Anda di halaman 1dari 62

1

JUDUL YANG PAS UNTUK PTS DI BAWAH INI ADALAH :

KUNJUNGAN SUPERVISOR PENDIDIKAN TERHADAP


INSPEKSI IMPLEMENTATIF PENGELOLAAN TATA RUANG
KANTOR DI SDN _______ TAHUN PELAJARAN ____/____
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tata ruang kantor merupakan hal yang penting dalam manajemen

perkantoran. Tata ruang kantor yang tidak baik akan memboroskan tenaga, waktu,

menimbulkan rasa tidak tentram dan rasa tidak betah sehingga gairah dan

semangat mengajar menurun. Guna menghindari hal tersebut maka penyusunan

tata ruang kantor harus baik dan mampu menciptakan suasana mengajar yang

nyaman dan menyenangkan diharapkan akan mendorong guru dalam mengajar

untuk lebih semangat dalam menyelesaikan tugas pemengajar annya.

Sebagaimana kita ketahui bahwa semangat mengajar guru dalam mengajar

dalam melaksanakan tugas sehari-hari dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain

kebutuhan nonmateri seperti kebutuhan rohani, perasaan aman pada saat dia

mengajar dan dimasa yang akan datang, serta fasilitas yang cukup dan

menyenangkan.

Tata ruang kantor yang baik sedikit banyak akan dapat membantu

penyempurnaan tugas-tugas kantor dan akibatnya mekanisme mengajar dapat

berjalan lancar. Kondisi tempat mengajar menyenangkan dapat meningkatkan

semangat mengajar , oleh karena itu dalam menciptakan kondisi tempat mengajar

yang menyenangkan perlu suatu rancangan penataan ruang yang baik.


3

B. Rumusan Masalah Penelitian Tindakan Sekolah

Rumusan masalah dalam makalah ini, adalah sebagai berikut:

Bagaimana kondisi tata ruang kantor di SDN __________ Kecamatan

_________Kabupaten ________. dalam menunjang kemanyaman dalam proses

Kegiatan Belajar Mengajar ?

C. Tujuan Penelitian Tindakan Sekolah

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui kondisi tata ruang kantor di SDN __________ Kecamatan

_________Kabupaten ________.dalam menunjang kemanyaman dalam proses

Kegiatan Belajar Mengajar

D. Hipotesis Penelitian Tindakan Sekolah

Dalam penelitian ini penulis mengemukakan bahwa : “ Ada peningkatan

motivasi mengajar oleh guru SDN __________ Kecamatan

_________Kabupaten ________ dengan adanya tata kantor yang teratur dan

nyaman dalam menyelenggarakan proses kegiatan belajar mengajar di

sekolah”
4

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam

memecahkan suatu masalah baik secara langsung maupun tidak langsung dan

juga diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna bagi berbagai pihak

antara lain:

0 SDN __________ Kecamatan _________Kabupaten

________dalam menunjang kemanyaman dalam proses Kegiatan Belajar

Mengajar, khususnya bagian administrasi kantor:

1 Sebagai bahan pertimbangan bagi Kepala Sekolah atau pimpinan

untuk meningkatkan semangat mengajar guru dalam mengajar

2 Sebagai bahan informasi tambahan dalam penyusunan tata ruang

kantor.

F. Asumsi Dan Keterbatasan Penelitian.

1. Asumsi

Asumsi penelitian dapat diartikan sebagai anggapan dasar tentang suatu hal

yang dijadikan pijakan berfikir dalam melaksanakan penelitian.

Adapun asumsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a Tata ruang kantor yang direncanakan dengan baik dapat meningkatkan

pelaksanaan KBM SDN __________ Kecamatan _________Kabupaten

________.
5

b Semakin baik tata ruang kantor dalam sebuah Instansi maka semakin

tinggi semangat mengajar para guru dalam mengajar.

2. Keterbatasan Masalah

Peneliti hanya mengambil tata ruang kantor dan bagian administrasi kantor

di SDN __________ Kecamatan _________Kabupaten ________.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Subyek penelitian adalah semua guru yang mengajar di SDN

__________ Kecamatan _________Kabupaten ________

2. Obyek penelitian adalah tata ruang kantor SDN __________

Kecamatan _________Kabupaten ________

H. Definisi Operasional

Dalam definisi operasional ini akan dijelaskan istilah-istilah yang digunakan

sehubungan dengan tema penelitian untuk menghindari timbulnya

kesalahpahaman dalam menginterprestasikan hasil penelitian.

Tata ruang kantor

Adalah suatu bentuk penataan ruang kantor dengan memperhatikan pedoman-

pedoman penyusunan tata rung kantor, asas-asas tata ruang kantor dan fakta

kondisi fisik yang mempengaruhinya dalam hal ini: udara, warna, suara, cahaya.
6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tata Ruang Kantor

1. Pengertian dan Peranan Tata Ruang Kantor

Dalam melaksanakan kegiatan atau pemengajar an kantor, suatu faktor yang

penting yang turut menentukan kelancarannya adalah penyusunan tempat

mengajar dan alat perlengkapan kantor dengan sebaik-baiknya. Menurut The

Liang Gie (dalam Mulyadi dkk, 1981:60) menyatakan sebagai berikut: “Tata

ruang kantor adalah penyusunan alat-alat kantor pada letak yang tepat serta

pengaturan tempat mengajar yang memberikan kepuasan mengajar bagi para

karyawan.

Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan yang di maksud dengan tata

ruang kantor adalah penyusunan tata ruang kantor secara praktis pada letak yang

tepat sehingga dapat memberikan kepuasan mengajar bagi karyawan.

Tata ruang perkantoran yang baik akan bermanfaat bagi organisasi yang

bersangkutan dalam menyelesaikan suatu pemengajar an Keuntungan tata ruang

kantor yang baik antara lain:


7

a. Mencegah penghamburan tenaga dan waktu para guru dalam mengajar

karena berjalan mondar-mandir yang sebetulnya tidak perlu

b. Menjamin kelancaran proses pemengajar an yang bersangkutan

c. Memungkinkan pemakaian ruang mengajar yang efisien

d. Mencegah para guru dalam mengajar di bagian lain terganggu oleh

publik yang akan menemui suatu bagian tertentu.

2. Perencanaan dan Tujuan Tata Ruang Kantor

Dalam usaha menyusun tata ruang kantor yang baik perlu direncanakan dengan

matang. Menurut Sapir (1993:46) masalah perencanaan tata ruang kantor berkaitan

dengan lima faktor utama:

a. Bentuk organisasi

b. Sistem dan prosedur mengajar

c. Penempatan peralatan kantor

d. Penempatan perabotan kantor

e. Jumlah personalia

Penempatan meja, kursi, mesin kantor, peralatan kantor dan perlengkapan-

perlengkapan lainnya dapat mempengaruhi prosedur dan sistem mengajar

perkantoran. Tujuan perencanaan kantor adalah sebagai berikut:

a) Menghasilkan lebih banyak dan lebih baik pemengajar an dengan

biaya yang sama atau lebih rendah.


8

b) Mengurangi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu

pemengajar an

c) Memperbaiki moral mengajar guru dalam mengajar dengan cara

menyiapkan kondisi dan tempat mengajar yang lebih memuaskan

d) Luas ruangan yang tersedia akan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya

e) Memudahkan jalannya pengawasan

f) Kesan yang baik para langganan dan para tamu

Dengan demikian perencanaan ruang kantor adalah suatu bentuk rancangan

tata ruang kantor yang berkaitan dengan bentuk organisasi sistem dan prosedur,

penempatan peralatan kantor, penempatan perabot kantor dan jumlah personalia.

Tujuan tata ruang kantor adalah tercapainya efisiensi waktu, dengan biaya

relatif sama memudahkan pengawasan, pemanfaatan ruangan, fleksibilitas dan

kesan yang baik dari tamu serta tercapainya moral mengajar guru dalam mengajar.

Dibawah ini adalah gambar-gambar yang menunjukkan perbandingan antara

tata ruang kantor yang baik dan yang kurang baik.


9

2
Juru Arsip
Kepala

Juru Tulis
Juru Hitung
Lem
Juru Hitung ari
Arsip juru Arsip Juru Periksa

Kepala juru Periksa


Lemari Arsip Juru Tulis

5m

Gambar-gambar tersebut menunjukkan suatu seksi perusahaan yang bertugas

membuat perhitungan, misalnya saja membuat paktur. Proses pembuat paktur itu

dimulai dengan diterimanya daftar pesanan dari seksi lain. Kepala seksi bertugas

membuat catatan-catatan mengenai harganya, potongan yang harus diberikan,

tambahan biaya pengiriman atau biaya lainnya.lalu diteruskan kapada juru hitung

untuk dihitung. Setelah ini selesai, perhitungan itu diperiksa oleh juru periksa.

Kemudian diteruskan kepada juru tulis untuk diketik. Akhirnya setelah diteliti lagi

oleh juru periksa dan kepalanya, barulah diteruskan kepada juru arsip untuk

dirimkan kepada seksi lain. Sedangkan salinannya disimpan dalam lemari arsip.

Pada gambar kiri, karena tata ruangnya tidak direncanakan dengan sebaik-

baiknya, maka warkat itu harus mondar-mandir secara tidak efisien. Tiap guru

dalam mengajar harus berdiri dari tempat duduknya dan mengantarkannya


10

kepada guru dalam mengajar berikutnya. Ini membuang waktu dan tenaga yang

sebetulnya tidak perlu. Pemengajar an yang membuat paktur itu tidak dapat

berlangsung sangat lancar. Apabila tata ruang kantor itu disusun berdasarkan

teknik yang tepat, terciptalah susunan seperti gambar kanan. Di sini guru dalam

mengajar -guru dalam mengajar tidak perlu berjalan kian kemari.

3. Sistem Pengaturan Tempat Kerja

Penyelesaian pemengajar an kantor dapat berjalan dengan baik jika ruangan

ditata menurut kebutuhan dan persyaratan mengajar . Luas lantai yang diperlukan

untuk dua orang guru dalam mengajar apabila masing-masing memakai meja

biasa adalah sekitar 6-6,5 meter persegi, dengan meja bentur Z cukup disediakan

ruang seluas 4,2 meter persegi. Ini merupakan penghematan luas lantai sekitar 30

%.

4. Pedoman Penyusunan Tata Ruang Kantor

Dalam menyusun ruang untuk mengajar perkantoran, ada beberapa tujuan yang

perlu dicapai. Tujuan itu merupakan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam

setiap tata ruang kantor.

Pedoman penyusunan tata ruang kantor adalah sebagai berikut:

a. Pemengajar an kantor dalam proses pelaksanaannya dapat menempuh jarak

yang sependek mungkin

b. Rangkaian aktivitas tata usaha dapat mengalir secara lancar


11

c. Segenap ruangan dapat digunakan secara efisien untuk keperluan pemengajar

an

d. Kesehatan dan kepuasan mengajar para guru dalam mengajar dapat

terpelihara

e. Pengawasan terhadap pemengajar an dapat berlangsung secara memuaskan

f. Pihak luar yang mengunjungi kantor yang bersangkutan mendapat kesan yang

baik tentang organisasi tersebut

g. Susunan tempat mengajar dapat dipergunakan untuk berbagai pemengajar an

dan mudah untuk diubah

Pendapat The Liang Gie (1983:163) asas tata ruang kantor yang baik ada 4 asas

yaitu:

1) Asas mengenai jarak terpendek.

Dengan asas ini maka tata ruang kantor yang baik adalah memungkinkan

proses penyelesaian pemengajar an kantor menempuh jarak yang sependek-

pendeknya

2) Asas mengenai rangkaian pemengajar an.

Dengan asas ini berarti tata ruang kantor yang bila menempatkan para guru

dalam mengajar dan alat-alat kantor menurut rangkaian yang sejalan dengan

urut-urutan penyelesaian pemengajar an

3) Asas mengenai penggunaan ruangan.

Dengan asas ini maka tata ruang kantor menggunakan sepenuhnya semua

ruangan yang ada


12

4) Asas mengenai perubahan susunan tempat mengajar .

Dengan asas ini berarti tata ruang kantor yang baik dapat diubah dan disusun

kembali dengan lancar dan tidak memakan biaya yang besar

5. Macam-macam Bentuk Tata Ruang Kantor

Di dalam praktek administrasi perkantoran dapat ditemui beberapa bentuk tata

ruang kantor. Menurut Sapir (1993:49) bentuk tata ruang kantor digolongkan

menjadi tiga, yaitu:

a. Tata ruang kantor terpisah-pisah (tertutup)

Ruangan untuk mengajar dibagi-bagi dalam beberapa satuan. Bentuk tata

ruang kantor tertutup terjadi karena keadaan gedung yang bersifat darurat, sifat

pemengajar an yang mengharuskan bentuk tata ruang tertutup

b. Tata ruang kantor terbuka

Ruangan mengajar tidak dipisah-pisahkan, semua kegiatan mengajar

perkantoran dilaksanakan di dalam satu ruangan besar yang terbuka menurut

kamar-kamar sendiri. Jadi semua pengajaran diproses dalam satu ruangan tidak

ada pemisahan antara satu bagian dengan bagian ruangan yang lain

Ruang besar terbuka adalah lebih baik dari pada yang sama luasnya tetapi

terbagi dalam satuan-satuan kecil. Suatu tata ruang kantor yang terbuka adalah

lebih memuaskan dari pada yang terpisah-pisah, karena :


13

1. Memungkinkan pengawasan yang lebih efektif terhadap segenap guru

dalam mengajar

2. Lebih memudahkan hubungan diantara guru dalam mengajar . Hal ini

daapat menumbuhkan rasa persdatuan yang erat karena mereka merasa

mengajar sama pada satu ruang

3. Lebih memudahkan tersebarnya cahaya dan peredaran udara.

4. Kalau terjadi penambahan guru dalam mengajar atau alat-alat kantor,

atau perubahan mengenai proses penyelesaian pemengajar an, tata ruang

kantor yang terbuka lebih mudah menampungnya.

c.Bentuk campuran

Baik bentuk tata ruang tertutup atau terbuka masing-masing mempunyai

kekurangan dan kelebihan. Maka timbul cara untuk mengkombinasikan antara

keduanya, dengan maksud untuk mengambil segi positif dan menghindari segi

negatifnya.

Jadi dalam bentuk campuran tidak semua guru dalam mengajar dalam satu

ruangan terbuka. Ada bagian tertentu yang mempunyai ruangan khusus sebagai

tempat mengajar , misalnya karena sifat dari pemengajar an itu yang memerlukan

ketenangan dan lain sebagainya.

6. Penyusunan Meja Kerja

Meja-meja mengajar hendaknya disusun menurut garis lurus dengan para guru

dalam mengajar menghadap kejurusan yang sama. Kebaikan dari tata ruang
14

macam ini adalah supaya masing-masing guru dalam mengajar tidak terganggu

oleh rekan sekantornya.pada penyusunan meja-meja mengajar disediakan lorong

untuk lalu lintas guru dalam mengajar dengan cara 2 baris meja dapat dijajarkan

dan lorongnya diadakan disisi setiap 2 baris meja mengajar .

Seperti terlihat pada gambar di bawah ini:

Tata ruang kantor yang memakai susunan bank meletakkan meja-meja mengajar para
guru saling berhadapan secara berpasangan seperti pada gambar di bawah ini:
15

7. Macam-macam Perbekalan Kantor

Macam-macam perabekalan kantor dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Perabotan kantor (office furaitures)

Perabotan kantor adalah barang atau benda yang menyertai dalam usaha

seacara tidak langsung mempengaruhi hasil dari usaha tersebut, dan bersifat tahan

lama.

Perabotan kantor antara lain: (1) meja tulis, (2) meja ketik, (3) kursi, (4)

almari, (5) almari arsip (filling cabinet), (6) almari besi (brandcast), (7) rak buku,

(8) kotak tempat kartu, (9) rak arsip.

Perabotan kantor sangat menentukan keberhasilan mengajar guru dalam

mengajar apabila penggunaannya secara tepat.

2. Peralatan kantor (office tools)

Peralatan kantor adalah barang atau benda yang secara langsung dipakai

dalam pelaksanaan pemengajar an kantor untuk memperoleh hasil pemengajar an

dan sifatnya tahan lama.

Peralatan kantor meliputi: (1) macam map), (2) tempat surat, (3) pena,

penggaris, (4) pelobang kertas, (5) stapler, (6) paper clip, (7) pembuka surat, (8)

stampel, letter stampel, date stamp, (9) tancapan surat, timbangan surat, bantalan

cap dan sebagainya.

3. Bahan kantor (office supplies)

Bahan kantor adalah barang atau benda yang habis pakai dalam pelaksanaan

pemengajar an tata usaha.


16

Bahan kantor meliputi: (1) kertas, (2) tinta, (3) pita tik, (4) karet penghapus, (5)

karbon, pensil, lem.

4. Mesin-mesin kantor (office machines)

Mesin-mesin kantor antara lain: (1) mesin tulis, (2) mesin tik listrik, (3)

mesin jumlah, (4) mesin pembukuan, (5) mesin dikte, (6) mesin perangko, (7)

mesin untuk menulis dan menandatangani cek, (8) mesin pencatat waktu, (9)

mesin pemberi nomor, lipat, pembuka surat, (10) mesin mikro film, (11) alat

penghubung intern, (12) komputer dan lain-lain.

8. Kondisi Fisik yang Perlu Diperhatikan dalam Menyusun Tata

Ruang Kantor

Menurut Ating Tedjasutisna dkk. (1999:74) kondisi fisik tersebut adalah

sebagai berikut:

a Cahaya

Penerangan sangat menentukan kelancaran pelaksanaan pemengajar an. Orang

tidak mungkin mengajar dengan baik tanpa adanya penerangan cahaya yang

cukup. Ruangan yang terlampau gelap atau terang, akan menyebabkan

ketidakberesan pemengajar an.

Ada dua macam sumber cahaya yaitu sumber cahaya alam (matahari) dan

sumber cahaya buatan manusia (lampu). Selanjutnya menurut Sapir (1993:59)

cahaya penerangan buatan manusia dapat dibedakan menjadi tiga macam:


17

1) Cahaya langsung; memancar langsung dari sumbernya ke permukaan

meja. Cahaya semacam ini bersifat sangat tajam, bayangan yang ditimbulkan

sangat tegas dan cepat menimbulkan kelelahan mata. Jadi cahaya yang

langsung sebenarnya kurang baik dipakai.

2) Cahaya setengah langsung; memancar dari sumbernya melalui tudung

lampu yang terbuat dari kaca berwarna putih susu. Cahaya ini bersifat tersebar

ke segenap penjuru, bayangan yang ditimbulkan tidak begitu tajam, langsung

jatuh ke permukaan meja dan memantul kembali ke arah mata.

3) Cahaya tidak langsung dari sumbernya, memancar kearah langit-langit

ruangan, dari langit-langit ruangan baru kemudian dipantulkan kearah

pemukaan meja. Dengan demikian cahaya bersifat lunak, tidak menimbulkan

bayangan dan tidak menimbulkan kelelahan pada mata.

4) Cahaya setengah tidak langsung, cahaya sebagian besar merupakan

pantulan dari langit-langit dan dinding ruangan, sedangkan sebagian lagi

terpancar melalui tudung lampu.

b Warna

Hubungannya dengan proses penyelesaian pemengajar an kantor, warna juga

mempengaruhi efisiensi mengajar guru dalam mengajar . Karena warna bisa

mempengaruhi keadaan jiwa, kegembiraan dan ketegangan mengajar . Ada tiga

warna pokok yaitu merah, kuning, dan biru.


18

Warna Merah.

Warna ini memberikan kesan panas dan aktif, maka warna ini dapat dipakai

untuk merangsang panca indera dan jiwa agar bersemangat dlam tugasnya.

Warna Kuning

Warna ini menggambarkan kehanggatan matahari. Warna ini terutama

merangsang mata dan syaraf. Pengaruh mental yang dapat ditimbulkannya ialah

perasaan yang riang gembira.

Warna biru

Merupakan warna langit dan samudra, mengesankan keluasan dan

ketentraman. Oleh karena itu, warna ini mempunyai pengaruh yang dapat

mengurangi ketegangan otot-otot tubuh dan tekanan darah. Warna ini tepat untuk

ruangan kantor yang membutuhkan ketenangan dan konsentrasi.

Warna yang tepat untuk sesuatu kantor tergantung kepada macam dan sifatnya

pemengajar an di kantor yang bersangkutan. Misalnya untuk pemengajar an yang

membutuhkan ketenangan yang sangat besar, sebaiknya dipakai warna biru pada

dinding kantor.

c Udara

Udara sangat erat hubungannya dengan kesehatan para guru dalam mengajar .

Para guru dalam mengajar tidak bisa tahan mengajar di dalam ruangan yang

pengap, tanpa adanya sirkulasi udara, ruangan yang panas, atau ruangan yang

terlalu dingin. Suhu udara dan banyaknya uap air yang ada dalam ruangan harus

disesuaikan dengan kebutuhan manusia. Bisa diusahakan dengan jalan:


19

1) Mengatur suhu udara dalam ruangan mengajar dengan AC

2) Mengusahakan sirkulasi udara yang cukup di ruangan tempat

mengajar yaitu dengan jalan membuat ventilasi

3) Mengatur perkakas yang sebaik-baiknya setelah di pakai oleh guru

dalam mengajar (Sapir, 1993:60

d Suara

Suara yang terlalu ramai dpat mengganggu konsentrasi. Untuk mengatasi

faktor suara yang sering mengurangi efisiensi mengajar para guru dalam

mengajar , hendaknya diperhatikan letak alat-alat gaduh.

Usaha-usaha lain yang dapat dijalankan dalam ruangan yang memakai alat-

alat gaduh ialah pada langit-langit atau dindingnya dipakai lapisan-lapisan

penyerap suara. Lapisan-lapisan ini seperti karton tebal dan permukaannya

berlobang-lobang, dan mesin-mesin ketik di bawahnya diberi busah tipis. Suara

yang terdengar adalah hanya alunan musik yang tenag dan lembut, sehingga dapat

mengurangi ketegangan syaraf dan kejemuan.

Jabaran Variabel

Variabel Sub Variabel Indikator Sumber Metode


1. Tata Ruang 1.1. P  Jumlah unit  Pegawai Angket

Kantor erencanan Observasi


aktivitas
Ruang
 Jumlah ruangan
20

Kantor  luas ruangan

 jenis aktivitas

 jumlah

peralatan kantor

 jenis mesin

kantor

 perabot kantor

.2. Pengatur  mesin kantor Angket

an Ruang  Pegawai Observasi


 peralatan kantor
Kantor.
 fleksibilitas

ruangan

 suara Angket

.3. Kondisi  cahaya Observasi

Fisik 
 udara Pegawai
Ruangan
 warna
Kantor
21

B. Pengertian Lingkungan Belajar

Lingkungan belajar siswa adalah suatu kondisi atau daerah tertantu yang

mempengaruhi proses belajar siswa. Yang dimaksud lingkungan belalajar disini

adalah :

1. Lembaga Keluarga

Keluarga atau rumah tangga atau orang tua, sebagai mana wujud

kehidupan sosial yang asasi, sebagai unit kehidupan bersama manusia yang

terkecil. Keluarga adalah lembaga kehidupan yang asasi dan alamiah.

Keluarga terbentuk berdasarkan sukarela dan cinta yang asasi antara

kedua subyek manusia (suami-istri). Berdasarkan asas cinta yang asasi ini

lahirlah anak sebagai generasi penerus keluarga. Didalam suasana cinta dan

kemesraan inilah proses pendidikan berlangsung seumur anak itu dalam

tanggung jawab keluarga. Dasar-dasar tanggung jawab keluarga adalah

meliputi:

a. Dorongan atau motivasi cinta kasih yang menjiwai hubungan orang

tua dengan anak, sehingga rela menerima tanggung jawab dan

mengabadikan hidupnya untuk sang anak.

b. Dorongan kewajiban moral sebagai konsekwensi kedudukan orang tua

terhadap keturunannya. Tanggung jawab moral meliputi nilai-nilai religius

spiritual yang dijiwai Ketuhanan Yang Maha Esa dan agama masing-

masing, disamping didorong oleh kesadaran memelihara martabat dan

kehormatan keluarga.
22

c. Tanggung jawab sosial sebagai bagian dari keluarga, yang pada

gilirannya juga menjadi bagian dari masyarakat bangsa dan negara.

Siswa yang belajar akan memperoleh pengaruh dari keluarga

berupa : cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana

rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.

a. Cara orang tua mendidik

Cara orang tua mendidik anaknya sangat besar pengaruhnya

terhadap belajar anaknya. Menurut Dr. Slameto (1987 : 63) menyatakan

bahwa : “Keluarga yang sehat besar artinya dalam ukuran kecil, tetapi

bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu

pendidikan bangsa, negara dan dunia”.

Melihat pernyataan di atas dapatlah dipahami betapa pentingnya

peranan keluarga di dalam pendidikan anaknya. Orang tua yang

kurang/tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh

tak acuh terhadap balajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali akan

kepentingan dan kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu

belajar, tidak melengkapi alat belajarnya dan tidak mau tahu apakah

anaknya mengalami kemajuan atau kesulitan dalam belajar dan lain-lain,

dapat menyebabkan anak kurang berhasil dalam belajarnya.


23

b. Ralasi antar anggota keluarga

Ralasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang

tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan

anggotan keluarga yang lainpun turut mempengaruhi belajar anak. Ujud

relasi itu misalnya apakah hubungan itu penuh dengan kasih sayang dan

pengertian, ataukah diliputi oleh kebencian, sikap yang terlalu keras,

ataukah sikap yang acuh tak acuh dan sebagainya.

Sebetulnya ralasi antar anggota keluarga ini erat kaitannya

dengan cara orang tua mendidik. Demi kelancaran belajar serta

keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga

anak tersebut. Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh

pengeritian kasih sayang disertai bimbingan dan bila perlu hukuman-

hukuman untuk menyukseskan belajar anak sendiri.

c. Suasana ramah

“Suasana rumah dimaksudkan sebagai suatu situasi atau

kejadian-kajadian yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak

belajar dan berada”, demikian menurut Drs. Slameto (1997 : 65).

Suasana rumah yang tegang, ribut dan sering terjadi cekcok,

pertengkaran antar keluarga atau keluarga dengan keluarga lain yang

menyebabkan anak menjadi bosan dirumah, suka keluar rumah akibatnya

belajarnya kacau.
24

Selanjutnya agar anak dapat belajar dengan baik maka perlulah

diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram anak akan betah

tinggal dirumah dan anak dapat belajar dengan baik.

d. Keadaan ekonomi rumah

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar

anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuha pokoknya

juga membutuhkan fasilitas yang lain. Fasilitas itu meliputi : ruang, meja,

kursi, penerangan, alat tulis-menulis, buku-buku dan lain-lain. Fasilitas

belajar itu hanya akan terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang.

e. Latar belakang kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga

mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan

kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk

belajar.

2. Lembaga Sekolah

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal menerima fungsi

pendidikan berdasarkan asas-asas tanggung jawab yang meliputi :


25

a. Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan

yang ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku (Undang-

undang pendidikan).

b. Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan dan tingkat

pendidikan yang dipercayakan kepadanya oleh masyarakat dan negara.

c. Tanggung jawab fungsional ialah tanggung jawab profesional

pengelola dan pelaksana pendidikan (para guru, pendidik) yang menerima

ketetapan ini berdasarkan ketentuan-ketentuan jabatannya. Tanggung

jawab ini merupakan pelimpahan tanggung jawab dan kepercayaan orang

tua dari pada guru.

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode

belajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,

disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan

gedung, metode belajar dan tugas rumah.

Menurut Drs. Darmansyah (1996 : 86) menjelaskan :

Sekolah merupakan lingkungan formal pertama bagi seorang anak.

Di sekolah anak-anak dilatih untuk berdisiplin, mengikuti aturan dan

menetima hukuman atau pujian atas prestasi-prestasinya. Corak dan

suasana sekolah serta sikap guru, sering menentukan beberapa sikap

anak didik kelak setelah dia berada di lingkungan masyarakat.


26

Sedangkan menurut Drs. Slameto (1997 : 67) :

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah metode mengajar,

kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,

disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah standart pelajaran,

keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

a. Metode Mengajar

Metode pengajaran adalah suatu cara atau jalan yang harus

dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan

mempengaruhi belajar siswa yang kurang baik pula. Guru yang lama biasa

mengajar dengan metode ceramah siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif

dan hanya mencatat saja.

Guru yang progresif berani mencoba metode-metode yang baru,

yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan

menigkatkan motifasi siswa untuk balajar. Agar siswa dapat belajar

dengan baik maka metode mengajar harus diusahakan yang tepat, efisien

dan seefektif mungkin.

b. Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang deberikan

kepada siswa. Kegiatan ini sebagian besar adalah menyajikan bahan


27

pelajaran, agar siswa menerima, menguasai, dan mengembangkan bahan

pelajaran itu.

Perlu diingat bahwa sistem instruksional sekarang menghendaki

proses belajar mengajar yang mementingkan kebutuhan siswa. Guru perlu

mendalami siswa dengan baik, harus mempunyai perencanaan yang

mendetail agar dapat melayani siswa belajar secara individual.

c. Relasi Guru Dengan Siswa

Di dalam ralasi yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga

akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa berusaha

mempelajari sebaik-baiknya. Jika siswa membenci gurunya, ia akan segan

mempelajari pelajaran yang diberikannya.

d. Relasi Siswa Dengan Siswa

Guru yang kurang mendeteksi siswa yang kurang bijak sana,

tidak akan melihat bahwa didalam kelas ada grup yang saling bersaing

yang tidak sehat. Jiwa kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-

masing individu tidak tampak. Jika hal itu terjadi guru harus segera

memberi pelayanan bimbingan dan penyuluhan agar dapat tercipta

suasana kelas yang kompak. Menciptakan ralasi yang baik antar siswa

adalah perlu agar memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar

siswa.
28

e. Disiplin Sekolah

Kedisiplinan sekolah erat kaitannya dengan kerajinan siswa

dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup

kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib.

Seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin

membuat siswa menjadi disiplin pula. Selain itu juga memberi pengaruh

positif dalam belajarnya.

f. Alat Pelajaran

Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa,

karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai

pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran

yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran

yang diberikan guru.

Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap adalah perlu

agar guru dapat mengajar dengan baik sehingga siswa dapat menerima

pelajaran dengan baik serta dapat belajar dengan baik pula.

g. Waktu Sekolah

Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di

sekolah. Waktu itu dapat pagi hari, siang, siang/malam hari. Hal ini

sebenarnya kurang bisa dipertanggungjawabkan. Di mana siswa harus


29

beristirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah, sehingga mereka

mendengarkan pelajaran sambil mengantuk. Kesulitan itu disebabkan

karena berpikir pada kondisi badan yang lemah. Jadi memilih waktu yang

tepat akan memberi pengaruh yang positif terhadap belajar.

h. Standart Pelajaran

Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu

memberi pelajaran di atas standart. Akibatnya siswa merasa kurang

mampu dan takut kepada guru. Berdasarkan teori belajar, yang mengingat

perkembangan psikis dan kepribadian siswa yang berbeda-beda hal

tersebut tidak boleh terjadi. Guru dalam menuntut penguasaan materi

harus sesuai dengan kemampuan siswa. Yang penting tujuan yang telah

dirumuskan dapat dicapai.

i. Keadaan Gedung

Dengan keadaan siswa yang luar biasa jumlahnya, keadaan

gedung dewasa ini terpaksa kurang. Bagaimana mungkin mereka dapat

belajar dengan enak apabila dalam satu kelas harus diisi 50 orang atau

lebih.
30

j. Metode Belajar

Cara belajar yang tepat akan menentukan keberhasilan siswa.

Juga dalam menentukan waktu untuk belajar. Maka perlu belajar secara

teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara

belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar.

k. Tugas Rumah

Waktu belajar adalah di sekolah, waktu di rumah biarlah

digunakan kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu

banyak memberikan tugas rumah, sehingga anak masih mempunyai waktu

untuk bermain.

3. Lembaga Masyarakat

W.J.S. Poerwadarminta (KUBI) (1992 : 636) menyebutkan :

Masyarakat adalah pergaulan hidup manusia (Sehimpunan orang

yang hidup bersama dalam suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan

yang tertentu). Masyarakat adalah sekelompok orang yang memiliki

identitas sendiri yang membedakan dengan kelompok lain dan hidup

dan diam dalam wilayah atau daerah tertentu secara tersendiri.


31

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh

terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya dalam

masyarakat. Adapun kegiatan siswa dalam masyarakat meliputi :

a. Kegiatan Siswa Dalam Masyarakat

Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan

terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jika siwa ambil bagian dalam

masyarkat yang terlalu banyak, misalnya merorganisasi, kegiatan-kegiatan

sosial, keagamaan dan lain-lain, belajarnya akan terganggu, lebih-lebih

jika tidak bijaksana mengatur waktunya.

Maka dari itu perlu membatasi kegiatan siswa dalam masyarakat

supaya jangan sampai mengganggu belajarnya. Jika mungkin memilih

kegiatan yang mendukung belajar. Kegiatan itu misalnya kursus bahasa

inggris, kelompok belajar dan lain-lain.

b. Mass Media

Yang termasuk mass media adalah bioskop, radio, TV, surat

kabar, majalah, buku-buku, komik-komik dan lain. Semua itu telah berdar

dalam masyarakat.

Mass media yang baik memberi pengaruh terhadap siswa dan

belajarnya. Demikian juga sebaliknya mass media yang juga berpangaruh

jelek terhadap siswa. Jika tidak ada kotrol dan pembinaan dari orang tua

pastilah semangat belajarnya menurun dan bahkan mundur sama sekali.


32

c. Teman Bergaul

Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat

masuk di dalam jiwanya. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh

baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya teman bergaul yang

jelek pasti akan membawa pengaruh sifat buruk pula. Agar siswa dapat

belajar dengan baik maka perlulah diusahakan agar siswa memiliki

teman yang baik-baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta

pengawasan dari orang tua dan pendidikan.


33

BAB. III
METODOLOGI
PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

A. Lokasi Penelitian Tindakan Sekolah

Penelitian Tindakan Sekolah ini berlokasi di SDN __________ Kecamatan

_________Kabupaten ________, yang ditujukan pada guru-guru dan Kepala

Sekolah di SD Binaan penulis sekaligus pengawas TK/SD di Kecamatan tersebut.

Adapun alasan utamanya adalah dari hasil pengamatan dan informasi dari guru, bahwa

hampir semua guru jarang dan bahkan kurang memperhatikan tata ruang kantor demi

kenyamanan selama kegiatan proses belajar mengajar.

B. Perencanaan Tindakan

Bentuk tindakan dalam penelitian ini berupa supervisi bimbingan secara kolektif

kepada guru-guru melalui Rapat Guru di masing-masing SD binaan, agar mampu

menata ruang kantor guna efektivitas belajar mengajar. Secara rinci bentuk tindakan

dalam penelitian ini adalah :

1. Menyampaikan informasi teknik menata ruang kantor yang bersih, rapi dan kondusif.

2. Membimbing dan mengarahkan guru agar selalu memperhatilkan sarana dan


prasarana tata ruang kantor yang nyaman.
34

Prosedur penelitian yang dilakukan adalah menggunakan model penelitian

tindakan sekolah yang dikembangkan oleh Kemmis & Taggart (2000), dimana pada

prinsipnya ada empat tahap kegiatan yaitu, perencanaan tindakan (planning),

pelaksanaan tindakan (action), observasi dan evaluasi proses tindakan (observation

and evaluation) dan melakukan refleksi (reflecting).

. Alur penelitian secara keseluruhan dapat digambarkan sebagai berikut :

Siklus I Siklus II

Perencanaan Perencanaan

Tindakan Tindakan

Observasi Observasi

Refleksi Refleksi

Gambar 0.1. Alur Penelitian

Secara rinci prosedur tindakan yang dilakukan adalah :

1. Membagi guru dalam dua kelompok kecil bersama komite sekolah dan wakil wali

murid.
35

2. Peneliti memberi penjelasan tentang bagaimana menata meja dan kursi kantor

ruang sidang/rapat guru termasuk kantor Saptam di gerbang pintu masuk dan lain

sebagainya.

3. Guru bersama komite sekolah serta beberapa wakil wali murid menyusun

program pembangunan prasarana belajar di sekolah dalam diskusi kelompok.

C. Pelaksanaan Tindakan.
1. Siklus I
a. Perencanaan Penelitian.

Kegiatan penelitian ini direncanakan berlangsung selama dua siklus, mulai bulan

________s/d bulan ________ di SDN __________ Kecamatan

_________Kabupaten ________ .

Perencanaan penelitian meliputi:

1). Pertemuan dengan Kepala Sekolah dan guru - guru, menginformasikan tentang

pelaksanaan penelitian.

2). Peneliti menyiapkan skenario diskusi kelompok yang akan dilaksanakan selama

proses tindakan.

3). Peneliti menyiapkan instrumen penelitian ( lembar observasi, lembar penilaian

kemampuan guru).

b. Pelaksanaan Penelitian.

Pada tahap pelaksanaan merupakan tahap inti dimana pelaksanaan diskusi

berlangsung dengan langkah-langkah berikut.


36

1). Pertemuan I

a). Peneliti selaku pengawas sekolah memberi arahan umum tentang teknik tata

ruang kantor yang kondusif bagi penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar

di sekolah.

2). Pertemuan II

a). Guru melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah

sebagai sumber belajar sesuai skenario pembelajaran yang dimiliki.

b). Peneliti melakukan penilaian pada guru kan Kepala Sekolah terkait dengan

implementasi tata ruang kantor terutama kondisi ruang guru dan ruang Kepala

Sekolah .

c. Observasi dan Evaluasi

Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan

yaitu pada saat diskusi antar guru dan guru dengan Kepala Sekolah atau komite

sekolah bersama dengan wakil wali murid baik pada pertemuan I dan II.

Tahap observasi bertujuan untuk mengetahui kerjasama ,kreativitas,perhatian, maupun

presentasi yang dilakukan guru dalam menyusun skenario pembelajaran maupun dalam

melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber

belajar.
37

Pelaksanaan observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi:

Tabel. 3.1.Format Observasi

Aspek yang diobservasi Jumlah


Responden Kerjasama Aktivitas Perhatian Presentasi
NO Skor
Penelitian (1- 10 ) (1 – 40) (1 – 20) (1- 30)
Mak.100
1
2
3
4
5
6

Adapun skala penilaian yang digunakan adalah skala Likert dengan 5 katagori sikap
yaitu:sangat tinggi, tinggi, rendah, sedang dan sangat rendah. Penilaian dilakukan dengan
memberi skor pada kolom yang tesedia dengan ketentuan sebagai berikut : skor 5 = sangat
tinggi, skor 4 = tinggi, skor 3 = sedang, skor 2 = rendah, dan skor 1 = sangat rendah. Untuk
mendapatkan nilai digunakan rumus :
Error: Reference source not found

NK= Jumlah skor perolehan x 100


Jumlah skor maksimal
38

Setelah diperoleh nilai,maka nilai tersebut ditransfer ke dalam bentuk kualitatif untuk

memberikan komentar bagaimana kualitas sikap guru yang diamati dalam diskusi / rapat

sekolah yang diwakili dari beberapa elemen pendidikan, penyusunan skenario teknik

tata ruang kantor dan penilaian pelaksanaan dengan kriteria penilaian acuan patokan

skala lima sebagai berikut:

Tabel. 3. 2. Kreteria Penilaian Acuan Patokan Skala Lima

N Rentang Nilai Kreteria


1 90 – 100 A=Baik Sekali
2 80 – 89 B=Baik
3 65 – 79 C=Cukup
4 55 – 64 D=Kurang
5 0 - 54 E=Sangat kurang
Sutrisno Hadi (2000).

Tahap evaluasi dilakukan pada akhir tindakan yang bertujan untuk mengetahui

tingkat kemampuan kepala sekolah dan guru serta komite sekolah dalam mengelola tata

ruang kantor sebagai ruang guru dan rapat kerja guru di SDN Pojok 02________ .

Pelaksanaaan evaluasi dilakukan dengan menggunakan lembar penilaian

skenario pembelajaran dan lembar penilaian pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:

Tabel.3.3. Format Penilaian Skenario Pembelajaran

Aspek yang dinilai Jumlah


NO Responden Penelitian 1 2 3 4 Skor
(1-5)
39

Tabel. 3. 4. Format Penilaian Pelaksanaan Kegiatan

Aspek yang dinilai Jumlah


NO Responden Penelitian 1 2 3 4 5 6 Skor
(1-5)

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi selama berlangsungnya kegiatan dan hasil evaluasi

pada akhir pertemuan siklus dilakukan refleksi. Hasil refleksi ini dijadikan acuan

untuk merencanakan penyempurnaan dan perbaikan siklus berikutnya. Semua tahap

kegiatan tersebut mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan maupun observasi dan

evaluasi dilakukan secara berulang-ulang melalui siklus–siklus sampai ada

peningkatan sesuai yang diharapkan yaitu mencapai angka katagori”baik” dengan

rentang skor 80 - 89. Jika skor yang diperoleh kurang dari 80-89,berarti belum

memenuhi target yang ditetapkan, maka perlu bimbingan pada siklus II


40

2. Siklus II

a. Perencanaan Penelitian.

Pada tahap ini direncanakan supervisi (pembinaan) dengan menggunakan

tehnik diskusi / rapat guru, tentang teknik tata ruang kantor yang nyaman bagi

penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar

Berdasarkan hasil observasi dan refleksi siklus I, dilakukan perbaikan

terhadap strategi dan penyempurnaan pelaksanaan bimbingan di siklus II.

b. Pelaksanaan Penelitian.

Pada prinsipnya langkah-langkah pelaksanaan tindakan pada siklus I

diulang pada siklus II dengan memodifikasi dan perbaikan-perbaikan berdasarkan

hasil refleksi pada siklus I.

Kegiatan pada siklus II terdiri dari 2 (dua) kali pertemuan dengan mengikuti

langkah-langkah sebagai berikut :

1). Pertemuan I

a). Melalui rapat guru dan komite sekolah serta dihadiri dari berbagao wakil

wali murid mendiskusikan tentang permasalahan-permasalan di lingkungan

sekolah sebagai sarana belajar , dalam menyusun teknik tata ruang kantor

yang selanjutnya dicarikan pemecahannya. Kegiatan ini dibantu oleh komite

sekolah yang dianggap sudah cukup mampu dalam hal tersebut..

b). Guru mempresentasikan dan mensimulasikan hasil diskusi kelompoknya.

c). Guru merevisi dan menyempurnakan model tata ruang kantor dengan
mengoptimalkan pemanfaatan pertamanan di sekitar lingkungan sekolah .
.
41

2). Pertemuan II

a). Kepala sekolah bersama-sama guru melaksanakan rapat kerja guru dengan

mengagendakan teknik tata ruang kantor yang konduif yang sudah direvisi

dari rapat kerja guru sebelumnya yakni di pertemuan I.

b). Guru mendiskusikan dan menyempurnakan skenario penyusunan yang

lengkap terhadap pencitraan tata ruang kantor yang sehat bersih dan rapi

dengan pemanfaatan pertamanan di sekitar lingkungan sekolah sebagai

penunjang kenyamanan kegiatan belajar mengajar..

c). Kepala Sekolah dan guru mencatat kekurangan dalam rapat kerja guru dan

yang perlu diperbaiki dan disempurnakan.

c. Observasi dan Evaluasi.

Observasi dilakukan peneliti saat guru berdiskusi tentang masalah atau

hambatan dan pemecahannya dalam kegiatan rapat kerja guru baik secara

individu maupun kelompok. Observasi terhadap aspek sikap guru dilakukan dengan

menggunakan format observasi yang sama dengan format observasi yang digunakan

pada siklus I.

Evaluasi dilakukan pada akhir pertemuan siklus II, dengan menggunakan

format penilaian yang sama dengan format penilaian yang digunakan pada siklus I.

Adapun aspek yang dinilai, serta cara menilai juga sama dengan penilaian pada siklus

I.
42

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi selama berlangsungnya kegiatan dan hasil

evaluasi pada akhir pertemuan siklus II, maka dilanjutkan dengan mengadakan

refleksi terhadap kegiatan dan hasil kegiatan yang sudah berlangsung.


43

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil PTS

1. Siklus I

Berdasarkan pengamatan awal di SDN __________ Kecamatan

_________Kabupaten ________ semua guru kelas dan guru bidang studi

jarang dan bahkan belum pernah memanfaatkan pertamanan di sekitar

lingkungan sekolah sebagai upaya kenyamanan dalam penyelenggaraan

kegiatan belajar mengajar di sekolah, hal ini disebabkan oleh kurangnya

pemahaman dan kemampuan guru untuk memanfaatkan lingkungan sekolah

sebagai mediasi kenyamanan belajar. Selama ini guru lebih banyak

menggunakan buku paket dan alat peraga yang dimiliki sekolah sebagai

sumber belajar untuk melengkapi kegiatan pembelajaran di kelas. Demikian

pula kegiatan pembelajaran di luar kelas sangat jarang dan bahkan tidak

pernah dilakukan dengan alasan tidak cukup waktu , masalah keamanan dan

keselamatan siswa.Hal ini sudah tentu kurang sesuai dengan pembelajaran

yang menggunakan pendekatan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan

menyenangkan (Pakem) yang harus dilaksanakan dalam penterapan

kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Kegiatan dalam siklus I ini,

diawali dengan kegiatan diskusi atau rapat kerja guru bersama komite sekolah
44

tentang permasalahan yang dihadapi dalam pemanfaatan pertamanan di

lingkungan sekitar sekolah sebagai penunjang prasarana tata ruang kantor

yang sejuk, bersih dan rapi. Saat guru berdiskusi dalam rapat kerja guru pada

siklus I, peneliti mengadakan observasi tentang sikap guru dalam berdiskusi

yang hasilnya sebagai berikut :

Tabel. 4.1.1. Data Hasil Observasi

Aspek yang diobservasi Jumlah


Kerjasama Aktivitas Perhatian Presentasi
Nama Responden (1- 10) (1 – 40) (1– 20) (1- 30) Skor Kata
No
Penelitian Mak. Gori

100
1 A 8 25 12 27 80 B
2 B 8 35 19 26 80 B
3 C 8 20 17 27 80 B
4 D 8 40 13 27 80 B
5 E 8 30 15 26 81 B
6 F 8 34 14 22 79 C
7 G 8 28 19 23 78 C
8 H 8 32 15 25 77 C
Jumlah 64 243 125 203 635
Rata-rata 8.00 30.38 15.63 25.38 79.38 C

Penilaian terhadap kooperasi antar guru dalam bentuk program

perencanaan pelaksanaan tata ruang kantor yang disusun Kepala Sekolah dan

guru dalam siklus I,didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel.4.1.2. Data Hasil Penilaian Rapat Kerja Guru


