Anda di halaman 1dari 32

STRATEGI PELAKSANAAN

1. ISOLASI SOSIAL

A. Proses Keperawatan.
1. Kondisi Klien
Data subjektif :
 Klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain.
 Klien mengatakan orang-orang jahat dengan dirinya.
 Klien merasa orang lain tidak selevel.
Data objektif :
 Klien tampak menyendiri.
 Klien terlihat mengurung diri.
 Klien tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain.
2. Diagnosa Keperawatan.
Isolasi Sosial.
3. Tujuan
Umum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain
Khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial.
c. Klien mampu menyebutkan keuntungan dan kerugian hubungan dengan orang lain.
d. Klien dapat melaksanakan hubungan social secara bertahap.
e. Klien mampu menjelaskan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain.
f. Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial.
g. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.
4. Tindakan Keperawatan.
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien.
c. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain.
d. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian berinteraksi dengan orang lain
e. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
f. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang
lain dalam kegiatan harian.
B. Proses Pelaksanaan
Diagnosa 1 : isolasi sosial
Sp 1 : melatih bercakap – cakap antara klien dan keluarga
Sp 2 : dengan 2 orang lain,
Sp 4-5 orang dan
Sp 5 : melakukan kegiatan sosial”
1. Fase Orentasi.
a. Salam Terapeutik.
Assalamualaikum..!!! selamat pagi bu… perkenalkan nama saya belia. Saya mahasiswa
praktek dari Fakultas Keperawatan UNAND yang akan dinas di ruangan flamboyan ini
selama 2 minggu. Hari ini saya dinas pagi dari jam 07:00 pagi sampai jam 14:00 siang.
Saya akan merawat ibu selama di rumah sakit ini. Nama ibu siapa? Senangnya ibu di
panggil apa?
b. Evaluasi / Validasi.
Bagaimana perasaan Bu hari ini? O.. jadi Bu merasa bosan dan tidak berguna.
c. Kontrak.
 Topik :
Baiklah Bu, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang perasaan Bu dan
kemampuan yang Bu miliki? Apakah bersedia? Tujuananya Agar ibu dengan saya dapat
saling mengenal sekaligus ibu dapat mengetahui keuntungan berinteraksi dengan orang
lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
 Waktu :
Berapa lama Bu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?
 Tempat :
Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?.
2. Fase kerja.
Dengan siapa ibu tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan ibu? apa yang
menyebabkan ibu dekat dengan orang tersebut? Siapa anggota keluarga dan teman ibu
yang tidak dekat dengan ibu? apa yang membuat ibu tidak dekat dengan orang lain? Apa
saja kegiatan yang biasa ibu lakukan saat bersama keluarga? Bagaimana dengan teman-
teman yang lain? Apakah ada pengalaman yang tidak menyenangkan ketika bergaul
dengan orang lain? Apa yang menghambat ibu dalam berteman atau bercakap-cakap
dengan orang lain?
Menurut ibu apa keuntungan kita kalau mempunyai teman? Wah benar, kita mempunyai
teman untuk bercakap-bercakap. Apa lagi ibu? (sampai pasien dapat menyebutkan
beberapa) Nah kalau kerugian kita tidak mempunyai teman apa ibu? ya apa lagi?
(sampai menyebutkan beberapa) jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya. Kalau
begitu ingin ibu belajar berteman dengan orang lain? Nah untuk memulainya sekrang
ibu latihan berkenalan dengan saya terlebih dahulu. Begini ibu, untuk berkenalan dengan
orang lain dengan orang lain kita sebutkan dahulu nama kita dan nama panggilan yang
kita sukai. Contohnya: nama saya belia, senang sipanggil abel. Selanjutnya ibu
menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya nama ibu siapa ?
senangnya dipanggil apa? Ayo bu coba dipraktekkan! Misalnya saya belum kenal
dengan ibu. coba ibu berkenalan dengan saya.
Ya bagus sekali ibu!! coba sekali lagi ibu..!!! bagus sekali ibu!! setelah berkenalan
dengan ibu orang tersebut ibu bisa melanjutkan percakapan tentang hal-hal yang
menyenangkan ibu bicara. Misalnya tentang cuaca, tentang hobi, tentang keluarga,
pekerjaan dan sebagainya, nah bagaimana kalau sekarang kita latihan bercakap-cakap
dengan teman ibu. (dampingi pasien bercakap-cakap).

3. Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan berkenalan? Nah sekarang coba ulangi dan
peragakan kembali cara berkenalan dengan orang lain!
b. RTL
Baiklah ibu, dalam satu hari mau berapa kali ibu latihan bercakap-cakap dengan teman?
Dua kali ya ibu? baiklah jam berapa ibu akan latihan? Ini ada jadwal kegiatan, kita isi
pasa jam 11:00 dan 15:00 kegiatan ibu adalah bercakap-cakap dengan teman sekamar.
Jika ibu melakukanya secara mandiri makan ibu menuliskan M, jika ibu melakukannya
dibantu atau diingatkan oleh keluarga atau teman maka ibu buat ibu, Jika ibu tidak
melakukanya maka ibu tulis T. apakah ibu mengerti? Coba ibu ulangi? Naah bagus ibu.
c. Kontrak yang akan datang :
 Topik :
Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang pengalaman ibu
bercakap-cakap dengan teman-teman baru dan latihan bercakap-cakap dengan topik
tertentu. apakah ibu bersedia?
 Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00?
 Tempat :
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu?? Baiklah
bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok ibu. saya permisi
Assalamualaikum WR,WB.

Diagnosa 2 : Defisit perawatan diri : mandi, berdandan


Tujuan umum :
klien mampu melakukan perawatan diri: higiene.
Tujuan khusus:
1. Klien dapat menyebutkan pengertian dan tanda tanda kebersihan diri
Tindakan :
1.1. Diskusikan bersama klien tentang pengertian bersih dan tanda tanda bersih
1.2. Beri reinforcement positif bila klien mampu melakukan hal yang positif.
2. Klien dapat menyebutkan penyebab tidak mau menjaga kebersihan diri
Tindakan :
2.1. Bicarakan dengan klien penyebab tidak mau menjaga kebersihan diri
2.2. Diskusikan akibat dari tidak mau menjaga kebersihan diri
3. Klien dapat menyebutkan manfaat higiene
Tindakan:
3. 1. Diskusikan bersama klien tentang manfaat higiene
3.2. Bantu klien mengidentifikasikan kemampuan untuk menjaga kebersihan diri
4. Klien dapat menyebutkan cara menjaga kebersihan diri
Tindakan:
4. 1. Diskusikan dengan klien cara menjaga kebersihan diri: andi 2x sehari (pagi dan
sore) dengan memakai sabun mandi, gosok gigi minimal 2x sehari dengan pasta gigi,
mencuci rambut minimal 2x seminggu dengan sampo, memotong kuku minimal 1x
seminggu, memotong rambut minimal 1 x sebulan.
4.2. Beri reinforcement positif bila klien berhasil
5. Klien dapat melaksanakan perawatan diri higiene dengan bantuan minimal
Tindakan:
5. 1. Bimbing klien melakukan demonstrasi tentang cara menjaga kebersihan diri
5.2. Dorong klien untuk melakukan kebersihan diri dengan bantuan minimal
6. Klien dapat melakukan perawatan diri higiene secara mandiri
Tindakan:
6.1. Beri kesempatan klien untuk membersihkan diri secara bertahap
6.2. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya setelah membersihkan diri
6.3 Bersama klien membuat jadwal menjaga kebersihan diri
6.4. Bimbing klien untuk melakukan aktivitas higiene secara teratur
7. Klien mendapat dukungan keluarga
Tindakan:
7. 1. Beri pendidikan kesehatan tentang merawat klien untuk kebersihan diri melalui
pertemuan keluarga
7.2. Beri reinforcement positif atas partisipasi aktif keluarga

