Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS LIMA KAUM I
Jl. Sudirman – Batusangkar, Telp.(0752) 72196

KERANGKA ACUAN
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS )

A. PENDAHULUAN

Pada sebagian besar balita sakit yang dibawa berobat ke Puskesmas , keluhan
tunggal kemungkinan jarang terjadi, menurut data WHO, tiga dari empat balita sakit
seringkali memiliki banyak keluhan lain yang menyertai dan sedikitnya menderita 1 dari
5 penyakit tersering pada balita yang menjadi fokus MTBS. Pendekatan MTBS dapat
mengkoordinir hal ini karena dalam setiap pemeriksaan MTBS, semua aspek / kondisi
yang sering menyebabkan keluhan anak akan ditanyakan dan diperiksa.

Menurut laporan Bank Dunia ( 1993 ), MTBS merupakan jenis intervensi yang cost
effective yang memberikan dampak terbesar pada beban penyakit secara global. Bila
Puskesmas menerapkan MTBS berarti turut membantu dalam upaya pemerataan
pelayanan kesehatan dan membuka akses bagi seluruh lapisan masyarakat untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang terpadu.

B. LATAR BELAKANG

Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007,
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia sebesar 34/1000 kelahiran hidup. Bila angka
ini dikonversikan secara matematis, maka setidaknya terjadi 400 kematian bayi perhari
atau 17 kematian bayi setiap 1 jam di seluruh Indonesia, sedangkan Angka Kematian
Balita (AKBAL) sebesar 44/1000 kelahiran hidup yang berarti terjadi 529 kematian/hari
atau 22 kematian balita setiap jamnya. Bila kita mencoba menghitung lebih jauh lagi,
berarti terjadi lebih dari 15.000 kematian balita setiap bulannya.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, ada beberapa penyakit
utama yang menjadi penyebab kematian bayi dan balita. Pada kelompok bayi (0-11
bulan), dua penyakit terbanyak sebagai penyebab kematian bayi adalah penyakit diare
sebesar 31,4% dan pneumonia 24%, sedangkan untuk balita, kematian akibat diare
sebesar 25,2%, pneumonia 15,5%, Demam Berdarah Dengue (DBD) 6,8% dan campak
5,8%.

Berdasarkan data diatas WHO dan UNICEF terdorong ubtuk mengembangkan


suatu strategi yang disebut Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).MTBS merupakan
pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana balita sakit di fasilitas pelayanan kesehatan
dasar. Dalam pelayanan dengan pendekatan MTBS selain upaya kuratif juga dilakukan
sekaligus upaya promotif dan preventif. MTBS diracang terutama untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh para medis dengan mengintegrasikan
kegiatan manajerial seperti pelatihan, supervisi, komunikasi, monitoring dan evaluasi.

C. TUJUAN
a. Tujuan Umum :
- Sebagai pedoman kerja bagi petugas dalam pelayanan balita sakit.

b. Tujuan Khusus :
 Meningkatkan keterampilan petugas.
 Menilai, mengklasifikasi dan mengetahui resiko dari penyakit yang timbul.
 Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan dirumah.
 Memperbaiki sistem kesehatan.

D. KEGIATAN POKOK

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management of


Childhood Illness (IMCI) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam
tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita)
secara menyeluruh. MTBS bukan merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu
pendekatan/cara menatalaksana balita sakit.Konsep pendekatan MTBS yang pertama kali
diperkenalkan oleh WHO merupakan suatu bentuk strategi upaya pelayanan kesehatan
yang ditujukan untuk menurunkan angka kematian, kesakitan dan kecacatan bayi dan
anak balita di negara-negara berkembang.

Pendekatan MTBS di Indonesia pada awalnya dimanfaatkan untuk meningkatkan


kualitas pelayanan kesehatan di unit rawat jalan kesehatan dasar (Puskesmas dan
jaringannya termasuk Pustu, Polindes, Poskesdes, dll).Upaya ini tergolong lengkap untuk
mengantisipasi penyakit-penyakit yang sering menyebabkan kematian bayi dan balita di
Indonesia.Dikatakan lengkap karena meliputi upaya preventif (pencegahan penyakit),
perbaikan gizi, upaya promotif (berupa konseling) dan upaya kuratif (pengobatan)
terhadap penyakit-penyakit dan masalah yang sering terjadi pada balita.

