Anda di halaman 1dari 12

16.

kelainan radiologi berupa opasitas homogen pada pulmo,


kecuali :
a. pneumonia
b. tuberkulosis
c. atelektasis
d. infark pulmo
e. effusi pleura

17. sistem pernapasan secara histologi dibagi menjadi 2 daerah utama yaitu bagian
konduksi dan respirasi. Yang termasuk bagian respirasi adalah
a. bronkus terminalis
b. duktus alveolaris
c. bronkiolus
d. nasofaring
e. trakea

18. epitel yang terbanyak pada sistem pernapasan dan dikenal sebagai epitel respirasi
adalah
a. epitel gepeng selapis
b. epitel gepeng bertingkat
c. epitel kuboid berlapis
d. epitel selapis silindris bersilia
e. epitel clara

19. pada reflek batuk yang terjadi adalah konsentrasi otot dan penyempitan lumen.
a. epigglotis
b. trakea
c. bronkus
d. bronkiolus
e. laring

20. peningkatan resistensi jalan napas pada asma diduga terutama disebabkan oleh
a. dilatasi otot polos bronkus
b. kontraksi otot polos bronkus
c. dilatasi otot polos bronkiolus
d. kontraksi otot polos bronkiolus
e. kontraksi tulang rawan trakea

21. struktur pada pernapasan yang tidak memiliki tulang rawan pada mukosanya adalah
a. nasofaring
b. laring
c. trakea
d. bronkus
e. bronkiolus

22. wanita 25 th datang karena terdapat benjolan dileher kanan sejak 2 bulan dan tidak
nyeri. Sebelumnya pernah riwayat batuk lama. Pasien belum berobat. Dilakukan
pemeriksaan fisik DBN. Dilakukan pemeriksaan darah tepi LED meningkat dan biopsi
aspirasi jarum halus di lab. PA didapatkan sebaran limfosit, radang granulomatosa dan
sel datia langerhans serta materi nekrosis perkijuan. Diagnosa pasien adalah
a. tuberkulosis KGB
b. effusi pleura
c. bronkiektasis
d. pneumonia
e. radang akut

23. anabell datang dengan keluhan sesak napas, keluhan disertai batuk kuranglebih 2
bulan tidak sembuh, keringat malam dan demam. Saat dilakukan foto rongsen
didapatkan gambaran infiltrat di hampir seluruh lapang paru dan adanya effusi pleura.
Hasil analisis cairan pleura dengan tes rivalta (+). Kelainan patologi yang didapatkan
pada biopsi transtorakal paru (TTB) adalah
a. infiltrat radang akut
b. infiltrat radang mononuklear
c. infiltrat radang mononuklear, radang granulomtosa dan sel datia
d. pus
e. jaringan ikat fibrosis

24. seorang laki-laki sukron ilman usia 28 tahun mengeluh batuk dan sesak napas. Batuk
berdahak dengan warna putih kekuningan dan kental seperti karat. Dari hasil
pemeriksaan fisik didapatkan suhu 39,0c respirasi 24x/menit, TD 120/80, perkusi sonor,
auskultasi suara nafas bronkial dan terdapat ronki, pemeriksaan apa yang dapat
menunjang diagnosa
a. darah rutin
b. kultur dahak
c. sputum BTA
d. titer ANA
e. titer ASTO

25. soal diatas, ditambah data dengan darah rutin leukosit 15.000, pemeriksaan apa
yang dapat memasktikan diagnosa
a. kultur dahak
b. sputum BTA
c. biopsi paru
d. CT Scan thorak
e. rongsen thorak

26. laki-laki 27 tahun datang dengan keluhan batuk berdahak 2 mgg disertai demam dan
sesak. Dari rongsen tampak konsolidasi di lobus paru kiri, diagnosis
a. pneumonia lobaris
b. bronkiolitis
c. bronkopneumonia
d. asma bronkial
e. ppok

