Bab 2 Perbaikan Anak
Bab 2 Perbaikan Anak
TINJAUAN PUSTAKA
2. Anatomi fisiologi
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung
merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya
sama dengan otot serat lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos
yaitu diluar kemauan kita.
Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul
(pangkal jantung) dan disebut juga basis kordis. Disebelahbawah agak runcing
yang disebut apekscordis. Letak jantung didalam rongga dada sebelah depan,
sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, diatasdiagfragma dan
pangkalnya terdapat dibelakang kiri antara kosa V dan VI dua jari
dibawahpapillamamae. Pada tempat ini teraba adanya denyut jantung yang
disebut iktuskordis. Ukurannya lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan
dan beratnya kira-kira 250-300 gram.
b. Pembuluh darah
Darah adalah jaringan cair dan terdiri atas dua bagian yaitu bagian cair
yangdisebut plasma dan bagian padat yang disebut sel darah. Darah adalah
suatu jaringantubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang berwarna
merah. Darah adalahsuatu cairan kental yang terdiri dari sel-sel dan plasma.
d. Bagian-bagian darah
4. Patofisiologi
Virus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan menimbulkan
viremia.Hal tersebut akan menimbulkan reaksi oleh pusat pengatur suhu di
hipotalamus sehingga menyebabkan (pelepasan zat
bradikinin,serotinin,trombin,histamin) terjadinya : peningkatan suhu. Selain
itu viremia menyebabkan pelebaran pada dinding pembuluh darah yang
menyebabkan perpindahan cairan dan plasma dari intravaskular ke intersisial
yang menyebabkan hipovolemia.Trombositopenia dapat terjadi akibat
dari,penurunan produksi trombosit sebagai reaksi dari antibodi melawan virus
(Murwani,2011).
Pada pasien dengan trombositopenia terdapat adanya perdarahan baik
kulit seperti ptekie atau perdarahan mukosa di mulut.Hal ini mekanisme
hemostatis secara normal.Hal tersebut dapat menimbulkan perdarahan dan
jika tidak tertangani maka akan menimbulkan syok.Masa virus dengue
inkubasi 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari(Soegijanto,2006).
Menurut Ngastiyah (2005) virus akan masuk ke dalam tubuh melalui
gigitan nyamuk aedes aegypty.Pertama tama yang terjadi adalah viremia yang
mengakibatkan penderita mengalami demam,sakit kepala,mual,nyeri otot
pegal pegal di seluruh tubuh,ruam atau bintik-bintik merah pada
kulit,hiperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi pembesaran
kelenjar getah bening,pembesaran hati (hepatomegali).
Kemudian virus bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah kompleks
virus antibodi.Dalam sirkulasi dan akan mengativasi sistem komplemen.
Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a dua peptida yang
berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat sebagai
faktor meningkatnya permeabilitas dinding kapiler pembuluh darah yang
mengakibatkanterjadinya pembesaran plasma ke ruang
ekstraseluler.Pembesaran plasma ke ruang ekstraselulermengakibatkan
kekurangan volume plasma,terjadi hipotensi,hemokonsentrasi (peningkatkan
hemotokrit > 20 %) menunjukan atau menggambarkan adanya kebocoran
(perembesan) sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan
pemberian cairan intravena (Noersalam,2005).
Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskuler dibuktikan
dengan ditemukan cairan yang tertimbun dalam rongga yaitu rongga
peritonium,pleura, dan pericardium yang ada otopsi ternyata melebihi cairan
yang diberikan melalui infus. Setelah pemberian cairan intravena,peningkatan
jumlah trombosit menunjukkan kebocoran plasma telah teratasi, sehingga
pemberian cairan intravena harus dikurangi kecepatan dan jumlahnya untuk
mencegah terjadinya edema paru dan gagal jantung,sebaliknya jika tidak
mendapatkan cairan yang cukup,penderita akan mengalami kekurangan cairan
yang akan mengakibatkaan kondisi yang buruk bahkan bisa mengalami
renjatan,metabolik asidosis dan kematian apabila tidak segera diatasi dengan
baik(Murwani.2011).
5. WOC DHF
Gigitan Nyamuk Ades Aegipty
kebocoran plasma
Vaso aktif (CADP) yang bersifat trombosit faktor 3 dilepaskan
meningkat permebilitas kapiler volume plasma menurun
dilepaskan
Koagulasi intra vaskuler
dirangsang cairan keluar ekstrasel Hovopolemia
7. Derajat DHF
a. Derajat I (Ringan)
Demam mendadak selama 2-7 hari disertai gejala tidak khas, dan
satu-satunya manifestasi perdarahan adalah uji torniquet positif. Tes ini
dilakukan dengan dengan cara membendung pembuluh darah pada lengan
pasien dengan menggunakan manset pengukut tekannan darah selama 5
menit. Besar tekanannya adalah ½ kali dari penjumlahan tekanan darah
sistolik dan diastolik. Hasil positif adalah jika terdapat bintik-bintik
perdarahan pada lengan penderita, sebanyak lebih dari 20.
b. Derajat II (Sedang)
Derajat II disertai dengan perdarahan spontan dikulit atau
perdarahan yang lain. Berupa ekimosis, mimisan (epistaksis), muntah
darah (hematemesis), buang air besar berdarah berwarna merah kehitaman
(melena0, perdrahan gusi, telinga, dan sebagainya.
c. Derajat III
d. Derajat IV
Derajat IV ditambah syok berat, dengan nadi yang tidak teraba dan
tekanan darah tidak terukur disertai dengan penurunan kesadaran, sianosis
dan asidosis. (Suriadi,2010)
IgG : Pada infeksi primer IgG mula terdeteksi pada hari ke 14,
infeksi sekunder pada hari ke 2
b. Radiologi
Pada foto dada didapatkan efusi pleura
B. Konsep Dasar Nyamuk Aedes aegypti
1. Pengertian
Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus
dengue penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengue, A. aegypti juga
merupakan pembawa virus demam kuning (yellow fever) dan chikungunya.
Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di
seluruh dunia. Sebagai pembawa virus dengue, A. aegypti merupakan
pembawa utama (primary vector) dan bersama Aedes albopictus menciptakan
siklus persebaran dengue di desa dan kota. Mengingat keganasan penyakit
demam berdarah, masyarakat harus mampu mengenali dan mengetahui cara-
cara mengendalikan jenis ini untuk membantu mengurangi persebaran
penyakit demam berdarah.
Terjadinya penularan virus Dengue tidak dapat dilepaskan dari keberadaan
vektornya, karena tanpa adanya vektor tidak akan terjadi penularan. Ada
beberapa vektor yang dapat menularkan virus Dengue tetapi yang dianggap
vektor penting dalam penularan virus ini adalah nyamuk.
Masa pertumbuhan ini dinilai oleh mereka yang ahli sebagai sedikit
melemahnya fungsi rohani peristiwa ini disebut asthenia Fungtional.
2. Segi Bahasa
Masa ini anak akan menggunakan bahasa dengan benar meskipun mereka
menggunakan istilah-istilah mereka tersendiri baik itu resmi, tidak resmi,
bahasa nasional atau daerah.
3. Segi Sosial
Masa ini mereka lebih menjunjung kata-kata persahabatan sejati namun
mereka banyak menyimpan rahasinya sendiri, namun aktifitas mereka terlihat
ofensif tetapi terkadang saling membantu atau mengganggu. Mereka lebih
banyak mempertahankan pendapat serta ego masing-masing.
4. Segi Motorik
Masa ini remaja lebih banyak melakukan gerakan yang dapat membuat tubuh
mereka ideal bahkan membuatnya menjadi menarik. Hal itu mereka lakukan
dengan berbagai cara seperti olahraga serta berias diri.
5. Segi Intelektual
Intelektualnya sangat intensif sehingga kemauannya pada dunia luar sangatlah
besar, sifat ini menimbulkan fungsi psikis serta rasa ingintahu, sehingga
muncul dorongan untuk mencari ilmu pengetahuan.
6. Segi Moral
Moral remaja ini sangatlah rentan ia bisa meniru apa yang ia tangkap dan apa
yang ia lihat sehingga butuh perhatian dari mereka yang ada disekitarnya baik
keluarga dan teman-temannya.
7. Segi Kepribadiannya
Kepribadian harus dapat ia latih melalui dirinya sendiri, keluarga, maupun
dari lingkungan masyarakat, jika hal itu tidak ia lakukan maka sifatnya tidak
akan terkontrol, jika sifat itu terkontrol maka kepribadian pada si anak akan
mampu terpupuk dengan baik
Leukosit 5.000-11.000/μl
h. Radiologis
Pada foto dada didapatkan efusi pleura, terutama pada hemitoraks kanan.
Tetapi apabila terjadi perembesan plasma hebat, efusi pleura dapat
dijumpai pada kedua hemitoraks. Asites dan efusi pleura dapat pula
dideteksi dengan pemeriksaan USG.
2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
a. Syok berhubungan dengan Perpindahan cairan Intraseluler ke Cairan
Ekstraseluler.
b. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses
penyakit(viremia).
c. Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas dinding plasma.
d. Gangguan pemenuhan nutrisi,kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
mual,muntah,anoreksia.
e. Resiko perdarahan berhubungan dengan gangguan koagulasi
(tombositopenia).
f. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
g. resiko defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
metabolisme
h. ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
NO SLKI SIKI
Keperawatan
1. Syok berhubungan Setelah dilakukan tindakan Observasi :
dengan Perpindahan keperawatan selama …x24 1. monitor frekuensi
cairan Intraseluler k jam masalah syok dapat nadi, pernapasan
Cairan Ekstraseluler teratasi, dengan kriteria 2. monitor status
hasil : cairan
1. tingkat syok menurun 3. periksa riwayat
alergi
Terapeutik :
1. berikan oksigen
untuk
mempertahankan
saturasi oksigen
2. pasang jalur IV
Edukasi :
1. jelaskan faktor
risiko syok
2. jelaskan tanda dan
gejala syok
3. anjurkan
memperbanyak
asupan cairan
Kolaborasi :
1. kolaborasi
pemberian IV
Edukasi :
1. anjurkan tirah
baring
Kolaborasi :
1. kolaborasi
pemberian cairan
dan elektrolit
intravena, jika perlu
Terapeutik :
1. catat intake output
dan hitung balance
cairan 24 jam
2. berikan asupan
cairan sesuai
kebutuhan
3. berikan cairan
intravena, jika perlu
Kolaborasi :
1. kolaborasi
pemberian diuretic,
jika perlu
Terapeutik :
1. lakukan oral
hygiene sebelum
makan
2. berikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah
konstipasi
3. berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
Edukasi :
1. anjurkan posisi
duduk, jika mampu
Kolaborasi :
1. kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan
Edukasi
- Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama klien
- Anjurkan
mengungkapkan perasaan dan
persepsi
- Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
- Kolaborasi dalam pemberian
therapy