METODE PENELITIAN
B. Definisi Operasional
1. Pembelian impulsif
dengan pembelian yang cepat dan tidak direncanakan, diikuti oleh adanya konflik
pikiran dan dorongan emosional. Pembelian impulsif pada penelitian ini diukur
Herabadi (2001) yang terdiri dari aspek kognitif dan aspek afektif. Pembelian
impulsif dapat dilihat melalui skor yang diperoleh oleh subjek, semakin tinggi
semakin rendah skor yang diperoleh semakin rendah Pembelian impulsif subjek.
2. Kesejahteraan subjektif
menggunakan skala Satisfaction with life scale (SWLS) dari Diener (1985) dan
Positive and negative affect (PANAS) dari Watson, dkk (1988). Kesejahteraan
subjektif dapat dilihat melalui skor yang diperoleh oleh subjek, semakin tinggi
20
21
subjek.
3. Pengaruh sosial
dan jasa dengan mengamati, mencari informasi agar sesuai dengan harapan orang
lain. Pengaruh sosial pada penelitian ini diukur dengan skala CSII (Bearden et al,
Pengaruh sosial dapat dilihat melalui skor yang diperoleh oleh subjek, semakin
tinggi skor yang diperoleh semakin tinggi pengaruh sosial subjek, sebaliknya
semakin rendah skor yang diperoleh semakin rendah pengaruh sosial subjek.
C. Subjek Penelitian
Subjek didalam penelitian ini adalah generasi millennial berjenis kelamin laki-
mengenai rentang umur generasi millennial. Menurut Howe dan Strauss (2000),
generasi millennial adalah generasi yang lahir pada tahun 1982 sampai dengan
adalah generasi yang lahir pada tahun 1981 sampai dengan 1999 (dalam Putra,
millennial adalah generasi yang lahir pada tahun 1982 sampai dengan 2000
messaging, dan media sosial. Hal tersebut berkaitan dengan pernyataan bahwa
22
generasi millennial adalah generasi yang tumbuh pada era dimana internet
booming (Lyons, 2004). Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Wood (1998)
dengan 39 tahun.
alat ukur yang sudah dikembangkan oleh peneliti lain. Alat ukur tersebut
Alat ukur yang digunakan oleh peneliti yaitu skala pembelian impulsif, skala
Alat ukur pembelian impulsif yang digunakan didalam penelitian ini adalah
pembelian impulsif tendency scale (IBTS) dari Verplanken dan Herabadi (2001)
yang terdiri dari 20 item. IBTS terdiri dari dua aspek yaitu aspek kognitif dan
bergerak dari angka 1 sampai 5 yaitu dari STS (Sangat Tidak Setuju) sampai
unfavorable bergerak dari angka 5 sampai 1 yaitu dari STS (Sangat Tidak Setuju),
Tabel 1
Blue Print Impulse buying tendency scale (IBTS)
Favorable Unfavorable
No. Aspek Jumlah
Nomor Butir Nomor Butir
1 Aspek Kognitif 3,7,9,10 1,2,4,5,6,8 10
2 Aspek Afektif 11,12,15,16,17,18,19,20 13,14 10
adalah satisfaction with life scale (SWLS) dari Diener et.al (1985) yang terdiri
dari 5 item dan 20 item positive and negative affect (PANAS) dari Watson, dkk
(1988). Skoring untuk SWLS bergerak dari angka 1 sampai 7 yaitu dari STS
(Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak Setuju), ATS (Agak Tidak Setuju), RR (Ragu-
untuk PANAS bergerak dari angka 1 sampai 5 yaitu dari SJ (Sangat Jarang), J
Tabel 2
Blue Print Satisfaction with life scale (SWLS)
No. Aspek Nomor Butir Jumlah
1 Kognitif 1,2,3,4,5 5
Jumlah 5
Tabel 3
Blue Print Positive and negative affect (PANAS)
No. Aspek Nomor Butir Jumlah
1 Afek Positif 1,3,5,9,10,12,14,16,17,19 10
2 Afek Negatif 2,4,6,7,8,11,13,15,18,20 10
Jumlah 20
24
Alat ukur pengaruh sosial yang digunakan didalam penelitian ini adalah
yang terdiri dari 12 item. CSII terdiri dari dua aspek yaitu component normative
dan component informational. Skoring untuk CSII bergerak dari angka 1 sampai 7
yaitu dari STS (Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak Setuju), ATS (Agak Tidak
Tabel 4
Blue Print Consumer Susceptibility to Interpersonal Influence (CSII)
Favorable
No. Aspek Jumlah
Nomor Butir
1 Component Normative 1,2,3,4,5,6,7,8 8
2 Component Informational 9,10,11,12 4
1. Uji validitas
Validitas mengacu kepada kecermatan alat ukur dalam mengukur apa yang
akan diungkap (Azwar, 2012). Validitas merupakan syarat utama dari alat ukur
yang baik. Apabila suatu alat ukur memiliki validitas yang tinggi, maka alat ukur
tersebut telah mengungkap apa yang diungkap. Valid diartikan sebagai sah, benar,
dan betul apa yang hendak diukur. Valid (lebih dikenal dengan validitas) dapat
dicapai melalui berbagai cara. Cara utama dengan memastikan bahwa item (soal)
adalah soal yang benar dan tepat. Alat ukur tersebut apabila diuji dengan hal
setara memiliki korelasi positif, dengan hal yang berlawanan berkorelasi negatif,
Validitas dibagi menjadi tiga jenis, yaitu validitas isi (content validity),
konstrak adalah sejauh mana hasil tes dapat mengungkap trait atau konstrak
teoritik yang akan diukur (Allen & Yen, 1979). Sedangkan validitas kriteria
menurut Devellis (2003) adalah mengaitkan suatu alat ukur dengan alat ukur
lainnya sebagai kriteria, apakah alat ukur tersebut dapat dijelaskan hasil
korelasinya dengan kriterianya berdasarkan teori yang ada. Ada dua cara dalam
melakukan uji validitas, yaitu validitas faktor dan validitas item. Validitas faktor
diukur apabila item yang disusun menggunakan lebih dari satu faktor. Pengukuran
item dalam satu faktor) dengan skor total faktor (total keseluruhan faktor).
antara skor item dengan skor total item. Dalam penelitian ini mengacu pada
validitas isi dimana item-item dari variabel yang akan diukur sebelumnya telah
dibenarkan oleh ahli yang berkompeten. Adapun nilai minimal koefisien korelasi
yaitu 0,30 telah masuk dalam kategori memuaskan, namun nilai koefisien dapat
diturunkan menjadi 0,25 apabila jumlah item belum mencukupi (Azwar, 1999).
2. Uji Reliabilitas
konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama ketika mereka diuji ulang
dengan tes yang sama pada kesempatan yang berbeda, atau dengan seperangkat
berbeda. Hal ini senada dengan definisi reliabilitas dari Suryabrata (2004) bahwa
sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hal ini
senada dengan definisi dari Periantalo (2015) bahwa reliabel diartikan konsisten
terhadap alat ukur serta skor tersebut sama atau berbeda melalui berbagai metode
reliabilitas.
Ada tiga cara yang dapat dilakukan dalam pengukuran reliabilitas menurut
memberikan kuesioner yang sama kepada seorang responden dalam waktu yang
dari dua kuesioner yang memiliki indikator-indikator variabel dan skala yang
yang sama pada waktu yang bersamaan.Ada dua jenis cara internal-consistent
reliability, yaitu split-half dan coefficient alpha atau biasa disebut Cronbach’s
alpha (McDaniel & Gates, 2013). Dalam penelitian ini, uji reliabilitas yang
batas nilai reliabilitas oleh para ahli. Menurut Kaplan dan Saccuzzo(2005)
disebutkan bahwa nilai 0,7 sampai 0,8 merupakan nilai koefisienreliabilitas yang
cukup baik. Cohen dan Swerdlik (2005) juga menyebutkan nilai koefisien 0,65
dapat dikategorikan mencukupi meskipun hampir berada pada batas bawah nilai
menyebutkan bahwa nilai reliabilitas 0,5 atau 0,6 masih dapat diterima. Terdapat
yaitu pertama nilai dibawah 0,60 dianggap tidak dapat diterima, kedua nilai antara
0,60 dan 0,65 dianggap tidak memuaskan, ketiga nilai diantara 0,65 dan 0,70
dianggap dapat diterima secara minimal, keempat nilai diantara 0,70 dan 0,80
masih dapat diterima, kelima nilai diantara 0,80 dan 0,90 dianggap sangat
> 0,5.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
Social Sciences). Adapun teknik statistik yang digunakan adalah analisis regresi.
Analisis Regresi atau biasa disingkat sebagai anareg adalah metode yang
regresi sebagai kajian terhadap hubungan satu variabel yang disebut sebagai
variabel yang diterangkan (the explained variabel) dengan satu atau dua variabel
variabel tergantung dan variabel kedua disebut juga sebagai variabel bebas. Jika
variabel bebas lebih dari satu, maka analisis regresi disebut regresi linear