Ilmu Farmasi : Artikel ini akan membahas mengenai sterilisasi dan metode sterilisasi atau
macam macam sterilisasi, jenis jenis sterilisasi (seterilisasi panas lembab, sterilisasi panas kering,
sterilisasi ultraviolet/EM, sterilisasi gas, filterisasi dan sterilisasi pengion/sinar gamma)
Steril adalah kondisi sediaan yang terbebas dari partikel asing non self, tidak terdapat/tercemar
mikroorganisme serta memenuhi persyaratan yang menyatakan sediaan tersebut steril. Sterilisasi
adalah
tahapan atau proses yang bertujuan sediaan tersebut menjadi steril.
Secara umum metode pembuatan sediaan steril dibagi menjadi 2 : metode sterilisasi akhir dan
metode aseptis. Pemilihan metode disesuaikan dengan stabilitas zat aktif, formula dan metode
sterilisasi yang digunakan.
1. Metode sterilisasi akhir
Metode sterilisasi akhir merupakan proses sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan selesai
dikemas, untuk selanjutnya dilakukan sterilisasi, jenis metode sterilisasi yang sering digunakan
adalah metode sterilisasi panas lembab menggunakan autoklaf, namun sterilisasi akhir dapat
dilakukan dengan berbagai metode (panas kering, filterisasi, EM, pengion, gas, dsb), pertimbangan
untuk memilih metode sterilisasi yang sesuai adalah dengan mempertimbangkan kestabilan bahan
dan zat yang terhadap panas atau kelembaban (Stabilitas, Kompatibilitas dan Efektifitas serta
Efisiensi).
2. Cara aseptik
Cara aseptik bukan termasuk metode sterilisasi. Cara aseptik hanya bisa dilakukan khusus untuk
zat aktif yang tidak tahan/rusak terhadap suhu tinggi, antibiotik dan beberapa hormon merupakan
contoh sediaan dengan perlakuan metode aseptis.
Cara aseptis pada prinsipnya adalah cara kerja untuk memperoleh sediaan steril dengan cara
mencegh kontaminasi jasad renik/partikel asing kedalam sediaan. Proses cara aseptisnya adalah
melakukan sterilisasi pada semua bahan sediaan (pada awal sebelum pembuatan sediaan) sesuai
dengan sifat dari bahan yang digunakan. kemudian dilanjutkan pada proses pembuatan dan
pengemasan dalam ruang steril atau didalam laminar air flow untuk mencegah kontaminasi. Pada
proses aseptis masih terdapat celah terjadinya kontaminasi, sehingga apabila metode sterilisasi
akhir bisa dilakukan maka metode aseptis tidak perlu dilakukan.
b. Sterilisasi Radiasi
Sterilisasi radiasi dibagi menjadi 2 :
c. Sterilisasi Gas
Sterilisasi menggunakan gas etilen oksida, kelemahannya zat ini mudah terbakar, bersifat
mutagenik dan toksik, sehingga dikhawatirkan terdapat residu setelah sterilisasi. Pilihan sterilisasi
cara gas biasanya pilihan akhir bila zat tidak tahan panas ataupun uap air.
d. Sterilisasi Filtrasi
Sterilisasi yang menggunakan alat khusus yang menggunakan penyaring/filter matriks pori pori
tertentu. menggunakan pori pori 10 nm untuk virus dan 0,22 nm untuk bakteri.