1. Definisi
Cedera kepala adalah serangkaian kejadian patofisiologik yang terjadi setelah
trauma kepala ,yang dapat melibatkan kulit kepala ,tulang dan jaringan otak atau
kombinasinya (Standar Pelayanan Medis ,RS Dr.Sardjito)
Cedera kepala merupakan proses dimana terjadi trauma langsung atau
deselerasi terhadap kepala yang menyebabkan kerusakan tenglorak dan otak. (Pierce
Agrace & Neil R. Borlei, 2006 hal 91)
2. Etiologi
Cedera kepala disebabkan oleh
a. Kecelakaan lalu lintas
b. Jatuh
c. Trauma benda tumpul
d. Kecelakaan kerja
e. Kecelakaan rumah tangga
f. Kecelakaan olahraga
g. Trauma tembak dan pecahan bom (Ginsberg, 2007)
3. Klasifikasi
Berat ringannya cedera kepala bukan didasarkan berat ringannya gejala yang muncul
setelah cedera kepala. Ada beberapa klasifikasi yang dipakai dalam menentukan
derajat cedera kepaka. Cedera kepala diklasifikasikan dalam berbagi aspek ,secara
praktis dikenal 3 deskripsi klasifikasi yaitu berdasarkan
Berdasarkan mekanisme, cedera kepala dibagi atas cedera kepala tumpul dan cedera
kepala tembus. Cedera kepala tumpul biasanya berkaitan dengan kecelakaan mobil-
motor, jatuh atau pukulan benda tumpul. Cedera kepala tembus disebabkan oleh
peluru atau tusukan. Adanya penetrasi selaput durameter menentukan apakah suatu
cedera termasuk cedera tembus atau cedera tumpul.
Beratnya Cedera
Glascow coma scale ( GCS) digunakan untuk menilai secara kuantitatif kelainan
neurologis dan dipakai secara umum dalam deskripsi beratnya penderita cedera kepala
GCS 13– 15, dapat terjadi kehilangan kesadaran ( pingsan ) kurang dari 30 menit
atau mengalami amnesia retrograde. Tidak ada fraktur tengkorak, tidak ada
kontusio cerebral maupun hematoma
GCS 9 –12, kehilangan kesadaran atau amnesia retrograd lebih dari 30 menit
tetapi kurang dari 24 jam. Dapat mengalami fraktur tengkorak.
GCS lebih kecil atau sama dengan 8, kehilangan kesadaran dan atau terjadi
amnesia lebih dari 24 jam. Dapat mengalami kontusio cerebral, laserasi atau
hematoma intracranial.
No RESPON NILAI
1 Membuka Mata :
-Spontan 4
-Terhadap nyeri 2
-Tidak ada 1
2 Verbal :
-Orientasi baik 5
-Orientasi terganggu 4
3 Motorik :
- Mampu bergerak 6
-Melokalisasi nyeri 5
-Fleksi menarik 4
-Fleksi abnormal 3
-Ekstensi 2
Total 3-15
Morfologi Cedera
a. Fraktur kranium
Fraktur kranium dapat terjadi pada atap atau dasar tengkorak, dan dapat terbentuk
garis atau bintang dan dapat pula terbuka atau tertutup. Fraktur dasar tengkorak
biasanya merupakan pemeriksaan CT Scan untuk memperjelas garis frakturnya.
Adanya tanda-tanda klinis fraktur dasar tengkorak menjadikan petunjuk
kecurigaan untuk melakukan pemeriksaan lebih rinci.
Sebagai patokan umum bila terdapat fraktur tulang yang menekan ke dalam, lebih
tebal dari tulang kalvaria, biasanya memeerlukan tindakan pembedahan.
b. Lesi Intrakranial
Lesi ini diklasifikasikan dalam lesi local dan lesi difus, walaupun kedua jenis lesi
sering terjadi bersamaan.
Perdarahan Epidural
Perdarahan Subdural
Kontusio (perdarahan intra cerebral)
Perdarahan Epidural
Perdarahan subdural
Kontusio cerebral sangat sering terjadi di frontal dan lobus temporal, walau
terjadi juga pada setiap bagian otak, termasuk batang otak dan cerebellum.
Kontusio cerebri dapat saja terjadi dalam waktu beberapa hari atau jam
mengalami evolusi membentuk perdarahan intracerebral. Apabila lesi
meluas dan terjadi penyimpangan neurologist lebih lanjut
Cedera Difus
4. Patofisiologi
5. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang muncul pada klien dengan cedera kepala yaitu : gangguan
kesadaran, konfusi, abnormalitas pupil, defisit neurologik, perubahan tanda-tanda vital,
mual dan muntah, vertigo, gangguan pergerakan, mungkin ada gangguan penglihatan dan
pendengaran
6. Komplikasi
-Epidural
-Subdural
-Sub arachnoid
-Intraventrikuler
Malformasi faskuler
-Fstula karotiko-kavernosa
-Epilepsi
b.Tindakan :
-infeksi
-Perdarahan ulang
-Edema cerebri
-Pembengkakan otak
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan awal penderita cedera kepala pada dasarnya memiliki tujuan untuk
sedini mungkin dan mencegah cedera kepala sekunder serta memperbaiki keadaan umum
seoptimal mungkin sehingga dapat membantu penyembuhan sel-sel otak yang sakit
(Fauzi,2002). Untuk penatalaksanaan cedera kepala menurut (IKABI, 2004) telah
menempatkan standar yang disesuaikan dengan tingkat keparahan cedera yaitu cedera
kepala ringan,cedera kepala sedang dan cedera kepala berat. Penatalaksanaan penderita
cedera kepala sedang dengan GCS 9-13 meliputi ;
a. Anamnesa penderita yang. terdiri dari; nama,umur,jenis kelamin, ras,
pekerjaan.
CT scan ulang dan penatalaksanaan sesuai dengan protokol cedera kepala berat.
Cedera kepala sedang walaupun masih bisa menuruti perintah sederhana masih ada
kemungkinan untuk jatuh ke kondisi cedera kepala berat. Maka harus diperhatikan dan
ditangani secara serius. Penatalaksanaan cedera kepala sedang adalah untuk mencegah
terjadinya cedera kepala sekunder oleh karena adanya massa intrakranial atau infeksi
intrakranial. Penderita yang setelah lewat 24 jam terjadinya trauma kepala, meskipun
keadaan stabil harus dilakukan perawatan untuk keperluan obserfasi.(Markam S,
Atmadja, Budijanto A, 1999).
Observasi bertujuan untuk menemukan sedini mungkin penyulit asau kelainan lain yang
tidak segera memberi tanda atau gejala. (Hidajat, 2004). Untuk melakukan observasi pada
panderita cedera kepala digunakan metode glasgow coma scale (GCS).