Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MENJADI ORANG TUA PADA USIA REMAJA

Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Keperawatan Maternitas
Dosen Pengampu : Ns. Neneng Aria N., S.Kep., M.Kep

Disusun oleh : Kelompok 5


1. Diana Nova Margareta (CKR0180199)
2. Eksa Vika S. (CKR0180201)
3. Melani (CKR0180212)
4. Mia Sylviawati (CKR0180213)
5. Muhammad Rohman (CKR0180214)
6. Royani (CKR0180222)

Kelas : A

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


KAMPUS 2 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
(STIKKU)
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik : Menjadi Orang Tua Pada Usia Remaja


2. Sasaran : Pasangan remaja usia dini di Puskesmas Drajat Kota
Cirebon
3. Jumlah Sasaran : 16 orang
4. Tempat : Puskesmas Drajat Kota Cirebon
5. Hari / tanggal : Senin, 18 Mei 2015
6. Pukul : 08.00 – selesai
7. Waktu : 30 menit
8. Tujuan
8.1 Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, diharapkan pasangan
remaja usia dini dapat mempersiapkan mentalnya untuk menjadi orang tua.

8.2 Tujuan khusus


Setelah mendapat penyuluhan tentang menjadi orang tua pada usia remaja,
peserta dapat menjelaskan tentang:
8.2.1 Dapat menyebutkan faktor penyebab menjadi orang tua pada masa
remaja
8.2.2 Dapat menyebutkan dampak yang muncul menjadi orang tua pada
masa remaja
8.2.3 Bagaimana peran perawat dalam menghadapi masalah bahaya
pasien yang menjadi orang tua pada masa remaja
8.2.4 Cara Penanganan yang dilakukan untuk mengadapi dampak menjadi
orang tua pada usia remaja.

8.3 Materi : Menjadi orang tua pada usia remaja


8.3.1 Pengertian orang tua dan remaja
8.3.2 Faktor penyebab menjadi orang tua pada masa remaja
8.3.3 Dampak yang muncul menjadi orang tua pada masa remaja

2
8.3.4 Peran perawat dalam menghadapi masalah bahaya pasien yang
menjadi orang tua pada masa remaja
8.3.5 Penanganan yang dilakukan untuk mengadapi dampak menjadi
orang tua pada usia remaja.

9. Metode
Metode yang digunakan adalah metode ceramah dan tanya jawab.

10. Media
Media yang digunakan adalah Lembar Balik dan leaflet.

11. Kegitan yang dilakukan :

Kegiatan
No Acara Waktu Kegiatan Penyuluhan Penyuluh
Peserta
1. Pembukaan 5 menit 1.1 Mengucapkan salam Menjawab salam
dan terima kasih atas dan mendengarkan
kedatangan peserta dengan seksama
1.2 Memperkenalkan
diri
1.3 Menjelaskan tujuan
1.4 Menjelaskan durasi
waktu

3
2. Inti 10 2.1 Pengertian orang tua Mendengarkan dan
menit dan remaja memperhatikan
2.2 Faktor penyebab
menjadi orang tua
pada masa remaja
2.3 Dampak yang
muncul menjadi
orang tua pada masa
remaja
2.4 Peran perawat dalam
menghadapi masalah
bahaya pasien yang
menjadi orang tua
pada masa remaja
2.5 Penanganan yang
dilakukan untuk
mengadapi dampak
menjadi orang tua
pada usia remaja.

3. Diskusi dan 10 3.1 Memberikan Peserta


Tanya menit kesempatan pada mengajukan
Jawab peserta untuk pertanyaan
bertanya jika
terdapat hal-hal yang
belum jelas
3.2 Memberikan
kesempatan pada
pembimbing untuk

4
memberikan
masukan
3.3 Membagikan leaflet
3.4 Penyaji member
tugas baca pada
peserta jika ada
penjelasan yang
kurang jelas

4. Penutup 5 menit 1.1 Menyimpulkan hasil Peserta


penyuluhan memperhatikan
1.2 Mengevaluasi hasil dan menjawab
kegiatan pertanyaan dan
1.3 Memberi salam dan salam
meminta maaf bila
ada salah
1.4 Mengucapkan
terimakasih atas
perhatian dan
mengucapkan salam
penutup

