Anda di halaman 1dari 12

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan


menggunakan metode survei. Metode survei yang dilakukan fokus pada
pengumpulan data responden yang memiliki informasi tertentu sehingga
memungkinkan peneliti untuk menyelesaikan masalah. Pengumpulan
data dilakukan menggunakan instrumen kuesioner atau angket.
Penelitian ini tergolong sebagai penelitian asosiatif atau hubungan,
yaitu penelitian untuk mengetahui sebab akibat. Hubungan atau
pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) (Sugiyono,
2012:67). Dalam penelitian ini adalah mencari hubungan atau pengaruh
antara variabel bebas fitur PayLater (X) terhadap variabel terikat
pembelian impulsif (Y).

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1) Populasi
Menurut Sugiyono (2009) Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas, obyek atau subyek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan
populasi tersebut, maka populasi penelitian adalah Pengguna e-
commerce Shopee di seluruh dunia.
2) Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012:118). Pengambilan
sampel dilakukan dengan pertimbangan bahwa populasi yang ada
sangat besar jumlahnya, sehingga tidak memungkinkan untuk
meneliti seluruh populasi yang ada. Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan nonprobability
sampling, dimana tidak memberi peluang/kesempatan yang sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel.
Jenis nonprobability sampling yang digunakan adalah jenis
purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012:124). Adapun Kriteria
responden yang diambil peneliti sebagai sampel adalah :
a. Pengguna e-commerce Shopee di Indonesia.
b. Pengguna yang telah memiliki akun Shopee PayLater minimal
dalam tiga bulan terakhir, terhitung pada saat mengisi kuisioner.
c. Pengguna e-commerce Shopee dengan usia minimal 17 tahun.
Jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan
pendapat dari Hair (2010), ukuran sampel yang ideal dan
representative tergantung pada jumlah item pertanyaan pada
indikator penelitian dikalikan 5-10.

C. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Terikat ( Dependent Variabel )


Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono,
2012:61). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemebelian
impulsif. Pembelian impulsif pada penelitian ini diartikan sebagai
kecenderungan konsumen untuk membeli sebuah produk dengan
spontan dan segera (Rook dan Fisher, 1995). Pembelian impulsif
pada penelitian ini diukur menggunakan empat indikator, yaitu (1)
pembelian spontan, (2) pembelian tanpa berpikir akibat, (3)
pembelian terburu-buru, serta (4) pembelian dipengaruhi keadaan
emosional (Bayley dan Nancarrow (1998) dalam Yistiani (2012)).

2. Variabel Bebas ( Independent Variabel )

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi


atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
terikat (dependent). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
bebas adalah fitur paylater. PayLater pada penelitian ini diartikan
sebagai sebuah alternatif metode pembayaran yang mengadopsi
sistem cicilan secara online tanpa memerlukan kartu kredit.
Beberapa platform saat ini mulai banyak mengadopsi teknologi
cicilan kredit tanpa kartu tersebut (Quiserto, 2019). PayLater dalam
penelitian ini yaitu salah satu fitur yang dimiliki oleh e-commerce
Shopee yakni shopee paylater. Fitur shopee paylater pada penelitian
ini diukur menggunakan tujuh indikator, yaitu (1) penyebab
menggunakan shopee paylater “bayar nanti”, (2) kepuasan, (3)
kemudahan, (4) kegemaran, (5) jaminan keamanan, (6) cashback,
(7) kecepatan (Sonia Aftika, 2021).

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan


kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2008). Dalam
kuesioner ini responden diminta menjawab pertanyaan da menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternative yang disediakan. Kuesioner
tersebut disusun dengan menggunakan 5 (lima) alternatif jawaban,
yaitu: STS (sangat tidak setuju), TS (tidak setuju), N (netral), S (setuju),
SS (sangat setuju). Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah
skala Likert dari skala 1 sampai 5 (Hadi, 1991). Tiap item pertanyaan
diukur dengan skala Likert lima jenjang dengan nilai masing-masing;
skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS), skor 2 untuk jawaban
tidak setuju (TS), skor 3 untuk jawaban netral (N), skor 4 untuk jawaban
setuju (S), skor 5 untuk jawaban sangat setuju (SS).

E. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2008), instrumen penelitian adalah suatu alat


yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati dan secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel
penelitian. Instrumen dalam penelitian ini berupa angket yang berisi
butir-butir pertanyaan untuk diberi tanggapan oleh subyek penelitian.
Kemudian secara lebih rinci butir-butir pertanyaan tersebut disusun ke
dalam kuesioner yang dibagikan kepada responden guna memperoleh
jawaban berkaitan dengan hal yang diteliti.