STRATEGI PELAAKSANAAN PERAWAT (SP)


SP1 Pasien: Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawat
diri dan melatih pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri

ORIENTASI
“Selamat pagi, kenalkan saya suster R”
”Namanya siapa, senang dipanggil siapa?”
”Saya perawat Puskesmas ...., saya yang akan merawat T?”
“Dari tadi suster lihat T menggaruk-garuk badannya, gatal ya?”
” Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri ? ”
” Berapa lama kita berbicara ?. 20 menit ya...?. Mau dimana...?. disini aja ya. ”
KERJA
“Berapa kali T mandi dalam sehari? Apakah T sudah mandi hari ini? Menurut T apa
kegunaannya mandi ?Apa alasan T sehingga tidak bisa merawat diri? Menurut T apa
manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang
tidak merawat diri dengan baik seperti apa ya...?, badan gatal, mulut bau, apa lagi...?
Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut T yang bisa
muncul ?” Betul ada kudis, kutu...dsb.
“Apa yang T lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja T menyisir
rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau tujuan sisiran dan
berdandan?”
(Contoh untuk pasien laki-laki)
“Berapa kali T cukuran dalam seminggu? Kapan T cukuran terakhir? Apa gunanya
cukuran? Apa alat-alat yang diperlukan?”. Iya... sebaiknya cukuran 2x perminggu,
dan ada alat cukurnya?”. Nanti bisa minta ke perawat ya.
“Berapa kali T makan sehari?
”Apa pula yang dilakukan setelah makan?” Betul, kita harus sikat gigi setelah makan.”
“Di mana biasanya T berak/kencing? Bagaimana membersihkannya?”. Iya... kita
kencing dan berak harus di WC, Nach... itu WC di ruangan ini, lalu jangan lupa
membersihkan pakai air dan sabun”.
“Menurut T kalau mandi itu kita harus bagaimana ? Sebelum mandi apa yang perlu
kita persiapkan? Benar sekali..T perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk, sikat gigi,
shampo dan sabun serta sisir”.
”Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, suster akan membimbing T
melakukannya. Sekarang T siram seluruh tubuh T termasuk rambut lalu ambil
shampoo gosokkan pada kepala T sampai berbusa lalu bilas sampai bersih.. bagus
sekali.. Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu siram
dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol.. giginya disikat mulai dari
arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi T mulai dari depan sampai belakang. Bagus,
lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh tubuh T sampai bersih
lalu keringkan dengan handuk. T bagus sekali melakukannya. Selanjutnya T pakai
baju dan sisir rambutnya dengan baik.”
TERMINASI
“Bagaimana perasaan T setelah mandi dan mengganti pakaian ? Coba T
sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah T lakukan tadi ?”.
”Bagaimana perasaan Tina setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya kebersihan
diri tadi ? Sekarang coba Tina ulangi lagi tanda-tanda bersih dan rapi”
”Bagus sekali mau berapa kali T mandi dan sikat gigi...?dua kali pagi dan sore,
Mari...kita masukkan dalam jadual aktivitas harian. Nach... lakukan ya T..., dan beri
tanda kalau sudah dilakukan Spt M ( mandiri ) kalau dilakukan tanpa disuruh, B (
bantuan ) kalau diingatkan baru dilakukan dan T ( tidak ) tidak melakukani? Baik
besok lagi kita latihan berdandan. Oke?” Pagi-pagi sehabis makan.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
Masalah : Defisit Perawatan Diri
Membimbing pasien menjaga perawatan diri :menggosok gigi
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
a Klien tampak giginya kotor.
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri :kebersihan diri berhubungan dengan menurunnya kemampuan
diri motivasi perawatan diri .
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat melaksanakan perawatan diri dengan bantuan perawat
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi. Mas Tono,masih ingat dengan suster Ari?Seperti janji kita kemarin ktita
akan ngobrol yang bertujuan untuk mengetahui cara- cara menjaga perawatan diri ,mas
Tono bersedia?
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan mas Tono hari ini ?....pagi tadi mas Tono,apakah sudah
menggosok gigi ?”
c. Kontrak
1) Topik
“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang cara- cara menjaga perawatan diri
khususnya menggosok gigi?
2) Tempat
“Dimana kita akan berbincang-bincang Mas ?, o o o.... di teras dekat kamar mandi
ujung, baiklah”.
3) Waktu
“Kita akan bercakap-cakap berapa menit ?”. “15 menit !”, ya baiklah”.
2. Kerja
“yeah sekarang kita akan belajar cara menggosok gigi, pertama mas Tono siapkan
alatnya dulu, seperti handuk, pasta gigi, gelas untuk berkumur dan sikat gigi. Pertama
mas Tono berkumur,kemudian buka pasta gigi oleskan pada sikat gigi secara
merata,kemudian menggosok gigi secara merata ,gigi disikat dari arah atas kebawah,
menggosok seluruh gigi dari depan sampai belakang kemudian masTono berkumur dan
membuang pada tempatnya misalnya ini ada bengkok, setelah semuanya selesai
bersihkan mulut menggunakan handuk.Sekarang mas Tono coba.
3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan mas Joko setelah belajar cara menggosok gigi yang benar ?”.
b. Evaluasi Obyektif
“ Tampaknya tadi mas Tono sudah dapat menggosok gigi dengan cara yang benar.tepat
sekali”
c. Rencana Tindak Lanjut
“Baiklah mas, mulai nanti sore mas Tono mulai menggosok gigi setiap kali mandi dan
sebelum tidur.”
d. Kontrak
1) Topik
“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang cara menjaga perawatan diri berpakaian
yang rapi?Setuju”.
2) Tempat
“Baiklah kalau begitu, dimana kita akan bercaka-cakap, mungkin Mas Joko punya
tempat yang teduh dan santai untuk ngobrol ?”
3) Waktu
“Berapa lama kita akan bercakap-cakap ?”. ”10 menit atau 15 menit”. “Sampai jumpa
besok ya, Mas!”.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)


Masalah : Defisit Perawatan Diri
Mendiskusikan tentang pentingnya perawatan diri

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
a Klien tampak kumal
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri : kebersihan diri berhubungan dengan menurunnya kemampuan
diri motivasi perawatan diri .
3. Tujuan Khusus
a. Klien mengetahui tentang pentingnya perawatan diri
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi. Mas Tono,masih ingat dengan suster Ari?Seperti janji kita kemarin kita
akan ngobrol yang bertujuan untuk mengetahui pentingnya menjaga perawatan diri ,mas
Tono bersedia?
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan mas Tono hari ini ?....pagi tadi mas Tono,apakah sudah
mandi,menggosok gigi, keramas?”
c. Kontrak
1) Topik
“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang pentingnya menjaga perawatan diri?
2) Tempat
“Dimana kita akan berbincang-bincang Mas ?, o o o.... di teras dekat kamar mandi
ujung, baiklah”.
3) Waktu
“Kita akan bercakap-cakap berapa menit ?”. “15 menit !”, ya baiklah”.
2. Kerja
“yeah sekarang kita akan ngobrol tentang pentingnya menjaga perawatan
diri.Nah.....sekarang apa yang menyebabkan mas Tono tidak melakukan perawatan
diri?...............menurut mas Tono manfaat perawatan diri secara
fisik?................,mental?................,sosial?...............Kemudian menurut mas tono tanda
tanda perawatan diri yang baik seperti apa?................(didiskusikan bersama
perawat)...Klo orang yang tidak mau menjaga perawatan diri dengan baik dapat
menyebabkan penyakit atau gangguan kesehatan seperti............Bagus sekali mas Tono
sudah mengetahui tentang pentingnya perawatan diri.
3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan mas Joko setelah bercakap –cakap tentang pentingnya menjaga
perawatan diri?”.
b. Evaluasi Obyektif
“ Tampaknya tadi mas Tono sudah dapat menyebutkan alasan mas Tono tidak mau
melaksanakan perawatan diri,kemudian manfaat menjaga perawatan diri, tanda-tanda
perawatan diri yang baik dan penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
kurangnya perawatan diri.”
c. Rencana Tindak Lanjut
“Baiklah mas, setelah kita bercakap-cakap, nanti sore mas Tono mengingat kembali
tentang tanda-tanda perawatan diri yang baik dan jangan lupa mas Tono nanti sore
mandi.
d. Kontrak
1) Topik
“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang cara menjaga perawatan diri:mandi yang
benar?Setuju”.
2) Tempat
“Baiklah kalau begitu, dimana kita akan bercaka-cakap, mungkin Mas Joko punya
tempat yang teduh dan santai untuk ngobrol ?”
3) Waktu
“Berapa lama kita akan bercakap-cakap ?”. ”10 menit atau 15 menit”. “Sampai jumpa
besok ya, Mas!”.

2.HALUSINASI DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


Hari : Kamis, 24 April 2014.
Pertemuan :1
Sp/Dx : 1/ Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi pendengaran.
Ruangan : Flamboyan
Nama Klien : Nn. W
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien.
Data subjektif :
 Klien mengatakan mendengar suara laki-laki yang mengejeknya.
 Klien mengatakan suara itu datang ketika sendiri di kamar.
Data objektif :
 Klien tampak tertawa sendiri.
 Klien tampak mengarahkan telinganya ke suatu tempat.
2. Diagnosa Keperawatan.
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan Tindakan Keperawatan.
Pasien mampu :
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Mengenal halusinasi dan mampu mengontrol halusinasi dengan menghardik.
c. Mengontrol halusinasi dengan enam benar minum obat.
d. Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.
e. Mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas sehari-hari.
4. Tindakan Keperawatan.
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Membantu pasien menyadari gangguan sensori persepsi halusinasi.
c. Melatih pasien cara mengontrol halusinasi.

SP 1 : PENGKAJIAN DAN MENGENAL HALUSINASI.


B. Strategi Komunikasi.
1. Fase Orientasi.
a. Salam terapeutik : Assalamualaikum..!!! selamat pagi bu… perkenalkan nama saya
belia. Saya mahasiswa praktek dari Fakultas Keperawatan UNAND yang akan dinas di
ruangan flamboyan ini selama 2 minggu. Hari ini saya dinas pagi dari jam 07:00 pagi
sampai jam 14:00 siang. Saya akan merawat mbak selama di rumah sakit ini. Nama
mbak siapa? Senangnya mbak di panggil apa ?
b. Evaluasi/validasi : Bagaimana keadaan W hari ini ?
c. Kontrak :
 Topik : Baiklah W, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang suara yang
mengganggu W dan cara mengontrol suara-suara tersebut, Apakah bersedia?
 Waktu : Berapa lama W mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?
 Tempat : W mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu? Baiklah
W.
2. Fase Kerja .
Apakah W mendengar suara tanpa ada wujudnya? Saya percaya W mendengar suara
tersebut, tetapi saya sendiri tidak mendengar suara itu. Apakah W mnedengarnya trus
menerus atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering W mendengar suara itu? Berapa
kali dalam sehari W mendengarnya? Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada
waktu sendiri? Apa yang W rasakan ketika mendengar suara itu? Bagaimana perasaan
W ketika mendengar suara tersebut? Kemudian apa yang W lakukan? Apakah dengan
cara tersebut suara-suara itu hilang? Apa yang W alami itu namanya Halusinasi. Ada
empat cara untuk mengontrol halusinasi yaitu menghardik, minum obat, bercakap-cakap,
dan melakukan aktifitas.
Bagaimana kalau kita latih cara yang pertama dahulu, yaitu dengan menghardik,
apakah W bersedia? Bagaimana kalau kita mulai ya.. baiklah saya akan mempraktekan
dahulu baru W mempraktekkan kembali apa yang telah saya lakukan. Begini W jika
suara itu muncul katakan dengan keras “ pergi..pergi saya tidak mau dengar.. kamu suara
palsu” sambil menutup kedua telinga W. seperti ini ya W. coba sekarang W ulangi lagi
seperti yang saya lakukan atdi. Bagus sekali W, coba sekali lagi W. wah bagus sekali W.
3. Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan W setelah kita kita bercakap-cakap? Jadi suara-suara itu
menyuruh W untuk mengejek, terus menerus terjadi dan terutama kalau sendiri dan W
merasa kesal. Seperti yang telah kita perlajari bila suara-suara itu muncul W bisa
mengatakan “ pergi-pergi saya tidak mau dengar kamu suara palsu”
b. RTL :
W lakukan itu sampai suara itu tidak terdengar lagi, lakukan itu selama 3 kali sehari
yaitu jam 90:00, 14:00 dan jam 20:00 cara mengisi buku kegiatan harian adalah sesuai
dengan jadwal keegiatan harian yang telah kita buat tadi ya W? . Jika W melakukanya
secara mandiri makan W menuliskan M, jika W melakukannya dibantu atau diingatkan
oleh keluarga atau teman maka W buat W, Jika W tidak melakukanya maka W tulis T.
apakah W mengerti? Coba W ulangi? Naah bagus W.
c. Kontrak yang akan datang :
 Topik :
Baik lah W bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang cara yang kedua
yaitu denganminum obat untuk mencegah suara-suara itu muncul, apakah W bersedia?
 Waktu :
W mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00 ?
 Tempat :
W maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu? Baiklah
W besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok W. saya permisi
Assalamualaikum WR,WB.
3. PERILAKU KEKERASAN
Masalah Utama : Perilaku kekerasan/Amuk/Marah
A. PROSES KEPERAWATAN
1) Pengkajian :
a) Data Subyektif :
Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal atau
marah.
Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
b) Data Obyektif :
Mata merah, wajah agak merah.
Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.
Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
Merusak dan melempar barang-barang.
2) Diagnosa keperawatan : Perilaku kekerasan/ngamuk
B. STRTEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Tindakan keperawatan untuk pasien
a. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
3) Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya
4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya
5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik, spiritual,
sosial, dan dengan terapi psikofarmaka.
b. Tindakan
1) Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa
aman dan nyaman saat berinteraksi dengan saudara. Tindakan yang harus saudara
lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah:
a) Mengucapkan salam terapeutik
b) Berjabat tangan
c) Menjelaskan tujuan interaksi
d) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien
2) Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan saat ini dan yang lalu
3) Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan
a) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara fisik
b) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara psikologis
c) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara sosial
d) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara spiritual
e) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara intelektual
4) Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan pada saat marah
secara:
a) verbal
b) terhadap orang lain
c) terhadap diri sendiri
d) terhadap lingkungan
5) Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
6) Diskusikan bersama pasien cara mengontrol perilaku kekerasan secara:
a) Fisik: pukul kasur dan batal, tarik nafas dalam
b) Obat
c) Social/verbal: menyatakan secara asertif rasa marahnya
d) Spiritual: sholat/berdoa sesuai keyakinan pasien
7) Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara fisik:
a) Latihan nafas dalam dan pukul kasur – bantal
b) Susun jadwal latihan dalam dan pukul kasur – bantal
8) Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal
a) Latih mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan baik, meminta
dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik
b) Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal.
9) Latih mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual:
a) Latih mengontrol marah secara spiritual: sholat, berdoa
b) Buat jadwal latihan sholat, berdoa
10) Latih mengontrol perilaku kekerasan dengan patuh minum obat:
a) Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar (benar nama
pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu minum obat, dan
benar dosis obat) disertai penjelasan guna obat dan akibat berhenti minum obat
b) Susun jadwal minum obat secara teratur
11) Ikut sertakan pasien dalam Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi mengontrol
Perilaku Kekerasan

SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya, identifikasi penyebab perasaan


marah, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan,
akibatnya serta cara mengontrol secara fisik I
ORIENTASI:
“Selamat pagi pak, perkenalkan nama saya nurhakim yudhi wibowo, panggil saya
yudi, saya perawat yang dinas di ruangan 9 ini, Nama bapak siapa, senangnya
dipanggil apa?”
“Bagaimana perasaan bapak saat ini?, Masih ada perasaan kesal atau marah?”
“Baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang tentang perasaan marah bapak”
“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang?” Bagaimana kalau 10 menit?
“Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, pak? Bagaimana kalau di
ruang tamu?”
KERJA:
“Apa yang menyebabkan bapak marah?, Apakah sebelumnya bapak pernah marah?
Terus, penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang?. O..iya, apakah ada
penyebab lain yang membuat bapak marah”
“Pada saat penyebab marah itu ada, seperti bapak stress karena pekerjaan atau
masalah uang(misalnya ini penyebab marah pasien), apa yang bapak rasakan?”
(tunggu respons pasien)
“Apakah bapak merasakan kesal kemudian dada bapak berdebar-debar, mata
melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?”
“Setelah itu apa yang bapak lakukan? O..iya, jadi bapak marah-marah, membanting
pintu dan memecahkan barang-barang, apakah dengan cara ini stress bapak hilang?
Iya, tentu tidak. Apa kerugian cara yang bapak lakukan? Betul, istri jadi takut
barang-barang pecah. Menurut bapak adakah cara lain yang lebih baik? Maukah
bapak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan
kerugian?”
”Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, pak. Salah satunya adalahlah
dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik disalurkan rasa marah.”
”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?”
”Begini pak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah bapak rasakan maka bapak berdiri,
lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiupu perlahan –lahan
melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung,
bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, bapak
sudah bisa melakukannya. Bagaimana perasaannya?”
“Nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu
rasa marah itu muncul bapak sudah terbiasa melakukannya”
TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang kemarahan
bapak?”
”Iya jadi ada 2 penyebab bapak marah ........ (sebutkan) dan yang bapak rasakan
........ (sebutkan) dan yang bapak lakukan ....... (sebutkan) serta akibatnya .........
(sebutkan)
”Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah bapak yang lalu, apa
yang bapak lakukan kalau marah yang belum kita bahas dan jangan lupa latihan
napas dalamnya ya pak. ‘Sekarang kita buat jadual latihannya ya pak, berapa kali
sehari bapak mau latihan napas dalam?, jam berapa saja pak?”
”Baik, bagaimana kalau 2 jam lagi saya datang dan kita latihan cara yang lain untuk
mencegah/mengontrol marah. Tempatnya disini saja ya pak, Selamat pagi”

Masalah : Perilaku Kekerasan


Pertemuan : ke 1 (satu)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
Klien datang ke rumah sakit diantar keluarga karena dirumah sering marah-marah dan
ingin memukul seseorang yang menasehatinya.
2. Diagnosa Keperawatan
perilaku kekerasan.
3. Tujuan khusus
TUK 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
TUK 2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab marah
TUK 3. Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan
4. Tindakan keperawatan
a) Bina hubungan saling percaya dengan :
 Beri salam setiap berinteraksi
 Perkenalkan nama, nama panggilan perawat, dan tujuan perawat berkenalan
 menanyakan nama dan panggilan kesukaan klien
 Menunjukan sikap jujur dan menempati janji setiap kali berinteraksi
 Menanyakan perasaan dan masalah yang di hadapi klien
 Buat kontak interaksi dengan jelas
 Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan klien
b) Bantu klien mengungkapkan perasaan kemarahannya :
 Motivasi klien untuk menceritakan penyebab rasa kesal atau jengkel
 Dengarkan tanpa menyela atau member penilaian setiap ungkapan perasaan klien
c) Mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan :
 Motivasi klien menceritakan kondisi fisik (tanda-tanda fisik) saat perilaku kekerasan
 Motivasi klien menceritakan kondisi emosinya (tanda-tanda emosional) saat terjadi
perilaku kekerasan
 Motivasi klien menceritakan kondisi hubungan dengan cara lain (tanda-tanda sosial)
saat terjadi perilaku kekerasan
B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1) Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi mbak” Apakah saya boleh duduk disamping mbak?”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan mbak hari ini?”Wah pagi ini mbak terlihat sangat cerah sekali?
“Perkenalkan mbak,nama saya ....,saya adalah perawat yang akan merawat mbak.”
“Kalau boleh tahu nama mbak siapa?mbak suka dipanggil dengan
Sebutan siapa? Pakai mbak atau ibu?”
“Pada 2 minggu ini saya yang akan bertanggung jawab merawat
mbak dan saya dinas dari jam 07.00 wib-14.00 wib,jadi jika mbak ada sesuatu yang
diperlukan atau ingin disampaikan mbak bisa menyampaikannya kepada saya”
“Saya disini siap membantu mbak untuk menyelesaikan masalah yang mbak hadapi,
Sehingga nantinya saya harapkan mbak pada akhirnya dapat menyelesaikan masalah
mbak sendiri meskipun mbak sudah tidak dirawat di rumah sakit ini.”
“Kalau mbak bersedia untuk bercerita tentang masalah mbak,saya akan mencoba
bersama mbak untuk mencari solusi dari masalah yang mbak hadapi,kalau mbak tidak
mau bercerita mengenai apa yang mbak rasakan, saya tidak dapat mengetahui apa
kebutuhan yang mbak perlukan dan pada akhirnya saya sulit untuk bisa mencari solusi
dari masalah yang mbak hadapi.”
c. Kontrak
1. Topik
“Baik mbak, pagi hari ini kita akan membahas tentang bagaimana cara membina
hubungan saling percaya dengan perawat,mendiskusikan apa yang menyebabkan
mbak marah,dan tanda-tanda ketika mbak sedang marah. Adapun tujuan dari kegiatan
ini adalah agar mbak tidak melakukan tindakan kekerasan.”
2. Tempat
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang selama 15 menit?”apakah mbak
bersedia?’’
3. Waktu
“Mbak ingin berdiskusi dimana,disini atau ditempat lain yang mbak merasa nyaman
untuk bercerita dengan saya?”
“ Mbak,Saya akan merahasiakan informasi yang mbak berikan kepada saya dan
informasi ini hanya akan saya gunakan untuk proses perawataan.”
“ Sebelum kita mulai kegiatan apakah ada yang ingin mbak tanyakan atau yang ingin
mbak sampaikan kepada saya?”
2) Kerja
 “ Bagaimana mbak kalau kita mulai sekarang?”
 “Apa yang membuat mbak menjadi marah?”
“Apakah ada yang membuat mbak kesal?”
 “Apakah sebelumnya mbak pernah marah?”
“Apa penyebabnya? Apakah sama dengan yang sekarang?”
“Baiklah, jadi ada yang menyebabkan mbak marah-marah ya!”
 “Mbak pada saat dimarahi oleh ibu apa yang mbak rasakan?”
“Apakah ada perasaan kesal, tegang, mengepalkan tangan, mondar-mandir?”
 “Lalu apa yang biasanya mbak lakukan?”
“Apakah sampai memukul? Atau Cuma marah-marah saja?”
3) Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan mbak setelah mbak bercerita kepada saya?”Apakah mbak
merasa lega dan tenang?”
b. Evaluasi Objektif
“Coba apakah mbak masih ingat dengan nama saya?’’
“Apakah mbak bisa menceritakan kembali apa yang menjadi penyebab mbak marah
dan tanda-tanda ketika mbak sedang marah?”
“ Bagus sekali mbak mampu menyebutkan penyebab dan tanda-tanda yang dapat
membuat mbak marah.”
c. Rencana tindak lanjut
“ Baik mbak dari hasil kegiatan hari ini kita telah mengetahui bahwa mbak menjadi
marah karena sering dimarahi oleh ibu sehingga mbak menjadi tertekan,merasa
marah,jengkel dan mengepalkan tangan.”Baiklah mbak sesuai dengan kontrak kita di
awal,diskusi ini kita akhiri sampai disini dulu,saya berharap mbak bisa menyapa saya
ketika kita bertemu dan bila mbak merasa akan marah dan butuh bantuan saya mbak
bisa mengungkapkannya pada saya”
d. Kontrak
 Topik
“ Bagaimana mbak kalau besok kita bertemu lagi dan berdiskusi tentang jenis
perilaku kekerasan yang pernah mbak lakukan ketika sedang marah”
 Tempat
“mbak ingin kita bertemu dimana? “bagaimana kalau di taman?”
 Waktu
“ mbak mau jam berapa kita ketemunya?”Berapa lama mbak,bagaimana kalau
20 menit?’’ Baik jam 10.00 ya mbak, sesuai kesepakatan kita.”baiklah mbak
besok kita bertemu di taman jam 10.00 wib ya mbak?”
“saya permisi dulu ya mbak”selamat siang.
4. HDR /HARGA DIRI RENDAH
Masalah Utama : Harga Diri Rendah
Proses Keperawatan
A. Kondisi klien
 Mengkritik diri sendiri.
 Perasaan tidak mampu.
 Pandangan hidup yang pesimis
 Penurunan produktifitas
 Penolakan terhadap kemampuan diri
 terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri
 Berpakaian tidak rapih.
 Selera makan kurang
 tidak berani menatap lawan bicara.
 Lebih banyak menunduk.
B. Diagnosa perawatan: Gangguan Konsep Diri: Harga diri rendah
C. tindakan Keperawatan
tujuan :
a) Melakukan pengkajian terhadap hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya harga diri
rendah pada klien (factor predisposisi, factor presipitasi, penilaian terhadap
stressor,sumber koping,dan mekanisme koping klien)
b) Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga diri dan
pemecahan masalah yang efektif.
c) Klien dapat melakukan iddentifikasi terhadap kemampuan positif yang dimilikinya.

tindakan keperawatan :
a) Menggali hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya harga diri rendah pada klien (factor
predisposisi, factor presipitasi, penilaian terhadap stressor,sumber koping,dan
mekanisme koping klien)
b) tingkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga diri dan pemecahan
masalah yang efektif dengan cara :
1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi perubahan perasaan diri.
2) Bantu pasien dalam menggambarkan dengan jelas keadaan evaluasi diri yang positif
yang terdahulu.
3) Eksplorasi bersama pasien lingkungan organisasi pekerjaan (kestabilan organisasi,
konflik interpersonal, ancaman terhadap pekerjaan saat ini)
4) Ikutsertakan pasien dalam pemecahan masalah (mengidentifikasi tujuan yang
meningkat dan mengembangkan rencana tindakan untuk memenuhi tujuan).
c) Berikan dorongan pada keterampilan perawatan diri untuk harga diri dengan cara :
1) Bersama pasien mengidentifikasi aspek positif yang masih dimiliki oleh klien
2) Latih klien untuk bisa mengoptimalkan aspek positif yang masih dimilikinya
3) Masukkan ke dalam jadwal, kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan
aspek positif yang dimilikinya

