Anda di halaman 1dari 39

KULIAH 22

STRUKTUR ANATOMI & JALUR INDERA PENGLIHATAN


LO
1. Anatomi cavum orbita, palpebrae dan apparatus lacrimalis
2. Anatomi bulbus oculi
3. Musculi Extraoculi
4. Media Refraksi
5. Reseptor sensori
6. Jalur Penglihatan

1. ANATOMI CAVUM ORBITA


 Orbit
- Def: tempat untuk bulbus oculi (bola mata)
- Fungsi : melindungi bulbus oculi , otot – otot penglihatan, pembuluh darah dan
nervus.
- Bentuk : seperti pyramid. Bagian apexnya terletak di posterior tepatnya di postero
medial. Bagian anterolateralnya adalah bagian basisnya. rongga masuknya disebut
sebagai orbital ring
- Cavum orbita tidak sepenuhnya diisi oleh bulbus oculli , tetapi terdiir juga dari
orbital fat.

 Palpebrae
- Fungsi : Palpebra dan liquor lacrimalis yang dihasilkan oleh glandulae lacrimalis
berfungsi untuk melindungi cornea dan bulbus oquli dari injuri ataupun iritasi.
Bulbus oquli atau cornea harus dalam keadaan basah (membuat basah dengan cara
mengedip). Selanjutnya palpebra juga mmebantu jumlah cahaya yang masuk ke
mata.
- Sifat : palpebra bersifat moveable (dapat bergerak).
- Bagian external : dibungkus oleh kulit. Bagian interna : dibungkus oleh membrane
mukosa.
- Bagian superior Namanya : palpebra superior, inferior : palpebra inferior.
- Sudut palpebra berakhir dibagian medial dan lateral. Pada bagian medial ada
caruncula lacrimalis, di lateral sedikit ada plika semilunaris. Apabila mata ditarik ke
bawah sedikit. Diujungnya ada punctum lacrimallis dibagian puncaknya ada papilla
lacrimalis.
- Struktur papilla diperkuat oleh tarsus. Tarsus ini disusun oleh serat serat kolagen.
Tarsus” dipegang oleh ligamentum palpebralis. Sehingga tarsus ini stabil posisissnya.
- Di bagian tarsal terdapat dlandulae tarsales.
- Klenejar mebom atau glandula tarsales ini , fungsinya untuk mensekresikan suatu
secret yang akan melubrikasi kelopak maata (palpebra)
- Di anterior palpebra ada bulu mata : silia, melindungi bulbus oculi, jadi kalou ada
debu masuk yang menjadi screening sebelum masuk ke mata.
- Di sudut medial dan lateral palpebra ini akan membentuk suatu struktur yang
Namanya commisura medialis palpebrarum (punya banyak sebutan)
- Dibagian dalam dari tunica konjungtiva ada yang dinamakan konjungtiva palpebra,
diatasan lagi aada konjungtiva bulbi, cekungan antara konjungtiva bulbi & palpebra
disebut dengan vormix konjungtiva.
-

 Apparatus Lacrimales
(glandula lacrimles, ductus lacrimales, canaliculi lacrimales, ductus nasolacrimalis)
- Otot pengatur mata:
1. M. orbiqulus oculi : menutup
2. M. levator palpebra superior : membuka
- Glandula lacrimales : mengandung 8-12 ductus, yang akan mengalirkan suatu secret.
Secret akan menuju ductus lacrimalis. Secretnya berfungsi untuk membasahi bulbus
occuli yang ada di bagian anterior.
- Ductus lacrimalis nantinya akan membawa liquor lacrimalis dari glandula menuju ke
saccus konjungtiva.
- Canaliculi Lacrimalis : membawa liquor lacrimalis dari lacus menuju sacus acrimales
- Setelah terakumulasi liquornya akan dibawa menuju nasolacrimal dan bermuara di
cavum nasi. Dari cavum nasi masuk ke nasofaring dan tertelan.
- Apabila nanti ada debu debu yang masuk maka akan didorong menuju ke medial.
- Produksi dari glandula lacrimalis dipengaruhi oleh nervus parasimpatis dari nervus
cranialis 7.
-

2. ANATOMI BULBUS OCULI (BOLA MATA)


- Bulbus oculi akan menempati Sebagian dari cavum orbita. 1/6 akan menonjol
dibagian anterior dari cavum orbita
- Diameter sekitar 25 ml
- Terdiri dari 3 tunica :
1. Tunica fibrosa
 Terdiri dari sclera dan cornea

2. Tunica vasculosa
 Choroidea, corpus ciliare dan iris.
3. Tunica interna
 Retina : ada yang pars optica dan pars paica
4. MEDIA REFRACTIVE
PERUBAHAN BENTUK LENSA (PENGLIHATAN JAUH & DEKAT)
KULIAH 23
FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN (lo ayres)

Struktur Anatomi Mata :


 Anterior : Cornea (cahaya akan masuk -> menuju mata posterior)
 Middle : Choroid (terdiri dari pembuluh darah, ciliary body dan iris)
 Posterior : Retina (terdiri dari lapisan” berpigmen, mempunyai fotoreseptor → sel
batang (rods cell) & sel kerucut (cones cell))

 Terdapat Media Refraksi = media yang akan membiaskan cahaya yang masuk ke mata
→ cornea, aqueous humor, lens, vitreous humor

 Terdapat Fotoreseptor = yang menangkap cahaya saat sampai di retina


Berfungsi : untuk mengkonversi sinar cahaya/energi cahaya menjadi impuls saraf

 Iris = menyesuaikan ukuran pupil, kalau cahayanya banyak/sedikit yg masuk nanti iris
akan berkontraksi/ berelaksasi/ menyesuaikan seberapa cahaya bisa masuk ke mata

PRINSIP-PRINSIP MEDIA REFRAKSI

 Ada lensa cembung (convex lens) & cekung (concave lens)


 Lensa mata kita : convex lens (cembung)
 Convex lens / cembung
 Kalau diberikan cahaya (ada cahaya yg masuk), maka akan membiaskan cahaya yang
sifatnya converging (membiaskan cahaya berkumpul di 1 titik)
 Concave lens / cekung
 Kalau ada cahaya yg masuk ke lensa ini, maka akan membiaskan cahaya yang
sifatnya diverging (membiaskan cahayanya dengan menyebar)

MEKANISME REFRAKSI
Refraksi = pembiasan → Proses pembiasan cahaya yang masuk ke dalam mata, dari sumber
cahaya/ dari objek

Misalnya :

Ada sinar yang masuk ke mata, → diteruskan oleh media refraksi → menuju ke mata posterior
(fovea) → disana akan dibentuk bayangan

Jadi prosesnya :

1. Cahaya masuk ke mata melalui kornea


2. Melewati pupil, diameternya akan diatur oleh iris
3. Dibiaskan oleh lensa
 (lensa mata kita cembung)

4. Bayangan akan jatuh di retina


 (sifat bayangan yg jatuh di retina : sifatnya nyata, diperkecil, terbalik)

5. Di retina ada fotoreseptor (sel batang dan sel kerucut)


 fotoreseptor bertugas mentransmisikan sinar cahaya menjadi impuls
saraf yang akan diteruskan ke serabut opticus/saraf optik

6. kemudian ke traktusnya dan sampai ke cortex cerebri di lobus oksipital,


disana akan dipersepsi

7. objek atau bayangan yang awal akan dibalik posisinya sehingga seperti
nyata

Gambaran dari kontrol ukuran pupil, yg distimulasi oleh


banyaknya cahaya yg masuk

Gambar tengah :

 pencahayaan normal, ukuran pupil normal (3mm),

 ada otot radial, dan iris yg berwarna ungu, otot sirkular yg warna orange kecoklatan
Gambar kiri :
 jika ada cahaya yg sangat terang masuk, akan membuat respon pada mata yaitu
terkontraksinya otot circular, sehingga pupilnya jadi konstriksi / mengecil

Gambar kanan :

 Jika sinar redup/ gelap disekitar mata, akan membuat terkontraksinya otot radial, sehingga
pupilnya jadi dilatasi / membesar / melebar

KEKUATAN
REFRAKSI
Total kekuatan
refraksi dari
emmetropic eyes
(mata normal)
→ 59 dioptri

PROSES FISIOLOGI PENGLIHATAN


Proses penglihatan / fisiologi penglihatan itu diawali oleh proses refraksi / pembiasan

Kemudian dilanjutkan dengan proses fototransduksi

 Jadi, pembiasan diawali oleh


 objek/sinar yg masuk ke mata,
 melalui kornea,
 kemudian lensa,
 jatuh di retina/ fovea,
 lalu ada fotoreseptor di retina yang akan melakukan proses fototransduksi
FOTO-TRANSDUKSI
 Fototransduksi : pengkonversian dari sinar/cahaya menjadi impuls saraf, yang
dilakukan oleh sel sel fotoreseptor dan bisa diteruskan oleh saraf optic
 Terjadinya di fotoreseptor,
 Diawali & terjadi di bagian outer segmen dari sel-sel fotoreseptor

 Fotoreseptor ada 2 :
- Sel Kerucut / Cones
- Sel Batang / Rod / Rodents

 Sel Kerucut
- Lokasinya di fovea (di central dari macula)
- Mendeteksi cahaya dengan intesitas yang lebih tinggi (penglihatan siang)
- Dapat membedakan detail dan warna
 Sel Batang
- Lokasinya terdistribusi
- Mendeteksi cahaya dengan intesitas yang rendah dibandingkan cones
(penglihatan malam)

 Ini anatominya : Protein yg ada di fotoreseptor :

Di sel batang proteinnya : RHODOPSIN


Di sel kerucut proteinnya : PHOTOPSIN
kayak sisir :
kerucut (orange)
sampingnya :
batang

MEKANISME FOTO-RESEPTOR :
1. Diawali oleh impuls / cahaya masuk ke mata
2. Jatuh di retina (melewati bagian depan sampai belakang retina) , yg
merangsang sel-sel fotoreseptor (rhodopsin & photopsin)
3. Fototransduksi
4. Terkonversi menjadi sinyal saraf, Diteruskan ke bipolar sel (mengalami
depolarisasi)
5. Diteruskan ke ganglion sel
6. Sampai di serabut/ saraf opticus
7. Kemudian ke otak
8. Kemudian melakukan persepsi
 Pada kondisi gelap, namanya kondisi / sifatnya inactive.
- di dalamnya terdapat rhodopsin, tansducin, phosphodiesterase
- di membran selnya terdapat canal, namanya cGMP, berfungsi untuk keluar
masuknya sodium
- Saat gelap, rhodopsin ini sifatnya inactive. Jadi kan diem trus canal cGMPnya terbuka
jadinya natrium dll bisa keluar masuk dari cGMP (sifat selnya depolarisasi/istirahat)

 Pada saat terang, sifatnya aktive


- merangsang rhodopsin. jadi ditangkap oleh rhodopsin dan
- cahaya mengaktifkan rhodopsin sendiri sehingga membuat transducin juga teraktivasi
(melepas ikatan dari sub unitnya ada alpha, beta, gama)
- setelah sub unitnya dilepas, akan mengaktifkan kemballi enzim fospodiesterase (PDE).
Kalau enzimnya ni diaktifkan maka akan membuat canal cGMP tertutup
- Karena enzim fospodiesterase ini bekerja memecah cGMP, jadinya cGMP akan menutup
canalnya sendiri
- Tertutupnya canalnya ini bikin natrium gabisa masuk ke dalam sel, jadinya di dalem sel
sifatnya hiperpolarisasi
 Ada proses deaktivasi, dari rhodopsin bisa deaktivasi oleh protein ‘arestin’
- Kalo udah gaada cahaya yg masuk, protein arestin ini akan mengikat rhodopsin
- Sehingga rhodopsin ga akan terpecah, dan ga memicu ascade yg tadi

- Fotoreseptor yg hiperpolarisasi ini, akan


menyebabkan rangsangan bipolar sel
- Bikin glutamatnya menurun
- Karna menurun bikin bipolar sel depolarisasi
- Memicu depolarisasi ganglion sel
- Menyebabkan potensial aksi pada nervus opticus

- Setelah dari serabut optic, akan diproses ke


otak

Sel
= Penurunan

PENGLIHATAN WARNA / COLOR


VISION
 Dipegang peranannya oleh sel kerucut
karena sensitif thd cahaya (proteinnya :
photopsin dan retinal)
 Ada teorinya :
 Trichromatic Theory (Young Helmholtz
Theory)

Gelombang Menyerap/absorbsi Puncak gelombang

Blue Sensitive Cone Pendek Blue sampai violet 440 nano meter

Green Sensitive Cone Sedang Hijau 535 nm

Red Sensitive Cone Panjang Kuning, oren, merah 565 nm


Anatominya dulu ya dari visual pathway :

- Ada mata kiri kanan


- Ada optic nerve / serabut opticus
- Di persimpangan ada optic chiasma
- Ada tractus opticus yang membawa serabut ke nukleus (nama nukleusnya : lateral
geniculate nucleus, letaknya di thalamus)
- Dari nukleus itu akan dibawa ke visual cortex yg letaknya di lobus occipitalis

Ada 2 visual pathway / lapang pandang :

1. Nasal (dekat dengan hidung)


2. Temporal (sisi samping/lateral)

Serabut

MATA KIRI

TEMPORAL (orange)  Ke visual cortex di lobus kanan

 Dibawa oleh serabut optic yg warna NASAL (hijau)


orange (letaknya di nasal dari retina)
 Menjalar ke optic chiasma lalu  Ujung sarafnya berada di lateral dari
menyilang ke arah kanan mata retina
 Tembusnya di nucleus geniculate  Penjalarannya tetap ke arah kiri ke
lateral yg kanan nucleus geniculate kiri
 Berlanjut ke visual cortex di lobus kiri
MATA KANAN

TEMPORAL (hijau)

 Ujung sarafnya terletak di nasal, akan


menyilang di optic chiasma
 Lalu ke nucleus geniculate yg lateral yg
kiri (jadi menyilang ke arah kiri)
 Dilanjutkan ke visual cortex di lobus kiri

NASAL (oren)

 Ujung saraf opticnya di lateral dari


posterior mata,
 kemudian ke optic chiasma tapii gak
menyilang,
 tetap diteruskan ke nucleus geniculate
lateral yg kanan
 diteruskan ke visual cortex di lobus
kanan
APABILA TERDAPAT LESI
KULIAH 24 FARMAKOLOGI DASAR PADA INDERA PENGLIHATAN

1. Obat obat yang dapat bekerja pada mata:


- Midriaticum ( obat yang memicu dilatasi atau pembesaran pupil mata)
- Mioticum dan untuk mengobati glaukoma ( obat yang mengecilkan pupil mata)
- Obat yang digunakan untuk menyembuhkan infeksi mata( kurang dibahasa)
- Obat yang mencegah inflamasi pada mata (tidak terlalui dibahas)
- Anastesi lokal pada mata( dibahas dikit)
- Artifisial tears
2. Kelompok dari obat mata:
- Ada yang bersifat local atau topikal: bisa diteteskan, dioleskan, dan di injeksikan
- Ada yang bersifat sistemik: diberi secara oral atau dikonsumsi dan di injeksikan ke
intravena
3. Obat yang bersifat local atau topikal:
- Obat tetes mata, obat salep, dan injeksi
- Obat tetes mata paling sering digunakan dikarenakan good compliance( pemakaiinya
bagus dan nyaman digunakan), tetapi kelemahannya dikarenakan kontak transit
timenya dengan mata itu sebentar sehingga harus digunakan dengan jumlah yang
banyak
- Obat salep mata lebih bagus dalam kontak transit timenya dibanding obat tetes mata
tetapi saat penggunaannya kurang nyaman, dan agar bekerja maksimal obat salep
mata ini harus bersifat lipid soluble
- Periocular injection/ Intraocular injection bisa di injeksikan di sub conjungtiva, retro
bulbar, atau peribulbar, pilihan obat ini ditimbangkan jika saat operasi mata
disamping diberikan obat tetes mata dan juga salep mata dikarenakan lama kerjanya
dan kecepatan menimbulkan efeknya
- Faktor faktor yang mempengaruhi agar obat bisa diserap dengan baik:
- 1. Konsentrasi dimana semakin tinggi konsentrasi maka semakin banyak obat dapat
menimbulkan efek
- 2. Viskositas larutannya dimana semakin tinggi lipid solubility maka semakin cepat
diserap
- Drainase nasolakrimalis berperan dalam mempengaruhi bagaimana obat itu dapat
terserap secara sistemik, dan misal ada sumbatan maka tidak bisa terserap seperti obat
tetes mata tidak dapat diserap
4. Obat yang bersifat sistemik:
- Diberikan secara oral dan juga injeksi intravena
- Dikarenakan diberi melalui intravena dan oral maka kelarutan obat sangat
mempengaruhi penyerapannya
- Dikarenakan juga kemampuan obat yang berikatan dengan protein plasma juga akan
mempengaruhi apakah obat itu dapat berefek dengan baik
5. Jalur penyerapan obat mata

Vitreous
humor

- Obat pada mata biasanya diserap secara difusi pasif


- Pada obat topikal obat akan kontak pertama kali akan masuk ke conjungtiva melalu
kornea secara difusi lalu masuk ke anterior chamber, kemudian melewati lensa dan
masuk ke vitreous humor lalu nyampe ke retina
- Pada injeksi periocular atau intraviteral di injeksi di konjungtiva yang tidak terdapat
kornea agar tidak terjadi cedera kornea, yang otomatis bertemu langsung ke sclera
lalu ke choroid lalu ke retina
- Dan ada beberapa obat yang secara langsung di injeksikan dan langsung menembus
bagian vitreous humor lalu ke retina

- Kurang jelas suara dokternya, yg kutangkep tu yang jalur sistemik tu dia ke


konjungtiva dulu lalu ke cililiary body yang terdapat pembuluh darah lalu dia obatnya
bisa ke sirkulaso sistemik
Kondisi mata miosis,
6. Midriaticum dan mioticum (saling berkaitan) dimana ada konraksi
dari otot sphinctor,
dan rangsangan saraf
parasparasimpatis
berperan dalam
miosis

Kondisi mata midriasis,


Kondisi mata
dimana otot yang
yang normal
berkontraksi adalah
otot radial atau
dilatornya, rangsangan
saraf simpatis berperan
pada midriasis

- Cara kerja mioticum:


- Obat mioticum memicu terjadinya miosis, otomatis obat ini menyebabkan kontraksi
pada otot circular atau sphinctor dan otot radial akan berelaksasi
- Cara kerja midriaticum:
- Berkebalikan dengan obat mioticum dimana akan meneybabkan otot radial
berkontraksi sedangkan otot sphinctor berelaksasi
- IOP = tekanan bola mata

7. Perangsangan saraf simpatis melalui reseptor alpa dan beta:

- Keduanya hampir mirip tetapi hanya berbeda pada ligand yang memicu aktivasi dari
reseptor tersebut
- Perangsangan saraf simpatis yang melibatkan reseptor a1:
- reseptor a1diaktivasi oleh norepinefrin, jika a1 teraktivasi makan akan mengaktivasi
PIP2, lalu IP3 yang memicu pengeluaran kalsium dan mengaktifkam hubungan CAM-
MLCK yang memicu kontraksi otot radial yang menyebabkan midriasis dan
menyebabkan terjadinya vasokontriksi
- Pada reseptor Beta:
- Ada reseptor b1 dan b2 yang membedakan hanya ligandnya saja, dimana b1
ligandnya diaktivasi oleh katekolamine dan b2 diaktivasi oleh adrenaline
- Jalur aktivasinya sama, dimana ATP akan diaktivasi menjadi cAMP dan akan terjadi
proses phosporilatasi maupun pengeluaran CA yang akhirnya deapat menyebabkan
bronchial relaxation dan kontraksi otot jantung
8. Glaucoma:
- Dibagi menjadi closed angel dan open angle
- Open angle:
- Lebih ke chronic kondisi galucoma dikarenakan celahnya masih terbuka dikarenakan
peningkatan intraouclarnya terjadi secara perlahan bahkan sampai tidak disadari
sehingga penurunan penglihatan atau visunya akan terjadi secara perlahan
- Closed angle:
- Masih bersifat akut, seringkali merasakan rasa nyeri, dimana biasanya dikaitkan
dengan emergency case dikarenakan tekanan intraocularnya meningkat secara tiba
tiba yang menyebabkan mata sakit dan bewarna merah, sehingga kondisi ini sangat
berpengaruh dengan bagaimana terapinya
9. Obat obat yang dapat mengatasi glaukoma:

- Obat yang digunakan pada close glaucoma terbatas dimana ada obat cholinomimetics,
acetazolamide, and osmotic
- Pahami mekanisme obatnya spereti yang meingkatkan outflow tu tergolong obat apa
dll
- Golongan obat yang sering digunakan itu ada prostaglandin dan beta blocker
Gak keluar di ujian katanya yang inflamasi

10. Anastesi lokal:


- Tujuannya untuk hambatan pada transmisi sinyal
- Anestesi lokal untuk mencegah transmisi sensorik dari area lokal tubuh ke SSP
- Digolongkan menjadi golongan esters dan amides
- Diberikan secara lokal baik berupa salep tetes ataupun injeksi
- Dari tiap golongan obatnya dibagi lagi menjadi beberapa berdasarkan lamanya obat
bekerja, dan pemilihannya bergantung dengan kasusnya

Conth kasusnya: jika ada operasi yang membutuhakan waktu 4 jam jangan memilih obat yang
short action, bisa memilih long action
Mekanismenya

- MOA ->memblokir saluran natrium yang bergantung pada tegangan mengurangi


masuknya ion natrium mencegah depolarisasi membran dan menghalangi konduksi
potensial aksi
- Molekul obat harus melewati membran lipid untuk mencapai sitoplasma
- Bentuk yang lebih larut dalam lemak (tidak terionisasi, tidak bermuatan) mencapai
konsentrasi intraseluler efektif lebih cepat daripada bentuk terionisasi
- Intinya mekanismenya menghambat sodium chanel

11. Artifisial tears( tetes mata buatan):


- Berisi cairan yang bersifat hipotonic atau istonic yang dimana kompisisinya disusun
sedemikian rupa yang menyerupai kondisi air mata ada mengandung elektrolit,
surfaktan dan berbagai jenis agen viskositas lainnya
- Tujuan penggunaan mencegah terjadinya kekeringan pada mata
- Di indikasikan pada pasien yang mengalami keratoconjunctivitis sicca
KULIAH 25
STRUKTUR ANATOMI & JALUR INDERA PENDENGARAN DAN KESEIMBANGAN

1. ANATOMI ORGANUM VESTIBULOCOCHLEARIS


2. VASKULARISASI dan Inervasi
3. RESEPTOR UNTUK IMPULS PENDENGARAN DAN KESEIMBANGAN
4. JALUR PENDENGARAN DAN KESEIMBANGAN

 Auris externa dibatasi oleh membrana tympanica


 Auris media akan terhubung dengan tuba auditive
 Auris interna  canalis semicularis (labyrinthus membranaceus) & cochlea (labyrinthus
cochlearis)

posterior
anterior

 Daun telinga = Auricula (untuk mengangkap gelombang suara  dikumpulkan 


disalurkan ke meatus acusticus externus)
 Auricula terdiri dari tulang rawan
 Dibagian luar auricula akan ditutup oleh kulit + rambut halus & akan melekat oleh
lig. pada os. temporale
 Poras acusticus externus  lubang telinga
Meatus acusticus externus  salurang telinga
 Kenapa orang bisa naikin telinga? Karena ada otot” lurik (M. auricularis interni &
externi)
 Inervasi disarafi oleh N. Facialis (VII)

 Pars fibro cartilagine : tulang rawan (1/3)-> lateral


Pars ossea : tulaang rawan (2/3)-> medial
 Jika membersihkan telingayang menghasilkan serumen hanya bagian luar (1/3) pars
fibro cartilagine (kalo bersihin telinga sampe sini aja)
 Jika lebih dari pars fibro cartilagine akan menyebabkan terganggunya proses
hantaran gelombang udara ke membrana tympanica
 Dengan mengunyah (pda otot” palatumole)  kotoran telinga akan keluar
 lapisan terluar : lapisan curticular (lapisan dilapisi oleh kulit yang merupakan sambungan
dari meatus acusticus externus.
 Pars tensa : bagian tympanica yang tegang
Pars flaccida : ---‘----- yang kendor
 Umbo membrane tympanicae  tempat perlekatan tulang maleus (osiculi auditive)

 Cavitas tympanica semuanya dilapisi oleh lapisan mukosa & terletak didalam os.
temporale
1. Epitympanicum : Sebagian besar ada osculi auditive
2. Mesotympanicum : sedikit ada osculi auditive
3. Hypotympanicu : dekat dengan tuba auditive
 Osculi
1. Malleus : terdapat caput mallei (paling besar) & pros. lateralis anterior  yang
membentuk tonjolsn”
2. Incus : ada corpus, berhubungan dengan caput mallei
3. Stapes : Kayak huruf U, bawahnya ada basic stapedis.
 Pada daerah mastoidea ketika terjadi infeksi bisa diisi oleh nanah
 Pada tuba auditive. terdapat keluhan telinga berdenging / terasa penuh
Cara mengatasi : lakukan kontraksi pada otot yang berkaitan dng tuba auditive agar
saluran terbuka (mengunyah, menelan, bersendawa)

 Fenestra cochlea & F. Vestibuli akan berkaitan dengan arah aliran perilympha
 Resphericus & R. Olipticus adalah penanda saccus utriculus & sacculus

 Scala vestibuli & scala timpani diisi oleh cairan perilymphe


 Ductus cochlearis diisi oleh cairan endolymphe
 Organ korti memiliki reseptor yakni hair cell  untuk meneruskan impuls” pendengaran

KESEIMBANGAN

 Di bagian dasar dusctus semicularis terdapat suatu pelebaran disebut ampula


Ampula merupakan letak hair cell (untuk keseimbangan)
 macula utriculi et sacculi merupakan tempat berkumpulnya hair cell

JADI HAIR CELL ADA DUA (COCHLEA & DUCTUS SEMICULARIS)


- COCLHEA : UNTUK PENDENGARAN SEJAJAR
- DUCTUS SEMICULARIS : UNTUK KESEIMBANGAN  ADA CUPULA

 ductus semicularis anterior : memberikan impuls kepalanyajadi mengangguk


 ductus semicularis lateral : kepalanya geleng”
 ductus semicularis posterior : kepalahnya bisa rebah kanan / kiri
 saccu utriculus : kalo naik mtr / mobil lagi duduk tiba” rem & kepala kedepan
(dashboard)
 saccus sacculus : Gerakan kepala pas naik lift.
 Ampullae membranaceae : contohnya kepala geleng” , angguk”
 Macula utriculi dan macula sacculi : cnth posisi diam tba” terasa jauh bisa saat naik lift
 Ciri khas : ada cupula (membantu pergerakan rangsangan keseimbangan)

 Ketika gelombang udara masuk akan ditangkap oleh auricula  menyebabkan getaran
 menggetarkan dinding meatus acusticus externus  udara masuk ditangkap oleh
membrana tympanica  membrana tympanica bergetar  kekuatan suara ditangkap
oleh membrana tympanica & diteruskan oleh aciculi auditive  bergetar & berefek
pada cairan perilympha  lalu cairan perilimpha naik sampai cupula cochlea balik lagi
kea rah fenestra cochlea  keluar
 Bagian tengah: perilmphe terdapat ductus cochlearis ( berisi endolymphe)  bergetar
 ditangkap hair cell  dikumpulkan di n. cochlearis.
 Suara tinggi akan ditangkap oleh fenestra cochlea
Suara rendah akan ditangkap oleh apex vesticula
 Informasi semua  corpus geniculatum mediale di methatalamus / encephalon 
jarasnya akan dilanjutkan ke radiation Acustica  gyrus temporalis (broadman 41, 41)
 Frekuensi suara : 20-2000 hz
 Kekuatan suara : 80 dB
 Percakapan : 65 dB
KULIAH 26
FISIOLOGI INDRA PENDENGARAN & KESEIMBANGAN (lO) AYRES

Telinga luar
• Daun telinga berguna untuk memusatkan gelombang untuk diarahkan ke dalam meatus
acusticus externus ke dalam membrana tymphani (MT)
• Meatus acusticus externus berfungsi mencegah masuknya binatang/benda asing/kecil
 dapat merusak MT dan menghangatkan udara di dalamnya sesuai dengan
temperatur tubuh dengan variasi ± 0,20 C  MT bisa berfungsi dengan baik.
• Membrana tymphani, berbentuk corong dengan dasar berbentuk ellip dengan diameter
panjang 10 mm dan lebar 9 mm  bagian luar dari MT dilapisi oleh epithil kulit dan di
bagian dalam dilapisi oleh epithil mukosa tanpa sillia  Fungsi dari membrana tymphani
adalah untuk melindungi organ yang terdapat di dalam telinga tengah.

Telinga Tengah
• Telinga tengah merupakan suatu ruangan dengan ukuran 15x5x2 mm3, terletak di
dalam os petrosum dan saluran ini dilapisi oleh mukosa, kecuali dinding dalam
membrana tymphani dilapisi oleh epithil tidak bersillia.
• Cavum tymphani (CT) berisi udara dengan tekanan yang sama dengan tekanan udara
luar, yang diatur oleh tuba Eustachius keluar melalui nasopharynk- pada saat kita
mengalami flu ada inflamasi di mukosa daerah nasopharynx, nanti pada saat ada edema
dan mebengkak otomastis celah tersebut akan tertutup, dan karena ini ada, tidak ada
keseimbangan pada tekanan disitu dengan tekanan luar. Dan menghasilkan rasa seperti
nyeri
• Dalam CT terdapat tiga tulang pendengaran yang membentuk persendian dan
menghubungkan MT dengan fenestra vestibule  malleus, incus, dan stapes  otot-
otot pendengaran yaitu m.stapedius dan m.tensor tymphani
• Teori Akomodatif: m.stapedius dan tensor tymphani berfungsi sbg penala (bisa sebagai
penahan dan penghantar) dari mekanisme transmisi (penghantaran) dlm telinga tengah,
tergantung dari sensitivitas: ↑ sensitivitas setiap frekuensi getaran yang diberikan 
Wiggers:
• tone rendah, ˂ 1000 putaran/detik, penghantarannya ke dalam telinga dalam akan
berkurang dengan adanya kontraksi dari otot-otot pendengaran
• tone menengah (kontraksi otot sedang) penghantarannya sedikit ditingkatkan yaitu
suara dengan frekuensi 1300-1800 putaran/detik
• tone yang terlalu tinggi, ˃ 2000 putaran per detik tidak diteruskan (tidak ada kontraksi)
• Otot-otot (maleus, incus dan stapes) pendengaran tersebut berfungsi sebagai pelindung
 kontraksi otot-otot tersebut mengurangi amplitudo vibrasi MT dan tulang-tulang
pendengara

Yang bertemu dengan tulang stapes adalah oval


window di membrane tymphany, Bersama
maleus

Telinga Dalam (labyrinth)/rumah keong


• Terletak di dalam os labyrinth  berisi organ pendengaran  seperti saluran spiral
dengan 2 ¾ lingkaran dan panjang 35 mm.

• Saluran ini terbagi menjadi tiga ruangan oleh membrana basalis dan membrana Reissner
menjadi :
• Skala tymphani/ Ductus tymphani : ruangan antara membrana basalis dengan
tulang
• Skala media /ductus cochlear : ruangan antara kedua membrane, pusat
pendengaran
• Skala vestibuli/vestibular ductus : ruangan antara membrana
Reissner/tectorial membrane dengan tulang
• Skala tymphani
NERVUS COCHLEARIS- yang
akan menghantarkan impuls
getaran dari tectorial
membran
• Saat tectorial membrane mendapatkan getaran suara, tectoral membrane akan
menekan sel sel rambut dari orgna koorti. Bengkoknya sel rambut ini akan menimbul
depolarisasi dan terjadi pelepasan potensial aksi. Potensial aksi ini akan menimbulkan
hantar listrik menuju saraf saraf
• Reseptor pendengaran (organ corti)  susunan sel saraf sensoris dg sel sustentakularis
 di dalam skala media menempati setengah atau lebih dari permukaan dalam
daripada membrana basalis.
• Sel organ corti ini membentuk dua barisan dari apex ke dasar daripada cochlea :
• Inter hair cell berjumlah + 35.000
• Outer hair cell berjumlah + 20.000

• Axon dari sel reseptor ini diteruskan ke ganglion spirale dan seterusnya bersama-sama
n.cochlearis menuju pusat pendengaran.

Mekanisme Pendengaran
• Gelombang suara akan dikonsentrasikan menggunakan daun telinga lalu diantar ke
meatus acusticus externus
• Gelombang suara dari luar akan dimodifikasi oleh membrane tymphany menjadi getaran
lalu akan diteruskan oleh tulang-tulang pendengaran (maleus, incus dan stapes) ke
telinga dalam
• Selanjutnya getaran akan diteruskan ke fenestra vestibuli (oval window yang menempel
dengan stapes dan juga bagian dari cochlea), cochlea juga mempunyai 3 ductus
(vestibular, cochlear, tymphanic), dan getaran ini diteruskan cairan perilymp dalam skala
vestibuli.
• Antara ductus vestibular dan cochlear terdapat membrane reissner, sedangkan diantara
ductus cochlea dan tymphani terdapat membrane basalis
• Pada cochlea juga ada organ koorti, letaknya tepat di atas membrane basilaris (organ
koorti berisi sel sel rambut yang berhubungan dengan nervus cochlea
• Getaran dengan frekuensi yang masih bisa didengar diteruskan ke membrana Reissner
terus ke skala media, basal membran, skala tymphani terus ke fenestra cochlearis
(round window).
• Telinga tengah berisi udara, sehingga getaran MT diteruskan ke oval window begitu pula
ke round window  Tulang2 pendengaran akan memusatkan getaran yang diteruskan
ke fenestra vestibularis.
• Setiap pergerakan round window selama ada fase yang berlawanan daripada gerakan
oval window akan mengurangi kekuatan getaran yang diteruskan ke basal membran.
• Dua faktor yang bertanggung jawab pada intensifikasi getaran pada oval window :
• Kerja tuas (lever) dari malleus dan incus
• Luas membrana tymphani yang lebih besar jika dibandingkan dengan oval window.
(dalam hal ini luas MT 20 kali luas oval window)

Hantaran Gelombang Suara


• Ossicular conduction: Gelombang suara menggetarkan MT  ke tulang-tulang
pendengaran, fenestra vestibuli (OVAL WINDOW), perilymp (skala vestibuli), mendorong
membran Reissner, mendorong basal membran sehingga terjadi rangsangan pada organ
corti.
• Air conduction: Getaran MT diteruskan melalui udara yang ada di dalam telinga tengah
 ke fenestra vestibuli dst sama dengan di atas
• Bone conduction: Agar suara bisa terdengar sumber suara harus kontak dg prosesus
masthoideus  hantaran melaui tulang ini sangat minim sekali.

SIGNAL TRANSDUCTION IN HAIR CELLS

Ini yang pas sel rambutnya itu membengkok dan terjadi depolarisasi
Ini hasil translate nya

a. Saat dorman: Sekitar 10% dari jalur ion terbuka dan ada signal tonik ysng dikirimkan ke
neuron sensorik
b. Saat tidak sabar: saat sel rambut bengkok, selnya depolarisasi dan ini meningkatkan
frekuensi potensial aksi di sel tersebut
c. Inhibisi: sel rambut bengkok di arah yang berlawanan, jalur ion tertutup , sel
hiperpolarisasi dan signyal dari neuron sensorik menurun
Bunyi & Suara
• Perbedaan utama antara bunyi dan suara adalah bahwa bunyi dapat dihasilkan oleh apa
saja sedangkan suara dihasilkan oleh manusia.
• Dapat digambarkan bunyi sebagai hal yang kita dengar, termasuk bunyi yang dibuat oleh
hewan, fenomena alam seperti hujan dan guntur, serta bunyi yang dibuat oleh
kendaraan dan mesin.
• Getaran materi, seperti udara, air, atau bahan padat, menciptakan bunyi maka dari itu
Tidak ada bunyi yang terjadi dalam ruang hampa
• Suara, di sisi lain, mengacu pada suara yang dihasilkan oleh manusia (vocal cords/folds)
 Ketika seseorang berbicara, pita suara bergetar, menyebabkan udara keluar dari
paru-paru bergetar

ISTILAH ISTILAH PADA PENDENGARAN

A. FISIKA BUNYI: intensitas (louds) ( dokternya ngmng sesuai ppt)

Db : desible
Suara diatas 100 dB dianggap bising
B. FISIKA BUNYI (TINGGI RENDAH) - PITCH

Ini dokternya juga ngmng sesuai ppt + krebekkrebek nggk jelas.


- frekuensi adalah satuan kecepatan pada bunyi yang diukur dalam satuan getaran yang
di sebut Hertz(Hz), sedangkan kenyaringan bunyi atau amplitude diukur oleh satuan
desibel (dB).
- tiga jenis gelombang yang diantaranya :
1. Infrasonik
 Pada dasarnya manusia mempunyai batas pendengaran dalam meanangkap gelombang
bunyi anatara 20Hz-20kHz, misalnya frekuensi bunyi yang berkisar antara 20Hz (20
getaran per detik) kebawah yang disebut dengan gelombang infrasonik, tidak
tertangkap oleh sistem pendengaran manusia
2. Audiosonik
 Adapun gelombang yang berkisar antara 20Hz-20000Hz disebut gelombang audiosonik.
Gelombang ini adalah gelombang umum yang bisa didengar langsung oleh telinga
manusia, akan tetapi tingkat kepekaan pendengaran manusia akan menurun, semakin
tua usia manusia semakin turun pula tingkat pendengarannya, gelombang audiosonik
tidak akan terdengar normal setelah manusia berada pada usia lanjut.
3. Ultrasonik
 Gelombang ultrasonik adalah jenis gelombang yang frekuensinya paling tinggi dalam
hitungan desibel, yakni gellombang yang berada diatas 20000Hz. Gelombang ini tidak
dapat didengar oleh manusia karena tingkat tekanan desibel (dB) yang sangat tinggi,
gelombang ini merambat melalui zat padat, gas dan cair.

18. FISIKA BUNYI : KUALITAS BUNYI


19. GELOMBANG SUARA

Bunyi yang frekuensinya makin tinggi akan diterima dekat dengan ovale window, sedangkan
semakin rendah akan menjauhi ovale window (lihat grafiknya)

20. JALUR PENDENGARAN

Ini nggk dijelasin sama dr nya. Sama katanya kayak yg dijelasin gitq

21.
- Dari koklea kanan dan kiri nnti di cochlear nuklei akan bersilang. Naik ke cerebellum, ke
thalamus baru ke kortex cerebri.
- Kenap harus bersilang? : untuk sinkronisasi. Sehingga kortex kanan dan kiri sama sama bisa
mendengarkan

Equilibrum (keseimbangan).
- Kesetimbangan adalah keadaan seimbang. , keseimbangan digunakan untuk menggambarkan
konsentrasi ion dalam cairan tubuh atau posisi tubuh dalam ruang . keseimbangan memiliki
dua komponen: komponen dinamis yang memberi tahu kita tentang pergerakan kita melalui
ruang, dan komponen statis yang memberi tahu kita jika kepala kita tidak dalam posisi tegak
normal

- Informasi sensorik dari telinga bagian dalam dan dari proprioseptor sendi dan otot
memberitahu otak kita lokasi bagian tubuh yang berbeda dalam hubungannya satu sama lain
dan dengan lingkungan Informasi visual juga memainkan peran penting dalam keseimbangan,

VESTIBULAR APPARATUS

https://pdfcoffee.com/download/aparatus-vestibularis-penting-bagi-keseimbangan-dengan-
mendeteksi-posisi-dan-gerakan-kepaladocx-pdf-free.html

Liat di linknya ini penjelasan mirip kek dokter t


KULIAH PENGANTAR PRAKTIKUM

Somatosensorik umum
- Rasa panas, suhu dan sakit
- Reseptor Sebagian besarterdapat di sekitar dermis dan subcutan
- Reseptor
1. Meister
2. Meichle
3. Pacinian
4. Rufini
- Reseptor bisa nerima rangsangan tertentu yang akan diselanjutkan ke medulla
spinalis, dna klk diwajah langsung dibawa ke batang otak
- Nervus lima yang ngatur
-
Somatosensorik khusus
- Cavum nasi ada reseptor untuk pembauan
Kanan kiri dipisahkan oleh septumnasi
Dindingan lateral ada concha nasalis
Pembauan hanya ada dibagian atas

Lidah (linqua)
Latin glossus
Otot otot

Anda mungkin juga menyukai