Anda di halaman 1dari 14

BAB II

PEMBAHASAN

A. ANATOMI FISIOLOGI PANKREAS


1. Anatomi
Terletak pada kuadran bagian kiri atas di antara kurvatura duodenum dan limpa
dan panjangnya mencapai 15 cm.

2. Fisiologi
Pankreas merupakan kelenjar eksokrin (pencernaan) sekaligus kelenjar endokrin.
a. Fungsi endokrin
1) Sel pankreas yang memproduksi hormon disebut sel pulau Langerhans,
yang terdiri dari sel alfa yang memproduksi glukagon dan sel beta yang
memproduksi insulin.
2) Glukagon Efek glukagon secara keseluruhan adalah meningkatkan kadar
glukosa darah dan membuat semua jenis makanan dapat digunakan untuk
proses energi. Glukagon merangsang hati untuk mengubah glikogen
menurunkan glukosa (glikogenolisis) dan meningkatkan penggunaan lemak
dan asam amino untuk produksi energi. Proses glukoneogenesis merupakan
pengubahan kelebihan asam amino menjadi karbohidrat sederhana yang
dapat masuki reaksi pada respirasi sel.Sekresi glukagon dirangsang oleh

1
hipoglikemia. Hal ini dapat terjadi pada keadaaan lapar atau selama stres
fisiologis, misalnya olahraga.
3) Insulin Efek insulin adalah menurunkan kadar glukosa darah dengan
meningkatkan penggunaan glukosa untuk produksi energi. Insulin
meningkatkan transport glukosa dari darah ke sel dengan meningkatkan
permeabilitas membran sel terhadap glukosa (namun otak, hati, dan sel-sel
ginjal tidak bergantung pada insulin untuk asupan glukosa). Di dalam sel,
glukosa digunakan digunakan pada respirasi sel untuk menghasilkan energi.
Hati dan otot rangka mengubah glukosa menjadi glikogen (glikogenesis)
yang disimpan untuk digunakan di lain waktu. Insulin juga memungkinkan
sel-sel untuk mengambil asam lemak dan asam amino untuk digunakan
dalam sintesis lemak dan protein (bukan untuk produksi energi).

b. Fungsi eksokrin
Kelenjar eksokrin pada paankreas disebut acini, yang menghasilkan enzim
yang terlibat pada proses pencernaan ketiga jenis molekul kompleks makanan.
Enzim pankreatik amilase akan mencerna zat pati menjadi maltosa. Kita bisa
menyebutnya enzim “cadangan” untuk amilase saliva. Lipase akan mengubah
lemak yang teremulsi menjadi asam lemak dan gliserol. Pengemulsifan atau
pemisahan lemak pada garam empedu akan meningkatkan luas permukaan
sehingga enzim lipase akan dapat bekerja secara efektif. Tripsinogen adalah suatu
enzim yang tidak aktif, yang akan menjadi tripsin aktif di dalam duodenum. Tripsin
akan mencerna polipeptida menjadi asam-asam amino rantai pendek. Cairan enzim
pankreatik dibawa oleh saluran-saluran kecil yang kemudian bersatu membentuk
saluran yang lebih besar, dan akhirnya masuk ke dalam duktus pankreatikus mayor.
Duktus tambahan juga bisa muncul. Duktus pankreatikus mayor bisa muncul dari
sisi medial pankreas dan bergabung dengan duktus koledokus komunis untuk
kemudian menuju ke duodenum. Pankreas juga memproduksi cairan
bikarbonat yang bersifat basa.

B. PENGERTIAN

2
1. Pankreatitis adalah inflamasi yang mengenai pankreas yang bersifat serius dengan
intensitas yang ringan sampai berat dan berakibat fatal.Pankreatitis juga
didefinisikan sebagai peradangan pada pankreas yang menggangu fungsi eksokrin
dalam membantu menjalankan metabilisme dalam tubuh.
2. Pankreatitis adalah kondisi inflamasi yang menimbulkan nyeri dimana enzim
pankreas diaktifasi secara prematur mengakibatkan autodigestif dari pankreas.
(Doengoes, 2000; 558)
3. Pankreatitis (inflamasi pankreas) merupakan penyakit yang serius pada pankreas
dengan intensitas yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif ringan dan
sembuh sendiri hingga penyakit yang berjalan dengan cepat dan fatal yang tidak
bereaksi terhadap berbagai pengobatan. (Smeltzer, Suzanne C., 2001; 1338)
C. EPIDEMIOLOGI
Usia umumnya manusia mengalami perubahan fisologi secara drastic menurun
dengan cepat selah usia 40 tahun. Pancreatitis sering muncul pada pasien yang pecandu
alcohol yang berumus dari yang berumur 40 tahun. Tetapi dapat muncul jua pada usia muda
sebagai pencandu berat alcohol.Pada orang dengan pendapatan tinggi dan rentan stress.
Cenderung mengkonsumsi makanan cepat saji dan minum-minuman yang banyak
mengandung alcohol sebagai pelarian untuk mengurangi stress psykologinya, oleh karena
itu penyakit ini banyak dialami oleh anak pejabat, kontraktor, pekerja biasa dengan gaji
lembur yang tinggi dan rendah nilai agamanya.
D. ETIOLOGI
1. Konsumsi alcohol cukup lama
Konsumsi alcohol akanmengakibatkan suasana lebih alkalis pada enzim-enzim
pankreas. Suasana itu akan berakibat timbulnya kerusakan pada pancreas.
2. Infeksi bakteri
Walaupun jarang bakteri juga dapat mencapai pankreas untuk merusak organ
pankreas. Kerusakan ini akan berdampak pada peningkatan enzim pankreas yang justru
dapat merusak pankreas.

3. Infeksi virus

3
Virus yang sering menimbulkan kerusakan pada pankreas adalah virus
parotitis

E. PATOFISIOLOGI
Konsumsi alcohol, infeksi bakteri/virus akan serta faktor-faktor yang berisiko
mengakibatkan edema pada pankreas (terutama daerah ampula vater). Dengan demikian
didalam pankreas akan terjadi peningkatan kadar enzim yang mengakibatkan peradangan
pada pankreas. Proses peradangan ini kalau ditumpangi oleh mikroorganisme maka akan
berakibat terbawanya toksik kedalam darah yang merangsang hipotalamus untuk
meningkatkan ambang suhu tubuh (unsure panas).
Adanya refluk enzim agar meningkatkan volume enzim dan distensi pada pankreas
yang merangsang reseptor nyeri yang dapat dijalarkan ke daerah abdomen dan
punggung.Kondisi ini memunculkan adanya keluhan nyeri hebat pada abdomen yang
menjalar sampai punggung. Distensi pada pankreas yang melampaui beban akan
berdampak pada penekanaan dinding duktus dan pankreas serta pembuluh darah pankreas.
Pembuluh darah dapat mengalami cidera bahkan sampai rusak sehingga darah dapat keluar
dan menumpuk pada pankreas atau ke jaringan sekitar yang berakibat pada ekimosis
pinggang dan umbilicus. Kerusakan yang terjadi pada pankreas secara sistemik dapat
meningkatkan respon asam lambung sebagai salah satu pertahanan untuk mengurangi
tingkat kerusakan. Akan tetapi kelebihan ini justru akan merangsang respon gaster untuk
meningkatkan ritmik kontraksi yang dapat meningkatkan rasa mual dan muntah. Mual akan
berdampak pada penurunan intake cairan sedangkan muntah akan berdampak pada
peningkatan pengeluaran cairan tubuh. Dua kondisi ini menurunkan volume dan komposisi
cairan dalam tubuh yang secara otomatis akan menurunkan volume darah. Penurunan
volume darah inilah yang secara klinis akan berakibat hipotensi pada penderita.

F. MANIFESTASI KLINIS
1. Nyeri perut hebat, melintang dan tembus sampai bagian punggung.

4
2. Distensi abdomen
3. Mual Muntah
4. Kembung
5. Terdapat memar (ekimosis) pada pinggang dan sekitar umbilicus (pada pancreatitis
hemoragik).
6. Hipotensi
7. Panas
8. Agitasi
9. Dispnea
10. Hematemesis dan melena
11. Takikardi
12. Nyeri tekan pada epigastrium

G. KOMPLIKASI
1. Nekrosis pankreas. Nekrosis pankreas terjadi karena adanya sekresi pankreas yang
mengalami refluk ke pankreas setelah dari empedu yang dapat mengakibatkan
kerusakan pada pankreas.
2. Syok dan kegagalan organ multiple. Syok dan kegagalan organ terjadi karena adanya
penurunan volume cairan yang dapat berakibat pada penurunan volume darah dan
vaskulerissai,sehingga organ dapat mengalami kegagalan fungsi akibat penurunan
perfusi.
3. Gagal ginjal

H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK DAN HASIL


Diagnosis pancreatitis dapat ditegakkan melalui riwayat nyeri abdomen di daerah
epigatrik, pemeriksaan fisik serta faktor-faktor resiko yang tergali (contohnya trauma
abdomen,konsumsi obat-obatan seperti yang tertera diatas).

Data-data lain yang dapat menunjang antara lain:

5
1. Kadar amylase dan lipase serum. Kadar amylase serum akan naik cepat
dalam waktu 24 jam dan akan menurun dengan cepat pada waktu 48 jam-
72 jam. Sedangkan lipase serum akan meningkat dalam 48 jam dan akan
tetap tinggi dalam waktu 5-7 hari.
2. Hiperglikemia dan glukosuria yang bersifat sementara. Terjadinya
pancreatitis dapat mempengaruhi fungsi dari pulau-pulau Langerhans yang
merupakan produksi insulin.
3. Kenaikan kadar bilirubin. Kenaikan ini terjadi karena pada pancreatitis akut
dapat terjadi refluk pada getah empedu.
4. Kenaikan kadar fibrinogen. Kenaikan ini sebagai dampak kerusakan dari
pankreas.
5. Pada ambilan cairan peritoneum banyak mengandung sekresi pankreas.
Plasma pankreas dapat mengalir ke rongga abdomen disertai dengan hasil
sekresi pada pankreas.
6. Feses penderita yang berwarna pucat dan berbau sangat busuk. Ini terjadi
karena kandungan lemak yang tinggi pada feses.
7. Pada USG terlihat peningkatan diameter pankreas karena mengalami
edema.

I. PENATALAKSANAAN
1. Pengobatan yang bersifat simptomatik seperti pemberian analgetik contohnya
meperidin untuk mengurangi nyeri penderita, memberi obat antiemetic untuk
mengurangi mual dan muntah.
2. Semua asupan oral harus dihentikan karena dapat mempengaruhi sekresi pada gaster
dan pankreas dimana sekresi itu akan naik apabila ada bahan makanan yang masuk.
3. Pemberian makanan melalui Total pareteral nutrision (TPN).
4. Pemasangan NGT disertai dengan pengisapan. Tindakan ini bertujuan untuk
mengurangi volume sekresi yang ada pada gaster, juga untuk mengurangi mual dan
muntah.
5. Pemberian preparat yang dapat mengurangi sekresi gaster seperti simetidin.
6. Pemberian cairan parenteral untuk mengatasi defist cairan dalam tubuh.

6
7. Pemberian insulin(bila terdapat hiperglikemia yang berat).
8. Drainase billier. Tindakan pemasangan drainase pada pankreas mempunyai tujuan
mengurangi timbunan sekresi pada pankreas dan akan melancarkan aliran pada
pankreas.

J. PENGOBATAN
Pengobatan awal utama pada pankreatits akut adalah obat-obatan,sedangakan
pembedahan hanya dilakukan bila terjadi obstruksi atau komplikasi khusus seperti
pseudokista pankreas.
Sasaran pengobatan adalah:
1. Mengatasi nyeri
2. Mengurangi sekresi pankreas
3. Mencegah atau mengobati syok
4. Memulihkan keseimbangan cairan dan elektrolit
5. Mengobati infeksi sekunder.

7
BAB III

ASUHANKEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN PANKREATITIS

A. PENGAKAJIAN KEPERAWATAN
1. Anamnesa
a. Nama:
b. Jenis kelamin:
c. Umur :
d. Usia:
Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologi secara drastis menurun
dengan cepat setelah usia 40 tahun. Pankreatitis sering muncul pada pasien yang
pecandu alkohol yang berumur lebih dari 40 tahun. Tetapi dapat pula muncul pada
usia muda sebagai pecandu berat alkohol.
e. Pendidikan dan pekerjaan
Pada orang dengan pendapatan tinggi dan rentan stress. cenderung untuk
mengkonsumsi makanan cepat saji dan minum minuman yang banyak
f. Keluhan utama
Penderita biasanya datang dengan keluhan perut terasa sakit dan panas
terbakar pada abdomen sampai tembus ke punggung terutama daerah epigastrik.
g. Riwayat penyakit
Riwayat perjalanan penyakit ini biasanya mulai dari rasa tidak enak di perut,
rasa perih sehingga kadang orang awam menganggapnya sebagai gangguan
lambung. Rasa perih itu kemudian berubah cepat menjadi rasa terbakar dan sakit
pada abdomen terutama epigastrik.
h. Pengkajian pola kebutuhan:
1) Kebutuhan nutrisi
Penderita pankreatitis sering mengeluh tidak nafsu makan bahkan dapat
juga terjadi keluhan muntah.
2) Kebutuhan rasa aman dan nyaman

8
Pasien dengan pankreatitis akut mengalami gangguan rasa nyeri panas pada
abdomen dengan tingkat (skala nyeri rata-rata di atas 6 ) yang rata-rata hebat.
Pada ekspresi pasien terlihat menahan nyeri hebat pada abdomen, kadang ada
yang sampai berteriak kesakitan. Rasa aman yang mungkin tidak terpenuhi
mungkin aman dari rasa sakit yang mengganggu kehidupannya. Untuk lebih
lengkapnya perlu pengkajian nyeri dengan unsur P (palliative), Q (quality), R
(region), S (scale), T (time) dan memakai alat bantu skala nyeri yang ditulis
dalam kertas lengkap dengan penjelasan nyeri skala 0 sampai 10.

2. Pemeriksaan fisik
a. B1: Inspeksi frekuensi : irama, kedalaman dan upaya bernafas antara lain : dispnea,
takipnea, hipernea pada pernafasan (karena tedapat distensi abdomen).
b. B2: Pada TTV: Frekuensi nadi dan tekanan darah: takikardi (karena terjadi kompensasi
terhadap nyeri.
c. B3: adanya nyeri pada abdomen, pada punggung dan nyeri tekan pada epigastrium.
d. B5: adanya mual muntah, anoreksia,dehidrasi karena penurunan intake cairan
1) Inspeksi: adanya mual muntah, anoreksia
2) Auskultasi : bising usus dan gaster mungkin meningkat sebagai respon mekanik
terhadap peradangan pankreas.
3) Perkusi: bunyi usus masih normal ( tympani)
4) Palpasi:Nyeri tekan pada epigastrik.
e. B6: penurunan kekuatan musculoskeletal, kelemahan, turgor kulit menurun karena
dehidarasi.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan nyeri
2. Hypertermi berhubungan dengan penyakit
3. Nyeri akut b.d agen cedera (biologi)
4. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif.
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah
6. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum

9
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen cedera (biologi)
a. Goal : Klien akan terbebas dari nyeri akut selama dalam perawatan
b. Objective : Klien tidak akan mengalami agen cedera (biologi) selama dalam
perawatan.
c. Outcomes : selama perawatan, klien :
1) Melaporkan nyeri hilang/terkontrol
2) menunjukkan postur rileks
3) menunjukkan tanda-tanda vital normal.

Intervensi:
a. Berikan lingkungan yang tenang, ruangan agak gelap sesuai indikasi.
b. Berikan latihan rentan gerak aktif/pasif secara tepat dan masase otot daerah
leher/bahu.
c. Tingkatkan tirah baring, bantulah kebutuhan perawatan diri yang penting.
d. Berikan analgetik, seperti asetaminofen, kodein.

2. Hypertermi berhubungan dengan penyakit


a. Goal : Klien tidak akan mengalami hypertermi selama dalam perawatan
b. Objektif : klien akan terbebas dari penyakit selama dalam perawatan
c. Outcomes : selama perawatan, klien:
1) Tidak mengeluh badan panas
2) Suhu kembali normal

Intervensi :
a. Berikan kompres mandi hangat, hindari penggunaan alkohol.
b. Observasi suhu pasien (derajat dan pola), perhatikan mengigil/diaphoresis.
c. Observasi suhu lingkungan, batasi/tambahkan linen tempat tidur, sesuai indikasi

10
3. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan nyeri
a. Goal : Klien menunjukkan pola nafas yang efektif
b. Objektif : Klien tidak mengalami nyeri
c. Outcomes : selama perawatan, klien :
1) Tidak mengeluh sesak napas
2) Frekuensi nafas normal
3) Nadi kembali normal

Intervensi:
a. Ajarkan pasien laithan napas dalam efektif
b. Bantu untuk berada dalam posisi yang nyaman yang memungkinkan ekspansi dada
maksimal.
c. Berikan obat nyeri bila diinstrusikan
d. Observasi dan catat status pernapasan setiap 4 jam
e. Observasi nyeri setiap 3 jam

4. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif.


a. Goal : Klien akan meningkatkan volume cairan yang adekuat selama dalam
perawatan.
b. Objektif : Klien tidak akan mengalami kehilangan cairan aktif selama dalam
perawatan.
c. Outcomes : selama perawatan, klien memperlihatkan :
1) Heluaran urine dalam batas normal
2) Konsentrasi urine dalam batas normal
3) BB normal
4) Turgor kulit normal
5) TD normal
6) Kulit/membrane mukosa lembab
7) Tidak adanya tanda dan gejala dehidrasi

11
Intervensi :
a. Jelaskan alasan kehilangan cairan dan ajarkan kepada pasien cara memantau
volume cairan. (contohnya dengan mencatat berat badan setiap hari dan
mengatur asupan serta haluaran).
b. Selimuti pasien hanya dengan kain yang tipis. Hindari terlalu panas.
c. Periksa berat jenis urine tiap 8 jam.
d. Kaji turgor kulit dan membrane mukosa mulut setiap 8 jam.
e. Pantau dan catat tanda-tanda vital setiap 2 jam atau sesering mungkin sesuai
keperluan sampai stabil. Kemudian pantau dan catat tanda-tanda vital setiap 4
jam.
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah
a. Goal : klien akan meningkatkan asupan nutrisi secara adekuat selama
dalam perawatan
b. Objektif : klien akan terbebas dari mual, muntah selama dalam perawatan
c. Outcomes : selama perawatan klien :
1) Mengatakan tidak ada gangguan sensasi pada indera pengecap
2) Mengatakan dapat memasukkan makanan secara adekuat
3) Menghabiskan porsi makan
4) Menunjukkan peningkatan berat badan
5) Menunjukkan tonus otot baik

Intervensi:
a. Berikan perawatan oral
b. Berikan obat sesuai indikasi :
(vitamin A, D, E, K)
c. Kaji abdomen, catat adanya karakter bising usus, distensi abdomen dan keluhan
mual
d. Observasi warna/ konsistensi/ jumlah feses. Catat konsistensi; lembek atau bau
busuk

12
6. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum
a. Goal : Klien akan meningkatkan toleransi aktivitas selama dalam
perawatan
b. Objektif : Klien akan terbebas dari kelemahan selama dalam perawatan
c. Outcomes : selama perawatan, klien :
1) Menunjukkan toleransi terhadap aktivitas
2) mengatakan tidak lemah dan lelah
3) tidak adanya palpitasi dan takikardia,
4) tekanan darah dan pernapasan serta kerja jaringan kembali
normal..
Intervensi :
1. Anjurkan pasien untuk menghentikan aktivitas bila palpitasi, nyeri dada, napas
pendek, kelemahan atau pusing terjadi.
2. Berikan lingkungan tenang. Pertahankan tirah baring bila diindikasikan. Batasi
pengunjung, telepon, dan gangguan berulang tindakan yang tidak direncanakan.
3. Kaji kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas normal. Catat laporan
kelemahan, keletihan, dan kesulitan menyelesaikan tugas.

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tindakan keperawatan dilakukan dengan mengacu pada rencana
tindakan/intervensi keperawatan yang telah ditetapkan/dibuat.

E. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai apakah masalah keperawatan telah
teratasi, tidak teratasi atau teratasi sebagian dengan mengacu pada kriteria hasil

13
DAFTAR PUSTAKA
- Doughty, D. D & Jackson D. B.. Gastrointestinal Disorders. 1993. St Louis: Mosby
Clinical Series.
- Smeltzer, S. C & Bare, B. G.. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed.8, Vol.2. 2001.
EGC: Jakarta
- NANDA. 2009-2011. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. 2011.EGC:
Jakarta
- Taylor, Cynthia. M.. Diagnosis Keperawatan dengan Rencana Asuhan. Ed.10. 2010.
EGC: Jakarta
- Doengoes, Marilynn, dkk. Rencana Asuhan Keperawtan. Edisi.3. 2000. EGC : Jakarta.
- Riyadi, Sujoyo Sakarmin. Askep pada Pasien dengan Gangguan Eksokrin dan Endokrin
pada Pankreas. 2008. Graha Ilmu : Jogjakarta
- Sylvia A.Price,Lorraine M,wilson.Patofisiologi. 2005.EGC: Jakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai