Anda di halaman 1dari 12

Anatomi Makro dan Mikro Mata serta Mekanisme

Penglihatan

Andri Hernadi Salampak Dehen


102015167
andri.2015fk167@civitas.ukrida.ac.id
Fakultas KedokteranUniversitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No.06 Jakarta Barat 11510
www.ukrida.ac.id

abstrak

Mata merupakan organ penglihatan dan memiliki fungsi utama untuk memfokuskan cahaya
ke retina. Pada mata, tiga lapisan utama yaitu lapisan tunika fibrosa, lapisan tunika vaskular
dan ketiga lapisan tunika nervosa. Mata juga memiliki struktur aksesori seperti alis mata,
kelopak mata, konjungtiva, dan apparatus lakrimal. Untuk mekanisme penglihatan ada lima
tahap yang dilalui, yaitu refraksi berkas cahaya, akomodasi bayangan, mengubah gelombang
cahaya menjadi impuls saraf, mengolah aktivitas saraf dari retina melalui nervus optikus,
kemudian mengolah impuls saraf di otak.

Kata Kunci : Konjungtiva, Apparatus lakrimal

abstract
The eye is the organ of vision and the main function is to focus light onto the retina. In the
eye, the three main layers of the layer of fibrous tunica, tunica vascular layer and the third
layer of the tunica nervosa. Mata also has accessory structures such as eyebrows, eyelids,
conjunctiva, and lacrimal apparatus. For visual mechanisms through which there are five
stages, namely the refraction of the light beam, accommodation shadow, change light waves
into nerve impulses, processing the neural activity of the retina via the optic nerve, then
processing the nerve impulses in the brain.

Keywords: conjunctiva, lacrimal Apparatus


Pendahuluan

Sungguh luar biasa kuasa Tuhan YME, yang telah menciptakan makhluk hidup beserta organ
tubuh yang dapat dimanfaatkan oleh makhluk tersebut, sebut saja manusia dengan memiliki
mata yang merupakan organ pengelihatan yang dapat mendeteksi cahaya, yang dilakukan
mata secara sederhana tidak lain hanyalah mengetahui apakah lingkungan sekitarnya gelap
ataukah terang, mata yang lebih kompleks digunakan untuk pengelihatan visual.
Dalam kehidupan sehari-hari kita menggunakan indera penglihatan kita. dalam melihat,
terjadi yang namanya mekanisme penglihatan. Untuk melihat selain mata yang berperan,
persarafan pada mata dan juga otot-otot rectus, obliquus sangat berperan dalam proses
penglihatan. Dalam makalah ini akan diuraikan struktur makroskopis, mikroskopis mata,
mekanisme penglihatan dan juga pemeriksaan visus (ketajaman mata).

Struktur Makro dan Mikro Mata

Lapisan Fibrosa Luar

Lapisan fibrosa luar terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama, posterior berwarna buram
(opaque) yang disebut sklera. Bagian mata yang disebut sklera ini memiliki membran yang
keras dan berfungsi untuk memberi bentuk bola mata.1 Sclera merupakan lapisan terluar,
berwarna putih, menempati 5/6 bagian posterior mata, disusun oleh jaringan ikat padat
kolagen dan serabut elastik. Sclera membantu mempertahankan bentuk mata, melindungi
struktur internal mata, dan tempat menempelnya otot yang menggerakkan mata. Sklera
dilapisi oleh konjugtiva yang direfleksikan ke bagian dalam kelopak mata dan berlanjut
dengan epitelium kornea yang menutupi kornea.2 Sclera bersambung ke arah anterior dengan
cornea. Cornea tidak berpembuluh darah, strukturnya transparan sehingga memungkinkan
cahaya dapat melaluinya masuk ke dalam mata, juga berperan dalam membiaskan cahaya
yang masuk. Cornea terdiri dari beberapa lapisan jaringan ikat dengan lapisan terluar terdiri
dari epitel berlapis banyak pipih, matriks jaringan ikat berisi serabut kolagen, elastik, dan
proteoglikan. Sifat transparan cornea disebabkan kandungan air yang rendah dan akibat
perubahan matriks proteoglikan.1 Adanya air proteoglikan mengganggu difusi cahaya,
sedangkan ketidakadaan air proteoglikan menurunkan ukuran dan tidak terganggunya cahaya
melewati matriks. Sedangkan jika sclera banyak mengandung air, menyebabkan proteoglikan
mengembang sehingga sclera tidak tembus cahaya.1,2
Gambar 1. Mata

Lapisan pembuluh darah dan Berpigmen ( Tengah )

Bagian mata yang berupa lapisan kedua adalah lapisan pembuluh darah dan berpigmen. Pada
bagian ini, terdiri atas tiga pembagian lagi yaitu koroid, badan silia, iris, kelenjar siliaris,
aqueous humor, iris, pupil dan lensa mata.2
Koroid merupakan bagian pada mata yang melapisi seluruh mata kecuali bagian depan mata.
Koroid (Choroid) berwarna coklat gelap dan memiliki fungsi untuk menyuplai darah ke
bagian mata yang lainnya khususnya retina.3
Badan silia atau badan siliaris merupakan lapisan tebal di bagian tengah yang terdiri atas
jaringan otot dan jaringan kelenjar. Badan silia (Ciliary body) adalah bagian mata yang
disebut sebagai otot akomodasi. Bagian mata yang memproduksi aqueous humour adalah
badan siliar. Otot otot siliaris mengontrol bentuk lensa sehingga dapat memfokuskan sinar
yang diterima dari jauh dan dekat kelenjar siliaris.2,3
Aqueous humor adalah cairan yang mengisi mata pada bagian depan lensa mata dan masuk
ke dalam melewati vena melalui lubang kecil pada sudut antara iris dan kornea.
Iris adalah bagian berwarna pada mata.3 Iris terletak di antara kornea dan lensa dan membagi
ruangan di antaranya menjadi bilik mata anterior dan bilik mata posterior. Iris tersusun atas
jaringan otot dengan susunan serat sirkular dan serat radiasi. Serat serat yang melingkar
berfungsi untuk kontraksi pupil dan dilatasi (perubahan membesarkan celah) serat serat
radiasi.4
Pupil merupakan bagian mata yang melekat yang berbentuk lingkaran. Terletak setelah iris
dan seperti muara yang terletak di bagian sentral. Pupil merupakan bagian mata yang akan
berkontraksi (menyempit, seperti diafragma pada kamera Nikon) untuk mencegah terlalu
banyak cahaya yang masuk ke mata.4,5 Bagian mata ini juga melakukan dilatasi (pembesaran
lubang) bila cahaya yang masuk kurang agar cahaya dapat sampai ke retina mata, contoh
ketika malam tiba.5

Gambar 2. Bagian bagian mata dan anatomi mata

Bagian Dalam Mata atau Lapisan Saraf

Bagian mata yang terletak paling dalam adalah retina. Retina adalah membran yang tersusun
atas serabut dan sel saraf batang (rodus) dan sel saraf kerucut (sel konus) yang memiliki
fungsi untuk menerima sinar cahaya tampak. Kedua jenis sel saraf yang terletak pada retina
memiliki fungsi yang berbeda. Sel kerucut (konus) berfungsi untuk penglihatan yang lebih
terperinci dan persepsi warna.4 Sedangkan sel batang berfungsi untuk gerakan obyek di
dalam lapang pandang, serta sel batang berfungsi lebih sensitif terhadap intensitas cahaya
rendah dan persepsi warna khusus hitam dan putih saja.4,5 Sel saraf kerucut (konus) terletak
paling banyak di dalam pusat mata sedangkan Sel batang terletak paling banyak di sekeliling
tepi retina. Pada sel batang retina, mengandung suatu pigmen yang disebut ungu visual.
Fungsi pigmen ini adalah untuk mensintesis vitamin A yang dibutuhkan. Kekurangan vitamin
A pada sel batang mengakibatkan buta senja. Dekat pusat belakang retina terdapat makula
latea. Makula latea adalah sebuah area oval yang berwarna kekuningan.6 Pada bagian ini,
hanya terdapat sel kerucut (sel konus) dan merupakan titik penglihatan paling sempurna. 3
mm dari sisi hidung makula latea terdapat diskus optik (optic disc). Diskus optik adalah area
tempat saraf saraf optik meninggalkan mata. Oleh karena itu, diskus optik (optic disc) sangat
sensitif terhadap cahaya. Diskus optik sering disebut sebagai bintik buta.5,6 bintik buta anda
dapat diketahui dengan melakukan percobaan sederhana, yaitu mengambil kertas A4 dan
pada bagian ujung kiri atas di beri tanda X dan pada ujung kanan atas diberi tanda titik besar.
Tutup mata kiri anda lalu fokuskan penglihatan pada tanda titik di kertas pada bagian kanan.
Tanda X akan sulit untuk terlihat tergantung luasan area bintik buta anda.4,6

Gambar 3. Bagian mata dan anatomi mata : retina dan saraf saraf mata

Bagian Mata : Isi Mata

Isi mata terdiri atas aqueous humour (dijelaskan sebelumnya), vitreous humour dan lensa.
Vitreous humor adalah subtansi jeli yang transparan (jernih) yang membentuk bola mata.
Lensa mata adalah bagian mata yang terletak di belakang iris dan didekat pupil. Bersifat
transparan, berbentuk bikonveks serta ditutupi oleh bagian transparan, kapsul elasltis, tempat
masuk ligamen masuk ke badan siliaris.7 Lensa mata disokong oleh ligamen suspensori yang
membuat lensa tetap diposisinya dan merupakan media yang digunakan otot otot siliaris
untuk menarik lensa sehingga mengubah ketajaman pandangan jarak dekat dan jarah jauh.5-7

Bagian Mata Untuk Proteksi Mata

Mata dengan fungsinya yang sangat penting dan struktur yang lembut membutuhkan
perlindungan atau proteksi. Oleh karena itu terdapat alis mata, kelopak mata, dan kelenjar
lakrimasi serta oleh tulang orbital yang tersimpan dalam jaringan lemak.
Alis berada dibagian atas mata yang berfungsi untuk melindungi mata dari cedera dan cahaya
yang terlalu banyak. Alis juga berfungsi untuk menahan keringat dengan rambutnya sehingga
tidak jatuh ke mata.6
Kelopak mata yang tersusun atas jaringan fibrosa yang ditutupi kulit dan dengan dibatasi
oleh membran mukosa. Bagian tepi kelopak mata terdapat bulu mata berupa rambut untuk
mencegah masuknya debu, serangga dan benda benda kecil lainnya masuk ke mata.6,7
Kelenjar lakrimalis tersusun atas kelenjar lakrimalis (lacrimal gland) yang terletak bagian
atas mata pada sisi bagian luar dan dan mensekresikan cairan lakrimasi ke dalam sakus
konjungtiva. Kanalikuli lakrimalis yang memanjang dari sudut bagian dalam kelopak mata
sampai ke sakus lakrimalis. Sakus lakrimalis (saccus lacrimalis)/lacrimal sac adalah

bagian dalam kel opak mata yang berada


pada lekukan tulang lakrimalis. Kemudian bagian kelenjar lakrimalis yang terakhir adalah
duktus nasolakrimalis (nasolacrimal duct), yang memanjang dari sakus lakrimalis hingga ke
arah bawah hidung.5-7
Kelenjar lakrimalis mengsekresikan cairan yang mengandung garam, air (water), dan
antibakteri yang disebut lisozim. Dengan adanya cairan ini, mata terlindungi dari serangan
bakteri dan debu serta mata tidak akan mengalami kekeringan.8

Otot-otot Pada Mata

Gambar 4. Otot-otot pada mata


medial rectus (MR) menggerakkan mata ke arah dalam atau mendekati hidung
(adduction)
lateral rectus (LR) menggerakan mata ke arah luar atau menjauhi hidung (abduction)
superior rectus (SR) menggerakkan mata ke atas (elevation)
o membantu otot superior oblique memutarkan bagian atas mata kearah mendekati
hidung (intorsion)
o membantu otot medial rectus melakukan gerakan adduction
inferior rectus (IR) menggerakkan mata ke bawah (depression)
o membantu otot inferior oblique memutarkan bagian tas mata ke arah menjauhi hidung
(extorsion)
o membantu oto lateral rectus melakukan gerakan abduction.
superior oblique (SO) memutarkan bagian atas mata mendekati hidung (intorsion)
o membantu gerakan depression dan abduction
inferior oblique (IO) memutarkan bagian atas mata menjauhi hidung (extorsion)
o membantu gerakan elevation dan abduction.

Otot-otot tersebut dipersarafi oleh :

superior oblique (SO)oleh nervus ke IV (Trochlear)


inferior oblique (IO) oleh nervus ke III (Oculomotor)
superior rectus (SR) oleh nervus ke III (Oculomotor)
inferior rectus (IR) oleh nervus ke III (Oculomotor)
medial rectus (MR) oleh nervus ke III (Oculomotor)
lateral rectus (LR) oleh nervus ke VI (Abducens)8

Adaptasi Gelap dan Terang

Bintik kuning merupakan bagian retia yang paling peka terhadap cahaya karena merupakan
tempat perkumpulan sel-sel syaraf yang berbentuk kerucut dan batang, Nah apa saja sih
fungsi dari sel kerucut dan sel batang, Berikut penjelasanya.7,8

Sel kerucut berfungsi untuk melihat di tempat yang terang. Sel ini memerlukan
protein iodopsin.
Sel batang berfungsi untuk melihat di tempat yang gelap. Sel ini memerlukan protein
mata yang disebut dengan rodopsin. Rodopsin bisa terbentuk jika terjadi
penggabungan iodopsin dan vitamin A.

contohnya jika kita berpindah dari tempat yang terang ke tempat yang lebih teduh maka yang
terjadi adalah kita tidak dapat melihat dengan jelas, hal ini tentu saja terjadi di akibatkan
karena pada waktu di tempat teduh di perlukan protein rodopsin yang merupakan
penggabungan antara iodopsin dan vitamin A.9 untuk pembentukan rodopsin tersebut
diperlukan waktu sehingga sebelum rodopsin terbentuk kita tidak bisa melihat dengan jelas
untuk beberapa saat di tempat teduh. Bintik buta adalah bintik pertemuan saraf-saraf atau
tempat keluarnya saraf mata menuju otak. Bintik buta tidak mengandung sel batang dan sel
kerucut sehingga tidak dapat menanggapi rangsangan cahaya.8,9

Mekanisme Penglihatan

Cahaya yang masuk melalui kornea diteruskan ke pupil. Pupil merupakan lubang
bundar anterior di bagian tengah iris yang mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata.
Pupil membesar bila intensitas cahaya kecil (bila berada di tempat gelap), dan apabila berada
di tempat terang atau intensitas cahayanya besar, maka pupil akan mengecil. 9 Yang mengatur
perubahan pupil tersebut adalah iris, yang merupakan cincin otot yang berpigmen dan tampak
di dalam aqueous humor, iris juga berperan dalam menentukan warna mata. Setelah melalui
pupil dan iris, maka cahaya sampai ke lensa. Lensa ini berada diantara aqueous humor dan
vitreous humor, melekat ke otototot siliaris melalui ligamentum suspensorium.10 Fungsi
lensa selain menghasilkan kemampuan refraktif yang bervariasi selama berakomodasi, juga
berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke retina. Apabila mata memfokuskan pada objek yang
dekat, maka otototot siliaris akan berkontraksi, sehingga lensa menjadi lebih tebal dan lebih
kuat, dan apabila mata memfokuskan objek yang jauh, maka otototot siliaris akan
mengendur dan lensa menjadi lebih tipis dan lebih lemah.9,10 Bila cahaya sampai ke retina,
maka selsel batang dan selsel kerucut yang merupakan selsel yang sensitif terhadap
cahaya akan meneruskan sinyalsinyal cahaya tersebut ke otak melalui saraf optik. Bayangan
atau cahaya yang tertangkap oleh retina adalah terbalik, nyata, lebih kecil, tetapi persepsi
pada otak terhadap benda tetap tegak, karena otak sudah dilatih menangkap bayangan yang
terbalik itu sebagai keadaan normal.11
Supaya benda terlihat jelas, mata harus membiaskan sinarsinar yang datang dari
benda agar membentuk bayangan tajam pada retina. Untuk mencapai retina, sinarsinar yang
berasal dari benda harus melalui lima medium yang indeks biasnya (n) berbeda: udara
(n=1,00), kornea (n=1,38), humor aqueous (n=1,33), lensa (n=1,40 (rata-rata)) dan humor
vitreous (n=1,34). Setiap kali sinar lewat dari satu medium ke medium yang lain, sinar itu
dibiaskan pada bidang batas. 10,11
Bagian terbesar dari daya bias mata bukan dihasilkan oleh lensa, akan tetapi terjadi
pada bidang batas antara permukaan anterior kornea dan udara, hal ini dapat terjadi karena
perbedaan indeks bias antara kedua medium ini cukup besar. Perbedaan indeks bias yang
kecil akan sangat menurunkan kekuatan pembiasan cahaya di kedua permukaan lensa.11

Gambar 5. Bagian anatomi mata

Jaras Penglihatan Saraf Cranial II, III, IV, VI

Optikus (N. II)

Di kiasma yang berada di anterior hipotalamus dan anterior dari ventrikel 3, akan
berkonfigurasi dimana serabut-serabut nervus optik yang berasal dari nasal akan mengadakan
persilangan sedangkan bagian temporal tetap akan berjalan pada sisi yang sama.8 Di daerah
ini sangat kaya akan vaskularisasi dimana pada daerah ini kiasma akan di suplai oleh
proximal arteri serebralis anterior dan arteri komunikans anterior, selain itu juga sangat
berdekatan dengan kelenjar hipofise.10,11

Dari kiasma, nervus optik berlanjut ke traktus optik dimana serabut nervus optik yang dari
temporal ipsilateral akan bergabung dengan bagian nasal kontralateral. Seluruh serabut
sebelum sampai ke korpus genikulatum lateral, sebagian akan menuju ke nukleus pretektal
yang akan mengatur reflex pupil sedangkan sebagian besar akan menuju ke nukleus nervus
optik yaitu korpus genikulatum lateral yang berperan dalam lintas penglihatan dan berlanjut
ke korteks penglihatan.9
Nervus optik merupakan saraf somatik spesial afferen yang artinya spesial sensoris yang
serabut sarafnya hanya di ada di intrakranial dan tidak ada di batang otak dan spesial sense
(hearing, vision, balance dan smell). Sel fotoreseptor pada retina menjadi reseptor dalam
menerima informasi visual. Informasi visual berupa cahaya yang akan diubah menjadi impuls
saraf yang akan dihantarkan oleh nervus optik sampai ke korteks penglihatan kita sehingga
akhirnya kita dapat melihat suatu objek .7

Oculomotorius (N. III)

Nervus okulomotor dalam perjalanannya akan melalui daerah-daerah sebagai berikut :

Bagian intraparenkim di mid brain. Serabut saraf berjalan dari nukleusnya di daerah dorsal
tegmentum midbrain, melewati red nukleus dan menuju ventral keluar ke mid brain pada
bagian medial dari pedunkulus serebri di colliculus superior.10

Bagian subarachnoid. Setelah keluar dari bagian ventral dari mesencephalon selanjutnya akan
memasuki ruang subarachnoid di depan midbrain pada fossa interpedunkular, dan lewat
diantara arteri cerebellaris superior dan arteri cerebralis posterior dan di proksimal dari arteri
komunikans posterior.9

Bagian sinus cavernosus. Sebelum memasuki sinus cavernosus nervus okulomotor akan
menembus duramater di dekat prosesus klinoideus posterior dan selanjutnya akan memasuki
sinus cavernousus yang juga berisi nervus trokhlearis, nervus abdusen, nervus trigeminus dan
arteri karotis interna. Nervus III akan berjalan di dinding lateral atas dari sinus cavernus
superior, tepat dibawah ligamentum petroclinoid.8

Bagian Orbita. N. III akan memasuki ruang orbita melalui fissura orbitalis superior, dan akan
membagi diri menjadi 2 cabang besar yaitu cabang superior yaitu levator palpebral dan m.
rektus superior. Di bagian cabang inferior, terdapat m. rektus medial, m. rektus inferior dan
m. obliqus inferior.8,11

Fungsinya ada 2 yaitu :

1.General Somatik efferen ( motoris) dimana serabut sarafnya yang berasal dari nukleus
motorik akan menginervasi 5 otot ekstra okuler , yaitu :

M. Rectus superior untuk pergerakan mata keatas

M. Rectus medial untuk pergerakan ke medial


M. Rectus inferior untuk pergerakan mata kebawah

M. Obliqus Superior untuk pergerakan mata ke atas dan ke medial

M Levator palpebra untuk pergerakan bola mata keatas

2.General Visceral Efferen yaitu serabut nervus okulomotor preganglionik para simpatis
yang berasal dari nukleus Edinger Westphal akan menginervasi otot spinkter pupil yang
akan mengkonstriksikan pupil dan muskulus siliaris yang akan mengatur akomodasi.8-10

Trochlearis (N. IV)

Perjalanan N. IV ini seakan sama dengan perjalan di N. III. Akan tetapi, N. IV ini sangat unik
karena serabut sarafnya yang berjalan ke dorsal akan menyilang garis tengah sebelum keluar
ke brainstem, akibatnya lesi setinggi nukleus akan bersifat kontralateral sedangkan pada
nervusnya akan ipsilateral.10
Serabut sarafnya setelah meninggalkan nukleusnya akan memutar ke caudal mesencephalon
di periaquaductal grey. Selanjutnya ke medial kembali untuk menyilang garis tengah dan
akhirnya akan keluar ke permukaan dorsal (bukannya ventral) antara pons dan midbrain
junction.9,11
Setelah menembus duramater akan memasuki sinus cavernosus di dinding lateralnya, dimana
akan bergabung bersama N. III , N.VI, a.karotis interna dan N. V. Nervus trokhlear
akanberada di bawah nervus III dan diatas dari cabang opthalmik dari nervus V. Akhirnya
akan memasuki fissura orbitalis superior tapi diluar dari annulus Zinn lalu berjalan diatasnya
dan akhirnya akan menginervasi m.obliqus superior.8,10
Nervus trokhlearis berfungsi sebagai general somatik efferent (motorik) yang akan
menginervasi m.oblique superior yang membuat bola mata bergerak ke bawah dan ke
lateral.10

Abducens (N. VI)

Nukleus nervus abdusen berada di medial dari nukleus nervus facialis di pons, serabut saraf
nervus abdusen akan berjalan keatas dan kedepan di dalam pons dan akhirnya keluar di
perbatasan bagian bawah pons dan bagian atas medulla oblongata.10

Serabut saraf selanjutnya memasuki ruang subarachnoid dan akan menembus duramater,
berjalan terus dibawah prosessus clinoid superior dan memasuki sinus cavernosus pada sisi
lateral dari arteri karotis interna, dimana nervus okulomotor, nervus trokhlearis dan nervus
opthalmikus berada di sisi lateral dari sinus cavernosus. Selanjutnya akan memasuki orbita
melalui fissura orbitalis superior dibawah vena oftalmika. Akhirnya berjalan diantara 2 caput
m.rektus lateral dan akan menginervasi muskulus tersebut. 10,11

Fungsinya sebagai General Somatik Efferent (motorik) dengan menginervasi otot m.rektus
lateral yang membuat bola mata bergerak ke arah lateral.9

Kesimpulan

Sistem penglihatan adalah bagian dari sistem indra yang membuat organisme mampu
melihat. Sistem penglihatan menafsirkan informasi dari cahaya untuk mendirikan representasi
dunia di sekeliling tubuh. Mata adalah alat utama sistem ini.
Mata adalah organ indra yang memiliki reseptor peka cahaya yang disebut fotoreseptor. Saraf
indra penglihatan, saraf optikus, oculomotoris, trochlearis, dan abducens.

Daftar Pustaka

1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Edisi ke-1. Jakarta: EGC; 2003
2. Eva P.R. Whitcher JP. Oftalmologi umum. Edisi ke-17. Jakarta: EGC; 2009
3. Craigmyle M.B.L. Histologi. Edisi ke-2. Jakarta: EGC; 2002
4. Corwin. E.j. Patofisiologi. Edisi ke-3. Jakarta: EGC; 2009
5. Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2011
6. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Edisi ke-10. Jakarta: EGC; 2002
7. Djojodibroto D. seluk beluk pemeriksaan kesehatan. Jakarta: Pustaka obor; 2001

8. Pearce, E.C. 2006. Anatomy & Physiology for Nurse. ( Anatomi dan Fisiologi untuk
Paramedis). Cetakan ke-28. Alih bahasa: Sri Yuliani Handoyo. Jakarta: PT Gramedia.
9. Ward, Jeremy P.T dkk. 2007. A Glance Fisiologi. Jakarta : Erlangga.
10. Sherwood. L.2004. Fisiologi Manusia: Dari sel ke Sistem
11. Guyton dan Hall.2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai