SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019
DANA DESA: UPAYA PENGENTASAN KETIMPANGAN
PEMBANGUNAN DI INDONESIA
1
Ir. H. Joko Widodo. 2015 Mei 13. Membangun Indonesia dari Desa. Dikutip dari:
http://presidenri.go.id/program-prioritas-2/960.html
sesuai dengan kewenangan yang dimiliki, UU Desa memberikan mandat kepada
Pemerintah untuk mengalokasikan Dana Desa.
Dana Desa dianggarkan setiap tahun dalam APBN yang diberikan kepada
setiap desa sebagai salah satu sumber pendapatan desa. Kebijakan ini sekaligus
mengintegrasikan dan mengoptimalkan seluruh skema pengalokasian anggaran dari
Pemerintah kepada desa yang selama ini sudah ada. Dana Desa diharapkan dapat
mengurangi ketidak merataan pembagian ekonomi dalam ketimpangan
pembangunan dengan memprioritaskan manfaatnya untuk membiayai
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat guna meningkatkan kesejahteraan
masyarakat desa, kualitas hidup manusia, serta penanggulangan kemiskinan, yang
dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa. Besaran Dana Desa dari tahun
2015-2020 terus mengalami peningkatan. Pada RAPBN 2020, alokasi Dana Desa
sebesar Rp 72 triliun, naik 2,87 persen dari tahun 2019 sebesar Rp 70 triliun (Jayani
2019). Kenaikan alokasi Dana Desa disetiap tahunnya menunjukkan bahwa saat ini
pemerintah percaya bahwa Dana Desa dapat mengatasi masalah-masalah
dipedesaan sehingga kebijakan tersebut masih terus dipertahankan. Terlepas dari
praktik-praktik pendistribusian dan pengalokasian Dana Desa dilapang yang masil
belum optimal, kebijakan terkait pemberian Dana Desa sesuai UU Desa ialah baik
untuk dipertahankan.
Selain Dana Desa, terdapat dua jenis dana lain yang disalurkan ke desa
yakni ADD (alokasi dana desa) yang bersumber dari kabupaten dan bagi hasil
PDRD (Pajak Daerah dan Retribusi Daerah), pembedaan dari Dana Desa dengan
dana lainnya ialah Prioritas penggunaan Dana Desa yakni pada dua bidang, yaitu
pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat (Aziz 2016). Selain itu,
kelebihan dari kebijakan Dana Desa ini ialah berdasarkan Permendes No 3 Tahun
2015 tentang Pendamping Desa, setiap desa perlu pendampingan dalam mengelola
Dana Desa. Pendampingan tersebut bertujan untuk meningkatkan kapasitas,
efektivitas dan akuntabilitas pemerintahan desa dan pembangunan desa, sehingga
tujuan pemerataan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat dapat benar-benar
terealisasikan.
Manfaat yang diharapkan dapat dicapai dengan penerapakan kebijakan
Dana Desa salah satunya ialah menahan laju urbanisasi. Di Indonesia saat ini masih
terjadi ketimpangan pembangunan antara desa dan kota. Ketimpangan tersebut
menghasilkan kemiskinan di daerah pedesaan. Ketika terjadi kemiskinan dan
minimnya akses akan sumberdaya di desa, masyarakat desa akan terdorong untuk
melakukan migrasi ke daerah perkotaan yang akan menimbulkan penyakit-penyakit
urbanisasi di kota (Ernan et al. 2011). Fenomena ini akan menghasilkan
permasalahan-permasalahan sosial, lingkungan dan ekonomi yang sangat
kompleks, seperti munculnya kawasan kumuh, tingginya tingkat populasi,
kemacetan, meningkatnya kriminalitas dan sebagainya. Hadirnya Dana Desa salah
satunya bertujuan untuk menghadirkan sumber-sumber perekonomian di desa
sehingga desa menjadi tempat yang menarik untuk ditinggali dan mencari
penghidupan. Sumber-sumber perekonomian di desa dapat berupa pengembangan
sektor primer, sekunder dan tersier dengan memanfaatkan potensi desa guna
meningkatkan pendapatan desa dan pendapatan perkapita. Hal ini diharapkan dapat
menghasilkan lapangan kerja bagi pemuda-pemuda desa dan mengatasi masalah
kemiskinan di pedesaan.
Sebagian besar wilayah Indonesia terdiri dari pedesaan, tercatat pada tahun
2018 terdapat 75.436 desa dan 8.444 kelurahan (BPS 2018). Tumbuhnya
perekonomian di desa akan mengarah pada pemerataan pertumbuhan yang akan
memperkuat fondasi perekonomian negara,. Tetapi, saat ini sebagian besar desa
belum mengalokasikan Dana Desa untuk kegiatan pemberdayaan ekonomi.
Sebanyak 84 persen Dana Desa digunakan untuk pembangunan sarana dan
prasarana fisik, hanya sebanyak 6,5 persen yang digunakan untuk pemberdayaan
ekonomi masyarakat, dan sisanya untuk kegiatan sosial dan pemerintahan
(KOMPAK 2017). Meskipun pembangunan infrastruktur yang tepat dapat
berkontribusi terhadap penurunan kemiskinan, namun fakta di lapang menunjukkan
bahwa desa cenderung menggunakan Dana Desa untuk membangun prasarana
seperti gapura desa, kantor desa, atau rumah ibadah yang memiliki dampak
cenderung sangat kecil terhadap perekonomian khususnya pengurangan
kemiskinan (KOMPAK 2017). Maka dari itu, peran pendamping desa sangat
dibutuhkan guna mendorong pemanfaatan Dana Desa untuk pemberdayaan
ekonomi masyarakat.
DAFTRA PUSTAKA
Aziz NY. 2016. Otonomi desa dan efektivitas dana desa [Internet]. Jurnal
Otonomi Daerah dan Pembangunan Perdesaan Volume 13 No 2. Jakarta(ID):
Pusat Penelitian Politik-LIPI. [diunduh 2020 Feb 7]. Tersedia pada:
https://doi.org/10.14203/jpp.v13i2.575
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2019. Profil kemiskinan di indonesia maret 2019.
Berita Statistik No. 56/07/Th XXII.
Jayani DH. 2019. Inilah alokasi transfer ke daerah dan dana desa pada 2020
[Internet]. [Waktu dan tempat pertemuan tidak diketahui]. [diunduh 2020
Feb 7]. Tersedia pada:
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/08/16/inilah-alokasi-
transfer-ke-daerah-dan-dana-desa-pada-2020
[World Bank] The World Bank. 2018. Indonsia economic quarterly: urbanisasi
untuk semua [Internet]. [diunduh 2020 Feb 8]. The World Bank. Tersedia
pada:
http://documents.worldbank.org/curated/en/545961539697659383/pdf/130
014-INDONESIAN-IEQ-Sept-2018-IDN-for-web.pdf