45

Aspek yang dinilai Jumla


N Jumlah Katagor
Nama Responden h
o 1 2 3 4 Skor i
Nilai
1 4 4 4 5 17 85 B
2 5 4 4 3 16 80 B
3 5 4 3 5 17 85 B
4 4 4 4 5 17 85 B
5 4 4 3 4 15 75 C
6 4 4 3 4 15 75 C
7 4 3 3 3 13 65 C
8 5 4 3 4 16 80 B
Jumlah 34 31 28 33 126 630
Rata-rata 78.7

4.25 3.88 3.50 4.13 15.75 5 C

Sedangkan penilaian implementasi pemanfaatan pertamanan di sekitar

lingkungan sekolah sebagai prasarana penunjang teknik tata ruang kantor

guru yang sejug dan asri di siklus I didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel.4.1.3. Data Hasil Penilaian Pelaksanaan Rapat Kerja Guru

Aspek yang dinilai Jumlah Jumlah Kata


No Nama Responden
1 2 3 4 5 6 Skor Nilai gori
1 5 4 5 4 4 4 26 86.67 B
2 4 3 4 4 3 4 22 73.33 C
3 5 4 4 4 5 5 27 90.00 A
4 4 3 4 4 3 4 22 73.33 C
5 4 3 4 3 4 3 21 70.00 C
6 5 4 4 4 4 5 26 86.67 B
46

7 4 3 3 4 3 3 20 66.66 C
8 4 4 4 4 4 4 24 80.00 B
Jumlah 34 28 32 32 30 32 188 626.67
Rata-rata 4.25 3.5 4 4 3.75 4 23.5 78.33 C

Data penelitian tindakan sekolah yang diperoleh dari hasil observasi

terhadap sikap guru dalam kegiatan rapat kerja guru tentang tata rauang

kantor yang kondusif sebagai motivasi guru dalam melaksanakan kegiatan

belajar mengjar di sekolah pada siklus I, hasilnya termasuk katagori “cukup”

dengan rata-rata nilai 79,38. Hal ini menunjukkan bahwa guru dalam

berdiskusi belum menampakkan kerjasama, aktivitas dan perhatian yang baik

terhadap permasalahan tata ruang kantor dan diperlukan bimbingan yang

lebih intensif oleh peneliti selaku supervisor kependidikan TK/SD di

Kecamatan __________ Kecamatan _________Kabupaten ________.

Sementara itu, penilaian implementasi terhadap pemanfaatan

pertamanan di lingkungan sekitar sekolah sebagai prasarana tambahan atau

penunjang kesejukan suasana dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah,

hasilnya termasuk katagori “cukup” dengan rata-rata nilai 78.33. Hal ini

menunjukkan bahwa guru dalam mengimplementasikan kegiatan penelitian

belum optimal, sehingga perlu peningkatan.

Dengan adanya hasil observasi dan penilaian pada kegiatan siklusI

maka peneliti melakukan refleksi. Dari refleksi terhadap seluruh kegiatan

pada siklus I, maka ditemukan beberapa hambatan yang mengakibatkan


47

belum optimalnya kemampuan Kepala Sekolah dan Guru dalam menata

ruang kantor guru dan ruang kepala sekolah . Adapun hambatan-hambatan

tersebut, antara lain guru belum sepenuhnya memahami manfaat pelestarian

lingkungan sekolah yang asri dan sejuk, dan guru dalam membuat opini

tentang tata ruang kantor belum sesuai dengan yang diharapkan.

2. Siklus II.

Pada siklus II, kegiatan yang dilaksanakan adalah mendiskusikan

hambatan-hambatan yang dialami dalam menyusun gagasan dan pelaksanaan

membuat tata ruang kantor yang kondusif di SDN __________ Kecamatan

_________Kabupaten ________, pada siklus I melalui kegiatan rapat kerja

guru

Sebagaimana kegiatan peneliti pada siklus I, maka kegiatan pada siklus

keduapun dilakukan observasi, evaluasi dan penilaian. Hasil observasi

terhadap sikap guru dalam berdiskusi pada siklus II dapat disajikan sebagai

berikut :

Tabel. 4.2.1. Data Hasil Observasi


48

Aspek yang diobservasi Jumlah


Kerjasama Aktivitas PerhatianPresenta Kata
No Nama Responden Skor
si Gori
(1- 10) (1 – 40) (1– 20) (1- 30) Mak.100
1 A 8 40 17 30 86 B
2 B 8 38 16 24 83 B
3 C 8 33 17 28 92 A
4 D 8 42 15 27 85 B
5 E 8 30 16 26 82 B
6 F 8 35 16 26 83 B
7 G 8 38 15 27 86 B
8 H 8 32 14 26 82 B
Jumlah 64 276 125 214 679
Rata-rata 8.00 34.50 15.63 26.75 84.88 B

Penilaian terhadap kooperasi antar guru dalam bentuk

program perencanaan pelaksanaan tata ruang kantor yang disusun Kepala

Sekolah dan guru dalam siklus II,didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel.4.2.2. Data Hasil Penilaian Rapat Kerja Guru

Juml
Aspek yang dinilai
Juml Kat
N ah
Nama responden ah agor
o 1 2 3 4 Sko
Nilai i
r
1 A 4 4 4 5 17 85 B
2 B 5 4 4 4 17 85 B
3 C 4 4 4 5 17 85 B
4 D 4 4 4 5 17 85 B
5 E 4 4 4 4 16 80 B
6 F 4 4 4 4 16 80 B
49

7 G 4 4 4 4 16 80 B
8 H 4 4 4 4 16 80 B
Jumlah 35 32 30 35 132 660
Rata-rata 4.38 4.00 3.75 4.38 16.50 82.50 B

Hasil penilaian terhadap Pelaksanaan gagasan tentang tata ruang kantor

dapat disajikan sebagai berikut:

Tabel.4.2.3. Data Hasil Penilaian Pelaksanaan gagasan dalam RKG

Aspek yang dinilai Jumla


Jumlah Kata
No Nama Responden h
1 2 3 4 5 6 Skor gori
Nilai
1 A 5 4 5 4 4 4 26 86.67 B
2 B 4 4 4 4 4 4 24 80.00 B
3 C 5 4 4 5 4 5 27 90.00 A
4 D 4 3 4 4 4 4 23 76.67 C
5 E 4 4 4 4 4 4 24 80.00 B
6 F 5 4 4 4 4 5 26 86.67 B
7 G 4 4 4 4 4 4 24 73.33 C
8 H 4 4 4 4 4 4 24 80.00 B
Jumlah 35 30 33 33 32 34 197 656.67
Rata-rata 4.3 3.7 4.1 4.1 4.0

8 5 3 3 0 4.25 24.63 82.08 B

Data yang diperoleh dari observasi sikap guru pada siklus II, setelah

dianalisis ada peningkatan kearah perbaikan yaitu berada pada katagori

“baik”, dengan rata-rata nilai 84.88. Sedangkan untuk penilaian gagasan dan

penilaian pelaksanaan gagasan, masing-masing juga ada peningkatan yang


50

lebih baik yaitu: untuk pembelajaran berada pada katagori “baik” dengan nilai

rata-rata 82.50, dan untuk penilaian pelaksanaan gagasan di SDN ___berada

pada katagori “baik” dengan nilai rata-rata 82.08. Dengan melihat hasil pada

siklus II, maka refleksi terhadap hasil yang diperoleh peneliti pada siklus II

ini adalah adanya peningkatan kemampuan guru dalam membuat tata ruang

kantor yang asri, rapi bersih dan nyaman dengan memanfaatkan pertamanan

di lingkungan sekitar sekolah sebagai motivasi guru dalam

menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar. Hal ini dibuktikan dengan nilai

rata-rata yang diperoleh dalam memprogramkan gagasan serta dalam

implementasinya di sekolah yang sudah menunjukkan adanya peningkatan

yang signifikan .

B. Pembahasan. Atas Hasil Tindakan

. Dari 7 orang guru dan 1 Kepala Sekolah yang terlibat, 5 orang sudah

mendapat skor dengan katagori “baik” sedangkan 3 orang dengan katagori

“cukup”.Oleh karena itu dilanjutkan dengan tindakan siklus II yang hasilnya

secara umum ada peningkatan ke arah yang lebih baik yaitu 75% guru sudah

mendapatkan katagori baik dengan skor rata-rata 80 – 89.Hal ini sudah sesuai

dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Secara rinci perolehan nilai rata-
51

rata peningkatan kemampuan guru dalam menampilkan gagasan guna perbaikan

tata ruang kantor dan memanfaatkan pertamanan di lingkungan sekitar sekolah

sebagai motivasi guru dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yaitu

nilai rata-rata observasi hasil kegiatan diskusi 79,38 di siklus I menjadi 84,88 di

siklus II ada peningkatan 5,5. kegiatan penyusunan skenario pembelajaran nilai

rata-rata 78,75 di siklus I menjadi 82,50 di siklus II ada peningkatan 3,75,

kegiatan pembelajaran atau dalam proses belajar mengajar nilai rata-rata 78,33 di

sklus I menjadi 82,08 di siklus II, ada peningkatan 3,75.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan siklus I dan siklus II tersebut di

atas, maka dapat disimpulkan bahwa: Ada peningkatan kemampuan guru dalam
52

menampilkan gagasan guna perbaikan tata ruang kantor dan memanfaatkan

pertamanan di lingkungan sekitar sekolah sebagai motivasi guru dalam

menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar di SDN __________ Kecamatan

_________Kabupaten ________B. Saran

Dari simpulan tersebut di atas, disarankan :

Kepada.guru-guru khususnya guru di SDN __________ Kecamatan

_________Kabupaten ________ dalam meningkatkan motivasi mengajar agar

memanfaatkan semaksimal mungkin lingkungan sekolah dan lingkungan siswa

yang sesuai dengan petunjuk supervisi kependidikan dalam memecahkan

masalah yang dihadapi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Cooper, cary L. 2004. Psikologi Untuk Manajer. Jakarta: Arcan.

2. Gie, Liang The. 2003. Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta:

Nur Cahaya.

3. Komaruddin. 2005. Manajemen Kantor Teori dan Praktek. Bandung:

Sinar Baru.
53

4. Moekijat. 2000. Manajemen Keguru dalam mengajar an (Personal

Manajemen). Bandung: Alimni.

5. Sapir. 2001. Manajemen Perkantoran. Malang: IKIP MALANG

6. Tedjasutisna, Ating dkk. 2004. Administrasi Kantor. Bandung:

Armico.

Lampiran

Tabel : Penelitian Tindakan Sekolah


Tentang Tata Ruang kantor

Variabel Sub Variabel Indikator Sumber Metode


1. Tata Ruang 2.1. P  Jumlah unit  Pegawai Angket

Kantor erencanan Observasi


aktivitas
Ruang
 Jumlah ruangan
54

Kantor  luas ruangan

 jenis aktivitas

 jumlah

peralatan kantor

 jenis mesin

kantor

 perabot kantor

.2. Pengatur  mesin kantor Angket

an Ruang  Pegawai Observasi


 peralatan kantor
Kantor.
 fleksibilitas

ruangan

 suara Angket

.3. Kondisi  cahaya Observasi

Fisik 
 udara Pegawai
Ruangan
 warna
Kantor
55

Lampiran II

Tabel. : Data Keberhasilan Observasi

Aspek yang diobservasi Jumlah


Kerjasama Aktivitas PerhatianPresenta Kata
No Nama Responden Skor
si Gori
(1- 10) (1 – 40) (1– 20) (1- 30) Mak.100
1 A 8 40 17 30 86 B
56

2 B 8 38 16 24 83 B
3 C 8 33 17 28 92 A
4 D 8 42 15 27 85 B
5 E 8 30 16 26 82 B
6 F 8 35 16 26 83 B
7 G 8 38 15 27 86 B
8 H 8 32 14 26 82 B
Jumlah 64 276 125 214 679
Rata-rata 8.00 34.50 15.63 26.75 84.88 B
57

Lampiran III

Tabel. : Data Keberhasilan Penilaian Rapat Kerja Guru

N Aspek yang dinilai Jumlah Jumlah


Nama responden Katagori
o 1 2 3 4 Skor Nilai
1 A 4 4 4 5 17 85 B
2 B 5 4 4 4 17 85 B
3 C 4 4 4 5 17 85 B
4 D 4 4 4 5 17 85 B
5 E 4 4 4 4 16 80 B
6 F 4 4 4 4 16 80 B
7 G 4 4 4 4 16 80 B
8 H 4 4 4 4 16 80 B
Jumlah 35 32 30 35 132 660
Rata-rata 4.38 4.00 3.75 4.38 16.50 82.50 B
58

Lampiran IV

Tabel. : Data Keberhasilan Pelaksanaan gagasan dalam RKG

Aspek yang dinilai Jumla


Jumlah Kata
No Nama Responden h
1 2 3 4 5 6 Skor gori
Nilai
1 A 5 4 5 4 4 4 26 86.67 B
2 B 4 4 4 4 4 4 24 80.00 B
3 C 5 4 4 5 4 5 27 90.00 A
4 D 4 3 4 4 4 4 23 76.67 C
5 E 4 4 4 4 4 4 24 80.00 B
6 F 5 4 4 4 4 5 26 86.67 B
7 G 4 4 4 4 4 4 24 73.33 C
8 H 4 4 4 4 4 4 24 80.00 B
Jumlah 35 30 33 33 32 34 197 656.67
Rata-rata 4.3 3.7 4.1 4.1 4.0

8 5 3 3 0 4.25 24.63 82.08 B

Lampiran V

TABEL : FORM DAFTAR HADIR


SUBJEK PENELITIAN TINDAKAN
59

Aspek Kegiatan PTS : __________________________

Tanggal Kegiatan : __________________________

Tempat Kegiatan : __________________________

No Nama SP Uraian Kegiatan TTD


1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8

______ , _______________

Peneliti

Lampiran VI

Sampel Draf : Surat permohonan Ijin Tempat


Penelitian Tindakan Kepada
Kepala Sekolah di SD Binaan

Kepada YTH. Bapak / Ibu Kepala Sekolah _____________


60

Di
Tempat

Dengan Hormat,
Dengan surat ini, saya selaku Pengawas TK/SD Di Kecamatan __________
Kecamatan _________Kabupaten ________ memohon Ijin kepada Sdr. Kepala
Sekolah : _______ untuk mengadakan Penelitian Tindakan Sekolah.
Adapun Jadwal Kegiatan PTS, saya lampirkan di bawah ini
Untuk itu, saya mohon sekiranya untuk memberikan idsin peneyelenggaran kegiatan
tersebut di Sekolah Dasar : __________
Demikian Surat permohonan ijin ini, saya buat dan terima kasih atas kerjasamanya.

____ , _________
Hormat Saya,

Peneliti
61

Lampiran VII

Sampel Draf : Surat Permohonan Ijin Penyelenggaraan


Penelitian Tindakan Sekolah di Lingkungan
Kantor Pendidikan Kabupaten ______

Kepada YTH. Bapak Koordinator Pengawas Kabupaten _________


Di
Tempat

Dengan Hormat,
Dengan surat ini, saya selaku Pengawas TK/SD Di Kecamatan __________
Kecamatan _________Kabupaten ________memohon Ijin kepada Bapak ; ______
selaku Koordinator Pengawas Kab. ______untuk mengadakan Penelitian Tindakan
Sekolah di Lingkungan Kantor Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan ____Kab.
_____
Adapun Jadwal Kegiatan PTS, saya lampirkan di bawah ini
Untuk itu, saya mohon sekiranya untuk memberikan idsin penyelenggaran Kegiatan
tersebut.
Demikian Surat permohonan ijin ini saya buat, dan terima kasih atas kerjasamanya.

_____ , _________
Hormat Saya,

Peneliti
62

Anda mungkin juga menyukai