Anda di halaman 1dari 7

IDENTIFIKASI MASALAH KESELAMATAN

DAN KESEHATAN KERJA


DI RUMAH SAKIT

OLEH : Sr. DORMAWATI TINAMBUNAN

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN


MASYARAKAT INSTITUT KESEHATAN

DELI HUSADA – DELITUA MEDAN

2019
IDENTIFIKASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI RUMAH SAKIT
1. Resiko Kecelakaan di Rumah Sakit

Bahaya Potensial Pekerja yang Pengendalian Resiko


No. Lokasi
Penyebab Kecelakaan berisiko
1. FISIK Bising laundry, Karyawan yang Pengendalian yang dapat dilakukan
dapur, CSSD, bekerja di lokasi antara lain: substitusi peralatan
gedung genset- tersebut dengan alat-alat baru dengan
boiler, IPAL ambang kebisingan yang lebih
rendah, penggunaan pelindung
telinga.

Getaran Ruang mesin- Perawat, cleaning Resiko bahaya getaran ditemukan


mesin dan service. di bagian taman akibat dari mesin
peralatan yang pemotong rumput dan di klinik gigi
menghasilkan akibat dari mesin bor gigi.
getaran (ruang
Mengurangi waktu terpapar getaran
gigi)
Debu bengkel kerja, Petugas sanitasi, - pencegahan terhadap tenaga
laboratorium teknisi gigi, dan kerjanya dgn Menggunakan alat
gigi, gudang rekam medis pelindung diri (APD)
rekam medis, - pengontrolan debu di ruang kerja
incinerator terhadap sumbernya.
- pencegahan terhadap transmisi
Panas CSSD, dapur, Pekerja dapur, Masalah yang sering muncul adalah
laundry, pekerja laundry, temperatur melebihi standar seperti
incinerator petugas sanitasi dan ruang produksi gizi, karena belum
Instalasi memungkinkan untuk distandarkan
Pemeliharaan pengendalian yang dilakukan.
Sanitasi Rumah Masalah kelembaban yang tinggi
Sakit beresiko terjadinya kolonisasi
kuman patogen sehingga
meningkatkan angka infeksi bagi
pekerja
Radiasi X-Ray, ruang Ahli radiologi, Resiko ini terdapat di ruang
operasi (OK) radiotherapist dan radiologi, radio therapi, ruang cath
yang radiographer, ahli lab dan kamar operasi yang
menggunakan fisioterapi dan memiliki fluoroskopi / x-ray.
c-arm, ruang rontgen gigi Pengendalian yang dapat dilakukan
fisioterapi, antara lain: pemasangan rambu
unit gigi peringatan bahaya radiasi, pelatihan
proteksi bahaya radiasi, penyediaan
APD radiasi, pengecekan tingkat
paparan radiasi secara berkala dan
pemantauan paparan radiasi pada
petugas radiasi dengan personal
dosimetri pada patugas radiasi.
Desinfektan -Semua area -Petugas
kebersihan, perawat
Cytotoxics -Farmasi, Resiko ini terutama terhadap bahan
tempat -Pekerja farmasi, kimia golongan berbahaya dan
pembuangan petugas pengepul beracun (B3). Pengendalian yang
limbah, sampah dilakukan adalah dengan
bangsal identifikasi bahan-bahan B3,
pelabelan standar, penyimpanan
-Formaldehyde -Laboratorium, -Petugas kamar
standar, penyiapan P3K, APD dan
kamar mayat, mayat, petugas
Methacrylate, safety shower serta pelatihan teknis
gudang laboratorium dan
Hg (amalgam) bagi petugas pengelola B3.
farmasi farmasi.
Solvent (pelarut)
-Ruang -Petugas/dokter
2. KIMIA
pemeriksaan gigi, dokter bedah,
gigi perawat

-Laboratorium, -Teknisi, petugas


bengkel kerja, laboratorium,
semua area di petugas pembersih
Rumah Sakit

Gas-gas anestesi Ruang operasi Dokter gigi,


gigi, OK, perawat, dokter
ruang bedah,
pemulihan dokter/perawat
(RR) anaestesi
AIDS, Hepatitis IGD, OK, Dokter, dokter gigi, Resiko bahaya biologi yang paling
B dan Non A – ruang perawat, petugas banyak adalah akibat kuman
Non B pemeriksaan laboratorium, patogen dari pasien yang ditularkan
gigi, petugas sanitasi dan melalui darah dan cairan tubuh,
laboratorium, laundry dropet dan udara. Pengendalian
3. Biologic laundry resiko ini biasanya dilakukan oleh
Cytomegaloviru Ruang Perawat, dokter Tim Pencegahan dan Pengendalian
s kebidanan, yang bekerja di Infeksi (PPI) dan dalam area
ruang anak bagian ibu dan anak pemantauan Unit K3. Resiko

Rubella Ruang ibu dan Dokter dan perawat


anak
Tuberculosis Bangsal, Perawat, petugas penularan melalui droplet
laboratorium, laboratorium, dikendalikan dengan menyediakan
ruang isolasi fisioterapis masker bagi petugas, pengantar
pasien dan pasien yang batuk, serta
sosialisasi etika batuk oleh PPI.
Resiko blood borne dissease
dikendalikasn dengan penggunaan
alat-alat single use beserta
peraturan administratif dan APD.

Hepatitis B dilakukan Imunisasi


Hepatitis B dengan perioritas pada
karyawan

Selain itu juga dilakukan


penanganan paska pajanan infeksi
khususnya pada HIV dan Hepatitis
B. Bila pekerja mengalami
kecelakaan kerja berupa tertusuk
jarum bekas pasien atau terkena
percikan darah dan cairan tubuh
pada mukosa (mata, mulut) atau
terkena pada luka, maka wajib
melaporkan kepada penanggung
jawab ruangan pada saat itu dan
setelah melakukan pertolongan
pertama harus segera periksa ke
IGD agar dilakukan telaah dan
tindak lanjut paska pajanan sesuai
prosedur untuk mengurangi resiko
tertular.
Pekerjaan yang Ara pasien dan Petugas yang -Pelayanan lambat
dilakukakn tempat menangani pasien
4. Ergonomic secara manual penyimpanan dan barang
barang
(gudang)
Postur yang Semua area Semua karyawan -Posisi dan cara mengangkat barang
salah dalam atau pasien
melakukan
pekerjaan
Pekerjaan yang Semua area Dokter gigi, -Resiko ini banyak terjadi pada
berulang petugas pembersih, pekerjaan angkat dan angkut baik
fisioterapis, sopir, pasien maupun barang. Sosialisasi
operator computer, cara mengangkat dan mengangkut
yang berhubungan yang benar harus selalu dilakukan.
dengan pekerjaan -
juru tulis.
Sering kontak Semua area Semu karyawan Mengadakan pertemuan antar
dengn pasien, satuan kerja, antar staff dan
kerja bergilir, pimpinan dan pada acara-acara
kerja berlebibih, bersama seperti saat ulang tahun RS
ancaman secara atau kegiatan outbound yang
5. Psikososial
fisik bertujuan agar terjalun komunikasi
yang baik sehingga secara psikologi
menjadi lebih akrab dengan harapan
resiko bahaya psikologi dapat
ditekan seminimal mungkin.

Anda mungkin juga menyukai