Jurnal Rom PDF
Jurnal Rom PDF
ISLAMIC NURSING
pada bagian anggota gerak tubuh, bahwa mobilisasi yang sangat awal
gangguan postural dan adanya atropi otot adalah salah satu faktor kunci dalam
(Sudarsini, 2017). Atrofi otot perawatan pasien stroke Pongantung H,
menyebabkan penurunan aktivitas pada Sampe A,dkk.2018)
sendi sehingga sendi mengalami Berdasarkan hasil wawancara
kehilangan cairan sinovial dan peneliti dengan keluarga pasca stroke
menyebabkan kekakuan sendi. Kekakuan mengatakan mobilisasi dini pasca
sendi menyebabkan penurunan rentang stroke, masih kurang mendapat perhatian
gerak pada sendi (Guyton, 2007). dari perawat. Perawat hanya
Kelemahan pada satu sisi anggota memerintahkan secara lisan untuk terus
tubuh penderita stroke atau yang biasa melatih menggerakkan sisi tubuh yang
disebut Hemiparese mengakibatkan mengalami kelumpuhan tanpa
penurunan tonus otot sehingga tidak mempraktekkan secara langsung kepada
mampu menggerakkan tubuhnya pasien dan keluarga. Sehingga pasien
(imobilisasi). Imobilisasi yang tidak dan keluarga tidak mengetahui
diberikan penanganan dalam waktu yang bagaimana cara yang tepat untuk
lama akan menimbulkan komplikasi, melakukan latihan sedini mungkin pada
salah satunya adalah kontraktur. sisi tubuh yang lemah. Oleh sebab itu,
Kontraktur adalah hilangnya atau pasien dan keluarga merasa bahwa
menurunnya rentang gerak sendi, latihan gerak tidak memberikan
Kontraktur menyebabkan terjadinya perubahan pada kemampuan geraknya
gangguan fungsional, gangguan termasuk perubahan pada rentang gerak
mobilisasi dan gangguan aktivitas sendinya.
kehidupan sehari-hari (Surahma, 2012) Berdasarkan penelitian yang
Stroke merupakan masalah dilakukan oleh Murtaqib (2013) dan
kesehatan dan perlu mendapat perhatian Sabanna (2016) , bahwa latihan range of
khusus. Berdasarkan kejadian yang ada motion (rom) aktif memberi perubahan
dilapangan pemberian mobilisasi dini rentang gerak sendi pada pasien pasca
pada pasien stroke belum mendapat stroke.
perhatian. Kurangnya aktivitas fisik maka peneliti ingin membukti
setelah stroke dapat menghambat rentang apakah ada pengaruh tindakan latihan
gerak sendi sehingga apabila hal ini terus Range Of Motion (ROM) terhadap
terjadi akan menyebabkan rentang gerak sendi ekstremitas atas.
ketergantungan total, kecacatan bahkan
sampai kematian
Oleh karena itu penderita stroke 2. METODE
membutuhkan program rehabilitas
(Sugiarto, 2004) Program rehabilitasi Penelitian ini menggunakan jenis
adalah bentuk pelayanan kesehatan yang penelitian Pre Experimen Design dengan
terpadu dengan pendekatan medik, menggunakan rancangan One Group Pre
psikososial, educational-vocational yang Test-Post test Design. Semua sampel
melibatkan multidisiplin. Program yang menjadi responden dilakukan
rehabilitasi sedini mungkin sangat penilaian rentang gerak sendi sebelum
dibutuhkan dalam mempertahankan latihan range of motion dan setelah
kenormalan pergerakan persendian, dilakukan range of motion dilakukan
tonus otot dan mengurangi masalah kembali penilaian rentang gerak sendi,
fleksibilitas.(Pongantung H,Sampe untuk melihat perubahan rentang gerak
A.,2018) sendi pada 40 pasien pasca stroek dari
Salah satu bentuk rehabilitasi awal bulan February sampai dengan April
pada penderita stroke adalah dengan 2018 di Kota makassar.
memberikan mobilisasi berupa ROM Instrumen penelitian yang
(Range Of Motion) baik pasif maupun digunakan pada mengumpulkan data
aktif. Penelitian yang ada menunjukkan adalah melalui lembar observasi dengan
mengunakan alat ukur derajat rentang (Pre test), hari ke 14 (post 2 minggu) dan
gerak sendi yaitu goniometer. Dalam hari ke 28 (post 4 minggu). Latihan
penelitian ini, peneliti mencatat hasil range of motion akan dilakukan selama 5
pengukuran luas derajat rentang gerak hari dalam seminggu, dengan
sendi ekstremitas atas pada lembar pengulangan minimal 2 kali sehari dalam
observasi sebelum dilakukan intervensi waktu 5-10 menit
1. Karakteristik Responden
Tabel 3
Dari hasil statistik dengan menggunakan 1) Untuk gerakan fleksi pada sendi
uji wilcoxon, didapatkan hasil: peluru diperoleh nilai p = 0,000
dimana nilai α = 0,05. Hal ini terhadap rentang gerak sendi baik itu
menunjukkan bahwa nilai p<α, sendi peluru, sendi engsel dan sendi
yang artinya ada pengaruh kondiloid untuk gerakan fleksi dan
latihan range of motion terhadap ekstensi yang dilakukan.
rentang gerak sendi peluru pada Hal ini sejalan dengan penelitian
gerakan fleksi. yang dilakukan oleh Hariyono, dkk
2) Untuk gerakan ekstensi pada (2015) di RS Dr. Soebandi Hospital
sendi peluru diperoleh nilai p = hasil penelitian didapatkan nilai
0,000 dimana nilai α = 0,05. Hal p=0,000 yang berarti p<0,05 hasil
ini menunjukkan bahwa nilai tersebut dapat diartikan ada pengaruh
p<α, yang artinya ada pengaruh latihan ROM terhadap rentang gerak
latihan range of motion terhadap sendi bahu. Dari hasil penelitian yang
rentang gerak sendi peluru pada dilakukan oleh Bakara, dkk
gerakan ekstensi. (2016),dan Andarwati, N. A.,
3) Untuk gerakan fleksi pada sendi (2013).
engsel diperoleh nilai p = 0,000 di Bengkulu dengan desain
dimana nilai α = 0,05. Hal ini penelitian pre eksperimental. Hasil
menunjukkan bahwa nilai p<α, penelitian menunjukkan ada
yang artinya ada pengaruh perbedaan luas derajat rentang gerak
latihan range of motion terhadap sendi sebelum dan sesudah dilakukan
rentang gerak sendi engsel pada latihan range of motion (ROM)
gerakan fleksi. khususnya pada sendi engsel dengan
4) Untuk gerakan ekstensi pada gerakan fleksi-ekstensi didapatkan
sendi engsel diperoleh nilai p = nilai p = 0,025 yang berarti p<0,05,
0,000 dimana nilai α = 0,05. Hal hasil tersebut dapat diartikan rerata
ini menunjukkan bahwa nilai rentang sendi fleksi-ekstensi siku
p<α, yang artinya ada pengaruh sebelum dan sesudah dilakukan
latihan range of motion terhadap latihan ROM terdapat perbedaan yang
rentang gerak sendi engsel pada bermakna.
gerakan ekstensi.
5) Untuk gerakan fleksi pada sendi Menurut asumsi peneliti,
kondiloid diperoleh nilai p = pemberian latihan range of motion
0,000 dimana nilai α = 0,05. Hal selama 2 minggu dengan 8 kali
ini menunjukkan bahwa nilai pengulangan dan dilakukan 2 kali
p<α, yang artinya ada pengaruh sehari dapat mempengaruhi luas
latihan range of motion terhadap derajat rentang gerak sendi
rentang gerak sendi kondiloid ekstremitas atas. Latihan range of
pada gerakan fleksi. motion dilakukan pada pagi hari pada
6) Untuk gerakan ekstensi pada pukul 09.00 dan sore hari pada pukul
sendi kondiloid diperoleh nilai p 15.00. Hal ini didukung oleh
= 0,000 dimana nilai α = 0,05. penelitian yang dilakukan oleh Lewis
Hal ini menunjukkan bahwa nilai (2007) mengemukakan bahwa
p<α, yang artinya ada pengaruh sebaiknya latihan range of motion
latihan range of motion terhadap pada penderita stroke dilakukan 2 kali
rentang gerak sendi kondiloid dalam sehari untuk mencegah
pada gerakan ekstensi. komplikasi. Semakin dini proses
Dari hasil analisis gerakan rehabilitasi dimulai, maka
fleksi dan ekstensi pada sendi peluru, kemungkinan penderita mengalami
sendi engsel dan sendi kondiloid defisit kemampuan bergerak akan
didapatkan nilai p<α maka hipotesis semakin kecil. Keadaan pasien pasca
nol (Ho) ditolak dan hipotesis stroke akan membaik dengan
alternative (Ha) diterima yang artinya penyembuhan spontan, belajar dan
ada pengaruh latihan range of motion latihan.
Arias, M., & Smith, L. N. 2007. Early Karunia, E. 2016. Hubungan Antara
Mobilization Of Acute Stroke Dukungan Keluarga Dengan
Patients. Journal Of Clinical Kemandirian Activity Of Daily
Nursing , 282-288. Living Pasca Stroke. Jurnal
Berkala Epidemiologi, Vol 4
Bakara, D. M., & Warsito, S. (2016). Nomor 2 , 213-224.
Latihan Range Of Motion (ROM)
Pasif Terhadap Rentang Sendi Kozier, B., Erb, G., Berman, A., &
Pasien Pasca stroke. Idea Nursing Snyder, S. J. 2010. Buku Ajar
Journal , 12-18. Fundamental Keperawatan.
Jakarta: EGC.