Anda di halaman 1dari 38

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Penyakit DHF


1. Defenisi
Demam dengue dan DBD atau DHF adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam,nyeri otot dan
nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan
diathesis hemoragik ( Sudoyo,2010)
Penyakit DHF mempunyai perjalanan penyakit yang sangat cepat dan
sering menjadi fatal karena banyak pasien yang meninggal akibat penanganan
yang terlambat.Demam berdarah dengue (DBD) disebut juga dengue
hemoragic fever (DHF),Dengue Fever(DF),demam dengue, dan dengue shock
sindrom (DSS) (Widoyono,2008)

2. Anatomi fisiologi

Anatomi dan fisiologi yang berhubungan dengan penyakit DHF adalah


system sirkulasi. System sirkulasi adalah sarana untuk menyalurkan
makanan dan oksigen dari traktus distivus dari paru-paru ke sela-sela tubuh.
Selain itu, system sirkulasi merupakan sarana untuk membuang sisa-sisa
metabolisme dari sel- sel ginjal, paru-paru dan kulit yang merupakan tempat
ekskresi pembuluh darah.
a. Jantung

Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung
merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya
sama dengan otot serat lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos
yaitu diluar kemauan kita.
Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul
(pangkal jantung) dan disebut juga basis kordis. Disebelahbawah agak runcing
yang disebut apekscordis. Letak jantung didalam rongga dada sebelah depan,
sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, diatasdiagfragma dan
pangkalnya terdapat dibelakang kiri antara kosa V dan VI dua jari
dibawahpapillamamae. Pada tempat ini teraba adanya denyut jantung yang
disebut iktuskordis. Ukurannya lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan
dan beratnya kira-kira 250-300 gram.
b. Pembuluh darah

Pembuluh darah ada 3 yaitu :


a. Arteri (Pembuluh nadi)
Arteri merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang
membawa darah keseluruh bagian dan alat tubuh. Pembuluh darah arteri
yang paling besar yang keluar dari ventrikel sinistra disebut aorta. Arteri ini
mempunyai dinding yang kuat dan tebal tetapi sifatnya elastic dan terdiri
dari 3 lapisan.
Arteri yang paling besar didalam tubuh yaitu aorta dan arteri
pulmonalis, garis tengahnya kira-kira 1-3 cm. Arteri ini mempunyai
cabang-cabang keseluruhan tubuh yang disebut arteriola yang akhirnya
akan menjadi pembuluh darah rambut (kapiler). Arteri mendapat darah dari
darah yang mengalir didalamnya tetapi hanya untuk tunika intima.
Sedangkan untuk lapisan lainnya mendapat darah dari pembuluh darah
yang disebut vasavasorum.
Arteri meninggalkan jantung pada ventikel kiri dan kanan. Beberapa
pembuluh daraharteri yang penting yaitu :
1) Arteri koronaria adalah Arteri yang mendarahi dinding jantung.
2) Arteri subklavikula adalah Arteri bawah selangka yang bercabang
kanan kiri leher dan melewati aksila.
3) Arteri Brachialis adalah Arteri yang berada pada lengan atas.
4) Arteri radialis adalah Arteri yang teraba pada pangkal ibu jari.
5) Arteri karotis adalah Arteri yang mendarahi kepala dan otak.
6) Arteri temporalis adalah Arteri yang teraba denyutnya di depan telinga.
7) Arteri facialis adalah Teraba denyutan di sudut kanan bawah.
8) Arteri femoralis adalah Arteri yang berjalan ke bawah menyusuri paha
menuju ke belakang lutut.
9) Arteri Tibia adalah Arteri pada kaki.
10) Arteri Pulmonalis adalah Arteri yang menuju ke paru-paru.
b. Vena (pembuluh darah balik)
Vena (pembuluh darah balik) merupakan pembuluh darah yang
membawa darah dari bagian/alat-alat tubuh masuk ke dalam jantung.
Tentang bentuk susunan dan juga pernafasan pembuluh darah yang
menguasai vena sama dengan pada arteri. Katup-katup pada vena
kebanyakan terdiri dari dua kelompok yang gunanya untuk mencegah
darah agar tidak kembali lagi. Vena-vena yang ukurannya besar
diantaranya vena kava dan vena pulmonalis. Vena ini juga mempunyai
cabang yang lebih kecil yang disebut venolus yang selanjutnya menjadi
kapiler
Vena membawa darah kotor kembali ke jantung.
Beberapa vena yang penting:
1) Vena Cava Superior adalah vena balik yang memasuki atrium kanan,
membawa darah kotor dari daerah
2) kepala, thorak dan ekstremitas atas.
3) Vena Cava Inferior adalah vena yang mengembalikan darah kotor ke
jantung dari semua organ tubuh bagianbawah.
4) Vena jugularis adalah vena yang mengembalikan darah kotor dari otak
ke jantung.
5) Vena pulmonalis adalah vena yang mengembalikan darah
c. Kapiler
Kapiler (pembuluh darah rambut) merupakan pembuluh darah yang
sangat halus. Diameternya kira-kira 0,008 mm.Dindingnya terdiri dari
suatu lapisan endotel. Bagian tubuh yangtidak terdapat kapiler yaitu;
rambut, kuku, dan tulang rawan. Pembuluh darah rambut/kapiler pada
umumnya meliputi sel-sel jaringan. Oleh karen itu dindingnya sangat tipis
maka plasma dan zat makanan mudah merembes ke cairan jaringan antar
sel.
c. darah

Darah adalah jaringan cair dan terdiri atas dua bagian yaitu bagian cair
yangdisebut plasma dan bagian padat yang disebut sel darah. Darah adalah
suatu jaringantubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang berwarna
merah. Darah adalahsuatu cairan kental yang terdiri dari sel-sel dan plasma.
d. Bagian-bagian darah

e. Fungsi darah secara umum terdiri dari :


1. Sebagai alat pengangkut
a) Mengambil O2 atau zat pembakaran dari paru untuk diedarkan ke
seluruh jaringan tubuh.
b) Mengangkut CO2 dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru.
c) Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan
dibagikan ke seluruh jaringan / alat tubuh.
d) Mengangkat atau mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi
tubuh untukdikeluarkan melalui kulit dan ginjal.
2. Sebagai pertahanan tubuh
Terhadap serangan bibit penyakit dan racun yang akan membinasakan
tubuhdengan perantara leukosit, antibodi atau zat-zat anti racun
3. Menyebarkan panas keseluruh tubuh
Fungsi khususnya lebih lanjut diterangkan lebih banyak di struktur
atau bagiandari masing-masing sel darah dan plasma darah.
f. Proses pembentukan sel darah (hemotopoesis) terdapat di tiga tempat, yaitu
sumsum tulang, hepar dan limpa.
1. Sumsum Tulang
Susunan tulang yang aktif dalam proses hemopoesis adalah :
a) Tulang vertebra
Vertebra merupakan serangkaian tulang kecil yang tidak teratur
bentuknyadan saling berhubungan, sehingga tulang belakang mampu
melaksanakanfungsinya sebagai pendukung dan penopang tubuh.
Tubuh manusiamempunyai 33 vertebra, tiap vertebra mempunyai
korpus (badan ruas tulangbelakang) terbentuk kotak dan terletak di
depan dan menyangga. Bagianyang menjorok dari korpus di
belakang disebut arkus neoralis (lengkungneoral) yang dilewati
medulla spinalis, yang membawa serabut dari otak kesemua bagian
tubuh. Pada arkus neoralis terdapat bagian yang menonjolpada
vertebra dan dilekati oleh otot-otot yang menggerakkan tulang
belakangyang dinamakan prosesus spinosus.
b) Sternum (tulang dada)
Sternum disebut juga dengan tulang dada. Tulang dada sebagai
pelekattulang kosta dan klavikula. Sternum terdiri dari manubrium
sterni, corpussterni dan processus xipoideus.
c) Costa (tulang iga)
Costa terdapat 12 pasang, 7 pasang Costa vertebio sterno, 3
pasang costavertebio condralis dan 2 pasang costa fluktuantes. Costa
dibagian posteriortubuh melekat pada tulang vertebra dan di bagian
anterior melekat padatulang sternum, baik secara langsung maupun
tidak langsung, bahkan adayang sama sekali tidak melekat.
2. Hepar
Hepar merupakan kelenjar terbesar dari beberapa kelenjar pada tubuh
manusia.Organ ini terletak di bagian kanan atas abdomen di bawah
diafragma, kelenjar initerdiri dari 2 lobus yaitu lobus dextra dan duktus
hepatikus sinestra, keduanyabertemu membentuk duktus hepatikus
komunis. Duktus hepatikus komunismenyatu dengan duktus sistikus
membentuk duktus koleduktus.
3. Limpa
Limpa terletak dibagian kiri atas abdomen, limpa berbentuk setengah
bulatberwarna kemerahan, limpa adalah organ berkapsula dengan berat
normal 100sampai 150 gram. Limpa mempunyai 2 fungsi sebagai organ
limfaed danmemfagosit material tertentu dalam sirkulasi darah. Limpa
juga berfungsimenghancurkan sel darah merah yang rusak. Volume
darah pada tubuh yangsehat/organ dewasa terdapat darah kira-kira 1/13
dari berat badan atau kira-kira 4sampai 5 liter. Keadaan jumlah tersebut
pada tiap organ tidak sama tergantungpada umur, pekerjaan, keadaan
jantung atau pembuluh darah. Tekanan viskositasatau kekentalan dari
pada darah lebih kental dari pada air yaitu mempunyai beratjenis 1.041
sampai 1.067 dengan temperatur 38°C dan PH 7.37 sampai 1.45.
g. Darah terdiri dari 2 bagian yaitu :
Sel-sel darah ada 3 macam yaitu :
1. Eritrosit (sel darah merah)
Eritrosit merupakan cakram bikonkaf yang tidak berhenti,
ukurannya kirakira8 m, tidak dapat bergerak, banyaknya kira-kira 5 juta
dalam mm3.Eritrosit berwarna kuning kemerahan karena didalamnya
mengandung suatuzat yang disebut hemoglobin. Warna ini akan
bertambah merah jikadidalamnya banyak mengandung O2. Fungsi dari
eritrosit adalah mengikatCO2 dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan
melalui paru-paru.Pengikat O2 dan CO2 ini dilakukan oleh hemoglobin
yang telahbersenyawa dengan O2 disebut oksihemoglobin yang telah
bersenyawadengan O2 disebut oksi hemoglobin (Hb+ O2 HbO2) jadi
O2 dingkut dariseluruh tubuh sebagai oksi hemoglobin dan kemudian
dilepaskan dalamjaringan HbO2 Hb+O2 dan seterusnya Hb akan
mengikat dan bersenyawadengan Hb+ O2 HbO2CO2 yang disebut
karbondioksida hemoglobin(Hb+ CO2 HbCO2) yang mana CO2 akan
dilepaskan dari paru.Eristrosit dibuat dalam sumsum tulang, limpa dan
hati, yang kemudian akanberedar keseluruh tubuh selama 14 sampai 15
hari, setelah itu akan mati.Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang
mati akan terurai menjadi duazat yaitu hematin yang menjadi Fe yang
berguna untuk pembuatan eritrositbaru dan hemoglobin yaitu suatu zat
yang terdapat dalam eritrosit yangberguna untuk mengikat O2 dan CO2.
Jumlah Hb dalam orang dewasa kira16kira 11,5 sampai 15 mg %.
Normal Hb wanita 11,5 sampai 15,5 mg % danHb laki-laki 13,0 sampai
17,0 mg %. Dari dalam tubuh banyaknya sel darahmerah ini bisa
berkurang, demikian juga banyaknya hemoglobin dalam seldarah merah.
Apabila keduanya berkurang maka keadaan ini disebutanemia. Biasanya
hal ini disebabkan karena pendarahan yang hebat dangangguan dalam
pembuatan eritrosit.
2. Leukosit (sel darah putih)
Sel darah yang bentuknya dapat berubah-ubah dan dapat bergerak
denganperantara kaki palsu (pseudopodia) mempunyai bermacam-
macam inti selsehingga dapat dibedakan berdasarkan inti sel. Leukosit
berwarna kuning(tidak berwarna), banyaknya kira-kira 4000 sampai
11.000/mm3.Leukosit berfungsi sebagai serdadu tubuh, yaitu
membunuh dan memakanbibit penyakit / bakteri yang masuk dalam
tubuh jaringan RES (RetikuloEndotel System). Fungsi yang lain yaitu
sebagai pengangkut dimana leukositmengangkut dan membawa zat
lemak dari dinding usus melalui limpa danke pembuluh darah.
Sel leukosit selain dari dalam pembuluh darah juga terdapat di
seluruh jaringan tubuh manusia. Pada kebanyakan penyakit disebabkan
karena kemasukan kuman/ infeksi maka jumlah leukosit yang ada dalam
darah akan meningkat.Hal ini disebabkan sel leukosit yang biasanya
tinggal di dalam kelenjarlimfa sekarang beredar dalam darah untuk
mempertahankan tubuh terhadapserangan bibit penyakit tersebut.
Macam-macam leukosit adalah sebagaiberikut:
a) Agranulosit
Sel yang tidak mempunyai granula di dalamnya, terdiri dari:
 Limfosit
Leukosit yang dihasilkan dari jaringan RES dan kelenjar limfa
didalam sitoplasmannya tidak terdapat granula dan inti
besarbanyaknya 20 % sampai 25 %. Fungsinya membunuh kuman
danmemakan bakteri yang masuk ke dalam jaringan tubuh.
 Monosit
Fungsinya sebagai fagosit dan banyaknya 30%.
b) Granulosit
 Neutrofil
Mempunyai inti, protoplasma, banyaknya bintik-bintik, banyaknya
60%sampai 70%.
 Eosinofil
Granula lebih besar, banyaknya kira-kira 24%.
 Basofil
Inti teratur dalam protoplasma terdapat granula besar banyaknya
½%
3. Trombosit (sel pembeku)
Merupakan benda-benda kecil yang bentuk dan ukurannya
bermacammacam,ada yang bulat dan ada yang lonjong. Warnanya putih
denganjumlah normal 150.000 sampai 450.000/mm3. Trombosit
memegangperanan penting dalam pembekuan darah jika kurang dari
normal. Apabilatimbul luka, darah tidak lekas membeku sehingga
timbul pendarahan terusmenerus.
Proses pembekuan darah dibantu oleh zat yaitu Ca2+ dan
fribinogen.Fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh mendapat luka. Jika
tubuh terluka,darah akan keluar, trombosit pecah dan akan
mengeluarkan zat yang disebuttrombokinase. Trombokinase akan
bertemu protombin dengan bantuan Ca2+akan menjadi thrombin.
Thrombin akan bertemu dengan fibrin yangmerupakan benang-benang
halus, bentuk jaringan yang tidak teraturletaknya, yang akan menahan
sel darah. Dengan demikian terjadipembekuan.
4. Plasma Darah
Bagian darah yang encer tanpa sel-sel darah warna bening
kekuninganhampir 90% plasma darah terdiri dari:
a) Fibrinogen yang berguna dalam proses pembekuan darah.
b) Garam-garam mineral (garam kalsium, kalium, natrium, dan lain-
lainyang berguna dalam metabolisme ).Protein darah (albumin dan
globulin) meningkatkan viskositas darahdan juga menimbulkan
tekanan osmotik untuk memeliharakeseimbangan cairan dalam
tubuh.
c) Zat makanan (zat amino, glukosa lemak, mineral, dan vitamin).
d) Hormon yaitu suatu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh.
e) Antibodi atau anti toksin.
3. Etiologi
Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue dari family
Flaviviridaedengan genus Flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotype
yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2. DEN-3, dan DEN-4. Keempat serotype
ini menimbulkan gejala yang berbeda-beda jika menyerang manusia. Serotipe
yang menyebabkan infeksi paaling berat di Indonesia, yaitu DEN-3. Demam
berdarah dengue tidak menular, melalui kontak manusia dengan manusia.
virus dengue sebagai penyebab demam berdarah hanya dapat ditularkan
melalui nyamuk. Oleh karena itu, penyakit ini termasuk dalam kelompok
arthropod borne disease.(Misnadiarly, 2009).
Virus dengue sebagai penyebab penyakit demam berdarah dengue
merupakan mikroorganisme sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan
mikroskop electron. Virus hanya dapat hidupdi dalam sel hidup. Maka demi
kelangsungan hidupnya, virus harus bersaing, dengan ssel manusia yang
ditempati teruama untuk kebutuhan protein. Apabila daya tahan tubuh
seseorang yang terkena infeksi virus tersebut rendah sebagai akibatnya sel
jaringan akan semakin rusak. Sebaliknya, apabila sel tersebut berkembang
banyak, fungsi organ tubuh tersebut baik, maka akan sembuh dan timgul
kekebalan terhadap virus dengue yang pernah masuk ke dalam tubuhnya
(Misnadiarly, 2009).

4. Patofisiologi
Virus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan menimbulkan
viremia.Hal tersebut akan menimbulkan reaksi oleh pusat pengatur suhu di
hipotalamus sehingga menyebabkan (pelepasan zat
bradikinin,serotinin,trombin,histamin) terjadinya : peningkatan suhu. Selain
itu viremia menyebabkan pelebaran pada dinding pembuluh darah yang
menyebabkan perpindahan cairan dan plasma dari intravaskular ke intersisial
yang menyebabkan hipovolemia.Trombositopenia dapat terjadi akibat
dari,penurunan produksi trombosit sebagai reaksi dari antibodi melawan virus
(Murwani,2011).
Pada pasien dengan trombositopenia terdapat adanya perdarahan baik
kulit seperti ptekie atau perdarahan mukosa di mulut.Hal ini mekanisme
hemostatis secara normal.Hal tersebut dapat menimbulkan perdarahan dan
jika tidak tertangani maka akan menimbulkan syok.Masa virus dengue
inkubasi 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari(Soegijanto,2006).
Menurut Ngastiyah (2005) virus akan masuk ke dalam tubuh melalui
gigitan nyamuk aedes aegypty.Pertama tama yang terjadi adalah viremia yang
mengakibatkan penderita mengalami demam,sakit kepala,mual,nyeri otot
pegal pegal di seluruh tubuh,ruam atau bintik-bintik merah pada
kulit,hiperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi pembesaran
kelenjar getah bening,pembesaran hati (hepatomegali).
Kemudian virus bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah kompleks
virus antibodi.Dalam sirkulasi dan akan mengativasi sistem komplemen.
Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a dua peptida yang
berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat sebagai
faktor meningkatnya permeabilitas dinding kapiler pembuluh darah yang
mengakibatkanterjadinya pembesaran plasma ke ruang
ekstraseluler.Pembesaran plasma ke ruang ekstraselulermengakibatkan
kekurangan volume plasma,terjadi hipotensi,hemokonsentrasi (peningkatkan
hemotokrit > 20 %) menunjukan atau menggambarkan adanya kebocoran
(perembesan) sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan
pemberian cairan intravena (Noersalam,2005).
Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskuler dibuktikan
dengan ditemukan cairan yang tertimbun dalam rongga yaitu rongga
peritonium,pleura, dan pericardium yang ada otopsi ternyata melebihi cairan
yang diberikan melalui infus. Setelah pemberian cairan intravena,peningkatan
jumlah trombosit menunjukkan kebocoran plasma telah teratasi, sehingga
pemberian cairan intravena harus dikurangi kecepatan dan jumlahnya untuk
mencegah terjadinya edema paru dan gagal jantung,sebaliknya jika tidak
mendapatkan cairan yang cukup,penderita akan mengalami kekurangan cairan
yang akan mengakibatkaan kondisi yang buruk bahkan bisa mengalami
renjatan,metabolik asidosis dan kematian apabila tidak segera diatasi dengan
baik(Murwani.2011).
5. WOC DHF
Gigitan Nyamuk Ades Aegipty

Infeksi virus Dengue Inkubasi 2 - 7 hari


- Demam MK: - Hipertermi
- Nyeri otot dan sendi - gangguan rasa
nyaman :nyeri

Virus menyebar ke kulit virus berimplikasi dinodus linfotikus

Ruam Pembentukan antibodi virus dalam sirkulasi darah limFodenopati

Aksifasi sistem komplemen

anafilaktosis O3A dan C5a dilepaskan

asresi trombosit Permeabilitas pembuluh darah meningkat

kebocoran plasma
Vaso aktif (CADP) yang bersifat trombosit faktor 3 dilepaskan
meningkat permebilitas kapiler volume plasma menurun
dilepaskan
Koagulasi intra vaskuler
dirangsang cairan keluar ekstrasel Hovopolemia

Trombositopenia gangguan sirkulasi hipotensi


masuk ke peluara
Faktor koagulasi menurun hipoksia jaringan shock
- edema paru
- atelektosis anoksia
Tek. Sirkulasi darah menurun - TD menurun Perdarahan MK: - Devisit Vol.cairan MK: pola nafas jaringan
- Nadi cepat dan halus - Efiktasis - Resi shock tedak efektif
- Hematemesis hipovolemik asidosis
Aliran balik vena menurun MK: Resti shock - Melena metabolik
hipovolemik - Ptekie, ekimosis, purpura
kematian
Curah jantung menurun MK: perubahan
perfusi jaringan

Perfusi jaringan menurun MK: - ketidakseimbangan


cairan dan elektrolit
- Gangguan aktivitas
Shcok
- Edema papebra
- Asites
- Edema tangan dan kaki
6. Manifestaasi Klinis
a. Demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari dengan sebab
yang tidak jelas dan hampir tidak dapat dipengaruhi oleh antipiretik.
b. Manifestasi Perdarahan
 Dengan manipulasi, yaitu uji torniquet positif
Kriteria : (+) bila jumlah petekie ≥ 20

(±) bila jumlah petekie 10 – 20

(-) bila jumlah petekie < 10

 Spontan, yaitu petekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi,


hematemesis atau melena.
c. Malaise, mual, muntah, sakit kepala, tidak nafsu makan dan kadang-kadang
batuk.
d. Nyeri ulu hati, nyeri otot dan sendi
e. Pembesaran hati
f. Syok yang ditandai dengan nadi lemah dan cepat sampai tak teraba, TD
menurun, disertai kulit yang lembab dan dingin terutama pada ujung jari
tangan, kaki dan hidung, lemah, gelisah sampai menurunnya kesadaran.
(Rampengan, 2007 ; 127)

7. Derajat DHF
a. Derajat I (Ringan)
Demam mendadak selama 2-7 hari disertai gejala tidak khas, dan
satu-satunya manifestasi perdarahan adalah uji torniquet positif. Tes ini
dilakukan dengan dengan cara membendung pembuluh darah pada lengan
pasien dengan menggunakan manset pengukut tekannan darah selama 5
menit. Besar tekanannya adalah ½ kali dari penjumlahan tekanan darah
sistolik dan diastolik. Hasil positif adalah jika terdapat bintik-bintik
perdarahan pada lengan penderita, sebanyak lebih dari 20.
b. Derajat II (Sedang)
Derajat II disertai dengan perdarahan spontan dikulit atau
perdarahan yang lain. Berupa ekimosis, mimisan (epistaksis), muntah
darah (hematemesis), buang air besar berdarah berwarna merah kehitaman
(melena0, perdrahan gusi, telinga, dan sebagainya.

c. Derajat III

Derajat III ditambah kegagalan sirkulasi ringan yaitu denyut nadi


cepat dan lemah (>120 x/menit), tekanan darah menurun disertai dengan
kulit yang dingin , lembab, dan gelisah. Derajat III merupakan peringatan
awal yang mengarah pada terjadinya renjatan (syok).

d. Derajat IV

Derajat IV ditambah syok berat, dengan nadi yang tidak teraba dan
tekanan darah tidak terukur disertai dengan penurunan kesadaran, sianosis
dan asidosis. (Suriadi,2010)

8. Cara Pencegahan Penyakit DHF


a. Lingkungan
1) Menguras bak mandi / penampungan air sekurang-kurangnya sekali
seminggu
2) Mengganti / menguras vas bunga dan tempat minum burung
seminggu sekali
3) Menutup dengan rapat tempat penampungan air
4) Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas, dan ban bekas di sekitar
rumah.
b. Biologis
Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan
jentik.
9. Penatalaksanaan
a. Fase febris
1) Tepid sponge, untuk demam yang sangat tinggi setelah diberikan
paracetamol
2) Antipiretik, parasetamol 10 mg/kgBB/hari, jika demam > 39 C setip 4-
6 jam
3) Pemberian nutrisi yang lunak akan lebih disukai
4) Pemberian air putih yang adekuat akan menjaga keseimbangan
elektrolit
5) Antikonsulvan pada pasien dengan kejang demam (diazepam oral)
6) Pemberian cairan intravena
7) Pengawasan tanda kegawatan dan gejala yang mengarah ke syok.
Gejala syok :
 Ujung akral dingin dan lembab
 Gelisah, rewel pada bayi
 Pengisian kapiler > 2 detik
 Penurunan dieresis 4-6 jam
b. Fase Kritis
1) DBD derajat I dn II
a) Pada hari ke 3,4 dan 5 demam dianjurkan dirawat inap
b) Pemantauan TTV setiap hari 1-2 jam selama fase kritis
c) Pemeriksaan kadar hematokrit berkala selama 4-6 jam selama fase
kritis
d) Hindari pemasangan prosedur yang invasif seperti nasogatric tube
e) Penggantian volume plasma yang hilang akibatt pembesaran
plasma
f) Jumlah cairan diberikan :
 Berat badan yang digunakan untuk patokan adalah berat
ideal
 Pemberian cairan intravena harus disesuaikan berdasarkan
hasil lab (hemoglobin, hematokrit)
2) DBD deraajat III dan IV
a) Sindrom syok dengue merupakan kasus kegawatdaruratan yang
membutuhkan penanganan secara cepat dan tepat. Terapi oksigen
harus diberikan pada semua pasien syok.
b) Penggantian awal cairan intravena dengan larutan kristaloid 20
ml/kgBB dengan tetesan secepatnya. Jika syok belum teratasi
dengan dua kali resusitasi , cairan dapat digantikan dengan koloid
10-20 ml/kgBB selama 10 menit. Jika terjadi perubahan klinis,
segera tukar kemballi dengan kristaloid, tetesan dikurangi secara
bertahap dengan tetesan 10 ml.kgBB/jam dan dievaluasi selama 4-
6 jam. Jika membaik, diturunkan 7 ml/kgBB/jam selanjutnya 5
ml/kgBB/jam dan terakhit 3 ml/kgBB/jam.
3) Fase Penyembuhan
a) Penghentian cairan intravenaa
b) Biarkan pasien istirahat
c) Beberapa pasien akan mengalami fluid overload jika pada fase
demam sebelumnya mendapatka cairan berlebihan, untuk
mengatasi hal tersebut dapat dilakukan :
 Hilangkan cairan yang ada di cavum pleura, dapat
menggunakan diuretic furosemide (1 ml/kg/dosis) dengan
syarat pasien tidak dalam fase perembesan plasma karena
akan memicu syok
 Dilaukan pemasangan kateter terlebih dahulu
 Pencatatan jumlah urine setiap jam
 Furosemide dapat diberikan dengan frekuensi sesuai
kebutuhan.
10. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
1. Leukosit : Lekosit menurun
2. Trombosit : Trombositopenia (< 100.000/mm3)
3. Hematokrit : Meningkat > 20 %
4. Hemostasis : Dilakukan DT, APTT, Fibrinogen,.dicurigai
adanya perdarahan/ kelainan pembekuan darah
5. Protein/albumin : Hipoprotemia
6. GGOT/SGPT : Meningkat
7. Ureum, kreatinin : bila didapatkan gangguan fungsi ginjal
8. Elektrolit : sebagai parometer pemantauan pemberian cairan
9. Imuno serologi :
IgM : Terdeteksi pada hari ke 3-5, meningkat pada minggu ke3
menghilang setelah 60-90 hari

IgG : Pada infeksi primer IgG mula terdeteksi pada hari ke 14,
infeksi sekunder pada hari ke 2

b. Radiologi
Pada foto dada didapatkan efusi pleura
B. Konsep Dasar Nyamuk Aedes aegypti
1. Pengertian
Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus
dengue penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengue, A. aegypti juga
merupakan pembawa virus demam kuning (yellow fever) dan chikungunya.
Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di
seluruh dunia. Sebagai pembawa virus dengue, A. aegypti merupakan
pembawa utama (primary vector) dan bersama Aedes albopictus menciptakan
siklus persebaran dengue di desa dan kota. Mengingat keganasan penyakit
demam berdarah, masyarakat harus mampu mengenali dan mengetahui cara-
cara mengendalikan jenis ini untuk membantu mengurangi persebaran
penyakit demam berdarah.
Terjadinya penularan virus Dengue tidak dapat dilepaskan dari keberadaan
vektornya, karena tanpa adanya vektor tidak akan terjadi penularan. Ada
beberapa vektor yang dapat menularkan virus Dengue tetapi yang dianggap
vektor penting dalam penularan virus ini adalah nyamuk.

Bila nyamuk Aedes menghisap darah manusia yang sedang mengalami


viremia, maka nyamuk tersebut terinfeksi oleh virus Dengue dan sekali
menjadi nyamuk yang infektif maka akan infektif selamanya . Selain itu
nyamuk betina yang terinfeksi dapat menularkan virus ini pada generasi
selanjutnya lewat ovariumnya tapi hal ini jarang terjadi dan tidak banyak
berperan dalam penularan pada manusia. Virus yang masuk dalam tubuh
nyamuk membutuhkan waktu 8-10 hari untuk menjadi nyamuk infektif bagi
manusia dan masa tersebut dikenal sebagai masa inkubasi eksternal.
2. Ciri-ciri Nyamuk Aedes Aegypti
Ciri-cirinya adalah sebagai berikut :
a. Badan kecil berwarna hitam dengan bintik-bintik putih
b. Jarak terbang nyamuk sekitar 100 meter
c. Umur nyamuk bertina dapat mencapai sekitar 1 bulan
d. Menghisap darah pada pagi hari sekitar pukul 09.00-10.00 dan sore haru
pukul 16.00-17.00 wib
e. Hidup di genangan air, vas bunga,di dalam rumah.
f. Dalam ruang gelap nyamuk beristirahat hinggap pada kain atau pakaian
yang tergantung.
3. Klasifikasi Aedes aegypti
Nyamuk merupakam salah satu di antara serangga yang sangat penting di
dunia kesehatan. Nyamuk termasuk dalam subfamily Culicinae, family
Culicidae (Nematocera: Diptera) merupakan vektor atau penular utama dari
penyakit-penyakit arbovirus (demam berdarah, chikungunya, demam kuning,
encephalitis, dan lain-lain), serta penyakit-penyakit nematode (filariasis),
riketsia, dan protozoa (malaria). Di seluruh dunia terdapat lebih dari 2500
spesies nyamuk, meskipun sebagian besar dari spesies-spesies nyamuk ini
tidak berasosiasi dengan penyakit virus (arbovirus) dan penyakit-penyakit
lainnya. Jenis-jenis nyamuk yang menjadi vector utama, biasanya adalah
Aedes spp, Culex spp, Anopheles spp, dan Mansonia spp (Sembel, 2009).
Nyamuk Aedes aegypti merupakan penyebab terjadinya penyakit demam
berdarah. Menurut Wormack (1993) di dalam sistem nomenklatur, Aedes
aegypti menempati sistematika sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Diptera
Sub ordo : Nematocera
Family : Culicidae
Sub family : Culicinae
Genus : Aedes
Species : Aedes aegypti
4. Siklus hidup nyamuk Aedes aegypti

masa pertumbuhan dan perkembangan nyamuk Aedes aegypti dapat


dibagi menjadi empat tahap, yaitu telur, larva, pupa, dan nyamuk dewasa,
sehingga termasuk metamorfosis sempurna atau holometabola.(Soegijanto
2006)
a. Stadium Telur
telur nyamuk Aedes aegypti berbentuk ellips atau oval memanjang,
berwarna hitam, berukuran 0,5-0,8 mm, dan tidak memiliki alat
pelampung. Nyamuk Aedes aegypti meletakkan telur-telurnya satu per satu
pada permukaan air, biasanya pada tepi air di tempat-tempat penampungan
air bersih dan sedikit di atas permukaan air. Nyamuk Aedes aegypti betina
dapat menghasilkan hingga 100 telur apabila telah menghisap darah
manusia. Telur pada tempat kering (tanpa air) dapat bertahan sampai 6
bulan. Telur-telur ini kemudian akan menetas menjadi jentik setelah sekitar
1-2 hari terendam air(Herms, 2006)
b. Stadium Larva (Jentik)
larva nyamuk Aedes aegypti mempunyai ciri khas memiliki siphon
yang pendek, besar dan berwarna hitam. Larva ini tubuhnya langsing,
bergerak sangat lincah, bersifat fototaksis negatif dan pada waktu istirahat
membentuk sudut hampir tegak lurus dengan permukaan air. Larva menuju
ke permukaan air dalam waktu kira-kira setiap ½-1 menit, guna
mendapatkan oksigen untuk bernapas. Larva nyamuk Aedes aegypti dapat
berkembang selama 6-8 hari.Berdasarkan data dari Depkes RI (2005), ada
empat tingkat (instar) jentik sesuai dengan pertumbuhan larva tersebut,
yaitu:
1) Instar I : berukuran paling kecil, yaitu 1-2 mm
2) Instar II : 2,5-3,8 mm
3) Instar III : lebih besar sedikit dari larva instar II
4) Instar IV : berukuran paling besar, yaitu 5 mm (Depkes RI, 2005).
c. Stadium Pupa
Pupa nyamuk Aedes aegypti mempunyai bentuk tubuh bengkok,
dengan bagian kepala dada (cephalothorax) lebih besar bila dibandingkan
dengan bagian perutnya, sehingga tampak seperti tanda baca ‘koma’.
Tahap pupa pada nyamuk Aedes aegypti umumnya berlangsung selama 2-4
hari. Saat nyamuk dewasa akan melengkapi perkembangannya dalam
cangkang pupa, pupa akan naik ke permukaan dan berbaring sejajar dengan
permukaan air untuk persiapan munculnya nyamuk dewasa (Achmadi,
2011).
d. Nyamuk dewasa
Nyamuk dewasa yang baru muncul akan beristirahat untuk periode
singkat di atas permukaan air agar sayap-sayap dan badan mereka kering
dan menguat sebelum akhirnya dapat terbang. Nyamuk jantan dan betina
muncul dengan perbandingan jumlahnya 1:1. Nyamuk jantan muncul satu
hari sebelum nyamuk betina, menetap dekat tempat perkembangbiakan,
makan dari sari buah tumbuhan dan kawin dengan nyamuk betina yang
muncul kemudian. Setelah kemunculan pertama nyamuk betina makan sari
buah tumbuhan untuk mengisi tenaga, kemudian kawin dan menghisap
darah manusia. Umur nyamuk betinanya dapat mencapai 2-3 bulan
(Achmadi, 2011).
5. Tempat perkembangbiakan
Nyamuk-nyamuk Aedes aktif pada waktu siang hari seperti Aedes
aegypti biasanya meletakkan telur dan berbiak pada tempat-tempat
penampungan air bersih atau air hujan seperti bak mandi, tangki
penampungan air, vas bunga (di rumah, sekolah, kantor, atau di
pekuburan), kaleng-kaleng, atau kantung-kantung plastic bekas, di atas
lantai gedung terbuka, talang rumah, bambu pagar, kulit-kulit buah seperti
kulit buah rambutan, tempurung kelapa, ban-ban bekas, dan semua bentuk
container yang dapat menampung air bersih. Jentik-jentik nyamuk (nyamuk
muda) dapat terlihat berenang naik turun di tempat-tempat penampungan
air tersebut. jenis nyamuk Aedes tersebut merupakan vector utama
penyakit demam berdarah (Sembel,2009).

C. Proses Tumbuh Kembang Anak usia 13 Tahun


Pertumbuhan merupakan suatu proses dimana anak akan melakukan
perubahan yang irreversible, karena adanya tambahan substansi pada tubuh.
Pertumbuhan, merupakan proses dimana ketercapainya suatu kedewasaan. Jadi
tumbuh kembang memiliki arti yaitu, perubahan menuju tercapainya suatu
kedewasaan. Anak yang berumur 13-22 tahun ini disebut dengan masa remaja,
dalam masa ini akan terjadi perubahan yang sangat jelas dalam bentuk fisik
kematangan seksual bentuk suara dan dalam bersosialisasi dengan lawan jenisnya.
Tumbuh kembang Anak dari segi Fisik, Sosial, Bahasa, Motorik, Intelektual,
dan Perkembangan Kepribadian
1. Segi Fisik
Periode ini akan mengalami kematangan dalam segi fisiknya, Jasmani
maupun dari segi rohaninya karena telah mengalami kematangan pada sel
kelenjar kelaminnya (biologis), Pada laki-laki adalah testis sedangkan pada
wanita adalah ovarium, indung telur pada wanita keduanya adalah tanda
kelamin primer. Sebelumnya didahului tanda kelamin sekunder. Tanda
kelamin sekunder tersebuat antara lain adalah sebagai berikut:
 Gangguan pada peredaran darah
 Sering merasa berdebar-debar
 Tubuh sering merasa menggigil
 Pertumbuhan bulu atau rambut pada sekitar alat kelamin, ketiak, kumis
jambang
 Bagi para wanita akan mengalami perubahan pada bagian dada karena akan
mengalami pelebaran dari ukuran semula menjadi meluas, Meluasnya
bagian lemak disekitar pinggul, paha, serta perut

Masa pertumbuhan ini dinilai oleh mereka yang ahli sebagai sedikit
melemahnya fungsi rohani peristiwa ini disebut asthenia Fungtional.

2. Segi Bahasa
Masa ini anak akan menggunakan bahasa dengan benar meskipun mereka
menggunakan istilah-istilah mereka tersendiri baik itu resmi, tidak resmi,
bahasa nasional atau daerah.
3. Segi Sosial
Masa ini mereka lebih menjunjung kata-kata persahabatan sejati namun
mereka banyak menyimpan rahasinya sendiri, namun aktifitas mereka terlihat
ofensif tetapi terkadang saling membantu atau mengganggu. Mereka lebih
banyak mempertahankan pendapat serta ego masing-masing.
4. Segi Motorik
Masa ini remaja lebih banyak melakukan gerakan yang dapat membuat tubuh
mereka ideal bahkan membuatnya menjadi menarik. Hal itu mereka lakukan
dengan berbagai cara seperti olahraga serta berias diri.
5. Segi Intelektual
Intelektualnya sangat intensif sehingga kemauannya pada dunia luar sangatlah
besar, sifat ini menimbulkan fungsi psikis serta rasa ingintahu, sehingga
muncul dorongan untuk mencari ilmu pengetahuan.
6. Segi Moral
Moral remaja ini sangatlah rentan ia bisa meniru apa yang ia tangkap dan apa
yang ia lihat sehingga butuh perhatian dari mereka yang ada disekitarnya baik
keluarga dan teman-temannya.
7. Segi Kepribadiannya
Kepribadian harus dapat ia latih melalui dirinya sendiri, keluarga, maupun
dari lingkungan masyarakat, jika hal itu tidak ia lakukan maka sifatnya tidak
akan terkontrol, jika sifat itu terkontrol maka kepribadian pada si anak akan
mampu terpupuk dengan baik

D. Asuhan Keperawatan Teoritis DHF


1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Biasanya yang dikaji nama anak,umur,jenis kelamin,pendidikan, anak
ke,nama orang tua,alamat orang tua,pendidikan orang tua,pekerjaan orang
tua.
b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Dahulu
Biasanya klien mempunyai riwayat demam dengue,kemungkinan
klien pernah terpapar dengan virus dengue yang berbeda.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien mengeluh sakit perut,demam tinggi mmendadak
dan terus-menerus,nyeri otot dan sendi,nafsu makan
menurun,perdarahan pada gusi,hidung,hematemesis atau
melena,ptekie, kulit teraba lembab dan dingin terutama pada ujung jari
tangan, kaki dan hidung.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Biasanya penyakit DHF bukan penyakit keturunan,tapi ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
4) Riwayat Imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan tubuh yang baik,maka
kemungkinan akan timbulnya komplikasi dapat dihindari.
5) Kondisi lingkungan
Sering terjadi didaerah yang padat penduduknya dan lingkungan
yang kurang bersih seperti air yang menggenang dan gantungan
baju dikamar.
c. Pemeriksaan Fisik
1) TTV
2) TB : Biasanya tidak ditemukan peningkatan atau penurunan
BB dan Lila : biasanya ditemukan penurunan
3) Kepala
 Lingkar kepala, ukuran ubun-ubun, bentuk kepala
 Rambut : Biasanya tidak ditemukan kelainan
 Mata : Biasanya konjungtiva anemis
 Hidung : Biasanya hidung kadang mengalami perdarahan,
 Mulut : Biasanya membran mukosa kering, dan ditemukan
perdarahan pada gusi
4) Leher
Biasanya tidak ditemukan kelainan
5) Thoraks
I : Biasanya bentuk dada semetris kiri dan kanan -
Pergerakan dada sama kiri dan kanan
P : Biasanya fremitus kiri kanan
P : Biasanya sonor
A : Biasanya bunyi nafas vesikuler
6) Jantung
I : Biasanya ictus tidak terlihat
P : Biasanya ictus teraba di LMCS RIC V
P : Biasanya batas jantung normal
A : Biasanya teratur
7) Abdomen
I : Biasanya perut asites
A : Biasanya bising usus (+)
P : Biasanya nyeri tekan dan hepar teraba
P : Biasanya nyeri tekan
8) Ekstremitas
Biasanya akral teraba dingin, kapilarirefill > 3 detik, sianosis, dan
terjadi nyeri otot, sendi dan tulang.
9) Neurologik
Biasanya kesadaran menurun
d. Pola kebiasaan
1. Nutrisi
a) Makan : kaji frekuensi, jenis, pantangan, nafsu makan menurun /
berkurang.
b) Minum : Biasanya klien dianjuran banyak minum air putih + 1,5 – 2
liter/hari, minum susu, syrup dan jus jambu biji.
2. Eliminasi
a) Miksi : kaji apakah sering BAK, sedikit/ banyak. Pad DHF grade IV
sering terjadi hematuria.
b) Defekasi : biasanya anak mengalami diare/ konstipasi.pada DHF
grade III - IV bisa terjadi melena.
3. Aktivitas perawatan diri
Biasanya kebersihan diri dan lingkungan cenderung kurang.
4. Istirahat dan tidur
Biasanya istirahat dan tidur anak terganggu karena mengalami nyeri
sendi dan otot.
e. Data Sosial ekonomi
Biasanya penyakit ini biasa terjadi pada semua golongan, baik ekonomi
atas, menengah dan bawah, serta bias juga terjadi pada kalangan semua
usia
f. Data psikososial
Biasanya kien ditemukan cemas karena demamnya naik turun dan sering
bertanya-tanya tentang penyakitnya dan kesembuhannya.
g. Pemeriksaan labor
1. Labor
a) Pemeriksaan hematokrit (Ht) : ada kenaikan bisa sampai 20% ,
Normal Pria 40-50%,wanita 35-47 %.
b) Leukosit .
Dapat normal atau menurun. Mulai hari ke-3 dapat ditemui
2. Integumen
Biasanya ada petekie pada kulit, kulit teraba lembab dan dingin
Tabel 2.2. Hitung leukosit Persentase Hitung Absolut Normal
normal. Tipe sel

Leukosit 5.000-11.000/μl

Neutrofil 45-75 4000-6000/μl

Monosit 5-10 500-1000/μl

Eosinofil 0-5 <450/μl

Basofil 0-1 <50/μl

Limfosit 10-45 2000-5000/μl

h. Radiologis
Pada foto dada didapatkan efusi pleura, terutama pada hemitoraks kanan.
Tetapi apabila terjadi perembesan plasma hebat, efusi pleura dapat
dijumpai pada kedua hemitoraks. Asites dan efusi pleura dapat pula
dideteksi dengan pemeriksaan USG.
2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
a. Syok berhubungan dengan Perpindahan cairan Intraseluler ke Cairan
Ekstraseluler.
b. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses
penyakit(viremia).
c. Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas dinding plasma.
d. Gangguan pemenuhan nutrisi,kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
mual,muntah,anoreksia.
e. Resiko perdarahan berhubungan dengan gangguan koagulasi
(tombositopenia).
f. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
g. resiko defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
metabolisme
h. ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
NO SLKI SIKI
Keperawatan
1. Syok berhubungan Setelah dilakukan tindakan Observasi :
dengan Perpindahan keperawatan selama …x24 1. monitor frekuensi
cairan Intraseluler k jam masalah syok dapat nadi, pernapasan
Cairan Ekstraseluler teratasi, dengan kriteria 2. monitor status
hasil : cairan
1. tingkat syok menurun 3. periksa riwayat
alergi
Terapeutik :
1. berikan oksigen
untuk
mempertahankan
saturasi oksigen
2. pasang jalur IV
Edukasi :
1. jelaskan faktor
risiko syok
2. jelaskan tanda dan
gejala syok
3. anjurkan
memperbanyak
asupan cairan

Kolaborasi :
1. kolaborasi
pemberian IV

2. Peningkatan suhu Setelah dilakukan tindakan Observasi :


tubuh (hipertermi) keperawatan selama …x24 1. identifikasi
berhubungan dengan jam masalah hipertermi penyebab
proses dapat teratasi, dengan hipertermi
penyakit(viremia) kriteria hasil : 2. monitor suhu tubuh
1. termoregulasi membaik 3. monitor kadar
2. suhu tubuh membaik elektrolit
3. pengisian kapiler 4. monitor haluaran
membaik urine
Terapeutik :
1. longgarkan pakaian
2. berikan cairan oral
3. berikan oksigen,
jika perlu

Edukasi :
1. anjurkan tirah
baring

Kolaborasi :
1. kolaborasi
pemberian cairan
dan elektrolit
intravena, jika perlu

3. Kurangnya volume Setelah dilakukan tindakan Observasi :


cairan tubuh keperawatan …x24 jam 1. monitor status
berhubungan dengan masalah kekurangan hidrasi
peningkatan volume cairan dapat 2. monitor BB harian
permeabilitas dinding teratasi, dengan kriteria 3. monitor hasil
plasma. hasil : pemeriksaan
3. status cairan membaik laboratorium
4. turgor kulit meningkat 4. monitor status
5. kadar Hb Ht membaik hemodinamik

Terapeutik :
1. catat intake output
dan hitung balance
cairan 24 jam
2. berikan asupan
cairan sesuai
kebutuhan
3. berikan cairan
intravena, jika perlu

Kolaborasi :
1. kolaborasi
pemberian diuretic,
jika perlu

4. Gangguan pemenuhan Setelah dilakukan tindakan Observasi :


nutrisi,kurang dari keperawatan …x24 jam 1. identifikasi status
kebutuhan masalah pemenuhan nutrisi nutrisi
berhubungan dengan dapat teratasi, dengan 2. identifikasi alergi
mual,muntah,anoreksia. kriteria hasil : dan toleransi
1. status nutrisi membaik makanan
2. nafsu makan meningkat 3. identifikasi
kebutuhan kalori
dan jenis nutrien
4. identifikasi
perlunya
penggunaan selang
nasogatric
5. monitor asupan
makanan
6. monitor BB
7. monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium

Terapeutik :
1. lakukan oral
hygiene sebelum
makan
2. berikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah
konstipasi
3. berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
Edukasi :
1. anjurkan posisi
duduk, jika mampu
Kolaborasi :
1. kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan

5. Resiko perdarahan Setelah dilakukan tindakan Observasi :


berhubungan gangguan keperawatan …x24 jam 1. monitor tanda dan
koagulasi risiko perdarahan dapat gejala perdarahan
(trombositopenia). teratasi, dengan kriteria 2. monitor nilai
hasil : hematokrit dan
1. tingkat perdarahan hemoglobin
menurun 3. monitor TTV
Terapeutik :
1. pertahankan bed
rest selama
perdarahan
Edukasi :
1. jelaskan tanda dan
gejalan perdarahan
2. anjurkan
meningkatkan
asupan cairan untuk
menghindari
konstipasi
3. anjurkan segera
melapor jika terjadi
perdarahan
Kolaborasi :
1. kolaborasi
pemberian obat
pengontrol
perdarahan
2. kolaborasi
pemberian cairan
intravena
6 Hipovolemia Setelah diberikan Manajemen Cairan
berhubungan intervensi selama 1 Observasi
x 30 menit, maka - Monitor status hidrasi
dengankehilangan status cairan - Monitor hasil pemeriksaan
cairan aktif meningkat dengan laboratorium
kriteria hasil : Terapeutik
1. Perasaan lemah - Catat input-output dan
menurun hitung balance cairan 24 jam
2. Membran - Berikan asupan cairan sesuai
mukosa kebutuhan
membaik - Berikam cairan inravena
3. Kadar Hb dan Ht Kolaborasi
membaik - Kolaborasi pemberian
4. Tekanan darah therapy
membaik
5. Suhu tubuh
membaik
6. Intake cairan
membaik

7 resiko defisit nutrisi Setelah diberikan Manajemen Nutrisi


berhubungan intervensi selama 1 Observasi
x 30 menit, maka - Identifikasi status nutrisi
dengan peningkatan status nutrisi - Identifikasi alergi dan
kebutuhan membaik dengan intoleransi makanan
kriteria hasil : - Identifikasi makanan yang
metabolisme 1. Porsi makan disukai
yang - Identifikasi kebutuhan kalori
dihabiskan dan jenis nutrien
2. Perasaan cepat - Monitor asupan makanan
kenyangn - Monitor berat badan
menurun - Monitor hasil pemeriksaan
3. Berat badan laboratorium
membaik Terapeutik
4. IMT membaik - Berikan makanan tinggi
5. Nafsu makan kalori dan tinggi protein
membaik - Berikan makana tinggi serat
6. Membran untuk mencegah konstipasi
mukosa Edukasi
membaik - Ajarkan diet yang
diprogramkan
Koalaborasi
- Kolaborasi dalam pemberian
therapy dan ahli gizi

8 ansietas Setelah diberikan Reduksi ansietas :


berhubungan intervensi selama 1 Observasi
x 30 menit, maka - Identifikasi saat
dengan kurang ansietas mulai tingkat ansietas berubah
terpapar informasi teratasi (misal:kondisi, waktu)
dengan kriteria hasil - Monitor tanda-tanda
: ansietas
1. klien mampu Teraupetik
mengidentifikas - Ciptakan suasana
i gejala cemas teraupetik untuk
2. TTV dalam menumbuhkan keperca
rentang normal yaan
Pasien tampak - Temani pasien
untuk mengurangi
tenang
kecemasan
- Pahami situasi
yang membuat ansietas
- Gunakan pendekatan
yang tenang dan
menyakinkan

Edukasi
- Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama klien
- Anjurkan
mengungkapkan perasaan dan
persepsi
- Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
- Kolaborasi dalam pemberian
therapy

Anda mungkin juga menyukai