E. RINCIAN KEGIATAN

Proses manajemen kasus disajikan dalam suatu bagan yang memperlihatkan urutan
langkah – langkah dan penjelasan cara pelaksanaannya. Langkah – langkahnya yaitu :
a. Menilai dan membuat klasifikasi anak sakit umur 2 bulan – 5 tahun.
Menilai anak maksudnya adalah melakukan penilaian dengan cara anamnesis
dan pemeriksaan fisik.
b. Menentukan tindakan dan memberi pengobatan.
Membuat klasifikasi diartikan membuat sebuah keputusan mengenai kemungkinan
penyakit atau masalah serta tingkat keparahannya.Memilih suatu kategori atau
klasifikasi untuk setiap gejala utama yang berhubungan dengan berat ringannya
penyakit. Klasifikasi merupakan suatu kategori untuk menentukan tindakan, bukan
sebagai diagnose spesifik penyakit. Menentukan tindakan dan memberi pengobatan di
fasilitas kesehatan sesuai dengan klasifikasi, memberi obat untuk diminum di rumah
dan juga mengajari ibu tentang cara memberikan obat serta tindakan lain yang harus
dilakukan di rumah.
c. Memberi konseling bagi ibu.
Memberi konseling bagi ibu juga termasuk menilai cara pemberian makan anak,
member anjuran pemberian makan yang baik untuk anak serta kapan harus membawa
anaknya kembali ke fasilitas kesehatan.
d. Manajemen terpadu bayi muda umur kurang dari 2 bulan, memberi pelayanan tindak
lanjut.
Manajemen terpadu bayi muda meliputi menilai dan membuat klasifikasi, menentukan
tindakan dan memberi pengobatan, konseling, dan tindak lanjut pada bayi umur kurang
dari 2 bulan baik sehat maupun sakit. Pada prinsipnya, proses manajemen kasus pada bayi
muda umur kurang dari 2 bulan tidak berbeda dengan anak sakit umur 2 bulan tidak
berbeda dengan anak sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun. Memberi pelayanan tindak
lanjut berarti menentukan tindakan dan pengobatan pada saat anak datang untuk
kunjungan ulang.
Kegiatan MTBS memiliki 3 komponen khas yang menguntungkan, yaitu :
a. Meningkatkan keterampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus balita
sakit (selain dokter, petugas kesehatan non dokter, dapat pula memeriksa dan
menangani pasien apabila sudah dilatih ).
b. Memperbaiki system kesehatan (perwujudan terintegrasinya banyak program
kesehatan dalam 1 kali pemeriksaan MTBS)
c. Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah dan upaya
pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan pemberdayaan masyarakat
dalam pelayanan kesehatan).

F. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Pada pelaksanaan manajemen terpadu balita sakit pada umur 2 bulan sampai dengan
5 tahun tahap pelaksanaan sama seperti pada bayi umur kurang dari 2 bulan yaitu dengan
tahap penilaian dan gejala, tahap kalisifikasi dan tingkat kegawatan, tahap tindakan dan
pengobatan, tahap pemberian konseling dan tahap pelayanan tindak lanjut, adapun secara
jelas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Penilaian Tanda & Gejala
2. Penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan
3. Penentuan Tindakan & Pengobatan
4. Pemberian Konseling
5. Pemberian Pelayanan dan Tindak Lanjut

Pelaksanaan MTBM pada bayi umur kurang dari 2 bulan, proses manajemen kasus
disajikan dalam bagan yang memperlihatkan urutan langkah-langkah dan penjelasan cara
pelaksanaannya:
1. Penilaian dan klasifikasi
2. Tindakan dan Pengobatan
3. Konseling bagi ibu
4. Pelayanan Tindak lanjut

Dalam perkembangannya mencakup Manajemen Terpadu Bayi Muda umur kurang


dari 2 bulan baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Umur 2 tahun tidak termasuk pada
Bayi Muda tapi ke dalam kelompok 2 bulan sampai 5 tahun.Bayi Muda mudah sekali
menjadi sakit, cepat menjadi berat dan serius bahkan meninggal terutama pada satu
minggu pertama kehidupan bayi. Penyakit yang terjadi pada 1 minggu pertama kehidupan
bayi hampir selalu terkait dengan masa kehamilan dan persalinan. Keadaan tersebut
merupakan karakteristik khusus yang harus dipertimbangkan pada saat membuat
klasifikasi penyakit. Pada bayi yang lebih tua pola penyakitnya sudah merupakan
campuran dengan pola penyakit pada anak. Sebagian besar ibu mempunyai kebiasaan
untuk tidak membawa Bayi Muda ke fasilitas kesehatan. Guna mengantisipasi kondisi
tersebut program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) memberikan pelayanan kesehatan pada
bayi baru lahir melalui kunjungan rumah oleh petugas kesehatan.

Melalui kegiatan ini bayi baru lahir dapat dipantau kesehatannya dan didekteksi
dini.Jika ditemukan masalah petugas kesehatan dapat menasehati dan mengajari ibu
untuk melakukan Asuhan Dasar Bayi Muda di rumah, bila perlu merujuk bayi segera.
Proses penanganan Bayi Muda tidak jauh berbeda dengan menangani balita sakit umur 2
bulan sampai 5 tahun.

G. SASARAN MTBS& MTBM

 Sasaran MTBS adalah semua anak balita sakit yang berkunjung ke


Puskesmas, Pustu, Polindes.
 Sedangkan sasaran MTBM adalah semua bayi yang berumur 0-2 bulan baik
dalam keadaan sehat maupun sakit.
H. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

 Setiap anak balita sakit yang berkunjung ke Puskesmas, Pustu, Polindes.


 Semua bayi yang umurnya kurang dari 2 bulan yang berkunjung ke tenaga
kesehatan di tingkat dasar.

I. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Setiap kegiatan yang telah dilakukan, di evaluasi untuk langkah selanjutnya
dan di laporkan setiap bulannya.

J. PENCATATAN , PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dilakukan setiap hari kunjungan dan dilaporkan setiap bulannya.

KESIMPULAN

MTBS bila dilaksanakan dengan baik, upaya ini tergolong lengkap untuk
mengantisipasi penyakit-penyakit yang sering menyebabkan kematian bayi dan
balita.Dikatakan lengkap karena meliputi upaya kuratif (pengobatan), preventif
(pencegahan), perbaikan gizi, imunisasi dan konseling (promotif).Badan Kesehatan Dunia
WHO telah mengakui bahwa pendekatan MTBS sangat cocok diterapkan negara-negara
berkembang dalam upaya menurunkan kematian, kesakitan dan kecacatan pada bayi dan
balita.

Mengetahui Pengelola Program Anak


Ka. UPT Puskesmas Lima Kaum I

Dr.Hj. Susi Julianti Endri Yanti Amd Kep


Nip.19650409 198803 2 003 Nip.196910251991012001

Anda mungkin juga menyukai