Adapun kisi-kisi angket dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

No Variabel Indikator Skala Ukur


1. Pembelian 1. Pembelian spontan
Impulsif 2. Pembelian tanpa berpikir Skala
(Bayley dan akibat Likert
Nancarrow 3. Pembelian terburu-buru
(1998) dalam
Yistiani 4. Pembelian dipengaruhi
(2012)) keadaan emosional
2. Fitur Shopee 1. Penyebab menggunakan
PayLater shopee paylater “bayar Skala
(Sonia nanti” Likert
Aftika, 2021) 2. Kepuasan
3. Kemudahan
4. Kegemaran
5. Jaminan keamanan
6. Cashback
7. Kepuasan

F. Uji Instrumen

1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa
variabel yang diukur memang benar-benar variabel yang hendak
diteliti oleh peneliti (Cooper dan Schindler, dalam Zulganef, 2006).
Validitas dalam penelitian menyatakan derajat ketepatan alat ukur
penelitian terhadap isi sebenarnya yang diukur. Uji validitas adalah
uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur yang
digunakan dalam suatu mengukur apa yang diukur. Ghozali (2009)
menyatakan bahwa uji validitas digunakan untuk mengukur sah,
atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan
valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Dalam pengujian validitas terhadap kuesioner, dibedakan menjadi
2, yaitu validitas faktor dan validitas item.
Pengukuran validitas faktor ini dengan cara
mengkorelasikan antara skor faktor (penjumlahan item dalam satu
faktor) dengan skor total faktor (total keseluruhan faktor). Validitas
item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap
item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara
mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Di
samping itu, konsep validitas tes dapat dibedakan atas tiga macam
yaitu validitas isi (content validity), validitas konstruk (construct
validity), dan validitas empiris atau validitas kriteria. Validitas isi
mendasarkan pada analisis logika, tidak merupakan suatu koefisien
validitas yang dihitung secara statistika. Untuk menentukan
validitas konstruk dilakukan proses penelaahan teoretik dari suatu
konsep dari variabel yang hendak diukur, mulai dari perumusan
konstruk, penentuan dimensi dan indikator, sampai kepada
penjabaran dan penulisan butir-butir instrumen. Sedangkan
validitas empiris diperoleh melalui hasil uji coba tes kepada
responden yang setara dengan responden yang akan dievaluasi atau
diteliti.

2. Uji Reliabilitas
Sugiharto dan Situnjak (2006) menyatakan bahwa
reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa instrumen yang
digunakan dalam penelitian untuk memperoleh informasi yang
digunakan dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data dan
mampu mengungkap informasi yang sebenarnya dilapangan.
Ghozali (2009) menyatakan bahwa reliabilitas adalah alat untuk
mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari peubah
atau konstruk. Reliabilitas suatu test merujuk pada derajat
stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan akurasi. Pengukuran yang
memiliki reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran yang dapat
menghasilkan data yang reliabel. Tinggi rendahnya reliabilitas,
secara empirik ditunjukan oleh suatu angka yang disebut nilai
koefisien reliabilitas. Reliabilitas yang tinggi ditunjukan dengan
nilai rxx mendekati angka 1. Kesepakatan secara umum reliabilitas
yang dianggap sudah cukup memuaskan jika ≥ 0.700.
Pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan
rumus Alpha Cronbach karena instrumen penelitian ini berbentuk
angket dan skala bertingkat. Jika nilai alpha > 0.7 artinya
reliabilitas mencukupi (sufficient reliability) sementara jika alpha
> 0.80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh tes
secara konsisten memiliki reliabilitas yang kuat. Atau, ada pula
yang memaknakannya jika alpha > 0.90 maka reliabilitas
sempurna. Jika alpha antara 0.70 – 0.90 maka reliabilitas tinggi.
Jika alpha 0.50 – 0.70 maka reliabilitas moderat. Jika alpha < 0.50
maka reliabilitas rendah. Jika alpha rendah, kemungkinan satu atau
beberapa item tidak reliabel.

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriptif


Menurut Sugiyono (2017: 147) “Analisis deskriptif adalah
metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis
suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat
kesimpulan yang lebih luas”. Analisis desktiptif digunakan untuk
menjawab rumusan masalah yaitu untuk mengetahui
perkembangan marjin laba bersih, pertumbuhan penjualan, set
kesempatan investasi dan kebijakan dividen dengan cara melihat
perkembangan dari tahun ke tahun, lalu diuraikan ke dalam tabel.

2. Uji Asumsi Klasik


1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji data variabel bebas
(independen) dan variabel terikat (dependen) pada persamaan
regresi yang dihasilkan, apakah berdistribusi normal atau
berdistribusi tidak normal. Jika distribusi data normal, maka
analisis data dan pengujian hipotesis digunakan statistik
parametrik. Ghozali (2013:160), menyatakan bahwa “Uji
normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal.” Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji
statistik nonparametrik Kolmogorov Smirnov (K-S). Pedoman
pengambilan keputusan tentang data tersebut mendekati atau
merupakan distribusi normal berdasarkan Uji K-S dapat dilihat
dari:
- Jika nilai Sig. atau signifikan normal atau probabilitas < 0,05
maka data tidak berdistribusi normal.
- Jika nilai Sig. atau signifikan normal atau probabilitas > 0,05
maka data berdistribusi normal.

2) Uji Multikolinearitas
Ghozali (2013:105), menyatakan bahwa “Uji
multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen).” Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi antar variabel independen. Apabila variabel
independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak
ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang
nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan
nol. Ghozali (2013:105), menyatakan bahwa untuk mendeteksi
ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi
adalah sebagai berikut:
-Nilai R 2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi
empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel
independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi
variabel dependen.
-Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen.
Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi
(umumnya diatas 0,90), maka hal ini mengindikasikan adanya
multikolinieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar
variabel independen tidak berarti bebas dari multikolinieritas.
Multikolinieritas dapat disebabkan karena adanya efek
kombinasi dua atau lebih variabel independen.
-Multikolinieritas dapat juga dilihat dari: a) tolerance value dan
lawannya b) variance tolerance factor (VIF). Tolerance
mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang
tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai
tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena
VIF = 1/tolerance).

3) Uji Heteroskedasitas
Ghozali (2013:139), menyatakan bahwa “Uji
heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika tidak tetap maka disebut
heterokedastisitas.” Ghozali (2013:108), menyatakan bahwa
terdapat beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heterokedastisitas, yaitu melihat grafik plot antara nilai prediksi
variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya
SRESID, dan deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada
grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Sumbu Y
adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual
(Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized.

4) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu
korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan
dengan pengamatan lain pada model regresi. Menurut Jonathan
Sarwono (2012:28) terjadi autokorelasi jika durbin watson
sebesar < 1 dan > 3. Dari nilai-nilai di atas, diketahui bahwa
nilai dw (1,482) < 3. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
autokorelasi baik autokorelasi positif maupun autokorelasi
negatif dalam model.

3. Regresi Linier Berganda


Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh beberapa variabel independen atau bebas
variabel (X) terhadap variabel dependen atau terikat variabel (Y)
secara bersama-sama. Persamaan regresinya dinyatakan sebagai
berikut :
Υ = b0 +b1X1 + b2X2 + e

Keterangan:
Υ = Struktur Modal
b0 = Bilangan konstanta
b1, b2, = Koefisien Regresi
X1 = Beban Pajak Kini
X2 = Non Debt Tax Shield
e = Epsilon (pengaruh faktor lain)
4. Uji Hipotesis
1) Uji t
Menurut Ghozali (2013:98) uji t digunakan untuk menguji
hipotesis secara parsial guna menunjukkan pengaruh tiap
variabel independen secara individu terhadap variabel
dependen. Uji t adalah pengujian koefisien regresi masing-
masing variabel independen terhadap variabel dependen untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Uji t dilakukan untuk melihat
apakah masing-masing variabel independen secara parsial
berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu struktur modal.
Cara mendeteksi pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen adalah dengan melihat tabel coefficients
dapat dilihat dari koefisien regresi dan hubungan antara
variabel tersebut. Jika tanda (-) maka variabel independen
berpengaruh negatif terhadap variabel dependen dan jika tidak
ada tanda (-) maka variabel independen berpengaruh positif
terhadap variabel dependen. Sedangkan pada kolom “sig”
adalah untuk melihat signifikansinya. Jika nilainya kurang dari
α = 5% (0,05) maka dapat dikatakan variabel independen
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Jika
nilainya kurang dari α = 10% (0,10) maka dapat dikatakan
variabel independen berpengaruh sangat signifikan terhadap
variabel dependen

2) Uji F
Menurut Ghozali (2013:98), Uji F pada dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat. Uji F
dilakukan untuk melakukan uji terhadap hipotesis, maka harus
ada kriteria pengujian yang ditetapkan. Kriteria pengujian
ditetapkan dengan membandingkan nilai t atau F hitung dengan
t atau F tabel dengan menggunakan tabel harga kritis t tabe dan
F tabel dengan tingkat signifikansi yang telah ditentukan tadi
sebesar 0,05 (α = 0,05). Pada pengujian secara simultan akan
diuji pengaruh kedua variabel independen secara bersama-
sama terhadap variabel dependen.

Anda mungkin juga menyukai