Antineoplasia
Dr. Dra. Risdawati Djohan, M.Kes Apt.
1
Kanker
• Definisi:
• Suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan mekanisme pengatur
multiplikasi dan fungsi homeostasis lainnya pada organisme multiseluler.
• Sifat umum :
1. pertumbuhan berlebihan umumnya berbentuk tumor
2. gangguan diferensiasi dari sel dan jaringan sehingga mirip jaringan mudigah
3. bersifat invasif, mampu tumbuh di jaringan sekitarnya (perbedaan pokok dengan
jaringan normal)
4. bersifat metastatik, menyebar ke tempat lain dan menyebabkan pertumbuhan
baru
5. memiliki heriditas bawaan (acquired heredity) yaitu turunan sel kanker juga dapat
menimbulkan kanker
6. pergeseran metabolisme ke arah pembentukan makromolekul dari nukleosida dan
asam amino serta peningkatan katabolisme karbohidrat untuk energi sel.
2
Kanker
• Sel kanker mengganggu k/
• desakan akibat pertumbuhan tumor
• penghancuran jaringan tempat tumor berkembang atau bermetastasis
• gangguan sistemik lain sebagai akibat sekunder dari pertumbuhan sel kanker.
• Di negara yang telah maju kanker merupakan penyebab kematian
kedua setelah penyakit kardiovaskular.
• Di Amerika, kanker penyebab utama kematian pada wanita antara 30-54 tahun dan anak-
anak antara 3-14 tahun.
• 1/3 jumlah pasien tertolong melalui pembedahan dan terapi radiasi.
• Kesembuhan hampir sempurna jika belum menyebar pada saat pembedahan.
• Diagnosis lebih dini meningkatkan penyembuhan.
3
Pengobatan
• Kemoterapi +/- pengobatan lain dapat bersifat kuratif pada
• koriokarsinoma pada wanita
• limfoma Burkitt
• tumor Wilms pada anak
• sarkoma Ewing
• rabdomiosarkoma embrional
• beberapa kasus penyakit Hodgkin
• sarkoma osteogenik
• limfoma histiositik difusa
• tumor testis tertentu (pascaorkiektomi)
• insulinoma
4
Pengobatan
• Bila diagnosis cukup dini dan diberi kemoterapi dapat bersifat kuratif pada
leukemia limfositik akut pada anak
• kombinasi pembedahan + kemoterapi dan kemoterapi ajuvan dapat
memberi remisi jangka panjang pada kanker payudara stadium II & sarkoma
osteogenik.
• Setelah terjadi metastasis perlu pendekatan sistemik melalui:
• kemoterapi kanker + pembedahan + radiasi + kemoterapi ajuvan
biasanya hanya bersifat paliatif terhadap gejala, pencegahan
komplikasi, support psikologik, dan perpanjangan hidup yang
berarti.
5
Pengobatan
• Antikanker diharapkan memiliki toksisitas selektif, toksik terhadap
sel kanker tanpa merusak sel jaringan normal
• Antineoplastik menekan pertumbuhan atau proliferasi sel dan
menimbulkan toksisitas
karena menghambat pembelahan sel normal yang proliferasinya cepat
misalnya sumsum tulang, epitel germinativum, mukosa saluran cerna,
folikel rambut dan jaringan limfosit.
• Terapi akan berhasil baik bila dosis untuk mematikan sel tumor yang ganas tidak
terlalu mengganggu sel normal yang berproliferasi.
6
Pengobatan
• Diperlukan informasi mengenai kinetika sel dan massa sel tumor untuk menjelaskan
keterbatasan efektivitas antikanker karena keberhasilan terapi keganasan berdasarkan
prinsip total cell-killed
7
Pengobatan
• Pasien dengan keadaan umumnya masih baik manfaat dari
pengobatan lebih besar, vice versa
• Status imunologik pasien (tu/ imunitas selular) berkorelasi baik
dengan hasil pengobatan
• Pada imunitas selularnya tidak terganggu respons terhadap pengobatan
baik
• Pada imunokompetensinya rendah respons buruk, hasil pengobatan ulang
lebih buruk daripada pengobatan terdahulu.
8
Obat antikanker
• Spesialistik
• Batas keamanannya sempit
penggunaannya oleh dokter yang berpengalaman
9
KLASIFIKASI OBAT ANTIKANKER
10
KLASIFIKASI OBAT ANTIKANKER
11
KLASIFIKASI OBAT ANTIKANKER
12
KLASIFIKASI OBAT ANTIKANKER
13
Mekanisme kerja antikanker – siklus sel
14
Siklus sel
15
Siklus Sel Kanker/ sel tumor
Sel Tumor dapat berada dalam 3 kondisi:
1. Sedang membelah (siklus proliferatif)
• pascamitosis (G1), pada akhir fase G1 RNA, kemudian masuk fase S
• fase sintesis DNA (fase S) replikasi DNA, akhir fase S, sel masuk fase G2
• fase pramitosis (G2) ciri:
• sel berbentuk tetraploid
• mengandung DNA 2 x banyak daripada sel fase lain
• masih berlangsungnya sintesis RNA dan protein.
