Anda di halaman 1dari 9

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian

Variabel Tergantung : Pembelian impulsif

Variabel Bebas : Kesejahteraan subjektif dan pengaruh sosial

B. Definisi Operasional

1. Pembelian impulsif

Pembelian impulsif adalah pembelian yang tidak rasional dan diasosiasikan

dengan pembelian yang cepat dan tidak direncanakan, diikuti oleh adanya konflik

pikiran dan dorongan emosional. Pembelian impulsif pada penelitian ini diukur

menggunakan impulse buying tendency scale (IBTS) dari Verplanken dan

Herabadi (2001) yang terdiri dari aspek kognitif dan aspek afektif. Pembelian

impulsif dapat dilihat melalui skor yang diperoleh oleh subjek, semakin tinggi

skor yang diperoleh semakin tinggi Pembelian impulsif subjek, sebaliknya

semakin rendah skor yang diperoleh semakin rendah Pembelian impulsif subjek.

2. Kesejahteraan subjektif

Kesejahteraan subjektif adalah penilaian seseorang secara kognitif dan

afektif tentang hidupnya. Kesejahteraan subjektif pada penelitian ini diukur

menggunakan skala Satisfaction with life scale (SWLS) dari Diener (1985) dan

Positive and negative affect (PANAS) dari Watson, dkk (1988). Kesejahteraan

subjektif dapat dilihat melalui skor yang diperoleh oleh subjek, semakin tinggi

skor yang diperoleh semakin tinggi kesejahteraan subjektif subjek, sebaliknya

20
21

semakin rendah skor yang diperoleh semakin rendah kesejahteraan subjektif

subjek.

3. Pengaruh sosial

Pengaruh sosial adalah kecenderungan orang untuk belajar tentang produk

dan jasa dengan mengamati, mencari informasi agar sesuai dengan harapan orang

lain. Pengaruh sosial pada penelitian ini diukur dengan skala CSII (Bearden et al,

1989) yang terdiri dari component informational dan component normative.

Pengaruh sosial dapat dilihat melalui skor yang diperoleh oleh subjek, semakin

tinggi skor yang diperoleh semakin tinggi pengaruh sosial subjek, sebaliknya

semakin rendah skor yang diperoleh semakin rendah pengaruh sosial subjek.

C. Subjek Penelitian

Subjek didalam penelitian ini adalah generasi millennial berjenis kelamin laki-

laki maupun perempuan yang telah bekerja. Terdapat beberapa perbedaan

mengenai rentang umur generasi millennial. Menurut Howe dan Strauss (2000),

generasi millennial adalah generasi yang lahir pada tahun 1982 sampai dengan

2000. Sedangkan menurut Lancaster dan Stillman (2002), generasi millennial

adalah generasi yang lahir pada tahun 1981 sampai dengan 1999 (dalam Putra,

2016). Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa generasi

millennial adalah generasi yang lahir pada tahun 1982 sampai dengan 2000

dengan rentang usia 18 sampai 36 tahun.

Karakteristik yang melekat pada generasi millennial adalah generasi yang

banyak menggunakan teknologi komunikasi instan seperti email, SMS, instan

messaging, dan media sosial. Hal tersebut berkaitan dengan pernyataan bahwa
22

generasi millennial adalah generasi yang tumbuh pada era dimana internet

booming (Lyons, 2004). Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Wood (1998)

bahwa seseorang cenderung melakukan Pembelian impulsif pada usia 18 sampai

dengan 39 tahun.

D. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Metode

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan established instrument yaitu

alat ukur yang sudah dikembangkan oleh peneliti lain. Alat ukur tersebut

berbahasa Inggris dan diterjemahkan oleh peneliti ke dalam bahasa Indonesia.

Alat ukur yang digunakan oleh peneliti yaitu skala pembelian impulsif, skala

kesejahteraan subjektif, dan skala pengaruh sosial. Pengukuran didalam penelitian

ini menggunakan skala likert.

1. Skala pembelian impulsif

Alat ukur pembelian impulsif yang digunakan didalam penelitian ini adalah

pembelian impulsif tendency scale (IBTS) dari Verplanken dan Herabadi (2001)

yang terdiri dari 20 item. IBTS terdiri dari dua aspek yaitu aspek kognitif dan

afektif, masing-masing aspek terdiri 10 item. Skor dari pernyataan pilihan

bergerak dari angka 1 sampai 5 yaitu dari STS (Sangat Tidak Setuju) sampai

dengan SS (Sangat Setuju) untuk item favorable. Sedangkan untuk item

unfavorable bergerak dari angka 5 sampai 1 yaitu dari STS (Sangat Tidak Setuju),

TS (Tidak Setuju), N (Netral), S (Setuju) sampai dengan SS (Sangat Setuju).


23

Tabel 1
Blue Print Impulse buying tendency scale (IBTS)
Favorable Unfavorable
No. Aspek Jumlah
Nomor Butir Nomor Butir
1 Aspek Kognitif 3,7,9,10 1,2,4,5,6,8 10
2 Aspek Afektif 11,12,15,16,17,18,19,20 13,14 10

2. Skala kesejahteraan subjektif

Alat ukur kesejahteraan subjektif yang digunakan didalam penelitian ini

adalah satisfaction with life scale (SWLS) dari Diener et.al (1985) yang terdiri

dari 5 item dan 20 item positive and negative affect (PANAS) dari Watson, dkk

(1988). Skoring untuk SWLS bergerak dari angka 1 sampai 7 yaitu dari STS

(Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak Setuju), ATS (Agak Tidak Setuju), RR (Ragu-

Ragu), AS (Agak Setuju), S (Setuju), SS (Sangat Setuju). Sedangkan skoring

untuk PANAS bergerak dari angka 1 sampai 5 yaitu dari SJ (Sangat Jarang), J

(Jarang), RR (Ragu-Ragu), S (Sering), SS (Sangat Sering).

Tabel 2
Blue Print Satisfaction with life scale (SWLS)
No. Aspek Nomor Butir Jumlah
1 Kognitif 1,2,3,4,5 5
Jumlah 5

Tabel 3
Blue Print Positive and negative affect (PANAS)
No. Aspek Nomor Butir Jumlah
1 Afek Positif 1,3,5,9,10,12,14,16,17,19 10
2 Afek Negatif 2,4,6,7,8,11,13,15,18,20 10
Jumlah 20
24

3. Skala Pengaruh sosial

Alat ukur pengaruh sosial yang digunakan didalam penelitian ini adalah

consumer susceptibility to interpersonal influence (CSII) dari Bearden et.al (1989)

yang terdiri dari 12 item. CSII terdiri dari dua aspek yaitu component normative

dan component informational. Skoring untuk CSII bergerak dari angka 1 sampai 7

yaitu dari STS (Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak Setuju), ATS (Agak Tidak

Setuju), N (Netral), AS (Agak Setuju), S (Setuju), SS (Sangat Setuju).

Tabel 4
Blue Print Consumer Susceptibility to Interpersonal Influence (CSII)
Favorable
No. Aspek Jumlah
Nomor Butir
1 Component Normative 1,2,3,4,5,6,7,8 8
2 Component Informational 9,10,11,12 4

E. Validitas dan Reliabilitas

1. Uji validitas

Validitas mengacu kepada kecermatan alat ukur dalam mengukur apa yang

akan diungkap (Azwar, 2012). Validitas merupakan syarat utama dari alat ukur

yang baik. Apabila suatu alat ukur memiliki validitas yang tinggi, maka alat ukur

tersebut telah mengungkap apa yang diungkap. Valid diartikan sebagai sah, benar,

dan betul apa yang hendak diukur. Valid (lebih dikenal dengan validitas) dapat

dicapai melalui berbagai cara. Cara utama dengan memastikan bahwa item (soal)

adalah soal yang benar dan tepat. Alat ukur tersebut apabila diuji dengan hal

setara memiliki korelasi positif, dengan hal yang berlawanan berkorelasi negatif,

dengan hal yang tak berhubungan tidak berkorelasi.


25

Validitas dibagi menjadi tiga jenis, yaitu validitas isi (content validity),

validitas konstrak (construct validity), dan validitas kriteria (criterion validity).

Menurut Haynes et.al (1995), validitas isi adalah sejauhmana elemen-elemen

dalam suatu instrument alat ukur benar-benar relevan dan menunjukkan

representasi dari kontraks yang sesuai dengan tujuan pengukuran. Validitas

konstrak adalah sejauh mana hasil tes dapat mengungkap trait atau konstrak

teoritik yang akan diukur (Allen & Yen, 1979). Sedangkan validitas kriteria

menurut Devellis (2003) adalah mengaitkan suatu alat ukur dengan alat ukur

lainnya sebagai kriteria, apakah alat ukur tersebut dapat dijelaskan hasil

korelasinya dengan kriterianya berdasarkan teori yang ada. Ada dua cara dalam

melakukan uji validitas, yaitu validitas faktor dan validitas item. Validitas faktor

diukur apabila item yang disusun menggunakan lebih dari satu faktor. Pengukuran

validitas faktor dengan cara mengkorelasikan antara skor faktor (penjumlahan

item dalam satu faktor) dengan skor total faktor (total keseluruhan faktor).

Sedangkan penghitungan validitas item dilakukan dengan cara mengkorelasikan

antara skor item dengan skor total item. Dalam penelitian ini mengacu pada

validitas isi dimana item-item dari variabel yang akan diukur sebelumnya telah

dibenarkan oleh ahli yang berkompeten. Adapun nilai minimal koefisien korelasi

yaitu 0,30 telah masuk dalam kategori memuaskan, namun nilai koefisien dapat

diturunkan menjadi 0,25 apabila jumlah item belum mencukupi (Azwar, 1999).

Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti mengambil nilai koefisien 0,25.


26

2. Uji Reliabilitas

Menurut Sukadji (2000) reliabilitas adalah sesuatu yang merujuk pada

konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama ketika mereka diuji ulang

dengan tes yang sama pada kesempatan yang berbeda, atau dengan seperangkat

butir-butir ekuivalen yang berbeda, atau di bawah kondisi pengujian yang

berbeda. Hal ini senada dengan definisi reliabilitas dari Suryabrata (2004) bahwa

sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hal ini

senada dengan definisi dari Periantalo (2015) bahwa reliabel diartikan konsisten

terhadap alat ukur serta skor tersebut sama atau berbeda melalui berbagai metode

reliabilitas.

Ada tiga cara yang dapat dilakukan dalam pengukuran reliabilitas menurut

Malhotra (2012). Pertama, test-retest reliability yaitu uji keandalan dengan

memberikan kuesioner yang sama kepada seorang responden dalam waktu yang

berbeda.Kedua, alternative-forms reliability atau biasa disebut sebagai equivalent-

forms reliability. Alternative-forms reliability dilakukan dengan menguji korelasi

dari dua kuesioner yang memiliki indikator-indikator variabel dan skala yang

sama. Ketiga, internal-consistent reliability yaitumengukur dua atau lebih konsep

yang sama pada waktu yang bersamaan.Ada dua jenis cara internal-consistent

reliability, yaitu split-half dan coefficient alpha atau biasa disebut Cronbach’s

alpha (McDaniel & Gates, 2013). Dalam penelitian ini, uji reliabilitas yang

digunakan adalah dengan menggunakan Cronbach’s alpha karena instrumen

penelitian ini berbentuk angket.


27

Dalam penelitian Widjaja dan Sandjaja (2013) disebutkan beberapa batas-

batas nilai reliabilitas oleh para ahli. Menurut Kaplan dan Saccuzzo(2005)

disebutkan bahwa nilai 0,7 sampai 0,8 merupakan nilai koefisienreliabilitas yang

cukup baik. Cohen dan Swerdlik (2005) juga menyebutkan nilai koefisien 0,65

dapat dikategorikan mencukupi meskipun hampir berada pada batas bawah nilai

reliabilitas dan yang dapat ditoleransi. SelanjutnyaKerlinger dan Lee (2000)

menyebutkan bahwa nilai reliabilitas 0,5 atau 0,6 masih dapat diterima. Terdapat

beberapa pengelompokkan batas-batas nilai reliabilitas menurut DeVellis (2003),

yaitu pertama nilai dibawah 0,60 dianggap tidak dapat diterima, kedua nilai antara

0,60 dan 0,65 dianggap tidak memuaskan, ketiga nilai diantara 0,65 dan 0,70

dianggap dapat diterima secara minimal, keempat nilai diantara 0,70 dan 0,80

masih dapat diterima, kelima nilai diantara 0,80 dan 0,90 dianggap sangat

baik.Berdasarkan pengelompokkan tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil

penelitian dapat dikatakan reliabilitas apabila memiliki koefisien Cronbach alpha

> 0,5.

F. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

statistik dengan menggunakan program SPSS 23 (Statistical Package for the

Social Sciences). Adapun teknik statistik yang digunakan adalah analisis regresi.

Analisis Regresi atau biasa disingkat sebagai anareg adalah metode yang

digunakan untuk mengukur pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung.

Analisis regresi juga bisa digunakan untuk memprediksi variabel tergantung

dengan menggunakan variabel bebas. Gujarati (2006) mendefinisikan analisis


28

regresi sebagai kajian terhadap hubungan satu variabel yang disebut sebagai

variabel yang diterangkan (the explained variabel) dengan satu atau dua variabel

yang menerangkan (the explanatory). Variabel pertama disebut juga sebagai

variabel tergantung dan variabel kedua disebut juga sebagai variabel bebas. Jika

variabel bebas lebih dari satu, maka analisis regresi disebut regresi linear

berganda. Disebut berganda karena pengaruh beberapa variabel bebas akan

dikenakan kepada variabel tergantung.

Anda mungkin juga menyukai