Nama peserta :
NPM :
Tanggal :
Waktu :
Nilai :
PARAF PENGUJI
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MEMBERIKAN OBAT REKTAL-SUPOSITORIA
Nama peserta :
NPM :
Tanggal :
Waktu :
Nilai :
Paraf penguji :
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MEMBERIKAN OBAT MATA
Nama peserta :
NPM :
Tanggal :
Waktu :
Nilai :
PARAF PENGUJI
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MEMBERIKAN OBAT TELINGA
Nama peserta :
NPM :
Tanggal :
Waktu :
PARAF PENGUJI
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MEMBERIKAN OBAT ORAL
Nama peserta :
NPM :
Tanggal :
Waktu :
Nilai :
PARAF PENGUJI
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMBERIAN OBAT : ENTERAL
Nama peserta :
NPM :
Tanggal :
Waktu :
Paraf penguji :
PERHITUNGAN DOSIS OBAT
Sediaan obat adalah jumlah total kandungan dalam satu tablet, pil, kaplet, vial, atau ampul.
Contoh:
Dokter meminta memberikan paracetamol tablet 250 mg, satu kaplet obat memiliki sediaan
500mg.
Jawab:
250 mg / 500 mg = 1/2 tablet
Kalau untuk menghitung dosis obat tablet bagi bagi anak-anak, remaja atau dewasa
mungkin gampang, tapi kadang agak sedikit susah jika kita akan menghitung dosis obat
tablet pada bayi.
Contoh:
Dokter meminta memberikan order resep “luminal tablet 5 mg, 3 dd 1 pulvus no. X.
Jawab:
Dalam hal ini dokter ingin agar kita membagi satu obat tablet luminal 5 mg menjadi
sepuluh bagian. Order sederhana dari resep diatas adalah luminal tablet 0,5 mg, sedangkan
sediaan obat adalah 5 mg.
Kita dapat menghitung dosis obat tablet diatas dengan menggunakan rumus dosis obat:
order dokter/ sediaan obat 5 mg/10 = 0,5 mg
Setelah kita mengetahui dosis obat tersebut selanjutnya adalah menghitung berapa banyak
yang harus kita konsumsi, yaitu dengan cara dibawah ini :
Berat obat adalah bobot obat per satu kaplet/pil/ kapsul dalam satuan berat (mg (miligram)
atau g (gram)) tanpa mempertimbangkan jumlah sediaan obat.
Jumlah/ Banyak sediaan adalah banyaknya sediaan obat yang diminta oleh dokter.
Pertama kita harus menimbang berat satu pil tersebut, misal berat obat luminal 5 mg adalah
1 g. Berat obat / jumlah sediaan obat 1 g/ 10 = 0,1 g atau 100 mg.
Dengan demikian 100 mg luminal tablet mengandung sediaan 0,5 mg luminal.
Contoh:
Dokter membuat resep ” Sanmol Forte syrup 120 mg prn. Sediaan obat Sanmol Forte syrup
ialah 240 mg tiap 5 mL (mililiter)
Jawab:
120 mg / 240 mg X 5 ml = 2,5 ml = 1/2 cth
Rumus ini juga berlaku untuk menghitung obat intravena atau serbuk yang tidak harus
menggunakan batas waktu atau alat mesin syringe pump
Contoh:
Metronidazole injeksi 3 dd x 150 mg. Sediaan obat Metronidazole injeksi untuk setiap 100
mL adalah 500 mg.
Jawab:
150 mg/ 500 mg X 100 ml = 30 ml
Contoh:
Heparin 1000 IU /jam. Sediaan obat 1 ml Heparin adalah 5000 IU, Jumlah pelarut 100 cc.
Jawab:
1000 IU/60 menit X 60 mggtt/cc X 100 cc / 5000 IU = 20 cc/jam Contoh:
Perhatian:
• Dalam menghitung dosis obat yang akan diberikan menggunakan alat, perlu diperhatikan
kesamaan satuan dosis yang digunakan dengan sediaan obat. Misal: Order dokter 0,05
mikrogram tetapi sediaan obat ialah 200 mg. Maka kita harus mengubah 200 mg menjadi
200.000 mcg
• Hal lain yang perlu diperhatikan dalam menghitung obat adalah waktu pemberian.
Misalnya: Dobutamin 0,1 mcg/kg BB/jam, maka kita harus mengubah jam 60 menit.
Namun Jika order dokter 0,01 /kg BB/ menit, maka menit adalah 1 menit.
Contoh:
Dopamin 0,1 mcg /kg BB/ menit. Sediaan obat adalah adalah 200 mg. berat badan pasien
60 kg, Obat akan dilarutkan dalam 50 cc NS.
Jawab:
0,1 mcg/ 1 menit X 60 mgtt/cc X 60 kg X 50 cc / 200.000 mcg= 0,09 ml