generasi, maka dari itu kita meruoakan generasi yang menawan, sehingga
nantinya anak-anak kita 10-15 tahun mendatang yang akan menjadi tenaga

21 | T e m a 1
kerja atau memasuki angkatan kerja, mereka produktivitasnya jauh lebih baik
daripada kita. Sehingga kesejahteraan Indonesia, secara nasional kemudian
terangkat. Karena pembangunan suatu bangsa adalah dari SDM nya.

a) Tanya jawab
Azril Azhari – PT Mitra Adi Perkasa – Ketua Umum Cendikiawan Pariwisata
 Tahun 2019 menjadi era SDM, tidak ada manpower planning, nebeng sektor
lagi. KBJI khusus sektor Pariwisata masih belum ada. Gimana kita mau
membuat kebutuhan demand industri? Padahal itu titik awal untuk
mengembangkan bidang Pariwisata.

 Sertifikasi di bidang Pariwisata, sudah ada 32 job title yang ASEAN,


Pengangguran tenaga tetapi yang banyak malah melamar SMA. Apakah
tidak cocok? Kami tidak boleh menutup kesempatan SMA. Tolong
dipisahkan Retail dengan Bisman. Modern Retail, ada 2000 store

Marsangkap Hutabarat – Praktisi Pendidikan


 SMK cukup 1 tahun dengan penguasaaan tertentu, harus ada 1 standarisasi
yang menjadi acuan. Harapannya pasar SMK tidak hanya menjadi
berstandar nasional tapi juga internasional. Masukan menerapkan
kurikulum modular.

Kabid APJII
 Sudah melakukan training level 1 untuk menyiapkan lulusan SMK yang benar
dibutuhkan oleh anggota APJII.
 APJII memiliki 52 perusahaan ISP di Bali, sehingga lulusan SMK yang ada di
Bali dapat magang di Industri tersebut.

Bagaimana jika kurikulum dapat dimanfaatkan seperti perkuliahan, momentum magang


dan langsung diserap industri. Karena habis mereka magang dan balik ke sekolah lagi
membuat penurunan kualitas siswa SMK.

22 | T e m a 1
Tema 2

Kurikulum SMK Berbasis Industri

Paparan 1
- Arah Pengembangan Kebijakan Kurikulum SMK
Awalludin Tjalla, Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Paparan 2
- Inovasi dalam Kurikulum SMK yang dibutuhkan oleh Industri
Amirul Chusni, Direktur Akademi Komunitas Toyota Indonesia

Paparan 3
- Peran Swasta membangun Pendidikan melalui Inovasi Kurikulum
Primadi H. Serad, Direktur Program Djarum Foundation

23 | T e m a 2
Paparan 1
Arah Pengembangan Kebijakan Kurikulum SMK

Awalludin Tjalla, Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan,


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Perubahan yang sangat mendasar dalam perkembangan Industri 4.0 adalah


1. Ways of Thinking; termasuk didalamnya Kreativitas dan Inovasi, Berpikir Kritis,
Penyelesaian masalah, Pengambilan Keputusan, Belajar Untuk Belajar dan
Metakognisi.
2. Ways of working; termasuk didalamnya berupa komunikasi dan kolaborasi antar
sesama manusia;
3. Tools of working; termasuk didalamnya berupa literasi informasi dan literasi ITC
(Teknologi);
4. Living in the world; berupa Kewarganegaraan (Lokal dan Global); Kehidupan dan
Karir; Pribadi dan Tanggung Jawab Sosial; Penghargaan dan Kompetensi Budaya.

Trend Kondisi yang akan dihadapi pada tahun 2045 antara lain sebagai berikut:
1. Teknologi Informasi; teknologi informasi dapat mengubah pola hidup dan pola pikir
serta digunakan dalam berbagai hal;
2. Kompleksitas yang akan dihadapi dapat mengganggu kesejahteraan (defisit
lingkungan) serta Kecakapan merespon kompleksitas masalah.
3. Pola Respon dapat berupa mencari solusi dalam nuansa kolaboratif dan Melahirkan
pengetahuan baru secara berkelanjutan.

Ada beberapa kecakapan dasar yang harus dimiliki oleh siswa-siswa SMK dalam
menghadapi abad 21, antara lain sebagai berikut:
1. Kualitas karakter, diperlukan untuk bagaimana dalam menghadapi lingkungan yang
terus berubah
2. Kompetensi, diperlukan untuk bagaimana mengatasi tantangan yang kompleks;
3. Literasi Dasar, digunakan untuk Bagaimana menerapkan keterampilan inti untuk
kegiatan sehari-hari.

24 | T e m a 2
Selain itu, Kerangka Pengembangan Kurikulum Kompetensi Abad 21 yang dikembangkan
dan harus diberikan kepada para siswa agar mampu menghadapi tantangan abad 21,
dimana para siswa harus memiliki:
1. Kemampuan Belajar dan Berinovasi, dimana siswa mampu untuk Berpikir Kritis dan
Penyelesaian Masalah, Kreativitas dan Inovasi, Komunikasi dan Kolaborasi;
2. Literasi Digital, baik berupa Literasi Informasi, Literasi Media, dan Literasi Teknologi;
3. Kecakapan hidup, berupa Fleksibilitas dan Adaptabilitas, Inisiatif dan Mandiri,
Interaksi Lintas Sosial-Budaya, Produktivitas dan Akuntabilitas, Kepemimpinan dan
Tanggung Jawab;
4. Penguatan Karakter seperti Ketaqwaan/religius, cinta tanah air, integritas, disiplin,
kerja keras, kreatif, mandiri dan sebagainya.

Pembelajaran di SMK sebagian ada yang menggunakan pembelajaran sistem Blok. Sistem
Blok berdasarkan SK Dirjen No. 330 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata
Pelajaran Muatan Nasional (A), Muatan Kewilayahan (B), Dasar Bidang Keahlian (C1),
Dasar Program Keahlian (C2), dan Kompetensi Keahlian (C3). Di dalam struktur kurikulum
ditetapkan jumlah jam belajar untuk setiap mata pelajaran selama pendidikan baik
selama 3 tahun maupun 4 tahun (sistem blok).

Hal ini memberi peluang kepada sekolah untuk mengatur sendiri KD yang ada C1, C2,
dan C3 berdasarkan kompetensi dasar yang diperlukan untuk memperoleh sertifikat
kompetensi. Sedangkan untuk mata pelajaran dalam Muatan Nasional dan Muatan
Kewilayahan, sekolah dapat mengatur sendiri alokasi waktu total yang ada di struktur
kurikulum nasional ke dalam struktur kurikulum sekolah. Sistem blok seperti ini siswa
memperoleh sertifikat kompetensi sejak kelas X.
Namun terkendala dalam pelaksanaannya di lapangan antara lain sebagai berikut:
1. Satuan pendidikan belum sepenuhnya mengelola, mengembangkan, dan
melaksanakan kebijakan kurikulum menjadi kurikulum operasional
2. Antarpelaksana di lapangan (Kepala sekolah, Pengawas) perlu memiliki satu persepsi
dalam mengembangkan sekolah.

Dalam menyusun perencanaan pembelajaran pada mata pelajaran Muatan Nasional


diperlukan “team teaching” guru mata pelajaran muatan nasional dan guru mata
pelajaran di muatan kejuruan.

Peningkatan Mutu Proses Pembelajaran yang harus diberikan kepada anak agar memiliki
learning competencies dan adaptability untuk mengantisipasi dinamika dunia kerja,
antara lain:
1. Teaching Factory
2. PKL
3. Pengembangan Diri dan Ekstrakurikuler
4. Integrasi softskill dan berpikir positif dalam pembelajaran
5. Charity job (social services)

25 | T e m a 2
Paparan 2
Inovasi dalam Kurikulum SMK yang dibutuhkan oleh Industri

Amirul Chusni, Direktur Akademi Komunitas Toyota Indonesia

Future Skill & Competency Lulusan SMK Menuju Era Industri 4.0

Didalam perkembangan menghadapi kemajuan industri 4.0, ada 5 sektor prioritas yang
terus dikembangkan, semuanya merupakan industri Manufakturing. Kelima sektor
prioritas pemerintah yang dikembangkan tersebut antara lain:
1. Food and Baverage
2. Textile and Apparel
3. Automotive
4. Electronics
5. Chemical

Area Implementasi industri 4.0 di industri manufaktur, antara lain:


1. Otomasi dan digitalisasi proses produksi
2. Digitalisasi quality assurance
3. Digitalisasi maintenance
4. Digitalisasi logistik dan supply chain
5. Digitaisasi pengendalian produksi

Kunci teknologi (Key Technology) untuk industri 4.0 yaitu


1. Physical Layer seperti AR-VR, Robot, 3D, Print dll
2. Connectivity Layer, seperti Internet of Things (IoT)
3. Logical Layer, seperti Artificial Intelegence

26 | T e m a 2
Future Skill/Competency yang harus dimiliki oleh Lulusan SMK (Operator) antara lain
sebagai berikut :

Kompetensi SMK (sebagai Operator)


No Key Technology Industri 4.0
Technical Skill Soft Skill
1. Physical Layer seperti AR-VR, • 3D Design • Problem Solving
Robot, 3D, Print dll • Microcontroller • Kolaborasi
Sensor • Built in Quality
• Robotika • Autonomous
2. Connectivity Layer, seperti • Network System Maintenance
Internet of Things (IoT) • Smart • Logistik & Persediaan
Electronics
• Mobile/Remote
Development
3. Logical Layer, seperti Artificial • Computer
Intelegence • Programming

Link & Match Kurikulum SMK melalui Direktorat Pembinaan SMK oleh Industri, ada 5
langkah yang bisa dilakukan, antara lain sebagai berikut:
1. MOU/ Kerjasama Industri-SMK
2. Penyelarasan Kurikulum
3. Pengembangan guru (pelatihan dan magang)
4. Pengembangan Alat Peraga Pendidikan & Kelas Khusus Industri
5. Pemagangan di Industri & Sertifikasi

27 | T e m a 2
Output yang dihasilkan dari link & Match antara SMK dengan Industri yaitu menghasilkan
Calon Tenaga Kerja Kompeten yang memiliki Ijazah dan Sertifikat Kompetensi. Program
pengembangan link & match SMK dengan Industri sebagaimana terlihat pada gambar
dibawah ini:

28 | T e m a 2
Sebagai contoh link & match SMK dengan industri adalah sebagai berikut:
Toyota dengan KADIN melakukan kerjasama melalui sekolah binaan dengan mendirikan
Akademi Toyota Indonesia (AKTI) seperti SMK Model di daerah Karawang. Saat ini sudah
ada 15 SMK yang menjadi sekolah binaan yang sedang ditangani oleh TOYOTA yaitu
sebagai berikut:
1. SMK TMIN, Kuningan
2. SMK Aryasatya Teknologi, Patikraja, Banyumas
3. SMK PGRI 2, Ponorogo
4. SMKN 1 Madiun 5. SMK Tunas Harapan, Pati
6. SMK PN 2, Purworejo
7. SMKN 1 Purworejo
8. SMKN 1 Luragung
9. SMKN 2 Salatiga
10. SMKN 1 Jambu
11. SMK Bunda Satria Wangon
12. SMK Yosonegoro Magetan
13. SMK Muhamaddiyah Rembang
14. SMK NU Banda, Batang
15. SMK YKP Magetan

Pola kolaborasi yang dilakukan oleh Diretkorat Pembinaan SMK dengan Industri dalam
hal ini Toyota, sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:

29 | T e m a 2
Paparan 3
Peran Swasta membangun Pendidikan melalui Inovasi Kurikulum

Primadi H. Serad, Direktur Program Djarum Foundation

Peran swasta dalam meningkatkan pendidikan kejuruan, antara lain dapat dilakukan
melalui:
1. Bagaimana memberikan akses kepada SMK untuk mengenal industri dan memberikan
bantuan kepada SMK (private partnership);
2. Access to Experts  mendatangkan ahli dari industri, contoh: mendatangkan guru
dari Walt Disney
3. Access to Market, bagaimana cara SMK memasarkan dirinya kepada industri sesuai
dengan bidang keahliannya.

Salah satu langkah yang dilakukan Djarum foundation terhadap Siswa pemasaran dan
administrasi perkantoran dikombinasikan untuk masuk kedalam industri perhotelan dan
pariwisata, khususnya siswa yang mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi dalam
bahasa Inggris dan attitute. Hal ini salah satu yang dilakukan Djarum Foundation dalam
mengatasi jumlah pengangguran yang banyak dari kedua jurusan tersebut, dari 900
lulusan hanya sekitar 20% yang bekerja sesuai dengan kompetensi keahliannya;

Djarum Foundation baru membina sekolah-sekolah didaerah Kudus. Jumlah sekolah yang
dibina sebanyak 12 SMK, 16 program keahlian, 1000 guru setiap tahun hampir 14000
lulusan siswa.

Intervensi Proyek yang dilakukan oleh Djarum Foundation terhadap SMK binaannya
adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan Kurikulum yang sesuai dengan industri, sebagai contoh jurusan tata
busana dimana pembelajarannya yang dilakukan selama 3 tahun yang diselaraskan
dengan kebutuhan industri sebagai berikut:
• Tahun ke-1 : Pembuatan Pakaian (Clothes Making), diselaraskan dengan
kebutuhan industri menjadi Pembuatan Desain (Creative Design);

30 | T e m a 2
• Tahun ke-2 : Pembuatan Pakaian (Clothes Making), diselaraskan dengan
kebutuhan industri menjadi Pembuatan Pakaian (Clothes Making);
• Tahun ke-3 : Pembuatan Pakaian (Clothes Making), diselaraskan dengan
kebutuhan industri menjadi fashion merchandising dan branding.

Penyelarasan Kurikulum dengan Industri

Clothes Making Clothes Making Clothes Making

Creative Design Clothes Making Fashion Merchandising


dan Brannding

INDUSTRI

2. Pelatihan Guru/Instruktur
Guru/Instruktur yang ada saat ini masih kurang pengalaman di industri akan
diselaraskan dengan kebutuhan industri dengan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan guru/instruktur berbasis industri.
3. Infrastruktur Sekolah
Menyediakan akses ke fasilitas sekolah standar industri untuk mendukung Revolusi
Industri 4.0
4. Beasiswa
5. Teaching Factory
Menyiapkan Teaching Factory untuk mengerjakan proyek-proyek kehidupan nyata
dari industri.
TeFa untuk siswa, berlatih keterampilan dan membangun portofolio melalui proyek-
proyek kehidupan nyata.
Tefa untuk sekolah, menghasilkan pendapatan untuk menutup biaya operasional.
Contoh:
• Pembuatan Film Animasi yang dilakukan di SMK Raden Umar Said;
• Fashion dengan label Zelmira yang dilakukan oleh SMK NU Banat

31 | T e m a 2
Sesi Tanya Jawab
1. Bapak Marsangkap Hutabarat – Praktisi Pendidikan
a. Untuk Bapak Amirul dari TOYOTA, Jika hal yang Bapak sampaikan tadi
dilaksanakan, Sasaran dan Target pada SMK dengan kondisi saat ini kedepannya
seperti apa melalui AKTI?
Jawab:
1) work dan job adalah berbeda. Karyawan hanya bekerja apalagi di mesin-mesin
otomatis, problem solving juga harus di sesuaikan dengan kemampuan anak
SMK. Softskill dan problem solving harus dimiliki oleh siswa SMK dan perlu
diselaraskan dengan industri, maka dengan itu kami membuka kelas AKTI.
2) Secara Teknis, sebagian besar industri di indonesia must production. Siswa SMK
diharapkan mengerti bagaimana mesin-mesin di industri tersebut bekerja
sehingga dapat memberikan improvement untuk kemajuan industri ke
depannya. Oleh sebab itu melalui AKTI dibuka untuk perawatan mesin sehingga
siswa SMK tidak hanya mengerti mengoperasikan mesin saja.

b. Untuk Kepala Puskurbuk mengenai kurikulum, guru, pembelajaran siswa, dan


peralatan pendukungnya. Antara keterlibatan Industri didalam kurikulum untuk
diimplementasikan ke depan, keterlibatannya seperti apa?
Jawab:
1) Ciri dari SMK adalah bagaimana mendekatkan muatan-muatan yang didesain
di kurikulum dengan kehidupan nyata di lapangan atau karakteristik kerja di
lapangan, maka dari itu setiap jenjang kelas sudah mendapatkan sertifikasi
keahlian. Pengembangan sertifikasi keahlian dapat dilakukan melalui LSP,
Teaching Factory dan prakerin untuk mendekatkan sekolah dengan industri.
2) Lulusan siswa SMK mempunyai 2 surat kelulusan, yaitu surat tanda tamat
sekolah dan surat sertifikasi kompetensi keahlian yang bisa dilakukan dengan
menggunakan dana BOS

c. Untuk Pak Primadi, bagaimana Strategi untuk mengcreate anak SMK yang sesuai
dengan kebutuhan industri?
Jawab:

Bapak harus mengembangkan skill-skill yang langka, semakin langka semakin


dibutuhkan dan mempunyai nilai jual yang tinggi.

32 | T e m a 2
Tema 3

Kebekerjaan Lulusan SMK, Dibalik Angka

Paparan 1
- Data dan Fakta Kebekerjaan Lulusan SMK
Indra Murty Surbakti, Kasubdit Statistik Ketenagakerjaan,
Badan Pusat Statistik

Paparan 2
- Nilai Tambah Kontribusi Pendidikan Kejuruan dalam Pembangunan
Suyanto, Universitas Negeri Yogyakarta

Paparan 3
- Kolaborasi Pemerintah dan Swasta Mendukung Kebekerjaan Lulusan SMK
Bayu Janitra Wirjoatmodjo, CEO Top Karir

33 | T e m a 3
Paparan 1
Data dan Fakta Kebekerjaan Lulusan SMK

Dr. Indra Murty Surbakti, MA. Kasubdit Statistik Ketenagakerjaan,


Badan Pusat Statistik

Ketersediaan tenaga kerja dari lulusan SMK terjadi peningkatan yang cukup tajam.
Jumlah sekolah SMK memang meningkat tajam dari tahun 2015 ke tahun 2018, dari 12
ribu menjadi 13 ribu. Jadi memang itu juga terlihat dari jumlah muridnya juga meningkat
dari 2015 sampai 2018, tapi lulusannya masih perlu diperhatikan lagi.

34 | T e m a 3
Kenapa tahun 2015/2016 turun lulusan SMK di tahun 2016/2017. Ini yang menjadi
pertanyaan. Mungkin ini juga memengaruhi pasar kerja dari lulusan SMK sendiri. Tapi
kita lihat bagaimana dengan mereka (lulusan SMK) di pasar kerja, tidak hanya dilihat
dari sisi pengangguran saja, tetapi juga lulusan SMK yang bekerja.

Proporsi lulusan SMK yang menganggur kalau kita lihat ada trend peningkatan. Ini kalau
pengangguran ya misalnya Ini SMK yang biru ini memang ada trand meningkat dari 2014
sampai 2018. Jadi kita lihat 18 % lebih menjadi 24,74% ya di 2018. Ini data terbaru dari
kami. Kemudian kita lihat jumlahnya juga ada trand memang meningkat juga penganggur
dari lulusan SMK. Dari 2014 sampai 2018. Walaupun ini kelihatan di 2016 ada penurunan
sedikit. Mungkin ini ada berhubungan dengan jumlah lulusan SMK menurun di tahun 2016.

Kita lihat dari tingkat pengangguran di Indonesia, pengangguran umum, kalau ini
(sebelah kiri) pengangguran SMK. Kita lihat dari 2014 sampai 2018 memang stabil
pengangguran lulusan SMK itu di atas 11%. Bahkan di 2015 terbanyak, sebesar 12,65%.
Kemudian turun di tahun 2016 mungkin dari perempuan lulusan SMK turun tajam dari 14-
an persen menjadi 10-an persen. Kemudian stabil di sekitar 11%. Jadi memang
pengangguran lulusan SMK itu memang cukup tinggi. Jauh lebih tinggi dibandingkan
pengangguran umum. Kalau kita lihat tahun 2018 hanya 5,34%. Jadi dua kali lipat.

35 | T e m a 3
Kalau kita lihat dari jurusannya penganggur lulusan SMK kebanyakan dari SMK jurusan
teknik otomotif, kemudian kedua teknik mesin, ketiga teknik komputer dan informatika,
kemudian administrasi dan keuangan. Mungkin di sini mereka juga bersaing dengan
lulusan SMA.

Dari sisi gender, laki-laki lulusan SMK itu kebanyakan dari teknik otomotif dan mesin dan
teknik komputer informatika kemudian administrasi dan teknik ketenagakerjaan,
ketenagalistrikan. Dari segi perempuan. Kebanyakan administrasi, keuangan, teknik
komputer dan informatika, tata niaga, dan tata boga. Mungkin berhubungan dengan chef
tadi.

Kemudian juga dari sisi lama mencari pekerjaan kita lihat memang yang cukup
mengkhawatirkan dari sini sebenarnya. Banyak yang mereka mencari pekerjaan lebih
dari enam bulan. Kemudian ada juga yang 6 sampai 24 bulan. Cukup lama itu mereka
mencari pekerjaan. Jadi mereka menganggurnya cukup lama sampai dua tahun kalau
untuk laki-laki. Kemudian untuk perempuan ada juga yang masih lama, tetapi ada juga
kebanyakan di bawah tiga bulan lama mencari pekerjaan tersebut. Sebelum mereka
dapat.

36 | T e m a 3
Kemudian juga berdasarkan jurusan pendidikan. Ini juga tantangan. Ini yang bekerja.
Kalau tadi itu yang menganggur, ini yang bekerja juga tidak semuanya gaji 200 juta
seperti tadi ya. Ada juga yang kita lihat lagi apa, gajinya masih ada yang di bawah. Ini
kebanyakan lulusan SMK yang bekerja dari teknik mesin, otomotif, kemudian keuangan,
administrasi, dan lain-lain. Untuk angka bisa nanti saja bisa dilihat di paparannya.

Kemudian juga, ini menurut jenis kelamin ya, pendidikannya. Kemudian kita lihat
memang kalau laki-laki itu kebanyakan teknik mesin, otomotif, ketenagalistrikan, dan
teknik bangunan. Kemudian untuk lulusan perempuan yang bekerja, kebanyakan
keuangan, administrasi, dll, tata niaga, dan juga teknik komputer.

37 | T e m a 3
Kemudian kalau kita lihat dari sisi industrinya, kebanyakan mereka itu bekerja di sektor
perdagangan. Kemudian kedua adalah di industri pengolahan, mungkin tadi Toyota
termasuk di situ yak. Kemudian ada juga pertanian, administrasi dan makan minuman,
sorry sorry akomodasi dan makan minuman, kemudian transportasi dan pergudangan,
konstruksi dan seterusnya sampai ke pengadaan air. Mungkin air aqua dan lain
sebagainya.

Kemudian kalau kita lihat dari jenis pekerjaannya, kebanyakan mereka (lulusan SMK yang
bekerja itu) kebanyakan tenaga produksi atau alat angkutan dan ada juga pekerja kasar.
Kemudian yang kedua tenaga usaha penjualan yang kalau kita lihat yang tenaga
profesional itu masih sedikit ya, sekitar 700-an dibandingkan yang lainnya. Jadi yang
paling banyak di tenaga produksi.

Kemudian untuk dari sisi menurut laki-laki perempuannya, kebanyakan laki-laki


kebanyakan di tenaga produksi, alat angkutan, dan pekerja kasar.

Jika dilihat, kalau tadi dilihat dari sektor formal informal. Alhamdulillah kebanyakan
lulusan SMK bekerja di sektor formal sebesar 64.42%. Masih ada yang bekerja di sektor
informal, sekitar 35%.

38 | T e m a 3
Kalau kita lihat laki-laki perempuan memang kebanyakan di perempuan yang bekerja
lulusan SMK, perempuan yang bekerja di sektor informal, masih ada sekitar 41,42%. Laki-
laki lebih sedikit.

Nah ini kalau kita lihat dari kegiatan formal/informal ini mungkin kalau kita bandingkan
secara umum ya memang ada 16.47% penduduk yang bekerja formal dari lulusan SMK.
Ini cukup banyak, dari 7 yang bekerja, 1 dari SMK.

Dari sisi jam kerja, kebanyakan memang lulusan SMK bekerja sekitar 35 s.d. 48 jam,
tetapi ada juga yang bekerja di atas 48 jam. Nah ini termasuk jam kerja yang expensive
ya. Berlebihan ya. Dan ini menjadi concern juga ke depannya bagi lulusan SMK yang
bekerja.

39 | T e m a 3
Seecara umum kebanyakan upah dari lulusan SMK itu di bawah upah pekerjaan lainnya.
Ada tren memang tingkat pengangguran lulusan SMK memang cukup tinggi dan stabil di
tingkat 11%. Dan itu juga ada trand meningkat juga. Hal ini juga cukup
mengkhawatirkan, tapi dari sisi bekerja juga, lulusan SMK juga diperhatikan upahnya
juga dan jam pekerjaan.

40 | T e m a 3
Paparan 2
Nilai Tambah Kontribusi Pendidikan Kejuruan dalam Pembangunan

Prof. Suyanto, Ph.D., Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta

Itulah manfaat pendidikan untuk kita pada umumnya, termasuk SMK. Itu (slide) ada
social return dan privater return. Social return bisa membantu pertumbuhan ekonomi
dan kalau private return bisa mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi, pekerjaan lebih
layak, pendapat lebih tinggi, dan karakter lebih kuat. Kalau masuk SMK gak kuat, saya
kira salah jalan. Itu tersesat di jalan yang benar malah bagus, tetapi jangan sampai
merasa benar di jalan yang tersesat.

41 | T e m a 3
Arti penting SMK. SMK itu harus menghasilkan specific human capital, ketimbang general
human capital, SMK menghasilkan specific human capital, ketimbang general human
capital, SMK membuat lulusannya tidak loosing in the crowd. Melalui SMK, siswa dapat
siap kerja sehingga mengurangi beban ekonomi orangtua, penyediaan sekolah kejuruan
untuk mencetak necessary skills menjadi sangat penting, dan idealnya, lulusan SMK bisa
menciptakan lapangan kerja (misal: umkm). Tapi nanti seperti apa keadaan di lapangan.

Nah inilah indikator nilai tambah lulusan SMK. Ini yang perlu dipertimbangan, yaitu
probabilitas bekerja, kemampuan menciptakan lapangan kerja, jenis pekerjaan yang
didapat, dan besarnya penghasilan.

Paparan saya ini referensinya adalah hasil penelitian saya mengenai Return to Schooling
Tenaga Kerja Lulusan SMK di Indonesia. Sudah saya publikasikan di jurnal dan juga
dipublikasikan di APE (Actual Problem Economics) dengan judul Evidence of Private wage
Return to Schooling in Indonesia From Labor Surveys.

42 | T e m a 3
Bekerja atau tidak bekerja menurut penelitian kita bahwa SMK itu presentase bekerja
lebih tinggi dibandingkan SMA. Dari hasil penelitian dasarnya itu dari dasar pokok. Oleh
karena itu, jangan sampai khawatir bahwa SMK tidak bisa bekerja.

Kalau kita lihat dari kemampuan menciptakan lapangan kerja, nah ini yang semakin
menguat, tapi mengawatirkan. Jadi softskill lulusan siswa SMK lebih rendah dibandingkan
SMA. Artinya bahwa dia, anak-anak SMK, kurang bisa berwirausaha seperti anak SMA. Ini
yang harus kita lihat, mungkin bisa saja bukan teknis, tetapi softskillnya kurang baik
anak-anak SMK. Kadang-kadang anak-anak kita itu ditanya saja tidak mengerti, “mau
jadi apa?” Saya itu pernah survei anak SD sudah bisa menjawab, belajar matematika pun
mereka tahu untuk apa, student math. Katanya “saya belajar matematika, saya bisa
menghitung, membantu orang lain menghitung, dan bahkan bisa bekerja di bank.” Itu
saja sudah memenuhi attitude skill work, tapi saya penasaran balik ke Indonesia. Saya
tanya ke anak-anak SMK, “kenapa kamu belajar Matematika”, jawabannya “Karena hari
ini hari Kamis Pak.” Ini kan kurang ajar.

43 | T e m a 3
Ini pekerjaan lulusan, maka status yang berhubungan dengan pekerjaan utama. Anak
SMK, ternyata jauh lebih formal dibandingkan dengan anak SMA. Formal itu artinya
bahwa dia bekerja dengan orang lain ataupun diri sendiri tetapi tidak terserah juga,
paling tidak ada kontrak dan sebagainya. Kerjanya lebih formal.

Ada Over Education dan ada juga Adequate/Required education, dan Under education.
Kita lihat SKKNI yang kita gunakan untuk berbagai jenjang.

Untuk pendidikan Dasar bekerja sebagai operator, SMA SMK itu operator, diploma
operator, diploma dua tiga teknisi analisis, diploma empat dan sarjana itu
44 | T e m a 3
teknisi/analisi, profesi itu ahli, S2 itu ahli, dan lain sebagainya. Ini indikator pake KKNI
kita. Coba kita lihat SMK, kita di mana.

Inilah kita bahwa anak SMK kita bahwa under over saya kira ahli bisa diduduki anak SMK.
Harusnya itu, paling enggak anak S2 itu. Nah itu ada message-nya. Oleh karena itu, kita
perlu membuat kajian mengapa itu bisa terjadi sama saja dengan membuat kajian
mengapa anak SMK kemampuan wirausahanya lebih jelek daripada anak SMA. Ini perlu
kita lihat supaya tidak bicara hatespeech atau bahasa yang tidak baik.

Terkait missmatch. Coba lihat anak SD sudah menduduki profesor, luar biasa ini. Jadi
SMK SMA sudah biasa kerja, Dan arti di sini over education yang S3 hanya menangani
operator. Ini terjadi juga, tetapi di SMK, ada SMA tidak apa-apa. Meskipun tidak begitu
melebar.

45 | T e m a 3
Besarnya penghasilan. Kita menggunakan Teori human capital, dan juga penelitian
return to schooling secara mikro pada level individu pertama kali dikembangkan oleh
Mincer. Jadi kita untuk melihat anak-anak SMK dasarnya itu return to schooling, dikasih
tahu dia setahunya setelah sekolah kemudian balikannya itu seperti apa.

Ternyata ada di sini return to schooling (%) kita datanya, anak SMK itu lebih baik dari
anak SMA. Jadi investasi pendidikan di SMK itu, returnnya lebih baik dibandingkan ketika
sekola di SMA. Jadi ini luar biasa, saya memang, datang ke sini juga dalam rangka ikatan
emosional dengan SMK. Pada waktu saya jadi Dirjen dulu diperintahkan oleh Pak Menteri
“Kamu harus mengubah rasio SMA SMK itu terbalik,” Dulu rasio 70 SMA 30 SMK, saya
disuruh membalik SMK 70 SMA 30. Sehingga saya tambahkan baliho, pasang iklan, di
mana-mana, akhirnya anak SMK itu didorong untuk masuk. Itu luar biasa. Tadinya SMK
itu Sekolah Menengah Kemenakan, gak bisa gurunya inovatif. Sekolahnya biasalah. Tapi
begitu kita brandingkan, kita sosialiasikan, anak-anaknya SMK yang masuk itu cakep-
cakep dan cantik-cantik. Dulu sebelum ada luar biasa, kakinya pecah-pecah.

46 | T e m a 3
Nah ini rata-rata pendapatannya.Tetapi, kalau dilihat dari rata-rata pendapatan anak-
anak SMK ini juga lebih tinggi daripada SMA. Baik laki-laki maupun perempuan. Tapi
selalu perempuan pendapatnya lebih rendah dibandingkan laki-laki. Jadi, peluang untuk
menggalakkan SMK menjadi lebih baik masih sangat optimis karena ternyata di lapangan
anak SMK itu pendapatnya lebih tinggi daripada anak-anak SMA.

Kalau kita lihat grafis sama saja dengan penjelasan tadi.

Berikutnya, beberapa rekomendasi sebagai berikut:


• Pembelajaran kewirausahaan di SMK perlu terus ditingkatkan kualitas dan
relevansinya agar mampu menciptakan lulusan yang mandiri, bisa menciptakan
lapangan kerja bagi dirinya dan/atau orang lain. Ini tadi saya juga sudah rasa-rasa
dengan Pak Direktur bahwa bagaimana supaya ada kajian mengenai mengapa gaji
di swasta lebih rendah.
• Kemudian berikutnya kurikulum adaptif perlu diperkuat agar lulusan SMK memiliki
fleksibilitas yang tinggi di dunia kerja di era Revolusi Industri 4.0. Ini penting.
Tadi kan presentasi yang awal, kita sudah menduga bahwa anak SMK itu
fleksibelitasnya rendah. Akibat dari adaptifnya yang rendah. Oleh karena itu,
menghadapi Revolusi Industri 4.0 itu anak-anak milenial kalau saudara baca itu

47 | T e m a 3
anak milenial “Delay of Meeting”. Akibat dari gaya hidupnya yang berbeda sama
sekali, bahwa dia akan mati, hotel mewah juga akan mati, sabun batangan juga
akan mati, cleanex juga akan mati, itu masalahnya. Gaya hidupnya. Dari semua
perubahan itu yang satu, anak-anak milenial itu kalau minta bagaimana harus
menawarkan pekerjaan yang fleksibel. Ke depannya itu gak ada orang komitmen
dengan satu pekerjaan. Orang bekerja gak harus pakai dasi dan sebagainya.
Besok-besok itu bekerja bisa gak usah berpakaian karena bisa bekerja di kamarnya
sendiri.
• Kemudian anak SMK perlu difasilitasi dengan teaching factory yang mutakhir agar
lulusannya memiliki kompetensi yang relevan dengan tuntutan dunia kerja. Saya
kira ini penting supaya tetap update dengan apa yang terjadi dengan teknologi.
Teknologi sekarang itu luar biasa perkembangannya. Dulu mobil, bayangkan mobil
dari ada karburasi, platina, menjadi tidak ada jaraknya menjadi tidak ada sama
sekali. Padahal dulu-dulu untuk inovasi ke arah situ membutuhkan waktu ratusan
tahun. Sekarang itu inovasi sangat cepat. Setiap tiga bulan selalu ada inovasi.
Saya kemarin beli hp yang S8 plus itu rasanya masih canggih sekali, sekarang udah
gak canggih lagi. Oleh karena itu, saya sumpah enggak mau beli hp segera, belinya
nanti-nanti saja supaya tetap update dan gak rusak yang di mana selalu update
setiap tiga bulan.
• Kemudian yang terakhir. Perlu membangun budaya dan etos kerja bagi murid SMK
melalui Penguatan Pendidikan Karakter. Ini sangat penting, karena dengan
karakter itu memperbaiki softskill mereka, memperbaiki komunikasi individu,
intra, dan inter personality communication skill itu sangat penting. Saya kira
orang sukses itu yang utama yang dilihat duluan adalah softskill mereka, bukan
karena kontributor. Sebanyak 20 % kontributor yang dilihat dan 80 % adalah
softskill.

48 | T e m a 3
Paparan 3
Kolaborasi Pemerintah dan Swasta Mendukung Kebekerjaan Lulusan SMK

Bayu Janitra Wirjoatmodjo, CEO Top Karir

Topkarir.com itu apa? Kita adalah portal pengembangan karir anak muda Indonesia. Kita
punya lima pilar Ya. Jadi kita punya lima pilar. Pertama adalah informasi lowongan
kerja, kedua adalah tips karier, ketiga ada pelatihan sertifikasi, keempat beasiswa studi,
dan terakhir adalah kewirausahaan yang kita baru launching. Jadi ini semua sifatnya
informasional. Kita medianya. Jadi kalau diibaratkan ceri tadi, Djarum Foundation,
Toyota Motor, bahwa mereka melakukan aktivitas mobilitas yang sangat positif. Nah itu
ibaratnya Goliath. Nah kita semut kecil. Kita adalah platform teknologi yang membuat
semua hal menjadi lebih mudah dan bisa dilakukan di mana saja.

49 | T e m a 3
Nah kalau kita lihat saat ini, database kita di Indonesia total 1juta database pencari
kerja yang terdaftar di topkarir dan baru 88 ribu database SMK yang terdaftar di kami.
Perusahaan ada 4.000 dan kurang lebih sepanjang kami berjalan bersama Direktorat
PSMK, di lasjurin, itu ada 14.441 lowongan yang kita hadirkan buat anak-anak lulusan
SMK.

Nah kita memberi sebuah apa namanya contoh bahwa swasta itu bisa bekerja sama
dengan pemerintah dan sangat efektif. Kita start di 2016 kerja sama dengan Bappenas
dan Kementerian PPN. Terus kemudian di 2017 kita mulai kerja sama dengan apa
namanya Kementerian Pendidikan melalui Direktorat PSMK. Subdit Lasjurin dan yang
terakhir adalah Kemenko UKM.

50 | T e m a 3
Jadi kita harus melihat bahwa apa yang dilakukan Top Karir adalah mencoba
memendekkan jarak komunikasi industri dengan pencari kerja dalam hal ini adalah SMK.
Kita lakukan selama dua tahun itu, kurang lebih 90 kota kita datangi, kita sosialisasi
tentang programnya. Intinya adalah bagaimana anak-anak SMK, lulusan SMK bisa mencari
kesempatan kerja atau pengembangan karier hanya dengan menggunakan smartphone-
nya atau melalui komputer dengan internet.

Kita disupport 8 grup besar sampai saat ini dengan 400 anak perusahaan di bawahnya
bisa dilihat ada Triputra Group, Sinarmas, ada Garuda Food, ada Djarum, Kebetulan tadi
ada Djarum Foundation, Ada Agung Sedayu Group, Ada Rajawali Group, Wings Group,
dan apa namanya terakhir saya lupa Salim Group. Jadi Indomaret, Indofood, dll. Jadi
kita disupport sama grup ini.. Tujuannya apa, 8 grup ini.

51 | T e m a 3
Delapan grup ini. Membuat sebuah program yang namanya “Berdaya” yang beberapa
saat lalu saya launching di programnya Kick Andy. Ya jadi di program Kick Andy kita
launching tentang program berdaya, tujuannya apa, tujuannya adalah kita mempercepat
akses informasi dari anak-anak muda Indonesia untuk mendapatkan informasi
kebekerjaan. Nah yang saya soroti soal tadi pengangguran, datanya Pak, adalah kita
perlu waspada, tapi kita gak perlu khawatir. Gak perlu terlalu khawatir, kenapa karena
di luar masih banyak industri yang membutuhkan tenaga SMK. Saya yakin ambil contoh
sederhana. Di kantor kami, di Top Karir sendiri kita 20% tenaga kerja kita lulusan SMK.
Jadi, kita semua yang hadir di ruangan ini harus menunjukkan bahwa anak-anak SMK
punya potensi yang baik. Jadi jangan terlalu khawatir dan ketakutan dengan apa
namanya, “Wah anak SMK nanti nganggur, atau segala macam.” Anak-anak SMK pasti
bisa pasti hebat.

Dan juga yang kedua adalah kita mengajak saat ini adalah untuk pelaku industri untuk
join di Top Karir supaya apa, supaya nanti disiminasi informasi kesempatan kerja bisa
dilakukan secara cepat. Jadi kelebihannya itu. Top Karir saat ini diaskes kurang lebih 2
juta pengguna setiap bulan dngan 4,4 juta halaman diaskes setiap bulannya. Jadi kami
harapkan apa yang kami buat di Top Karir ini sebagai platform bisa menjembatani semua
pihak, termasuk dari pemerintah, sekolah, lulusan, siswa, termasuk pelaku industri atau
dunia usaha dunia industri.

52 | T e m a 3
Sesi Tanya Jawab
1. Jimmy Situmeang mewakili dari IHGM.
Background pendidikan saya adalah statistik. Jadi data-data seperti itu buat saya
adalah makanan. Yang menarik adalah pertama kalau saya boleh bertanya, ada suatu
statement bahwa jurusan otomotif ini merupakan peringkat pertama dari
pengangguran yang terjadi pada saat ini dan memang terbukti juga. Terjadinya cross
department di dunia pendidik. Banyak sekali sekarang yang menjadi outing hotel
adalah anak-anak STM. Nah, bagaimana secara penyajian tadi yang Bapak Indra
sampaikan terhadap standar-standar deviasi ini. Pasti akan terjadi deviasi. Jadi, yang
mestinya STM bekerja di otomotif, gak tahunya ini pada nge-cross nih. Tapi di satu
sisi bidang industri kami, perhotelan memang sedang haus sekarang. Nyari anak
training itu tidak gampang, bahkan jurusan listrik. Ada beberapa quot memang dari
situ. Malah sebelumnya di evending industry sama. Itu banyak sekali yang
menyeberang. Secara standar deviasi ini bagaimana Pak cara untuk yang
menyeberang ini. Karena kalau dibilang pengangguran semakin banyak sebenarnya
industri juga butuh banyak, berarti memang kompetensi yang bagaimana bila terjadi
penyimpangan-penyimpangan seperti ini.

2. Saeful Wahidiat International Test Center


Saya ingin bertanya mengenai data statistik tentang pengangguran yang konsisten
dari tahun ke tahun. Saya pertanyaan cukup sederhana ya. Saya bukan background
statistik, cuma saya berpikir ini data pengangguran ini diambilnya seperti apa?
Apakah data itu diambil dari individu atau kepada siapa data ini diperolehnya karena
kalau kepada individu contohnya saya pernah disensus. Jadi pemerintah dapat
langsung dari saya, tetapi kalau keterserapan lulusan kerja bagaimana? Itu dapat dari
siapa? Itu satu. Kemudian kepada pihak dari Top Karir. Saya sangat appreciate apa
yang dilakukan Top Karir. Saya ingin tanya juga apakah dari Top Karir sendiri yang
sudah menjembatani antara industri dengan para pencari kerja, khususnya dari SMK.
Apakah pernah dilakukan studi mengenai karakter-karakter yang sifatnya umum atau
spesifik yang jadi tuntutan dari dunia industri ini, khususnya untuk sektor SMK yang
bisa dijadikan masukan sangat positif bagi pengembangan SMK ke depannya, seperti
itu. Di sesi yang awal itu sering disebutkan, mungkin dari pihak Djarum Foundation,
kalau SMK itu kurang dari komunikasi dan english. Seperti apa sih sebenarnya demand
dari industri yang diketahui Top Karir.