Strategi tindakan Pelaksanaan


SP 1 Pasien: Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien,
membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu pasien
memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang sudah
dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana
harian
1. ORIENTASI :
“Selamat pagi, Perkenalkan nama saya nurhakim yudhi wibowo, dari PSIK UNDIP.
Bagaimana keadaan bapak hari ini ? bapak terlihat segar“.
”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah
bapak lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat bapak
dilakukan. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih”
”Dimana kita duduk ? Bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama ? Bagaimana kalau
20 menit ?
2. KERJA :
” bapak, apa saja kemampuan yang bapak miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftarnya
ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa bapak lakukan? Bagaimana dengan
merapihkan kamar? Menyapu ? Mencuci piring..............dst.”.“ Wah, bagus sekali ada
lima kemampuan dan kegiatan yang bapak miliki “.
” bapak dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di
rumah sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua.......sampai 5 (misalnya
ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa
dikerjakan di rumah sakit ini.
”Sekarang, coba bapak pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit
ini”.” O yang nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau begitu, bagaimana kalau
sekarang kita latihan merapihkan tempat tidur bapak”. Mari kita lihat tempat tidur
bapak Coba lihat, sudah rapihkah tempat tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. ”Nah,
sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang
sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal,
rapihkan, dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah letakkan
sebelah bawah/kaki. Bagus !”
” bapak sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan
bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus ”
“ Coba bapak lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau bapak
lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan bapak
bapak (tidak) melakukan.
3. TERMINASI :
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapihkan
tempat tidur ? Yach, t ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di
rumah sakit ini. Salah satunya, merapihkan tempat tidur, yang sudah bapak praktekkan
dengan baik sekali. Nah kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah setelah pulang.”
”Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian. Bapak Mau berapa kali sehari
merapihkan tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ? Lalu sehabis
istirahat, jam 16.00”
”Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Bapak masih ingat kegiatan apa
lagi yang mampu dilakukan di rumah selain merapihkan tempat tidur? Ya bagus, cuci
piring.. kalu begitu kita akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi di dapur ruangan
ini sehabis makan pagi Sampai jumpa ya”
5. GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH
Hari/Tanggal : Selasa,07 Juni 2011
Waktu : 10.00 WITA
Pertemuan Ke : 1 (TUK I)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Sebelum masuk RSJ, klien sering menyendiri, merenung dan kurang tidur, keluyuran
dan kadang klien juga bicaranya ngelantur.
Klien mengatakan mengalami kesulitan ekonomi karena tidak punya kerjaan, sulit cari
kerja. Klien sangat sedih dan dia merasa dirinya itu sangat rendah dan tidak berguna
karena tidak punya kerjaan. Hal tersebut membuatnnya sering marah-marah dan
mengamuk di rumah, akhirnya ia dibawa ke RSJ.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan konsep diri : harga diri rendah.
3. Tujuan Khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
4. Tindakan Keperawatan
Klien dapat membina hubungan saling percaya.
4.1 Bina hubungan saling percaya.
- Salam trapeutik
- Perkenalkan diri
- Jelaskan tujuan inteniksi
- Ciptakan lingkungan yang tenang
- Buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan).
4.2 Beri kesempatan pada klien untuk mengungakapkan perasaannya
4.3 Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
4.4 Katakan pada klien bahwa ia adalah seseorang yang berharga dan bertanggung jawab
serta mampu menolong dirinya sendiri.
B. PROSES PELAKSANAAN TINDAKAN
1. Orientasi
Salam Terapeutik
Assalamu’alaikum wr. wb.
“Selamat siang Ny “ S “, Bagaimana kabar Ibu hari ini…???
Perkenalkan saya Mona, dari Akper Sakra Lombok Timur yang akan merawat
dan menemani Ibu selama satu minggu ke depan, Ibu bisa panggil saya Mona,
saya dari Sambelia Kab.Lombok Timur.
Kontak
a. (Topik) : Saya di sini bertugas untuk merawat dan mengobservasi bagaimana
perkembangan Ibu setiap hari dan selama satu minggu ke depan ini, kalau Ibu
perlu sesuatu Ibu bisa panggil saya, dan sekarang kita akan mulai membicarakan
hal-hal yang berhubungan dengan Ibu, apa Ibu bersedia??.
b. (Waktu) : Ibu sanggupnya kita ngobrol berapa menit..?? setuju tidak kalau 30
menit..?? klien menganggukkan kepala smbil berkata iya dengan nada yang kecil…
c. (Tempat) : Ibu bagaimana kalau kita ngobrol-ngobrol dikoridor duduk di bangku
itu ?? Iya, boleh !! ayo..!
2. Kerja
 Masih ingat nama saya Bu ??
 Seperti pembicaraan kita dari awal sekarang kita mau bicara tentang hal-hal
yang berhubungan dengan Ibu,
 Biasa di rumah kesibukan Ibu apa.?
 Terus kenapa Ibu bisa dirawat di Rumah Sakit Jiwa ini / kenapa Ibu dibawa
kesini ?
 Siapa yang mengantar Ibu kesini kemarin ?
3. Terminasi
3.1 Evaluasi
a. (Subjektif) : Selama 30 menit bicara klien dapat mengingat nama perawat dan
mejawab pertanyaan perawat yang berhubungan dengan dirinya.
b. (Objektif) : Selama berinteraksi, masih kurang kooperatif, bicara pelan, kontak
mata kurang, klien lebih banyak menunduk.
3.2 Tindak Lanjut
Kita sudah bicara selama 30 menit dan sesuai perjanjian tadi sekarang kita akhiri
dan Ibu bisa melakukan aktivitas lain, kalau ada apa-apa Ibu bisa cari saya.
3.3 Kontak Akan Datang
a. (Topik) : Bagaimana kalau besok siang kita bicara tentang keluarga Ibu setuju
tidak..?? iya setuju..!!
b. (Waktu) : Besok siang kita ketemu lagi bisa ?? dan bagaimana kalau jam 15.00
wita setelah Ibu bangun tidur..?? iya…baiklah !!!
c. (Tempat) : Bagaimana kalau kita bicara di ruangan ya..!! ya… terima kasih.

