Anda di halaman 1dari 2

Dalam sistem dispersi, masalah stabilitas umumnya terkait dengan pemisahan kedua fasa.

Endapan partikel pada suspensi selama penyimpanan diharapkan mudah kembali


didispersikan. Tetapi, akibat beberapa faktor, seperti pertumbuhan kristal dan potensial zeta
yang tidak sesuai, dapat terjadi endapan cake dengan volume kecil.
Sedangkan pada emulsi, masalah dapat terjadi mulai dari pemisahan partikel minyak pada
permukaan (oiling), pemisahan menjadi dua macam emulsi (creaming), hingga menjadi dua
fasa dengan batas yang jelas (breaking). Penyebab masalah ini antara lain inkompatibilitas
emulgator dengan komponen lain dalam produk, pemilihan pasangan emulgator yang kurang
tepat, kadar elektrolit terlalu tinggi, emulgator tidak stabil, viskositas terlalu rendah, dan suhu.
Oksidasi merupakan jalur degradasi yang populer dalam produk obat, umumnya disebabkan
karena keberadaan oksigen selama proses manufaktur dan/atau penyimpanan.
Oksidasi adalah interaksi antara molekul oksigen dan semua zat yang berbeda

Sterilisasi dan Metode Sterilisasi

Ilmu Farmasi : Artikel ini akan membahas mengenai sterilisasi dan metode sterilisasi atau
macam macam sterilisasi, jenis jenis sterilisasi (seterilisasi panas lembab, sterilisasi panas kering,
sterilisasi ultraviolet/EM, sterilisasi gas, filterisasi dan sterilisasi pengion/sinar gamma)

Steril adalah kondisi sediaan yang terbebas dari partikel asing non self, tidak terdapat/tercemar
mikroorganisme serta memenuhi persyaratan yang menyatakan sediaan tersebut steril. Sterilisasi
adalah
tahapan atau proses yang bertujuan sediaan tersebut menjadi steril.
Secara umum metode pembuatan sediaan steril dibagi menjadi 2 : metode sterilisasi akhir dan
metode aseptis. Pemilihan metode disesuaikan dengan stabilitas zat aktif, formula dan metode
sterilisasi yang digunakan.
1. Metode sterilisasi akhir
Metode sterilisasi akhir merupakan proses sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan selesai
dikemas, untuk selanjutnya dilakukan sterilisasi, jenis metode sterilisasi yang sering digunakan
adalah metode sterilisasi panas lembab menggunakan autoklaf, namun sterilisasi akhir dapat
dilakukan dengan berbagai metode (panas kering, filterisasi, EM, pengion, gas, dsb), pertimbangan
untuk memilih metode sterilisasi yang sesuai adalah dengan mempertimbangkan kestabilan bahan
dan zat yang terhadap panas atau kelembaban (Stabilitas, Kompatibilitas dan Efektifitas serta
Efisiensi).
2. Cara aseptik
Cara aseptik bukan termasuk metode sterilisasi. Cara aseptik hanya bisa dilakukan khusus untuk
zat aktif yang tidak tahan/rusak terhadap suhu tinggi, antibiotik dan beberapa hormon merupakan
contoh sediaan dengan perlakuan metode aseptis.
Cara aseptis pada prinsipnya adalah cara kerja untuk memperoleh sediaan steril dengan cara
mencegh kontaminasi jasad renik/partikel asing kedalam sediaan. Proses cara aseptisnya adalah
melakukan sterilisasi pada semua bahan sediaan (pada awal sebelum pembuatan sediaan) sesuai
dengan sifat dari bahan yang digunakan. kemudian dilanjutkan pada proses pembuatan dan
pengemasan dalam ruang steril atau didalam laminar air flow untuk mencegah kontaminasi. Pada
proses aseptis masih terdapat celah terjadinya kontaminasi, sehingga apabila metode sterilisasi
akhir bisa dilakukan maka metode aseptis tidak perlu dilakukan.

Macam Macam Metode Sterilisasi


a. Sterilisasi Panas/thermal
sterilisasi panas merupakan sterilisasi yang dianggap paling efektif, tetapi kelemahannya tidak bisa
diaplikasikan pada zat aktif yang tidak tahan panas/rusak karna panas, sterilisasi panas dibagi
menjadi 2 :

 Sterilisasi Panas Lembab : Sterilisasi panas lembab adalah sterilisasi dengan


menggunakan uap panas dibawah tekanan berlangsung didalam autoklaf, umumnya
dilakukan dalam uap jenuh dalam waktu 30 menit dengan suhu 115 C - 116 C, lama dan
suhu tergantung bahan yang disterilisasi, untuk mengetahuinya lihat farmakope indonesia
 Sterilisasi Panas Kering : metode sterilisasi dengan menggunakan oven pada suhu160-170
C selama 1-2 jam. umumnya sterilisasi panas dilakukan pada jenis minyak, serbuk yang
tidak stabil terhadap uap air, dan alat-alat gelas ukur yang tidak digunakan untuk
pengukuran (Bukan alat ukur)

b. Sterilisasi Radiasi
Sterilisasi radiasi dibagi menjadi 2 :

 Radiasi elektromagnetik (EM) adalah sterilisasi menggunakan sinar ultraviolet (UV).


sinar UV ini memotong DNA mikroorganisme sehingga ekspresi DNA tidak terjadi.
keterbatasannya sterilisasi cara ini hanya bisa bekerja pada permukaan, tidak bisa
menembuh bahan padat.
 Radiasi pengion adalah metode sterilisasi yang menggunakan sinar gamma untuk merusak
DNA mikroorganisme, kelebihannya bisa menembus zat padat

c. Sterilisasi Gas
Sterilisasi menggunakan gas etilen oksida, kelemahannya zat ini mudah terbakar, bersifat
mutagenik dan toksik, sehingga dikhawatirkan terdapat residu setelah sterilisasi. Pilihan sterilisasi
cara gas biasanya pilihan akhir bila zat tidak tahan panas ataupun uap air.

d. Sterilisasi Filtrasi
Sterilisasi yang menggunakan alat khusus yang menggunakan penyaring/filter matriks pori pori
tertentu. menggunakan pori pori 10 nm untuk virus dan 0,22 nm untuk bakteri.

Anda mungkin juga menyukai