1. Pengertian
Gagal ginjal kronis disebut juga sebagai Chronic
Kidney Desease (CKD). Perbedaan kata kronis disini
dibanding dengan akut adalah kronologis waktu dan
tingkat fisiologis filtrasit. Berdasarkan Mc Clellan
2006 dijelaskan bahwa gagal ginjal kronis merupakan
kondisi penyakit pada ginjal yang persisten
(keberlangsungan ≥ 3 bulan dengankerusakan ginjal,
dan Kerusakan glomerular filtration rate (GFR) dengan
angka GFR ≤ 60 ml/menit/ 1,73 m2 (Prabowo & Eka, 2014).
Pada keadaan gagal ginjal kronik ini, terjadi
penurunan fungsi ginjal yang lambat dengan tanda dan
gejala yang minimal. Banyak pasien yang tidak
menyadari timbulnya keadaan tersebut sampai fungsi
ginjal hanya tinggal 25% (Agoes, 2010). Gagal ginjal
kronik merupakan penyakit yang terjadi dalam kurun
waktu cukup lama sampai bertahun-tahun serta tidak
kunjung sembuh (Dharma, 2015).
Gagal ginjal kronik (GGK) adalah kemunduran
fungsi ginjal yang progesif dan irreversibel dimana
terjadi kegagalan kemampuan tubuh untuk mempertahankan
keseimbangan metabolik, cairan dan elektrolit yang
mengakibatkan uremia atau azotemia (Wijaya & Putri,
2013).
Jadi kesimpulannya, gagal ginjal kronik adalah
penyakit ginjal tahap akhir yang terjadi dalam kurun
waktu lama dimana penurunan fungsi ginjal sampai 25%
sehingga menimbulkan beberapa gejala yang dapat
menurunkan kualitas hidup penderita.
2. Etiologi
Ada beberapa penyakit yang mempengaruhi tubuh
secara keseluruhan, yang dapat memicu timbulnya GGK,
antara lain:
2
1. Diabetes
Bila mengalami diabetes, berarti tubuh tidak
bisa optimal dalam hal mengubah makanan menjadi
energy yang dibutuhkan sehingga kadar gula darah
dapat meningkat. Kondisi gula darah yang meningkat
berkepanjangan dapat merusak pembuluh darah ginjal.
Bila sudah meningkat, dapat menimbulkan gejala-
gejala seperti: rasa haus meningkat, penglihatan
kabur, sering berkemih, beat badan menurun tanpa
alasan yang jelas, luka yang lama sembuh, merasa
lapar dan lemah.
2. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Tekanan darah merupakan tekanan yang
ditimbulkan pleh darah yang mengalir dalam pembuluh
darah arteri. Tekanan yang tinggi ini bila
berlangsung terus-menerus dapat merusak atau
mengganggu pembuluh-pembuluh darah kecil dalam
ginjal yang lama kelamaan akan mengganggu kemampuan
ginjal untuk menyaring darah. Pada umumnya, bagi
orang dewasa atau berusia 18 tahun ke atas tekanan
darah 140/90 mmHg atau lebih, dapat dikatakan
sebagai keadaaan hipertensi, sedangkan bagi anda
penderita diabetes dan penyakit ginjal kronik ,
tekanan darah 130/80 mmHg atau lebih sudah dikatakan
sebagai hipertensi. Dengan mengontrol tekanan darah
akan membantu memperlambat kerusakan ginjal. Untuk
mengatasi masalah hipertensi, konsultasikan dengan
dokter anda.
3. Batu ginjal
Batu yang terbentuk diginjal terjadi akibat
adanya proses presipitasi (kristalisasi bahan-bahan
yang terlarut) yang terkandung di dalam urine.
Biasanya batu ini dapat berpindah melalui ureter
(saluran yang mengalirkan urine dari ginjal ke
kandung kemih) dan dikeluarkan lewat urine bila
berukuran kecil. Namun kadangkala, batu yang
berukuran terlalu besar tidak bisa keluar begitu
3
b) Antibiotika
c) Obat terlarang. Contoh obat jenis ini antara
lain: heroin, kokain, ekstasi, bila dikonsumsi
secara berlebih dapat menyebabkan tekanan darah
tinggi, stroke, gagal jantung dan bahkan
kematian.
d) Alkohol.mengkonsumsi alcohol secara berlebihan
dapat meningkatkan risiko timbulnya gagal ginjal
dan gagal fungsi hati.(Mahdiana, 2010).
3. Manifestasi Klinis
Pada gagal ginjal kronik akan terjadi
rangkaian perubahan. Bila GFR menurun 5-10 % dari
keadaan normal dan terus mendekati nol, maka pasien
akan menderita sindrom uremik, yaitu suatu kompleks
gejala yang diakibatkan atau berkaitan dengan retensi
metabolik nitrogen akibat gagal ginjal (Suhartono,
2009). Manifestasi klinis sindrom uremik pada gagal
ginjal kronis :
1) Biokimia
Asidosis metabolik (HCO3- serum 18-20 mEq/L),
Azometemia (penurunan GFR menyebabkan peningkatan
BUN dan Kreatin), Hiperkalemia retensi Na,
Hipermagnesia, Hiperuresemia.
2) Saluran Cerna
Anoreksia mual, muntah, nafas bau amoniak, mulut
kering, pendarahan mulut cerna, diare, parotitis.
3) Perkemihan oliguria
Berlanjut menuju oliguri, lalu anuri. Nokturia BJ
urin 1,010, proteinuri.
4) Metabolisme Protein
Sintesis abnormal, hiperglikmia, kebutuhan insulin
menurun lemak peningkatan kadar trigliserid.
5) Kardiovaskular
Hipertensi retinopati dan ensefalopati hipertensif,
beban sirkulasi berlebih, edema, gagal jantung
kongestif, dan disritmia gangguan kalsium,
hiperfosfatemia, hipokalsemia, hiperparatiroidisme,
deposit garam kalsium pada sendi, pembuluh darah
jantung dan paru-paru, Konjungtivitis (urenia mata
merah).
6
6) Pernafasan
Kussmaul, dispnea, edema paru, pnumonitis,
kulit pucat, pruritis, kristal uremia, kulit kering,
dan memar.
7) Hematologik
Anemia, hemolisis, kecenderungan pendarahan,
infeksi.
4. Patofisiologi
Penurunan GFR dapat dideteksi dengan mendapatkan
ginjal).
Retensi cairan dan natrium. Ginjal kehilangan
Pathway
Glumerulo Obstruksi & Nefrotik Nefritis Nefritik lupus
nefritis infeksi diabetik hipertensi
kronik
Vasklar. Kerusakan
Fungsi Iskemi & Angiopati
jar.ginjal jar.nefron
Glumerulus nefron jar. O2
menurun ginjal
menurun infeksi kurang
Ggn.metabolsm
Urokrom gatal Anemia, Enselopati,
.protein, meningkat,eksktrombositopmiopi,kelem Hipertensi, Ggn.Toleransi
ureum ariosis,ureafrnia edema glukusa,
ahan otot
ost metab.vit.D
Pucat,
Anoreksia,mu Eritropin Nyeri,perubaRennin AA Ggn.prodk.te
kuning,
al muntah, kurang,defst han. proses lebih,arteri
stoteron,ggn
gatal sklorosit,gg
bau mulut besi,hemolisis,kpkir .menstruasi&
n,elektrolit
ovulasi
elemahan otot
8
Resiko
Gangguan Resiko Penurunan curah
integritas cedera jantung
kulit
Resiko
defisit
nutrisi
5. Pemeriksaan Penunjang
tidak puasa.
serta prostat.
kalsifikasi metastasik.
elektrolit (hiperkalemia).
Kronik :
yang rendah.
saluran kemih.
10
protein.
6. Penatalaksanaan Medis
Menurut Smeltzer dan Bare (2002) penatalaksanaan
7. Komplikasi
Menurut Smeltzer dan Bare (2002) komplikasi klinik
a. Hiperkalemia
c. Hipertensi
e. Anemia
f. Penyakit tulang
g. asidosis
1. Pengkajian
a. Biodata
Gagal Ginjal Kronik terjadi terutama pada usia lanjut
kulit.
c. Riwayat penyakit
1) Sekarang
Diare, muntah, perdarahan, luka bakar, rekasi
prostatektomi.
3) Keluarga
Adanya penyakit keturunan Diabetes Mellitus (DM).
d. Tanda vital
Peningkatan suhu tubuh, nadi cepat dan lemah,
jantung, edema.
Tanda :
Hipertensi, nadi kuat, oedema jaringan umum, piting
kuning.kecendrungan perdarahan.
3) Persyarafan (B 3 : Brain)
Kesadaran: Disorioentasi, gelisah, apatis, letargi,
ada/berulangnya infeksi.
Tanda :
Pruritus, demam (sepsis, dehidrasi), ptekie, area
(self esteem).
9) Pola seksual dan reproduksi
Angiopati dapat terjadi pada sistem
amenorea, infertilitas.
10) Pola mekanisme / penanggulangan stress dan koping
Lamanya waktu perawatan, perjalanan
kepribadian.
11) Pola tata nilai dan kepercayaan
Adanya perubahan status kesehatan dan
gatal.
3. Rencana keperawatan
o kriteria hasil al
1 Resiko Setelah Observasi:
Identifikas
penurunan dilakukan
i
curah tindakan
tanda/gejal
jantung keperawatan
a primer
b.d renin 1x24 jam
penurunan
AA lebih diharapkan
curah
ditandai resiko curah
jantung
dengan jantung Identifikas
menurun a sekunder
Takikardi
penurunan
menurun
Tekanan curah
darah jantung
Monitor
membaik
Edema tekanan
menurun darah
17
Berat Monitor
pada waktu
yang sama.
Terapeuti:
Posisikan
pasien
semi-fowler
atau fowler
dengan kaki
kebawah
atau posisi
nyaman.
Edukasi:
Anjurkan
beraktivita
s fisik
sesuai
toleransi
Ajarkan
pasien dan
keluarga
mengukur
berat badan
harian.
Kolaborasi:
Kolaborasi
pemberian
antiaritmia
18
jika perlu.
2 Gangguan Tujuan : Observasi:
Setelah Identifiasi
integritas
dilakukan penyebab
kulit b.d
tindakan gangguan
urokrom
keperawatan integritas
meningkat
1x24 jam kulit
ditandai Terapeutik:
kedaaan Ubah posisi
dengan
kulitnya tiap 2 jam
pucat,
membaik dengan jika tirah
kuning dan Kriteria hasil:
Elastisita baring.
gatal Gunakan
s membaik
Kemerahan produk
menurun berbahan
Suhu kulit
petrolium
membaik
atau minyak
pada kulit
kering
Edukasi:
Anjurkan
menggunakan
pelembab.
Anjurkan
minum air
putih yang
cukup.
Anjurkan
meningkatka
n buah dan
sayur
19
Anjurkan
mandi dan
menggunakan
sabun
secukupnya.
3 Resiko Tujuan: Observasi:
Setelah Identifikas
cedera
dilakukan i area
berhubunga
tindakan lingkungan
n dengan
keperawatan yang
anemia
selama 1x24 jam berpotensi
trombosito
diharapkan menyebabkan
pni
tingkat cedera cedera
ditandai Identifikas
klien menurun
dengan i
dengan
kelemahan Kriteria hasil: kesesuaian
Toleransi
otot. alas kaki
aktifitas
atau
meningkat
Kejadian stoking
cedera elastis
menurun pada
Gangguan
ekstermitas
mobilitas
bawah.
menurun Terapeutik:
Sediakan
pencahayaan
yang
memadai
Gunakan
20
alas lantai
beresiko
mengalami
cedera
serius
Diskusi
mengenai
latihan dan
terapi
fisik yang
diperlukan.
Edukasi:
Jelaskan
alasan
intervensi
pencegahan
jatuh ke
pasien dan
keluarga
Anjurkan
berganti
posisi
secara
perlahan
dan duduk
selama
beberapa
menit
21
selama
berdiri
4 Resiko Setelah Observasi:
Identifikas
dilakukan
defisit
tindakan i status
nutrisi nutrisi
keperawatan
Identifikas
b.d selama1x24 jam
i alergi
diharpkan
gangguan dan
kebutuhan
metabolism intoleransi
nutrisi
makanan
e ditandai meningkat Identifikas
dengan kriteria i makanan
dengan
hasil: yang
mual Porsi
disukai
makanan Identifikas
muntah
yang i perlunya
dihabiskan penggunaan
meningkat selang
Kekuatan
nasogastrik
otot Monitor
mengunyah berat badan
meningkat Terapeutik:
Perasaan Sajikan
cepat makanan
kenyang secara
membaik makanan
Nafsu tinggi
makan serat untuk
membaik mencegah
konstipasi
Hentikan
pemberian
makan
22
melalui
selang
nasogatrik
jika asupan
oral dapat
ditoleransi
.
Edukasi:
Ajarkan
diet yang
diprogramka
n
Kolaborasi:
Kolaborasi
dengan ahli
gizi untuk
menentukan
jumlah
kalori dan
jenis
nutrien
yang
dibutuhkan
jika perlu.
23
24
DAFTAR PUSTAKA
O L E H:
AL NUR ILMI
019.02.0881