Anda di halaman 1dari 62

FISIOLOGI Kesan

Penglihatan

DEPARTEMEN FISIOLOGI
FK UNIMAL
2016
Mata
 Ibarat kamera fotografis
 Mempunyai suatu sistem lensa, sistem
apertura yang dapat berubah- ubah yaitu
pupil, dan suatu retina yang dapat
disamakan dengan film
MATA
Struktur Mata:
1. Internal
2. Eksternal
STRUKTUR INTERNAL
 Diameter bola mata :
kurang lebih 2,5 cm.
 Terletak pada
bagian anterior orbit.
 Terdiri dari :
1. Lapisan Luar.
2. Lapisan Tengah.
3. Lapisan Dalam.
A. Lapisan Luar
 Merupakan
lapisan fibrous
yang
menyangga
mata, terdiri dari
: Sklera dan
Kornea.
B. Lapisan Tengah
 Uvea, lapisan kedua
dari bola mata,
merupakan lapisan
bervaskuler dan
berpigmen.
 Lapisan ini berisi :
Koroid, Badan siliar
dan Iris.
 KOROID
 Membran coklat tua, terletak antara sklera dan
retina.
 Bagian terbesar dari lapisan tengah, dilapisi oleh
sebagian besar sklera.
 Berisi banyak pembuluh darah yang menyuplai
nutrien ke retina dan badan vitreus.
 Mencegah refleksi internal cahaya.
 BADAN (KORPUS) SILIARE
 Menghubungkan koroid
dengan iris.
 Pada permukaan dalam
korpus siliare terdapat
prosesus siliaris yang
menghasilkan akueos humor
melalui proses dialisis dan
sekresi.
 Prosesus ini banyak
mengandung pembuluh darah
dan serabut saraf.
 IRIS
 Perpanjangan korpus siliare ke
anterior dan merupakan bagian
mata yang berwarna serta
menampakkan karakteristik
biru, hijau, hazel, abu-abu atau
cokelat.
 Pupil→Terletak didepan
lensa, di belakang kornea,
dan membentuk lingkaran
terbuka
 Saat individu terjaga,
ukuran pupil bervariasi
sesuai jumlah cahaya
yang masuk.
 Iris membagi secara parsial ruang yang berisi
akueous humor antara kornea dan lensa
menjadi 2 bagian yaitu: Kamera Anterior dan
Kamera Posterior.
 Bagian akar iris melekat pada permukaan
badan silier.
 Pada titik perlekatan ini iris relatif tipis sehingga
dapat robek karena trauma pada mata.
 Fungsi iris: mengatur jumlah cahaya yang
masuk ke mata.
C. Lapisan Dalam
 RETINA
 Struktur tipis, halus dan
bening tempat serat-serat
saraf optik didistribusikan.
 Melapisi bagian dalam 2/3
posterior dinding bola mata.
 Secara eksternal dibatasi
oleh koroid dan sklera.
Retina
 Berisi pembuluh darah
yang menyuplai nutrisi ke
jaringan retina dan dua
kelas fotoreseptor yang
disebut rhod (batang) dan
cones (kerucut).
 RHOD :

1. Merupakan reseptor untuk penglihatan


malam / ditempat gelap
2. Digunakan apabila intensitas cahaya rendah
dan memberikan gambaran abu-abu.
3. Sangat banyak di bagian depan retina.
4. Mengubah rangsang cahaya menjadi impuls
listrik yang berjalan sepanjang serabut saraf
sensoris menuju daerah penglihatan di otak.

 Untuk fungsi ini diperlukan rodopsin (suatu


senyawa yang tersusun atas protein dan
pigmen karotena).
 Bila terpapar cahaya, senyawa ini akan
pecah dan pigmen diubah menjadi vitamin A.
 Pada keadaan gelap, rodopsin diresintesis dari
vitamin A dan protein, menyebabkan kepekaan
rhod meningkat dan disertai adanya pelebaran
pupil (memungkinkan lebih banyak cahaya yang
masuk ke dalam mata) menyebabkan seseorang
dapat beradaptasi pada keadaan gelap.
 Adaptasi terhadap cahaya terang disebabkan
oleh pemecahan rodopsin yang menyebabkan
pengurangan kepekaan rhod disertai dengan
pengecilan pupil yang membatasi banyaknya
cahaya yang memasuki mata.
 CONE :
 Merupakan reseptor untuk penglihatan
pada cahaya terang dan penglihatan
warna
 Pada sel kerucut juga ditemukan zat
fotokimia lain yang hampir sama
seperti rodopsin

 Terdapat kurang lebih 110 – 125 juta


rhod dan kurang lebih 6,5 juta cone
pada satu retina.
 FUNDUS OPTIK
 Terletak pada bagian
posterior mata.
 Didalamnya terdapat diskus
optikus yang merupakan
daerah berwarna putih
merah muda-krem pada
retina.
 Diskus optik kadang-kadang
disebut sebagai titik buta
(blind spot) karena hanya
mengandung serabut saraf
tanpa sel-sel fotoreseptor
dan tidak sensitif terhadap
sinar.
 Pada bagian lateral dan
temporal diskus optik
terdapat area kecil, oval,
merah muda kekuningan
yang disebut makula lutea
(bintik kuning) berdiameter
1 mm, merupakan daerah
yang paling jelas untuk
melihat.
 Bagian sentral makula yang agak ke dalam disebut
fovea sentralis tempat terjadi pandangan akut
terbesar. Jika bagian ini rusak, tajam penglihatan
(acuity) berkurang dan dapat terjadi kebutaan sentral.
MEDIA REFRAKTIF
 Jalannya gelombang cahaya ke retina akan melalui
struktur dengan kepadatan yang bervariasi,
meliputi: Kornea, Akueos humor, Lensa, dan
Vitreus Humour.

 Setiap struktur menyebabkan gelombang cahaya


membias atau refraksi sampai beberapa derajat.
Struktur ini disebut media refraktif mata.
ma
 KORNEA
 Lapisan padat dan transparan, bersambung dengan
sklera, menempati 1/6 bagian anterior mata.
 AKUEOS HUMOR
 Cairan jernih yang mengisi ruang anterior
dan posterior mata.
 LENSA
 Struktur sirkuler, lunak dan
bikonveks, avaskular, tidak
berwarna dan hampir
transparan sempurna.
 Tebalnya sekitar 4 mm dan
diameter 9 mm, terletak di
belakang iris, di depan
badan vitreus.
 Lensa terdiri dari 3 lapisan :
1. Kapsul pada bagian luar, berfungsi
mengubah bentuk lensa dan melindungi
substansi lensa dari badan vitreus dan
akueos humor.
2. Korteks.
3. Nukleus pada bagian dalam.
 Lensa membiaskan sinar yang masuk melalui
pupil agar dapat difokuskan atau jatuh ke
retina.

 Kurvatura permukaan lensa bervariasi yang


memungkinkan individu berfokus pada objek
dekat atau jauh.

 Proses perubahan kecembungan lensa untuk


mengubah jarak fokus ini disebut “akomodasi”.
 Akomodasi dimungkinkan karena adanya zonula
atau ligamen suspensorium yang mengelilingi
lensa yang dikendalikan oleh muskulus siliaris.

 Bila muskulus siliaris berkontraksi, ligamen


suspensorium mengalami relaksasi dan
menambah kelengkungan lensa.
 Tidak ada serat nyeri, pembuluh darah atau saraf
di lensa.

 Sifat fisik lensa bervariasi, bergantung pada umur:


1. Pada fetus, lensa hampir sferis dan agak lunak.
2. Pada dewasa permukaan anterior kurang cembung
dibanding posterior dan substansi lensa menjadi lebih
keras.
3. Pada umur 40-an lensa bertambah besar dan lebih
pipih, berwarna kekuningan dan menjadi lebih keras.
Perubahan ini bertanggung jawab pada terjadinya
presbiopia.
 BADAN VITREUS
 Berisi zat gelatinosa yang memenuhi ruang vitreus,
ruang antara lensa dan retina.
 Bagian depannya berbentuk corong untuk ditempati
oleh lensa dan dikelilingi oleh membran hialoidea.
 Apabila membran hialoidea pecah karena
trauma atau operasi maka badan vitreus
akan keluar. Bila badan vitreus keluar,
maka bola mata akan mengerut.

 Badan gelatinosa mengisi 4/5 bagian dari


volume bola mata dan menjalarkan sinar
serta memberikan bentuk pada mata
posterior.
 Berisi 99% air dan 1% komponen kolagen
dan asam hialuronat yang memberikan
bentuk dan konsistensi mirip jel pada
vitreus karena kemampuannya mengikat
banyak air.

 Tidak mengandung pembuluh darah,


tetapi mendapatkan nutrisi dari jaringan di
sekitarnya.
Struktur eksternal
 Os Orbita
 Otot mata
 Kelopak mata
 Bulu mata
 Alis mata
Mekanisme penglihatan
LINTASAN VISUAL

 Adalah: Lintasan yang dilalui impuls sejak


terbentuknya bayangan di retina hingga
kesadaran mengenal objek yang dilihat.
 Retina  N II  chiasma opticum  tractus
opticum  corpus geniculatum lat. 
radiasio opt.  cortex visual (area 17) 
kesadaran melihat.
Organisasi Neural Retina
A. Sel- sel Bipolar
 Terletak pada daerah perifer retina
 Berfungsi sebagai penghantar utama isyarat
penglihatan dari sel batang dan kerucut ke
sel ganglion. (merupakan sel perangsang 
merangsang ganglion)

B. Sel- sel Horizontal


 Terletak pada lapisan nuklear pada retina
Lanjutan Sel- sel Horozontal…

 Berfungsi dalam meningkatkan kontras pada


lapangan pandang
 Berperan penting dalam membantu
membedakan warna

C. Sel- sel Amakrin


 Terletak pada lapisan nuklear dalam
 Berfungsi dalam mendeteksi perubahan yang
seketika di dalam kesan visual.
Fungsi korteks penglihatan primer
 Kemampuan sistem penglihatan untuk
mengetahui susunan ruang pandangan
penglihatan – yaitu , untuk mendeteksi
bentuk objek, kecemerlangan masing-
masing bagian objek, pembuatan
bayangan, dan sebagainya – tergantung
pada fungsi korteks penglihatan
primer.
Penghantaran informasi penglihatan ke
daerah korteks cerebri lain
 Isyarat dari korteks penglihatan primer,
diproyeksi ke lateral pada korteks occipitalis ke
area asosiasi penglihatan ( juga dinamai area
penglihatan sekunder) yang merupakan tempat
untuk pengolahan tambahan bagi informasi
penglihatan.
 Manusia yg menderita lesi destruksi pada
daerah asosiasi penglihatan, mengalami
kesukaran dalam jenis persepsi penglihatan
tertentu dan mempelajari penglihatan.
Fusi bayangan penglihatan
 Untuk membuat persepsi penglihatan lebih
berarti dan untuk membantu persepsi,
bayangan penglihatan pada kedua mata
dalam keadaan normal mengadakan fusi
satu sama lain pada titik- titik yang sesuai
dari kedua retina.
 Dibutuhkan 3 jenis fusi: Fusi lateral, fusi
vertikal, dan fusi torsional ( rotasi yang sama
pada kedua mata sekitar aksis optiknya).
Pengaturan Apertura pupil
 Perangsangan saraf parasimpatis
merangsang sfingter pupil, karena itu
mengurangi apertura pupil, hal ini
dinamakan miosis.

 Sebaliknya, perangsangan saraf


simpatis merangsang serabut- serabut
radial iris dan menyebabkan dilatasi
pupil, yang dinamakan midriasis.
Lanjutan….

 Bila cahaya disinarkan  pupil mengecil  Refleks


Pupil. Fungsi untuk membantu mata mengadakan
adaptasi secara cepat terhadap perubahan keadaan
cahaya.
 Adanya peran nukleus Edinger Wesphal

 Perangsangan nukleus Edinger Wesphal (keadaan


terang)  sfingter pupil miosis
 Penghambatan nukleus Edinger Wesphal (keadaan
gelap)sfingter pupil midriasis
Emetropia
 Pada mata normal
 Bila Muskulus siliaris sama sekali
berelaksasi, berkas cahaya sejajar dari
benda jauh berada dalam fokus tajam
pada retina
Beberapa penyakit akibat gangguan
fisiologis pada mata
A. Presbiopia
 Pada orang tua, >50 tahun
 Lensa kehilangan sifat elastisnya dan
menjadi keras
 Daya akomodasi menurun
 Mata tetap terfokus secara permanen
pada suatu jarak yg konstan
B. Hipermetropia
 Disebabkan terlalu pendeknya bola mata.
 Bayangan terbentuk di belakang retina
 Lihat dekat kabur, lihat jauh terang
 Koreksi dengan

lensa (+)/
cembung
C. Miopia

 Disebabkan terlalu panjangnya bola mata


 Terlalu besarnya kekuatan sistem lensa mata
 Bayangan terbentuk di depan retina
 Lihat jauh kabur, lihat dekat terang
 Koreksi dengan lensa (-)/ cekung
Miopia
Miopia
D. ASTIGMATISMA :
Mata menghasilkan suatu bayangan
dengan titik atau garis fokus
multipel (banyak).
 Penyebab:
- Bentuk yang irreguler pada kornea
- Tidak ratany permukaan lensa

o Koreksi : Dengan lensa silindris


E. Katarak
 Terutama timbul pada orang tua
 Lensa keruh  hantaran cahaya
menjadi kabur  penglihatan kabur
 Terapi: pembedahan
 Mata normal
 Katarak
 Katarak
F. Rabun Senja / Niktalopia
 Terjadi pada keadaan defisiensi vitamin A yang
berat.
 Penurunan kepekaan sel batang dan sel kerucut
 Terjadi gangguan pembentukan rodopsin
 Disebut buta senja karena pada waktu malam
jumlah cahaya yang resesia terlalu sedikit untuk
memungkinkan penglihatan yang memadai,
meskipun disiang hari tersedia cukup cahaya
untuk merangsang sel batang dan kerucut,
meskipun zat fotokimia ini berkurang.
G. Buta warna
 Disebabkan tidak adanya sekelompok
sel kerucut (cone) yang berfungsi untuk
menerima warna tertentu.
 Misal: Buta warna merah- hijau, buta
warna biru.
 Pemeriksaan dengan kartu Tes Stilling
dan Ishihara
Coba test….., angka berapakah ini?
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai