Anda di halaman 1dari 7

I.

Anatomi dan Fisiologi Mata


A. Anatomi Mata
Mata adalah struktur bulat berisi cairan yang dibungkus oleh tiga lapisan.
Dari bagian paling luar hingga paling dalam, lapisan – lapisan tersebut adalah
sclera, kornea, koroid, badan siliaris, iris dan retina (Sherwood, 2013 dalam
Akbar dkk, 2019).

Gambar 2.1 Struktur Anatomi Mata

Menurut Akbar, dkk (2019) Struktur aksesoris mata atau bisa disebut adneksa
mata tersusun menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Palpebra
Palpebra (kelopak mata) superior dan inferior adalah modifikasi
lipatan kulit yang dapat menutup dan melindungi bola mata bagian
anterio. Palpebral superior pertama kali berkembang dari hasil
proliferasi permukaan ectoderm pada usia 4 – 5 minggu gestasi selama
bulan kedua. Palpebra superior dan inferior dapat dilihat sebagai lipatan
kulit yang tidak terdefirinsiasi yang mengelilingi mecenkimal
neuralcerest.
Selanjutnya, mecenkimal mesodermal menginfiltrasi palpebra dan
berdiferensiasi menjadi pelpebra muscular. Lipatan palpebra
berkembang kearah lateral. Dimulai dekat inner cantus, batas lipatan
menyatu hingga pada usia 10 minggu gestasi, karena lipatan menyatu
satu sama lain, evolusi silia dan glandula tetap berlanjut. Muskulus
orbicularis menyatu kedalam lapisan pada usia gestasi 12 minggu.
Penyatuan palpebra akan terlepas pada usia 5 bulan gestasi disertai
dengan secresi sebum dari glandula sebacea dan cornifikasi permukaan
epithelium.
Berkedip membantu menyebarkan lapisan tipis air mata, yang
melindungi kornea dan konjungtiva dari dehidrasi. Palpebra superior
berakhir pada alis mata; palpebral inferior menyatu dengan pipi.
Kelopak mata terdiri atas empat bidang jaringan yang utama. Dari
superfisial ke dalam antara lain :
a. Lapisan kulit
Kulit palpebra berbeda dari kulit di kebanyakan bagian lain tubuh
karena tipis, longgar, dan elastis, dengan sedikit folikel rambut serta
tanpa lemak subkutan.
b. Musculus Orbicularis Oculi
Fungsi musculus orbicularis oculi adalah menutup palpebra. Serat-
serat ototnya mengelilingi fissura palpebrae secara konsentris dan
menyebar dalam jarak pendek mengelilingi tepi orbita.Sebagian
serat berjalan ke pipi dan dahi. Bagian otot yang terdapat di dalam
palpebra dikenal sebagai bagian pratarsal; bagian di atas septum
orbital adalah bagian praseptal. Segmen di luar palpebra disebut
bagian orbita. Orbicularis oculi dipersarafi oleh nervus facialis.
c. Jaringan areolar
Jaringan areolar submuskular yang terdapat di bawah musculus
orbicularis oculi berhubungan dengan lapisan subaponeurotik kulit
kepala.
d. Tarsus
Struktur penyokong palpebra yang utama adalah lapisan jaringan
fibrosa padat yang-bersama sedikit jaringan elastik - disebut
lempeng tarsus. Sudut lateral dan medial serta juluran tarsus
tertambat pada tepi orbita dengan adanya ligamen palpebrae
lateralis dan medialis. Lempe tarsus superior dan inferior juga
tertambat pada tepi atas dan bawah orbita oleh fasia yang tipis dan
padat. Fasia tipis ini membentuk septum orbital.
2. Kongjutiva
Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak
bagian belakang. Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang
dihasilkan oleh sel goblet yang berfungsi membasahi bola mata
terutama kornea. Kongjutiva terdiri atas tiga bagian, yaitu:
a. Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus, konjungtiva tarsal sukar
digerakkan dari tarsus.
b. Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari
sklera di bawahnya.
c. Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan
tempat peralihan konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi.

Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan dengan sangat longgar


dengan jaringan di bawahnya sehingga bola mata mudah bergerak.
kantung konjungtiva termasuk konjungtiva bulbar, forniks pada 3 sisi
dan lipatan semilunar medial, dan konjungtiva palpebra. serat otot
polos membentuk otot levator mempertahankan fornix superior dan slip
fibrosa memperpanjang bentuk tendon rectus horisontal ke konjungtiva
dan plika temporal untuk membentuk suapan selama tatapan horizontal.

Gambar 2.2 Struktur Kongjutiva


3. Kornea
Kornea adalah jaringan transparan yang ukuran dan strukturnya
sebanding dengan kristal sebuah jam tangan kecil. Kornea ini disisipkan
ke dalam sklera pada limbus, lekukan melingkar pada sambungan ini
disebut sulcus sclearis. Kornea dewasa ratarata mempunyai tebal 550
um di pusatnya (terdapat variasi menurut ras); diameter horizontalnya
sekitar 11,75 mm dan vertikalnya 10,6 mm. Dari anterior ke posterior,
kornea mempunyai 5 lapisan yang berbeda-beda, antara lain:
a. Lapisan Epitel : berlaku sebagai barrier terhadap air, bakteri dan
mikroba. Menyediakan permukaan optic yang lembut sebagai
bagian internal dari Film Air mata – kornea yang juga berkontribusi
terhadap kemampuan refraksi mata. Serta fungsi imunologis
(Langerhans cell).
b. Lapisan Bowman : membantu mempertahankan bentuk dari kornea.
c. Lapisan Stroma : berfungsi sebagai sumber kekuatan mekanik
kornea, memberikan kesan transparansi pada kornea dan sebagai
lensa refraksi utama pada kornea.
d. Membran Descemet : berfungsi sebagai pondasi lapisan pada sel sel
endothelial.
e. Lapisan Endotel : menjaga deturgesensi stroma kornea, endotel
kornea cukup rentan terhadap trauma dan kehilangan sel-selnya
seiring dengan penuaan. Reparasi endotel terjadi hanya dalam
wujud pembesaran dan pergeseran sel-sel dengan sedikit
pembelahan sel. Kegagalan pada fungsi endotel akan menyebabkan
edema kornea.

Gambar 2.3 Struktur Lapisan Kornea


Fungsi penting dari kornea pada mata termasuk sebagai fungsi
proteksi terhadap struktur internal mata, berkontribusi terhadap
kekuatan refraksi mata, dan memfokuskan cahaya kepada retina
dengan pecahan dan degradasi optic yang minimal. Kornea dan
sklera bergabung sebagai kesatuan pelindung isi dari bola mata
bersamaan dengan film air mata.
B. Fisiologi
Pada tunika vaskular atau tunika tengah terdapat lapisan koroid, badan
siliaris, dan iris. Pembuluh darah meliputi lapisan koroid dan menutrisi
jaringan di sekitarnya. Lapisan koroid tersusun atas pigmen yang
menghasilkan melanosit yang memberikan kenampakan hitam
kecoklatan. Melanin dari sel ini akan menyerap cahaya yang masuk.
Badan siliaris tersusun atas serabut otot polos yang berfungsi mengatur
lensa mata sedemikian rupa sehingga bayangan benda jatuh tepat pada
retina yang disebut dengan akomodasi lensa.
Iris merupakan bagian terdepan dari koroid, berwarna gelap dan pada
bagian tengahnya terdapat celah yang disebut pupil yang berperan dalam
masuknya cahaya ke bagian dalam mata. Iris tersusun atas otot polos
sirkuler dan radier sehingga iris dapat diperlebar dan dipersempit untuk
mengatur cahaya yang masuk ke bagian dalam mata, proses ini disebut
akomodasi pupil.
Sedangkan, Tunika dalam dari mata tersusun atas retina yang
mengandung sel reseptor penglihatan (fotoreseptor). Retina merupakan
lapisan yang lembut dan tipis tetapi memiliki struktur yang kompleks.
Retina memiliki lapisan yang berbeda termasuk epitel yang mengandung
pigmen, neuron, serat saraf,. Terdapat tiga kelompok serabut saraf pada
sel reseptor yakni sel reseptor, neuron bipolar dan sel ganglion yang
menghantarkan jalur impuls pada reseptor ke saraf optik dan otak. Pada
bagian tengah dari retina merupakan bintik kuning yang disebut dengan
makula lutea dan terdapat juga fovea sentralis yang merupakan bagian
dari retina yang menghasilkan penglihatan yang tajam. Pada bagian
tengah fovea sentralis terdapat optik cakram yang menghubungkan dari
serabut saraf ke saraf optik. Pada optik cakram yang kehilangan reseptor
disebut dengan bintik buta. Terdapat kompartemen yang mengisi ruang
antar retina, badan siliaris, dan lensa disebut dengan vitreus humour.
Fotoreseptor pada mata merupakan modifikasi dari dua tipe neuron
yang berbeda. Kelompok pertama dari sel reseptor disebut sel batang dan
kelompok berikutnya adalah sel kerucut yang pendek. Epitel pigmen pada
retina menyerap cahaya yang tidak dapat diserap oleh sel reseptor dan
dengan selubung koroid akan menjaga cahaya dari refleksi permukaan
pada mata. Pada epitel retina yang berisi pigmen terdapat banyak
produksi vitamin A di mana sel reseptor mensintesis pigmen penglihatan.
Sel kerucut dibutuhkan untuk objek yang tajam, sedangkan sel batang
yang merespon benda secara umum. Hal ini karena serabut saraf dari
banyak sel batang yang berkumpul dan impuls yang ditransmisikan ke
otak pada serabut saraf yang sama.

Gambar 2.4 Sel Fotoreseptor

Sel Batang dan sel konus mempunyai pigmen yang berbeda untuk
diuraikan ketika menyerap cahaya. Pigmen pada sel batang disebut
dengan rhodopsin. Ada cahaya tertentu yang peka terhadap pigmen
rhodopsin yang menguraikan cahaya dan sinyal kompleks dari reaksi
yang akan menginisiasi impuls saraf pada sistem saraf mata. Ketika
terkena cahaya, rhodopsin memecah molekul menjadi protein tanpa warna
yang disebut opsin dan molekul organik kekuningan yang disebut retinal
yang disintesis dari vitamin A.
Tiga sel konus menghasilkan penglihatan penuh warna. Setiap sel
memiliki pigmen yang peka terhadap cahaya yang berbeda, dan setiap set
mempunyai perbedaan sensitivitas gelombang cahaya yang ditangkap.
Penerimaan cahaya tergantung pada di mana sel-sel konus distimulasi.

Gambar 2.5 Mekanisme melihat

Cahaya yang masuk ke mata melalui kornea akan diproyeksikan oleh


lensa tepat pada retina. Sebelum mencapai fotoreseptor, cahaya melewati
lapisan ganglion dan lapisan bipolar. Akson sel ganglion akan merambat
pada permukaan dalam retina dan mengumpul menjadi satu pada bagian
belakang bola mata yang membentuk saraf penglihatan (tempat
mengumpulnya akson sel ganglion pada permukaan retina disebut dengan
diskus optikus). Benda yang jatuh tepat pada retina maka akan
menggerakkan impuls yang akan diteruskan ke pusat penglihatan pada
lobus ossipitalis untuk diterjemahkan.

Anda mungkin juga menyukai