William Limadhy
102012241
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510
Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731
Email: williamlimadhy@live.com
Abstrak
Saat mata melihat benda, cahaya masuk ke kornea dan melewati aqueous humor, pupil, lensa,
dan vitreous humor untuk mencapai retina dan di fokuskan pada macula lutea yang memiliki selsel fotoreseptor. Sel-sel fotoreseptor ini berperan penting dalam mentransmisikan impuls elektrik
ke otak. Pada macula lutea, cahaya menyebabkan reaksi kimia terhadap sel-sel kerucut yang
bertanggung jawab dalam melihat warna dan membaca, sedangkan sel-sel batang berparan
penting dalam penglihatan saat gelap, impuls akan berhenti di area otak yang di sebut Brodman
17 yang terletak di lobus occipitalis otak.
Kata kunci: mata, penglihatan, mekanisme penglihatan, macula lutea, retina, kornea
Pendahuluan
Proses penglihatan merupakan proses yang melibatkan struktur dan sistem saraf yang
kompleks. Penglihatan menerjemahkan informasi dari lingkungan sekitar dalam bentuk cahaya
yang kemudian diinterpretasikan.
menggerakan bola mata; sedangkan sebagai reseptor sensorik, mata mengubah cahaya masuk
menjadi sinyal yang bisa diteruskan oleh saraf hingga dapat dimengerti sebagai persepsi visual.
Pembahasan
Mata merupakan alat indra yang terdapat pada manusia. Secara konstan mata menyesuaikan
jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada objek yang dekat dan jauh serta
menghasilkan gambaran yang kontinu yang dengan segera dihantarkan ke otak
Struktur Makroskopis Mata
Bola mata berdiameter sekitar 2,5 cm dengan 5/6 bagiannya terbenam dalam rongga mata dan
hanya 1/6 bagian yang tampak dari luar. Bagian-bagian mata tersebut memiliki fungsi berbeda,
secara rinci diuraikan sebagai berikut :
Retina adalah lapisan terdalam penyusun bola mata yang tersusun atas sel-sel saraf serta
fotoreseptor dan berfungsi mendeteksi ada tidaknya cahaya
Fovea adalah bagian terkecil pada bagian tengah retina yang tersusun atas sel-sel kerucut
serta berfungsi memberikan ketajaman penglihatan yang tinggi
Konjungtiva merupakan selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan
bagian luar sklera.
Sklera (bagian putih mata) merupakan lapisan luar mata yang berwarna putih dan relatif
kuat.
Bintik buta adalah bagian kecil pada retina tempat serabut-serabut saraf bertemu menjadi
saraf optic, bagian ini tidak memiliki sel batang dan sel kerucut sehingga tidak peka
terhadap cahaya
Iris atau selaput pelangi adalah jaringan berbentuk cakram melingkar yang terdapat persis
di depan lensa yang tersusun atas serabut otot sirkuler dan radial. Pada bagian ini terdapat
pigmen yang mengatur warna mata, serta berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk
ke mata dengan mengatur ukuran pupil
Lensa mata merupakan semacam struktur yang transparan, elastic dan berbentuk
bikonvens. Berfungsi mengatur cahaya untuk membentuk bayangan, dan juga membatasi
rongga mata menjadi dua bagian terpisah yang masing-masing berisi cairan bening
(aqueus humour) dan bahan transparan seperti jeli (vitreous humour)
Saraf optikus merupakan sekumpulan serabut saraf sensorik yang meninggalkan bagian
belakang mata. Berfungsi membawa rangsang dari retina menuju ke otak
Humor aqueus adalah cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan kornea
(mengisi segmen anterior mata), serta merupakan sumber makanan bagi lensa dan kornea
dan dihasilkan oleh prosesus siliaris.
Humor vitreus adalah gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di depan retina
(mengisi segmen posterior mata).
Otot
M. rectus superior
Fungsi
Elevasi sumbu penglihatan
inervasi
N. oculomotorius [III], R.
M. rectus inferior
superior
N. oculomotorius [III], R.
M. rectus lateralis
M. rectus medialis
inferior
N. abdusen [VI]
N. oculomotorius [III], R.
M. obliquus inferior
inferior
N. oculomotorius [III], R.
M. obliquus superior
inferior
N. trochlearis [IV]
Alis Mata terdiri dari rambut kasar yang terletak melintang di atas mata. Alis melintang
diatas mata. Alis mata berfungsi dalam kecantikan dan melindungi mata dari keringat.
Kelopak Mata terdiri dari dua bagian yaitu kelopak mata atas dan bawah. Dari dalam ke
luar, kelopak mata terdiri dari lapisan-lapisan :
- Konjungtiva yaitu selaput lender yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan
mata;
Otot orbikularis okuli yang berfungsi menutup bola mata;
Jaringan ikat dan kulit luar
Bulu Mata merupakan barisan rambut pada ujung kelopak mata. Pada bulu mata terdapat
kelenjar minyak yang disebut kelenjar zeis yang terletak pada akar bulu mata. Infeksi
pada kelenjar minyak disebut bintil (hordeolum)
Aparatus lakrimalis terdiri dari kelenjar lakrimalis, duktus (saluran lakrimalis), dan
duktus nasolakrimalis. Kelenjar lakrimalis (kelenjar air mata) terletak di sudut lateral atas
rongga mata, berfungsi untuk menghasilkan air mata. Air mata berfungsi menjaga
kelembaban dan kesehatan mata, juga menjerat dan membuang partikel-partikel kecil
yang masuk ke mata. Selain itu, air mata kaya akan antibodi yang membantu mencegah
terjadinya infeksi. Dari kelenjar ini keluar kurang lebih dua belas saluran lakrimalis yaitu
saluran-saluran yang mengalirkan air mata menuju konjungtiva kelopak mata atas.
1. Membrane limitans dalam, membrane basal sel Muller dan termasuk lapisan neuron
tersier atau ketiga (lapisan permukaan yang terdiri atas sel-sel ganglion; dendritnya
berhubungan dengan neuron bipolar, sedangkan aksonnya menuju sistem saraf pusat dan
dapat menjadi satu membentuk n.Opticus)
2. Lapisan serat saraf n.Opticus, yang berupa akson dari sel-sel ganglion dan merupakan
neuron tersier.
3. Lapisan ganglion, mengandung sel ganglion neuron tersier dan neuroglia sebagai
penyokong.
4. Lapisan plexiform dalam, merupakan tempat hubungan neuron sekunder dan tersier.
Lapisan ini juga merupakan sinaps antara sel bipolar, sel amakrin, dan sel ganglion.
5. Lapisan granular dalam (inti dalam), kumpulan inti-inti dan badan sel dari sel bipolar, sel
horizontal, dan sel amakrin.
mendapat oksigen dan nutrisi lain dari epithelium retina yang disuplai oleh jaringan pembuluh
darah di koroid.
Cahaya yang mengenai retina akan mengaktivasi fotoreseptor, mengirimkan impuls ke akson sel
ganglionik, kemudian ke n.optikus, menyilang di chiasma ooptikus dan melalui traktus optikus
sebelum akhirnya mencapat thalamus. Di thalamus, impuls diterukan ke nucleus geniculatum
lateral, lalu ke substansia alba cerebri dan berakhir pada lobus occipitalis cerebri. Pada lobus
tersebut terdapat gyrus lingualis yang merupakan pusat visual, yaitu korteks lingualis. Korteks
ini meruppakan area Brodman 17 sebagai primary visual cortex, dengan daerah asosiasi
Brodman 18 dan 19 untuk memproses kelanjutan informasi visual yang diterima di area visual
primer.
Mekanisme Refraksi
Daya refraksi komponen optik, khususnya kornea dan lensa sangat berhubungan dengan
jarak antara kornea, lensa dan retina. Hal ini mempengaruhi jatuhnya cahaya pada retina. 4 Jika
cahaya jatuh tepat di retina, maka kondisi mata tersebut dinamakan emetropia. Mata emetropia
adalah kondisi mata normal, tidak membutuhkan koreksi apapun. Jika cahaya jatuh didepan
retina, maka kondisi ini dinamakan myopia atau rabun jauh. Pada mata myopia, lensa dan
kornea terlalu kuat atau sumbu bola mata terlalu panjang. Mata myopia dapat dikoreksi dengan
lensa konkaf
maksimal.
Jika cahaya jatuh dibelakang retina, maka keadaan ini disebut hipermetropi. Pada
mata hipermetropi, jarak antara kornea dan retina terlalu pendek sehingga menyebabkan
bayangan jatuh dibelakang retina. Kondisi ini dapat dikoreksi dengan lensa konveks atau lensa
sferik positif yang sekuat-kuatnya untuk memberikan visus maksimal.
Daya refraksi komponen optik, khususnya kornea dan lensa sangat berhubungan dengan
jarak antara kornea, lensa dan retina. Hal ini mempengaruhi jatuhnya cahaya pada retina. 5 Jika
cahaya jatuh tepat di retina, maka kondisi mata tersebut dinamakan emetropia. Mata emetropia
adalah kondisi mata normal, tidak membutuhkan koreksi apapun. Jika cahaya jatuh didepan
retina, maka kondisi ini dinamakan myopia atau rabun jauh. Pada mata myopia, lensa dan
kornea terlalu kuat atau sumbu bola mata terlalu panjang. Mata myopia dapat dikoreksi dengan
lensa konkaf
maksimal.
Jika cahaya jatuh dibelakang retina, maka keadaan ini disebut hipermetropi. Pada
mata hipermetropi, jarak antara kornea dan retina terlalu pendek sehingga menyebabkan
bayangan jatuh dibelakang retina. Kondisi ini dapat dikoreksi dengan lensa konveks atau lensa
sferik positif yang sekuat-kuatnya untuk memberikan visus maksimal.
berbagai macam huruf E dalam macam-macam ukuran dan bentuk serta arah.
3. Menguji kualitas penglihatan: diuji dengan kemampuan membaca jari-jari tangan.
4. Funduskopi:5 mengetahui adanya kelainan pada lensa, iris, vitreous humor, retina, pupil,
dan n.opticus. Teknik ini dilakukan dengan mengarahkan lampu oftalmoskop ke pupil
klien.
pada kornea.
Lupus; jika menyerang mata dapat mengakibatkan kebutaan.
Rabun senja; disebabkan karena kekurangan vitamin A. Bila tidak diobati akan
mengalami bintik putih, kemudian kornea mata akan mengering (Xeroftalmia), dan
Sedangkan kelainan pada mata yang mengakibatkan gangguan fungsi penglihatan adalah sebagai
berikut:
Astigmatisme; bervariasinya daya refraksi kornea atau lensa akibat kelainan dalam
bentuknya. Hal ini mengakibatkan distorsi pada citra yang terbentuk pada makula.
positif.
Presbiopi; diakibatkan oleh berkurangnya daya akomodasi baik dekat maupun jauh,
serta kurangnya daya pembiasan cahaya. Kelainan ini dapat dikoreksi dengan lensa
bifocal.
Stragismus atau juling; terjadi karena otot-otot penggerak bola mata tidak sama
panjang.
Buta warna; kelainan herediter yang mengakibatkan mata kurang peka terhadap satu
atau dua warna.
Degenerasi retina; rusaknya macula lutea yang mengakibatkan kesulitan dalam membaca dan
segala penglihatan yang membutuhkan daya penglihatan dekat
Kesimpulan
kita dapat melihat di sebabkan cahaya masuk melewati kornea, kemudian melewati retina yang
nantinya akan di refraksi oleh vitreous humor dan akhirnya jatuh pada satu titik yang bernama di
retina yang bernama macula lutea. Kemudia fotoreseptor yang ada pada retina akan mengirimkan
impuls ke akson sel ganglionik, lalu ke n.optikus yang kemudian akan mencapai thalamus
melalui chiasma optikus dan tractus optikus. Impuls akan di terima oleh corpus geniculatum
lateral dan mencapai korteks lingualis pada gyrus lingualis lobus occipitalis dimana area
Brodman 17 berada sebagai pusat visual primer.
Daftar Pustaka
1. Gunawijaya Fajar Arifin. Kumpulan foto mikroskopik histologi. Edisi ke-2. Jakarta:
Penerbit Universitas Trisakti; 2007.h.200-4.
2. Guyton Arthur C, Hall John E. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta: EGC;
2007.h.669-670.
3. Cameron JR, Skofronick JG, Grant RM. Fisika tubuh manusia. Edisi ke-2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006.hal 42-4
4. Alcamo IE., Krumhardt B. Anatomy and physiology the easy way. New York: Barrons
Educational Series; 2004. P.243
5. Lens A., Coyne S., Ledford JK. Ocular anatomy and physiology. New Jersey: SLACK
incorporated; 1999. P.3
6. Swartz MH. Textbook of physical diagnostic. Philadelphia: Saunders Company; 1989. P
.88-95