6. RISIKO BUNUH DIRI


Proses Keperawatan (1)
1. Kondisi Klien
Dea berusia 17 tahun. Tinggal daerah perbukitan. Ia selalu tampak murung dan sedih.
Setiap orang yang ingin mendekatinya akan selalu dijauhi. Dea sering sekali
mengatakan “segala sesuatu akan lebih baik jika tanpa saya. Saya adalah orang yang
selalu membawa musibah sudah sepantasnya saya pergi jauh dari sini”. Kondisi ini
mulai terjadi sejak tujuh hari yang lalu. Sahabatnya Nina jatuh dari tebing yang curam
ketika sedang bermain berdua sehingga sahabatnya Nina meninggal dunia 7 hari yang
lalu. Ibu dan ayahnya sangat cemas melihat kondisi Dea sekarang.
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat meningkatkan harga dirinya
b. Klien dapat melakukan kegiatan sehari-hari
c. Klien mendapat perlindungan dari lingkungannya.
3. Tindakan keperawatan: Melindungi pasien
Tindakan yang dilakukan perawat saat melindungi pasien dengan risiko bunuh diri
ialah
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
f. Perawat harus menemani pasien terus-menerus sampai pasien dapat dipindahkan ke
tempat yang lebih aman.
g. Perawat menjauhkan semua benda berbahaya (misalnya gnting, garpu, pisau, silet,
tali pinggang, dan gelas)
h. Perawat memastikan pasien telah meminum obatnya.
i. Perawat menjelaskan pada pasien bahwa saudara akan melindungi pasien sampai
tidak ada keinginan untuk bunuh diri.
SP 1 Percakapan untuk melindungi pasien dari isyarat bunuh diri
1. ORIENTASI
Salam terapeutik : Selamat pagi mbak, Apakah benar ini Dea Anggraini. Ohh,
senang dipanggil apa ? Ohh Dea. Baiklah Dea, perkenalkan nama saya adalah Indrayani,
saya biasa dipanggil Suster Iin, saya bertugas pada shift pagi mulai pukul 08.00-14.00.
Evaluasi dan validasi : Bagaimana perasaan Dea hari ini? Saya akan selalu
menemani Dea disini mulai dari pukul 08.00-14.00, nanti akan ada perawat yang
menggantikan saya untuk menemani Dea selama dirawat di rumah sakit ini.
Kontrak : Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang
mbak rasakan selama ini, saya siap mendengarkan sesuatu yang ingin mbak sampaikan.
Bagaimana kalau kita lakukan disini saja? Jam berapa kita akan berbincang – bincang?
Bagaimana kalau jam 13.00 setelah makan siang mbak?
2. KERJA
Bagaimana perasaan Dea setelah bencana itu terjadi? Apakah dengan bencana tersebut
Dea merasa paling menderita di dunia ini? Apakah Dea kehilangan kepercayaan diri?
Apakah Dea merasa tidak berharga dan lebih rendah dari pada orang lain? Apakah Dea
sering mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi? Apakah Dea berniat untuk menyakiti
diri sendiri seperti ingin bunuh diri atau berharap Dea mati? Apakah Dea mencoba untuk
bunuh diri? Apa sebabnya?
Jika klien telah menyampaikan ide bunuh diri, segera memberikan tindakan untuk
melindungi klien.
Baiklah tampaknya Dea memerlukan bantuan untuk menghilangkan keinginan untuk
bunuh diri. Saya perlu memeriksa seluruh kamar Yuki untuk memastikan tidak ada
benda-benda yang membahayakan Dea.
Nah, karena Dea tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk mengakhiri
hidup Dea, maka saya tidak akan membiarkan Dea sendiri.
Apakah yang akan Dea lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul? Ya, saya setuju.
Dea harus memaggil perawat yang bertugas di tempat ini untuk membantu Dea. Saya
percaya Dea dapat melakukannya.
3. TERMINASI
Bagaimana perasaan Dea setelah kita bincang – bincang selama ini ?
Coba ibu sebutkan cara tersebut ?
Dea, untuk pertemuan selanjutnya kita membicarakan tentang meningkatkan harga diri
pasien isyarat bunuh diri. Jam berapa Dea bersedia bercakap-cakap lagi? mau berapa
lama?
Dea, mau dimana tempatnya?

Proses Keperawatan (2)


1. Kondisi Klien :
Data Subjektif :
 Klien mengatakan perasaannya sudah tenang dan tidak berkeinginan untuk bunuh diri
lagi
 Data objektif :
 Klien sudah kooperatif dengan perawat
 Klien tampak tenang
 Klien sudah tidak murung lagi
2. Diagnosa : Risiko Bunuh Diri
3. Tujuan :
a. Tujuan umum
Klien dapat mengontrol atau mencegah perilaku bunuh diri.
b.Tujuan khusus
 Klien dapat membuat rencana masa depan yang realistis
 Klien dapat mengidentifikasi cara mencapai rencana masa depan yang realistis
 Klien dapat melakukan kegiatan dalam rangka meraih masa depan yang realistis
4. Tindakan :
 Mendiskusikan dengan klien tentang membuat rencana masa depan yang realistis
 Mendiskusikan dengan klien cara mencapai rencana masa depan yang realistis
 Memberi dorongan pada klien untuk melakukan kegiatan dalam rangka meraih masa
depan yang realistis

STRATEGI PELAKSANAAN
1. Orientasi :
Salam Teraupetik
“Assalamualaikum kak Rika“
“Masih ingat dengan saya kan, Kak?”
Evaluasi/validasi
Bagaimna perasaan kakak hari ini? Masih adakah terpikirkan oleh kakak untuk bunuh
diri lagi?. “
“Alhamdulilah kakak tidak ada berpikiran seperti itu lagi”

Kontrak
“Bagaimana kalau sekarang kita berdiskusi tentang rencana masa depan kakak dan cara
mencapainya?”
“Kakak maunya berapa lama dan dimana? di sini saja?”
2. Kerja :
“Nah, sekarang coba kakak ceritakan apa rencana kak Rika dimasa depan setelah keluar
dari sini nanti. “
“Wah....bagus!!. Ternyata kakak mempunyai rencana yang luar biasa bagus serta
menarik dan masih mempunyai semangat hidup yang besar.”
“Nah, sekarang coba kita diskusikan keuntungan dan kerugian masing-masing rencana
tersebut dan bagaimana cara mencapai masa depan yang kakak inginkan.” “Mari kita
pilih cara yang paling baik dan realistis!, kalau menurut kak Rika yang mana?” “Ya,
saya setuju dengan kakak!“
“Nah...untuk meraih masa depan dengan cara tersebut tentu ada beberapa hal atau
kegiatan yang harus dilakukan, menurut kakak apa saja itu?”
“Yup..benar sekali kak. Saya yakin kakak mampu melakukannya dan dapat meraih
impian kakak. Jika kakak terus bersemangat dan tidak mudah putus asa, insya Allah
rencana masa depan kakak itu akan dapat menjadi kenyataan. Bagaimana, kak?”
“Saya senang sekali kakak bersemangat seperti ini”
3. Terminasi :
Evaluasi
Evaluasi subjektif:
“Bagaiman perasaan kak Rika setelah kita berbincang-bincang dan membuat rencana
masa depan kakak tadi”.

Evaluasi objektif
”Coba kakak sebutkan lagi apa saja rencana masa depan kakak dan bagaimana cara
mencapainya”
“Ya...benar sekali, Kak”
Tindak lanjut
“ Coba mulai sekarang, kakak melakukan kegiatan/rencana tersebut dengan cara yang
kakak pilih tadi. “
“Bagaimana kalau kita buat rencana kegiatan dan memasukkannya kedalam jadwal
kegiatan harian kakak agar semua masa depan yang kakak rencanakan tadi dapat
tercapai.” Kakak inginnya setiap jam berapa?”
Kontrak yang akan datang
“Baiklah kak, besok dijam yang sama kita akan bertemu lagi disini untuk membahas
pengalaman kak Rika menggunakan cara yang dipilih. Kakak maunya jam berapa dan
dimana kita bertemu lagi?”
“Kalau begitu saya permisi dulu ya, kak…..Assalamualaikum”

7. GANGGUAN ISI PIKIR; WAHAM


A. PROSES KEPERAWATAN
• Kondisi Klien
Klien sering marah sendiri sendiri, jarang tidur dan sering berkeliaran di sekitar rumah
sambil mengomel, klien juga tidak mau mandi dan makan. Klien merasa dirinya selalu
dikejar oleh orang disekitarnya dan merasa saudara dan tetangga sekitar selalu
membicarakan keburukan dirinya.
• Diagnose keperawatan
Gangguan isi pikiran : waham curiga
• Tujuan khusus
1.Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
2.Klien dapat mengidentifikasi perasaan yang muncul secara berulang dalam pikiran
klien Tindakan keperawatan.
• Tindakan keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya dengan klien
2. Beri salam
3. Perkenalkan diri, panggil nama serta panggilan yang disukai
4. Jelaskan tujuan intervensi
5. Yakinkan klien dalam keadaan aman dan perawat siap menolong dan
mendampinginnya.
6. Yakinkan bahwa kerahasiaan klien akan terjaga.
7. Tunjukan sikap terbuka dan jujur
8. Perhatikan kebutuhan dasar dan beri bantuan untuk memenuhinya
9. Klien dapat mengidentifikasi perasaan yang muncul secara berulang dalam pikiran
klien.
10. Diskusikan dengan klien pengalaman yang dialami selama ini termasuk hubungan
dengan orang yang berarti, lingkungan kerja, sekolah, dsb.
11. Dengarkan pernyataan klien dengan empati tanpa mendukung / menentang
pernyataan wahamnya.
12. Katakan perawat dapat memahami apa yang diceritakan klien.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN


ORIENTASI
• Salam Terapeutik :
“Selamat pagi pak?” (mengajak klien untuk berjabat tangan)
“Perkenalkan nama saya Ratna, Saya mahasiswa akper pamenenang perawat yang akan
merawat selama disini”
“Kalau boleh tahu nama bapak siapa? “
“Bapak suka dipanggil apa?”
”Saya yang bertanggungjawab merawat bapak selama disini selama jam 8 sampai jam 2
siang. Kalau ada sesuatu yang di perlukan silahkan menyampaikan pada saya”
”saya disini siap membantu bapak untuk menyelesaikan masalah yang bapak hadapi
sehingga nantinya saya harapkan bapak pada akhirnya dapat menyelesaikan masalah
yang ada pada sendiri meskipun sudah tidak dirawat di rumak sakit ini.”
”Dan saya harap bapak bersedia mengatakan apa yang bapak rasakan karena hal ini akan
sangat membantu kami selaku petugas kesehatan untuk membantu mengatasi masalah
bapak.”
”kalau bapak bersedia cerita mengenai masalah bapak, saya akan mencoba bersama-
sama bapak mencari solusi dari masalah yang ada, kalau bapak tidak mau menceritakan
apa yang dirasakan dan mengetahui apa yang menjadi kebutuhan bapak pada akhirnya
sulit bagi saya mancari solusi dari masalah yang bapak hadapi”
• Evaluasi / Validasi :
“Bagaimana perasaan bapak hari ini?”
• Kontrak : Topik, Waktu dan Tempat
• Topik:
TUK 1 : “Pak, Bapak mau berbincang-bincang sebentar dengan saya tentang bagaimana
cara membina hubungan saling percaya dengan perawat” .
TUK 2 : “ kemudian kita akan berbincang-bincang tentang perasaan yang muncul
secara berulang dalam pikiran bapak”
“Tujuan dari kegiatan ini yaitu agar bapak dapat mengontrol pikiran-pikiran
bapak/waham bapak.”
• Waktu
“Mau berapa lama kita berbincang-bincangnya pak? 10 menit? 15menit?“
“O.. jadi bapak ingin berbincang-bincang selama 10 menit dengan saya.”
• Tempat
”Kira-kira dimana bapak ingin berbincang-bincang dengan saya?”
”saya akan merahasiakan informasi yang diberikan dan hanya saya gunakan untuk
proses perawatan.”
KERJA :
“Baiklah sebelum kita mulai, apa ada yang ingin bapak tanyakan atau sampaikan?”
”Kalau tidak ada yang mau bapak sampaikan, bisa kita mulai sekarang pak?”
“Bapak bisa menceritakan semua yang bapak pikirkan dan rasakan kepada
saya,Bagaimana pak?”
”Sekarang coba bapak ceritakan pengalaman yang bapak alami selama ini, misalnya
hubungan bapak dengan keluarga maupun tetangga yang ada disekitar bapak!”
“o.. begitu ya pak,, jadi bapak merasa selalu dikejar oleh orang di sekitar bapak dan
bapak juga merasa saudara dan juga tetangga bapak selalu membicarakan keburukan
bapak.”
“Terus apa yang sudah bapak lakukan untuk mengatasi pikiran yang datang sewaktu-
waktu itu?”
“Oo.. Begitu ya pak??” (perawat mendengarkan perkataan klien dengan empati tanpa
menentang dan mendukung pernyataan wahamnya)
“Saya memahami apa yang bapak rasakan dan saya mengerti dengan kondisi bapak saat
ini,. Saya harap bapak lebih bersabar ya…”
TERMINASI :
• Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan :
Subyektif:
”bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang dengan saya?”
Obyektif:
“Apakah bapak masih ingat dengan nama bapak?”
“sekarang coba bapak ceritakan lagi apa yang sudah kita diskusikan tadi!!!”
“Dari hasil kegiatan ini dapat saya simpulkan bahwa bapak sudah bisa menjawab
pertanyaan sesuai dengan TUK 1 yaitu membina hubungan baik dengan perawat. Dan
TUK 2 yaitu mengidentifikasi perasaan yang muncul secara berulang dalam pikiran
bapak.
• Rencana tindak lanjut
Baik dari hasil kegiatan kita hari ini kita telah mengetahui bahwa bapak sudah dapat
menyebutkan nama bapak dan bapak juga sudah bisa menceritakan perasaan yang
muncul secara berulang dalam pikiran bapak. Sehingga kita akan menlanjutkan ke TUK
3 yaitu mengidentifikasi stressor / pencetus yang menyebabkan pikiran-pikiran bapak itu
datang lagi.
• Kontrak yang akan dating (Topik, waktu dan tempat)
Topik : “Besok kita akan berdiskusi untuk mengidentifikasi factor pencetus yang
menyebabkan pikiran-pikiran bapak itu datang lagi. Mau tidak pak?
Waktu : “Mau jam berapa pak besok? Baiklah, jam 10 ya pak…
Tempat : “Bapak ingin kita berbincang-bincang dimana?, disini, apa di taman atau di
tempat yang bapak sukai?”
“Baiklah kita sudah selesai saya permisi du

Anda mungkin juga menyukai