Anda di halaman 1dari 25

Pengukuran

Perilaku
Perdedaan
Angket dan Skala

Tolok Ukur Angket Skala


Data yg Bersifat fakta Bersifat Kontrak (Konsep
Psikologi yg
(faktual)
diungkap menggambarkan aspek
keperibdian)

Bentuk Langsung terarah Pertnyaan sbg stimulus


tertuju pd indikator
kpd informasi ttg
pertanyaan data yg hendak
perilaku tuk memacing
jawaban yg meruapakan
diungkap refleksi keadaa subyek yg
bisany tdk disdri.

Jawaban dpt diberi


dalam bentuk
Coding Scaling
Pengukuran Perilaku
 Pengetahuan (kognitif) : Bersifat Angket
- ya, tdk (scoringnya 1 & 0
dan sebaliknya)
 Sikap (Afektif) : Bersifat Skala
- SST, ST, Netral, TS, STS;
 A B C D E F G

Nilai Skalanya : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dst.


Dan sebaliknya

 Perilaku : Bersifat Angket


- ya, tdk (scoringnya 1 & 0
dan sebaliknya)
Skala Sikap
 Merancang Pernyataan Sikap.
Ingat Skema Triadik : Kognitif, Afektif, Konatif

Contoh : Obyek Sikap “Merokok di dalam Bis”

o Aspek Kognitif : Asap rokok dalam bis


mengganggu penumpang lain
o Aspek Afektif : Merokok dalam Bis merupakan
hak azasi setiap orang
o Aspek Konatif : Andai saya berwenang saya
akan mengeluarkan larangan
merokok dalam Bis.
Pernyataan bersifat Favorable (mendukung) dan
Unfavorable (tidak mendukung)

o Favorable : Setiap wanita mendapatkan perlakuan


yang sama dengan pria

o Unfavorable : Emansipasi wanita bertentangan dengan


kodrat kewanitaannya.
Perancangan Skala Sikap

Pembatasan Pembatasan
Konsep Sikap Obyek Sikap

Pengembangan kpd faktor-faktor


yg relevan dgn obyek sikap itu sendiri
Konsep Skema Contoh : Obyek Sikap ttg PEKERJAAN
Triadik Faktor-faktor relevan ttg “MOTIVASI”.
Maka Tiori-tiori Motivasi jadi rujukan.

Digabung : “Blue Print” atau “Grant Design”


Contoh Tabel Blue Print (Perancangan Design Pernyataan Sikap)

Komponen Sikap Total


Komponen
Sikap Afektif Kognitif Konatif

I
II
III
IV
V
Total 100 %
Contoh : Obyek Sikap ttb pelacuran

Tabel (Kisi-kisi) : Jumlah Pertanyaan ttg Sikap thd Pelacuran

Komponen Sikap Total


Komponen
Sikap Afektif Kognitif Konatif (%)

Aspek 5 5 5 15
Lingkungan
Aspek 10 10 5 25
Pendidikan
Aspek 10 10 5 25
Sosial-Budaya
Aspek 10 10 - 20
Keamanan
Aspek 5 5 5 15
Kesehatan
Total 40 40 20 100 %
Kisi-kisi : Nomor Pertanyaan dgn Obyek Sikap Polindes
Komponen Sikap Total
Komponen
Sikap Afektif Kognitif Konatif (%)

Aspek 38 7, 8 11
Jarak
4
Aspek 18, 19, 21 22, 23, 29, 24
Ekonomi 20
8
(Ongkos)
Aspek 13 14, 15 17
Sosial-Budaya
4
Aspek 1 2 3
Informasi 3
Aspek 5, 38, 6, 9 34, 4, 10, 12, 16, 33
Kebutuhan 35
11
Aspek 25, 28 26, 27, 30 31, 32 7
Kebanggaan
Total 12 16 9 100 %
Contoh Kisi-kisi yg lebih lengkap

Komponen Sikap Total


Afektif Kognitif Konatif (%)
Komponen
Sikap

Favorable Unfavorable Favorable Unfavorable Favorable Unfavorable

Aspek
Jarak
Aspek
Ekonomi
(Ongkos)
Aspek
Sosial-Budaya

Aspek
Informasi
Aspek
Kebutuhan
Aspek
Kebanggaan

Total 100
%
 Kaidah Penulisan Pernyataan Sikap.

Agar setiap pernyataan sikap harus mempunyai kemampuan


Membedakan kelompok responden yang setuju dan kelompok
Yang tidak setuju terhadap obyek sikap.

Kaidah-kaidah penulisan pernyataan sikap


Jangan menulis pernyataan yg membicarakan menngenai
Kejadian yg telah lewat kecuali obyek sikap ttg masa lalu

Contoh : Obyek Sikap ttg Posyandu.

Dulu sebelum ada Posyandu, yaitu kelompok penimbangan


(POKBANG) tidak sebaik Posyandu kinerjanya.

Jangan menulis pernyataan yg berupa fakta atau dapat


Ditafsirkan sebagai fakta

Contoh : Obyek Sikap ttg KB.

Keluarga Berencana masalah Program Pemerintah


Jangan menulis pernyataan yg dapat menimbulkan
Lebih dari satu penapsiran.

Contoh : Obyek Sikap ttg KB.

Hari Libur Keluarga Berencana perlu diadakan

Jangan menulis pernyataan yg tidak relevan dengan


Obyek psikologisnya.

Contoh : Obyek Sikap ttg Posyandu.

Daya tampung Posyandu perlu ditingkatkan


Jangan menulis pernyataan yg sangat besar kemungkinan
Akan disetujui oleh hampir semua orang atau bahkan
Hampir semua orang tak akan menyetujuinya.

Contoh : Obyek Sikap ttg Posyandu.

•Setiap kader Posyandu harus memperoleh honor yang layak

•Setiap kader Posyandu tidak perlu diberi penghargaan

Pilihlah penyataan-pernyataan yang diperkirakan akan


Mencakup keseluruhan liputan skala afektif yang diinginkan

Usahakan setiap peryataan ditulis dalam bahasa yang


Sederhana, jelas dan langsung. Jangan menuliskan pernyataan
Dengan menggunakan keliamat-kalimat yang rumit
Setiap pernyataan hendaknya ditulis ringkas dengan
Menghindari kata-kata yang tidak diperlukan dan
Yang tidak akan memperjelas isi pernyataannya.

Setiap pernyataan harus berisi hanya satu ide (gagasan)


yang lengkap).

Contoh :

Posyandu adalah pos yang melayani penimbangan Balita,


dan pemeriksaan Ibu Hamil
Pernyataan yang berisi unsur universal seperti “tidak
Pernah”, “semuanya”, “ selalu, “tak seorangpun dan
Semacamnya seringkali menimbulkan penafsiran yang
Berbeda-beda dan karenanya sedapat mungkin dihindari.

Kata-kata “hanya”, “sekedar”, “semata-mata”, dan


Semacamnya harus digunakan seperlunya saja dan
Hati-hati agar tidak menimbulkan kesalahan penafsiran
Isi pernyatan.

Jangan mengunakan kata-kata atau istilah yang mungkin


tidak dapat dimengerti oleh para responden.

Contoh :

Pemberian hadiah pada kader Posyandu akan mengubah motivasi


Dalam melaksanakan tugas.
Hindarilah pernyataan sikap yang berisi kata negatif ganda.

Contoh :

Tidak merencanakan jumlah anak dalam keluarga bukan


Tindakan yang terpuji.

Hindarilah pernyataan sikap yangmengandung “social


Disability” yang tinggi, yaitu hal-hal yang akan disetujui
Responden semata-mata karena isinya menggambarkan
Sesuatu yang dianggap sudah semestinya.

Contoh :

Menjaga kebersihan lingkungan masalah kewajiban kita semua.


Jenis-Jenis Skala Pengukuran
 Skala Thurstone (Met. Interval Tampak Setara)
Penskalaan dgn pendekatan Stimulus.
Meletakan stimulus atau pernytaan sikap
dalam kontinum psikologis yg menunjukan derajat
Favorable dan Unfavorable.

Bila dibangun Poskesdes di desa Saudara, bagaimana


pendapat Saudara ?
Contoh :
A B C D E F G H I J K

Bobot Nilai Skala

A =1 B =2 ………dst. K = 11
 Skala Likert.
Metode dgn pendekatan Respon, pensjalaan penytaan
Sikap yg menggunakan Distribusi Respon sbg dasar
Penentuan nilai Skalanya
Variabel yg akan diukur diuraikan menjadi DIMENSI.
Dimensi diuriakan mnjadi Sub Variabel dan Sun variabel
Diurikan menjadi Indikator.
Bentuk pernyataan yg bersifat Favorable
(Setuju, Mendukung, Puas, dsb)

Bentuk pernyataan yg bersifat Unfavorable


(Tdk. Setuju,Tdk Mendukung, Tdk Puas, dsb)
Contoh Bobot Nilai pada Skala Likert

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif


Sangat Setuju(SS) : 1 Sangat Setuju(SS) : 5
Setuju (S) : 2 Setuju (S) : 4
Netral (N) : 3 Netral (N) : 3
Tidak Setuju : 4 Tidak Setuju : 2
Sangat Tdk Setuju(SS) : 5 Sangat Tdk : 1
Setuju(SS)
Contoh Bentuk Cecklist

Alternatif Jawaban
No. Pernyataan SS S N TS STS
Coding

1 Pendapat Bpk./Ibu dgn adanya


Polindes di Desa ini  4
2 Bpk./Ibu senang dgn adanya Polindes
di Desa ini  2
3 Bpk./Ibu senang dgn adanya Bidan
Praktik Swasta di Desa ini  1
4 Persalinan di Polindes seharusnya
lebih murah dari Rumah Bersalin (RB)  1
5 Polindes kebanggaan warga desa
 4
6 Polindes dapat digunakan untuk
kegiatan lainnya, spt. Posyandu, dsb.  4
 Skala Diferensi Sematik (Tannenbaum, dkk.)
Penskalaan tidak menggunakan pendekatan
Stimulus maupun Respon.

Pernyataan yg favorable dan unfavorable


dalam bentuk kata sifat.

Baik-buruk, Pantas-Tdk Pantas, Kuat-Lemah, Berat-Ringan, dsb.

Contoh : Tentang KB
Keluarga Berencana

Baik          Buruk

Tidak
Pantas          Pantas
MEMAKAI SPIRAL
Baik          Buruk
Pantas          Tidak
Pantas
Kuat          Lemah

MENUNDA USIA KAWIN

Berat          Ringan

Tidak
Pantas          Pantas
Baik          Lemah
Terpuji          Terhina
Pengukuran Pengetahuan
Bersifat Angket (Fakta) misalnya
tahu/tidak tahu.
 Pengukuranya dgn Skala Guttman

Untuk Skala yang bersifat tegas dan konsisten :


Misalnya contoh Skala tersebut :

Ya-Tidak Betul-Salah Positif-Negatif


Pernah-Belum Setuju-Tidak Setuju
Skala Guttman juga dapat dipakai untuk pengukuran Skala Sikap
Pengukuran Perilaku
 Bersifat Angket (Fakta);
 Lebih baik pengukuran yg bersifat Respon
daripada stimulus karena Lebih bersifat
Gold Standard (lebih Valid).
Contoh : Untuk Kasus DBD, maka pertanyaan bentuk perilaku.

Bukan : Apakah bapak melaksnakan PSN-DBD atau


bersih-bersih (3 M) di rumah Bpk. ?

Tetapi : Apakah ada Jentik Nyamuk di Bak Mandi, Tempat Penampungan


air, Tempat Minum Burung, talang-2 atap rumah, dsb. ?
(dengan mengecek langsung ke lokasi tersebut)

Cara pengukurannya seperti Pengetabuan dgn Metode Guttman.

Anda mungkin juga menyukai