Anda di halaman 1dari 13

1111

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH


RUMAH SAK1T UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI
LOi
Jalan Kolonel Sutarto No.132 Surakarta Kodepos 57126 Telp.(0271) 634634
iii
Faksimile (0271) 637412, Emaii: rsmoewardi@jatengprov.go.id RSD
Website : rsmoewardi.jateng.go.id
M

PEDOMAN KERJA
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI

RSUD Dr.
MOEWARDI
PROVINSI JAWA
TENGAH
2021
DAFTAR ISI
BAB I A. Latar belakang
B. Tujuan umum
a.Tujuan Umum
b.Tujuan Khusus
c .R u an g L in gk up

BAB II. Organisasi Pencegahan dan. pengendalian Infeksi


A.Kebijaka.n
B. Struktur Organisasi
C.Kualitas Ketenagaan
D. Ur ai an t ug as

BAB III. Sarana dan prasarana


A.Sarana
B .Peralatan
C.Dana

BAB IV. Kegiatan dan Tatalaksana


A.Batasan - batasan
B.Kebijakan
C.Perencanaan standar
D.Pencegahan tambahan
E.Larutan cuci tangan
F .P en ang an an in st ru m en d an p er al at an m ed i s l ain ny a d ar i un it
rawat inap atau IGD
G .Langkah - langkah bila terjadi Kejadian Luar Biasa ( KLB )
H .Monitoring terhadap Healtehare Assodated Infection HAIs )
I .P en ceg ah an t er j ad in y a In f eks i D aer ah O p er as i
J .P en c eg ah an d an p en g en d al i a n i n f ek s i u n t u k s t a f k eb er s i h an
K.Pembersihan kamar operasi
L.Penangan sampah medis
M.Tatalaksana pembuangan benda tajam
N . P e n a n g a n a n l i n e n k o t o r Q. Tatalaksana pencucian yang
dilakukan di rumah saldt
P.Pencegahan dan penanggulangan infeksi untuk staf bagian gizi
Q. K e g i a t a n l a i n

BAB V. Pelaporan
BAB I

A. LatarBelakang

Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan dirumah sakit,


perludilakukan pengendalian infeksi, secara prinsip kejadian
Healtcharecare Associated Infection ( HAIs ) merupakan masalh dunia,
termasuk indonesia. Pengendalian dan pengendalian infeksi merupakan
upaya untuk memastikan perlindungan untuk setiap orang terhadap
k e m u n g k i n a n t er t u l a r n y a i n f e k s i d a r i s u m b e r m a s y a r a k a t u m u m d a n
disaat menerima pelayanan kesehatan pada berbagai fasilitas kesehatan.
Oleh karena itu perlu disusun pedoman kerja pencegahan dan
pengendalian infeksi agar dapat melindun gi masyarakat dan mewujudkan
patient safety yang pada akhirnya juga akan berdampak pada effisiensi
pada manajemen fasilitas pelayanan kesehatan dan peningkatan kualiatas
pelayanan k esehatan. HA ls masi h b anyak dijump ai diru mah sak it dan
biasanya merupakan indikator rumah sakit, seberapa jauh rumah sakit
tersebut telah berupaya mengendalikan HAIs. Tantangan dalam
pengendalian HAIs semakin kompleks dan sering disebut disiplin
epidemiologi rumah sakit. Kerugian ekonomi akibati infeksinosokomial
d ap at m en ca p a i j u m l ah y an g b es a r , k h u s u s n y a u n t u k b i ay a t am b a h a n
lama perawatan, penggunaan antibiotika dan obat-obat Iain serta
peralatan medis dan kerugian tak langsung yaitu waktu produktif
b er ku r an g , k ebj i ak an p eng gu n aan ant i bi o ti k a, k eb i j ak an p eng gu n aan
desinfektan serta sentralisasisterilisasi perlu dipatuhi dengan ketat.

Tekanan dariperubahan polap eny ak it dan pergeseran resiko ekono mik


yang harus ditanggung rumah sakit mengharuskan upaya yang
sistematik. Dengan adanya Komite Pengendalian Infeksidan profesi yang
terlatih untuk dapat menjalankan program pengumpulan data,
pendidikan, konsultasi dan langkah-langkah pengendalian infeksi yang
terpadu. Keberhasilan pengendalian infeksi dipengaruhi oleh efektivitas
proses komunikasi untuk menyampaikan tujuan dan kebijakan
pengendalian infeksi tersebut kepada seluruh karyawan rumah sakit baik
tenaga klinis maupun non klinis, para penderita yang dirawat maupun
berobat jalan serta para pengunjung Rumah Sakit.
Upaya pengendalian infeksi nosokomial diRumah Sakit bersifat
multidisiplin, hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Discipline : perilaku semua karyawan harus didasari disiplin
yang t i n g g i u n t u k m e m a t u h i p r o s e d u r a s e p t i k , t e k n i k i n v a s i f ,
u p a y a pencegahan dan lain-lain.
2. D e f e nc e m e c ha nis m e : m el i n d u n g i p en d er i t a d en g an
m e k a n i s r n e pertahanan yang rendah supaya tidak terpapar oleh sumber
infeksi.
3. Drug : pemakaian obat antiseptik, antibiotika dan lain-lain yang
dapat mempengaruhi kejadian infeksi supaya lebih bijaksana
4. Design : rancang bangun ruang bedah serta unit-unit
lain berpengaruh terhadap resiko penularan penyakit infeksi,
khususnya m e l a 1 u i u d a r a a t a u k o n t a k f i s i k y a n g d i m u n g k i n k a n
b i l a l u a s ruangan tidak cukup memadai.
5. Deuice : peralatan protektif diperlukan sebagai penghalang
penularan, misalnya pakaian pelindung, masker,topi bedah, apron,
sepatu boot, pelindung wajah dan lain-lain.

B. Tujuan
A. Tujuan umum .
Pedoman PPI di fasilitas pelayanan kesehatan bertujun untuk
meningk at kan kualit as p el ay an an di f as ilit as pel ay an an kes eh at an ,
s eh i n g g a m e1 i n d u n g i s u m b er d ay a m a n u s i a k e s e h a t a n , p as i en d an
masyarakat dari penyakit infeksi yag terkait pelayanan kesehatan
B. TujuanKhusus
a.Sebagai pedoman kerja bagi Panitia Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi dalam melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawab
secara jelas.
b. Menggerakan tenaga kerja dalam melaksanakan pencegahan dan
pengendalian infeksi secara efektif dan efisien.
c. M e n u r u n k a n a n g k a k ej a d i a n i n f e k s i d i r u m a h s a k i t .

C.Ruang lingkup
Pedoman kerja ini memberpanduan bagi tenaga kerja kesehatan dirumah
sakit dalam melaksanakan pencegahan dan pengendalian infeksi pada
pelayanan terhad apa pasien yang menderita penyakit menular melalui
udara (airbone), melalui kontak maupun droplet. Pedoman kerja ini dapat
digunakan untuk menghadapi penyakit infeksilainnya (emerging infections
desease) yang mungkin akanmuncul dimasa mendatang baik yang
transmisi melalui droplet, air bone atau kontak. Ruang lingkup pelayanan
Pencegahan dan pengendalian infeksi meliputi:
1. Kewaspadaan standart dan berdasarkan transmisi
2. Pelayanan surveilens PPI
3. Hand Higiene .
4. Penggunaan APD
5. Pelayanan CSSD/Sterilisasi
6. Pelayanan Linen
7. Pelayanan Kesehatan karyawan
8. Pelayanan Pendidikan dan edukasi kepada staf, pengunjung dan
pasien
9 .Pelayanan pemeriksaan baku mutu air bersih dan IPAL bekerjasama
dengan sanitasi RS.
10. Pelayananpengelolaan kebersihan lingkungan
11. Pelayanan management resiko PPI
1 2 . Antibiotik dan pola kuman RS bekerja sama dengan mikrobiologi
dan PPRA
3
1 3 . P e n g g u n a a n b ah a n s i n g l e u s e y a n g d i r e u s e
-

1 4 . Pendidikan dan pelatihan tenaga kerja tentang Pencegahan


dan pengendalian Infeksi
15. P en at al ak s an aan KLB
16. P e l a y a n a n g i z i
17. P e l a y a n a n I K F

4
BAB II

ORGANISASI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

O rg an i s as i P en ceg ah an d an P en g end al i an In f ek s i ( PP I ) di su su n ag ar d ap at
mencapai visi, misi dan tujuan dari penyelenggaraan PPI. PPI dibentuk
berdasarakan kaidah organissi yang miskin struktur dan kaya fungsi dan dapat
m e n y el en g g ar ak an t u g as , w e w e n a n g d an t an g g u n g j aw ab s ec ar a ef ek t i f d an
efisien.

A. KEBIJAKAN
1.Susunanorganisasi KomitePPladalah Ketua,Sekretaris,danAnggota yang terdiri
dariIPCN/PerawatPPI,IPCD/Dokter PPldananggota lainnya.

2. Susunanorga_nisasifiim PPladalah Ketuadananggotayangterdiri


daridokter,Perawat PPI /IPCN,dan anggota lainnya bila diperlukan.

3. F as i l i t a s P el ay an an K es eh at an h ar u s m em i l i k i I P C N y an g b ek er j a
purnawaktudengan ratio 1 (satu) I PCN untuktiap 1 00tempat tidur
difasilitas pelayanan kesehatan tersebut.

4. U ntuk f asil itasp el ay an an kes eh at an yang m em il ikik ap as it as temp at tidur


kurang dari 100 harus memiliki IPCN minimal 1 (satu) orang.

5. D a l a m b e k e r j a IPCN dapat dibantu beberapa IPCLN


(InfectionPrevention andControl LinkNurse)daritiap - unit,terutarna yang berisiko
terjadinyainfeksi.

6. Kedudukan IPCN secara fungsional berada di bawah komite PPI dan s e c a r a


p r o f e s s i o n a l b e r a d a d i b a w a h k e p e r a w a t a n s e t a r a d e n g a n seniorrnanajer

7. S e t i a p 1 0 0 0 t e m p a t tidur sebaiknya memiliki 1 (satu) ahli


Epidemiologi Klinik.

5
B. STRUKTUR ORGANISASI

Kelola RSUD
Dr.Moewardi, maka
Direktur dibantu oleh
Kepala Bidang
PelayananKlinisdanPemimpin
dan petugas kesehatan dalam
Komite PPI diberi
kewenangan dalam
menjalankan program dan
menentukan sikap
pencegahan dan pengendalian
infeksi.
Struktur organisasi
komite PPI RSUD Dr.
Moewardi dibentuk
berdasarkan S u r a t
Keputusan Direktur
RSUD Dr.Moewardi.
Pemimpin dan petugas
kesehatan dalam Komite PPI
diberi kewenangan dalam
menjalankan program dan
menentukan sikap
pencegahan dan
pengendalian infeksi.
Strukt
ur
Organi
sasi
Komit
e PPI
DI
RE
K
T
U
R
Komite Wakil Wakii
, J -------------------------

Wakil
PPI Direktur Direktur-, Kom ite
.____ Direktur

i
, ,

_1_____

Berdasarkan skema
di atas maka kedudukan
Komite PPI harus berada
langsung dibawah Pimpinan
tertinggi di fasilitas
pelayanan kesehatan.
Struktur
Organisasi
Komite
PPI
t-

i Direktur /
pimpinan
rumah
sakit

Ketua Komite

Sekretar

IPCLN IPCN IPCD

__
Anggota
Lainnya
__________________________________-,) 6
C. KualifikasiKetenagaan.

Jenis ketenagaan menurut Peraturan Pemerintah RI tahun No.32 Tahun


1996 tentang tenaga kesehatan dan PERMENKES nomor
27/ MENKES / SK/ III / 2017 tentang pedoman menejerial PPIRS
dirumahsakit dan fasilitas kesehatan lainnya

No Jenis tenaga Pendidikan formal NonFormal Jumlah


1
Dokter Dokter PPIDasar 3

2 IPCN SI PPIdasar, Tiap 100


IPCN, IPCN TT
Lanjut
3 IPCLN Si/D-3 PPIDasar Tiap unitl
Keperawatan&kebida.n
an

D. URATANTUGAS:

I. Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Tugas :
I. Membentuk Komite PPIRSdengan Surat Keputusan
2.Bertanggung jawab dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap
penyelenggaraan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi
nosokomial

3.Bertanggung jawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan prasarana


termasukanggaran yang dibutuhkan

4. M e n e n t u k a n k e b i j a k a n p e n c e g a h a n d a n p e n g e n d a l i a n i n f e k s i
nosokomial

8
5.Mengadakan evaluasi kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi
nosokomial berdasarkan saran dari Komite PPI
6. Mengadakan evaluasi kebijakan pemakaian antibiotik yang rasional
dan disinfektan di rumah sakit berdasarkan saran dari Komite PPI

7. Dapat menutup suatu unit perawatan atau instalasi yang dianggap


potensial menularkan penyakit untuk beberapa waktu sesuai
kebutuhan berdasarkan saran dari Komite PPI
8. Mengesahkan Standar Prosedur Operasional (SPO) untuk PPIRS.
9.Memfasilitasi pemeriksaan kesehatan petugas di Fasilitas Pelayanan
K e s e h a t a n , t e r u t a m a b a g i p e t u g a s y an g b er i s i k o t e r t u l a r i n f e k s i
minimal 1 tahun sekali, dianjurkan 6 ( enam ) bulan sekali.

2. Komite PPI
Tugas :
1.Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan PPI
2. Melaks an ak an sosialis as i k ebij ak an PPI RS , ag ar kebi jakan dap at
dipahami dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan rumah sakit.
3.Membuat SPO PPI.
4. M e n y u s u n p r o g r a m P P I d a n m e n g e v a l u a s i p e l a k s a n a a n p r o g r a m
tersebut.

5.Melakukan investigasi masalah atau Kejadian Luar Biasa (KLB) dari


Healtcare Associated Infections ( HAIs) .
6. M e m b e r i u s u l a n u n t u k m e n g e m b a n g k a n d a n m e n i n g k a t k a n c a r a
pencegahan dan pengendalian infeksi.
7, Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dalam PPI

Anda mungkin juga menyukai