• fase mitosis (M) sintesis protein dan RNA berkurang secara tiba-tiba
terjadi pembelahan menjadi 2 sel
kemudian masuk fase G1 pada saat proliferasi atau memasuki fase istirahat (G0)
2. Dalam keadaan istirahat (tidak membelah, G0)
• sel masih potensial berploriferasi, yaitu pada sel klonogenik atau sel induk (stem cell)
• Tahap terjadi penambahan sel kanker
Penambahan sel kanker terjadi pada fase G1 dan G0
3. Tidak membelah secara permanen 16
MEKANISME KERJA
Berdasarkan siklus sel, Antikanker/antineoplasia dibagi 2 golongan
17
Mekanisme KERJA
Alkilator
Ion karbonium
(Alkil) Resistensi:
• kemampuan memperbaiki DNA yang rusak
Fosfat hidroksil (DNA repair)
Amino karboksil • permeabilitas sel terhadap alkilator
Sulfhidril, gugus imidazol
• produksi glutation ( menonaktifkan zat
(senyawa nukleofilik penting )
alkilator
Kompleks Ion karbonium -
senyawa nukleofilik
• Efek sitotoksik pada
Alkilasi sel kanker
DNA • Efek samping pada sel
normal
18
Antimetabolit
A 5-fluorourasil
(5-FU ) B Merkaptopurin
5-FU
• bersifat cell cycle specific
yang spesifik untuk fase S
• tidak berefek terhadap sel
yang tidak berproliferasi. RNA/DNA DNA
Asam folat
Nukleosida
metotreksat menghambat sel
memasuki fase S sehingga
DNA bersifat self limiting terhadap
efek sitotoksiknya
20
A Alkaloid Vinka Produk Alamiah
(Vinkristin dan Vinblastin)
Taksan
B
tubulin
(Paklitaksel & dosetaksel)
(komponen protein
mikrotubulus, spindle mitotik)
spindle poison
Kompleks tubulin -
vinkristin/vinblastin
Polimerisasi
Kamptotesin
Membentuk kompleks D
Irinotekan & topotekan
tersier dengan
topoisomerase & DNA
Menghambat
topoisomerase I
Penggabungan kembali
DNA terganggu
Kerusakan DNA
Kematian sel
Topoisomerase I pemotongan dan penyambungan
kembali single strand DNA 22
Produk Alamiah: Antibiotik
C Antrasiklin
(daunorubisin, doksorubisin, mitramisin) D Aktinomisin
23
Produk Alamiah: Antibiotik Produk Alamiah: Enzim
E Bleomisin
F Asparaginase
Memecah DNA
mengkatalisis enzim untuk hidrolisis
asparagin menjadi aspartat dan
amonia
Sitotoksik
Kematian sel
In vitro:
• Akumulasi sel pada fase G2
• Abrasi kromosom (fragmentasi
& translokasi kromatid)
24
Tempat kerja berbagai
antikanker
25
EFEK SAMPING
• Indeks terapi antikanker sempit
• Semua antikanker dapat menyebabkan efek toksik berat kematian secara
langsung maupun tidak langsung
• Bekerja pada sel yang sedang aktif efek samping utama mengenai
jaringan dengan proliferasi tinggi:
• sistem hemopoetik (leukopenia, trombositopenia atau anemia)
leukosit < 2000/mm3 & trombosit < 100.000/mm3 pengobatan stop
• gastrointestinal:
anoreksia ringan diare mual
perforasi diare hemoragik muntah
stomatitis sampai berat (ulserasi oral dan intestinal)
Lesi selaput lendir mulut umumnya oleh metotreksat, fluorourasil,
daktinomisin, vinblastin, dan antrasiklin 26
EFEK SAMPING
Kulit Ginjal
28
EFEK SAMPING
Alkilator Asparaginase
• depresi hemopoetik (ireversibel) • efek toksik minimal terhadap
• Stomatitis aftosa lebih jarang sumsum tulang dan saluran
cerna
• Siklofosfamid jarang
trombositopenia • toksik terhadap hati, ginjal,
pankreas, SSP dan mekanisme
• Mekloretamin reaksi pembekuan darah
gastrointestinal & sakit kepala >>
• Menekan sistem imun & sintesis
• Sifat iritatif menyebabkan antibodi
nekrosis pada ekstravasasi obat.
• Bersifat antigenik
29
Antimetabolit
• Efek samping Kontraindikasi
• Depresi hemopoetik • pasien dengan status gizi buruk
• Gangguan saluran cerna • leukopenia berat atau
• Stomatitis aftosa trombositopenia.
• Metotreksak
• Pada pasien dengan gangguan hati
• Fluorourasil
dan ginjal dosis harus disesuaikan
• Kaptopurin
berdasarkan respons pasien; status
fungsi hati dan ginjal harus dimonitor.
• Stomatitis, diare, trombositopenia, leu-
kopenia indikasi penghentian terapi
30
Dosis & Indikasi Antikanker
31
Dosis & Indikasi Antikanker
32
Dosis & Indikasi Antikanker
33
Dosis & Indikasi Antikanker
34
Dosis & Indikasi Antikanker
35
Dosis & Indikasi Antikanker
36
Dosis & Indikasi Antikanker
37
38
Prinsip Kemoterapi Kanker
• Pada tumor ganas seluruh sel harus dibasmi (total cell-killed)
• Perpanjangan hidup pasien berbanding langsung dengan jumlah sel yang
berhasil dibasmi dengan pengobatan
• Yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan pengobatan:
1. Kanker baru dapat dideteksi bila jumlah sel kanker kira-kira 109.
Jumlah yang dapat dibasmi diperkirakan 99,9% jadi sel kanker
yang tersisa ± 106 sel.
jelas sulit mencapai pembasmian total diperlukan pengobatan
jangka panjang.
juga dapat dikendalikan oleh mekanisme pertahanan tubuh (105).
39
Prinsip Kemoterapi Kanker
2. Adanya hubungan dosis-respons yang jelas.
• Berkurangnya sel kanker berbanding lurus dengan dosis
• efek non terapi juga berbanding lurus dengan dosis
Pertimbangan untung rugi harus dilakukan secara sangat cermat.
40
Prinsip Kemoterapi Kanker
4. Kemoterapi harus dimulai sedini mungkin.
• Pada keadaan dini jumlah sel kanker lebih sedikit dan fraksi sel
kanker yang sensitif terhadap obat lebih besar.
• kemungkinan terdapatnya klonus resisten terhadap obat (drug
resistant clonus) lebih kecil
• obat lebih sukar mencapai bagian dalam tumor yang besar k/
• karena vaskularisasi buruk
• Keadaan umum pasien dengan tumor yang kecil lebih baik sehingga
lebih tahan terhadap efek samping kemoterapi dan sistem pertahanan
tubuhnya masih utuh
41
Prinsip Kemoterapi Kanker
5. Kemoterapi harus tertuju kepada sel kanker
• Sel-sel yang cepat berproliferasi peka terhadap pengobatan,
tetapi ada sekitar 18% sel sumsum tulang berada dalam keadaan
istirahat sehingga tidak peka terhadap obat.
• Sel sistem imun juga rusak akibat kemoterapi infeksi lebih
mudah terjadi juga memberi peluang untuk pertumbuhan
tumor.
42
Prinsip Kemoterapi Kanker
6. Sifat pertumbuhan tumor ganas
• mula-mula bersifat eksponensial kemudian bersifat lambat
(banyak sel berada dalam G0).
• Apabila populasi tumor dikurangi misalnya dengan radiasi
maka sel sisa berkembang secara eksponensial kembali dan
menjadi lebih peka terhadap kemoterapi.
• Pada waktu tumor primer tidak tumbuh pesat lagi, anak sebarnya masih
dalam pertumbuhan eksponensial sehingga lebih peka terhadap
kemoterapi
43
Prinsip Kemoterapi Kanker
7. Sitostatik tertentu dan hormon efek selektif relatif terhadap sel
dengan tipe histologik tertentu.
• 5-fluorourasil : lebih efektif terhadap tumor gastrointestinal daripada
terhadap tumor payudara
• bleomisin terutama efektif terhadap kanker kulit
• Hormon kelamin terutama efektif terhadap tumor payudara, tumor prostat
dan tumor endometrium yang fisiologik dipengaruhi hormon tersebut
• kortikosteroid terutama efektif terhadap tumor limfoid
44
Prinsip Kemoterapi Kanker
8. Terapi kombinasi. Dasar pemberian dua atau lebih antikanker untuk:
• mendapatkan sinergisme tanpa menambah toksisitas.
• meningkatkan indeks terapi
• dapat mencegah atau menunda terjadinya resistensi terhadap obat-obat ini.
45
Sekian
&
Selamat belajar
46