27. seorang anak laki-laki 3 tahun dibawa ibunya dengan batuk sesak dan demam 5 hari.
Pada pemeriksaan fisik terdapat napas cuping hidung, terdapat redup paru kanan atas
dan suara ronki basah kasar. Maka gambaran pola rongsen dada yang paling mungkin
adalah
a. konsolidasi / pemadatan lobaris
b. infiltrat bebercak pada seluruh lapang paru
c. coin lesion lapang paru atas
d. kavitasi lobus atas
e. massa perifer

28. penyebab tersering pneumonia adalah


a. klebsiella pneumonia
b. klebsiella pneumonia
c. staphylococus aureus
d. steptococus pneumonia
e. stafilokokus aureus

29. laki-laki 50 tahun merokok selama 20 tahun sebanyak 2 bungkus sehari. 4 tahun
terakhir sering batuk dengan dahak kental. Setahun terakhir ini sering mengalami infeksi
saluran napas sampai sesak dan terdengar bunyi mengi. Keluhan ini hilang bila
menghisap obat golongan beta agonis. Diagnosis patologi yang tepat
a. cor pulmonale
b. bronkitis kronik asmatik
c. bronkitis kronik emfisematosa
d. bronkiektasis
e. pneumonia

30. pria usia 45 tahun datang ke praktek dokter umum dengan keluhan sesak napas dan
mengi sejak 1 tahun yang lalu di bawa ke UGD. tanda vital DBN, radiologi torak tampak
lusensi pada seluruh lapang paru ( DBN), pada pemeriksaan sitologi sputum tampak
spiral, curschman sebukan sel radang akut polimorf ponuklear yang didominasi eosinofil
diagnosis yang paling mungkin pada kasus tersebut
a. bronkiektasis
b. aspirasi
c. asma bronkial
d. emfisema
e. bronkitis kronik

31. laki-laki 19 thn ke praktek anda dengan keluhan sesak disertai demam tinggi sejak 5
hari. Selain perokok, os pengguna obat suntik (narkotik). Pada pemeriksaan fisis tampak
sakit sedang, compos mentis, suhu 39Oc, RR 28x/mnt, HR 110x/menit. Pemeriksaan
paru tampak simetris, fremitus kanan meningkat, sedikit redup dan ronki halus pada
basal paru kanan. Pada toraks foto tampak perselubungan inhomogen pada basal paru
kanan. Kemungkinan diagnosis os ini adalah :
a. community aquired pneumonia
b. pneumotoraks kanan
c. hospital aquired pneumonia
d. abses paru
e. pneumonia drug user

32. sesak pada kasus no. 31 ini karena gangguan fungsi paru yakni
a. ventilasi
b. difusi
c. restriksi
d. perfusi
e. obstruksi

33. tindakan lanjutan pada kasus 31 ini adalah:


a. berobat jalan pemberian antibiotik gram (+)
b. berobat jalan dengan evaluasi ketat dan antibiotik gram (+) dan (-)
c. rawat inap dengan antibiotik gram (+)
d. rawat inap dengan antibiotik spectrum luas
e. rawat ICU dengan antibiotik spectrum luas
34. bila dilakukan sulit terapi, maka persyaratan pada kasus no 32 ini adalah :
a. batuk berubah warna menjadi hijau
b. demam berkurang
c. sesak bertambah
d. infitlrat pada toraks foto bertambah
e. BSSD

35. dibawah ini sulih terapi dengan step over adalah :


a. Levofloksasin IV ke Levfloksasin oral
b. Levofloksasin IV ke Ciprofloksasin oral
c. Levofloksasin IV ke Ceferzime oral
d. Levofloksasin IV ke Amoksilin oral
e. BSSD

36. Pasien pulang paksa sebelum selesai terapi, kemudian os kembali ke RS dengan
demam, batuk berdahak kehijauan dan berbau disertai sesak. Pada toraks foto terdapat
perselubungan inhomogen di basal paru disertai air fluid level, maka komplikasi pada
pasien ini adalah :
a. empiema
b. pneumotoraks
c. empisema
d. efusi pleura
e. abses paru

37. dibawah ini pada pemberian terapi inhalasi diperlukan koordinasi antara tangan dan
adalah :
a. MDI
b. DPI
c. Nebulizer
d. Easy haler
e. BSSD

38. pemberian jangka panjang sebagai kontroler asma adalah :


a. MDI fenoterol
b. MDI prokaterol
c. MDI Salbutamol + Iprapropium Bromide
d. MDI Salmeterol + Fluticason
e. BSSD

39. Dapat digunakan sebagai reliever adalah :


a. MDI fluticason
b. MDI burdesonide
c. MDI salbutamol
d. MDI nedokromil
e. metil prednisolon oral

40. Mendiagnosis asma yang paling baik dengan melakukan pemeriksaan:


a. Hematologi rutin
b. Toraks foto
c. Spirometri
d. Peak flow meter
e. ACT test

41. untuk mengevaluasi pemberian terapi inhalasi di IGD adalah :


a. Hematologi rutin
b. Toraks foto
c. Spirometri
d. ACT test
e. Peak flow meter

42. pemeriksaan terbaik untuk mengevaluasi perbaikan terapi pada asma stabil adalah :
a. Toraks foto
b. Spirometri
c. Peak flow meter
d. CAT test
e. d. ACT test

43. pada bayi terapi inhalasi yang digunakan sebaiknya adalah :


a. MDI
b. DPI dengan babyhaler
c. Nebulizer
d. BSSD
e. semua benar

44. Semua benar contoh tidak terkontrolnya asma dapat disebabkan oleh :
a. kegemukan
b. penggunaan obat inhaler yang tidak tepat
c. infeksi sinus
d. GERD
e. semua benar

45. pernyataan yang tidak benar dibawah ini adalah


a. penggunaan inhaler membuat ketergantungan pada pasien
b. penggunaan inhaler yang tidak tepat menyebabkan asma yang tidak terkontrol
c. asma tidak terkontrol terjadi bila infeksi belum tertangani secara baik
d. ACT dengan nilai 25 sudah dianggap asma terkontrol
e. Stress salah satu penyebab asma tidak terkontrol dengan baik.

46. pada asma akut berat, selain pemberian inhalasi salbutamol, dapat diberikan :
a. Nebulizer terbutalin sulfat
b. Nebulizer fenoterol
c. Nebulizer prokaterol
d. Nebulizer Iprapropilum
e. semua betul

47. perempuan 23 tahun dengan keluhan sesak, terutama dingin pada waktu malam
atau kecapean. Riwayat keluarga, ibu os rhinitis alergi. Pemeriksaan fisis, semua masih
dalam batas normal. Pemeriksaan penunjang paling tepat untuk mendiagnosis kasus ini
adalah:
a. Toraks foto
b. uji provokasi bronkus
c. uji prick test
d. uji metabolisme
e. uji spirometri

48. kelainan fungsi paru paling tepat pada kasus 47 adalah :


a. kelainan ventilasi
b. kelainan difusi
c. kelainan obstruksi
d. kelainan perfusi
e. kelainan restriksi

49. bila ditemukan uji fungsi paru FEV1 78% FEV1/FVC 80 % maka terapi yang harus
diberikan adalah
a. MDI salbutamol saja
b. MDI salbutamol dan DPI budesonide
c. MDI salbutamol dan DPI terbutalin sulfat
d. MDI fluticason saja
e. MDI fluticason dan salumeterol

50. Bila diketahui fungsi paru pada kasus 35 dalam batas normal, FEV1 80 % FEV1/FVC
80 % maka pemeriksaan lanjutan adalah :
a. toraks foto
b. uji provokasi bronkus
c. uji prick test
d. uji bronce alveolar lavage
e. uji spirometri

51. perempuan 38 tahun ketempat praktek anda untuk penapisan kanker paru,os bukan
perokok akan tetapi suami os perokok akan tetapi suami os perokok berat, karena
ibunyanmeninggal karena kanker cervik. Os merasa takut dan ingin melakukan
penapisan. Resiko kanker pada pasien ini adalah:
a. umur
b. gender
c. smoker/secend hand smoking
d. B dan C BENAR
e. genetik

52.laki laki 35 tahun dilakukan penapisan tahunan dari perusahan pertambangan silica
dirumah sakit, os bukan perokok dan keluarga dengan riwayat kanker, disangkal akan
tetapi ayahos meninggal mendadak diduga jantung. Resiko pada kasus ini adalah:
a. umur
b. gender
c. smoker/secend hand smoking
d. occupational
e. genetik
53. Pr 15 tahun datang dengan demam, leher tidak dapat menoleh, lemah, paru
terdapat ronkhi di paru, thoraks foto terdapat gambaran titik seperti jarum pentula.
Saat dilakukan LP cairan eksudat. Os menyangkal pernah mendapat pengobatan. Pada
kasus tersebut kemungkinan adalah :
a. tetanus
b. meningitis TB
c. Bronkopneumonia
d. B + E
e. TB milier

54. Bila n0. 53 diduga meningitis TB, maka terapi pada kasus tersebut adalah:
a. 2RHZE + 4RHE
b. Ciprofloksacin IV
c. 2RHZ + HR
d. BSSD
e. 2RHZES + RHZE + 5RHE
55. laki2 26 tahun mengeluh nyeri dada kiri dan dada terasa berat. Demam ada,
menggigil disangkal, pada pemeriksaan vital sign dalam batas normal, bunyi jantung I II
murni, tanpa murmur dan gallop. Pada paru kiri premitus menurun, redup, kurang
terdengar bunyi napas kiri sedangkan paru kanan vesikuler tanpa ronkhi dan whezzing.
Pada toraks foto tampak perselubungan homogen pada paru kiri, CTR <50%. Saat
dilakukan proof punksi terdapat pus, kemungkinan pada kasus tersebut adalah
a. pneumothoraks
b. effusi pleura kiri
c. pneumonia
d. massa paru kiri
e. empyema

56. Laki2 35 tahun dengan keluhan batuk berdahak lebih dari 3 bulan, badan kian kurus
karena tidak nafsu makan, sering berkeringat malam, pemeriksaan sputum BTA SPS (-),
sputum gram batang negatif, toraks foto tampak corakan kasar di hilus paru, uji faal
paru normal, setelah pemberian amoksilin dan OBH, batuk os berkurang akan tetapi
masih batuk, napsu makan masih ada kemungkinan diagnosis pada os adalah
a. TB paru BTA (-)
b. Asma
c. pneumonia CAP
d. Bronkiektasis
e. Bronkitis kronik
57. Pr 25th datang ke poliklinik paru dengan keluhan batuk > 3 bulan, Sebelumnya batuk
kering, tetapi sekarang batuk berdahak. Os menyangkal sesak nafas. Keadaan ini pernah
dialami 1 tahun yang lalu. Saat itu os diperiksa dahaknya dan diberikan obat berwarna
merah sekali minum 3 tablet, tetapi os tidak meminumnya sama sekali. Pada
pemeriksaan BTA ++-, sehingga diagnosis os adalah
a. TB paru BTA (+) kasus baru
b. TB paru BTA (+) kasus putus obat
c. TB paru BTA (+) kasus kronik
d. TB paru BTA (+) kasus kambuh
e. TB paru BTA (+) kasus gagal terapi

58. terapi yang harus diberikan pada kasus diatas adalah


a. 2RHZ 4 RH
b. 2RHZES RHZE 4RHZ
c. 2RHZE 4RHE
d. BSSD
e. 2RHZES RHZE 4RHE
f.
59. Pada kasus setelah terapi 4 bulan os kembali batuk, BTA sputum yang tadinya
negatif kembali positif, maka pemeriksaan yang harus kita lakukan adalah
a. Thoraks foto
b. Sputum gram
c. Ulang sputum BTA
d. BSSD
e. Uji kULTur resistensi BTA
60 hasil kasus diatas yang ditemukan ternyata sensitif terhadap pirazinamid, rifampisin,
sterptomisin, sedangkan isomiazid dan etambutol telah resisten maka diagnosis pasien
kasus diatas adalah
a. Mono resisten
b. Extensive drug resisten
c. Poliresisten
d. BSSD
e. Multi drug resisten

61. perempuan 36 tahun mengeluh sesak nafas sejak 2 hari hingga os tak dapat tidur,
dada terasa berat. Saat anamnesa os masihbisa menjawab dengan jelas. Os jarang
terkena sesak. Terakhir keluhan sesak 5 bulan yang lalu saat pindah rumah. Os riwayat
alergi debu . vital sign tensi 130/80 mmhg Hr 100x/menit RR28x/menit, subferbris, paru
vesikuler, tak ditemukan ronki hanya wheezing pada akhir ekspirasi PFR 100 ML. Terapi
utama pada pasien inn setelah pemberian oksigen adalah
a. Salbutamol nebulisasi
b. Budesonid nebulisasi
c. Amoxilin + asam clafuanat
d. Metil prednisolon oral
e. Semua diatas bener

62. Laki laki 23 tahun dengan keluhan nyeri dada kanan tetapi tidak menjalar, nyeri
terutama bila menarik nafas, demam tidak tinggi, os juga mengeluh batuk kering selama
seminggu. Sesak disangkal. Vital sign kelainan terdapat subfebris, lain lain dbn, paru
kanan fremitus meningkat dan vesikuler, ronki dan wheezing tak ditemukan, terdapat
friksion rub pada paru kanan, kemungkinan ini adalah.
a. Asma
b. Pneumothoraks kanan
c. Pleura efusi kanan
d. Pleuritis kanan
e. Tumor paru kanan

63. laki – laki 35 tahun dengan terapi OAT selama 3 bulan, tetapi BTA tetap POSITIF,
didapatkan resistensi terhadap OAT, didapatkan resisten terhadap rifampisin dan
isoniazid maka diagnosis pasien menjadi
a. Mono resisten
b. Dwi resisten
c. Polyresisten
d. Multi drug resisten
e. XDR ( extended drug resisten )

64. laki – laki 46 tahun mengeluh sesak bila naik tangga atau berjalan cepat, riwayat
keluarga penyakit seperti ini disangkal. Riwayat ,merokok 2 bungkus sehari tetapi sudah
berhenti 4 tahun yang lalu. Os membawa thoraks foto, emfisematous. Pemeriksaan
yang paling tepat untuk mendiagnosis kasus ini adalah.
a. EKG
b. SPIROMETRI
c. USG
d. CT-SCAN
e. ECHO cardiography

65.bila pada uji bronchodilator PRE BD FEV1, 2200 ml, POST BD FEV 2120 ml maka
kemungkinan diagnosis kasus 64 adalah
a. asma
b. CHF
c. PPOK
d. BSSD
e. TUMOR PARU

66. keluhan fungsi paru pada kasus 64 adalah


a. Ventilasi
b. Perfusi
c. Restriksi
d. Difusi
e. Obstruksi

67. 2 bulan kemudian os sesak nafas, disertai demam, batuk berdahak, dan berwarna
kehijauan, hidung tersumbat, pegallinu dan pusing kepala, pada pemeriksaan fisik suhu
38⁰ c, RR 28x/menit, HR 110 x/ menit, paru vesikuler, ronkhi +/+ wheezing +/+ . bila
pasien tersebut mengalami eksaserbasi dan diperlukan pemberian antibiotic maka
terdapat.
a. Demam, sesak dan pusing kepala
b. Sesak, batuk berdahak, hidung tersumbat
c. Dema, sesak dan batuk berdahak
d. Sesak, batuk berdahak, dan berwarna kehijauan
e. Sesak, demam pusing kepala disertai pegal linu.

68. penatalaksanaan pada pasien saat eksaserbasi tersebut adalah


a. Inhalasi budeonide
b. Inhalasi salbutamol, dan iprapropium bromide
c. Inhalasi salbutamol dan prokaterol
d. Inhalasi salmeterol dan fluticason
e. Inhalasi tiopropiumbromide

69. yang berperan penting pada kasus 68 adalah


a. Eosinofil
b. Limfosit
c. Basofil
d. Monosit
e. Netrofil
70. perempuan 35 tahun mengeluh sesak napas sejak 2 hari. Hingga os tidak bisa tidur,
dada terasa berat saat anamnesa os masih bisa menjawab dengan jelas. Os jarang
terkena sesak, terakhir keluhan sesak 5 bulan yang lalu saat pindah rumah. Os riwayat
alergi debu. Vital sign tensi 130/80 mmhg HR 100x/menit subfebris, paru vesikuler tak
ditemukan ronkhi hanya wheezing pada akhir ekspirasi PFR 100 ml. Setelah pemberian
salbutamol nebulisasi os masih sesak terapi selanjutnya pada pasien ini adalah
a. Salbutamol nebulisasi
b. Budesonide nebulisasi
c. Amoksilin + asam clavulanat
d. Metil prednisolon oral.
e. Salbutamol + iprapropium bromide nebulisasi

71. dari kasus tersebut (70) diagnosis os adalah


a. Asma akut berat pada asma intermiten
b. Asma akut ringan pada asma intermiten
c. Asma akut sedang pada asma persisten berat
d. Pneumonia CAP
e. Bronkitis kronis

72. laki – laki 23 tahun mengeluh tangan semutan dan rasa kadang terbakar pada jarinya
setelah minum OAT, maka kemungkinan yang menyebabkan nya adalah
a. Rifampisin
b. Isoniazid
c. Etambutol
d. Pirazinamid
e. Streptomisin

73. agar tidak terjadi kejadian seperti kasus (72) itu, biasanya diberikan
a. Riboflavin
b. Piridoksin
c. Sianocobalamin
d. Asam askorbat
e. Paracetamol

74. laki – laki 39 tahun mengeluh karna mual dan mata terlihat kuning, os merasa
keadaan ini dirasakan setelah minum obat paket dari puskesmas, menurut anda OAT
yang menyebabkan keadaan sepertiitu adalah
a. Rifampisin
b. Isoniazid
c. Pirazinamid
d. Semua obat tsb dapat menyebabkan hepatitis imbas obat
e. Semua obat tsb aman terhadap hati bila diberikan hepatoprotektor

75. selain steroid untuk mencegah fibrosis dan sekuele di otak, OAT yang diperlukan
dalam kasus meningitis TB adalah
a. Rifampisin
b. Isoniazid
c. Etambutol
d. Pirazinamid
e. Streptomisin
76. yang termasuk second line OAT adalah
a. Amoksilin
b. Ciprofloksasin
c. Penicilin
d. Eritromisin
e. Streptomisin
77. komplikasi yang disebabkan oleh pneumonia adalah
a. Gagal nafas
b. Sepsis
c. Abses paru
d. Semua benar
e. BSSD

78. CURB 65 adalah salah satu parameter beratnya pneumonia diantaranya terdiri dari
a. Confusion
b. Umur kurang atau sama dengan 65 tahun
c. Respirasi rate < 20x/menit
d. Blood preassure systole >120 diastole < 80
e. Semua bener

79. resiko terjadinya PPOK adalah sebagai berikut


a. Perokok
b. Pekerja tambang
c. Defisiensi a-tripsin
d. Gangguan pertumbuhan paru
e. Semua diatas benar

80.pada pneumothoraks jaringan paru mempunyai kecendrungan menjadu kolaps karna


sifat jaringan paru
a. Kaku
b. Semi elastic
c. Elastic recoil
d. BSSD
81. pneumothoraks yang sering terjadi sehubungan dengan siklus menstruasi disebut
a. Pneumothoraks traumatik
b. Pneumothoraks iatrogenik
c. Pneumothoraks spontan primer
d. Pneumothoraks spontan sekunder
e. Pneumothoraks katamenial

82. dibawah iko yang idak masuk komplikasi pemasangan WSD adalah
a. Nyeri
b. Perdarahan
c. Infeksi
d. Syok kardiogenik
e. Syok hipovolemik

83. yang idak masuk faktor predisposisi untuk pneumothoraks adalah :


a. Kuruih dan tinggi
b. Perokok
c. Lebih sering pado laki – laki
d. Obesitas
e. BSSD

84. tindakan yang harus segera dilakukan pado haemoptisis masif adalah
a. Bronkoskopi diatas meja operasi ( BDMO)
b. WSD
c. Konservatif
d. Pemberian obat – obatan anti perdarahan
e. Pemberian oabt penenang
f.
Samoga sukses kanti – kanti ....
Samoga dapek hasil nan rancak sadonyo !!!!

Anda mungkin juga menyukai