Anda di halaman 1dari 12

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, karena
menggunakan teori yang sudah ada dan disajikan dengan data-data.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menguji teori-teori yang telah
ada dengan mengukur hubungan antar variabel, dengan menggunakan
metode kuantitatif dapat menunjukkan hubungan antar variabel serta
mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif. Pada tipe penelitian
kuantitatif ini akan dipaparkan data-data secara sistematis dan akurat.
Metode kuantitatif digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu
dengan melakukan analisis pada data yang berbentuk angka yang diolah
dengan statistika untuk menguji hipotesis yang sudah ditentukan
(Sugiyono, 2013).

3.2 Identifikasi dan Operasional Variabel penelitian

Sugiyono (2013) mendefinisikan variabel penelitian sebagai


segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel penelitian merupakan suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang memiliki
perbedaan tertentu antara orang ataupun satu objek dengan orang ataupun
obyek lainnya yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarikkesimpulannya.
Pada penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas merupakan variabel yang memengaruhi
variabel lainnya, sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi oleh variabel bebas.

Variabel bebas (X) : Self-compassion

Variabel terikat (Y) : Kesiapan Menikah

34
35

3.2.1 Definisi Konseptual

3.2.1.1 Definisi Konseptual Kesiapan Menikah

Kesiapan menikah merupakan penilaian yang subjektif


individu terhadap perasaan dan sikap terhadap pernikahan serta
bagaimana individu menyiapkan diri untuk dapat mengambil
tanggung jawab dan tantangan dalam pernikahan.

3.2.1.2 Definisi Konseptual Self-Compassion

Self-compassion adalah sikap baik dan pengertian


individu terhadap dirinya sendiri saat mengalami kesulitan.
Daripada mengkritik dan menyalahkan diri terus menerus self-
compassion membantu individu untuk dapat menerima semua
pengalaman serta kegagalan diri sebagai hal yang pasti terjadi
kepada setiap manusia.

3.2.2 Definisi Operasional

3.2.2.1 Definisi Operasional Kesiapan Menikah

Variabel kesiapan menikah adalah skor total yang di ukur


menggunakan instrumen Marital Readiness Scale (MRS) yang
dikembangkan oleh Keldal & Yildirim(2022). MRS terdiri dari
enam dimensi yaitu: kesiapan finansial, kesiapan emosional,
kesiapan seksual, kesiapan interpersonal, kesiapan peran
keluarga, dan kesiapan tanggung jawab sosial.

3.2.2.2 Definisi Operasional Self-Compassion


Variabel self-compassion adalah skor total yang dapat
diukur menggunakan instrumen Self-compassion scale (SCS) yang
dikembangkan oleh Neff (2003) dan telah diadaptasi oleh Sugianto
(2020) yang disebut Skala Welas Diri (SWD). Skala Welas Diri
terdiri dari enam komponen yaitu self-compassion yaitu
Mengasihi Diri (Self-Kindness), Menghakimi Diri (Self-
Judgment), Kemanusiaan Universal (Common Humanity), Isolasi
36

(Isolation), Mindfulness, dan Overidentifikasi


(Overidentification).

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
Populasi merupakan sekumpulan sampel yang memiliki
kesamaan karakteristik yang akan diteliti. Menurut Sugiyono (2013)
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek yang
memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulannya. Populasi tidak
hanya orang, namun juga benda ataupun objek yang ada meliputi
seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek
tersebut. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah dewasa
awal yang orang tuanya bercerai.

3.3.2 Sampel
Sugiyono (2013) menjelaskan sampel merupakan komponen
populasi yang memiliki karakteristik yang sama. Sampel merupakan
bagian dari populasi, maka sampel adalah sebagian dari keseluruhan
objek yang akan diteliti yang memiliki karakteristik tertentu dari sebuah
populasi (Retnawati, 2017). Sampel akan menjadi alat untuk
mengumpulkan data. Sampel pada penelitian ini adalah dewasa awal
dengan karakteristik yang telah ditentukan yaitu yang orang tuanya
bercerai. Pada penelitian kali ini karena adanya keterbatasan peneliti
baik dari segi waktu, tenaga, dan biaya, peneliti mengambil responden
di Pulau Jawa sebagai sampel yang mewakili populasi. Hal ini juga
dikarenakan kasus perceraian yang terjadi di Pulau Jawa merupakan
sepuluh terbesar di Indonesia, oleh karena itu penelitian ini berfokus
pada sampel yang berdomisili di Pulau Jawa.
Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan non-
probability sampling yang mana tidak semua sampel memiliki peluang
yang sama untuk dijadikan sampel pada penelitian ini. Penelitian ini
menggunakan jenis teknik sampling purposive yang mana sampel
37

ditentukan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang cocok


untuk penelitian tersebut (Sugiyono, 2013). Kriteria sampel yang
ditetapkan dalam penelitian ini yaitu:
1. Perempuan/laki-laki
2. Usia 20-40
3. Memiliki orang tua yang bercerai
4. Belum menikah
5. Domisili Pulau Jawa

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data


menggunakan kuesioner (angket). Sugiyono (2013) menjelaskan teknik
pengumpulan data menggunakan kuesioner dilakukan dengan cara
memberikan pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab. Pada penelitian ini kuesioner akan disebarkan melalui media
internet yaitu menggunakan google form. Kuesioner ini akan berisikan
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab tanpa terkecuali dengan
menggunakan skala likert. Skala likert merupakan skala yang memiliki
empat atau lebih butir-butir yang akan membentuk sebuah skor berupa
pengetahuan, sikap, dan perilaku (Maryuliana, dkk., 2016). Pada variabel
kesiapan menikah menggunakan rentan skala likert 1 sampai 3 dan
variabel Self-Compassion menggunakan skala likert 1 sampai 5.

3.5 Instrumen Penelitian


3.5.1 Instrumen Penelitian Kesiapan Menikah

Marital Readiness Scale (MRS) merupakan instrumen yang


digunakan untuk mengukur kesiapan menikah pada individu, MRS
dikembangkan oleh Keldal & Yildirim (2022). Uji reliabilitas pada
instrumen Marital Readiness Scale (MRS) yaitu: 0.90 untuk kesiapan
finansial, 0.91 untuk kesiapan emosional dan kesiapan seksual, 0.79
untuk kesiapan interpersonal, 0.81 untuk kesiapan peran keluarga, dan
0.92 kesiapan tanggung jawab sosial. Reliabilitas koefisien pada MRS
38

secara menyeluruh memiliki nilai di antara 0.75 dan 0.86

Instrumen ini memiliki 30 item yang terdiri atas 6 dimensi yaitu:


kesiapan finansial yang memiliki 6 item, kesiapan emosional 5 item,
kesiapan seksual terdiri dari 4 item, kesiapan interpersonal memiliki 5
item, kesiapan peran keluarga 6 item, dan kesiapan tanggung jawab
sosial memiliki 6 item. Adapun altern 3 (tiga) alternatif jawaban yaitu:
“tidak benar”, “sebagian benar”, dan “benar”.
39

Tabel 3.1 kisi-kisi Instrumen Marital Readiness Scale

No Komponen Nomor butir Jumlah


Favorable Unfavorable butir
1 Kesiapan Finansial 1, 6, 12, 19, 6
25, 28
2 Kesiapan Emosional 2, 7, 13, 18, 5
30
3 Kesiapan Seksual 4, 10, 16, 23 4
4 Kesiapan Interpersonal 8, 9, 15, 22, 5
26,
5 Kesiapan Peran Keluarga 3, 11, 14, 21, 6
29
6 Kesiapan Tanggung Jawab 5, 17, 20, 24, 6
Sosial 27
Total 30 30

Skala yang digunakan adalah skala likert yang terdiri dari 5 pilihan respon.
Tabel 3.2 Skoring Butir Alat Ukur Marital Readiness Scale

Makna Skala
Tidak benar untuk saya 1
Sebagian benar untuk saya 2
Benar untuk saya 3

3.5.2 Instrumen Penelitian Self-Compassion

Penelitian ini menggunakan instrumen Skala Welas Diri (SWD)


yang dikembangkan oleh Sugianto dkk (2020). Instrumen ini
merupakan adaptasi dari instrumen Self-Compassion Scale (SCS) yang
dibuat oleh Neff (2003) yang merupakan alat ukur yang paling umum
digunakan untuk mengukur self-compassion. Reliabilitas SWD
menunjukkan hasil nilai cronbach’s alpha sebesar 0.872 dengan subjek
pada penelitian ini adalah mahasiswa berusia 17-28 tahun dengan
40

jumlah subjek sebanyak 329 orang. Berdasarkan hasil uji psikometrik


menggunakan confirmatory factor analysis (CFA), uji validitas
konstruk, dan koefisien cronbach’s alpha, ditemukan bahwa SWD
memiliki validitas dan reliabilitas yang baik, serta memiliki model
teoritik yang sama dengan SCS. SWD menunjukkan hasil yang sesuai
dengan model teoritis, hal ini dibuktikan dengan nilai RMSEA yang
kurang dari 0.08 dan nilai GFI, CFI, TFI, dan IFI diatas 0.90. Selain itu
item pada SWD memiliki korelasi item-total yang berkisaran antara
0.26-0.57 serta korelasi item-total untuk tiap item memiliki skor antara
0.21- 0.59.

Skala Welas Diri (SWD) merupakan instrumen yang memiliki 26


butir soal, yangterdiri dari 5 butir subskala mengasihi diri, 5 butir soal
subskala menghakimi diri, 4 butirsoal subskala kemanusiaan universal,
4 butir soal subskala isolasi, 4 butir soal subskala kewawasan, dan 4
butir soal subskala overidentifikasi. Dengan respon jawaban
menggunakan skala likert yang memiliki rentan dari 1 hingga 5 dengan
respon “hampir tidak pernah”, “jarang”, “netral”, “sering”,dan “hampir
selalu”.
41

Tabel 3.3 kisi-kisi Instrumen Skala Welas Diri

No Komponen Nomor butir Jumlah


Favorable Unfavorable butir
1 Mengasihi Diri 5, 12, 19, 23, 26 5
(Self- Kindness; SK)

2 Menghakimi Diri 1, 8, 11, 16, 5


(Self-Judgement; SJ) 21

3 Kemanusiaan Universal 3, 7, 10, 15 4


(Common Humanity; CH)

4 Isolasi (I) 4, 13, 18, 25 4


5 Mindfulness (M) 9, 14, 17 22 4
6 Overidentifikasi 2, 6, 20, 24 4
(Overidentification; O)

Total 13 13 26

Skala yang digunakan adalah skala likert yang terdiri dari 5 pilihan respon.

Tabel 3.4 Skoring Butir Alat Ukur Skala Welas Diri

Kategori Jawaban Butir Favorable Butir Unfavorable


Hampir tidak pernah (HTP) 1 5
Jarang (J) 2 4
Netral (N) 3 3
Sering (S) 4 2
Hampir selalu (HS) 5 1

3.6 Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dilakukan terlebih dahulu sebelum penelitian


dilakukan, hal ini dikarenakan untuk mengetahui reliabilitas serta daya
diskriminasi item dari alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian
tersebut. Azwar (2019) menjelaskan reliabilitas merupakan hasil proses
42

pengukuran yang dapat dipercaya dan validitas merupakan akurasi suatu


skala dalam menjalankan fungsi pengukurannya.

Sugiyono (2013) berpendapat bahwa instrumen penelitian harus


valid dan reliabel dalam pengumpulan data, yang mana artinya instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Skor diskriminasi item positif dan diatas 0.3 maka item tersebut memiliki
diskriminasi item yang tinggi dan dapat digunakan, sedangkan jika skor
item dibawah 0.3 maka item tersebut tidak valid sehingga harus diperbaiki
atau item tersebut harus dibuang. Uji coba dilakukan selama 7 hari,
dengan 60 responden yang dilakukan melalui platform daring Google
Form.

3.6.1 Uji Coba Instrumen Marital Readiness Scale

Hasil uji coba Instrumen Marital Readiness Scale (MRS) yang


diolah menggunakan SPSS dijelaskan pada Tabel di bawah ini. Pada
Tabel 3.5 terlihat hasil dari uji diskriminasi item pada alat ukur Marital
Readiness Scale pada bagian Corrected Iem-Total Correlation dimana
semua item dari skala tersebut memiliki daya diskriminasi item yang
tinggi, hal ini dibuktikan dengan nilai R hitung lebih tinggi darinilai R
tabel, maka setiap item dari Marital Readiness Scale dapat digunakan
dalam penelitian ini tanpa ada yang dibuang.
43

Tabel 3.5 Hasil Uji Diskriminasi Item Alat Ukur Marital


Readiness Scale
Item R R Keteranga
Hitung Tabel n
1 0.535 0.254 Diterima
2 0.455 0.254 Diterima
3 0.517 0.254 Diterima
4 0.505 0.254 Diterima
5 0.562 0.254 Diterima
6 0.462 0.254 Diterima
7 0.511 0.254 Diterima
8 0.531 0.254 Diterima
9 0.385 0.254 Diterima
10 0.574 0.254 Diterima
11 0.590 0.254 Diterima
12 0.566 0.254 Diterima
13 0.648 0.254 Diterima
14 0.322 0.254 Diterima
15 0.508 0.254 Diterima
16 0.639 0.254 Diterima
17 0.385 0.254 Diterima
18 0.344 0.254 Diterima
19 0.589 0.254 Diterima
20 0.557 0.254 Diterima
21 0.379 0.254 Diterima
22 0.590 0.254 Diterima
23 0.511 0.254 Diterima
24 0.698 0.254 Diterima
25 0.464 0.254 Diterima
26 0.654 0.254 Diterima
27 0.700 0.254 Diterima
28 0.587 0.254 Diterima
29 0.620 0.254 Diterima
30 0.729 0.254 Diterima
44

Tabel 3.6 Hasil Reliabilitas Alat Ukur Marital Readiness


Scale
Cronbach’s N of items
alpha
0.930 30

Tabel 3.6 merupakan hasil dari uji reliabilitas alat ukur Marital
Readiness Scale yang menunjukkan skor reliabilitas cronbach’s alpha
sebesar 0.930. Menurut Guilford (1942) skor diatas 0.900 merupakan
skor yang sangat reliabel. Berdasarkan dari hasil uji daya diskriminasi
item dan reliabilitas dari alat ukur Marital Readiness Scale yang
menghasilkan skor baik maka alat ukur ini dapat digunakan untuk
pengambilan data.

3.7 Analisis Data


3.7.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan cara untuk menganalisis data


dengan mendeskripsikan dari data yang telah terkumpul tanpa
membuat kesimpulan untuk menggeneralisasi populasi. Dalam statistik
deskriptif ini akan dicari kuatnya hubungan antar variabel melalui
analisis korelasi dan analisis regresi (Sugiyono, 2013). Analisis data
dan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS
versi 24.0 sebagai berikut:

3.7.2 Uji Normalitas

Analisis ini dilakukan untuk menguji kenormalan suatu distribusi


skor hasil pengukuran, uji normalitas dapat dilakukan dengan
menggunakan metode Kolmogorov- Smirnov, Chi Square, Liliefors,
atau Shapiro-Wilk. Data dapat dinyatakan terdistribusi normal jika nilai
signifikan lebih dari 0.05, jika nilai signifikan kurang dari 0.05 maka
data yang diperoleh tidak terdistrubusi normal. Beberapa ahli
menyebutkan bahwa jika data yang diperoleh lebih dari 30 maka data
45

tersebut terdistribusi normal (Widana & Muliani, 2020). Uji normalitas


juga dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu teorema dalam
statistika dan probabilitas yaitu Central Limit Theorem atau CLT yang
mana apabila data sampel sudah lebih dari 30 responden maka data
dapat dianggap normal (Ghasemi & Zahediasl, 2012).

3.7.3 Uji Linearitas

Untuk mengetahui apakah variabel bebas dan variabel terikat


terletak pada suatu garis lurus atau tidak, maka perlu dilakukannya uji
linearitas. Uji linearitas dilakukan dengan metode Bivariate plot,
linearity test, dan curve estimation atau analisis residual (Widana &
Muliani, 2020).

3.7.4 Uji Korelasi

Uji korelasi dilakukan untuk melihat apakah terdapat hubungan


antara dua variabel atau lebih. Uji korelasi pada penelitian ini akan
menggunakan metode korelasi pearson product. Hubungan antar
variabel dapat berupa angka positif dan negatif, apabila angka positif
maka hubungan bersifat searah dan apabila angka negatif maka
hubungan bersifat tidak searah (Widana & Muliani, 2020).

3.7.5 Uji Hipotesis

Analisis regresi linear sederhana merupakan suatu uji statistik


yang menganalisis pada dua variabel, yaitu variabel independent dan
variabel dependent (Nuryadi dkk., 2017) dengan cara melihat jika jika
skor Sig. < 0,05 maka Ho ditolak dan jika skor Sig. > 0,05 maka Ho
diterima. Persamaan regresi pada penelitian ini menggunakan:

Y=a+bX
Y = Variabel Dependent
a = Bilangan Konstanta
b = Koefisien Independent
X = Variabel Independent

Anda mungkin juga menyukai