Anda di halaman 1dari 8

A.

Pengertian Terapi Keluarga

Terapi keluarga adalah salah satu bentuk intervensi psikologi keluarga sebagai sub bab pada psikologi
klinis. Terapi keluarga merupakan pendekatan terapeutik yang melihat masalah individu dalam konteks
lingkungan khususnya keluarga dan menitik beratkan pada proses interpersonal. Tetapi keluarga
merupakan intervensi spesifik dengan tujuan membina komunikasi secara terbuka dan teraksi keluarga
secara sehat.

B.Konsep dan Prinsip Dasar

Terapi keluarga adalah model terapi yang bertujuan mengubah pola interaksi keluarga sehingga bisa
membenahi masalah-masalah dalam keluarga (Gurman, Kniskern & Pinsof, 1986). Terapi keluarga muncul
dari observasi bahwa masalah-masalah yang ada pada terapi individual mempunyai konsekuensi dan
konteks sosial. Contohnya, klien yang menunjukkan peningkatan selama menjalani terapi individual, bisa
terganggu lagi setelah kembali pada keluarganya.

Terapi keluarga didasarkan pada teori system (Van Bertalanffy, 1968) yang terdiri dari 3 prinsip :

Pertama, adalah kausalitas sirkular, artinya peristiwa berhubungan dan saling bergantung bukan
ditentukan dalam sebab satu arah–efek perhubungan.

Kedua, ekologi, mengatakan bahwa system hanya dapat dimengerti sebagai pola integrasi, tidak sebagai
kumpulan dari bagian komponen. Dalam system keluarga, perubahan perilaku salah satu anggota akan
mempengaruhi yang lain.

Ketiga, adalah subjektivitas yang artinya tidak ada pandangan yang objektif terhadap suatu masalah, tiap
anggota keluarga mempunyai persepsi sendiri dari masalah keluarga.

Ketika masalah muncul, terapi akan berusaha untuk mengidentifikasi masalah keluarga atau komunikasi
keluarga yang salah, untuk mendorong semua anggota keluarga mengintrospeksi diri menyangkut
masalah yang muncul. Tujuan umum terapi keluarga adalah meningkatkan komunikasi karena keluarga
bermasalah sering percaya pada pemahaman tentang arti penting dari komunikasi (Patterson, 1982).

Terapis keluarga biasa dibutuhkan ketika :


Krisis keluarga yang mempengaruhi seluruh anggota keluarga

Ketidak harmonisan seksual atau perkawinan

Konflik keluarga dalam hal norma atau keturunan

C.Sejarah :

Penelitian mengenai terapi keluarga dimulai pada tahun 1950-an oleh seorang Antropologis bernama
Gregory Bateson yang meneliti tentang pola komunikasi pada keluarga pasien skizofrenia di Palo Alto,
California.

Pada pertengahan 1970-an, masyarakat prefesional mulai menganggap serius perspektif dan terapi
keluarga. Sejalan dengan itu, buku-buku dan artikel-artikle bermunculan, begitu juga program pelatihan
terapi keluarga (Gale dan Long, 1996)

Munculnya buku-buku semipopuler sejak tahun 1968 hingga 1992 memberikan pandangan dan proses
yang melekat pada kehidupan perkawinan dan pasangan yang senantiasa berubah

D.Indikasi Pemberian Terapi

Terapi keluarga akan sangat bermanfaat jika digunakan pada kasus yang tepat. Indikasi terapi keluarga
menurut Walrond Skinner adalah : “Gejala yang timbul merupakan ekspresi disfungsi dari sistem
keluarga. Gejala yang timbul lebih menyebabkan beberapa perubahan dalam hubungan anggota
keluargannya dan dapat merupakan masalah secara individual..”

E.Manfaat Terapi Keluarga

Manfaat untuk pasien yaitu mempercepat proses kesembuhan melalui dinamika kelompok atau
keluarga. Memperbaiki hubungan interpersonal pasien dengan tiap anggota keluarga atau memperbaiki
proses sosialisasi yang dibutuhkan dalam upaya rehabilitasinya. Jika dilakukan pada program rawat jalan
diharapkan dapat menurunkan angka kekambuhan.
Manfaat untuk keluarga yaitu memperbaiki fungsi dan struktur keluarga sehingga peran masing – masing
anggota keluarga labih baik. Keluarga mampu meningkatkan pengertiannya terhadap pasien/klien
sehingga lebih dapat menerima, lebih toleran dan lebih dapat menghargainya sebagai manusia maupun
terhadap potensi – potensinya masih ada. Keluarga dapat meningkatkan kemampuannya dalam
membantu pasien/klien dalam rehabilitasi.