Jawaban:
Pak Indra - BPS
Data pengangguran kami atau data pekerja itu kita dapatkan dari survei angkatan kerja
nasional, sakernas kita sebutnya. Itu dilakukan setahun dua kali. Yang pertama di bulan
Februari dan yang kedua di bulan Agustus. Biasanya yang kita pakai untuk acara seperti
ini, publikasi seperti ini, adalah yang Agustus karena memang dikatakan kita nanya ke
rumah tangga sampelnya di bulan Agustus sekitar 200 ribu rumah tangga di seluruh
Indonesia karena kita ingin mendapatkan estimasi sampai tingkat kabupaten/kota. Jadi
kita tanyakan kepada mereka apakah mereka itu bekerja atau tidak, apakah mereka
53 | T e m a 3
mencari pekerjaan atau menganggur. Kalau kerja, kerja di mana, di sektor apa, seperti
apa, bagian apa. Kita tanyakan semua sampai menganggur pun kita tanyakan gimana,
berapa lama dia menganggur. Kemudian dia juga sampai kita tanyakan sektor X,
termasuk sektor yang berhubungan dengan narasumber sebelumnya itu yang
berhubungan dengan industri, revolusi industri 4.0. Itu juga kita tanyakan. Jadi memang
kita sangat komprehensif sekali. Dari statistik dan juga memang dari industri sampel ya
tentu kita ada semacam ketimpangan, tetapi kita juga jaga ketimpangan itu menurut
kaidah statistik masih diterima.

Mas Bayu – Top Karir


Ada beberapa highlight. Pertama, dari segi klien kami yang 8 ribu perusahaan itu, kita
mendapatkan figur yang sangat strong. Yang pertama yang harus saya katakan ada tiga
bidang yang memang permintaannya sangat tinggi, tapi supply-nya masih terhambat.
Yang pertama adalah IT, IT itu kebutuhannya sangat tinggi, bahkan per hari ini saya
sedang membuat acara di Balai Kartini bersama Aisindo, sebuah event CIE Forum
namanya. Jadi kita kumpulkan para pelaku IT dan sistem informasi di sana untuk mencari
talent juga tentunya, itu jadi yang pertama apa namanya IT. Yang kedua kaitannya
dengan Mas Jimmy. Sama. Hospitality itu kebutuhannya sangat tinggi sekali, di tempat
sangat tinggi, tetapi memang supply-nya masih sangat kurang terkait hospitality.
Memang kita lihat apa yang dilakukan pemerintah selama ini mendorong industri
pariwisata dan lain-lain sehingga ada impact di sana. Itu adalah berkali-kali saya cari
diskusi dengan Pak Sulis dari Lasjurin di sana. Itu ada kebutuhan di industri yang besar
sales, tapi anak-anak milenial sekarang gak ada yang mau jadi sales karena dianggap
sales itu adalah pekerjaan rendahan. Padahal sebenarnya penghasilan yang ekstra dan
luar biasa. Itu gambaran pertama Mas Saeful.

Yang kedua adalah pernah gak sih ada studi terkait apa yang dibutuhkan anak-anak SMK,
terkait softskills ya. Kita lumayan sering mendapatkan feedback dari klien atau
perusahaan-perusahaan klien kami yang terakhir adalah attitude. Attitude ini yang
belum kami lihat, mungkin saya belum lihat dari struktur adalah bagaimana meng-
address isu tentang perilaku alumni dan siswa-siswa SMK supaya begitu masuk industri
mereka siap, makannya di 2018 pertengahan kami diundang perancangan kurikulum
waktu itu oleh Lasjurin juga dan PSMK. Kita sampaikan harus ada kuliah khusus yang
terkait dengan pengembangan attitude, jadi perilaku dan segala macam itu harus
diajarkan. Tapi siapa yang mengajarkan? Yang mengajarkan adalah pelaku industri
karena pelaku industri itulah yang mengerti karakter yang dibutuhkan seperti apa, kalau
orang sales itu seperti apa, kalau orang-orang teknik seperti. Itulah yang mungkin bisa
saya sampaikan ke Pak Saeful ya. Nah hal lain adalah bagaimana teman-teman dari anak-
anak SMK ini adalah bagaimana cara mereka mempersiapkan untuk masuk ke industri
revolusi industri ke-4. Jadi yang perlu saya garis bawahi dari pertemuan diskusi segala
macamnya adalah katalisatornya adalah kata kuncinya adalah selalu ke teknologi.
Pertanian harus ada teknologi, kemarin mungkin kita sama-sama lihat di sosial media
mesin bajak sekarang sudah bisa pakai remot. Mungkin Bapak Ibu sempet lihat gak ya,
ada mesin bajak ini lahan pertanian sudah pakai remot. Jadi tinggal dipasang satu device

54 | T e m a 3
namanya i-moti. Bajaknya sudah bisa jalan sendiri. Nah kalau kita masih perang di level
pekerjaan yang sifatnya belum teknologi, maka begitu masuk era itu akan pertama
tersingkir kemudian akan bahaya juga, tapi saya berpikir akan ada potensil. Di Indonesia
ini akan ada suatu potensi besar, makannya saya tadi membuka presentasi dengan
kalimat yang optimis. Kenapa di Indonesia ini adalah surganya kolaborasi.Jadi kata
kuncinya adalah kolaborasi, gak ada kata lain. Jadi harus seperti Kementerian
Pendidikan sudah membuka juga, kami start up perusahaan kecil bisa datang di
Kementerian bisa diakui, bisa diskusi, dan bahkan sekarang bisa bekerja sama. Jadi itu
yang perlu digarisbawahi.

Satu lagi adalah ini yang masih shock of talent tapi saya pikir susah diganti dengan
revolusi industri 4.0 ya. Jadi mungkin buat Bapak Ibu guru yang mewakili sekolah
mungkin bisa jadi trigger pula. Kira-kira bisanya apa ya buat jurusan atau pengarahan
untuk kerja sama. Terima kasih

Pak Suyanto – Universitas Negeri Yogyakarta


Saya kira persoalan karakter. Pemerintah juga sekarang sedang menggiatkan pendidikan
karakter. Jadi dari Industri juga menginginkan bahwa perilaku anak-anak itu harus ada
bagaimana attitudenya. Iya jawabannya penguatan pendidikan karakter. Oleh karena
itu, saya kira kurikulum SMK jangan sampai penguatan pendidikan karakter tidak menjadi
fokus. Karena itu penting bagi revolusi industri 4.0. Itu saya kira juga menjadi sangat
penting memiliki karakter karena ciri khasnya itu interconnected antara manusia terus
mesin,program. Kalau orang gak bisa bekerja sama dengan orang lain akibat dari
karakter yang buruk saya kira tertutup potensinya. Terima kasih.

3. Ahmad Dahlan - P4TK BMTI Cimahi


Ini berimbas dari statistik. Tapi pertanyaan saya tujukan kepada Pak Prof. Suyanto.
Dari statistik bertahun-tahun, nampaknya gak ada perubahan. Pengangguran lulusan
SMK ya begitu-begitu saja. Padahal upaya pemerintah luar biasa, memang kurikulum
lagi, kurikulum lagi, sehingga dalam grup ada jokes. Ini yang menganggur lulusan SMK
dapat pekerjannya tukang kurikulum karena kurikulum terus yang disalahkan. Bahkan
tahun 2016 juga adanya Inpres tentang revitalisasi SMK hasilnya begitu-begitu saja.
Sesekali orang BPS mengubah sedikitlah, kasihanlah orang SMK ini, dinaikkan gitu loh
angkatan kerjanya. Diturunkan penganggurannya, tapi kok nampaknya BPS gak
kasihan. Maslahnya menurut Pak Suyanto apa benar yang nganggur itu SMK tapi
tergilasnya juga kurikulumnya, bertahun-tahun yang diperbaiki itu. Apa memang
dibuat seperti itu? Bukannya memang kalau nganggur ya kasih pekerjaan, lapangan
kerja begitu, ya diapain gitu lulusan SMK, tetap saja sebagia menganggur. Mungkin
juga Prof. Suyanto bisa memberikan pencerahan kepad kita.

55 | T e m a 3
4. Tri Isawalu.
Alumni SMK yang jurusannya dulunya otomotif. Alhamdulillah sekarang saya tidak
menganggur. Selepas lulus SMK saya melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi untuk
spesialis otomasi yang tadinya mengira otomasi itu otomotif. Ternyata jauh berbeda.
Apakah era revolusi industri 4.0 bersinggungan dengan semua jurusan di SMK. Kita
tadi melihat banyak sekali menyinggung antara revolusi industri 4.0, dsb. Jadi,
apakah jurusan tersebut semua jurusan yang ada di SMK bersinggungan dan
bagaimana caranya kita aware terhadap diri sendiri? Karena setahu saya revolusi
industri 4.0 adalah revolusi otomasi yang dulunya manual, mesin konvensional, mesin
yang bekerja otomatis sendiri-sendiri, karena dijadikan otomasi sehingga
diintegrasikan sekarang menjadi revolusi industri 4.0 diintegrasikan dan dimonitoring
secara IT. Itu yang kita sebut dengan revolusi industri 4.0, makannya jurusan kita di
SMK bersinggungan semua atau hanya jurusan elektro, mekanik, elektrik, dan
selanjutnya mungkin apakah media-media seperti Top Karir ini mungkin bisa
berinovasi tidak hanya menyalurkan karier saja, mungkin pada saat magang atau pada
saat training, kalau pada saat karier mungkin sudah banyak ya, kaya jobstreet, linked
in, bahkan facebook sudah digunakan sebagai media karier sekarang, ada Instagram,
dan lain sebagainya. Sudah itu saja, terima kasih sebelumnya.

Jawaban:
Pak Suyanto
Setiap ada kelompok orang yang belum mendapatkan pekerjaan, itu istilahnya lebih baik
daripada menganggur. Selalu saja di media bahwa kurikulum, kurikulum, kurikulum
memang kurikulum itu materi yang diajari dan membekali kompetensi kepada para
siswa, tapi yang perlu kita pahami bahwa kurikulum itu ada berjenjang dalam arti
progress, dalam arti program, dan dalam arti produk. Kurikulum dalam produk adalah
yang dicetak di buku-buku itu, tetapi kurikulum dalam arti program adalah yang bisa di-
update setiap saat oleh SMK. Misalkan saja selalu saja saja terjadi dalam pembelajaran
yang sebelumnya tak terencana, tapi dampaknya ada. Oleh karena itu, saya kira kita
jangan membatasi kurikulum dalam arti secara nasional harus berubah. Di level sekolah,
di level kelas, itu harus bisa terjadi perubahan kurikulum itu. Sebetulnya yang paling
vital itu adalah guru karena kalau gurunya jelek diberikan kurikulum yang baik pun jadi
tidak baik, tetapi kalau gurunya hebat kurikulum seadanya itu bisa dielaborasi karena
punya leadership guru itu. Gurunya itu tidak memiliki visi, komitmen, passion seperti
itu, sudah seperti kiamat. Saya pikir kalau kita bisa buat kurikulum yang tidak harus di
level nasional. Di level kelas, level sekolah, bisa mengubah. Itu kalau diubah bisa
gampang dibandingkan level nasional. Karena level nasional itu yang terutama kebijakan
dalam arti makro, yang mikro di sekolah ini yang perlu berubah setiap saat sesuai
tuntutan industri. Terima kasih.

56 | T e m a 3
Pak Indra : Menyambung dengan revolusi industri 4.0 memang kami juga sedang
merancang ulang kuesioner kami untuk nanti kami gunakan survei yang tahun depan,
kita mencoba menangkap juga penggunaan internet misalnya soalnya di SMK kita
tanyakan “apakah menggunakan internet?”, “apakah menggunakan aplikasi?”, ini
hubungannya dengan ekonomi digital. Mungkin tahun depan kita juga bisa mengeluarkan
informasi yang diminta tadi.

Mas Bayu : Dampak jurusan di SMK terhadap revolusi industri. Jawabannya pasti gampang
mas. Justru di beberapa tulisan, kaya The Economist. Justru yang te-replace dari dari
revolusi industri 4.0 adalah pekerjaan sebenarnya basic dilakukan dan match, misalkan
pertanian. Di Western sudah bisa dilakukan ballrom ini pertanian, otomasi, operatornya
satu orang saja, semuanya sudah ada control room, suhu PH dari tanamannya bersifat
hidroponik dan hasilnya sama dengan ratusan hektar sawah yang dibajak sama dengan
belasan atau puluhan. Ini pasti ada dampaknya, makannya yang harus dikuatkan adalah
transaksi tadi. Makannya jurusan-jurusan yang tadinya tidak ada teknologi harus ikut
teknologi. Gitu, jadi ini approch-nya.

Yang kedua, Top Karir tidak hanya membicarakan kebekerjaan. Karir sama bekerja itu
beda. Bekerja bagian dari karir. Makannya namanya Top Karir bukan Top Kerja. Nama
kami Top Karir. Makannya kita hadirkan lima pilar, ada magang, pelatihan sertifikasi,
dan informasi kita masukkan supaya anak-anak ini punya ekosistem untuk membantu
mereka. Sekarang anak muda Indonesia cari ilmuanya di mana? Hanya di sekolah kan?
Mereka ekosistem yang lain belum banyak yang menghadirkan fokus ke anak muda
Indonesia. Makannya Top Karir hadir dengan lima pilar. Memang saat ini kami masih start
up, masih kecil, tetapi 2019 kami akan memberikan dampak yang lebih besar, lebih
hebat, yang tadi saya bilang kalau semuanya mau kolaborasi. Membuka diri kita
kolaborasi untuk membuat bangsa Indonesia lebih baik. Mungkin itu yang bisa saya
jelaskan. Nanti kalau mau ada diskusi lebih lanjut boleh apa namanya di instagram
@bayu_janitra.

57 | T e m a 3
Tema 4

Membangun Karakter Kerja & Kewirausahaan Siswa SMK

Paparan 1
- Membangun Karakter Keja Siswa SMK
Darwoto, General Manager for Operational
Div. Head PT. Megalopolis Manunggal Industrial Development
Kawasan Industri MM 2100 Cikarang

Paparan 2
- Strategi Menghadapi Pengaruh Negatif terhadap Generasi Millenial
Imam B Prasodjo, Sosiolog dan Tokoh Masyarakat

Paparan 3
- Pengembangan Kewirausahaan Berbasis Kompetensi
Siswanto, Direktur PT. Indo Bismar

58 | T e m a 4
Paparan 1
Membangun Karakter Keja Siswa SMK

Darwoto, General Manager for Operational


Div. Head PT. Megalopolis Manunggal Industrial Development
Kawasan Industri MM 2100 Cikarang

Pendahuluan
Perkembangan dalam dunia kerja tidak jarang menyebabkan timbulnya persoalan yang
berhubungan dengan sumber daya manusia yang menghambat tercapainya tujuan sebuah
perusahaan secara maksimal. Masalah yang dapat menghambat tercapainya tujuan
perusahaan salah satunya yaitu etos kerja yang dimiliki para karyawan karena tujuan
perusahaan dapat tercapai secara maksimal membutuhkan karyawan yang memiliki etos
kerja yang tinggi sehingga dapat memungkinkan suatu perusahaan menjaga
eksistensinya.
Pemahaman perusahaan dan karyawan tentang karakteristik pekerjaan sangat penting
untuk meningkatkan etos kerja karyawan. Sehingga pemahaman tentang karakteristik
pekerjaan harus dikuasai dengan benar oleh suatu perusahaan bila ingin dikatakan
berhasil. Karakteristik pekerjaan bukanlah semata-mata sarana untuk memenuhi
kebutuhan fisik karyawan saja, namun karakteristik pekerjaan memiliki nilai lebih dari
itu karena secara langsung akan mendukung aspek-aspek psikologis lain seperti : harga
diri, kebanggaan, rasa berarti dan juga status sosial. Oleh karena itu sifat-sifat atau
unsur-unsur yang ada di dalam suatu pekerjaan harus kaya dengan dimensi-dimensi yang
mampu mendukung pengembangan diri, karir serta tanggung jawab terhadap
perusahaan.
Perilaku manusia senantiasa diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu tetapi
keterbatasan yang dimiliki oleh manusia menjadi masalah dalam mencapai tujuan
tersebut. Individu memiliki kemampuan untuk berpikir, memandang sesuatu dan
bertingkah laku dengan cara tertentu dan unik yang merupakan kepribadian individu
yang membedakannya dengan individu yang lain.

59 | T e m a 4
Sikap karyawan dalam pekerjaannya yang dapat menumbuhkan etos kerja tinggi tidak
sama. Ada karyawan yang tanpa disuruh atau diperingatkan langsung mengerjakan
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya tanpa bantuan orang lain dia aktif dan
mempunyai inisiatif sehingga menghasilkan ide-ide bagi perusahaan. Karyawan yang
bersikap demikian dikatakan memiliki etos kerja yang baik namun tidak sedikit karyawan
yang bersikap sebaliknya, artinya dia pasif dan menunggu setelah ada orang lain yang
membantunya sehingga pekerjaannya menjadi terbengkalai dan tidak selesai pada
waktunya, kondisi seperti ini dapat dikatakan bahwa karyawan tersebut tidak atau belum
mempunyai etos kerja yang baik. Padahal dengan adanya sikap aktif, kreatif dan
mempunyai inisiatif setidaknya mampu menunbuhkan adanya etos kerja.
Etos kerja juga mampu meningkatkan produktifitas. Selain etos kerja yang meningkatkan
produktifitas adalah motivasi dan kedisiplinan. Kendala dalam produktifitas adalah sifat
karyawan yang mengeluh akan pekerjaan. Di mana mengeluh adalah sifat dan perilaku
negatif yang dapat merusak etos kerja, padahal sifat mengeluh ini dapat menular
kemana-mana dalam organisasi (Djajendra, 20 Oktober 2008). Di mana pribadi yang
mempunyai sikap mengeluh tidak akan pernah bertanggung jawab terhadap
pekerjaannya dan mempunyai etos kerja yang buruk, kadang itu juga dipengaruhi dalam
pekerjaan mereka yang monoton sehingga para karyawan tidak dapat menghasilkan etos
kerja yang baik. Di mana sifat-sifat yang mencerminkan etos kerja yang baik antara lain :
kerja keras, tanggung jawab, semangat, teliti, tekun, tepat waktu, disiplin dan lain-lain.
Perbedaan etos kerja disebabkan oleh perbedaan karakteristik pekerjaan. Karakteristik
pekerjaan akan memberikan motivasi bagi karyawan untuk lebih bekerja dengan giat
dan untuk menumbuhkan semangat kerja yang lebih produktif karena karakteristik
pekerjaan adalah proses membuat pekerjaan akan lebih berarti, menarik dan menantang
sehingga dapat mencegah seseorang dari kebosanan dari aktivitas pekerjaan yang
monoton sehingga pekerjaan terlihat lebih bervariasi. Gibson,dkk (Mulyaningsih 2006)
karakteristik pekerjaan adalah sifat yang berbeda antara jenis pekerjaan yang satu
dengan yang lainnya yang bersifat khusus dan merupakan inti pekerjaan yang berisikan
sifat-sifat tugas yang ada di dalam semua pekerjaan serta dirasakan oleh para pekerja
sehingga mempengaruhi sikap atau perilaku terhadap pekerjaannya. Sedangkan etos
kerja adalah totalitas kepribadian diri individu serta cara individu mengekspresikan,
memandang, menyakini suatu pekerjaan sehingga menjadi suatu kebiasaan yang menjadi
ciri khas untuk bertindak dan meraih hasil kerja yang optimal.
Setiap pekerjaan itu memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Etos kerja yang baik
dalam perusahaan dapat membantu karyawan untuk memahami bagaimana cara mereka
bekerja sehari-hari dan dapat membuat mereka merasa senang dalam menjalankan
tugasnya. Etos kerja merupakan suatu kekuatan tak terlihat yang mempengaruhi
pemikiran, perasaan, pembicaraan serta tindakan manusia yang ada di dalam
perusahaan, termasuk didalamnya cara berfikir, bersikap dan bertingkah laku
dipengaruhi oleh etos kerja yang ada di dalam perusahaan.

60 | T e m a 4
Karyawan yang memiliki sikap positif terhadap karakteristik pekerjaannya maka
karyawan tersebut akan semakin berorientasi di bidang pekerjaannya. Karyawan akan
menekuninya dengan konsentrasi dan tanggung jawab disertai perasaan senang sampai
diperoleh hasil yang memuaskan dan memiliki etos kerja yang tinggi dan akan berusaha
semaksimal mungkin untuk mengembangkan diri agar mencapai prestasi tinggi dalam
perusahaan. Sebaliknya bila karyawan itu berpandangan negatif terhadap karakteristik
pekerjaan maka karyawan itu akan bersikap malas, kurang bertanggung jawab, tidak
disiplin dan sulit menyesuaikan diri.
Ada tiga indikator penyebab etos kerja rendah; pertama, faktor ekonomi makro di mana
tingkat pertumbuhan ekonomi relatif masih lambat, tingkat penyerapan tenaga kerja
masih rendah dan kemiskinan masih tinggi. Kedua, institusi publik dan kebijakan yang
diambil dalam melayani kebutuhan masyarakat masih jauh dari optimum. Ketiga,
teknologi yang digunakan dalam proses produksi. (28 Oktober 2007).
Tingkat produktifitas kerja di Indonesia masih sangat rendah, jauh tertinggal
dibandingkan malaysia yang berada di peringkat 28. Pada 2017 angka pengangguran terus
menurun hingga 5,3 persen 5 dari 11,2 persen pada 2015. Namun, angka pengangguran
yang relatif rendah ini tidak menggambarkan tantangan yang dihadapi oleh
perekonomian dalam menciptakan lapangan kerja dalam jumlah yang cukup dan layak.
Masih ada kesenjangan dalam kondisi ketenagakerjaan terkait dengan produktivitas,
kualitas kerja, gender dan disparitas yang terjadi antar provinsi. Banyak pekerja yang
melakukan pekerjaan dengan produktivitas rendah, seperti yang terlihat pada sangat
tingginya proporsi pekerja yang melakukan pekerjaan rentan (30,6 persen). Bila angka
ini ditambahkan dengan jumlah pekerja tidak tetap dan pekerja lepasan, maka angka
pekerjaan yang rentan meningkat hingga 57,6 persen. Persentase ini bahkan lebih tinggi
lagi di kalangan pekerja perempuan (61,8 persen).

Gambar grafik 1. Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja Terhadap PDB per tahun
[Sumber:Asian Productivity Organization (APO)]
61 | T e m a 4
Kenyataan yang ada menunjukkan masih rendahnya etos kerja karyawan dalam
perusahaan atau instansi karena mereka cenderung memiliki pekerjaan yang monoton.
Harapan dari suatu perusahaan adalah karyawan harus bisa memiliki etos kerja yang
tinggi meskipun pekerjaan itu bersifat monoton atau bervariasi sehingga karyawan yang
memilki etos kerja tinggi akan turut serta memberikan masukan-masukan ide ditempat
bekerja.
Apa itu Karakter Kerja?
Karakter Kerja dalam DUDI
1. Fakta Kontradiktif: Bekasi kawasan industri terbesar se Asean, lulusan SMK banyak
yang mencari pekerjaan susah dan perusahaan mencari kerja dan karyawan.
Perusahaan sering memberhentikan karyawan adalah karena attitude.
2. Karakter banyak digunakan di industri: Jujur, Peduli dan Bertanggungjawab.

Bagaimana membentuk Karakter Kerja di SMK?


1. Waktu belajar matematika anak SMA lebih banyak daripada anak SMK, sehingga
banyak siswa SMK yang gagal pada tes berjenis matematika.
2. Karakter siswa SMK kebanyakan suka malas, tidak percaya diri.

Menghadirkan Karakter Kerja DUDI di SMK


1. Budaya Industri dihadirkan di sekolah, contoh: ada line untuk berjalan. Basic Industri
dan sudah dikenalkan bagi siswa.

Kesimpulan
Budaya dan karakter kerja di dunia usaha dan dunia industri/DUDI layaknya mampu
diadopsi SMK dalam menyiapkan tenaga kerja yang kompeten sehingga meningkatkan
kebekerjaan lulusan SMK.
1. Pembangunan dan pengembangan SMK berdasarkan dengan potensi daerah
setempat, hal ini untuk mem.

62 | T e m a 4
Paparan 2
Strategi Menghadapi Pengaruh Negatif terhadap Generasi Millenial

Imam B Prasodjo, Sosiolog dan Tokoh Masyarakat

Generasi Millenial
Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang termaktub dalam pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanaan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial. Cita-cita inilah yang membuat besar dan
berkembangnya negara Indonesia hingga sampai saat ini. Ini tidak terlepas dari kekayaan
sumber daya alam Indonesia yang melimpah, tingginya jumlah sumber daya manusia
serta beraneka ragamnya budaya Indonesia yang dimiliki. Hal ini perlu di kembangkan
dan dilestarikan agar apa yang menjadi keunggulan negara Indonesia tidak sirna akibat
pengaruh dari dunia luar.
Pada saat ini Indonesia sudah masuk dalam era globalisasi, dimana salah satunya ditandai
dengan mudahnya masyarakat mendapatkan informasi dari berbagai belahan dunia
sebagai akibat dari perkembangan teknologi yang begitu pesat. Hal Ini membawa
pengaruh positif maupun pengaruh negatif bagi yang menerimanya. Pengaruh positif
globalisasi terhadap perubahan tata nilai dan sikap, menyebabkan adanya pergeseran
nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional sedangkan pengaruh
negatif globalisasi terhadap masyarakat adalah masyarakat merasa dimudahkan dengan
teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam
beraktifitas, dimana kadang mereka lupa bahwa mereka adalah mahluk sosial yang perlu
berinteraksi dengan sesamanya. Menurut Tilaar (2009: 1) “perubahan global yang sedang
terjadi, telah merupakan suatu revolusi global (globalisasi) yang melahirkan suatu gaya
hidup (a new life style)”. Karakteristik gaya hidup masyarakat global adalah kehidupan
yang dilandasi penuh persaingan sehingga menuntut peran individu untuk dapat
membenahi diri mengikuti perubahan yang sangat cepat. Perubahan-perubahan global
tersebut memberikan tekanan kepada setiap orang dan masing-masing orang memiliki
kemampuan pertahanan diri yang berbeda. Zahid (2015) menjelaskan bahwa,
“Globalization has not only opened informational exchange from developed to
63 | T e m a 4
developing countries but has also led to the career prospects across the borders. Now,
the individuals are expected to develop skills and competencies so that they can attain
better job opportunities and consequently they enter into inter-regional competition.”
Dengan keterampilan dan kompetensi yang dikuasai dengan baik oleh masyarakat dapat
menyokong kehidupannya di masa yang akan datang.
Oleh sebab itu dalam menyiapkan generasi milenial zaman now terhadap pengaruh
globalisasi yang saat ini sedang berlangsung, pentingnya menanamkan pendidikan
karakter bagi para pelajarnya sehingga dapat bersaing dan tidak mudah terpengaruh
oleh dunia luar. Persaingan ini akan berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi
yang juga akan merambat ke persaingan dunia kerja. Pemerintah mencanangkan Making
Indonesia 4.0 yang mencerminkan kesungguhan negara dalam beradaptasi dengan ragam
perubahan besar pada era revolusi industri keempat (Industri 4.0) sekarang ini.
Kewajiban negara pula untuk menyiapkan generasi milenial menjadi angkatan kerja yang
kompetitif dan produktif sepanjang era Industri 4.0 itu.
Indonesia sudah menapaki era Industri 4.0, yang antara lain ditandai dengan serba
digitalisasi dan otomasi. Namun, belum semua elemen masyarakat menyadari
konsekuensi logis atau dampak dari perubahan-perubahan yang ditimbulkannya. Bahkan,
fakta-fakta perubahan itu masih sering diperdebatkan. Misalnya, banyaknya toko
konvensional di pusat belanja (mall) yang tutup sering dipolitisasi dengan argumentasi
bahwa kecenderungan itu disebabkan oleh menurunnya daya beli masyarakat. Padahal,
toko-toko konvensional memang mulai menghadapi masalah serius atau minim
pengunjung karena sebagian masyarakat perkotaan lebih memilih sistem belanja online.
Dari beli baju, sepatu, dan buku hingga beli makanan semuanya dengan pola belanja
online.
Masih ada beberapa contoh tentang dampak dari adaptasi era Industri 4.0. Misalnya,
karena faktor e-banking dan pesatnya perkembangan sistem pembayaran, 30 persen pos
pekerjaan pada setiap bank diprediksi akan hilang dalam beberapa tahun mendatang.
Maka, akhir-akhir ini pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor perbankan pun tak
terhindarkan. Lalu, berlakunya ketentuan e-money untuk bayar tol pun punya dampak
terhadap pekerja yang selama ini melayani pembayaran tunai di semua pintu jalan tol.
Industri surat kabar pun mengalami penurunan skala bisnis yang cukup signifikan, karena
tak bisa bisa menghindari dampak dari pesatnya pertumbuhan media online. Beberapa
ilustrasi ini menggambarkan perubahan yang muncul akibat digitalisasi dan otomasi
dalam era Industri 4.0 sekarang ini. Perubahan-perubahan besar menjadi tak
terhindarkan ketika dunia harus bertransformasi mengikuti perubahan zaman.
Revolusi Industri Pertama ditandai dengan mekanisasi produksi menggunakan tenaga air
dan uap. Lalu, produksi massal menjadi sebuah kemungkinan yang terbuka berkat adanya
tenaga listrik pada Revolusi Industri Kedua. Sektor industri kemudian bisa mewujudkan
otomatisasi produksi pada Revolusi Industri Ketiga karena dukungan industri elektronik
dan teknologi informasi. Semua perubahan itu mendorong manusia beradaptasi, karena
pada akhirnya akan mengubah perilaku, cara bekerja hingga tuntutan keterampilan.

64 | T e m a 4
Era Industri 4.0 akan terus menghadirkan banyak perubahan yang tak bisa dibendung.
Karena itu, ada urgensinya jika negara perlu berupaya maksimal dan lebih gencar
memberi pemahaman kepada semua elemen masyarakat tentang hakikat era Industri 4.0
dengan segala konsekuensi logisnya. Langkah ini penting karena belum banyak yang
berminat memahami Industri 4.0. Masyarakat memang sudah melakoni beberapa
perubahan itu, tetapi kepedulian pada tantangan di era digitalisasi dan otomasi sekarang
ini pun terbilang minim.
Maka, negara harus mengambil inisiatif mendorong semua elemen masyarakat lebih
peduli era Industri 4.0. Dengan memberi pemahaman yang lebih utuh dan mendalam,
masyarakat dengan sendirinya akan terdorong untuk bersiap menghadapi sekaligus
merespons perubahan-perubahan dimaksud. Pun menjadi sangat penting adalah
mendorong sektor pendidikan nasional --dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi-
- menyesuaikan kurikulum pendidikan dengan tantangan dan kebutuhan pada era
sekarang ini. Kurikulum yang membuka akses bagi generasi milenial mendapatkan ilmu
dan pelatihan untuk menjadi pekerja yang kompetitif dan produktif.
Dalam konteks industri dan produksi, Industri 4.0 dipahami sebagai komputerisasi pabrik,
atau otomasi dan rekonsiliasi data guna mewujudkan pabrik yang cerdas (smart
factories). Terstruktur dalam pabrik cerdas ini adalah robot atau cyber physical system
(sistem siber-fisik), Internet untuk Segala (IoT), komputasi awan (cloud), dan komputasi
kognitif. Semuanya serba digital. Sistem siber-fisik mengawasi proses fisik, menciptakan
salinan dunia fisik secara virtual, dan membuat keputusan yang tidak terpusat.
Kemudian, melalui IoT, sistem siber-fisik berkomunikasi dan bekerja sama satu sama lain
dan dengan manusia secara bersamaan. Lewat cloud, disediakan layanan internal dan
lintas organisasi, yang dimanfaatkan oleh berbagai pihak di dalam rantai nilai
manufaktur.
Untuk merespons perubahan pada era Industri 4.0, pemerintah telah bersiap dengan
merancang peta jalan (road map) berjudul Making Indonesia 4.0, sebagai strategi
Indonesia memasuki era digital saat ini. Making Indonesia 4.0 menetapkan arah yang
jelas bagi masa depan industri nasional. Negara berketetapan untuk fokus pada
pengembangan lima sektor manufaktur yang akan menjadi percontohan, serta
menjalankan 10 inisiatif nasional untuk memperkuat struktur perindustrian Indonesia,
termasuk inisiatif mempersiapkan tenaga kerja yang andal serta keterampilan khusus
untuk penguasaan teknologi terkini.
Belum lama ini, Presiden Joko Widodo juga mengungkapkan bahwa pemerintah telah
mengelompokkan lima industri utama yang disiapkan untuk Revolusi Industri 4.0. "Lima
industri yang jadi fokus implementasi Industri 4.0 di Indonesia yaitu industri makanan
dan minuman, tekstil, otomotif, elektronik, dan kimia," kata Presiden saat membuka
Indonesia Industrial Summit 2018 di Jakarta Convention Center (JCC) pada pekan
pertama April 2018.

65 | T e m a 4
Menurut Presiden, kelima industri tersebut ditetapkan menjadi tulang punggung guna
meningkatkan daya saing. Lima sektor tersebut juga dinilai Presiden akan menyumbang
penciptaan lapangan kerja lebih banyak serta investasi baru berbasis teknologi. Memang,
era Industri 4.0 sudah menghadirkan pabrik cerdas karena kecerdasan buatan atau
artificial intelligence (AI). Namun, peluang bagi tercipta dan tersedianya lapangan kerja
baru tetap terbuka.
Persiapan negara berlanjut dengan gagasan pembangunan infrastruktur digital. Saat ini,
Kementerian Perindustrian bersama Kemenkominfo serta PT Telekomunikasi Indonesia
(Telkom) sedang melakukan mapping penerapan teknologi 5G di sejumlah kawasan
industri. Sebab, sektor industri butuh konektivitas serta interaksi melalui teknologi
informasi dan komunikasi yang terintegrasi dan dapat dimanfaatkan di seluruh rantai
nilai manufaktur demi efisiensi dan peningkatan kualitas produk.
Dewasa ini jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 143 juta orang dan
ketrampilan generasi milenial bisa terekam pada semua jenjang pendidikan dari sekolah
dasar sampai dengan perguruan tinggi atau universitas di Indonesia. Generasi milenial
akan memainkan peran penting, karena terdapat sedikitnya 49,5 persen pengguna
internet berusia 19-34 tahun (generasi millennial yang mereka berinteraksi atau melek
teknologi berkat telepon pintar (smartphone).
Potensi nyata itu harus ditingkatkan dan dipertajam karena dalam fungsinya sebagai
pekerja, generasi milenial dituntut untuk meningkatkan kapasitas. Tak cukup hanya
dengan penguasaan teknologi, tetapi harus dilengkapi penguasaan sejumlah bahasa asing
agar bisa komunikatif pada tingkat global. Peningkatan kapasitas pekerja milenial itu
bisa diwujudkan melalui pelatihan, kursus dan sertifikasi. Industri dan institusi
pendidikan pun harus peduli pada isu tentang peningkatan kapasitas pekerja di era
Industri 4.0 ini.
Pemerintah sedang giat-giatnya mendorong peningkatan kompetensi sumber daya
manusia (SDM) Indonesia agar menguasai teknologi digital. Salah satu cara yang dipilih
adalah program vokasi/kejuruan SMK dan industri, serta memacu politeknik melalui
program skill for competitiveness. Akan menjadi sangat ideal jika program peningkatan
kompetensi SDM itu bisa masuk dalam kurikulum pendidikan sejak pendidikan dasar
untuk menyiapkan generasi milenial yang kompetitif dan produktif.

Tantangan Generasi Millenial?


Mudahnya informasi yang didapat masyarakat dari dunia luar tanpa adanya penyaringan
informasi oleh pemerintah secara masif, membuat adanya dampak dari luar yang
mempengaruhi perilaku masyarakat, terutama generasi milenial. Seberapa besar atau
kecilnya pengaruh yang didapat tergantung dari seberapa banyak informasi yang
dimaknai benar atau diterima oleh masyarakat. Terutama masyarakat milenial zaman
now yang sangat merasakan terhadap pengaruh globalisasi. Contoh kasusnya adalah
adanya pergaulan bebas yang disalah artikan dengan minum-minuman alkohol, merokok,
pemakaian narkoba dan seks bebas diusia remaja.

66 | T e m a 4
Untuk itu, agar generasi milenial zaman now tidak terpengaruh negatif serta dapat
bersaing di era globalisasi, perlu adanya daya cegah dan pola yang terencana secara
sistematis dan terukur dari pemerintah melalui pendidikan. Sesuai Undang-undang No.
20 pasal 3 Tahun 2003 Tentang sistem Pendidikan Nasional mengatakan bahwa pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung Jawab. Terutama
pendidikan karakter sebagai daya cegah pengaruh negatif globalisasi yang semakin
gencar masuk dalam lingkungan kehidupan masyarakat bangsa Indonesia.

Menyiapkan Generasi Millenial


Menurut Princeton N. Lyman, globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas
saling ketergantungan dan hubungan antara negara-negara di dunia dalam hal
perdagangan dan keuangan (Ekoprastyo, 2016). Definisi ini hampir sama dengan apa yang
dimaksudkan oleh Giddens, bahwa globalisasi adalah adanya saling ketergantungan
antara satu bangsa dengan bangsa lain, antara satu manusia dengan manusia lain melalui
perdagangan, perjalanan, pariwisata, budaya, informasi, dan interaksi yang luas
sehingga batas-batas negara menjadi semakin sempit (Giddens,1990). Bila kita rasakan
sekarang ini, arus globalisasi sudah mulai masuk ke Indonesia sejak abad ke 20 dimana
ditandai dengan adanya perkembangan teknologi yang sangat cepat ditandai dengan
kejadian yang ada di luar negeri dalam hitungan detik saja kita sudah dapat
mengetahuinya.
Melihat besarnya pengaruh globalisasi terhadap kehidupan manusia terutama untuk
bangsa Indonesia, baik pengaruh positif maupun negatif di era sekarang ini maka perlu
adanya daya tangkal dan daya cegah masyarakat yang baik khususnya pada generasi
milenial. Generasi ini memeiliki ciri dan karakter yang khas dan berbeda dibanding
dengan generasi sebelumnya. Dari usia mereka sangat muda dan kedepan mereka akan
memegang peran yang sangat penting dalam kurun waktu 10 tahun ke depan. Sesuai
dengan data BPS saat ini terdapat 50% penduduk adalah usia produktif dan berasal dari
generasi milenial dan akan mencapai angka 70 % dari penduduk usia produktif pada tahun
2020 sampai 2030. Dalam perspektif Absher dan Amidjaya (2008) generasi milenial
berkisar antara 1982 sampai 2002 dan mengalami google generation, net generation,
generation Z, echo boomers, dan dumbest generation. Tapscott (2008) menyatakan
generasi milenial sering disebut generasi Z dengan ciri suka dengan kebebasan, senang
melakukan personalisasi, mengandalkan kecepatan informasi yang instan, suka belajar
dan bekerja dengan lingkungan inovatif, aktif berkolaborasi dan hyper technology.
Pengaruh era globalisasi membuat tidak sedikit generasi milenial yang terjerat dalam
dunia gelap, mulai dari penggunaan narkoba, pergaulan bebas dengan mengkonsumsi
alkohol serta merokok dan seks bebas layaknya suami istri. Sehingga untuk membuat
generasi milenial dapat berkompetisi dan terhindar dari pengaruh negatif globalisasi,
perlu mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan tantangan zaman sekarang ini.
67 | T e m a 4
Pendidikan yang diharapkan adalah secara sadar menyiapkan peserta didikan dengan
kegiatan dan pengajaran yang sesuai dengan tantangan jaman di masa depan (Amri,
2013). Satu hal lainnya yang tidak kalah penting dalam pendidikan, proses pembelajaran
yang kontekstual akan menjadikan pembelajaran bermakna karena selalu dikaitkan
dengan kehidupan nyata dengan konteks lingkungan pribadi, sosial, dan budayanya
(Johnson, 2002) sehingga peserta didik mudah memahami materi (Susilo, 2001). Menurut
UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan
karakter menurut Coon dalam zubaedi menjelaskan definisi karakter sebagai suatu
penilain subjektif terhadap kepribadiaan seseorang yang berkaitan dengan atribut
kepribadiaan yang dapat atau tidak dapat di terima oleh masyarakat. Karakter berarti
tabiat atau kepribadian. Karakter merupakan keseluruhan disposisi kodrati dan disposisi
yang telah di kuasai secara stabil yang mendefinisikan seseorang individu dalam
keseluruhan tata perilaku psikisnya yang menjadikannya tipikal dalam cara berpikir dan
bertindak. Ditambahkan kutipan pak Habibie, bahwa pembangunan bangsa itu harus
seperti dua sayap pesawat terbang, “sayap sebelah kanan adalah iman dan takwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan sayap kiri adalah pembangunan ilmu dan teknologi. Keduanya
harus ada, tidak bisa hanya salah satu saja. Dari dua unsur yang sudah dijelaskan,
pendidikan dan karakter serta kutipan dari pak Habibie, generasi milenial perlu
dipersiapkan dengan menanamkan pendidikan karakter. Pendidikan karakter merupakan
aspek yang penting bagi generasi penerus (Kusuma, 2007). Seorang individu tidak cukup
hanya diberi bekal pembelajaran dalam hal intelektual belaka tetapi juga harus diberi
hal dalam segi moral dan spiritualnya, seharusnya pendidikan karakter harus diberi
seiring dengan perkembangan intelektualnya yang dalam hal ini harus dimulai sejak dini
khususnya dilembaga pendidikan (Rukiyanto, 2009). Pendidikan karakter menurut
Megawangi, “sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan
dengan bijak dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka
dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya (Megawati, 2004).
Tujuan pendidikan karakter ini ialah untuk membentuk sikap yang dapat membawa kita
kearah kemajuan tanpa harus bertentangan dengan norma yang berlaku (Kusuma, 2007).
Pendidikan karakter bagi individu bertujuan agar (Sunarti, 2005) :
1. Mengetahui berbagai karakter baik manusia.
2. Dapat mengartikan dan menjelaskan berbagai karakter.
3. Menunjukkan contoh perilaku berkarakter dalam kehidupan sehari-hari.
4. Memahami sisi baik menjalankan perilaku berkarakter.

68 | T e m a 4
Pendidikan karakter sesuai dengan yang diamanatkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3(tiga) disebutkan bahwa Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan
karakter dapat dilakukan pada pendidikan formal dan informal secara umumnya, yang
mana dalam pelaksanaannya dilakukan dengan saling melengkapi dan mempercayai dan
diatur dalam peraturan dan undang-undang. Pendidikan formal dilaksanakan secara
berjenjang dan pendidikan tersebut mencakup pada Pendidikan umum, kejuruan,
akademik, profesi, evokasi keagamaan dan khusus. Dalam pelaksanaan pendidikan
karakter dapat dilakukan melalui jenjang pendidikan yang diimplementasikan pada
kurikulum di tingkat satuan pendidikan yang memuat pelajaran normatif, adaptif,
produktif, muatan lokal, dan pengembangan diri. Pendidikan karakter di sekolah yang
diimplementasikan pada pendidikan pengembangan diri antara lain melalui kegiatan
kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, seperti pengurus osis, pramuka, olahraga, seni,
keagamaan dan lainnya. Dengan kegiatan ekstrakurikuler ini sangat menyentuh, mudah
dipahami, dan dilakukan siswa sebagai bagian penyaluran minat dan dilakukan siswa
sebagai bagian penyaluran minat dan bakat yang dapat dikembangkan sebagai
perwujudan pendidikan karakter bangsa.
Pendidikan karakter di Indonesia memang sudah berjalan seperti di beberapa negara
lainnya, seperti di Inggris, Amerika dan Finlandia. Namun bila melihat hasilnya
dibandingkan dengan negara-negara yang telah disebutkan, Indonesia masih jauh
tertinggal. Hal ini disebabkan karena pendidikan di Indonesia saat ini lebih
mengedepankan penguasaan aspek keilmuan, kecerdasan dan kurang memperhatikan
atau mengabaikan pendidikan karakter. Pengetahuan tentang kaidah moral yang
didapatkan dalam pendidikan moral atau etika di sekolah-sekolah saat ini semakin
ditinggalkan karena kurang perhatian pemerintah terhadap Pendidikan karakter. Jadi
jangan heran bila generasi milenial Indonesia banyak yang terjerumus dalam kehidupan
bebas, banyak yang mengkonsumsi narkoba serta berhubungan seks tanpa memiliki
ikatan.
Oleh sebab itu, kedepan perlu menjadi perhatian pemerintah Indonesia yang lebih
terpola dan terukur pada dunia pendidikan untuk mensukseskan program pendidikan
karakter pada generasi milenial. Salah satunya dengan cara perbantuan pembangunan
sekolah bertaraf internasional dengan biaya sekolah yang murah dari pemerintah pada
daerah-daerah yang memiliki kualitas pendidikan karakter yang dinilai masih kurang
dengan dilengkapi fasilitas pendukung yang lengkap, pemberian tenaga didik yang
berkualitas dan masih banyak lagi yang lainnya serta dalam pelaksanaannya dilakukan
pengawasan dan melakukan evaluasi secara berkelanjutan. Niscaya bila ini dilakukan
secara konsisten, generasi milenial Indonesia dapat bersaing dan berkompetisi dengan
negaranegara yang sudah maju di era globalisasi. Bila masih mengingat pesan Bung
Karno, Presiden pertama RI. Bung Karno yang menggelorakan tema besar “nation and
character building” pernah berpesan kepada kita bangsa Indonesia, bahwa tugas berat
untuk mengisi kemerdekaan adalah membangun karakter bangsa. Apabila pembangunan
karakter bangsa ini tidak berhasil, maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa kuli
(Soedarsono, 2009). Pernyataan Bung Karno ini menunjukkan pentingnya pendidikan dan
69 | T e m a 4
pembangunan karakter demi tegak dan kokohnya jati diri bangsa agar mampu bersaing
di era globalisasi sekarang ini.

Kesimpulan
Indonesia merupakan negara berkembang dengan memiliki banyak potensi yang dapat
diandalkan, mulai dari letak geografis, memiliki sumber daya alam yang melimpah dan
memiliki sumber daya manusia manusia yang besar. Dengan memanfaatkan potensi-
potensi yang dimiliki, negara Indonesia dapat bersaing dengan negara lainnya yang sudah
lebih maju. Terutama pada sektor sumber daya manusia, dimana pada saat ini Indonesia
memiliki kurang lebih 50% generasi milenial pada usia produktif yang pada tahun 2020
sampai tahun 2030 akan mencapai 70% usia produktif. Ini akan menjadi momentum
kebangkitan negara Indonesia menghadapi era globalisasi yang sudah masuk ke semua
sistem kehidupan masyarakat. Sehingga untuk mempersiapkan generasi milenial
menghadapi tantangan dalam era globalisasi, perlu adanya perhatian serius dari
pemerintah dalam sektor pendidikan yang lebih efektif dan terukur sehingga hasilnya
dapat dirasakan dan dimanfaatkan untuk kepentingan negara.
Persiapan yang diberikan negara kepada generasi milenial dalam menghadapi era
globalisasi adalah salah satunya dengan cara menjalankan program pendidikan karakter
yang terpola dan terukur. Sudah banyak negara maju yang menjalankan program
tersebut dan berhasil menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki
kompetensi yang unggul. Sehingga diharapkan dengan adanya keseriusan pemerintah
dalam menjalankan program pendidikan karakter ini pada sektor pendidikan, generasi
milenial yang dimiliki Indonesia dapat bersaing dan memiliki kompetensi yang baik dalam
menghadapi era globalisasi.

70 | T e m a 4
Paparan 3
Pengembangan Kewirausahaan Berbasis Kompetensi

Siswanto, Direktur PT. Indo Bismar

Pendahuluan
Semua orang mengetahui dan menyadari bahwa pendidikan itu bertujuan untuk
menyongsong masa depan anak khususnya, masa depan bangsa pada umumnya. Tak
dapat dipungkiri bahwa negara maju di dunia selalu berorientasi kepada sektor
pendidikan dalam setiap gerak langkah kebijakan pemerintahnya. Masyarakatnya
mendukung penuh setiap upaya memajukan pendidikan.
Pendidikan merupakan salah satu upaya kita untuk menanggulangi kebodohan dan
kemiskinan yang terjadi di Negara kita yaitu Indonesia. Yang mana kita ketahui bersama,
bawasannya dengan seseorang mengenyam bangku sekolah maka, orang tersebut telah
mengetahui berbagai hal yang ada di dunia ini.
Sebenarnya pendidikan itu dapat kita perolah dimana saja dan kapan saja. Oleh
karenaitu, kita sebagai manusia hendaknya mau menyadari hal tersebut. Pendidikan
sangat berdampak besar bagi pengaruh perkembangan masa depan. Tidak hanya untuk
diri sendiri, bahkan dapat pula berpengaruh bagi bangsa dan Negara Repubik
Indonesia.Pendidikan itu ada bersifat formal, nonformal dan informal. adapun contohnya
bersifat formal yaitu : SD, SMP, SMA/SMK, Perguruan Tinggi dan pendidikan non formal
yaitu dengan cara mengikuti kursus atau bimbingan belajar dan lain sebaginya.
bagaimanapun cara kita menempuh pendidikan tersebut, asal kita mau serius dalam
menjalaninya maka, sangat berdampak besar bagi masa depan diri sendiri maupun orang
lain. Sehingga dengan pendidikan orang akan mampu untuk menata masa depanya
dengan bijaksana, dan dapat berfikir lebih kritis dalam memecahkan suatu masalah yang
terjadi didalam kehidupannya. dengan kita mengerti tentang pendidikan, maka kita akan
mampu untuk membantu pemerintah untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan
sehingga tidak banyak pengangguran yang ada di Indonesia. begitu banyak hal penting
yang didapat dari kita mengetahui makna pentingnya pendidikan tersebut. Oleh karena
itu, hendaknya kita mulai menyadari betapa pentingnya pendidikan tersebut bagi
kelangsungan masa depan kita. dan kita sebagai manusia terpelajar hendaknya mau
memahami betul hal tersebut. Adapun pengertian, fungsi, dan macam – macam
pendidikan itu sendiri.

71 | T e m a 4
Apa itu Jiwa Kewirausahaan?
Jika dahulu kewirausahaan merupakan bakat bawaan sejak lahir dan diasah melalui
pengalaman langsung di lapangan, maka sekarang ini paradigma tersebut telah bergeser.
Kewirausahaan telah menjadi suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai,
kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk
memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya.
Sebagai suatu disiplin ilmu, maka ilmu kewirausahaan dapat dipelajari dan diajarkan,
sehingga setiap individu memiliki peluang untuk tampil sebagai seorang wirausahawan
(entrepreneur). Bahkan untuk menjadi wirausahawan sukses, memiliki bakat saja tidak
cukup, tetapi juga harus memiliki pengetahuan segala aspek usaha yang akan
ditekuninya. Tugas dari wirausaha sangat banyak, antara lain tugas mengambil
keputusan, kepemimpinan teknis, kepemimpinan organisatoris dan komersial,
penyediaan modal dll.
Jika negara kita ingin berhasil dalam pembangunannya, maka kita harus menyediakan 4
juta wirausaha besar dan sedang, dan kita masih harus mencetak 40 juta wirausahawan
kecil. Ini adalah suatu peluang besar yang menantang untuk berkreasi mengadu
keterampilan membina wirausahawan dalam rangka turut berpartisipasi membangun
negara dan bangsa Indonesia.
Kadin menargetkan dapat tercipta 10 juta pengusaha baru. Sehingga diharapkan mampu
menciptakan lapangan kerja baru. Contoh nyata: Peran serta wirausahawan dalam
pembangunan adalah di negara Jepang, keberhasilan pembangunan yang dicapai oleh
negara Jepang ternyata disponsori oleh wirausahawan yang jumlahnya cukup besar.
Wirausahawan adalah: “Seseorang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai
peluang, me-manage sumber daya yang dibutuhkan serta mengambil tindakan yang
tepat, guna memastikan sukses secara berkelanjutan”.
Suryana : “Inti dari Kewirausahaan adalah menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
(create new and different) melalui berpikir kreatif dan inovatif”.
Ciputra: “Kewirausahaan adalah jalan keluar untuk menyelesaikan masalah
pengangguran, kemiskinan dan kemelaratan. Kewirausahaan sangat penting untuk
mengubah bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju.”
Hisrich, R.D., dkk. 2005: “Kewirausahaan yakni proses mengkreasikan sesuatu dengan
menambahkan nilai yang didukung komitmen pada tim dan usaha, memperkirakan
kemungkinan finansial, fisik, dan resiko sosial dan menerima hasil berupa finansial,
kepuasan dan kebebasan pribadi.”
Peter F. Drucker (1994).: “Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different thing)”
Thomas W. Zimmerer (1996): “Kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan inovasi
untuk memecahkan masalah dan upaya untuk memanfaatkan peluang yang dihadapi
setiap hari.”

72 | T e m a 4
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah suatu kemampuan (ability) dalam berpikir
kreatif dan berperilaku inovatif dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda yang
dijadikan dasar, kiat dalam usaha atau perbaikan hidup.
Manfaat-manfaat dari Wirausaha
o Menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi pengangguran.
o Sebagai generator pembangunan lingkungan di bidang produksi, distribusi,
pemeliharaan lingkungan, kesejahteraan dan sebagainya.
o Berusaha memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial sesuai dengan
kemampuannya.
o Berusaha mendidik karyawannya menjadi orang mandiri, disiplin, jujur, tekun dalam
menghadapi pekerjaan.
o Memberi contoh kepada orang lain, bagaimana kita harus bekerja keras.
o Hidup secara efisien, tidak berfoya-foya dan tidak boros.

Kewirausahaan Menguntungkan
Tiap orang tertarik kepada kewirausahaan kerena berbagai imbalan yang dapat
dikelompokkan dalam tiga kategori dasar: Laba, kebebasan, dan kepuasan dalam
menjalani hidup.
1. Imbalan Berupa Laba
Wirausaha mengharapkan hasil yang tidak hanya mengganti kerugian waktu dan uang
yang diinvestasikan tetapi juga memberikan imbalan yang pantas bagi resiko dan
inisiatif yang mereka ambil dalam mengoperasikan bisnis mereka sendiri. Dengan
demikian imbalan berupa laba merupakan motofasi yang kuat bagi wirausaha
tertentu. Laba adalah salah satu cara dalam mempertahankan nilai perusahaan.
Beberapa wirausaha mungkin mengambil laba bagi dirinya sendiri atau membagikan
laba tersebut, tetapi kebanyakan wirausaha puas dengan laba yang pantas.
2. Imbalan Kebebasan
Kebebasan untuk menjalankan perusahaannya merupakan imbalan lain bagi seorang
wirausaha. Hasil survey dalam bisnis berskala kecil tahun 1991 menunjukkan bahwa
38% dari orang-orang yang meninggalkan pekerjaan nya di perusahaan lain karena
mereka ingin menjadi bos atas perusahaan sendiri.
Beberapa wirasuaha menggunakan kebebasannya untuk menyusun kehidupan dan
perilaku kerja pribadinya secara fleksibel. Kenyataannya banyak wirausaha tidak
mengutamakan fleksibiltas disatu sisi saja. Akan tetapi wirausaha menghargai
kebebasan dalam karir kewirausahaan, seperti mengerjakan urusan mereka dengan
cara sendiri, memungut laba sendiri dan mengatur jadwal sendiri.

73 | T e m a 4
3. Imbalan Berupa Kepuasan Dalam Menjalani Hidup
Wirausaha sering menyatakan kepuasan yang mereka dapatkan dalam menjalankan
bisnisnya sendiri. Pekerjaan yang mereka lakukan memberikan kenikmatan yang
berasal dari kebebasan dan kenikmatan ini merefleksikan pemenuhan kerja pribadi
pemilik pada barang dan jasa perusahaan. Banyak perusahaan yang dikelolah oleh
wirausaha tumbuh menjadai besar akan tetapi ada juga yang relative tetap berskala
kecil.

Beberapa ciri – ciri jiwa wirausaha:


₋ Percaya Diri (Self Confident)
Kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam
menghadapi tugas atau pekerjaan. Dalam praktik, sikap dan kepercayaan ini
merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai, melakukan dan menyelesaikan suatu
tugas atau pekerjaan yang dihadapi. Oleh sebab itu, kepercayaan diri memiliki nilai
keyakinan, optimisme, individualitas, dan ketidaktergantungan. Seseorang yang
memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk
mencapai keberhasilan.
₋ Berorientai Tugas dan hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang yang selalu
mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan
ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik, dan berinisiatif.
Berinisiatif artinya selalu ingin mencari dan memulai. Untuk memulai diperlukan niat
dan tekad yang kuat, serta karsa yang besar. Sekali sukses atau berprestasi, maka
sukses berikutnya akan menyusul, sehingga usahanya semakin maju dan semakin
berkembang.
₋ Keberanian Mengambil Risiko
Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan salah satu nilai utama
dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil risiko akan sukar
memulai atau berinisiatif. Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha
yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan.
Dengan demikian, keberanian untuk menanggung risiko yang menjadi nilai
kewirausahaan adalah pengambilan risiko yang penuh dengan perhitungan dan
realistik. Kepuasan yang besar diperoleh apabila berhasil dalam melaksanakan tugas-
tugasnya secara realistik. Artinya, wirausaha menyukai tantangan yang sukar namun
dapat dicapai. Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak ada
tantangan, dan menjauhi situasi risiko yang tinggi karena ingin berhasil.

74 | T e m a 4
₋ Kepemimpinan
Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepernimpinan, kepeloporan,
keteladanan. la selalu ingin tampil berbeda lebih dulu lebih menonjol. Dengan
menggunakan kemampuan kreativitas dan keinovasiannya, ia selalu menampilkan
barang dan jasa-jasa yang dihasilkannya dengan lebih cepat, lebih dulu dan segera
berada di pasar.
₋ Berorientasi ke Masa Depan
Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki perspektif dan
pandangan ke masa depan. Karena ia memiliki pandangan yang jauh ke masa depan,
maka selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya. Kuncinya pada kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang sudah ada sekarang.
Meskipun dengan risiko yang mungkin terjadi, ia tetap tabah untuk mencari peluang
dan tantangan demi pembaharuan masa depan. Pandangan yang jauh ke depan,
membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada
sekarang. Oleh sebab itu, ia selalu mempersiapkannya dengan mencari suatu
peluang.
₋ Kreatifitas dan inovasi
Kreativitas adalah berpikir sesuatu yang baru (thinking new things) dan keinovasian
adalah melakukan sesuatu yang baru (doing new things).
Kreatifitas diartikan sebagai kemampuan mengembangkan ide-ide baru dan untuk
menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dan mencari peluang.
Keinovasian diartikan sebagai kemampuan untuk menerapkan kreatifitas dalam
rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk mempertinggi dan
meningkatkan taraf hidup.
Oleh karena itu, kewirausahaan adalah "thinking and doing new things or old thinks
in new ways" Kewirausahaan adalah berpikir dan bertindak sesuatu yang baru atau
berpikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru.
₋ Jujur dan tekun (Memiliki tenaga dalam ….)
Memiliki tenaga dalam artinya bahwa seorang wirausaha harus memiliki :
· Keuletan,
· Ketabahan,
· Ketekunan,
· Kejujuran
· Kedisiplinan
· Keikhlasan
· Kesopanan, keramahan dll.

75 | T e m a 4
Langkah-langkah dalam menumbuhkan jiwa wirausaha:
• Melalui Komitmen Pribadi
Jiwa wirausaha ditandai dengan adanya komitmen pribadi untuk dapat mandiri,
mencapai sesuatu yang diinginkan, menghindari ketergantungan pada orang lain,
agar lebih produktif dan untuk memaksimalkan potensi diri. Anda dapat
memprogram ulang diri anda untuk sukses melalui deklarasi tertulis, bahwa pikiran
perasaan, ucapan dan tindakan anda akan selalu diperbaiki ke arah yang lebih baik.
• Melalui Lingkungan dan Pergaulan yang Kondusif
Dorongan untuk menumbuhkan jiwa wirausaha dapat berasal dari lingkungan
pergaulan teman, famili, sahabat, karena mereka dapat berdiskusi tentang ide
wirausaha, masalah yang dihadapi dan cara-cara mengatasinya. Sehingga
mempunyai semangat, kemampuan dan pikiran untuk menaklukan cara berfikir
lamban dan malas.
• Melalui Pendidikan dan Pelatihan
Keberanian untuk membentuk jiwa wirausaha juga didorong oleh guru atau dosen di
sekolah atau lembaga pelatihan. Mereka memberikan mata pelajaran kewirausahaan
yang praktis dan menarik sehingga membangkitkan minat siswa untuk berwirausaha.
• Karena Keadaan Terpaksa
Banyak orang yang sukses karena dipaksa oleh keadaan, mungkin pada awalnya
tujuannya hanya untuk memenuhi kebutuhannya, tetapi karena usahanya yang
keras, tidak gampang menyerah dan berputus asa, sehingga akhirnya menjadi
wirausaha yang sukses.

Berpikir kreatif dalam kewirausahaan


Menurut Zimmererr (1996) untuk mengembangkan keterampilan berfikir, seseorang
menggunakan otak sebelah kanan. Sedangkan untuk belajar mengembangkan
keterampilan berpikir digunakan otak sebelah kiri, ciri-cirinya :
• Selalu bertanya : Apa ada cara yang lebih baik?
• Selalu menantang kebiasaan, tradisi dan kebiasaan rutin.
• Mencoba untuk melihat masalah dari perspektif yang berbeda.
• Menyadari kemungkinan banyak jawaban ketimbang satu jawaban yang benar.
• Melihat kegagalan dan kesalahan sebagai jalan untuk mencapai sukses.
• Mengkorelasikan ide-ide yang masih samar terhadap masalah untuk menghasilkan
pemecahan inovasi.

76 | T e m a 4
Mengasah diri Berwirausaha
Banyak faktor psikologis yang membentuk sikap negatif masyarakat sehingga mereka
kurang berminat terhadap profesi wirausaha, antara lain sifat agresif, ekspansif,
bersaing, egois, tidak jujur, kikir sumber penghasilan tidak stabil, kurang terhormat,
pekerjaan rendah dan sebagainya. Pandangan semacam ini dianut oleh sebagian besar
penduduk, sehingga mereka tidak tertarik. Landasan filosofi inilah yang menyebabkan
rakyat Indonesia tidak termotivasi terjun ke dunia bisnis. Kita jauh tertinggal dari negara
tetangga, yang seakan-akan memiliki spesialisasi dalam profesi bisnis.
Merintis usaha dan model pengembangannya serta cara memasuki dunia usaha dapat
dilakukan dengan membentuk dan mendirikan usaha baru (Starting) dengan
menggunakan modal, ide, organisasi, dan manajemen yang dirancang sendiri. Ada tiga
bentuk usaha baru yang dapat dirintis :
1. Perusahaan milik sendiri, yaitu bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh
seseorang;
2. Persekutuan (partnership), yaitu suatu kerja sama dua orang atau lebih yang secara
bersama-sama menjalankan usaha;
3. Perusahaan berbadan hukum (corporation), yaitu perusahaan yang didirikan atas
dasar badan hukum dengan modal saham-saham.
Ada dua pendekatan utama yang digunakan para wirausaha untuk mencari peluang
dengan mendirikan usaha baru, yaitu :
1. Pendekatan berdasarkan pengalaman, ketrampilan, kemampuan, dan latar
belakangnya sendiri dalam menentukan jenis usaha yang akan dirintis
2. Pendekatan berdasarkan kebutuhan pasar, yaitu pendekatan yang menekankan pada
pengamatan lingkungan tentang kebutuhan pasar ditransfer menjadi peluang-
peluang bisnis
Seorang wirausaha membutuhkan kompetensi sebagai berikut :
₋ Kemampuan Teknik, yaitu kemampuan tentang bagaimana memproduksi barang dan
jasa serta cara menyajikannya.
₋ Kemampuan Pemasaran, yaitu kemampuan tentang bagaimana menemukan pasar
dan pelanggan serta harga yang tepat
₋ Kemampuan Finansial, yaitu kemampuan tentang bagaimana memperoleh sumber-
sumber dana dan cara menggunakannya
₋ Kemampuan Hubungan, yaitu kemampuan tentang bagaimana cara mencari,
memelihara dan mengembangkan relasi dan kemampuan komunikasi serta negosiasi.

77 | T e m a 4
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merintis usaha baru :
₋ Bidang dan jenis usaha yang akan dimasuki
₋ Bentuk usaha dan bentuk kepemilikan yang akan dipilih
₋ Tempat usaha yang akan dipilih
₋ Organisasi usaha yang akan digunakan
₋ Jaminan usaha yang mungkin diperoleh
₋ Lingkungan usaha yang akan berpengaruh

Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat tergantung pada kemampuan pribadi


wirausaha. Ada beberapa faktor-faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam
menjalankan usaha barunya, adalah :
1. Tidak kompeten dalam manajerial.
Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha
merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
2. Kurang berpengalaman
Baik dalam kemampuan teknik, kemampuan memvisualisasikan usaha, kemampuan
mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun
kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan.
Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik faktor yang paling utama dalam keuangan
adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat.
4. Gagal dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam
perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
5. Lokasi yang kurang memadai.
Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha.
Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena
kurang efisien.
6. Kurangnya pengawasan peralatan.
Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektifitas. Kurang pengawasan dapat
mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.
Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang
dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal
adalah besar.

78 | T e m a 4
8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan
perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.

Beberapa potensi yang membuat seseorang mundur dari kewirausahaan yaitu :


₋ Pendapatan yang tidak menentu.
Baik pada tahap awal maupun tahap pertumbuhan, dalam bisnis tidak ada jaminan
untuk terus memperoleh pendapatan yang berkesinambungan. Dalam bisnis,
sewaktu-waktu kita dapat rugi atau untung. Kondisi ketidaktentuan ini menjadi
potensi seseorang mundur dari kegiatan berwirausaha.
₋ Kerugian akibat hilangnya modal investasi.
Tingkat kegagalan bagi usaha baru sangatlah tinggi. Dari data diketahui bahwa
tingkat mortalitas/ kegagalan usaha kecil di Indonesia mencapai 78 persen.
Kegagalan investasi mengakibatkan seseorang mundur dari kegiatan berwirausaha.
Padahal bagi seorang wirausaha, kegagalan sebaiknya dipandang sebagai pelajaran
berharga.
₋ Perlu kerja keras dan waktu yang lama.
Wirausaha biasanya bekerja sendiri mulai dari pembelian, pengolahan, penjualan,
dan pembukuan. Waktu yang lama dan keharusan bekerja keras dalam berwirausaha
mengakibatkan orang yang ingin menjadi wirausaha menjadi mundur.
₋ Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya mantap.
Kualitas kehidupan yang tidak segera meningkat dalam usaha, akan mengakibatkan
seseorang mundur dari kegiatan berwirausaha. Misalnya, pedagang yang kualitas
kehidupannya tidak meningkat, maka akan mundur dari usaha dagangnya dan masuk
ke usaha lain.

Kesimpulan
Dalam mempersiapkan generasi yang akan mengisi perjalan bangsa ini, semua komponen
yang mempunyai andil dan peran serta seharusnya saling bersinergi dalam proses
pelaksanaannya sehingga tidak terjadi tumpeng tindih terhadap program yang
dilaksanakan. Disamping itu, upaya dalam urun rembuk bisa menjadi perantara untuk
melakukan kolaborasi antar pelaksana program. Salah satu yang perlu disiapkan adalah
Pendidikan, dimana Pendidikan tersebut tidak selalu pendidikan formal melainkan bisa
pendidikan nonformal. Pendidikan kejuruan yang diimplementasikan melalui lembaga
SMK merupakan salah satu modal yang penting dalam mempersiapkan lulusannya agar
dapat langsung diterima di dunia kerja.

79 | T e m a 4
Pendidikan kejuruan yang diajarkan sebaiknya tidak hanya dari sisi hard skill melainkan
juga soft skill, hal ini untuk menghadapi tantangan yang akan muncul di kemudian hari.
Dengan adanya dukungan soft skill ini lulusan SMK akan menjadi lebih dinamis dan
fleksibel dalam perubahan yang ada. Diantara salah satu soft skill ini adalah jiwa
wirausaha, dimana jiwa ini tidak dapat diajarkan melalui pendidikan formal yang
cenderung hanya berisikan teori. Siswa-siswa SMK perlu merasakan praktek secara
langsung dalam penerapan wirausaha.

Sesi tanya jawab


PT. Yamaha
Channel apa yang bisa menghubungkan antara guru dengan kondisi generasi
millennial saat ini?
Jawab: Anak tertarik apa yang diminati, jika orangtua tidak kreatif maka anak
akan tergilas. Anak sudah bisa dengan mudah membuat grup Whats up yang sesuai
dengan minatnya. Banyak sekali hasil dunia darat yang bisa langsung berlanjut di
langit. Harus ada cara lain untuk berwirausaha.
Kadang kreatifitas memang selalu dipersulit dengan adanya regulasi.

BMTI
Model diklat sudah berubah, tidak lagi seperti dulu, tapi sudah berdasarkan
kompetensi. Setelah belajar selama 2 minggu di P4TK, setelahnya akan dikirim ke
Industri
Jawab: Kementerian Perindustrian: pegawai industri yang sudah pensiun, bisa
direkrut untuk menjadi guru di sekolah. Sehingga bisa difasilitasi oleh
Kemendikbud, bisa digaji seperti itu dan diterapkan.

80 | T e m a 4
Kesimpulan

Tim Perumus
dan
Tindak Lanjut

81 | K e s i m p u l a n
Ananto Seta Kusuma, Staf Ahli Bidang Inovasi dan Daya Saing

No Isu Solusi/Rekomendasi
A. Kerjasama dengan DUDI

1. Mendorong DUDI untuk membantu • Insentif pajak


SMK • Perlu partner strategis
• Bukan hanya untuk siswa namun
juga untuk pegembangan
profesionalisme guru.
• Peran DUDI: access to expert,
access to fund, access to market
2. Link and match Perlu ada perencanaan tenaga kerja
3. Keterserapan Lulusan Magang siswa di akhir masa studi
(School to work program)

B. Penyelarasan Kurikulum
1. Kurikulum terlalu kaku • Fleksibilitas kurikulum
• Standar Kurikulum oleh industry
• Modular dan bersertifikat
• Continuous improvement
2. Kurikulum yang merangsang • STEAM kurikulum serta delivery
inovasi, kreativitas dan membangun dan ekosistem yang
karakter menyenangkan dan mencerahkan
• Literasi digital (data analytic,
logic mathematic)
• Soft skills (karakter kerja,
kewirausahaan, creativity,
communication skills,
collaboration, …)
C. Assessment/Sertifikasi/Pengakuan
1. Penguatan pengakuan DUDI • Sertifikasi oleh DUDI
• Project portfolio
D. Guru dan Tenaga Kependidikan
1. Guru produktif kurang • Keahlian ganda
• Guru dari industry dengan skema
RPL
2. Kualitas guru SMK rendah • Revitalisasi LPTK
• TOT dari partners

82 | K e s i m p u l a n
No Isu Solusi/Rekomendasi
E. Teaching Factory/Sarana Prasarana/Kelembagaan
1. Efisiensi Kerjasama BLK – SMK

2. SMK Kecil • Refocusing


• Ubah ke satuan pendidikan lain
• Tidak diberi BOS
• Penutupan
• Wajib punya kerjasama dengan
DUDI
3. Perbaikan sarana untuk memenuhi • Teaching Factory yang mutakhir
industry 4.0 • Kelas industry
4. Belum ada standar kualitas • Perlu disusun standar SMK (NSPK
pendirian dan pembinaan SMK)
• Perlu peran Pemerintah Provinsi
5. Perlu reformasi kelembagaan Perlu membangun ekosistem formal –
pendidikan SMK nonformal

83 | K e s i m p u l a n
84 | K e s i m p u l a n

Anda mungkin juga menyukai