12. Pengorganisasian
13.1 Fasilitator : K. Kasiati, S.Pd., M.Kes
Miatuningsih Dip.,MW.,SPd
13.2 Moderator : Okky Angraeny
Tugas : Mengatur jalannya penyuluhan
Menyampaikan topik/ sub topik materi
Mengatur kontrak waktu
Memberi salam pembuka
Menjelaskan tujuan umum dan khusus
Memperkenalkan penyaji materi, fasilitator

5
13.3 Penyaji : Widya Rismawati
Tugas : Menyajikan materi penyuluhan
13.4 Observer : Kristiani Pax Jufilia Ndahu
Tugas : Menilai proses penyuluhan
13.5 Notulen : Mifta Nurlaili El Akhlaq
Tugas : Mencatat semua peserta yang hadir
Mencatat semua pertanyaan peserta.

14 Kegiatan Evaluasi
14.1 Struktural
14.1.1 Peserta hadir (53,3% = 8 orang) di tempat penyuluhan 10 menit
sebelum acara dimulai
14.1.2 Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Puskesmas Drajat
Kota Cirebon
14.1.3 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya
14.1.4 Tidak ada peserta penyuluhan yang meninggalkan tempat
sebelum penyuluhan selesai.
14.2 Proses
14.2.1 Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai tugas
14.2.2 Peserta memperhatikan terhadap materi penyuluhan, serta peserta
yang terlibat aktif dalam penyuluhan 75% yang hadir.
14.3 Hasil yang ingin dicapai
Peserta mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan oleh
penyuluh yaitu sesuai dengan tujuan khusus, peserta memahami dan
dapat menjelaskan kembali tentang:
14.3.1 Macam Faktor penyebab menjadi orang tua pada masa remaja
14.3.2 Dampak yang muncul menjadi orang tua pada masa remaja
14.3.3 Bagaimana peran perawat dalam menghadapi masalah bahaya
pasien yang menjadi orang tua pada masa remaja
14.3.4 Cara Penanganan yang dilakukan untuk mengadapi dampak
menjadi orang tua pada usia remaja

6
LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2005: 802) pengertian orang tua
adalah ayah ibu kandung; orang yang dianggap tua (cerdik pandai, ahli, dsb).
Sejalan dengan pendapat tersebut, Soelaeman (1994:179) menganggap
bahwa“...istilah orang tua hendaknya tidak pertama-tama diartikan sebagai
orang yang tua, melainkan sebagai orang yang dituakan, karenanya diberi
tanggung jawab untuk merawat dan mendidik anaknya menjadi manusia
dewasa”.
Remaja atau adolescere yang berarti tumbuh kearah kematangan.
Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi
juga kematangan sosial dan psikologis (Yani Widyastuti,2009).
Remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik, yaitu masa alat-
alat kelamin manusia mencapai kemantangannya.Secara anatomis berarti alat-
alat kelamin khususnya dan keadan tubuh pada umumnya memperoleh
bentuknya yang sempurna dan alat-alat kelamin tersebut sudah berfungsi secara
sempurna pula.pada akhir dari peran perkembangan fisik ini aknan terjadi
seorang pria yang berotot dan berkumis /berjanggut yang mampu menghasilkan
beberapa ratus juta sel mani (spermatozoa) setiap kali berejakulasi
(memancarkan air mani), atau seorang wanita yang berpayudara dan berpinggul
besar yang setiap bulannya mengeluarkan sebuah sel telur dari indung telurnya
(Sarlito W. Sarwono, 2010)

B. Faktor faktor yang menyebabkan menjadi orang tua pada masa remaja
Selama ini perkawinan di bawah umur terjadi dari dua aspek:
1. Sebab dari Anak.
a. Faktor Pendidikan.
Peran pendidikan anak-anak sangat mempunyai peran yang besar.
Jika seorang anak putus sekolah pada usia wajib sekolah, kemudian
mengisi waktu dengan bekerja. Saat ini anak tersebut sudah merasa
cukup mandiri, sehingga merasa mampu untuk menghidupi diri sendiri.

7
Hal yang sama juga jika anak yang putus sekolah tersebut
menganggur. Dalam kekosongan waktu tanpa pekerjaan membuat
mereka akhirnya melakukan hal-hal yang tidak produktif. Salah satunya
adalah menjalin hubungan dengan lawan jenis, yang jika diluar kontrol
membuat kehamilan di luar nikah.
b. Faktor telah melakukan hubungan biologis.
Ada beberapa kasus, diajukannya pernikahan karena anak-
anak telah melakukan hubungan biologis layaknya suami istri. Dengan
kondisi seperti ini, orang tua anak perempuan cenderung segera
menikahkan anaknya, karena menurut orang tua anak gadis ini, bahwa
karena sudah tidak perawan lagi, dan hal ini menjadi aib.
Tanpa mengenyampingkan perasaan dan kegalauan orang tua, saya
menganggap ini sebuah solusi yang kemungkinan di kemudian hari
akan menyesatkan anak-anak. Ibarat anak kita sudah melakukan suatu
kesalahan yang besar, bukan memperbaiki kesalahan tersebut, tetapi
orang tua justru membawa anak pada suatu kondisi yang rentan terhadap
masalah. Karena sangat besar di kemudian hari perkawinan anak-anak
tersebut akan dipenuhi konflik.
c. Hamil sebelum menikah
Ini saya pisahkan dari faktor penyebab di atas, karena jika kondisi
anak perempuan itu telah dalam keadaan hamil, maka orang tua
cenderung menikahkan anak-anak tersebut. Bahkan ada beberapa kasus,
walau pada dasarnya orang tua anak gadis ini tidak setuju dengan calon
menantunya, tapi karena kondisi kehamilan si gadis, maka dengan
terpaksa orang tua menikahkan anak gadis tersebut.
Bahkan ada kasus, justru anak gadis tersebut pada dasarnya tidak
mencintai calon suaminya, tapi karena terlanjur hamil, maka dengan
sangat terpaksa mengajukan permohonan dispensasi kawin. Ini semua
tentu menjadi hal yang sangat dilematis. Baik bagi anak gadis, orang tua
bahkan hakim yang menyidangkan.
Karena dengan kondisi seperti ini, jelas-jelas perkawinan yang akan
dilaksanakan bukan lagi sebagaimana perkawinan sebagaimana yang

8
diamanatkan UU bahkan agama. Karena sudah terbayang di hadapan
mata, kelak rona perkawinan anak gadis ini kelak. Perkawinan yang
dilaksanakan berdasarkan rasa cinta saja kemungkinan di kemudian hari
bias goyah,apalagi jika perkawinan tersebut didasarkan keterpaksaan
2. Sebab dari luar Anak
a. Faktor Pemahaman Agama.
Saya menyebutkan ini sebagai pemahaman agama, karena ini
bukanlah sebagai doktrin. Ada sebagian dari masyarakat kita yang
memahami bahwa jika anak menjalin hubungan dengan lawan jenis,
telah terjadi pelanggaran agama. Dan sebagai orang tua wajib
melindungi dan mencegahnya dengan segera menikahkan anak-anak
tersebut.
Ada satu kasus, dimana orang tua anak menyatakan bahwa jika anak
menjalin hubungan dengan lawan jenis merupakan satu: “perzinahan”.
Oleh karena itu sebagai orang tua harus mencegah hal tersebut dengan
segera menikahkan. Saat mejelishakim menanyakan anak wanita yang
belum berusia 16 tahun tersebut, anak tersebut pada dasarnya tidak
keberatan jika menunggu dampai usia 16 tahun yang tinggal beberapa
bulan lagi. Tapi orang tua yang tetap bersikukuh bahwa pernikahan
harus segera dilaksanaka. Bahwa perbuatan anak yang saling sms
dengan anak laki-laki adalah merupakan “zina”. Dan sebagai orang tua
sangat takut dengan azab membiarkan anak tetap berzina
b. Faktor ekonomi.
Kita masih banyak menemui kasus-kasus dimana orang tua terlilit
hutang yang sudah tidak mampu dibayarkan. Dan jika si orang tua yang
terlilit hutang tadi mempunyai anak gadis, maka anak gadis tersebut
akan diserahkan sebagai “alat pembayaran” kepada si piutang. Dan
setelah anak tersebut dikawini, maka lunaslah hutang-hutang yang
melilit orang tua si anak.
Kasus ini baru-baru ini mencuat terjadi di Maros (Sulawesi Selatan).
Dimana seorang kakek erusia 60 tahun menikah dengan anak berusia 12
tahun. Orang tua anak tersebut sudah cuup senang, karena selain hutang-

9
hutangnya bisa terbayarkan juga karena anaknya tersebut telah
diberikan HP. Sebuah kisah yang sangat ironis.
c. Faktor adat dan budaya.
Di beberapa belahan daerah di Indonesia, masih terdapat beberapa
pemahaman tentang perjodohan. Dimana anak gadisnya sejak kecil
telah dijodohkan orang tuanya. Dan akan segera dinikahkan sesaat
setelah anak tersebut mengalami masa menstruasi. Padahal umumnya
anak-anak perempuan mulai menstruasi di usia 12 tahun. Maka dapat
dipastikan anak tersebut akan dinikahkan pada usia 12 tahun, jauh di
bawah batas usia minimum sebuah pernikahan yang diamanatkan UU.
Dari kedua penyebab pernikahan dini, maka pernikahan dini yang
terjadi bukan karena n si anak, yang menjadi korban adalah anak-anak
perempuan. Budaya ini harus kita kikis, demi terwujudnya kesaaan hak
antara anak laki-laki dan anambangan Remaja dk perempuan. Dan wajib
kita syukuri juga, budaya ini terjadi di daerah, bukan di daerah yang
sudah maju.
Perkembangan Remaja dan Tugasnya sesuai dengan tumbuh dan
berkembangnya suatu individu , dari masa anak-anak sampai dewasa ,
individu memiliki tugas masing-masing pada setiap tahap
perkembangannya . Yang dimaksud tugas pada setiap tahap
perkembangan adalah bahwa setiap tahapan usia , individu tersebut
mempunyai tujuan untuk mencapai suatu kepandaian .

C. Dampak yang muncul menjadi orang tua pada masa remaja


1. Rusaknya Organ Reproduksi
Banyak pihak medis mengatakan bahwa organ reproduksi terutama
organ reproduksi anak gadis remaja belum siap untuk melakukan hubungan
intim dan juga belum siap untuk mengandung. Jika hal itu terjadi, medis
mengatakan kemungkinan buruknya adalah bisa terjadi keguguran secara
berulang-ulang karena kondisi rahim yang belum siap. Tidak hanya itu saja,
keguguran yang berulang bisa menyebabkan rusaknya organ reproduksi
wanita sehingga kemungkinan untuk bisa menggandung kembali sangat nihil.

10
2. Keguguran

Hal nyata yang bisa dialami oleh wanita yang hamil di usia muda
adalah akan mengalami keguguran. Penyebab keguguran hamil muda
adalah rahim wanita yang masih muda belum siap dan belum matang untuk
menerima kehamilan. Akibatnya adalah keguguran akan dialami oleh
wanita tersebut.

3. Cacat Fisik
Salah satu hal yang menjadi bahaya hamil di usia muda adalah bayi
yang dilahirkannya akan mengalami cacat fisik. Alasannya adalah sel telur
wanita muda di usia bawah 20 tahun belum terbentuk dengan sempurna
sehingga ketika sel telur dibuahi akan menimbulkan kecacatan terutama
cacat fisik bagi janinnya kelak.
4. Kanker Serviks
Salah satu bahaya akibat hamil muda adalah bisa terkena kanker
serviks. Hal itu dikarenakan berhubungan seksual saat masih muda bisa
menyebabkan leher rahim terkena virus. Virus tersebut bisa berubah
menjadi kanker serviks terutama virus yang tidak segera diobati.

5. Mudah Terkena Infeksi

Organ reproduksi yang masih belum siap untuk melakukan


hubungan seksual bisa menyebabkan organ reproduksi tersebut mudah
terkena infeksi. Terlebih lagi ditunjang dengan faktor rendahnya ekonomi,
stress dan perawatan organ reproduksi yang belum banyak dipahami bisa
menyebabkan wanita mudah terkena infeksi apalagi saat wanita tersebut
terkena nifas. Banyak bakteri bisa masuk ke dalam organ reproduksinya dan
menimbulkan infeksi.

6. Kurangnya Perawatan Kehamilan

Tingkat pendidikan yang rendah bisa menyebabkan gadis muda


yang sedang hamil kurang dalam merawat kehamilannya. Tidak hanya itu

11
saja, masyarakat terpencil juga belum tahu bagaimana caranya merawat
kehamilan dengan benar, hal itu semakin memperparah kondisi ibu muda
yang sedang hamil. Kehamilan pun menjadi rawan terutama di saat awal-
awal kehamilannya.

7. Hipertensi

Wanita muda yang hamil akan memiliki terkena hipertensi dalam


kehamilan lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang hamil di usia
cukup. Kondisi itu dalam dunia medis dikenal dengan pregnancy induced
hypertension. Tekanan darah tinggi adalah pemicu timbulnya pre eklamsia,
sehingga remaja muda yang hamil sangat rentan untuk bisa terkena pre
eklamsia. Pre eklamsia bisa disebut kombinasi dari penyakit darah
tinggi,darah tinggi juga bisa menyebabkan terjadinya komplikasi
kehamilan. Misalnya saja ibu muda mengalami gangguan jantung,
kolesterol dan masih banyak lagi penyakit lainnya.

8. Prematur

Remaja yang mengalami kehamilan di usia muda bisa membuat


remaja tersebut mengalami kelahiran prematur. Usia kehamilan yang
matang adalah antara 38 minggu sampai dengan 40 minggu, sedangkan
remaja yang mengalami kehamilan sangat rentan untuk melahirkan di usia
sebelum 37 minggu. Penyebabnya adalah kondisi rahim yang masih belum
siap untuk mengandung membuat bayi tersebut dilahirkan premature.

Bayi yang dilahirkan secara prematur akan memiliki berbagai


macam masalah kesehatan diantaranya adalah masalah di sistem
pencernaan, masalah di pernafasan karena paru-paru yang belum
berkembang, syaraf mata yang belum berkembang secara sempurna
sehingga penglihatan tergenggu juga masalah kesehatan yang lainnya.

12
9. Bayi Memiliki Berat Badan Rendah

Bahaya kehamilan di usia muda adalah ibu bisa melahirkan bayi


dengan berat badan yang rendah. Alasannya adalah bayi tidak bisa
mendapatkan energi dan gizi yang cukup selama di dalam rahim. Kelahiran
prematur juga bisa menyebabkan bayi yang dilahirkan memiliki berat badan
yang rendah. Bayi yang dilahirkan kurang dari usia 37 minggu bisa
membuat berat badan bayi kurang dari 2.500 gram.

10. Terkena PMS

Hamil dengan usia yang masih sangat muda bisa menyebabkan ibu
dan bayinya terkena PMS. Penyakit yang akan mengintai remaja adalah
penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri klamidia dan juga HIV.
PMS ini bisa menular melalui mulut rahim setelah virus itu sampai ke dalam
rahim, bakteri atau virus tersebut akan menganggu pertumbuhan dan juga
kesehatan bayi yang ada di dalam rahim.

11. Depresi

Remaja yang belum siap mental dan belum siap fisik untuk hamil
bisa mengalami depresi. Depresi itu bisa menyerang remaja sehabis
melahirkan bayinya. Depresi itu ditandai dengan perasaan rendah diri, sedih
dan juga tidak mau mengurus bayinya setelah dilahirkan. Depresi tersebut
bisa berubah menjadi sindrom baby blues. Jika sudah terkena baby blues
maka diperlukan perawatan khusus dari pihak medis terutama untuk
mengobati psikologis remaja tersebut.

12. Tekanan Psikologis

Remaja yang hamil muda dan melahirkan di usia yang sangat muda
akan mendapatkan tekanan psikologis dari masyarakat. Remaja tersebut
mendapatkan tekanan psikologis berupa rasa sendirian dan juga rasa
dikucilkan oleh orang-orang di sekitarnya. Dari pihak keluarga sendiri,
khusus kasus MBA remaja tersebut merasa terkucilkan di lingkungan

13
keluarga. Merasa malu karena tidak bisa menjaga diri dan masih banyak lagi
lainnya.

13. Anemia

Remaja yang mengalami hamil di usia muda bisa menyebabkan


dirinya terkena anemia atau kekurangan darah. Kurangnya pengetahuan
remaja dan keluarga akan kebutuhan zat besi / gizi saat kehamilan bisa
menyebabkan remaja tersebut terkena anemia. Anemia sangat berbahaya
bagi ibu hamil karena bisa menyebabkan pendarahan saat kehamilan.

14. Keracunan Kehamilan

Gangguan kehamilan seperti keracunan mungkin saja bisa terjadi.


Gabungan antara organ reproduksi yang belum matang dan juga resiko
terkena anemia bisa menyebabkan remaja tersebut terkena keracunan
kehamilan.

D. Peran Perawat dalam menghadapi bahaya pasien yang menjadi orang tua
pada masa remaja
1. Conselor
Membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan psikologis
atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik
antar keluarga.Sehingga pasien mempunyai panadangan yang lebih baik dari
sebelumnya dan dapat menerima peran sebagai orang tua diusia remaja.
2. Client Advocate (Pembela Klien).
a. membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari
berbagai pemberi pelayanan kesehatan
b. Pembelaan termasuk didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk
klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak
klien.

14
3. Care Giver
Memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien mengenai hal-hal
yang dibutuhkan pasien dan juga memberikan dorongan semangat untuk
menjalani peran sebagai orang tua diusia remaja.
4. Perawat memberikan eduksi
Perawat memberikan eduksi tentang dampak menjadi orang tua
diusia remaja,sehingga klien dapat mempunyai wawasan tentang bahanya
menjadi orang tua diusia remaja misalnya tentang belum matangnya sistem
reproduksi.

E. Penanganan yang dilakukan untuk mengadapi dampak menjadi orang tua


pada usia remaja
1. Memberikan penyuluhan atau bimbingan kepada remaja mengenai berbagai
permasalahan sosial terutama tentang risiko pernikahan di usia muda
melalui pendidikan seks dini, konseling kesehatan reproduksi juga
memberikan kesadaran kepada para remaja untuk menghindari seks
pranikah yang bisa mengakibatkan kehamilan.
2. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan pada dan pengembangan potensi
dan skill yang lebih baik.
3. Keluarga harus mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai yang baik sejak
dini kepada remaja, serta memberikan bimbingan, perlindungan, dan
pengawasan agar remaja tidak terjerumus dalam pergaulan bebas yang dapat
mengarah pada menjadi orang tua pada masa remaja.
4. Pemerintah maupun kalangan masyarakat harus terus mengembangkan
pendidikan dan membuka lapangan kerja agar perempuan dan laki-laki
mempunyai alternatif kegiatan lain sehingga menikah muda bukan satu-
satunya pilihan hidup. Misalnya mengembangkan program pemberdayaan
orang muda agar meneruskan sekolah, dan bagi yang terpaksa putus sekolah
diberikan pendidikan keterampikan agar tidak segera memasuki jenjang
pernikahan.
5. mengupayakan sosialisasi kepada keluarga untuk menyekolahkan anak-
anak mereka hingga tamat SMA /SMK.

15
F. Diagnosa yang muncul
1. Domain 7. Hubungan Peran

Kelas 1. Peran Pemberi Asuhan


00056
Ketidak mampuan menjadi orang tua
2. Domain 9. Koping / Toleransi stress

Kelas 2. Respons koping


00146
Ansietas
3. Domain 7. Hubungan peran

Kelas 3. Performa peran


00055
Ketidakefektifan performa peran

16
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN.2002.Program dan pelayanan kesehatan reproduksi. Jakarta: BKKBN.


2005.Panduan praktis konseling kesehatan reproduksi remaja. Bandung BKKBN
.2008.Kurikulum dan modul pelatihan pengelolaan pemberian informasi kesehatan
reproduksi remaja oleh pendidik sebaya. Jakarta. : BKKBN

17

Anda mungkin juga menyukai