F.Efektifitas Terapi Keluarga :

Walau efektifitas dari terapi keluarga merupakan komponen penting dalam proses pemulihan klien,
integrasi terapi keluarga memiliki tantangan sebagai berikut :

Ø Pertama, terapi keluarga lebih kompleks daripada pendekatan non-keluarga karena lebih banyak
orang yang terlibat.

Ø Kedua, perlu keterampilan dan pelatihan khusus untuk terapi keluarga yang berbeda dari lainnya.

Ø Ketiga, terapi keluarga selama ini sudah terbukti keberhasilannya.

G.Pemberian Terapi Keluarga dalam perawatan klien gangguan jiwa

Keluarga merupakan tempat dimana individu memulai hubungan interpersonal dengan lingkungannya.
Keluarga dipandang sebagai satu sistem sehingga gangguan yang terjadi pada salah satu anggota dapat
mempengaruhi sistem, disfungsi dalam keluarga dapat sebagai penyebab gangguan.Berbagai pelayanan
keperawatan jiwa bukan tempat klien seumur hidup.Salah satu faktor penyebab gangguan jiwa adalah
keluarga tidak tahu cara merawat klien dirumah. Kenyataannya banyak klien di RSJ yang jarang
dikunjungi keluarga, keluarga tdk mengikuti proses perawatan klien. Tim kesehatan jiwa di RS merasa
bertanggug jawab terhadap upaya penyembuhan klien & jarang melibatkan keluarga. Setelah sembuh,
RS memulangkan klien, beberapa hari, minggu, bulan klien kembali dirawat dengan alasan perilaku klien
tidak bisa diterima oleh keluarga & lingkungan. Hal tersebut terjadi karena selama dirumah klien tidak
boleh keluar & gerak-gerik klien selalu diawasi dan curigai. Keluarga mempunyai tangung jawab dalam
Proskep di RS, persiapan pulang & perawatan dirumah,Adaptasi klien dengan lingkungan berjalan
baik.Terapi keluarga ADALAH Suatu cara utk menata kembali masalah hubungan antar manusia (Stuart &
Sundeen, 1991)

Ø Adapun tujuan dari perawatan tersebut adalah :

Menurunkan konflik kecemasan keluarga

Meningkatkan kesadaran keluarga terhadap kebutuhan masing-masing anggota keluarga.

Meningkatkan kemampuan penanganan terhadap krisis.

Mengembangkan hubungan peran yang sesuai

Membantu keluarga menghadapi tekanan dari dalam maupun dari luar anggota keluarga.

Meningkatkan kesehatan jiwa keluarga sesuai dengan tingkat perkembangan anggota keluarga.

Ø Manfaat Terapi Keluarga

Klien :

Mempercepat proses penyembuhan

Memperbaiki hubungan interpersonal

Menurunkan angka kekambuhan

Keluarga :

Memperbaiki fungsi & struktur keluarga

Keluarga mampu meningkatkan pengertian terhadap klien sehingga lebih dapat menerima, toleran &
menghargai klien sebagai manusia.

Keluarga dpt meningkatkan kemampuan dlm membantu klien dlm proses rehabilitasi

Ø PERAN PERAWAT

mendidik kembali dan mengorientasikan kembali seluruh anggota keluarga

memberikan dukungan kepada klien serta sistem yang mendukung klien untuk mencapai tujuan dan
usaha untuk berubah
mengkoordinasi dan mengintegrasikan sumber pelayanan kesehatan

memberi penyuluhan, perawatan di rumah, psiko edukasi,dll

Aktifitas :

Komponen dikdaktik : memberikan informasi & pendkes tentang gangguan jiwa, sistem keswa & yankep.

Komponen ketrampilan : latihan komunikasi, asertif, menyelesaikan konflik, mengatasi perilaku & stress

Komponen emosi : memberikan kesempatan untuk memvalidasi perasaan & bertukar pengalaman

Komponen proses keluarga fokus pada koping keluarga & gejala sisa terhadap keluarga.

Komponen sosial : meningkatkan penggunaan dukungan jaringan formal/informal untuk klien & keluarga

Selain Peran perawat yang perlu diperhatikan juga adalah bagaimana perawat membantu serta
mendorong keluarga untuk terlibat dalam mencegah klien kambuh. Alasan keluarga dilibatkan dalam
mencegah kekambuhan pada klien adalah :

keluarga merupakan tempat individu pertama memulai hubungan interpersonal dengan lingkungan

keluarga merupakan suatu sistem yang utuh dan tidak terpisahkan sehingga jika ada satu yang terganggu
yang lain ikut terganggu

keluarga menurut Sullinger(1988) merupakan salah satu penyebab klien gangguan jiwa menjadi kambuh
lagi sehingga diharapkan jika keluarga ikut berperan dalam mencegah klien kambuh setidaknya
membantu klien untuk dapat mempertahankan derajat kesehatan mentalnya karena keluarga secara
emosional tidak dapat dipisahkan dengan mudah

Peran keluarga dalam terapi itu sendiri adalah :

membuat suatu keadaan dimana anggota keluarga dapat melihat bahaya terhadap diri klien dan
aktivitasnya

tidak merasa takut dan mampu bersikap terbuka

membantu anggota bagaimana memandang orang lain

tempat bertanya serta pemberi informasi yang mudah dipahami klien

membangun self esteem


nenurunkan ancaman dengan latar belakang aturan untuk interaksi

menurunkan ancaman dengan struktur pembahasan yang sistematis

pendidikan ulang anggota untuk bertanggung jawab

Ø Ciri-ciri Fungsional Keluarga

Mempertahankan keseimbangan, fleksibel & adaptif perubahan tahap transisi dalam hidup

Problem emosi merupakan bagian dari fungsi tiap individu

Kontak emosi dipertahankan oleh tiap generasi & antar keluarga

Hubungan antar keluarga yang erat & hindari menjauhi masalah

Perbedaan antar anggota keluarga mendorong untuk meningkatkan pertumbuhan & kreativitas individu.

Orang tua & anak hubungan terbuka.

Ø Disfungsi Keluarga

Tdk memiliki satu atau lebih fungsi keluarga.

Ibu yg terlalu melindungi atau ayah yang tidak dirumah.

Ayah & ibu yang super, sibuk, pasif dll.

Pasangan yang tidak harmonis

Ø HARAPAN:

Memberikan stimuli dalam perkembangan individual

Menumbuhkan hubungan interpersonal

Mengerti tentang kesehatan jiwa & gangguan kesehatan jiwa

Mengetahui penyebab gangguan jiwa

Mengetahui ciri-ciri gangguan jiwa

Mengetahui fungsi & tugas keluarga


Upaya pencegahan gangguan jiwa oleh keluarga

Upaya perawatan klien gangguan jiwa di RSU dan Puskesmas.

Kesimpulan

Salah satu bentuk intervensi Psikologi Keluarga adalah terapi keluarga. Terapi keluarga merupakan salah
satu terapi modalitas yang melihat masalah individu dalam konteks lingkungan khususnya keluarga.
Untuk dapat menajalankan terapi keluarga dengan baik diperlukan pendidikan dan latihan dengan
dilandasi berbagai teoeri yaitu psikoterapi kelompok, konsep keluarga struktur dan fingsi
keluarga,dinamika keluarga, terapi perilaku dan teori komunikasi.

Manfaat peran keluarga dalam proses terapi pasien dapat diperbesar melalui terapi keluarga. Dengan
terapi keluarga diharapkan selain bermanfaat untuk terapi dan rehabilitasi pasien juga dapat
memperbaiki kesehatan mental dari keluarga, termasuk tiap–tiap anggota keluarga dalam arti
memperbaiki peran dan fungsi atau hubungan interpersonalnya.

DAFTAR PUSTAKA

https://rafian.wordpress.com/2016/06/22/terapi-keluarga-psikoterapi/

Chaplin, JP. 1968. Dictionary of Psychology (Kamus Lengkap Psikologi). M: 355. Terjemahan oleh Dr.
Kartini Kartono. 1981. Jakarta : Raja Grafindo.

Friedman, Marlyn M. 1998. Praktik Keperawatan Keluarga: Teori, Pengkajian, Diagnosa, dan Intervensi.
Toronto: Appleton&Lange.

Hershenson, David B.; Power, Paul W.; & Waldo, Michael. 1996. Community Counseling, Contemporer
Theory and Practice.
Kendall, Philip C. & Norton-Ford, Julian. Professional Dimension Scientific and Professional Dimension.
USA, John Willey and Sons, Inc.

Massachusetts, A Simon & Scuster Company. Imbercoopersmith, Evan. 1985. Teaching Trainee To Think
In Triad. Journal of Marital and Family Therapy, Vol.11, No.1,61-66.

Perez, Joseph F. 1979. Family Counseling : Theory and Practice. New York, Van Nostrand, Co.

Sundberg, D, Winebarger, A, Taplin, J. 2007. Psikologi Klinis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Wiramihardja, S.A. 2004. Pengantar Psikologi Klinis (Edisi Revisi). Bandung : Refika Aditama.

Yosef, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai