Anda di halaman 1dari 147

ANATOMI DAN FISIOLOGI

ORGAN SENSORIS

25/04/17 1
PENDAHULUAN
Panca indera memegang peranan dalam
kehidupan manusia
Semua signal dari organ indera akan
dikirimkan ke CNS untuk
memberitahukan keadaan
sekitar/lingkungan
Struktur yang membawa signal sensoris
berasal dari organ sensoris/reseptor

25/04/17 2
Penghantaran Impuls
INFORMASI DARI LUAR DAN DALAM TUBUH AKAN
DITERUSKAN KE SSP MELALUI RESEPTOR2
INDERA
INFO DIKIRIM DALAM BENTUK IMPULS
RESEPTOR YANG MENGUBAH INFO DARI LUAR
MENJADI IMPULS DISEBUT TRANSDUSER
RESEPTOR DAPAT MEMBERI RESPON THD INFO
BILA :
ADA PERUBAHAN PERMEABILITAS MEMBRAN
ADA PERBEDAAN MUATAN PADA PERMUKAAN MEMBRAN
RANGSANG ADEKUAT

25/04/17 3
MACAM-MACAM RESEPTOR
BERDASAR JENIS ENERGI DARI
RANGSANG YG DITERIMA RESEPTOR:
1. MEKANORESEPTOR
2. THERMORESEPTOR
3. KHEMORESEPTOR
4. ELEKTROMAGNETIK RESEPTOR/
FOTORESEPTOR
5. NOSISEPTOR

25/04/17 4
BERDASAR ASAL RANGSANG :
1. EKSORESEPTOR
CONTOH : RESEPTOR TAKTIL
2. INTERORESEPTOR
CONTOH : RESEPTOR UNTUK KADAR CO2
3. PROPRIORESEPTOR
CONTOH : RESEPTOR PADA SENDI
4. TELERESEPTOR

25/04/17 5
MASKING EFFECT
MASKING EFFECT ADALAH PENEKANAN
PADA RANGSANG LAIN YANG TIDAK
DIINGINKAN, PENEKANAN DAPAT TJD PADA
TINGKAT RESEPTOR SAMPAI TINGKAT PUSAT
CONTOH : SAAT DI PASAR YG BISING MAKA
PEMBELI MASIH DAPAT BERBICARA DG
PENJUAL, JADI SUARA BISING DI TEKAN
KARENA PEMBELI INGIN MENDENGARKAN
SUARA PENJUAL

25/04/17 6
ADAPTASI
KEADAAN ADANYA IMPULS YANG TIDAK
DIHANTARKAN KE SSP, PADA SAAT
RANGSANG DIBERIKAN SECARA TERUS
MENERUS
CONTOH : KITA TIDAK MERASAKAN
PAKAIAN YANG KITA PAKAI, HAL
TERSEBUT TERJADI KARENA RESEPTOR
TAKTIL PADA KULIT KITA MERUPAKAN
RESEPTOR ADAPTASI CEPAT

25/04/17 7
KERAPATAN RESEPTOR
RESEPTOR YANG SEMAKIN RAPAT
PADA SUATU INDERA MENINGKATKAN
KEPEKAAN TERHADAP RANGSANG
KHUSUS
CONTOH : RESEPTOR RABAAN PADA
KULIT DORSUM MANUS LEBIH RAPAT
DARI RESEPTOR KULIT PUNGGUNG,
SEHINGGA KULIT DORSUM MANUS
LEBIH PEKA RABAAN

25/04/17 8
PANCA INDERA
ALAT INDERA SEBENARNYA BUKAN
HANYA PANCA INDERA
PANCA INDERA ADALAH INDERA
KHUSUS YANG TERDIRI ATAS:
1. INDERA PENGELIHATAN
2. INDERA PENDENGARAN
3. INDERA PENGECAP
4. INDERA PENCIUMAN
5. INDERA PERABAAN

25/04/17 9
Mekanisme Kerja
Rangsang Spesifik

Panca Indra

Persepsi ( Kesan )

25/04/17 10
Organ Penglihatan
Mata

25/04/17 11
Bagian-bagian mata :
Sclera
Berfungsi sebagai pelindung dan pemberi bentuk
mata

Cornea
Berfungsi sebagai nutrisi dan O2 pada mata (lapisan
tear film)

Iris
Berfungsi untuk mengatur cahaya yang masuk ke
dalam mata

Lensa Kristalina
Berfungsi dalam akomodasi
25/04/17 12
Retina
a. Berfungsi sebagai reseptor sinar

b. N.Optikus dan pembuluh darah keluar

retina masuk ke mata di suatu titik


papilla n. optici /optik disc
(by optalmoskop)
c. Tdk terdapat reseptor penglihatan pada
titik buta (bintik buta)
d. Terdapat fovea sentralis (cekungan di
daerah makula lutea), suatu titik dengan
ketajaman penglihatan yang paling tinggi.

25/04/17 13
25/04/17 14
ANATOMI MATA

25/04/17 15
25/04/17 16
25/04/17 17
25/04/17 18
25/04/17 19
Organ penglihatan, mata (organon visus)
dapat dibagi menjadi dua:
1. Organon Oculi Assesoria
2. Okulus

25/04/17 20
1. Organon Oculi Assesoria, terdiri atas :
a. Otot-otot mata eksterna, meliputi :
m.rektus lateralis untuk abduksi (RL)
m.rektus medialis untuk adduksi (RM)
m.rektus superior untuk elevasi (RS)
m.rektus inferior untuk depresi (RIF)
m.obliquus superior untuk depresi (OS)
m.obliquus inferior untuk elevasi (OIF)

b. Otot-otot mata interna, meliputi :


m.silliaris berfungsi untuk akomodasi
m.konstriktor pupilae berfungsi untuk kontriksi
pupil
m.dilatator pupilae berfungsi untuk dilatasi pupil

25/04/17 21
Otot mata eksterna

25/04/17 22
25/04/17 23
25/04/17 24
25/04/17 25
c. Glandula lakrimalis :
mengeluarkan cairan (sekret) yang berguna untuk
membasahi dan membersihkan konjungtiva bulbi
dan palpebra.

d. Palpebra superior dan inferior :


berkedip-kedip sehingga air mata akan dapat
membasahi seluruh konjungktiva.

25/04/17 26
25/04/17 Gambar 1 : Bulbus okuli 27
2. Okulus terdiri dari :
- Bulbus okuli
- N.Optikus

25/04/17 28
Bulbus Okuli
Bentuknya oval dengan diameter anterior-posterior
24 mm dan diameter superior-inferior 23,5 mm.

Mempunyai dua permukaan spheris, 5/6 bagian


belakang dengan diameter 8 mm dan 1/6 bagian
depan dengan diameter yang lebih kecil.

Dibungkus oleh membrana yang tipis, mulai dari


tempat masuknya n.optikus sampai di belakang
kornea, pembungkus ini disebut Fasia bulbi atau
kapsula tenon.

25/04/17 29
25/04/17 30
25/04/17 Gambar 1 : Bulbus okuli 31
25/04/17 32
LAPISAN PEMBUNGKUS BULBUS
OKULI
Bulbus okuli dibungkus 3 lapisan yang konsentris :
a. Lapisan paling luar terdiri dari jaringan ikat
fibrous,
SKLERA: 5/6 bagian belakang keras dan kokoh,
putih, elastis, dan tidak tembus sinar
KORNEA:1/6 bagian depan transparan merupakan
segmen spheris dari bulbus okuli dengan diameter
7,7 mm, garis median vertikal 11 mm dan garis
median horizontal 12 mm.

25/04/17 33
b. Lapisan tengah banyak mengandung
pembuluh darah terdiri atas
KHOROID pada bagian belakang, lapisan ini
berkelanjutan ke depan menjadi
KORPUS SILLIARIS dan
IRIS
KORPUS SILLIARIS di dalamnya terdapat
m.silliaris dan ligamentum suspensorium lentis
untuk mengikat lensa (Zonula silliaris ZINNI).
IRIS di tengah-tengahnya berlubang dan
lubang ini disebut PUPIL yang berfungsi untuk
mengatur sinar-sinar yang masuk ke dalam
mata.

25/04/17 34
c. Retina
merupakan lapisan yang paling dalam
berupa :
lapisan saraf
lapisan penyangga
lapisan pigmen.

Tempat pada retina dimana cahaya yang


mengenai mata dipusatkan disebut fovea
sentralis. Pada tempat ini hanya ada conus dan
berwarna kuning sehingga disebut macula lutea

25/04/17 35
Garis yang menghubungkan pusat lensa dengan
fovea sentralis disebut linea visus (aksis
prinsipalis)

Pada retina terdapat daerah tanpa conus dan


bacillus yaitu tempat masuknya nervous optikus
yang disebut papilla nervi optikus (bintik buta)
dan daerah ini cekung karena merupakan
tempat yang paling lemah dari fasia bulbi
sehingga disebut diskus optikus

25/04/17 36
25/04/17 37
Gambar 2 : Rod dan conus
25/04/17 38
RETINA

25/04/17 39
Mata sebagai alat optik
Media refraksi mata
Kornea

Humor aquos
Lensa

Vitreus body (badan vitreus)

25/04/17 40
Mata Sifat Optik Mata
Pembiasan cahaya
Pembiasan = pembelokan berkas cahaya pada
bidang peralihan dua media yang berbeda
indeks biasnya
Indeks Bias adalah rasio kecepatan cahaya
dalam Udara
Indeks Bias udara = 1 (300 rb/km/dtk)
Pembiasan pada lensa konveks ~
memfokuskan berkas cahaya (konvergensi)
menuju suatu titik fokus
Indeks bias lensa = dioptri
+1 dioptri = memusatkan cahaya sejajar menjadi
1 titik fokus 1 cm di belakang lensa
25/04/17 41
Pembentukan bayangan oleh lensa
konveks

Prinsip = benda yang terletak di


depan lensa merupakan kumpulan dari
beberapa sumber titik-titik
cahaya. Dari setiap sumber titik
cahaya akan membentuk titik fokus
yang berbeda pada sisi lain lensa
yang segaris dengan pusat lensa
kecuali sumber titik cahaya tidak
mengalami pembiasan.
25/04/17 42
Mekanisme Bayangan

25/04/17 43
MATA SEBAGAI KAMERA
Susunan mata :
1. Lensa
2. Pupil sebagai diafragma yang dapat
berubah-ubah
3. Retina sebagai film

Susunan lensa mata terdiri dari 4 perbatasan


refraksi :
1. antara permukaan udara dan anterior cornea
2. antara permukaan posterior cornea dan humor
aquous
3. antara humor aquous dan permukaan anterior lensa
4. antara permukaan posterior lensa dan humor
25/04/17 vitreous 44
Skema mata akan terlihat sederhana
bila permukaan refraksi dijumlahkan
reduced eye titik pusat 17 mm
depan retina dgn daya bias 59 dioptri
bila melihat jauh.

25/04/17 45
REDUCED EYE

25/04/17 46
MEKANISME AKOMODASI

Terdapat + 70 ligamen yang sangat tdk elastis (zonula)


yang akan menarik tepi lensa ke arah lingkar bola mata

Zonula melekat pada otot siliaris.


Otot kontraksi zonula relasasi lensa >cembung
Otot relaksasi zonula kontraksi lensa lebih datar

N. Parasimpatis Otot siliaris kontraksi daya bias


melihat objek lebih dekat.

25/04/17 47
Presbiopia
Berkurangnya kemampuan lensa untuk
berubah bentuk krn meningkatnya usia
Usia 40-50 thn = <2 dioptri dan menjadi 0
pada 70 thn tdk berakomadasi sama
sekali presbiopia
membutuhkan kacamata bifocus, bagian atas
untuk jauh dan bagian bawah untuk dekat.

25/04/17 48
KELAINAN REFRAKSI
EMETROP SINAR SEJAJAR MASUK
MATA TEPAT PADA RETINA (NORMAL)

AMETROP SINAR SEJAJAR MASUK


MATA TIDAK TEPAT DIRETINA
AMETROP DIBAGI MENJADI TIGA :
1. MIOPI
2. HIPERMETROPI
3. ASTIGMATISME

25/04/17 49
KELAINAN PEMBIASAN
Hiperopia (Hipermetropi)

AKSIS ANTEROPOSTERIOR BOLA MATA TERLALU PENDEK


LENGKUNG KORNEA TERLALU BESAR
INDEKS BIAS LENSA TERLALU KECIL
POSISI LENSA TERLALU KE BELAKANG

Gambaran pada mata cahaya sejajar kurang


dibelokkan oleh lensa sehingga cahaya tidak terfokus di
retina
otot siliaris kontraksi untuk melihat objek jauh.

Koreksi : menambahkan daya bias dengan lensa


konveks di depan mata
25/04/17 50
Miopia

UKURAN AKSIS ANTEROPOSTERIOR RELATIF LEBIH


BESAR DARI KEKUATAN LENSA
LENGKUNG KORNEA TERLALU BESAR
INDEKS BIAS TERLALU BESAR
POSISI LENSA TERLALU KE DEPAN

Gambaran Pada mata : cahaya dari objek


difokuskan jauh di depan retina sewaktu otot siliaris
relaksasi.

Koreksi : lensa konkav

25/04/17 51
Astimagtisme
kelainan pembiasan mata yang menyebabkan
bayangan penglihatan pada satu bidang
fokus pada jarak yang berbeda.

Penyebab : Besarnya lengkung kornea pada


salah satu bidangnya.
Gambaran Pada mata : cahaya yang masuk ke
mata tidak dibiaskan
dalam satu titik tetapi
menjadi satu bidang

Koreksi : lensa sferis silindris dengan sumbu dan


kekuatan lensa yang tertentu.

25/04/17 52
Katarak
lensa yang berkabut dan keruh
Penyebab : usia, gizi
Gambaran Pada mata :
~ dini denaturasi protein
~ lanjut protein berkoagulasi
membentuk daerah keruh
Koreksi : operasi dan kacamata dengan
59 dioptri atau mengganti dengan
lensa buatan.

25/04/17 53
GAMBAR KELAINAN PEMBIASAN

25/04/17 54
25/04/17 55
RESEPTOR DAN FUNGSI NEURAL
Lapisan retina
1. lapisan pigmen : pigmen hitam melanin mencegah
pantulan cahaya dari bagian lengkungan bola mata
berguna untuk penglihatan yang jelas

Albino : melanin masuk ke daerah terang,


cahaya yang mengenai retina dipantulkan
ke segala arah sehingga sebuah titik
cahaya yang secara normal hanya
beberapa sel batang atau kerucut akan
dipantulkan ke segala arah dan
merangsang banyak reseptor.
Lapisan pigmen menyimpan sejumlah vit.A yang
merupakan precursor penting bagi fotosensitif.

sel kerucut have 3 pigmen warna ~ rodopsin


25/04/17 56
2. lapisan batang dan kerucut :
komponen utama dari fotoreseptor
Lapisan rod (bacillus)

mengandung rhodopsin (skotopsin)


yang bersifat photosensitive, terutama
terhadap cahaya remang-remang
(malam hari)
Lapisan conus

Mengandung iodopsin, sensitiv terhadap


cahaya terang (siang), penting untuk
penglihatan warna

Perbandingan Rod : Conus = 2:1


25/04/17 57
Susunan Retina

25/04/17 58
RETINA

25/04/17 59
ADAPTASI
Ada dua macam :
Adaptasi gelap
Adaptasi terang

Adaptasi gelap terjadi apabila kita berpindah tempat


dari tempat yang terang ke tempat yang gelap.
Lamanya kurang lebih 20 menit

Adaptasi terang terjadi apabila kita berpindah dari


tempat yang gelap ke tempat yang terang. Lamanya
kurang lebih 5 menit.

25/04/17 60
ADAPTASI GELAP DAN
TERANG
Adaptasi terang adalah menurunnya
sensitivitas terhadap cahaya dikarenakan
berada di tempat terang dengan waktu yang
lama, zat photosintesis sel batang dan kerucut
terurai menjadi retinal dan opsin vit.
A
Adaptasi gelap adalah berubahnya vit. A
menjadi retinal untuk menyediakan pigmen
peka cahaya tambahan dikarenakan berada di
tempat gelap dalanm waktu yang lama .
25/04/17 61
Siklus penglihatan rodopsin-retina-vit.A

25/04/17 62
Kelainan Penglihatan

Rabun senja : akibat defisiensi Vit.A berat


Vit. A retinal rodopsin malam hari
dimana cahaya penglihatan tdk adekuat
Vit. A pigmen warna pada siang hari

Buta warna
~ tdk adanya sel kerucut yang akan menerima warna.
~ Kelainan genetik
~Jenis :a. Buta warna merah-hijau protanopi
b. Kelemahan warna biru
~ Pemeriksaan
a. Kartu Uji warna (Ishihara)
25/04/17 63
VISUS (TAJAM PENGLIHATAN)
Definisi : tajam penglihatan adalah
ketepatan untuk mengamati secara
detail bentuk dari suatu benda.

Dapat diukur dengan mengukur jarak


terkecil antara dua buah garis yang
dapat dilihat dengan nyata sebagai dua
buah garis yang terpisah

25/04/17 64
PEMERIKSAAN VISUS
(KETAJAMAN PENGELIHATAN)
KELAINAN REFRAKSI DAPAT DIUKUR
DENGAN OPTOTIP SNELLEN
PENGUKURAN TERSEBUT DIPEROLEH
VISUS
KELAINAN REFRAKSI DIKOREKSI UNTUK
MEMPEROLEH VISUS 6/6
UNTUK MENGKOREKSI KELAINAN-KELAINAN
TERSEBUT PERLU DIPERHITUNGKAN
ADANYA DAYA AKOMODASI

25/04/17 65
MEDAN PENGELIHATAN
MERUPAKAN SUATU AREA YANG
PENGELIHATAN YANG DAPAT DILIHAT OLEH
SALAH SATU MATA PADA JARAK TERTENTU
LAPANG PANDANGAN BAGIAN NASAL :
AREA YANG TERLIHAT DI BAGIAN NASAL
LAPANG PANDANGAN BAGIAN TEMPORAL :
AREA YANG TERLIHAT DI BAGIAN
TEMPORAL
UNTUK MEMETAKAN KEBUTAAN RETINA
TERTENTU DAPAT DILAKUKAN
PEMERIKSAAN LAPANG PANDANGAN

25/04/17 66
BINTIK BUTA
PADA MEDAN PENGELIHATAN TERDAPAT
BINTIK BUTA
LETAKNYA 15O DISEBELAH LATERAL TITIK
PUSAT PENGELIHATAN
PADA RETINA TEMPAT INI MERUPAKAN
TEMPAT MASUKNYA N. OPTICUS YG TIDAK
MEMPUNYAI RESEPTOR PENGELIHATAN
LETAK KELUARNYA N. OPTICUS INI 15O
NASAL FOVEA CENTRALIS

25/04/17 67
SCOTOMA
SCOTOMA : ADANYA BINTIK BUTA
SELAIN PADA TEMPAT KELUARNYA N.
OPTICUS
PENYEBABNYA ANTARA LAIN :
1. RETINITIS PIGMENTOSA
SEL RESEPTOR BAGIAN PERIFER RUSAK DAN
DITEMPATI PIGMEN-PIGMEN TERTENTU
LUAS MEDAN PENGELIHATAN MENYEMPIT
MANIFESTASI PADA PANDANGAN PERIFER
PNDANGAN SENTRAL TETAP BAIK

25/04/17 68
2. GLAUKOMA
ADALAH ADANYA PENINGKATAN TEKANAN
INTRAOKULAR
DISEBABKAN SUDUT KANALIS SCHLEMM TERLALU
KECIL ABSORPSI CAIRAN TERGANGGU TIO
PENINGKATAN TIO MENJEPIT ARTERI NERVUS DAN
ARTERI KEMATIAN RESEPTOR

3. ABALTIO RETINA
ADALAH TERLEPASNYA RETINA
PADA PENDERITA MIOPIA BERAT KECENDERUNGAN
RETINA UNTUK MAJU AGAR PENGELIHATAN FOKUS

4. PUSAT PENGELIHATAN RUSAK (DI OTAK),


SEBAB :
EMBOLI YANG MENYUMBAT A. CEREBRALIS
POSTERIOR
PENYEMPITAN/TROMBOSIS A. CEREBRALIS
POSTERIOR YANG HEBAT

25/04/17 69
LINTASAN PENGELIHATAN
LINTASAN PENGELIHATAN :
RETINA DI NASAL : MEDAN PENGLIHATAN
DI TEMPORAL
RETINA DI TEMPORAL : MEDAN

PENGLIHATAN DI NASAL
RETINA DI ATAS : MEDAN PENGLIHATAN

DI BAWAH
RETINA DI BAWAH : MEDAN PENGLIHATAN

DI ATAS

25/04/17 70
25/04/17 71
LINTASAN PENGELIHATAN
PADA MEDAN PENGLIHATAN YANG HILANG
DAPAT DIKETAHUI TEMPAT KERUSAKANNYA
:
RUSAK PADA N. OPTICUS : ANOPSIA
DEXTER/SINISTER

RUSAK PADA CHIASMA OPTICUM


BAG.TENGAH : HEMIANOPSIA BITEMPORALIS

RUSAK PADA TRAKTUS OPTICUS :


HEMIANOPSIA HOMONIM

25/04/17 72
Buta Warna
Buta warna terdapat 8 % pada laki-laki dan
0,4 % pada wanita dari seluruh populasi
Sedangkan dari kasus buta warna ini juga
disebabkan oleh komplikasi suatu penyakit
Tetapi kebanyakan oleh faktor keturunan
oleh gen resesif dari kromosom X (oleh
karena ada mutasi pada kromosom X)
Bila kromosom resesif X terdapat pada laki-
laki (XrY) maka laki-laki tersebut adalah
buta warna
Dan bila ada satu kromosom Xr pada wanita
maka wanita tersebut tidak buta warna dan
baru terjadi buta warna bila wanita tersebut
mempunyai 2 kromosom Xr.
25/04/17 73
Gambar : Tiga warma dasar ; biru, merah hijau
25/04/17 74
25/04/17 75
Kartu
Ishihara

25/04/17 76
PENDENGARAN

Anatomi : Telinga terbagi menjadi tiga


bagian :
- telinga luar
- telinga tengah
- telinga dalam (labyrinth)

25/04/17 77
25/04/17 78
25/04/17 79
Telinga luar terdiri dari (dari luar ke dalam)
aurikula
meatus acusticus externus
membrana tymphani.

Telinga tengah
Merupakan suatu ruangan (cavum tympani)
ukuran 15x5x2mm3,
Terletak di dalam os petrosum
Bagian luar dibatasi oleh membrana tymphani
Bagian dalam dibatasi oleh oval window (fenestra
ovalis), promontorium cochlea dan round window
(fenetra cochlearis)
Berisi udara dengan tekanan yang sama dengan
tekanan udara luar, yang diatur oleh tuba Eustachius
keluar melalui nasopharynk
25/04/17 80
Di dalam cavum tymphani terdapat
Tiga tulang pendengaran yang membentuk persendian
dan menghubungkan membrana tymphani dengan
fenestra vestibuli.
Tulang-tulang tersebut adalah
malleus

Incus

stapes

Otot-otot pendengaran yaitu


m.stapedius

m.tensor tymphani.

refleks penguatan

25/04/17 81
Telinga dalam (labyrinth)(gambar 15)
Terletak di dalam os labyrinth, lebih ke dalam dari
telinga tengah berisi organ pendengaran. Berbentuk
seperti saluran spiral dengan 2 lingkaran dan
panjang 35 mm.
Saluran ini terbagi menjadi tiga ruangan oleh
membrana basalis dan membrana Reissner menjadi :
a. Skala tymphani : ruangan antara membrana
basalis dengan tulang
b. Skala media : ruangan antara kedua
membran (gambar 16)
c. Skala vestibuli : ruangan antara membrana
Reissner dengan tulang

25/04/17 82
Gambar 15: Telinga bagian dalam

25/04/17 83
Skala vestibuli dan tymphani berisi cairan perilymp yang
identik dengan cairan cerebrospinal (liquor serebri),
sedangkan endolymp belum diketahui.
Reseptor pendengaran (organ corti) merupakan susunan
sel saraf sensoris dengan sel sustentakularis. Organ ini
terletak di dalam skala media menempati setengah atau
lebih dari permukaan dalam daripada membrana basalis.
Sel organ corti ini membentuk dua barisan dari apex ke
dasar daripada cochlea :
Inter hair cell berjumlah + 35.000
Outer hair cell berjumlah + 20.000
Axon dari sel reseptor ini diteruskan ke ganglion spirale
dan seterusnya bersama-sama n.cochlearis menuju
pusat pendengaran.

25/04/17 84
Mekanisme Pendengaran
Gelombang suara dari telinga luar akan diteruskan
oleh telinga tengah melalui tulang-tulang
pendengaran ke telinga dalam dimana terdapat
reseptor pendengaran organ corti.

Gelombang suara ini kemudian diubah menjadi aksi


potensial dan selanjutnya diteruskan oleh saraf
pendengaran berupa impuls ke pusat pendengaran.

25/04/17 85
Dua faktor yang bertanggung jawab pada
intensifikasi getaran pada oval window :
1. Kerja tuas (lever) dari malleus dan incus
2. Luas membrana tymphani yang lebih
besar jika dibandingkan dengan oval
window.(dalam hal ini luas membrana
tymphani (64 mm2) 20 kali luas oval window
(3,2 mm2), panjang tuas malleus 1-1,3 kali
daripada tuas incus

25/04/17 86
Hantaran Gelombang Suara
Gelombang suara sebelum mencapai
reseptor pendengaran melalui tiga jalan :
1. Ossicular conduction (hantaran fisiologis)
2. Air conduction
3. Bone conduction

25/04/17 87
Ad.1. Ossicular conduction
Gelombang suara menggetarkan membrana
tymphani, diteruskan ke tulang-tulang
pendengaran, fenestra vestibuli, perilymp (skala
vestibuli), mendorong membran Reissner,
mendorong basal membran sehingga terjadi
rangsangan pada organ corti.
Ad.2. Air conduction

Getaran membrana tymphani diteruskan melalui


udara yang ada di dalam telinga tengah
diteruskan ke fenestra vestibuli dan seterusnya
sama dengan Ad.1.

25/04/17 88
Ad.3. Bone conduction
Agar suara tersebut bisa terdengar maka
sumber suara harus mengadakan kontak
dengan prosesus masthoideus dan hantaran
melaui tulang ini sangat minim sekali.

Frekuensi getaran dari gelombang suara yang


masih bisa didengar oleh manusia adalah
16-20.000 Hz, ini disebut dengan pitch range
dari manusia

25/04/17 89
Tuli Dengar = Pekak Telinga
Sesuai dengan letaknya kerusakan /kelainan maka tuli
dengar termasuk kelainan dalam pendengaran dibagi
dalam 3 bentuk :
1. Tuli hantar = conduction deafness
Segala gangguan pada hantaran gelombang suara melalui
telinga luar dan tengah, misalnya :
adanya nanah, cairan atau wax
adanya adhesi dari tulang-tulang pendengaran pada dinding
otosclerosis
penebalan membran tymphani karena infeksi
peninggian-perendahan tekanan telinga tengah-tuba
eustachius

25/04/17 90
b. Tuli saraf = perception (nerve) deafness
Kerusakan bukanlah terletak di cortex tetapi
disebabkan karena :
- degenerasi saraf sensoris/sel telinga bagian dalam
- tumor pada saraf pendengaran
- fatigue/kelelahan atau partial trauma (sementara)

c. Tuli sentral = central deafness


Kerusakan di sentral, jarang terjadi. Sebabnya
mungkin karena :
- Adanya lesi yang unilateral pada jalannya saraf
pendengaran di medulla sebelum ada serabut dari
n.cochlearis menyilang ke sisi yang lain akan
menyebabkan tuli pada telinga sisi yang sama.
- Perhatian : tiap telinga mempunyai pusat pada
kedua sisi cortex.
25/04/17 91
TELINGA

25/04/17 92
FUNGSI TELINGA

Pendengaran
Keseimbangan
Kosmetik

25/04/17 93
1. Sebagai alat pendengaran
~ Impuls akustis = suara
~ Komponen suara :
a. amplitudo/intensitas : kekerasan suara,
dyne/cm3 decibel(dB)
b. Frekuensi : ketinggian suara, CPS/Hz(Hertz)
c. Pitch/desah : dapat membedakan suara satu
dengan yang lain

Yang bisa didengar manusia = 0-120 dB dan


25-16.000 Hz

25/04/17 94
Bagian telinga sebagai alat pendengaran

1. Dinding telinga : memantulkan, mengumpulkan dan


mengarahkan gelombang suara.

2. Lubang Liang Telinga : meneruskan, menggaungkan


dan memperkuat gelombang suara

3. Membran Timpani : meneruskan impuls suara ke


osikula

4. Tulang pendengaran : meneruskan, memperkuat,


impuls dari MT ke basis, stapes (Foramen Ovale)

5. Telinga Dalam :
a. Transmisi : penerusan impuls suara pdari basis stapes
perilimfe membran vestibuli dan membran basilaris
endolimfe organo corti
b. Trasduksi : perubahan impuls suara dari benuk energi fisik
25/04/17 menjadi energi listrik di organon corti 95
25/04/17 96
Praktis Bagian konduksi : T. Luar
dan T. Tengah
Bagian persepsi/sensori
neural : T. Dalam

Impedance Matching : mekanisme yang


dimiliki oleh T. Tengah untuk mengurangi
hilangnya energi suara akibat
perpindahan media dari T. Luar ke T.
Dalam.

25/04/17 97
BAGAN PROSES MENDENGAR
Proses mendengar
A.
Sumber suara

Telinga Luar

Telinga Tengah

Telinga Dalam

N.VIII

Otak

25/04/17 98
B. Bila sumber suara ditempel di telinga
Sumber suara

Lubang telinga

Telinga Dalam

N. VIII

Otak
25/04/17 99
Penentuan Arah Suara

Perbedaan waktu antara masuknya


suara ke dalam satu telinga dan telinga
yang lain nuklues olivarius superior
medial
Perbedaan antara intensitas suara
dalam kedua telinga nukleus
olivarius superior lateral

25/04/17 100
Jaras Pendengaran

25/04/17 101
Kelainan Pendengaran
Jenis tuli
1. Tuli Konduksi : ggg pada sistem konduksi
(TL, TT)
2. Tuli Persepsi : ggg pada sistem sensori neural/TD
3. Tuli Campuran : ggg pd keduanya

Evaluasi Pendengaran
1. Tes Bisik : a. Ruang hening dengan jarak 6 m
b. Penderita tidak melihat penderita
c. Kata bisikan : 2 suku kata pada akhir respirasi
2. Tuning Fork Tes : Garpu Tala
Sensasi :bunyi garpu tala (gatal) yang digetarkan (pada siku
untuk mencegah overtone)
1 set gatal terdiri dari 6 gatal dgn frek. 128, 256, 512, 1024,
25/04/17 2048, 4096 Hz 102
Ada 3 macam
Rinne, Weber, Schwabach
Pemeriksaan Rinne selalu bersamaan dengan Weber
1. Rinne
Prinsip : membandingkan konduksi dan persepsi sesisi
Cara : Tangkai garpu tala di depan proc.mastoideus
sampai tidak mendengar kemudian dipindahkan
di depan auricula
Hasil :
~ bila di auricula masih mendengar maka AC>B (+)

~ bila di auricula tdk mendengar maka BC>AC (-)

Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan Weber

25/04/17 103
2. Weber
Prinsip : membandingkan konduksi (hantaran)
tulang pada kedua telinga

Cara : garpu tala ditempelkan pada glabela,


bila suara terdengar lebih keras pada
satu sisi maka ada lateralisasi

hasil :~ Bila Rinne (+) dan tidak terdapat


lateralisasi : normal
~ Bila Rinne (-) dan terdapat lateralisasi
ke arah yang sakit :CHL
~ Bila Rinne (-) dan terdapat lateralisasi
ke arah yang sehat : SHL
25/04/17 104
3. Schwabach
Prinsip : Membandingkan konduksi tulang antara pasien
dengan pemeriksa yang diketahui normal.
CARA :
a. penderita masih mendengar , dipindahkan ke pemeriksa
b. dibalik

Ketuk garputala letakkan di pros. Masto. penderita


setelah tidak terdengar pindahkan ke pros. Masto.
pemeriksa

Hasil :~ memanjang = CHL


~ memendek = SNHL
~ sama = normal

25/04/17 105
Telinga sebagai alat
keseimbangan
Sistem keseimbangan dan vestibuler :
stabilitas dalam sikap (berdiri, duduk
jongkok), kelancaran dalam gerak
(jalan, lari,lompat)
Struktur telinga penunjang keseimbangan
dan vestibuler :
1. Makula utrikuli
2. Makula sakuli
3. Krista ampularis
25/04/17 106
Krista ampularis ada 3 :
1. Krista ampularis sup. Berfungsi memantau
percepatan anguler dalam bidang frontal
2. Krista ampularis lat. Berfungsi memantau
percepatan anguler dalam bidang horisontal
3. Krista ampularis post. Berfungsi memantau
percepatan anguler dalam bidang sagital

~ Makula utrikuli terletak di utikulus berfungsi


untuk memantau percepatan linier horisontal
~ Makula sakuli terletak di saculus berfungsi untuk
memantau percepatan linier vertical.

25/04/17 107
25/04/17 108
25/04/17 109
25/04/17 110
25/04/17 111
25/04/17 112
PENGECAPAN DAN
PENCIUMAN
INDERA INI MEMBUAT KITA MAMPU
MEMISAHKAN DAN MEMILAH
MAKANAN YANG TIDAK KITA
INGINKAN/ TIDAK DIBUTUHKAN,
ATAUPUN YANG BERBAHAYA BAGI
TUBUH.

25/04/17 113
PERCOBAAN PD BINATANG
TIKUS DISUNTIK INSULIN
HIPOGLIKEMIA MEMILIH
MAKANAN YG MANIS
TIKUS YG DIAMBIL KEL. ADRENAL
KEKURANGAN Na MEMILIH
MAKANAN YG ASIN

25/04/17 114
PENGECAPAN DAN PENCIUMAN
Umumnya pengecapan dan penciuman digolongkan
sebagai perasaan viseral karena hubungannya yang erat
dengan fungsi pencernaan.

Secara fisiologis, fungsi-fungsi ini berhubungan satu sama


lainnya.

Cita rasa dari berbagai makanan sebagian besar


merupakan gabungan dari rasa kecap dan baunya.

Gangguan pada indera penciuman (misal pilek) cita


rasa makanan dapat terasa berbeda

25/04/17 115
PENGECAPAN
Substansia tertentu dalam larutan
merangsang reseptor yang dapat
menimbulkan kesan yang disebut
kemoreseptor.
Juga termasuk alat indera viseral.
Pada umumnya terdapat 4 cita rasa dasar
yaitu : manis, asin, asam, pahit.
Seseorang dapat merasakan ratusan
perbedaan cita rasa. Ini semua diduga
karena kombinasi 4 cita rasa dasar.

25/04/17 116
RASA ASAM
Disebabkan oleh asam-asam, dan intensitas dari
pengecapan ini kira-kira kekuatannya adalah
logaritma dari konsentrasi ion Hidrogen. Asam-asam
organik dirasa lebih asam pada konsentrasi ion
hidrogen tertentu daripada asam mineral, ini mungkin
karena asam organik menembus sel lebih cepat
daripada asam mineral. Oleh karena itu makin asam
suatu asam makin kuat sensasinya.
Standar : HCL indeks 1
Nilai ambang : 0,0009 N

25/04/17 117
RASA ASIN
Rasa asin dihasilkan oleh ion garam.
Kualitas dari pengecapan ini bervariasi dari satu
garam dengan garam lainnya karena garam-garam
juga menimbulkan rasa pengecapan lain di samping
asam. Kation dari garam-garam terutama
menentukan rasa keasinannya tetapi anion juga
sedikit banyak menyokong hal ini. Anion itu
misalnya : Cl, Br, SO4, NO3.
Standar : NaCL indeks =1
Nilai ambang : 0,01 M
NH4Cl : indeks 2,5

25/04/17 118
RASA MANIS
Rasa manis tidak disebabkan oleh satu kelas
substansia kimia.
Biasanya disebabkan oleh gula. Contoh : sukrosa
dan glukosa.
Nilai ambang sukrosa : 10-2 mol/L indeks 1
Nilai ambang glukosa : 8 x 10-2 mol/L
Zat-zat ini juga menyebabkan rasa pengecapan
manis adalah : glycol, alkohol, aldehyl, keton,
amida, ester, asam amino, asam sulfonat, asam-
asam halogen, garam-garam anorganik, dari timah
hitam dan beyllium
Sakarin : bukan gula tapi terasa manis
Nilai ambang sakarin : 23 x 10-7 mol/L
25/04/17 119
RASA PAHIT
Lidah paling peka terhadap rasa pahit
Saat mengecap pahit intensitas tinggi cenderung
dimuntahkan mekanisme pertahanan tubuh
Rasa pahit sama dengan rasa manis tidak
disebabkan oleh satu tipe substansia kimia, tetapi
beberapa substansia memberikan rasa pahit,
kebanyakan rasa pahit disebabkan oleh zat organik.
Dua klas yang penting dari substansia pahit:
Substansia organik dengan rantai panjang
Alkaloid

Termasuk alkaloid obat-obatan yang dipakai untuk medis


seperti : quinine, kafein, strychnine, dan nikotin.
Kuinine : indeks = 1, nilai ambang = 0,000008 M

25/04/17 120
BUTA PENGECAPAN
Banyak manusia tidak peka thd
substansi tertentu, terutama : tiourea
Feniltiokarbamida : sering digunakan
ahli psikologis untuk menunjukkan
ketidakpekaan pengecapan
Hasil : sekitar 15-30% manusia tidak
peka.

25/04/17 121
Putik Kecap dan Fungsinya
Putik kecap adalah organ sensorik untuk
pengecapan berbentuk bulat telur disebut
juga apparatus gustatorius = taste bud.
Organ ini berdiameter 1/30 mm dan
panjangnya 1/16 mm atau berukuran 50-70
mm. Tiap putik kecap dibentuk dari kira-kira
40 sel epithel yang mengalami modifikasi
disebut sel-sel pengecapan (taste cells).

25/04/17 122
Putik kecap didapatkan pada tiga dari
empat tipe papilla lidah :

1. sejumlah besar putik kecap pada


dinding sekitar papilla circum vallatae
2. sejumlah sedang pada papilla fungsi
form pada bagian permukaan depan
lidah
3. sejumlah sedang pada papilla foliata

25/04/17 123
Lokalisasi dari Putik Kecap
Indera pengecap melayani sensasi primer
yang khusus dari pengecapan, dilokalisir
pada daerah yang khusus pula.
Rasa manis dan rasa ditempatkan pada
permukaan depan dari ujung lidah
asin asam pada 2/3 bagian lateral dari lidah
rasa pahit pada papilla circum vallatae bagian
posterior dari lidah, bersama-sama dengan rasa
asam juga dirasakan pada pallatum mole
Keempat jenis rasa tersebut dapat dirasakan
pada pharynk, tonsil, epiglottis, esofagus
proksimal.
Penyokong cita rasa makanan : bau, konsistensi,
suhu
25/04/17 124
Jumlah indera pengecap :
Dewasa : 3000 10.000
Anak-anak : lebih sedikit
Orang tua : degenerasi jumlah
berkurang

25/04/17 125
LINTASAN IMPULS
PENGECAP
Impuls-impuls dari 2/3 bagian depan lidah melalui
nervus VII dan kemudian melalui chorda tymphani ke
dalam nervus IX kemudian ke tractus solitarius ke
dalam batang otak.
Sensasi pengecapan dari papilla circum vallatae
pada bagian belakang lidah dan bagian regio
posterior ditransmisi melalui nervus IX juga ke tractus
solitarius tetapi agak ke bawah.
impuls rasa pengecapan dari dasar lidah dan bagian
dari regio pharynk ditransmisikan ke tractus solitarius
melalui nervus vagus

25/04/17 126
Semua serat-serat saraf pengecapan
yang bersynap di dalam nukleus
solitarius dan neuron kedua ke
thalamus, yang sebelum axonnya
menyilang garis tengah dan bergabung
dengan lemnicus medialis, berakhir
dengan serabut-serabut untuk
sensibilitas raba, nyeri, dan suhu dalam
nuclei spesific sensory relay dari
thalamus.

25/04/17 127
REFLEKS PENGECAP
Dari traktus solitarius sejumlah besar
impuls dihantar/ditransmisi langsung ke
nukleus salivatorius superior dan
inferior dan impuls-impuls ini
dihantarkan ke glandula submaxillaris
dan parotis untuk membantu kontrol
sekresi saliva selama mencerna
makanan.

25/04/17 128
ADAPTASI PENGECAPAN

Tiap-tiap orang adaptasi secara cepat


terhadap sensasi pengecap.
Dari studi elektrofisiologi dari saraf pengecap
terlihat bahwa alat pengecap sendiri tidak
adaptasi cukup dengan sendirinya. Mereka
mempunyai waktu adaptasi selama 2 sampai
3 detik sesudah kontak dengan rangsangan.
Orang yang sama sekali tidak bisa mengecap
disebut agnesia.

25/04/17 129
INDERA PENCIUMAN
Indera penciuman adalah indera yang
sedikit diketahui.
Resptor penciuman terletak pada bagian
khusus dari mukosa hidung, dimana sukar
untuk mempelajari
Indera penciuman pd manusia tidak
berkembang sempurna dibandingkan pd
hewan tingkat rendah
Dan kenyataannya bahwa sensasi
penciuman adalah fenomena subjektif, yang
tidak dapat dipelajari dengan mudah pada
binatang rendah
25/04/17 130
INDERA PENGHIDU BERHUBUNGAN
DENGAN :

PENGECAP
SEKSUAL

25/04/17 131
Sel-sel Olfaktorius (The Olfactory Cells)

Sel reseptor untuk sensasi penciuman adalah sel


olfaktorius : sel saraf bipolar derivat dari sistem saraf
pusat sendiri
Letak reseptor : atap rongga hidung
Ada 100 juta sel reseptor ini dalam epithel olfaktorius
bercampur diantara sel sustentakularis (sel penyangga)
Akibat sel reseptor di mukosa membentuk sebuah knob
disebut vesikel olfaktorius yang berjumlah besar,
silia atau rambut-rambut olfaktorius, diameter 0,3 mikron
dan panjang 50-150 mikron tegak lurus dalam
permukaan rongga hidung.
Rambut olfaktorius yang tegak lurus diketahui
mengadakan reaksi terhadap bau-bau dari udara
kemudian merangsang sel olfaktorius
Ruang diantara sel-sel olfaktorius : kelenjar Bowman
mensekresi mukosa ke permukaan membran olfaktorius.
25/04/17 132
25/04/17 133
Perangsangan dari Sel Olfaktoris
Rangsangan yang perlu untuk penciuman.
Suatu zat kimia dapat merangsang sel-sel
olfaktorius dengan cara :
substansia itu harus menguap sehingga dapat
tercium
ia harus sedikit larut dalam air, sehingga ia dapat
melalui membran mukosa sel-sel olfaktorius
juga ia harus larut dalam lemak karena rambut-
rambut sel reseptor dan tepi luar dan sel-sel
olfaktorius diduga komposisinya dari material
lemak

25/04/17 134
SUBSTANSI YG PEKA : METIL
MERKAPTAN
NILAI AMBANG : 4 x 10-8 mg/L

SUBSTANSI YG KURANG PEKA :


ETER
NILAI AMBANG TINGGI : 5,83 MG/L

25/04/17 135
Klas dari rangsangan olfaktorius ini adalah
karakteristik seperti di bawah ini :
1.Camphoraceous (seperti kapur barus)
2.Musky (seperti kasturi)
3.Floral (bunga-bunga)
4.Pepperminty (permen)
5.Ethereal (eter)
6.Pungent (pedas)
7.Putrid (busuk)

25/04/17 136
KEMAMPUAN RESEPTOR
MENJAWAB RANGSANG
Teori Kimia :
Diduga bahwa reseptor kimia di dalam membran
rambut olfaktorii bereaksi spesifik dengan tipe
rangsang olfaktorius. Macam reseptor kimia
menunjukkan tipe rangsang yang akan menimbulkan
jawaban di dalam sel olfaktorius. Reaksi antara
rangsang dan substansi reseptor diduga
meningkatkan permibialitas dari membran rambut
olfaktorius dan ini menghasilkan potensial reseptor
dalam sel olfaktorii yang menghasilkan impuls dalam
serat-serat saraf olfaktorii.

25/04/17 137
Teori Fisika :
Bahwa perbedaan tempat-tempat di dalam reseptor
fisika pada membran rambut dari sel olfaktorii yang
terpisah menurut rangsang spesifik yang diserap
pada membran dari sel olfaktorii. Kenyataan yang
menunjang teori ini bahwa substansi yang berbeda-
beda sifat kimianya tetapi yang mempunyai bentuk
molekul yang identik mempunyai bau yang sama. Ini
menunjukkan bahwa sifat fisika dari rangsang
menunjukkan baunya.

25/04/17 138
ADAPTASI
Reseptor-reseptor olfaktorius adaptasi kira-kira
50% dalam detik pertama atau begitu sesudah
dirangsang. Sesudah itu mereka adaptasi secara
perlahan-lahan.
pengalaman kita sendiri : sensasi penciuman
adaptasi hampir dihapuskan selama satu menit
atau lebih sesudah seseorang masuk udara yang
berbau keras. Adaptasi psikologis kelihatan lebih
cepat daripada adaptasi reseptor, sudah disarankan
bahwa sebagian kecil terjadinya adaptasi ini di
susunan saraf pusat, seperti halnya sudah terbukti
untuk adaptasi pengecapan.

25/04/17 139
adaptasi
Tingkat reseptor
ada rangsang tapi tidak ada impuls yg
dihantarkan ke pusat
Tingkat pusat
- ada impuls yg dikirim ke pusat tapi
tidak dipersepsi

25/04/17 140
Pada indera penghidu : terdapat
masking effect
Impuls dijalarkan : N I (olfaktorius)

25/04/17 141
Mendengus (Sniffing)
Bagian rongga hidung yang berisi reseptor
olfaktorii dialiri udara yang sangat sedikit.
Jumlah udara ini akan akan meningkat dengan
mendengus, suatu keadaan termasuk
kontraksi dari bagian bawah septum nasi
membantu masuknya aliran udara ke atas
Mendengus adalah sebuah jawaban
semireflex yang biasanya terjadi bila bau
menarik perhatian.

25/04/17 142
INDERA TAKTIL

Informasi tentang lingkungan internal dan eksternal


sampai di sistem saraf pusat (SSP) melalui berbagai
reseptor sensoris
Reseptor-reseptor ini mengkonversi berbagai
bentuk energi ke dalam aksi potensial di neuron
Karakteristik reseptor ini dengan jalan impuls-impuls
neuron aferen membesarkan dan secara umum
prisipnya sebagai suatu sensasi.
Sensai perabaan adalah reseptor reseptor pada
kulit (eksternal) dan untuk reseptor internal pada
alat-dalaman (visceral senses).
25/04/17 143
Organ sensasi kulit

Ada 4 sensasi kulit:


Tekanan (touch pressure)
Dingin
Panas
Sakit

Di kulit berisi berbagai tipe sensory ending


sesuai dengan macam sensasi tersebut di
atas.

25/04/17 144
Reseptor Taktil
1. Ujung Saraf Bebas
Dijumpai pada semua bag kulit dan jaringan lain
Mendeteksi rabaan dan tekanan
2. Reseptor raba dan Badan Meissner
Banyak terdapat pada kulit tak berambut (ujung
jari dan bibir)
Peka trehadap pergerakan objek yang sangat
sediukit di permukaan kulit
3. Reseptor taktil yang ujungnya meluas (Diskus
Merkel)
Banyak terdapat pada ujunng jari
Bersama-sama dengan badan meissner berfungsi
melokalisasi sensasi raba yang spesifik dan
bentuk apa yang dirasakan
25/04/17 145
4. Organ Ujung Rambut
Merupakan reseptor raba
Mendeteksi pergerakan objek pada permukaan
tubuh atau kontak awal dengan tubuh
5. Reseptor Ruffini
Dijumpai pada lapisan kulit dan jaringan yang
lebih dalam
Peka terhadap panas
6. Reseptor Krause
Dijumpai pada lapisan kulit dan jaringan yang
lebih dalam
Peka terhadap dingin
7. Badan Paccini
Terletalk di bawah kulit dan jaringan fasia tubuh
Peka terhadap tekanan

25/04/17 146
25/04/17 147

Anda mungkin juga menyukai